Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nabil Almatin

Kelas : Prinsip Infrastruktur Sipil C


Materi : Struktur
NRP : 08111840000020

Resume Essay Tugas Struktur Sipil


STRUKTUR BANGUNAN DAN JEMBATAN PADA BIDANG ARSITEKTUR

 Pendahuluan
Arsitektur merupakan cabang ilmu mengenai ruang, sebagai wujud dari hasil perencanaan
dan perancangan di bidang jasa konstruksi meliputi tata bangunan, tata ruang, dan lingkungan
binaan, Arsitektur perlu memperhatikan pemenuhan kaidah fungsi, kaidah konstruksi, dan kaidah
estetika yang mencakup faktor: keselamatan, keamanan, kesahatan, kenyamanan, dan kemudahan.
Sedangkan Arsitek adalah sebutan ahli yang mampu melakukan peran dalam proses kreatif menuju
terwujudnya tata-ruang dan tata-massa guna memenuhi tata kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan tinggi arsitektur dan/atau
yang setara, mempunyai kompetensi yang diakui sesuai dengan ketentuan Ikatan Arsitek terkait,
serta melakukan praktik profesi arsitek yang harus mencakup aspek profesionalitas, integritas,
kebermanfaatan, keberlanjutan, dan lain sebagainya. Keterkaitan antara arsitektur dan teknik sipil
terjalin komunikasi yang baik antar satu dengan yang lain karena kedua bidang tersebut punya
keterhubungan bidan yang mana keduanya saling bahu-membahu dalam merealisasikan wujud
bangunan, dengan arsitek sebagai ahli perencanaan dan perancangan bangunan, dan insinyur sipil
sebagai ahli kontruksi dan ilmu mewujudkan bangunan yang kuat dan hebat membutuhkan
persiapan dan pengerjaan yang maksimal.
Arsitek dan insinyur sipil harus memiliki keterampilan matematika dan teknologi yang kuat
untuk membuat rencana konstruksi yang akurat dan aman. Keduanya membutuhkan kemampuan
berpikir analitis untuk memberikan perkiraan biaya, risiko, dan waktu untuk klien, serta harus
memiliki keterampilan kepemimpinan dan manajemen untuk mengawasi kontrak konstruksi dan
memantau proses pembangunan. Tujuan utama campur tangan insinyur sipil dengan pekerjaan
arsitek adalah untuk memberikan stabilitas dan ketahanan bangunan yang diajukan melalui konsep
desain arsitek, tanpa menciptakan situasi struktural yang memaksa arsitek untuk melakukan
perubahan desain, monopoli dalam hubungan spasial, dan/atau perubahan komposisi bentuk
bangunan dan geometri, karena desain arsitektur merupakan suatu keterkaitan akan bentuk, fungsi,
dan nilai estetika.

 Definisi & Klasifikasi Struktur


Selain merancang bangunan baru arsitek juga memiliki peran untuk menyarankan
perubahan terhadap pembangunan yang sebelumnya telah ada. Melalui peran arsitek yang
memperkuat keberadaan teknik sipil di bidang struktur dan konstruksi secara maksimal, maka
dalam segi ilmu arsitektur terdapat beberapa penekanan dan teori yang mendasari hal tersebut
terkait apa itu struktur dan seberapa besar pengaruhnya pada pembangunan sebuah proyek.
Struktur merupakan satu diantara komponen pada bangunan yang berperan sebagai elemen
signifikan dan penting dalam kelangsungan bangunan. Struktur dapat didefinisikan sebagai “stable
assembly of elements designed and constructed to function as a whole in supporting and
transmitting applied loads safely to the ground without exceeding the allowable stresses in the
members.” (Ching F. D., 2014). Selain itu struktur dapat dikatakan sebagai “Columnar, planar, or
a combination of these which a designer can intentionally use to reinforce or realize ideas.”
(Charleson, Structure as Architecture, 2015). Dalam konteks ini, kolom, dinding dan balok dapat
dianggap sebagai konsep frekuensi, pola, kesederhanaan, keteraturan, keacakan dan kompleksitas.
Dengan demikian, struktur dapat digunakan untuk menentukan ruang, membuat unit,
mengartikulasikan sirkulasi, menyarankan pergerakan, atau mengembangkan komposisi dan
modulasi. Walaupun seringkali structure dianggap sebagai hal yang terabaikan karena letaknya
di dalam bangunan, namun nyatanya dalam peran struktur terdapat detail yang “menciptakan &
membentuk” arsitektur, melalui kualitas dan eksperimen ide. Sistem struktural sebuah bangunan
dirancang dan dibangun untuk mendukung dan mengirimkan/mengalirkan beban berupa
gravitasi yang diterapkan dan beban lateral dengan aman ke tanah tanpa melebihi tekanan yang
telah ditetapkan pada baigan-bagiannya. Untuk pengklasifikasiannya, struktur dibagi menjadi 3
aspek ;

Gambar.1. Pembagian klasiikasi bagian struktur bangunan

Sumber : Pinterest.com

 Superstruktur adalah perpanjangan vertikal dari sebuah bangunan di atas fondasi;


 Kolom, balok, dan dinding merupakan penahan beban yang mendukung struktur lantai
dan atap;
 Substruktur adalah struktur dasar yang membentuk fondasi suatu bangunan.
Pembebanan yang terjadi pada penerapan struktur dibagi menjadi dua ; yaitu beban statis
dan beban dinamis.. definisi beban statis menurut rujukan dari buku francis d.k. ching adalah
“Static loads are assumed to be applied slowly to a structure until it reaches its peak value without
fluctuating rapidly in magnitude or position.” (Ching, 2019) Contoh dari beban statis adalah beban
manusia, furniture, salju, dan hujan/ sedangkan beban dinamis di definisikan sebagai “Dynamic
loads are applied suddenly to a structure, often with rapid changes in magnitude and point of
application” (Ching, 2019) Contoh utama dari beban dinamis adalah beban angin dan gempa
bumi.
Prinsip pembebanan sangat penting untuk dipahami oleh arsitek, karena dalam proses
mendesain, form dan struktur adalah sebuah kesatuan yang terbentuk satu sama lain dalam
perancangannya. Terdapat beberapa sistem struktur yang mendefinisikan bentuk arsitektur dan
seringkali berfungsi, setidaknya sebagian, sebagai selubung bangunan. Di antaranya ;
 Shell Structure
Juga dikenal sebagai 'struktur permukaan', cangkang menahan dan mentransfer beban dalam
ketebalan minimalnya.
 Fabric Structure
Penggunaan bahan fabric yang dikencangkan menahan beban sendiri dan beban angin,
bergantung pada kelengkungan tiga dimensi untuk kecukupan struktural.
 Ribbed Structure
Strutur yang bmenjadi hampir identik dengan selungkup di mana mereka menghasilkan dan
menentukan bentuk arsitektural, meskipun karakter kerangka mereka sering memerlukan sistem
pembungkus terpisah.
 Folded Plated
Penggunaan bentuk struktural dan arsitektural ini terutama terbatas pada atap, dan dinding.
Potensi struktural dari pelat yang dilipat dapat dibuktikan secara sederhana seperti lipatan
menjadi kaku dan dapat menjulur seperti kerangka balok-kolom ortogonal terintegrasi dengan
baik dalam bentuk arsitektur prismatik.
 Frame Structure
Rangka-rangka penahan beban yang menghasilkan gaya aksial, tekukan, dan geser di
semua anggota rangka karena sambungan yang kaku menahan ujung anggota agar tidak
berputar bebas. Selain itu, beban vertikal menyebabkan rangka kaku mengembangkan gaya
dorong horizontal pada dasarnya.
Cara pemindahan gaya dari satu elemen struktur ke elemen struktur berikutnya dan
bagaimana kinerja sistem struktur secara keseluruhan sangat bergantung pada jenis sambungan
dan sambungan yang digunakan. Dalam bidang arsitektur perlu memahami prinsip apa saja yang
bisa digunakan untuk menentukan joint seperti apa yang bisa menyesuaikan konstruksi struktur
yang digunakan. Elemen struktural dapat digabungkan satu sama lain dalam tiga cara ; 1.) Butt
joints yang memungkinkan salah satu elemen menjadi kontinu dan biasanya memerlukan elemen
perantara ketiga untuk membuat sambungan ; 2.) Overlapping joints memungkinkan semua
elemen yang terhubung untuk melewati satu sama lain dan menerus; 3.) Shaped joint yang saling
membentuk menjadi sturktur sambungan.

Gambar.2. Penyusunan joint/ sambungan pada kolom dan balok


penopang beban bangunan.

Sumber : Buku Illustrated Building Structure. 2014

 Integritas Aspek Struktur dan Lingkungan


Dalam aspek lingkungan, sistem struktur bangunan bisa menjadi sangat spesifik tergantung
dari kepakaan bidang arsitek dan sipil dalam mengolahnya. Konteks yang ditujukan pada prinsip
struktur juga dapat diintegrasikan dengan berbagai aspek non formal yang terjadi pada bangunan.
seperti dimana struktur dapat terintegrasikan dengan keberadaan cahaya yang jika ditarik lebih
jauh kedua hal tersebut memiliki kecenderungan yang berbeda. Bergantung dari kondisinya, sistem
struktur dapat menjadi penghalang ataupun memfasilitasi substansi lain. Integrasi elemen yang
ingin dihadirkan terdiri dari penggabungan elemen struktur, envelope, material dan pencahayaan.
Struktur bisa menjadi poin yang penting untuk mengwujudkan hal tersebut.
Peran bidang arsitektur dalam pengklasifikasian konteks struktur cukup besar. Pada
penentuan supertruktur yang digunakan untuk pondasi, sebagai perpanjangan vertikal bangunan di
atasnya perlu menyesuaikan ruang interior yang mendefinisikan bentuk bangunan dan tata ruang
serta komposisinya. Arsitek memiliki keterampilan khusus terhadap peran ekspresif dari sistem
struktural dan komposisi spasial yang diinginkan. Hal ini diperntukan agar memahami atribut
formal yang dikembangkan berbagai sistem dalam menanggapi gaya yang diterapkan dan
mengarahkan gaya ini ke fondasinya. Dalam proses konstruksi, arsitek memikirkan peletakan
elemen prinsip penyalurkan bebannya dari atas menuju ke bangunan bawah. Yang kemudian hal
ini di aplikasikan pada tuntutan peletakan kolom, balok, dan dinding penahan beban menopang
struktur lantai dan atap serta penentuan bentang hingga akhirnya menghasilkan ukuran instrumen
strukturalnya berdasarkan perhitungan dan penentuan spesifikasi material bahan. Hal ini
mempengaruhi peran elemen lantai – plat penopang struktur, hingga dinding struktural interior dan
partisi tanpa beban membagi interior bangunan menjadi unit spasial. Mempertibangkan pula
elemen peletakan penahan gaya lateral.
Saat tahap menyusun strategi untuk mengembangkan rencana struktural untuk sebuah
bangunan, tim desain harus mempertimbangkan kualitas esensial dari komposisi arsitektur dan
sifat dan konfigurasi elemen struktural. Ini mengarah pada serangkaian dasar seperti ; Desain
bangunan yang ingin dicapai, program pembangunan terhadap kebutuhan ruang dan bentang
struktur, integrasi sistem terhadap mekanikal, memperhatikan kode etik dalam praktiknya, serta
kelayakan ekonomi terkait material, proses fabrikasi, pernyaratan tenaga kerja dan transportasi,
sheingga dari semua hal tersebut apakah bisa direalisasikan ke dalam proses pembangunan. Ada
hubungan yang diatur antara ukuran (tinggi dan luas) bangunan dan tujuan penggunaannya, beban
hunian, dan jenis konstruksi. Memahami skala proyeksi bangunan penting karena ukuran
bangunan terkait dengan jenis sistem struktur yang diperlukan dan bahan yang dapat digunakan
untuk struktur dan konstruksinya.

 Tugas Bidang Arsitektur dalam pembangunan Struktur


Arsitek memilik ruang lingkup pekerjaan yang terbilang luas, pasalnya arsitek juga akan
terlibat saat proses kontruksi berlangsung sesuai keinginan klien. Namun seorang arsitek memiliki
tugas utama dalam sebuah pembangunan. Insinyur sipil, arsitektur dan ahli struktural memiliki
tanggung jawab untuk menerapkan desain arsitek dan membawanya ke konstruksi. Tujuan dari
para insinyur ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan membuat desain fungsional
dan aman. Insinyur lain yang mungkin terlibat dalam desain bangunan antara lain adalah insinyur
listrik untuk sistem pencahayaan, insinyur mekanik untuk transportasi vertikal, dan insinyur pipa
untuk sistem plambing.
Peran dan tugas bidang arsitek dalam sebuah proyek terkait perancangan struktural bangunan
cukup luas dan banyak ,beberapa hal tersebut diantaranya :
a. Mendesain bentuk dan susunan bangunan secara rinci menggunaan freehand dan
media aplikasi spesialis berupa computer aided design (CAD). Pemahaman tentang
teknologi bangunan diperlukan dalam merencanakan strategi pelaksanaan proyek dan
metoda pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Arsitek harus mampu mengidentifikasi
permasalahan, terutama pada pekerjaan finishing, sehingga dapat merumuskan
metoda pelaksanakan yang tepat, sehingga dicapai mutu pekerjaan yang optimal
dengan tahapan pelaksanaan yang efektif, aplikatif dan efisien.
b. Menghubungkan professional kontruksi terkait kelayakan proyek potensial. Value
engineering sebagai teknik manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis
untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya, keandalan dan
penampilan dari suatu produk atau proyek membantu dalam menyelesaikan
permasalahan tanpa meninggalkan kaidah struktur suatu bangunan. Latar belakang
dilakukannya VE dimungkinkan karena meningkatnya biaya konstruksi & adanya
pertumbuhan ekonomi.
c. Untuk pekerjaan struktur, contohnya adalah pengecoran bangku tribun pada stadion
dengan sistem in situ, yang diubah menjadi precast. Selain itu juga dicapai kualitas
pekerjaan yang lebih baik, terutama dari segi kerapian pekerjaan, sehingga tidak
memerlukan pekerjaan repair permukaan bangku tribun. Contoh lainnya tentang
perubahan pelaksanaan pekerjaan kusen kayu dari wet system menjadi dry system. Ini
merupakan penerapan sistem pemasangan kusen aluminium yang diterapkan pada
sistem pemasangan kusen kayu. Hasil yang dituju pada VE pemasangan kusen kayu
ini adalah tercapainya kualitas pemasangan yang labih rapi dan waktu pelaksanaan
yang lebih cepat.
d. Merencanakan pembangunan, dampak lingkungan serta anggaran proyek
pembangunan. Dilakukan kerjasama dengan berbagai tim professional bangunan dan
kontruksi lainnya yang mencakup insinyur bangunan, manager kontruksi, dan
teknologi arsitektur selama proyek pembangunan berlangsung. Hal ini didukung
dengan penyajikan laporan, proposal, aplikasi serta kontrak proyek pembangunan
kepada klien yang bersangkutan. Menyesuaikan rencana pembangunan sesuai dengan
keadaan lingkungan binaan serta menyelesaikan setiap masalah yang mungkin timbul
selama proses kontruksi pembangunan berlangsung.
e. Memilih material sebagai bahan dasar yang digunakan dalam proses pembangunan
sekaligus menetapkan persyaratan untuk proyek yang sedang berjalan Terkait dengan
hal ini, diperlukan pula pemahaman terhadap karakter material bangunan, sehingga
dapat menentukan spesifikasi material finishing yang digunakan. Pemahaman
spesifikasi material ini tidak hanya mencakup taste (misalnya warna dan corak),
melainkan juga spesifikasi secara teknis dan fungsi, misalnya tentang penentuaan
material selubung berupa kaca / curtain wall dan cat tembok yang cocok untuk interior
dan eksterior terhadap fungsinya. Lebih lanjut tentang pemilihan kaca untuk skylight
dan kanopi. Pemahaman ini sangat diperlukan sehingga peran engineer untuk
memberikan usulan pemilihan material, dengan tetap melalui prosedur SOP yang
telah ditentukan.
f. Memastikan bahwa proyek yang sedang digarapnya mampu selesai sesuai dengan
jadwal dan anggaran yang sebelumnya telah dilaporkan kepada klien. Dalam kegiatan
ini arsitek akan mengolah data rinci mengenai potensi site, kebutuhan bangunan,
fungsi bangunan, perilaku pengguna dan sebagainya untuk melihat konsep besar yang
diinginkan. Data inilah yang kemudian diolah menjadi usulan wujud bangunan.
perlunya arsitek terhadap kebutuhan klien akan menjadikan usulan wujud bangunan
itu menjadi bangunan yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan klien
kedepan untuk bisa dikomunikasikan dengan tim proyek lain.

 Hubungan antara Profesi Arsitek & Insinyur Sipil pada Proyek Bangunan
Arsitek dan Insinyur Sipil bekerja sama dalam merancang sebuah proyek konstruksi.
Arsitek memimpin desain, sedangkan Insinyur Sipil berkonsentrasi pada fisika yang terlibat dalam
proyek pengembangan. Komunikasi dan koordinasi mereka satu sama lain menentukan kualitas
dan keamanan pekerjaan konstruksi yang dilakukan. Seorang Arsitek meningkatkan tampilan
eksterior dan interior struktur, menyediakan desain dengan pengaturan yang tepat untuk ventilasi,
pencahayaan, pengaturan ruangan dan fasilitas, ruang tinggal dan pemanfaatan lahan sedangkan
Insinyur Sipil menemukan cara untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan dalam hal estetika
aman dan stabil, menemukan kontraktor atau personel untuk melaksanakan desain, mengawasi
konstruksi, dan menjaga kualitas pekerjaan. Selain itu arsitek membuat desain estetika & aspek
fungsi pada proyek, sedangkan Insinyur Sipil membuat desain pondasi, kolom, balok, pelat, atap
dan perhitungan beban pekerjaan konstruksi. ketika arsitek sudah mengajukan gambar rencana,
Insinyur sipil mengkaji dari segala bentuk detail perhitungan seperti pembebanan dan kekuatan
bangunan. Perhitungan itu misalnya apakah dengan jumlah pancang sekian mampu menopang
bangunan dengan kuat, apakah lebar kolom sekian mampu menahan tinggi bangunan sekian,
apakah lebar pile cap sekian cocok untuk lebar lantai dasar bangunan sekian, dan sebagainya.
Berdasarkan jalannya sebuah proyek bangunan, seorang arsitek harus memahami konsep
bangunan seperti apa yang ingin dituju sehingga desain yang tengah dirancang bisa
dikomunikasikan dengan baik kepada instansi dan biro konsultan-kontruksi sipil terkait sehingga
sama-sama mencari jalan tengah terbaik untuk menghadirkan logis struktur yang bisa diwujudkan.
Arsitek harus memahami setuasi tapak dan sebisa mungkin terjun ke lapangan/survey untuk
mengetahui kondisi yang sesungguhnya, sehingga pada pengerjaan tapak, arsitek sudah
mempertimbangkan aspek apa saja yang harus terpenuhi mengenai analisis, keperluan datam dan
bahan pertimbangan apa saja yang harus terpenuhi seperti investigasi, keamanan, aspek
pencahayaan, situasi lansekap, dan menetapkan material apa yang akan digunakan secara general
pada perancangan. Contoh kasus yang digunakan oleh arsitek terhadap proyek struktural bangunan

Gambar.3. Prinsip Struktur 222-M&G Ricerche


laboratory oleh SAMYN & Partner, menggunakan
kabel menahan kaki ke lengkungan yang diposisikan di
antara kolam pada penerapan struktur tenda.
Penerapan prinsip struktur membran dapat menjadi pilihan yang baik dalam membuat
representatif bentuk yang unik dengan kelebihan yang beragam , hal ini pada keputusan konsultan
Samyn & Partner dalam pertimbangan model struktur yang lebih kondusif untuk dilewati cahaya
karena pengaruh material yang digunakan mampu tembus cahaya dengan bentuk yang unik dan
tidak biasa. Seperti pada bangunan 222-M&G Ricerche laboratory, yang menggunakan jenis
struktur ringan untuk dirancang oleh arsitek dengan pertimbangan keamanan, pengaturan termal,
dan untuk meningkatkan bentuk dan lanskap dengan kesejukannya, namun tetap mendapat
pencahayaan yang baik ke dalamnya. Pertimbangan logis rentang optimal untuk membran atap
terletak antara 12 m dan 15 m menentukan jumlah lengkungan. Aspek-aspek seperti perkuatan
lengkungan, transfer gaya membran dan pencarian desain yang seimbang menyebabkan arsitek
untuk mengatur bidang lengkungan sehingga mereka berpotongan pada titik yang sekaligus
merupakan pusat lingkaran yang menghubungkan puncak. dari lengkungan.

 Hubungan arsitektur dan teknik Sipil dalam Pembangunan Jembatan

Proyek pembangunan jembatan juga menjadi tugas kompleks di diikuti oleh bidang
arsitektur, berfokus pada hanya di tahap perancangan dan pengawasan. walaupun tidak secara
keselurahan namun tetap butuh pertimbangan akan pengetahuan dan keahlian. Beberapa asepk
kendala teknis, biaya, dan dampak lingkungan ikut berperan saat memutuskan metode konstruksi
mana yang akan digunakan dan jenis jembatan yang akan dibangun. Konstruksi jembatan biasanya
melibatkan metode yang menggunakan elemen yang relatif terpisah, seperti tiang pancang dan
gelagar, yang dirakit sepotong demi sepotong. Seefektif mungkin perancangan jembatan yang
fungsional dan tetap menjaga estetika bentuk, dengan kerjasama tenaga ahli teknik sipil sebagai
salah satu perkembangan terpenting dalam konstruksi sebagai metode yang telah terbukti untuk
menghasilkan struktur tahan lama yang hemat biaya dan menarik secara visual. Metode konstruksi
ini digunakan di seluruh dunia dan keserbagunaannya dapat diterapkan pada sebagian besar
struktur namun tetap memperhatikan estetika rancangannya.
Pada salah satu preseden jembatan yang dirancang oleh arsitek ternama Fosters & Partner,
Millau Viaduct menjadi bagian dari penghubung baru antara Eropa Utara dan Spanyol Timur.
Dimana setelah adanya ketinggian yang berbeda antar dua dataran tersebut, diputuskan untuk
mendirikan jembatan yang melewati langsung dari dataran tinggi ke dataran tinggi, 275 m.
pertimbangan ide konstruksi kabel digunakan karena ingin menghasilkan bentuk jembatan yang
ramping dan tinggi. Fungsi dari penampang tiang yang begitu besar tersebut menarik kabel satu
sisi tiang untuk memperkuat stabilitas dan rentang tiang sepanjang 342 m, prinsip dipilih oleh
arsitek berdasarkan ketinggian jembatan itu berdiri. Selain penghalang klasik, box girder dengan
layar angin yang dirancang untuk membatasi kecepatan angin di jembatan ke nilai di permukaan
tanah pendekatan, untuk menghindari guncangan angin untuk kendaraan yang tiba di jembatan;
dan fairing yang dimaksudkan untuk meningkatkan perampingan aerodinamis dan kualitas
estetika, dengan konstruksi dan pengerjaan yang dilakukan dengan insinyur sipil.

Gambar.4. Prinsip Struktur Jembatan Millau Viaduct, oleh fosters & partner, menggunakan kabel menahan kaki ke lengkungan yang diposisikan
memanjang menyalurkan beban di jalanan dengan bentang lebar..

Dalam paradigma kerja antara arsitek & teknik sipil: revolusi teori arsitektur, konsep desain
arsitektur yang inovatif, kebutuhan untuk membangun fasilitas umum yang lebih kompleks dan
berskala besar, dan kemajuan teknologi konstruksi dan bahan bangunan, - menciptakan kebutuhan
untuk menetapkan tanggung jawab pekerjaan yang kompleks untuk masing-masing arsitek dan
insinyur sipil secara terpisah. Paradigma kerja “Arsitek-Sipil” menjadi jelas dan terdefinisi dengan
baik. Di daerah-daerah seperti itu di luar kota-kota besar; banyak pekerjaan konstruksi dibangun
tanpa mempekerjakan arsitek maupun insinyur sipil, dan sebagian besar struktur ini dibangun oleh
kontraktor tanpa mengacu pada segala bentuk konsultasi dari kedua disiplin ilmu. Hal ini di
samping kurangnya pemeriksaan yang mendorong baik pemilik maupun kontraktor untuk
melanggar kode dan peraturan bangunan. Insinyur sipil, arsitektur dan ahli struktural memiliki
tanggung jawab untuk menerapkan desain arsitek dan membawanya ke konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai