Pertemuan ke 6
1
5. DRAINASE JALAN RAYA
1. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan.
2. Mengalirkan air permukaan yang terhambat oleh adanya jalan raya ke alur-alur
alam, sungai atau badan air lainnya.
3. Mengalirkan air irigasi atau air buangan melintasi jalan raya, sehingga fungsinya
tidak terganggu.
Genangan di atas permukaan jalan mengganggu kelancaran transportasi. Bila tinggi
genangan mencapai knalpot mobil atau motor, bisa menyebabkan kendaraan mogok,
yang berarti si pengendara atau pengguna jalan dirugikan dan terganggu
kepentingannya.
Genangan mengurangi kekuatan jalan, sehingga mudah rusak pada beban kendaraan
yang berat. Apabila tidak segera ditangani, kerusakan akan semakin parah.
Suatu contoh: Timbunan badan jalan yang memotong kontur menghambat aliran
permukaan alami. Air yang tertahan membentuk genangan yang kedalaman dan
luasnya tergantung pada tinggi hujan, luas daerah pematusan dan tinggi timbunan
jalan. Genangan yang terjadi dapat menimbulkan masalah sanitasi lingkungan di
daerah permukiman atau kerusakan tanaman di lahan pertanian yang berada di sekitar
jalan tersebut. Lihat Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Genangan yang ditimbulkan timbunan jalan.
5.1.2 Tata letak saluran drainase
Pada drainase permukaan, saluran ditempatkan di kiri dan kanan jalan, disebut saluran
samping (side ditch). Permukaan jalan dibuat miring ke arah saluran agar air limpasan
hujan di permukaan jalan cepat mengalir ke saluran samping.
Kemiringan jalan tergantung pada material lapisan perkerasan jalan. Makin kasar
permukaannya, kemiringan dibuat lebih besar untuk mendapatkan kecepatan alir di
atas permukaan lebih cepat. makin besar kemiringannya. Lihat Tabel 5.1.
Gambar 5.3. Saluran samping pada jalan yang menyusur bukit atau di tikungan
Pada jalan di perkotaan, saluran tepi jalan umumnya menjadi satu dengan saluran
drainase di tempat tersebut. Di luar kota seringkali tidak dibuat saluran tepi secara
khusus, namun dibuang langsung ke lahan di tepi jalan, atau dibuang ke saluran
pembuang irigasi yang ada
Apabila jalan raya direncanakan 2 jalur dan cukup lebar, misalnya masing-masing jalur
terdiri dari 2 lajur, di tengah-tengahnya dapat dibuat saluran drainase sekaligus untuk
memisahkan jalur kiri dan jalur kanan Saluran ini disebut saluran median (median
ditch).
Untuk dapat membuang air dari saluran median, dipilih tempat yang baik untuk
menyalurkan airnya ke sisi jalan melalui gorong-gorong. Pada pertemuan antara
saluran median dan gorong-gorong dibuat lubang kontrol (manhole) untuk pengaturan
muka airnya. Lihat Gambar 5.4.
Gambar 5.4. Penampang melintang jalan dengan saluran median dan gorong-gorong
Pada saat curah hujan tinggi dan air dalam saluran tidak habis meresap di sepanjang
saluran, perlu dibuatkan jalan (saluran bantu) untuk menuju alur alam atau sungai
terdekat. Pada jalan yang berubah dari menurun kemudian menanjak, saluran bantu
dibuat pada tempat perubahan tersebut. Lihat Gambar 5.5
Harga intensitas hujan rencana (I) diperoleh dari analisa data hujan untuk suatu
periode ulang. Gunakan data dari stasiun terdekat dengan ruas jalan yang
direncanakan.
Dalam hal kemiringan jalan curam, kemiringan saluran disesuaikan agar tetap memenuhi
kriteria perencanaan saluran, dengan cara membuat terjunan sederhana. Lihat Gambar 5.8.
5.1.5. Bangunan bantu.
Bangunan bantu sebagai fasilitas drainase jalan meliputi gorong-gorong, bangunan
pematah arus atau terjunan. Gorong-gorong untuk membawa saluran irigasi atau
saluran drainase lain melintasi jalan raya. Bangunan terjun untuk mengatur kemiringan
saluran di medan yang curam. Gambar-gambar bangunan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 5.9, dan Gambar 5.10.
Penyelesaian:
Jalan mendatar, sehingga dari tengah jalan air mengalir lurus menuju saluran tepi
melalui permukaan aspal dan berm, sehingga panjang aliran adalah sama dengan lebar
jalan.
Contoh 5.2
Suatu ruas jalan sepanjang 1 km, kemiringan memanjang aspaldan berm g = 0,02 (g 0),
kemiringan melintang s = 0,015. Untuk satu sisi jalan, lebar permukaan aspal 2 x 3,75 m,
lebar berm dari tanah dipadatkan 2,50 m, n = 0,10 s = 0,035. Tinggi hujan rencana R24 =
70 mm/jam. Rencanakan saluran tepi yang dibuat dari tanah setempat (n = 0,028).
Gunakan rumus Mononobe untuk perhitungan intensitas hujannya.
Penyelesaian :
Jalan tidak mendatar, sehingga dari tengah jalan air mengalir menyerong mengikuti
kemiringan memanjang dan melintang jalan menuju saluran tepi melalui permukaan aspal
dan bahu jalan, sehingga panjang aliran perlu dihitung
Contoh 5.3
Panjang jalan 200 m, mempunyai kemiringan memanjang 1%. Kemiringan rencana
saluran = 0,0004. Elevasi dasar saluran di hulu + 12.00.Berapa jumlah bangunan terjun
yang dibutuhkan bila tinggi terjunan ± 0,50 m? Tunjukkan penempatannya.
5.3. Rangkuman
2. Perencanaan debit untuk saluran dalam modul ini menggunakan rumus rasional
30