Alur pelayaran di dalam pelabuhan bertujuan sebagai penghubung antara daerah tempat kapal
melempar sauh (kapal menunggu biasanya di luar breakwater apabila ada) dengan daerah
perairan dekat dermaga (biasanya di dalam breakwater, kolam pelabuhan).
Keberadaan alur pelayaran di pelabuhan salah satunya ditandai dengan adanya SBNP atau
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, yang berfungsi sebagai penanda batas dari alur pelayaran.
Alur pelayaran sebisa mungkin lurus karena kapal sangat sulit untuk berbelok. Untuk
pelabuah di wilayah perairan dalam, alur pelayaran relatif pendek. Rumus untuk menghitung
alur pelayaran adalah:
H=d+G+R+P+S+K
d = draft kapal (m)
G = gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat (m)
R = ruang kebebasan bersih (m)
P = ketelitian pengukuran (m)
S = pengendapan sedimen antara dua pengerukan (m)
K = toleransi pengukuran
2.) Fungsi alur pelayaran
Alur pelayaran mempunyai fungsi untuk memberi jalan kepada kapal untukmemasuki
wilayah pelabuhan dengan aman dan mudah dalam memasuki kolam pelabuhan. Fungsi lain
dari alur pelayaran adalah untuk menghilangkan kesulitan yang akan timbul karena gerakan
kapal ke arah atas (minimum ships maneuver activity) dan gangguan alam, maka perlu bagi
perencana untuk memperhatikan seperti alur pelayaran (ship channel) dan mulut pelabuhan
(port entrance). Alur pelayaran harus memperhatikan besar kapal yang akan dilayani
(panjang, lebar, berat, dan kecepatan kapal), jumlah jalur lalu lintas, bentuk lengkung alur,
yang berkaitan dengan besar jari-jari alur tersebut.
Tujuan pengaturan alur pelayaran dalam angkutan laut oleh pemerintah,yaitu menciptakan
keselamatan dan keamanan pelayaran, sehingga pemerintah mengatur tentang alur pelayaran
umum, alur perlintasan, dan alur masuk pelabuhan. Maksud pengaturan ini untuk
mewujudkan ketrtiban, pelaksanaan monitoring, pengarahan pergerakan kapal, dan
pelaksanaan hak lintas damai kapal asing. Untuk itu pemerintah melakukkan perencanaan,
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, dan pengawasan. Dan untuk mendukung itu
Pemerintah juga melakukan Sistem informasi alur pelayaran di laut melalui maklumat
pelayaran, berita pelaut, dan peringatan navigasi. Pada alur pelayaran menetapkan sistem
rute, tata cara berlalulintas, dan daerah labuh kapal. Selain daripada itu terkait dengan
kelancaran alur pelayaran pemerintah mengatur pembangunan instalasi perairan seperti pipa,
kabel dan jembatan. (PM.68 Tahun 2011)