Pendahuluan
Arsitektur merupakan cabang ilmu mengenai ruang, sebagai wujud dari hasil perencanaan
dan perancangan di bidang jasa konstruksi meliputi tata bangunan, tata ruang, dan lingkungan
binaan, Arsitektur perlu memperhatikan pemenuhan kaidah fungsi, kaidah konstruksi, dan kaidah
estetika yang mencakup faktor: keselamatan, keamanan, kesahatan, kenyamanan, dan kemudahan.
Sedangkan Arsitek adalah sebutan ahli yang mampu melakukan peran dalam proses kreatif menuju
terwujudnya tata-ruang dan tata-massa guna memenuhi tata kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan tinggi arsitektur dan/atau
yang setara, mempunyai kompetensi yang diakui sesuai dengan ketentuan Ikatan Arsitek terkait,
serta melakukan praktik profesi arsitek yang harus mencakup aspek profesionalitas, integritas,
kebermanfaatan, keberlanjutan, dan lain sebagainya. Keterkaitan antara arsitektur dan teknik sipil
terjalin komunikasi yang baik antar satu dengan yang lain karena kedua bidang tersebut punya
keterhubungan bidan yang mana keduanya saling bahu-membahu dalam merealisasikan wujud
bangunan, dengan arsitek sebagai ahli perencanaan dan perancangan bangunan, dan insinyur sipil
sebagai ahli kontruksi dan ilmu mewujudkan bangunan yang kuat dan hebat membutuhkan
persiapan dan pengerjaan yang maksimal.
Arsitek dan insinyur sipil harus memiliki keterampilan matematika dan teknologi yang kuat
untuk membuat rencana konstruksi yang akurat dan aman. Keduanya membutuhkan kemampuan
berpikir analitis untuk memberikan perkiraan biaya, risiko, dan waktu untuk klien, serta harus
memiliki keterampilan kepemimpinan dan manajemen untuk mengawasi kontrak konstruksi dan
memantau proses pembangunan. Tujuan utama campur tangan insinyur sipil dengan pekerjaan
arsitek adalah untuk memberikan stabilitas dan ketahanan bangunan yang diajukan melalui konsep
desain arsitek, tanpa menciptakan situasi struktural yang memaksa arsitek untuk melakukan
perubahan desain, monopoli dalam hubungan spasial, dan/atau perubahan komposisi bentuk
bangunan dan geometri, karena desain arsitektur merupakan suatu keterkaitan akan bentuk, fungsi,
dan nilai estetika.
Sumber : Pinterest.com
Hubungan antara Profesi Arsitek & Insinyur Sipil pada Proyek Bangunan
Arsitek dan Insinyur Sipil bekerja sama dalam merancang sebuah proyek konstruksi.
Arsitek memimpin desain, sedangkan Insinyur Sipil berkonsentrasi pada fisika yang terlibat dalam
proyek pengembangan. Komunikasi dan koordinasi mereka satu sama lain menentukan kualitas
dan keamanan pekerjaan konstruksi yang dilakukan. Seorang Arsitek meningkatkan tampilan
eksterior dan interior struktur, menyediakan desain dengan pengaturan yang tepat untuk ventilasi,
pencahayaan, pengaturan ruangan dan fasilitas, ruang tinggal dan pemanfaatan lahan sedangkan
Insinyur Sipil menemukan cara untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan dalam hal estetika
aman dan stabil, menemukan kontraktor atau personel untuk melaksanakan desain, mengawasi
konstruksi, dan menjaga kualitas pekerjaan. Selain itu arsitek membuat desain estetika & aspek
fungsi pada proyek, sedangkan Insinyur Sipil membuat desain pondasi, kolom, balok, pelat, atap
dan perhitungan beban pekerjaan konstruksi. ketika arsitek sudah mengajukan gambar rencana,
Insinyur sipil mengkaji dari segala bentuk detail perhitungan seperti pembebanan dan kekuatan
bangunan. Perhitungan itu misalnya apakah dengan jumlah pancang sekian mampu menopang
bangunan dengan kuat, apakah lebar kolom sekian mampu menahan tinggi bangunan sekian,
apakah lebar pile cap sekian cocok untuk lebar lantai dasar bangunan sekian, dan sebagainya.
Berdasarkan jalannya sebuah proyek bangunan, seorang arsitek harus memahami konsep
bangunan seperti apa yang ingin dituju sehingga desain yang tengah dirancang bisa
dikomunikasikan dengan baik kepada instansi dan biro konsultan-kontruksi sipil terkait sehingga
sama-sama mencari jalan tengah terbaik untuk menghadirkan logis struktur yang bisa diwujudkan.
Arsitek harus memahami setuasi tapak dan sebisa mungkin terjun ke lapangan/survey untuk
mengetahui kondisi yang sesungguhnya, sehingga pada pengerjaan tapak, arsitek sudah
mempertimbangkan aspek apa saja yang harus terpenuhi mengenai analisis, keperluan datam dan
bahan pertimbangan apa saja yang harus terpenuhi seperti investigasi, keamanan, aspek
pencahayaan, situasi lansekap, dan menetapkan material apa yang akan digunakan secara general
pada perancangan. Contoh kasus yang digunakan oleh arsitek terhadap proyek struktural bangunan
Proyek pembangunan jembatan juga menjadi tugas kompleks di diikuti oleh bidang
arsitektur, berfokus pada hanya di tahap perancangan dan pengawasan. walaupun tidak secara
keselurahan namun tetap butuh pertimbangan akan pengetahuan dan keahlian. Beberapa asepk
kendala teknis, biaya, dan dampak lingkungan ikut berperan saat memutuskan metode konstruksi
mana yang akan digunakan dan jenis jembatan yang akan dibangun. Konstruksi jembatan biasanya
melibatkan metode yang menggunakan elemen yang relatif terpisah, seperti tiang pancang dan
gelagar, yang dirakit sepotong demi sepotong. Seefektif mungkin perancangan jembatan yang
fungsional dan tetap menjaga estetika bentuk, dengan kerjasama tenaga ahli teknik sipil sebagai
salah satu perkembangan terpenting dalam konstruksi sebagai metode yang telah terbukti untuk
menghasilkan struktur tahan lama yang hemat biaya dan menarik secara visual. Metode konstruksi
ini digunakan di seluruh dunia dan keserbagunaannya dapat diterapkan pada sebagian besar
struktur namun tetap memperhatikan estetika rancangannya.
Pada salah satu preseden jembatan yang dirancang oleh arsitek ternama Fosters & Partner,
Millau Viaduct menjadi bagian dari penghubung baru antara Eropa Utara dan Spanyol Timur.
Dimana setelah adanya ketinggian yang berbeda antar dua dataran tersebut, diputuskan untuk
mendirikan jembatan yang melewati langsung dari dataran tinggi ke dataran tinggi, 275 m.
pertimbangan ide konstruksi kabel digunakan karena ingin menghasilkan bentuk jembatan yang
ramping dan tinggi. Fungsi dari penampang tiang yang begitu besar tersebut menarik kabel satu
sisi tiang untuk memperkuat stabilitas dan rentang tiang sepanjang 342 m, prinsip dipilih oleh
arsitek berdasarkan ketinggian jembatan itu berdiri. Selain penghalang klasik, box girder dengan
layar angin yang dirancang untuk membatasi kecepatan angin di jembatan ke nilai di permukaan
tanah pendekatan, untuk menghindari guncangan angin untuk kendaraan yang tiba di jembatan;
dan fairing yang dimaksudkan untuk meningkatkan perampingan aerodinamis dan kualitas
estetika, dengan konstruksi dan pengerjaan yang dilakukan dengan insinyur sipil.
Gambar.4. Prinsip Struktur Jembatan Millau Viaduct, oleh fosters & partner, menggunakan kabel menahan kaki ke lengkungan yang diposisikan
memanjang menyalurkan beban di jalanan dengan bentang lebar..
Dalam paradigma kerja antara arsitek & teknik sipil: revolusi teori arsitektur, konsep desain
arsitektur yang inovatif, kebutuhan untuk membangun fasilitas umum yang lebih kompleks dan
berskala besar, dan kemajuan teknologi konstruksi dan bahan bangunan, - menciptakan kebutuhan
untuk menetapkan tanggung jawab pekerjaan yang kompleks untuk masing-masing arsitek dan
insinyur sipil secara terpisah. Paradigma kerja “Arsitek-Sipil” menjadi jelas dan terdefinisi dengan
baik. Di daerah-daerah seperti itu di luar kota-kota besar; banyak pekerjaan konstruksi dibangun
tanpa mempekerjakan arsitek maupun insinyur sipil, dan sebagian besar struktur ini dibangun oleh
kontraktor tanpa mengacu pada segala bentuk konsultasi dari kedua disiplin ilmu. Hal ini di
samping kurangnya pemeriksaan yang mendorong baik pemilik maupun kontraktor untuk
melanggar kode dan peraturan bangunan. Insinyur sipil, arsitektur dan ahli struktural memiliki
tanggung jawab untuk menerapkan desain arsitek dan membawanya ke konstruksi.