Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana


merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi
juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Teknik sipil
mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika,
fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai
peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat
kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa
mengubah sebuah hutan menjadi kota besar.

Perkembangan industri jasa konstruksi yang melaju dengan pesat dan cepat,
seiring dengan perkembangan teknologi dan kondisi krisis serta tantangan yang
muncul, seperti kecenderungan perekonomian yang berbasis informasi dan
kecenderungan teknologi terutama dalam bidang struktur dikarenakan adanya
perluasan area industri dan bisnis secara global yang pasti menuntut
pengembangan pembangunan di Indonesia untuk dapat berperan aktif dalam
memanfaatkan peluang, yaitu dengan mengisi kebutuhan tenaga kerja di pasar
global.

Proses pembangunan gedung dimulai dari keinginan klien untuk membuat


sebuah gedung, kemudian menentukan sasaran dari proyek pada umumnya.
Terlebih dahulu seorang klien akan menemui seorang arsitek untuk membicarakan
usulan atau keinginannya. Pada keadaan lain, klien akan langsung datang
langsung kekontraktor atau pemborong, dimana jasa dan pelaksanaan atau
kontrak manajemen disatukan. Pertemuan pertama antara klien dan arsitek
umumnya mengensi penentuan tipe bangunan, ukuran, dana yang tersedia, dan

1
tapak bangunan. Dalam menjalankan tugas ini arsitek disarankan meninjau
lapangan agar dapat mencurahkan imajinasi dan visualisasi keinginan klien
terhadap situasi tempat dimana bangunan akan didirikan. Tentu saja perencana
diharapkan dapat memanfaatkan keunggulan tapak seoptimal mungkin.
Selanjutnya arsitek akan menyusun uraian singkat yang berisi daftar keperluan
klien dalam desain, konstruksi dan biaya serta jangka waktu pelaksanaan
pembangunan dan kapan pekerjaan tersebut akan dilaksanakan.
Klien dapat berupa lembaga pemerintah, swasta atau perorangan. Kebutuhan
klien dari pemerintah pada umumnya berbeda dengan klien swasta. Pekerjaan
konstruksi dari pemerintah biasanya seringkali didasarkan atas pertimbangan
politik maupun sosial. Sedangkan motivasi umum yang mendasari klien swasta
adalah keuntungan, meskipun beberapa diantaranya masih memikirkan tujuan
amal.

Kemajuan dibidang pembangunan dapat dilihat majunya teknologi dan


pengetahuan dalam mendesain struktur untuk mendapatkan bangunan diperlukan
desain struktur yang baik. Desain struktur merupakan salah satu bagian dari
seluruh proses perencanaan pembangunan. Proses desain sendiri dapat di artikan
sebagai gabungan antara unsur seni dan ilmu pengetahuan yang membutuhkan
keterampilan dan pengetahuan dalam mengolahnya (Wahyudi dan Rahim,
1999:2). Adapun tujuan utama dari desain struktur adalah untuk mendapatkan
struktur yang aman terhadap beban atau efek beban yang bekerja selama masa
penggunaan bangunan. Pada intinya sasaran desain struktur meliputi daya layan,
kekuatan yang cukup, fungsi, estetika, dan ekonomi (Wahyudi dan Rahim,
1999:3)
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi, berdampak pada

kemajuan dibidang kontruksi yang semakin berkembang pesat saat ini. Mulai dari

pengaplikasian dan penerapannya di bidang pembangunan infrastruktur yang ada.

Dunia kostruksi memiliki peran penting dalam kemajuan dan keberhasilan

pembangunan nasional. Begitupun yang terjadi pada Negara-negara kawasan asia,

2
khususnya Indonesia. Seluruh infrastruktur yang ada di Indonesia berdiri karena

peran serta teknologi dalam prakteknya, ditambah dengan kualitas sumber daya

manusia yang semakin terampil dan berwawasan.

Bangunan akan berdiri kokoh, bila didukung oleh sistem portal yang kokoh

pula yang melalui proses mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Portal

merupakan rangka bangunan yang memikul beban-beban pada bangunan

tersebut.Untuk dapat menghitung penulangan pada portal, portal dapat dianalisis

dengan metode konvensional.

Berdirinya suatu konstruksi bangunan tidak serta merta, semua melalui proses

mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan yang sebelumnya telah dirancang

prosedur-prosedur untuk pengaplikasiannya. Seperti bangunan gedung bertingkat,

perlu dilakukan proses perancangan atau perencanaan terlebih dahulu sebelum

gedung tersebut dapat dibangun agar mampu berdiri.

Rancang bangun gedung mempunyai peran integral dalam system sarana yang

dipakai masyarakat nantinya. Seperti yang kita ketahui bahwa suatu konstruksi

gedung dapat berdiri kokoh dan kuat karena didukung oleh struktur gedung.

Struktur gedung tersebut merupakan suatu kerangka yang direncanakan agar

mampu menahan gaya-gaya baik internal maupun eksternal yang bekerja pada

struktur tersebut. Banyak dapat dilakukan baik dari perencanaan awal hingga

perencanaan ulang dari struktur yang ada demi mendapatkan jaminan keamanan

pada struktur.

Perencanaan ulang atau redesain bangunan gedung ditujukan untuk memenuhi

suatu perencanaan struktur dari sebuah bangunan gedung bertingkat yang sudah

3
ada kemudian didesain ulang dengan perencanaan sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku di Indonesia. Ditambah dengan perkembangan teknologi

yang ada, berbagai macam inovasi dapat dilakukan pada perencanaan struktur

gedung untuk mencapai tingkat optimasi yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat penulis analisa diantaranya yaitu;
1. Apa yang di maksud dengan struktur ?
2. Apa peranan struktur dalam perancangan bangunan teknik sipil ?
3. Apa Sistem dan fungsi struktur bangunan teknik sipil ?
4. Apa peranan analisis struktur dalam perancangan bangunan teknik sipil ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari Makalah ini adalah untuk berikan pengertian serta penjelasan
tentang :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan struktur


2. Untuk mengetahui peranan struktur bangunan dalam teknik sipil
3. Untuk mengetahui fungsi dan peranan analisis struktur dalam perancangan
bangunan teknik sipil

1.4 Manfaat
1. Untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang struktur dalam
bidang Teknik Sipil
2. Memberikan pengetahuan tentang fungsi dan peranan analisis struktur
dalam perancangan bangunana teknik sipil

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Struktur

Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi,

sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur

berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen

tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap

bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya

masing-masing.

Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari

bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke

tanah. Perancangan struktur harus memastikan bahwa bagian-bagian sistem

struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya gravitasi dan beban

bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan aman.

Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :

1. Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di

bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.

2. Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas

permukaan tanah dan di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang

dimaksud struktur tengah di antaranya dinding, kolom, dan ring.

5
3. Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk

memanjang ke atas untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain

rangka dan kuda-kuda.

2.1.1 Klasifikasi Struktur

1.Klasifikasi struktur berdasarkan geometri dan bentuk dasarnya :

Elemen garis adalah elemen yang panjang dan langsing dengan potongan

melintang nya lebih kecil dibandingkan ukuran panjangnya.Elemen garis dapat

dibedakan menjadi elemen lurus dan elemen melengkung.

Elemen permukaan adalah elemen yang ketebalannya lebih kecil dari pada

ukuran panjang nya.Elemen datar dapat berupa datar atau lengkung.Elemen

lengkung bisa berupa lengkung tunggal atau lengkung ganda.

2.Klasifikasi struktur berdasarkan karakteristik kekakuan elemen :

Elemen kaku, biasanya sebagai elemen yang tidak mengalami perubahan bentuk

yang cukup besar apabila mengalami tekanan beban.

Elemen tidak kaku atau fleksibel, misalnya kabel yang berubah menjadi bentuk

tertentu pada suatu kondisi pembebanannya.Struktur fleksibel akan

mempertahankan keutuhan fisik nya meskipun bentuknya berubah-ubah.

3.Berdasarkan susunan elemen :

System satu arah, dengan mekanime transfer beban dari struktur untuk

menyalurkan ketanah merupakan aksi satu arah saja.Sebuah balok yang

terbentang pada dua titik tumpuan adalh contoh system satu arah.

 System dua arah dengan system bersilang yang terletak diantara dua titik

tumpuan dan tidak terletak diatas garis yang sama.

6
Gambar 1. Mengkategorikan elemen berdasarkan transfer beban

Gambar 2. Klasifikasi elemen struktur

4.berdasarkan material pembentuknya di bedakan :

 Struktur kayu

 Struktur baja

 Struktur beton,dll

7
2.1.2 Elemen-elemen utama struktur

Elemen-elemen struktur utama seperti pada gambar 3 di kelompok kan menjadi

3 kelompok utama yaitu :

 Elemen kaku yang umum digunakan yaitu balok, kolom, pelengkung, pelat

datar, pelat berpelengkungan dan cangkang.

 Elemen tidak kaku atau fleksibel seperti kabel, membrane atau kabel

berpelengkung tunggal maupun ganda.

 Elemen elemen yang merupakan rangkaian dari elemen elemen tunggal : rangka,

rangka batang, kubah dan jaring

Gambar 3. Jenis-jenis elemen struktur

8
1.Balok dan kolom

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horizontal diatas

elemen kaku vertical.Elemen horizontal memikul elemen yang bekerja secara

tranfersal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertical

yang menumpunya.Kolom di bebani secara aksial oleh balok dan akan

meyalurkan beban tersebut ketanah.Balok akan melentur sebagai akibat dari

beban yang bekerja secara transveral sehingga balok sering disebut memikul

beban secara melentur.Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada

umum nya mengalami gaya aksial saja.Pada suatu bangunan struktur balok dapat

berupa balok tunggal di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus.Pada

umumnya balok menerus merupakan struktur yang lebih menguntungkan di

banding balok bentangan tunggal diatas dua tumpuan sederhana.

2.Rangka

Struktur rangka secara sederhana sama dengan balok.Tetapi dengan aksi

struktur yang berbeda karena adanya tititk hubung kaku antara elemen vertical dan

elemen horizontalnya.Kekauan tititk hubung ini memberi kestabila terhadap gaya

lateral.Pada system rangka ini balok maupun kolom akan melentur sebagai akibat

dari adanya aksi pada struktur.Pada struktur rangka panjang setiap elemen

terbatas, sehingga biasanya akan dibuat dengan pola berulang.

3.Rangka batang

Rangka batang adalah struktur yang di buat dengan menyusun elemen linier

berbentuk batang-batang yang relative pendek dan lurus menjadi pola pola

segitiga.Rangka batang yang terdiri atas elemen elemen diskrit yang melendut

9
secarakeseluruhan apabila mengalami pembebanan seperti yang hal nya di alami

balok yang terbebani tranversal.Setiap elemen batangnya tidak melentur tetapi

hanya akan mengalami gaya tarik atau tekan saja.

4.Pelengkung

Pelengkung adalah struktur yang di bentuk oleh elemen garis yang melengkung

dan membentang antara 2 titik.Struktur itu umumnya terdiri atas potongan

potongan kecil yang mempertahankan posisinya akibat adanya

pembebanan.Bentuk lengkung dan perilaku beban merupakan hal pokok yang

mementukan apakah struktur tersebut stabil atau tidak.Kekuatan struktru

tergantung dari bahan penyusun nya serta beban yang akan bekerja

padanya.contoh struktur pelengkung adalah struktur yang berbenuk dari susunan

bata.Bnetuk struktur pelengkung yang banyak digunakan pada banguna modern

adalah pelengkung kaku.

5.Dinding dan plat

Plat datar dan dinding adalah struktur kaku pembentuk permukaan suatu

dinding pemikul beban dapat memikul beban baik beban yang bekerja dari arah

vertical maupun arah horizontal.Jika struktur dinding terbuat dari material kecil

maka kekuatan terhadap beban dalam arah tegak lurus menjadi sangat

terbatas.Struktur pelat datar digunakan secara horizontal dan memikukl beban

sebagai lentur dan meneruskanya ketumpuan.Struktur pelat dapat terbuat

daribeton bertulang ataupun baja.Pelat horizontal apat dibuat dengan pola susunan

elemen garis yang kaku dan pendek dan bentuk segitiga tiga demensi digunakan

untuk memperoleh kekakuan yang lebih baik.

10
6.Cangkang dan terowongan

Cangkang dan terowongan merupakan struktur pelat satu

kelengkungan.Struktur cangkang memiliki bentang longitudonial dan

kelengkungan nya tegak lurus terhadap diameter bentang.Bentuk cangkang harus

terbuat dari material kaku seperti beton bertulang atau baja.

7.Kubah

Kubah merupakan bentuk struktur berlangkungan ganda.Bentuk kubah dapat

dipandang sebagai bentuk cengkung yang berputar.Umumnya dibentuk dari

material kaku seperti beton bertulang tetapi dapat pula dibuat dari tumpukan bata.

Kubah adalah struktur yang sangat efsien bila di gunakan pada bentang besar

dengan penggunaan material yang lebih sedikit.

8.Kabel

Merupakan elemen struktur yang fleksibel.Bentuk kabel bergantung pada

beban yangbekerja padanya.Struktu kabel yang di tarik pada kedua ujungnya

berbentuk lurus saja di sebut tierod..Jika pada bentangan kabel terdapat beban titik

eksternal maka bentuk kabel akan berupa segmen segmen garis .Jika yang di pikul

adalah beban yang terbagi merata maka kabel akan berbentuk lengkungan

sedangkan berat sendri struktur kabel akan menyebabkan bentuk lengkung yang

disebut catenary-curve.

9.Membran, tenda dan jaring.

Membran adalah lembaran tipis yang fleksibel.Tenda biasanya dibentuk dari

permukaan membrane.Bentuk srtuktur nya dapat berbentuk sederhana maupun

kompleks dengan menggunakan mebran-membran.Untuk permukaan dengan

11
lengkungan ganda permukaan actual harus tersusun dari segmen yang jauh lebih

kecil karena pada umumnya membrane dengan permukaan dengan

menggantungkan pada sisis cembung berarah kebawah itupun jika berarah keatas

harus ditambahkan mekanisme tertentu agar bentuknya tetap.

2.2 Peran Analisis Struktur

Dalam merencanakan suatu bangunan baik berupa rumah tinggal, rukan,

gedung perkantoran, hotel, apartemen, warehouse maupun bangunan sipil lainnya

diperluhkan analisis yang optimal terhadap kekuatan dan kelayakan suatu struktur

bangunan demi menjamin tingkat keamanan dan keselamatan bagi pengguna

bangunan tersebut. Pada saat ini teknologi dalam menganalisis suatu struktur

bangunan telah berkembang dan telah memperhatikan risiko terhadap

kemungkinan-kemungkinan efek yang dapat ditimbulkan selama masa layanan

suatu konstruksi seperti efek terhadap beban sendiri, beban hidup, beban

angin dan terhadap gempa di tiap zona daerah yang akan dibangun. Oleh karena

itu dengan adanya kemajuan teknologi tersebut diharapkan dapat meningkatkan

aspek keamanan, kenyamanan dan keselamatan dari struktur bangunan yang

hendak di laksanakan. Faktor keamanan suatu struktur bangunan yang hendak di

laksanakan haruslah memenuhi kriteria dan standar yang berlaku seperti Standar

Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku di Indonesia dalam perancangan struktur

bangunan baik standar perencanaan, material, maupun proses pelaksanaannya.

Dengan menggunakan standar dalam mendesain suatu sturktur bangunan kiranya

telah memenuhi pedoman-pedoman yang berlaku. Banyak kasus-kasus di

12
lapangan yang sering terjadi mengenai kegagalan struktur bangunan seperti

runtuhnya bangunan gedung, runtuhnya jembatan serta masih banyak lagi kasus

yang terjadi yang akhirnya berujung pada tnimbulkan korban jiwa dan materi.

Bagi masyarakat umum sering ditemui asumsi bahwa jika ingin memperkuat

struktur "perbesar saja dimensi atau perbanyak saja tulangannya", asumsi

demikian sangatlah tidak analitis dan rasional dalam perencanaan suatu struktur

bangunan, dimana dalam mendesain suatu elemen struktur baik berupa kolom,

balok, plat, pondasi dan elemen struktural lainnya haruslah menghasilkan output

analisis yang proporsional dalam hal ini haruslah memenuhi syarat Aman dan

Efisien yang berdasarkan pada analisis dan standar yang berlaku. Dalam hal

ini tidak hanya dilihat dari segi kuantitasnya saja, misalnya dengan banyaknya

tulangan atau dimensi yang diperbesar hal ini justru membuat struktur berisiko

menumbulkan kegagalan struktur akibat bobot volume strukturnya dan dari segi

biaya juga sangat tidak ekonomis begitupun sebaliknya. Oleh karena itu dalam

mendesain dan merancang suatu struktur bangunan yang aman dan ekonomis

haruslah dilakukan dengan penuh perhitungan, dimana dalam hal ini

selayaknya dilakukan oleh seorang inisnyur sipil dalam bidang struktur yang

telah berpengalaman dan profesional dibidangnya. Peranan seorang insinyur sipil

dalam mendesain dan merancangan struktur bangunan yang hendak di laksanakan

sangatlah penting sebelum proses implementasi/konstruksi dimulai. Dengan

adanya hasil analisis dan penjelasan dari konsultan sipil terhadap desain struktur

bangunan kiranya dapat memberikan rasa aman bagi pihak owner maupun pihak-

pihak yang akan menggunakan bangunan tersebut di kemudian harinya dengan

13
tujuan agar menghindari timbulkan korban jiwa dan materi yang berpotensi

menimbulkan tuntutan klaim yang berujung pada rana hukum.

2.3 Struktur Beton

2.3.1 Beton Bertulang

Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton dan baja

tulangan. Kombinasi dari kedua material tersebut menghasilkan bahan bangunan

yang mempunyai sifat-sifat yang baik dari masing-masing bahan bangunan

tersebut.

Beton mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang

tinggi. Akan tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lemah jika

dibebani tarik. Sedangkan baja tulangan mempunyai kapasitas yang tinggi

terhadap beban tarik, tetapi mempunyai kapasitas tekan yang rendah karena

bentuknya yang langsing (akan mudah mengalami tekuk terhadap beban tekan).

Namun, dengan menempatkan tulangan dibagian beton yang mengalami tegangan

tarik akan mengeliminasi kekurangan dari beton terhadap beban tarik.

Demikian juga bila baja tulangan ditaruh dibagian beton yang mengalami

tekan, beton disekeliling tulangan bersama-sama tulangan sengkan akan

mencegah tulangan mengalami tekuk. Demikianlah penjelasan tentang mengapa

kombinasi dari kedua bahan bangunan ini menghasil bahan bangunan baru yang

memiliki sifat-sifat yang lebih baik dibanding sifat-sifat dari masing-masih bahan

tersebut sebelum digabungkan. Berikut kita akan paparkan sesuatu yang

berhubungan dengan bahan bangunan beton dan tulangan baja

14
Beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari semen (Portland cement atau

semen hidrolik lainnya), pasir atau agregat halus, kerikil atau agregate kasar, air

dan dengan atau tanpa bahan tambahan. Kekuatan tekan beton yang digunakan

untuk perencanaan ditentukan berdasarkan kekuatan tekan beton pada umur 28

hari. Meskipun sekarang kita dapat menghasilkan beton dengan kekuatan tekan

lebih 100 MPa, kekuatan tekan beton yang umum digunakan dalam perencanaan

berkisar antara 20 – 40 MPa. Seperti diterangkan sebelumnya, beton mempunyai

kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi mempunyai kekuatan tarik yang rendah,

hanya berkisar antara 8% sampai 15% dari kekuatan tekannya. Untuk mengatasi

kelemahan dari bahan beton inilah maka ditemukan bahan bangunan baru dengan

menambahkan baja tulangan untuk memperkuat terutama bagian beton yang

mengalami tarik.

Baja tulangan yang digunakan untuk perencanaan harus mengunakan baja

tulangan ulir/sirip (deformed bar). Sedangkan tulangan polos (plain bar) hanya

dapat digunakan untuk tulangan spiral dan tendon, kecuali untuk kasus-kasus

tertentu.

2.3.2 Sifat – Sifat Beton Bertulang

1. Pengetahuan yang mendalam tentang sifat-sifat beton bertulang sangat

penting sebelum dimulai mendesain struktur beton bertulang. Beberapa sifat-sifat

beton bertulang antara lain :

a. Kuat Tekan

15
Kuat tekan beton (f’c) dilakukan dengan melakukan uji silinder beton dengan

ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pada umur 28 hari dengan tingkat

pembebanan tertentu. Selama periode 28 hari silinder beton ini biasanya

ditempatkan Mdalam sebuah ruangan dengan temperatur tetap dan kelembapan

100%. Meskipun ada beton yang memiliki kuat maksimum 28 hari dari 17 Mpa

hingga 70 -140 Mpa, kebanyakan beton memiliki kekuatan pada kisaran 20 Mpa

hingga 48 Mpa. Untuk aplikasi yang umum, digunakan beton dengan kekuatan 20

Mpa dan 25 Mpa, sementara untuk konstruksi beton prategang 35 Mpa dan 40

Mpa. Untuk beberapa aplikasi tertentu, seperti untuk kolom pada lantai-lantai

bawah suatu bangunan tingkat tinggi, beton dengan kekuatan sampai 60 Mpa telah

digunakan dan dapat disediakan oleh perusahaan-perusahaan pembuat beton siap-

campur (ready-mix concrete).

Nilai-nilai kuat tekan beton seperti yang diperoleh dari hasil pengujian sangat

dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk dari elemen uji dan cara pembebanannya. Di

banyak Negara, spesimen uji yang digunakan adalah kubus berisi 200 mm. untuk

beton-beton uji yang sama, pengujian terhadap silinder-silinder 150 mm x 300

mm menghasilkan kuat tekan yang besarnya hanya sekitar 80% dari nilai yang

diperoleh dari pengujian beton uji kubus.

Kekuatan beton bisa beralih dari beton 20 Mpa ke beton 35 Mpa tanpa perlu

melakukan penambahan buruh dan semen dalam jumlah yang berlebihan.

Perkiraan kenaikan biaya bahan untuk mendapatkan penambahan kekuatan seperti

itu adalah 15% sampai 20%. Namun untuk mendapatkan kekuatan beton diatas 35

atau 40 Mpa diperlukan desain campuran beton yang sangat teliti dan perhatian

16
penuh kepada detail-detail seperti pencampuran, penempatan, dan perawatan.

Persyaratan ini menyebabkan kenaikan biaya yang relatife lebih besar. Kurva

tegangan-regangan pada gambar dibelakang menampilkan hasil yang dicapai dari

uji kompresi terhadap sejumlah silinder uji standar berumur 28 hari yang

kekuatannya beragam.

1) Kurva hampir lurus ketika beban ditingkatkan dari niol sampai kira-kira 1/3 -

2/3 kekuatan maksimum beton.

2) Diatas kurva ini perilaku betonnya nonlinear. Ketidak linearan kurva tegangan-

regangan beton pada tegangan yang lebih tinggi ini mengakibatkan beberapa

masalah ketika kita melakukan analisis struktural terhadap konstruksi beton

karena perilaku konstruksi tersebut juga akan nonlinear pada tegangan-tegangan

yang lebih tinggi.

3) Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwa berapapun

besarnya kekuatan beton, semua beton akan mencapai kekuatatan puncaknya pada

regangan sekitar 0,002.

4) Beton tidak memiliki titik leleh yang pasti, sebaliknya kurva beton akan tetap

bergerak mulus hingga tiba di titik kegagalan (point of rupture) pada regangan

sekitar 0,003 sampai 0,004.

b. Modulus Elastisitas Statis

1) Beton tidak memiliki modulus elastisitas yang pasti. Nilainya bervariasi

tergantung dari kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan, dan karakteristik

dan perbandingan semen dan agregat. Sebagai tambahan, ada beberapa defenisi

mengenai modulus elastisitas :

17
a) Modulus awal adalah kemiringan diagram tegangan-regangan pada titik asal

dari kurva.

b) Modulus tangen adalah kemiringan dari salah satu tangent (garis singgung)

pada kurva tersebut di titik tertentu di sepanjang kurva, misalnya pada 50% dari

kekuatan maksimum beton.

c) Kemiringan dari suatu garis yang ditarik dari titik asal kurva ke suatu titik

pada kurva tersebut di suatu tempat di antara 25% sampai 50% dari kekuatan

tekan maksimumnya disebut Modulus sekan.

d) Modulus yang lain, disebut modulus semu (apparent modulus) atau modulus

jangka panjang, ditentukan dengan menggunakan tegangan dan regangan yang

diperoleh setelah beban diberikan selama beberapa waktu.

e) Peraturan ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung modulus

elastisitas beton yang memiliki berat beton (wc) berkisar dari 1500-2500 kg/m3.

Dimana :

wc : berat beton (kg/m3)

fc’ : mutu beton (Mpa)

Ec : modulus elastisitas (Mpa)

c. Modulus elastisitas dinamis

Modulus elastisitas dinamis, yang berkorespondensi dengan regangan-regangan

sesaat yang sangat kecil, biasanya diperoleh dari uji sonik. Nilainya biasanya lebih

besar 20%-40% daripada nilai modulus elastisitas statis dan kira-kira sama dengan

18
modulus nilai awal. Modulus elastisitas dinamis ini biasanya dipakai pada analisa

struktur dengan beban gempa atau tumbukan.

d. Perbandingan Poisson

Ketika sebuah beton menerima beban tekan, silinder tersebut tidak hanya

berkurang tingginya tetapi juga mengalami ekspansi (pemuaian) dalam arah

lateral. Perbandingan ekspansi lateral dengan pendekatan longitudinal ini disebut

sebagai Perbandingan Poisson(Poisson’s ratio). Nilainya bervariasi mulai dari

0,11 untuk beton mutu tinggi dan 0,21 untuk beton mutu rendah, dengan nilai

rata-rata 0,16. Sepertinya tidak ada hubungan langsung antara nilai perbandingan

ini dengan nilai-nilai, seperti perbandingan air-semen, lamanya perawatan, ukuran

agregat, dan sebagainya. Pada sebagian besar desain beton bertulang, pengaruh

dari perbandingan poisson ini tidak terlalu diperhatikan. Namun pengaruh dari

perbandingan harus diperhatikan ketika kita menganalisis dan mendesain

bendungan busur, terowongan, dan struktur-struktur statis tak tentu lainnya.

e. Kuat Tarik

Kuat tarik beton bervariasi antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan

utama dari kuat tarik yang kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi oleh

retak-retak halus. Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton menerima

beban tekan karena beban tekan menyebabkan retak menutup sehingga

memungkinkan terjadinya penyaluran tekanan. Jelas ini tidak terjadi bila balok

menerima beban.

19
Meskipun biasanya diabaikan dalam perhitungan desain, kuat tarik tetap

merupakan sifat penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar

retak yang terjadi. Selain itu, kuat tarik dari batang beton diketahui selalu akan

mengurangi jumlah lendutan. (Karena kuat tarik beton tidak besar, hanya sedikit

usaha yang dilakukan untuk menghitung modulus elastisitas tarik dari beton.

Namun, berdasarkan informasi yang terbatas ini, diperkirakan bahwa nilai

modulus elastisitas tarik beton sama dengan modulus elatisitas tekannya).

Selanjutnya, anda mungkin ingin tahu mengapa beton tidak diasumsikan

menahan tegangan tarik yang terjadi pada suatu batang lentur dan baja yang

menahannya. Alasannya adalah bahwa beton akan mengalami retak pada

regangan tarik yang begitu kecil sehingga tegangan-tegangan rendah yang

terdapat pada baja hingga saat itu akan membuat penggunaannya menjadi tidak

ekonomis. Kuat tarik beton tidak berbanding lurus dengan kuat tekan ultimitnya

fc’. Meskipun demikian, kuat tarik ini diperkirakan berbanding lurus terhadap

akar kuadrat dari fc’. Kuat tarik ini cukup sulit untuk diukur dengan beban-beban

tarik aksial langsung akibat sulitnya memegang spesimen uji untuk menghindari

konsentrasi tegangan dan akibat kesulitan dalam meluruskan beban-beban

tersebut. Sebagai akibat dari kendala ini, diciptakanlah dua pengujian yang agak

tidak langsung untuk menghitung kuat tarik beton. Keduanya adalah uji modulus

keruntuhan dan uji pembelahan silinder. Kuat tarik beton pada waktu mengalami

lentur sangat penting ketika kita sedang meninjau retak dan lendutan pada balok.

Untuk tujuan ini, kita selama ini menggunakan kuat tarik yang diperoleh dari uji

modulus-keruntuhan. Modulus keruntuhan biasanya dihitung dengan cara

20
membebani sebuah balok beton persegi (dengan tumpuan sederhana berjarak 6 m

dari as ke as) tanpa-tulangan berukuran 15cm x 15cm x 75cm. hingga runtuh

dengan beban terpusat yang besarnya sama pada 1/3 dari titik-titik pada balok

tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam ASTM C-78. Beban ini terus

ditingkatkan sampai keruntuhan terjadi akibat retak pada bagian balok yang

mengalami tarik. Modulus keruntuhannya fr ditentukan kemudian dari rumus

lentur. Tegangan yang ditentukan dengan cara ini tidak terlalu akurat karena

dalam menggunakan rumus lentur kita mengasumsikan beton berada dalam

keadaan elastic sempurna dengan tegangan yang berbanding lurus terhadap jarak

dari sumbu netral.

f. Kuat Geser

Melakukan pengujian untuk memperoleh keruntuhan geser yang betul-betul

murni tanpa dipengaruhi oleh tegangan-tegangan lain sangatlah sulit. Akibatnya,

pengujian kuat geser beton selama bertahun-tahun selalu menghasilkan nilai-nilai

leleh yang terletak di antara 1/3 sampai 4/5 dari kuat tekan maksimumnya.

g. Kurva Tegangan-Regangan

Hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk menurunkan

persamaan-persamaan analisis dan desain juga prosedur-prosedur pada struktur

beton.

h. Kolom

Definisi kolom menurut SNI-T15-1991-03 adalah komponen struktur

bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial desak vertikal dengan

bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral

21
terkecil. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktur yang

memikul beban dari balok induk maupun balok anak. Kolom meneruskan beban

dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah

melalui`pondasi.

Keruntuhan pada suatu kolom merupakan kondisi kritis yang dapat menyebabkan

runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total

collapse) seluruh struktur. Kolom adalah struktur yang mendukung beban dari

atap, balok dan berat sendiri yang diteruskan ke pondasi. Secara struktur kolom

menerima beban vertical yang besar, selain itu harus mampu menahan beban-

beban horizontal bahkan momen atau puntir/torsi akibat pengaruh terjadinya

eksentrisitas pembebanan. hal yang perlu diperhatikan adalah tinggi kolom

perencanaan, mutu beton dan baja yang digunakan dan eksentrisitas pembebanan

yang terjadi.

i. Balok

Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban vertikal

dan horizontal. Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang diterima

plat lantai, berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang di atasnya.

Sedangkan beban horizontal berupa beban angin dan gempa. Balok merupakan

bagian struktur bangunan yang penting dan bertujuan untuk memikul beban

tranversal yang dapat berupa beban lentur, geser maupun torsi. Oleh karena itu

perencanaan balok yang efisien, ekonomis dan aman sangat penting untuk suatu

struktur bangunan terutama struktur bertingkat tinggi atau struktur berskala besar.

j. Pengantar Gempa

22
Kerak bumi terdiri dari beberapa lapisan tektonik keras yang disebut litosfer

yang mengapung di atas medium fluida yang lebih lunak yang disebut mantle,

sehingga kerak bumi ini dapat bergerak. Teori yang dipakai untuk menerangkan

pergerakan-pergerakan kerak bumi tersebut adalah teori perekahan dasar laut (Sea

Floor Spreading Theory) yang dikembangkan oleh F. V. Vine dan D. H. Mathews

pada tahun 1963 (Irsyam, 2005). Bersatunya masa batu atau pelat satu sama lain

dicegah oleh gaya-gaya friksional, apabila tahanan ultimate friksional tercapai

karena ada gerakan kontinyu dari fluida dibawahnya dua pelat yang akan

bertumbukan satu sama lain akan menimbulkan gerakan tiba-tiba yang bersifat

transient yang menyebar dari satu titik kesuatu arah yang disebut gempa bumi.

Gempa bumi yang menimbulkan kerusakan yang paling luas adalah gempa

tektonik. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh terjadinya pergeseran kerak bumi

(lithosfer) yang umumnya terjadi didaerah patahan kulit bumi.

Dalam beberapa dekade belakangan, para insinyur struktur mulai mengalami

kemajuan yang berarti dalam memahami perilaku struktur terhadap beban

gempa. Kemajuan ini dikombinasikan dengan hasil penelitian modern yang

membuat para insinyur struktur dapat mendesain suatu struktur yang aman ketika

mengalami bebangempa yang besar, selain itu dapat pula mendesain bangunan

yang tetap dapat terus beroperasi selama dan setelah gempa terjadi. Struktur suatu

bangunan bertingkat tinggi harus dapat memikul beban-beban yang bekerja pada

struktur tersebut, diantaranya beban gravitasi dan beban lateral. Beban gravitasi

adalah beban mati struktur dan beban hidup, sedangkan yang termasuk beban

lateral adalah beban angin dan beban gempa.

23
Gempa yang bekerja pada suatu struktur menyebabkan struktur tersebut akan

mengalami pergerakan secara vertikal maupun secara lateral. Pergerakan tanah

tersebut menimbulkan percepatan sehingga struktur yang memiliki massa akan

mengalami gaya berdasarkan rumus F = m x a. Namun struktur pada umumnya

memiliki faktor keamanan yang cukup dalam menahan gaya vertikal

dibandingkan dengan gaya gempa lateral. Gaya gempa vertikal harus

diperhitungkan untuk unsur-unsur struktur gedung yang memiliki kepekaan yang

tinggi terhadap beban gravitasi seperti balkon, kanopi dan balok kantilever

berbentang panjang, balok transfer pada struktur gedung tinggi yang memikul

beban gravitasi dari dua atau lebih tingkat diatasnya serta balok beton pratekan

berbentang panjang. Sedangkan gaya gempa lateral bekerja pada setiap pusat

massa lantai.

Berdasarkan UBC 1997, tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk

mencegah terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan tiga

kriteria standar sebagai berikut:

1) Tidak terjadi kerusakan sama sekali pada gempa kecil

2) Ketika terjadi gempa sedang, diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural tapi

bukan merupakan kerusakan structural

3) Diperbolehkan terjadinya kerusakan struktural dan non struktural pada gempa

kuat, namun kerusakan yang terjadi tidak menyebabkan bangunan runtuh.

Beban gempa nilainya ditentukan oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya probabilitas

beban itu dilampaui dalam kurun waktu tertentu, oleh tingkat daktilitas struktur

yang mengalaminya, dan oleh kekuatan lebih yang terkandung didalam struktur

24
tersebut. Peluang dilampauinya beban nominal tersebut dalam kurun waktu umur

gedung 50 tahun adalah 10% dan gempa yang menyebabkannya adalah gempa

rencana dengan periode ulang 500 tahun. Tingkat daktilitas struktur gedung dapat

ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan faktor kuat lebih (f1) untuk

struktur gedung secara umum nilainya adalah 1,6. Dengan demikian, beban gempa

nominal adalah beban akibat pengaruh gempa rencana yang menyebabkan

terjadinya pelelehan pertama didalam struktur gedung, kemudian direduksi

dengan faktor kuat lebih (f1).

Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami

simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat

beban gempa diatas beban gempa yang menyebabkan terjadinya

pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup,

sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam

kondisi diambang keruntuhan. Faktor daktilitas struktur gedung (μ) adalah rasio

antara simpangan maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana

pada saat mencapai kondisi diambang keruntuhan (δmax) dan simpangan struktur

pada saat terjadinya sendi plastis yang pertama (δy).

Untuk μ =1 adalah nilai faktor daktilitas untuk struktur gedung yang berprilaku

elastik penuh, seangkan μm adalah nilai faktor daktilitas maksimum yang dapat

dikerahkan oleh sistem struktur gedung yang bersangkutan.

25
2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan

Struktur

1. Kelebihan :

Beton bertulang boleh jadi adalah bahan konstruksi yang paling penting. Beton

bertulang digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur, besar

maupun kecil bangunan, jembatan, perkerasan jalan, bendungan, dindingpenahan

tanah, terowongan, jembatan yang melintasi lembah (viaduct), drainaseserta

fasilitas irigasi, tangki, dan sebagainya. Sukses besar beton sebagai bahan

konstruksi yang universal cukup mudah dipahami jika dilihat dari banyaknya

kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan tersebut antara lain :

a. Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

kebanyakan bahan lain.

b. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air,

bahkan merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak

bersentuhan dengan air. Pada peristiwa kebakaran dengan intensitas rata-rata,

batang-batang struktur dengan ketebalan penutup beton yangmemadai sebagai

pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan padapermukaannya saja tanpa

mengalami keruntuhan.

c. Struktur beton bertulang sangat kokoh.

d. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.

e. Dibandingkan dengan bahan lain, beton memiliki usia layan yang sangat

panjang. Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan

sampai kapan pun tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan beban. Ini

26
dapat dijelaskan dari kenyataannya bahwa kekuatan beton tidak berkurang dengan

berjalannya waktu bahkan semakin lama semakin bertambah dalam hitungan

tahun, karena lamanya proses pemadatan pasta semen.

f. Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi

tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan

semacam itu.

g. Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadi

bentuk yang sangat beragam, mulai dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana

sampai atap kubah dan cangkang besar.

h. Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah

(pasir, kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan tulangan

baja, yang mungkin saja harus didatangkan daridaerah lain.

i. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi betonbertulang

lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur baja.

2. Kelemahan

a. Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan beton, perencana harus mengenal

dengan baik kelebihannya. Kelemahan-kelemahan beton bertulang tersebut antara

lain :

1) Beton mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga memerlukan

penggunaan tulangan tarik.

2) Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap di

tempatnya sampai beton tersebut mengeras. Selain itu, penopang atau penyangga

27
sementara mungkin diperlukan untuk menjaga agar bekisting tetap berada pada

tempatnya, misalnya pada atap, dinding, dan struktur-struktur sejenis, sampai

bagian-bagian beton ini cukup kuat untuk menahan beratnya sendiri. Bekisting

sangat mahal. Di Amerika Serikat, biaya bekisting berkisar antara sepertiga

hingga dua pertiga dari total biaya suatu struktur beton bertulang, dengan nilai

sekitar 50%. Sudah jelas bahwa untuk mengurangi biaya dalam pembuatan suatu

struktur beton bertulang, hal utama yang harus dilakukan adalah mengurangi

biaya bekisting.

3) Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton

bertulang menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-struktur

bentang-panjang dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat

mempengaruhi momen lentur.

4) Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi-campuran dan

pengadukannya. Selain itu, penuangan dan perawatan beton tidak bisa ditangani

seteliti seperti yang dilakukan pada proses produksi material lain seperti struktur

baja dan kayu.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu


dengan lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah
sifat fundamental bagi setiap sistem. Identifikasi suatu struktur adalah
suatu tugas subjektif, karena tergantung pada asumsi kriteria bagi
pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan mereka. Karenanya,
identifikasi kognitif suatu struktur berorientasi tujuan dan tergantung pada
pengetahuan yang ada. Menurut Prof. Benny H. Hoed, struktur adalah
bangun (teoritis) yang terdiri atas unsur-unsur yang berhubungan satu
sama lain dalam satu kesatuan. Struktur ada struktur atas, struktur bawah.
Struktur mempunyai sifat: Totalitas, Transformatif, Otoregulatif
 Tujuan utama dari analisis struktur adalah untuk membantu perancang
struktur dalam membuat keputusan-keputusan penting dalam proses
perancangan. Hasil dari suau analisis struktur pada sebuah struktur pada
beban-beban yang bekerja padanya adalah respon dari struktur tersebut
uang berupa :

1. Perubahan posisi elemen-elemen atau bentuk konfigurasi struktur


2. Gaya-gaya internal pada elemen-elemen struktur : gaya aksial, gaya
geser, momen lentur dan momen torsi.

3.2 Saran

Saran terhadap makalah ini adalah sekiranya dapat memberikan masukan


dan kritik demi kesempurnaan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi mahasiswa
dan masyarakat tentang

29

Anda mungkin juga menyukai