Anda di halaman 1dari 33

ALUR PELAYARAN

Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari
oleh kapal di laut, sungai atau danau. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut
dan buku petunjuk-pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Alur
pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal masuk ke kolam pelabuhan, oleh
karena itu harus melalui suatu perairan yang tenang terhadap gelombang dan arus
yang tidak terlalu kuat.
1. Alur Pelayaran

digunakan untuk :
 mengarahkan kapal yang akan masuk dan
keluar pelabuhan.
 menjamin keselamatan kapal dalam
perjalanannya masuk ke pelabuhan melalui
alur pelayaran sampai kemudian berhenti di
dermaga
 untuk mendapatkan navigasi yang aman
Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan
ditentukan oleh :
 kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan
untuk itu perlu survey tipe dan jumlah kapal yang
keluar-masuk Pelabuhan,
 kondisi meteorologi terutana arah dan kecapatan

angin, kondisi laut meliputi batimetri, oseanografi


terutama arah dan tinggi gelombang
Alur ini ditandai oleh alat bantu pelayaran yang
berupa pelampung atau lampu-lampu.
Bagian – bagian alur pelayaran
Secara umum ada beberapa daerah yang dilewati
selama perjalanan tersebut yaitu :

➢ Daerah tempat kapal melempar sauh → di luas


Pelabuhan
➢ Daerah Pendekatan → di luar alur masuk
➢ Daerah Alur masuk → di luar pelabuhan yang
berada didalam daerah terlindung
➢ Daerah kolam putar
Lay out dan Penampang
Alur Pelayayaran

Daerah tempat kapal membuang sauh


Kedalaman air tidak boleh kurang dari 1,15
dari draft maksimum kapal terbesar atau tidak
lebih dari 100 m (Graillot, A,1983)
Daerah pendekatan,

Daerah alur masuk

Daerah kolam pelabuhan


Daerah pendekatan, alur masuk dan saluran dapat dibedakan menurut tinggi tebing
 Di daerah pendekatan h = 0
 Di alur masuk 0<h<H
 Di saluran h>H
3. Arah alur pelayaran

Dalam perencanakan arah alur pelayaran yang harus


memperhatikan, yaitu :
 Alur pelayaran harus dibuat selurus mungkin,
 Arah alur pelayaran dibuat sedemikian rupa
sehingga searah dengan arah angin dan
gelombang dominan.
 Pada alur pelayaran dekat alur masuk dibuat
bersudut tertentu ( 30o – 60o) terhadap arah
angin dan gelombang dominan,
 Disamping itu ababila keadaan memungkinkan,
alur masuk dibuat lurus
Lengkungan / Tikungan alur pelayaran
5. Kedalaman alur pelayaran

Kedalaman air di alur pelayaran yang ideal harus :

 cukup besar untuk memungkinkan pelayaran


pada muka air terendah (LWL) dengan kapal
bermuatan maksimum atau
 memperhatikan jarak toleransi dari gerakan
kapal yang disebabkan oleh gelombang, angin
dan arus
Kedalaman Alur Pelayaran
 Ruang kebebasan brutto adalah ruang yang terdiri dari ruang
gerak vertikal kapal karena pengaruh gelombang dan squat
dan ruang kebebasan bersih.
 Ruang kebebasan bersih adalah ruang minimum yang tersisa
antara sisi terbawah kapal dan elevasi dasar alur nominal
kapal, pada kondisi kapal bergerak dengan kecepatan penuh
dan pada gelombang dan angin terbesar.
 Ruang kebebasan bersih minimum adalah 0,5 m untuk dasar
laut berpasir dan 1,0 m untuk dasar karang
Draft Kapal
 Nilai draft kapal yang didapat dari tabel, perlu
ditambah dengan angka koreksi karena adanya
salinitas dan kondisi muatan. Angka koreksi
minimum adalah 0,3 m
 Nilai S minimum sebesar 0.5 m (dasar laut berupa pasir) dan 1 m (dasar
laut berupa karang)
 Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang
disebabkan oleh kecepatan kapal. Dihitung berdasarkan dimensi dan
kecepatan kepal dan kedalaman air. Squat berdasarkan persamaan
Bernoulli dapat ditulis:

Δ = volume air yang dipindahkan (m3)


Lpp = panjang garis air (m)
Fr = angka froude = [V / (g . h)^0.5]
V = kecepatan kapal (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = kedalaman air (m)
Penyederhanaan nilai kebebasan bruto (G + R) pada
alur pelayaran diberikan oleh Brunn (1981), yaitu:

 Penyederhanaan nilai kebebasan bruto (G + R) pada alur


pelayaran diberikan oleh Brunn (1981), yaitu:
 Laut terbuka –> 20% dari draft kapal maksimum
 Tempat kapal melempar sauh –> 15% dari draft kapal
maksimum
 Alur di kolam pelabuhan dimana gelombang besar –> 15% dari
draft kapal maksimum
 Alur yang tidak terbuka terhadap gelombang –> 10% dari
draft kapal maksimum
 Kolam pelabuhan yang tidak terlindung dari gelombang –>
10% – 15% dari draft kapal maksimum
 Kolam pelabuhan yang terlindung dari gelombang –> 7% dari
draft kapal maksimum
 Beberapa standard internasional menggunakan
nomor 3 sehingga, secara sederhana, kedalaman
untuk alur pelayaran adalah
1.15 X draft kapal
6. Gerakan kapal karena pengaruh gelombang

 Gerakan kapal relatif terhadap posisinya pada


saat tidak bergerak di air diam adalah paling
penting didalam perencanaan alur pelayaran dan
mulut pelabuhan.
 Gerakan vertikal kapal digunakan untuk
menentukan kedalaman alur,
 Gerakan horizontal kapal terhadap sumbu alur
untuk menentukan lebar alur
 Beberapa gerakan kapal karena pengaruh
gelombang, yaitu heaving (angkatan), pitching
(anggukan), rolling ( oleng), swaying ( goyangan),
surging (sentakan) dan yawing (oleng kesamping).

 Kenaikan draf kapal yang disebabkan oleh


gerakan tersebut kadang-kadang sangat besar
misalnya pada kapal-kapal yang besar, pengaruh
rolling sangat besar, terutama bila frekwensi rolling
kapal sama dengan frekwensi gelombang
7. Lebar alur

Lebar alur tergantung pada beberapa faktor, yaitu :


 Lebar, kecepatan dan gerakan kapal,
 Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau
dua jalur
 Kedalaman alur
 Stabilitas tebing alur
 Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur

 Lebar alur dapat ditetapkan dengan berdasarkan


pada lebar kapal.

 Untuk lebar alur pelayaran satu jalur (tidak ada
persimpangan) adalah tiga sampai empat kali lebar
kapal, sedangkan untuk lebar alur dengan dua jalur (ada
persimpangan) adalah enam sampai tujuh kali lebar
kapal.

Lebar keamanan
Lebar keamanan

Lebar keamanan

Lebar keamanan

Lebar keamanan
Jalur gerak

Jalur gerak
Jalur gerak

1.5B 1.8B 1.5B 1.5B 2B 1.8B 1.5B


4.8 B
 Cara lain untuk menentukan lebar alur ( OCDI, 1991),
yaitu :

Panjang Alur Kondisi Pelayaran Lebar


Kapal sering bersimpangan 2 Loa
Relatif panjang
Kapal tidak sering bersimpangan 1.5 Loa
Selain dari alur Kapal sering bersimpangan 1.5 Loa
diatas Kapal tidak sering bersimpangan Loa
JENIS-JENIS KAPAL
KERUK

Sebuah trailing suction hopper dredger atau TSHD menyeret pipa penghisap ketika bekerja,
dan mengisi material yang diisap tersebut ke satu atau beberapa penampung (hopper) di dalam
kapal. Ketika penampung sudah penuh, TSHD akan berlayar ke lokasi pembuangan dan
membuang material tersebut melalui pintu yang ada di bawah kapal atau dapat pula memompa
material tersebut ke luar kapal. TSHD terbesar di dunia adalah milik perusahaan Belgia yaitu
Jan De Nul TSHD. Vasco Da Gama (33.000 m3 penampung, 37,060 kW total tenaga yang ada)
dan perusahaan Belanda Boskalis TSHD. W.D. Fairway (35.000 m3 penampung).

PT Pengerukan Indonesia memiliki pula kapal keruk jenis ini seperti TSHD. Halmahera dan
TSHD. Irian Jaya. Digunakan untuk melakukan maintenance dredging di pelabuhan-pelabuhan
seluruh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai