Anda di halaman 1dari 14

NAMA : ABDUL RAHMAN LALANG KELAS/NO ABSEN : F/ 14

TUGAS 11. DRAINASE KELAS F 301021

REVIEW PERTEMUAN 11

DRAINASE KHUSUS, DRAINASE JALAN DAN DRAINASE


KESEHATAN

DOSEN :

IR. I MADE UDIANA, MT.

KELOMPOK 5

1 ABDUL RAHMAN LALANG NIM:1606010152

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
MATERI PERTEMUAN 11 (291021)
1. Drainase Khusus
Suatu lahan biasanya perlu dilakukan drainase khusus, yaitu tempat yang
praktis selalu tergenang air. Dengan demikian tanah mempunyai sifat kurang
matang (tidak subur), ada kendala-kendala tertentu seperti kemungkinan
terdapatnya pirit di bawah permukaan tanah yang biasa menjelma menjadi tanah
sulfat masam kalau ada drainase yang berlebihan. Daya dukung tanah kecil hingga
sebagai perletakan pondasi kurang menguntungkan.
5.1 Drainase Jalan
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Sistem drainase permukaan mencakup 2 hal yaitu:
1. Drainase air limbah, dimaksudkan untuk membuang air limbah (air kotor dari
rumah tangga, limbah cair dari pabrik dan sebagainya) ke instalasi pengolah air
limbah;
2. Drainase air hujan, dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kerusakan jalan akibat air hujan.
Air hujan yang jatuh ke permukaan jalan atau badan jalan mempunyai 3
kemungkinan:
1. Bergerak sebagai aliran air permukaan;  
2. Menguap;
3. Merembes ke dalam tanah atau perkerasan jalan sebagai air infiltrasi.
Drainase air limbah bisa dibuat khusus untuk:
1. Mengalirkan air limbah saja  
2. Selain untuk membuang air limbah juga disiapkan untuk menampung air hujan
dari halaman atau atap rumah sekaligus menggelontorkan air limbah
3. Sekaligus berfungsi untuk menampung dan membuang air limbah maupun air
hujan baik yang berasal dari sebelah luar badan jalan (dari atap rumah,
halaman rumah, lereng tanah di atas selokan) atau air hujan yang berasal dari
permukaan jalan.
5.1.1 Drainase Permukaan (Surface Drainage)
Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada di atas permukaan
tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya
merupakan analisa open channel flow .
Dalam langkah awal perencanaan sistem drainase adalah analisi hidrologi, system
drainase  permukaan pada jalan raya mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
a) Membawa air hujan dari permukaan jalan ke pembuangan air
b) Menampung air tanah (dari subdrain) dan air permukaan yang mengalir
menuju jalan
c) Membawa air menyebrang alinyemen jalan secara terkendali
Fungsi pertama dan kedua dikendalikan oleh komponen drainase memanjang,
sementara fungsi ketiga memerlukan drainase ketiga, seperti culvert, gorong –  gorong,
dan jembatan.
1. Drainase Memanjang
Kemiringan memanjang untuk bahu jalan diharuskan tidak kurang 0,3% dan
untuk daerah yang sangat datar tidak kurang dari 0,2%. Saluran terbuka di tepi
jalan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya menjadi parit atau selokan, talang,
salurang menikung keluar, dan saluran curam. Bangunan drainase memanjang,
antara lain :
a) Parit / selokan (ditch)  

Gambar 1. Parit/Selokan
b) Talang (gutters)

Gambar 2. Talang (Gutters)


c) Saluran menikung keluar (turnouts)

Gambar 3. Saluran Menikung Keluar (Turnouts)


d) Saluran curam (chutes)
Gambar 4. Saluran Curam (Chutes)
2. Drainase Melintang
Saluran melintang sering menelan biaya yang cukup besar, oleh karena itu
sangat penting untuk melakukan analisis semua drainase melintang utama
sepanjang alinyemen  jalan. Tipe drainase melintang dapat berupa:
a) Fords

Gambar 5. Fords
b) Drifts

Gambar 6. Drifts
c) Gorong– Gorong (culverts)

Gambar 7. Gorong-gorong (Culverts)


d) Jembatan

Gambar 8. Jembatan
Sistem drainase permukaan pada umumnya terdiri dari:
1. Kemiringan Melintang pada Bahu Jalan dan Perkerasan Jalan
a) Pada daerah jalan yang datar dan lurus
Penanganan pengendalian air untuk daerah ini biasanya dengan membuat
kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari mulai dari tengah
perkerasan menurun/melandai ke arah selokan samping. Besarnya
kemiringan bahu jalan biasanya diambil 2% lebih besar daripada
kemiringan permukaan jalan. Besarnya kemiringan melintang normal
pada perkerasan jalan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kemiringan Melintang Normal Perkerasan Jalan

b) Daerah jalan yang lurus pada tanjakan/penurunan


Penanganan pengendalian air pada daerah ini perlu mempertimbangkan
pula besarnya kemiringan alinyemen vertikal jalan yang berupa tanjakan
dan turunan, supaya aliran air secepatnya bisa mengalir ke selokan
samping. Untuk itu maka kemiringan melintang perkerasan jalan
disarankan agar menggunakan nilai-nilai maksimum pada tabel 1.

c) Pada Daerah Tikungan


Kemiringan melintang perkerasan jalan pada daerah ini biasanya harus
mempertimbangkan pula kebutuhan kemiringan jalan menurut
persyaratan alinyemen horisontal jalan, karena itu kemiringan perkerasan
jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan menurun/melandai ke sisi
dalam tikungan. Besarnya kemiringan pada daerah ini ditentukan oleh
nilai maksimum dari kebutuhan kemiringan alinyemen horisontal atau
kebutuhan kemiringan menurut keperluan drainase.
Gambar 9. Kemiringan Melintang Pada Daerah Tikungan
2. Selokan samping
Selokan samping adalah selokan yang dibuat disisi kiri dan kanan badan jalan.
a) Fungsi Selokan Samping
 Menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan
 Menampung dan membuang air yang berasal dari daerah pengaliran
sekitar  jalan
 Dalam hal pengaliran luas sekali atau terdapat air limbah , maka untuk
itu harus dibuat sistem drainase terpisah/tersendiri  
b) Bahan Bangunan Selokan Samping
Pemilihan jenis material untuk selokan samping umumnya ditentukan oleh
besarnya kecepatan rencana aliran air yang akan melewati selokan samping
sedemikian sehingga material dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kecepatan aliran air yang diizinkan berdasarkan jenis material
Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat penampang hidrolis sifat
penampang saluran, salah satunya adalah kemiringan saluran.
c) Pematah Arus/Check Dam
Pada suatu selokan samping yang relatif panjang dan mempunyai
kemiringan cukup mempunyai kemiringan cukup  besar, kadang-kadang
diperlukan pematah arus (check dam) untuk mengurangi mengurangi
kecepatan aliran.
Pemasangan jarak check dam (L) biasanya ditentukan sebagai berikut:
d) Penampang Melintang Selokan Samping
Pemilihan tipe penampang selokan samping didasarkan atas:
 Kondisi tanah dasar
 Kedudukan muka air tanah
 Kecepatan aliran air
3. Gorong-Gorong
a) Fungsi
Fungsi gorong-gorong adalah mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi
lainnya. Untuk itu desainnya harus juga mempertimbangkan faktor hidrolis
dan struktur supaya gorong-gorong dapat berfungsi mengalirkan air dan
mempunyai daya dukung terhadap beban lalu lintas dan timbunan tanah.  
b) Tipe/Jenis Kontruksi
Mengingat fungsinya maka gorong-gorong disarankan dibuat dengan tipe
konstruksi yang permanen (pipa/kotak beton, pasangan batu, armco) dan
umur rencana 10 tahun.
c) Komposisi Gorong-gorong
Bagian utama gorong-gorong terdiri atas:
 Pipa : kanal air utama
 Tembok kepala : Tembok yang menopang ujung dan lereng jalan.
Tembok  penahan yang dipasang  penahan yang dipasang bersudut
dengan tembok kepala, untuk menahan bahu dan kemiringan jalan.
 Apron (dasar) : Lantai dasar dibuat pada tempat masuk untuk
mencegah terjadinya erosi dan dapat berfungsi sebagai dinding
penyekat lumpur.
Bentuk gorong-gorong umumnya tergantung pada tempat yang ada dan
tingginya timbunan.
d) Penempatan Gorong-gorong
Dalam perencanaan jalan, penempatan dan penentuan jumlah gorong-
gorong harus diperhatikan terhadap fungsi dan medan setempat. Agar
dapat berfungsi dengan baik, maka gorong-gorong ditempatkan pada:
1) Lokasi jalan yang memotong aliran air
2) Daerah cekung, tempat air menggenang
3) Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air dapat merusak
lereng dan badan  jalan
4) Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan
minimum 60 cm
Di samping itu juga harus memperhatikan faktor-faktor lain sebagai
bahan pertimbangan, yaitu:
 Aliran air alamiah
 Tempat air masuk
 Sudut yang tajam pada bagian pengeluaran
Dengan memperhatikan faktor tersebut maka penempatan gorong-gorong
disarankan untuk daerah datar. Disarankan dengan jarak maksimum 300
m.
5.1.2 Drainase Bawah Permukaan (Sub Surface Drainage)
Drainase bawah permukaan berfungsi menurunkan muka air tanah dan mencegat
serta membuang air infiltrasi dari daerah sekitar jalan dan permukaan jalan atau air yang
naik dari subgrade jalan. Air masuk ke dalam struktur perkerasan berupa penetrasi air
hujan melalui retak-retak, sambungan, permukaan perkerasan, bahu jalan, hasil infiltrasi
air tanah dari muka air tanah yang tinggi, akuifer yang terpotong, dan sumber air lokal.
Sedangkan 2 fungsi utamanya ialah:
a. menurunkan muka air tanah sampai kedalaman min 1.00 m di bawah permukaan
tanah (di dalam base,urugan tanah atau tanah)
b. mencegat air dari daerah sekitar agar tidak merembes ke dalam urugan tanah.
Pengaruh Air pada Perkerasan Jalan, yakni :
a. Air menurunkan kekuatan material butiran lepas dan tanah subgrade.
b. Air menyebabkan penyedotan (pumping) pada perkerasan beton yang dapat
menyebabkan retakan dan kerusakan bahu jalan.
c. Tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakan kendaraan menyebabkan
penyedotan material halus pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yang
mengakibatkan hilangnya daya dukung.
d. Kontak dengan air yang menerus dapat menyebabkan penelanjangan campuran
aspal dan daya tahan keretakan beton.
e. Air menyebabkan perbedaan tekanan pada tanah yang bergelombang.

Metode Pengendalian Air Pada Perkerasan Jalan yakni :


1. Mencegah air masuk ke dalam perkerasan
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yakni :
a. Memerlukan penangkap air tanah (interceptor).  
b. Memerlukan penutup permukaan perkerasan
Untuk melayani drainase permukaan,  permukaan jalan ke arah melintang pada
semua penampang dibuat miring ke arah luar, kecuali superelevasi pada
tikungan yang mengarahkan semua air ke arah dalam.
2. Menyediakan sistem drainase yang dapat membuang air secepatn secepatnya
Pada peristiwa masuknya air ke dalam struktur perkerasan melalui infiltrasi atau
air tanah, air tersebut harus dibuang secepatnya sebelum menyebabkan
kerusakan.
Ada 3 jenis yang dapat diterapkan, secara individu atau kombinasi, yaitu :
a. Lapisan drainase atau blanket  
b. Drainase memanjang
c. Drainase melintang
3. Membangun perkerasan yang cukup kuat untuk bertahan terhadap kombinasi
pengaruh beban dan air, dapat dilakukan dengan cara :
a. Penggunaan Penggunaan HMA (Hot Mixed Asphalt) dan PCC (Portland
Cement Concrete) yang tebal dapat mengurangi tekanan hidrodinamis dan
pengaruh perusaknya secara signifikan.  
b. Sangat dianjurkan untuk membuat perkerasan aspal untuk keseluruhan
ketebalan.
c. Pergerakan uap dapat menjadi penyebab utama masuknya kelengasan dan
menjenuhkan butiran dasar.
d. Jika tak dilengkapi lapisan drainase, perencanaan ketebalan harus
berdasarkan tanah dasar jenuh.

Gambar 10. Sistem Drainase Bawah Permukaan (Sub Surface Drainage)

5.1.3 Fungsi Drainase Jalan


Fungsi drainase jalan dengan demikian ada 2 (dua) cakupan yaitu :
a. Memperkecil kemungkinan menurunnya daya dukung subgrade karena kadar
airnya naik melebihi kadar air optimum sebagai akibat dari merembesnya air
hujan ke dalam subgrade melalui pori-pori perkerasan jalan atau berasal dari
air tanah yang naik ke permukaan;
b. Memperkecil kemungkinan rusaknya perkerasan jalan sebagai akibat
terendamnya  perkerasan jalan oleh genangan air hujan.

5.1.4 Prinsip Perencanaan Drainase Jalan


Prinsip-prinsip umum perencanaan drainase jalan:
1. Daya Guna dan Hasil Guna (Efektif dan Efisien)
Perencanaan drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas
drainase sebagai penampung, pembagi, dan pembuang air dapat sepenuhnya
berdaya guna dan berhasil guna.
2. Ekonomis dan Aman
Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan
faktor ekonomis dan faktor keamanaan
3. Pemeliharaan
Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan
dan nilai ekonomis dari pemeliharaan sistem drainase tersebut.
5.2 Drainase Kesehatan
1. Tujuan
Drainase untuk penyehatan lingkungan antara lain merupakan usaha untuk
memberantas nyamuk yang menjadi sumber penyakit malaria dan demam
berdarah dengan cara pemutusan siklus kehidupan nyamuk di air disamping
upaya pemberantasan dengan insektisida dan larvasida. Pada daerah-daerah
dengan kepadatan penduduk yang padat dan cenderung menjadi daerah kumuh,
masalah kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana drainase yang
memadai.
2. Kriteria
Perencanaan drainase untuk penyehatan lingkungan dengan memperhitungkan
siklus hidup nyamuk pada umumnya 7-10 hari.
Untuk memutuskan siklus hidupnya, perlu diciptakan suatu lingkungan yang
tidak menunjang berkembang biaknya nyamuk dengan :
1) Menghindari genangan air di permukaan tanah dengan membuat sistem
drainase yang memadai.
2) Meninggikan permukaan tanah pada tempat-tempat yang berbentuk
cekungan agar tidak terjadi genangan air.

Anda mungkin juga menyukai