BAB I
PENGERTIAN TENTANG DRAINASE JALAN
1.1. Umum
Secara umum yang dimaksud dengan pengertian drainase jalan adalah setiap
usaha pengeringan/pembuangan kelebihan air di suatu daerah, baik air permukaan
maupun air di bawah permukaan tanah. Pembuangannya dapat ke penampungan
alami seperti sungai atau danau, atau ke penampungan buatan misalnya saluran,
bangunan peresapan. Pembuangan ini dapat dilakukan secara alami dengan
menggunakan gaya gravitasi ataupun dengan cara mekanis yaitu dipompa, atau
kombinasi keduanya.
Sementara bangunan drainase jalan adalah prasarana yang berfungsi untuk melindungi
monstruksi jalan dari bahaya limpasan air permukaan atau air tanah yang akan
merembes ke dalam badan jalan dengan mengalirkannya ke penampungan atau sumur
resapan.
1.2. Tujuan
Tujuan drainase jalan adalah mengelola kelebihan air permukaan dan bawah
permukaan tanah yang dapat menjadi salah satu penyebab kerusakan konstruksi jalan
dengan cara mempertahankan kadar air pada badan jalan supaya tidak berlebihan.
Upaya-upaya drainase jalan ini mencakup:
1. Pengumpulan dan pembuangan air permukaan dari perkerasan jalan dan
daerah sekitarnya dengan cara membangun saluran samping atau side
ditch.
2. Pengumpulan dan pembuangan air tanah dari bagian bawah (pondasi jalan)
dan pertemuan antara bagian pondasi dengan tanah dasar, dengan cara
membuat saluran drainase bawah tanah atau sub-drain.
3. Melindungi atau memperlambat terjadinya erosi di badan jalan.
4. Pengumpulan dan pembuangan air pada jalur jalan yang berpotongan
dengan saluran alam, saluran irigasi dan aliran air lainnya dari satu sisi jalan
Pemeliharaan Jalan 1
Pemeliharaan Drainase Jalan
Ditinjau dari fungsi dan tujuannya drainase jalan dibagi menjadi dua, yaitu:
drainase permukaan (surface drainage) dan drainase bawah permukaan (sub-surface
drainage).
Drainase permukaan
Sistem drainase permukaan berfungsi untuk mengendalikan limpasan air hujan
di permukaan jalan dan dari daerah di sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan
seperti misalnya kerusakan akibat banjir yang melimpas di atas perkerasan jalan atau
kerusakan pada badan jalan akibat erosi.
Pada prinsipnya sistem drainase permukaan jalan terdiri dari komponen-
komponen sebagai berikut:
Pemeliharaan Jalan 2
Pemeliharaan Drainase Jalan
Supaya air hujan yang jatuh di atas permukaan jalan dapat segera dibuang ke saluran
samping maka kemiringan melintang perkerasan dan bahu jalan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pemeliharaan Jalan 3
Pemeliharaan Drainase Jalan
Untuk mempercepat
keluarnya aliran tersebut dari
daerahperkerasan jalan dan
meminimalkan kemungkinan
rusaknya perkerasan jalan akibat
aliran ini maka pada badan jalan
dapat dipertimbangkan pembuatan
selokan-selokan kecil melintang
bahu jalan dengan jarak tertentu.
c. Di daerah tikungan.
Pemeliharaan Jalan 4
Pemeliharaan Drainase Jalan
Saluran samping jalan adalah saluran yang dibuat di sisi kiri dan kanan dari badan
jalan yang berfungsi dan harus diperhitungkan mampu untuk:
Menampung dan mengalirkan air hujan yang berasal dari permukaan
perkerasan jalan.
Menampung dan mengalirkan air hujan yang berasal dari daerah penguasaan
jalan dan atau dari daerah pengaliran (catchment area) di sekitar saluran
samping jalan.
3. Gorong-gorong (culvert).
Pemeliharaan Jalan 5
Pemeliharaan Drainase Jalan
Mengalirkan air dari saluran samping di satu sisi jalan ke sisi jalan yang lainnya
untuk dibuang ke luar, misalnya ke lembah-lembah atau sungai-sungai di
sekitar jalan.
Material untuk gorong-gorong ada dua macam, yaitu beton bertulang dan baja.
Beton bertulang dapat berpenampang lingkaran atau kotak (box culvert) dengan
berbagai macam ukuran.
Gorong-gorong baja umumnya lebih praktis dan dapat memiliki dimensi yang lebih
besar daripada gorong-gorong beton. Bentuk-bentuk penampang yang biasa dikenal
adalah lingkaran dan elipsoida.
Kadang-kadang air yang harus ditampung oleh saluran samping yang berasal dari
daerah pengaliran (catchment area) di sebelah luar saluran samping jalan mempunyai
debit yang besar. Hal ini dapat terjadi pada jalan yang berada di daerah-daerah
perbukitan atau pegunungan.
Pada keadaan yang demikian, untuk memperoleh dimensi saluran samping jalan
yang masih cukup tepat dan atau tidak terlampau besar serta untuk menghindari
terjadinya erosi pada lereng tebing di samping jalan maka tidak seluruh aliran air
ditampung kedalam saluran samping jalan tetapi ditangkap atau dicegat dahulu oleh
saluran penangkap. Untuk itu maka saluran penangkap ini harus dibuat disebelah atas
saluran samping atau diatas lereng galian, untk selanjutnya air dibuang ketempat lain.
Dengan dibangunnya saluran penangkap tidak seluruh aliran air dari daerah pengaliran
di bagian atas lereng galian akan menuju ke saluran samping jalan. Selain itu saluran
penangkap juga dapat berfungsi untuk mengamankan stabilitas lereng tebing.
Beberapa hal yang sangat berpengaruh dan harus diperhatikan dengan baik
dalam merencanakan potongan memanjang saluran pembuang samping jalan adalah:
(1) Tinggi muka air outlet rencana saluran, (2) Kemiringan topografi lokasi rencana
saluran; dan (3) Lengkung/belokan rencana saluran.
Pemeliharaan Jalan 6
Pemeliharaan Drainase Jalan
Supaya air disaluran pembuang samping jalan dapat mengalir dengan baik maka
perencanaan tinggi muka air di saluran harus dilaksanakan dengan mengacu kepada
tinggi muka air rencana di outlet saluran tersebut.
Perencanaan tinggi muka air di saluran pembuang harus dilakukan dari arah paling hilir
(outlet) ke arah hulu. Dalam perencanaan tersebut harus diperhatikan juga tinggi
muka air di bagian pertemuan dengan saluran-saluran lain yang direncanakan mengalir
masuk ke saluran pembuang samping jalan.
Muka air rencana pada outlet saluran pembuang samping jalan sebaiknya
diambil acuan sebagai berikut:
Bila rencana outlet adalah sungai maka elevasi muka air sungai yang sesuai
dengan banjir dengan periode ulang lima kali per tahun,
Bila rencana outlet adalah saluran pembuang lain yang tingkatannya lebih
tinggi maka elevasi muka air rencana adalah elevasi dari saluran pembuang
tersebut,
Bila rencana outlet adalah lokasi yang terpengaruh pasang surut air laut maka
elevasi adalah muka air laut rata-rata (mean sea level/MSL).
Pemeliharaan Jalan 7
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 8
Pemeliharaan Drainase Jalan
Air tanah yang berkumpul di bawah dan atau di badan jalan dapat disebabkan
oleh beberapa factor, dimana faktor yang terpenting meliputi:
Tingginya muka air tanah di sekitar jalan,
Adanya mata air atau rembesan air yang tersembul di bawah perkerasan jalan,
Adanya air tanah yang merembes ke badan jalan dari saluran samping jalan,
Air dari permukaan jalan masuk ke dalam badan jalan melalui retak-retak atau
lubang-lubang di permukaan jalan atau dari embesan air bahu jalan yang tidak
diperkeras.
Pemeliharaan Jalan 9
Pemeliharaan Drainase Jalan
Dari sketsa seperti pada gambar di bawah, terlihat bahwa apabila aliran air ke atas
tidak dihalang-halangi oleh filter/blanket maka perekerasan jalan akan dirembesi air.
Untuk menghindari hal tersebut maka di bawah lapisan perkerasan dipasang
filter/blanket agar aliran air bawah permukaan tanah yang naik ke atas akibat tekanan
hidrostatis dapat dibelokkan ke saluran samping (side ditch).
Pada kasus ini aliran air bawah permukaan tanah harus segera dicegat sebelum
mencapai daerah bahu jalan dengan konstruksi seperti terlihat pada gambar dibawah.
Terlihat bahwa filter/blanket dipasang di bawah saluran samping kemudian di dasar
lapisan filter tersebut dipasang selokan tambahan berbentuk lingkaran yang berlubang-
lubang di bagian atasnya guna memberikan kemungkinan masuknya air dari lapisan
filter. Air pada saluran tambahan itu kemudian dibuang ke luar daerah penguasaan
jalan.
Pemeliharaan Jalan 10
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 11
Pemeliharaan Drainase Jalan
BAB II
MANAJEMEN PEMELIHARAAN BANGUNAN DRAINASE
Pemeliharaan Jalan 12
Pemeliharaan Drainase Jalan
Bangunan hidrolika yang dimaksudkan dalam suatu sistem jaringan drainase jalan
adalah mencakup saluran drainase dan bangunan-bangunan pelengkap yang terkait.
Pemeliharaan Jalan 13
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 14
Pemeliharaan Drainase Jalan
Memeriksa dan merapikan serta memadatkan kembali urugan tanah kedap air
di bagian atas saluran penangkap (interception drainage) yang merupakan
lapisan penutup saluran bawah tanah yang terletak di samping bahu jalan
tersebut.
Bila ada indikasi terjadinya penurunan (settlement) pada bahu jalan atau badan
jalan maka kondisi saluran/lapisn drainase yang ada di bawahnya harus
diperiksa keuuhan dan fungsionalnya dengan cara membongkar beberapa
bagian yang paling dicurigai, kemudian memperbaikinya kembali.
Memeriksa dan membersihkan bagian outlet sistem drainase bawah permukaan
dari kemungkinan tersumbatnya outlet tersebut. Bila tidak ada air yang
mengalir padahal saat itu musim hujan baru berakhir maka ada indikasi
terjadinya penyumbatan yang mengakibatkan tidak berfungsinya sistem
drainase bawah permukaan. Bila terjadi demikian maka beberapa bagian terkait
yang paling dicurigai harus segera dibongkar, diperiksa dan kemudian
diperbaiki kembali.
Umum
Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan operasional sistem drainase jalan
maka perlu dipahami kerusakan atau kerugian secara umum yang dapat diakibatkan
oleh tidak berfungsinya sarana drainase tersebut serta kesalahan-kesalahan yang
seringkali terjadi (common mistakes) sehingga menyebabkan timbulnya kerusakan-
kerusakan pada sistem drainase tersebut.
Pemeliharaan Jalan 15
Pemeliharaan Drainase Jalan
b) Selokan samping tidak lagi berfungsi dengan baik sesuai tujuannya yaitu yang
seharusnya untuk menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan
jalan dan dari daerah pengaliran sekitarnya. Hal ini disebabkan antara lain oleh:
Pemeliharaan Jalan 16
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 17
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 18
Pemeliharaan Drainase Jalan
adanya rembesan air tanah atau air dari permukaan tanah ke dasar pondasi jalan yang
diakibatkan hal-hal sebagai berikut:
Apabila tanah dasar dari konstruksi jalan jelek, mengandung tanah organis,
pasir halus atau lempung yang sangat mudah dimampatkan sehingga air dapat
merembes. Adanya muka air tanah yang tinggi pada tanah dasar atau galian di
sekitarnya.
Apabila galian jalan pada muka bukit memotong muka air tanah (mata air)
pada tanah yang tidak rapat air dan berada diatas lapisan yang rapat air.
Apabila jalan memotong tanah rawa-rawa dimana air tergenang dan
menyebabkan muka air tanah yang tinggi di waktu hujan lebat.
Pada galian jalan dimana drainase muka air tanah sering terhalang oleh
longsoran-longsoran.
Kerusakan yang mungkin terjadi pada drainase bawah permukaan tanah adalah
sebagai berikut:
Kerusakan dapat terjadi pada saluran penangkap (interception drain) di samping
bahu jalan atau saluran samping akibat beban berat kendaraan yang parkir di tepi
jalan atau akibat salah satu roda kendaraan yang turun dari perkerasan dan
mengijak bahu jalan.
Pemeliharaan Jalan 19
Pemeliharaan Drainase Jalan
Kerusakan pada lapisan pengering (drainage layer) di bawah pondasi jalan (sub
base) akibat badan jalan mengalami penurunan atau amblas.
Kerusakan lainnya yang diakibatkan terbukanya penutup sambungan pipa saluran
drainase bawah permukaan tanah sehingga tanah akan masuk dan menutup serta
menyumbat bagian dalam dari pipa.
Kerusakanakibat kurang terpeliharanya bagian atas dari saluran penangkap berupa
urugan tanah kedap air yang masuk ke dalam rongga lapisan bahan filter yang
berfungsi sebagai pengering (drainage).
Sistematika saluran drainase lingkungan terdiri dari: (1) saluran primer, (2)
saluran sekunder, (3) saluran tersier dan (4) saluran kuarter.
Saluran drainase primer berfungsi untuk menampung air dari saluran drainase
sekunder dan bermuara di badan air alam atau sungai.
Saluran drainase sekunder berfungsi menampung air dari saluran drainase tersier dan
bermuara di saluran drainase primer.
Pemeliharaan Jalan 20
Pemeliharaan Drainase Jalan
Saluran drainase tersier berfungsi menampung air dan saluran drainase kuarter dan
bermuara di saluran drainase tersier. Sedangkan saluran drainase kuarter berfungsi
menampung air dari lingkungan yang dirancang menjadi daerah pengalirannya dan
bermuara di saluran drainase tersier.
Tidak berfungsinya drainase lingkungan dapat menyebabkan genangan air atau
banjir dan akibatnya akan menimbulkan kerusakan dan kerugian.
Pengendalian erosi
Erosi disebabkan oleh air sehingga pengendalian erosi dapat disamakan dengan
pengendalian air. Dalam sistem drainase jalan pengendalian air meliputi pengendalian
air permukaan dan pengendalian air rembesan (air bawah permukaan tanah).
Pemeliharaan Jalan 21
Pemeliharaan Drainase Jalan
Keterangan gambar:
Pemeliharaan Jalan 22
Pemeliharaan Drainase Jalan
Erosi pada tebing juga dapat terjadi di tempat keluarnya air tanah melalui drain
atau di tempat keluarnya air dari gorong-gorong. Untuk mengatasi erosi tersebut maka
pada tebing di bagian bawah tempat keluarnya (outlet) gorong-gorong dibuatkan
konstruksi pasangan batu sebagai pelindung tebing (slope protection).
Pondasi jalan, dasar jalan , badan jalan dan lereng dari suatu jalan mengandung
sejumlah kadar air. Drainase bawah permukaan tanah hanya diperlukan jika terjadi
kenaikan kadar air atau diperkirakan akan terjadinya kenaikan kadar air sampai
mencapai batas tertentu yang dapat berakibat menjadi tidak stabilnya daya dukung
tanah bahkan mungkin diperkirakan dapat terjadi keruntuhan, terutama bagi tanah
yang mempunyai kadar lempung atau lanau yang tinggi dan untuk bagian jalan yang
rendah seperti cekungan jalan atau bagian rendah dari sebuah pinggiran tikungan
(super elevasi).
Pemeliharaan Jalan 23
Pemeliharaan Drainase Jalan
Untuk melindungi tebing saluran pembuang atau tebing sungai dari bahaya
erosi atau gerusan air yang keluar dari gorong-gorong maka tebing saluran atau tebing
sungai harus diberi lapisan dari pasangan batu kali atau beton (slope protection).
Elevasi dasar bak penampung dibuat lebih rendah dari elevasi dasar gorong-
gorong, fungsinya adalah untuk menampung endapan lumpur supaya tidak mengalir
melalui gorong-gorong dan mengalir masuk ke dalam saluran pembuang atau sungai.
Lantai dasar gorong-gorong pada bagian keluaran (outlet) diberi pondasi untuk
mencegah terjadinya longsoran.
Pemeliharaan Jalan 24
Pemeliharaan Drainase Jalan
1. Aspek hidrologi
Penentuan debit banjir rencana untuk sistem drainase jalan agar dihitung
dengan menggunakan lengkung intensitas-durasi-frekuensi curah hujan.
Penentuan debit rencana dan tinggi jagaan agar didasarkan pada tingkat
kepentingan jalan yang harus dilindungi serta derajat resiko yang masih dapat
diterima bila terjadi kerusakan.
Penetapan karakteristik daerah aliran berupa luas daerah aliran, koefisien
limpasan dan penetapan waktu konsentrasi agar didasarkan pada karakteristik
daerah sekitar jalan serta karakteristik jalan yang harus dilindungi.
2. Aspek hidrolika
3. Aspek struktur
Jenis dan mutu bahan bangunan agar dipilih sesuai dengan persyaratan desain,
tersedia cukup banyak dan mudah diperoleh.
Kekuatan dan kestabilan bangunan agar diperhitungkan sesuai dengan umur layanan
yang ditentukan sesuai dengan norma-norma perhitungan struktur yang berlaku.
Pemeliharaan Jalan 25
Pemeliharaan Drainase Jalan
BAB III
INSPEKSI DAN PEMELIHARAAN DRAINASE JALAN
Pemeliharaan Jalan 26
Pemeliharaan Drainase Jalan
1. Personil.
Personil yang langsung terjun ke lapangan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pelaksanaan inspeksi. Untuk itu seorang pelaksanaan inspeksi rutin
mempunyai kriteria:
Mempunyai kemampuan yang luas dalam menilai kinerja dan kondisi bangunan
drainase jalan sehingga hasil inspeksi dapat dievaluasi dengan cepat,
Sanggup bekerja keras karena hasil pelaksanaan inspeksi dilakukan secara
rinci sehingga diketahui hal-hal apa saja yang terjadi pada saluran,
Bertanggung jawab terhadap hasil inspeksi sesuai tugas yang diembannya.
2. Keselamatan kerja.
Keselamatan kerja perlu mendapat perhatian karena akan mempengaruhi
pelaksanaan inspeksi rutin. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah:
Mempersiapkan peralatan dan bahan dalam keadaan siap pakai merupakan hal
yang perlu diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Jika diperlukan, menyiapkan rambu-rambu lalu-lintas sementara dan petugas
pengatur lalu-lintas untuk keselamatan dan kelancaran inspeksi ataupun
pengguna jalan.
Pemeliharaan Jalan 27
Pemeliharaan Drainase Jalan
Menempatkan peralatan dan bahan di tepi jalan secara aman terutama di lokasi
rawan kecelakaan.
Personil yang terlibat dalam pelaksanaan inspeksi rutin harus mengenakan
pakaian yang memenuhi unsur keselamatan dan keamanan kerja, terlindung
dari gangguan alam seperti panas, hujan dsb.
1. Personil.
Pemeliharaan Jalan 28
Pemeliharaan Drainase Jalan
2. Keselamatan kerja.
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam inspeksi rutin antara lain:
Alat ukur,
Alat tulis,
Formulir, dan
Kendaraan yang memnuhi persyaratan laik pakai.
Pemeliharaan Jalan 29
Pemeliharaan Drainase Jalan
3.4 Pemeliharaan
1. Tipe kerusakan.
Pemeliharaan Jalan 30
Pemeliharaan Drainase Jalan
3. Personil.
4. Keselamatan kerja.
Pemeliharaan Jalan 31
Pemeliharaan Drainase Jalan
5. Materal.
1. Persiapan.
Persiapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan inspeksi khusus adalah:
Seluruh peralatan yang akan digunakan harus memenuhi ketentuan:
1) berfungsi dengan baik, tidak mudah rusak dan mudah dioperasikan.
2) Memenuhi persyaratan keamanan dan akurat.
Kendaraan yang digunakan harus siap pakai dan memenuhi standar teknis
untuk melakukan pekerjaan inspeksi.
Formulir harus memenuhi unsur/format sebagai berikut:
1) Nomor formulir,
2) Nama jalan,
Pemeliharaan Jalan 32
Pemeliharaan Drainase Jalan
3) Nomor ruas,
4) Fungsi jalan,
5) Nama kota,
6) Provinsi,
7) Letak drainase berada di: tepi kiri, tepi kanan atau median.
8) Tanggal,
9) Cuaca, dan
10) Nama petugas.
Alat tulis yang digunakan adalah ballpoint, setiap inspektur dilengkapi
dengan ballpoint cadangan.
Handboard sebagai alas menulis dan menjepit bundel data.
Alat dokumentasi (kamera, handycam, atau lainnya) digunakan untuk
merekam gambar kegiatan inspeksi atau kejadian penting selama inspeksi
berlangsung.
2. Frekuensi pelaksanaan.
Pemeliharaan Jalan 33
Pemeliharaan Drainase Jalan
3. Persyaratan bahan.
Material.
Penggunaan material dalam pekerjaan pemeliharaan harus sesuai dengan
standar yang berlaku dan terbaru. Material-material yang diperlukan sesuai
standar SNI dapat dilihat di tabel sbb:
Adukan.
Bahan adukan dan perbandingannya sesuai SNI 03-6861.1-2002.
Campuran beton.
o Semua bangunan beton bertulang sesuai SNI 03-2914-1992.
o Campuran pengisi sesuai SNI 03-2914-1992.
o Beton tumbuk sesuai SNI 03-2914-1992.
Kekentalan adukan.
Perbandingan adukan semen:pasirpasang maupun untuk campuran beton
harus diperhatikan tingkat kekentalannya sesuai dengan slump yang diperlukan
sesuai dengan SNI 03-3976-1995.
Pemeliharaan Jalan 34
Pemeliharaan Drainase Jalan
Perawatan beton.
Perawatan beton harus menggunakan air dan harus selalu dalam keadaan
basah minimal selama 14 hari (lihat SNI 03-2914-1992 dan SNI 03-3976-1995).
Bahan kayu.
Bahan kayu harus mempunyai ukuran tebal yang cukup untuk memikul beban
beton yang baru dicor (lihat SNI 03-6861.1-2002).
Bahan baja.
Bahan yang terbuat dari baja atau aluminium tidak boleh ada yang terpuntir,
bengkok atau benjol (lihat SNI 03-6861.2-2002 dan SNI 03-6861.3-2002).
Pekerjaan pemeliharaan/perbaikan.
Dalam tabel di halaman-halaman berikut akan dijelaskan secara singkat
mengenai pekerjaan pemeliharaan/perbaikan sarana drainase jalan dan
kebutuhan peralatan serta sumber daya manusianya :
Pemeliharaan Jalan 35
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 36
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 37
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 38
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 39
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 40
Pemeliharaan Drainase Jalan
BAB IV
TATA CARA PENGERJAAN DRAINASE JALAN
Pemeliharaan Jalan 41
Pemeliharaan Drainase Jalan
Siapkan segala peralatan dan bahan yang diperlukan untuk inspeksi termasuk
kendaraan, perlengkapan keselamatan dan formulir inspeksi.
Dianjurkan untuk membuat formulir daftar simak (check list) sehingga segala
sesuatu tidak ada yang terlupa atau tertinggal.
Lakukan inspeksi secara teliti sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada tiap
jenis konstruksi drainase dilengkapi dengan berbagai ukurannya unuk
memudahkan evaluasi.
4.4. Evaluasi
Inspeksi rutin
Pemeliharaan Jalan 42
Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi khusus
Pemeliharaan Jalan 43
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 44
Pemeliharaan Drainase Jalan
o Potong dan atur besi beton sesuai dengan ukuran dan kebutuhan;
o Lakukan pengadukan sesuai persyaratan dan volume sesuai dengan
kebutuhan;
o Lakukan perbaikan beton sesuai dengan ukuran dan kebutuhan;
o Ambil seluruh hasil bongkaran dan masukkan ke dalam gerobak/alat
angkut;
o Buang seluruh hasil bongkaran ke luar lokasi pekerjaan atau ke tempat
yang telah ditentukan.
Pemeliharaan Jalan 45
Pemeliharaan Drainase Jalan
Perbaikan bak kontrol konstruksi pasangan batu kali atau bata merah
Perbaikan tutup bak kontrol konstruksi pasangan batu kali atau bata
merah
Pemeliharaan Jalan 46
Pemeliharaan Drainase Jalan
Pemeliharaan Jalan 47
Pemeliharaan Drainase Jalan
Perbaikan jeruji saluran in-let konstruksi besi beton, besi siku dan
besi kanal
Pemeliharaan Jalan 48
Pemeliharaan Drainase Jalan
Perbaikan tutup drainase konstruksi besi beton, besi siku dan besi
kanal
4.6. Pelaporan
Pemeliharaan Jalan 49
Pemeliharaan Drainase Jalan
Dari seluruh kegiatan pekerjaan mulai inspeksi rutin, inspeksi khusus dan
pemeliharaan/perbaikan, kemudian disusun suatu program pemeliharaan yang rinci
dan terpadu sehingga kegiatan inspeksi dan pemeliharaan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien
Pemeliharaan Jalan 50