Kelas: ARS.17.D1
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kehendak-Nya lah Saya selaku penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur dan Konstruksi 1 dan juga untuk
membahas mengenai “Struktur Dan Konstruksi Pada Bangunan”. Dalam
pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik segi isi, teori, dan sistematika
kepenulisan. Maka dari itu karena belum luasnya wawasan penulis, penulis sangat
terbantu bila pembaca memberi kritik dan saran yang bersifat membangun dan
dapat menyempurnakan makalah ini dari segi manapun. Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini
dan untuk masa yang akan datang.
Penulis
Sampul
ii | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis yaitu penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Struktur Konstruksi 1.
2. Manfaat bagi mahasiswa adalah dapat sebagai referensi atas penelitian
selanjutnya.
3. Manfaat bagi masyarakat adalah dapat menambah wawasan mengenai
status hubungan pekerjaan ibu terhadap tumbuh kembang anak.
PEMBAHASAN
Seni bangunan atau arsitektur adalah seni sejak adanya manusia dan
disebut seni terikat, karena bangunan gedung dipakai oleh manusia dan bahan-
bahan bangunan yang sifatnya dibatasi kemampuannya. Seni bangunan adalah
seni dan teknik dengan mengikutsertakan faktor-faktor falsafah, religi, tradisi, seni
dan ilmu pengetahuan.
Batu Alam dan Bata Buatan Batu alam adalah bahan yang tertua dipakai
manusia sejak mulai membangun rumah dan gedung-gedung pada jaman dahulu.
Pengelmpokan batu alam menurut asal jadinya adalah sebagai berikut: Batu-
batuan dari pembekuan lahar. ƒ Batu-batuan dari endapan. ƒ Batu-batuan dari
salah satu yang disebut tadi atau campuran setelah mengalami perubahan.
Baja Adalah bahan bangunan yang sangat diperlukan sekali baik sebagai
struktur utama maupun sebagai pendukung tambahan dalam beton bertulang.
Bahan baja dibuat dalam bermacam- macam bentuk dan ukuran untuk elemen-
elemen struktur bangunan. Hal-hal yang kurang menguntungkan perubahan
bentuk relatif (akibat panas ermis), tidak tahan panas api dan korosif, perawatan
memerlukan biaya yang besar.
Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan
terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety),
dan umur rencana bangunan (durability) (Hartono, 1999).
Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban
hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load)
menjadi bahan perhitungan awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan
besar dan arah gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen struktur, kemudian
dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas penampang
Struktur juga dapat didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat
keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok
yang ditempatkan dalam suatu ruang yang didalamnya karakter keseluruhan itu
mendominasi interelasi bagian-bagiannya( Shodek, 1998:3).
Pada perencanaan struktur atas ini harus mengacu pada peraturan atau pedoman
standar yang mengatur perencanaan dan pelaksanaan bangunan beton bertulang,
yaitu Standar Tata Cara Penghitungan Struktur Beton nomor: SK SNI T-15-1991-
03, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, Peraturan Perencanaan
Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1983, dan lain-lain (Istimawan,
1999).
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di
atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat,
balok,dinding geser dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang
sangat penting.
Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower structure)dan
struktur atas (upper structure). Struktur bawah (lower structure) yang dimaksud
adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah,
sedangkan yang dimaksud dengan struktur atas (upper structure) adalah struktur
Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan
terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety),
dan umur rencana bangunan (durability).
Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban
hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load)
menjadi bahan perhitungan awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan
besar dan arah gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen struktur, kemudian
dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas penampang
dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing struktur (Gideon dan Takim,
1993).
Struktur adalah sebagai tulang kerangka dalam tubuh manusia, maka jika di dalam
tubuh manusia tidak terdapat tulang kerangka bisa kita bayangkan apa yang
terjadi. Demikian juga dengan struktur bangunan, pemahaman akan struktur yang
buruk berakibat pada gagalnya suatu bangunan. Ini terbukti dari beberapa kasus
robohnya bangunan-bangunan yang baru atau belum beberapalama dibuat selain
dari faktor alam adalah lemahnya dibagian struktur (Wonosobo, 29 April 2010
Handi Candra K. P. NIM : 7108001.
Struktur adalah badan atau assemblageof tubuh dalam ruang untuk membentuk
sebuah sistem yang mampu mendukung beban (Septana Bagus Pribadi,ST, MT).
Menurut Prof. Benny H. Hed, struktur adalah bangun (teoritis) yang terdiri atas
unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan. Struktur ada
struktur atas, struktur bawah. Struktur mempunyai sifat: Totalitas, Transformatif,
Otoregul.
B. KONTRUKSI BANGUNAN
10 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada
lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan /
anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan
kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait
dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll.
11 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pengertian Konstruksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
12 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan.
contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan
lain lain.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu
bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi
dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan
satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Konstruksi Bangunan terdiri dari dua suku kata yaitu konstruksi (construction)
yang berarti membangun, sedangkan bangunan yang berarti suatu benda yang
dibangun atau didirikan untuk kepentingan manusia dengan tujuan, biaya dan
waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik
membuat/mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah,
fungsional dan ekonomis.
Pengertian Konstruksi
Pengertian Konstruksi
Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik dari antar atau
interelemen struktur. 'onstruksi ini memperjelas perancangan bangunan. ujud
perancangankonstruksi dalam bangunan gedung adalah gambar-gambar detail
yang menunjukkan secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya serta
keterangan-keterangannya. Karena bersifat menjelaskan dari solusi disain, maka
rancangan konstruksi sebuah bangunan akan terikat dengan bangunan secara
khusus dan tidak dapat disamakan dengan bangunan lain. Satu konstruksi dalam
perancangan struktur akan menjelaskan bagaimana pertimbangan-pertimbangan
13 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
terhadap aspeklain juga diperhatikan, misalnya penggunaan bahan, ukuran,
kedudukan, cara pengerjaan,finishing dan sebagainya. Tanpa gambar konstruksi
yang jelas bangunan tidak dapat didirikan dengan benar dari berbagai aspek.
Konstruksi Bangunan terdiri dari dua suku kata yaitu konstruksi (construction)
yang berarti membangun, sedangkan bangunan yang berarti suatu benda yang
dibangun atau didirikan untuk kepentingan manusia dengan tuj«an, biaya dan
waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik
membuat/mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah,
fungsional dan ekonomis.
1. Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain.
14 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
kegiatan yang berupa bangunan. Dalam artian sederhananya struktur adalah
susunannya dan konstruksi adalah penyusunan dari susunan-susunan, sehingga
dari pengertian tersebut dapat diambil sustu kesimpulan bahwa konsruksi
mencakup secara keseluruhan bangunan dan bagian terkecil atau detail dari
tersebut adalah struktur.
15 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
digantikan oleh baja dan rangka beton, para arsitek melanjutkan dengan menutup
fasad kuil Yunani klasik pada bagian penerima bangunan-bangunan. Tradisi
klasik jaman Yunani kuno sangat mempengaruhi masa-masa setelah pemerintahan
mundur. Sebagai pembangun berbakat, para teknisi Roma menggunakan struktur
lengkung secara luas, seperti yang sering ditemui dalam deret-deret bentuk
bertingkat pada stadion (coliseum), terowongan air, dan jembatan .
Bentuk lengkung dari busur memungkinkan bentang bersih yang lebih panjang
dari yang bisa diterapkan pada bangunan dengan konstruksi pasangan batu post-
and-lintel.
16 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
konstruksi, hingga diproduksinya besi tuang sebagai bahan komersial pada
pertengahan abad ke-18. Bahan ini memungkinkan ahli teknik untuk mendesain
bangunan dengan sederhana tetapi dengan balokbalok yang kuat, kolom-kolom
dengan penampang yang lebih solid. Hal ini memungkinkan desain struktur yang
ringan dengan bentang yang lebih panjang dan bukaan-bukaan yang lebih lebar.
Dinding penahan yang masif digunakan untuk konstruksi batu yang tidak
memerlukan bentang panjang. Pada akhirnya, baja dengan kemampuan menahan
gaya tarik yang tinggi dan tekan yang besar memungkinkan konstruksi dari
struktur-struktur yang tinggi hingga saat ini untuk gedung pencakar langit
(skyscraper).
Pada akhir abad ke-19, Eifel, seorang ahli teknik perancis yang banyak
membangun jembatan baja bentang panjang mengembangkan inovasi-nya untuk
Menara Eifel, yang dikenal sebagai simbol kota Paris . Dengan adanya
pengembangan kabel baja tegangan tinggi, para ahli teknik memungkinkan
memba-ngun jembatan gantung dengan bentang panjang.
17 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Dikenalnya teknik las pada akhir abad ke-19 memungkinkan
penyambungan elemen baja dan menyederhanakan konstruksi rangka kaku baja.
Selanjutnya, pengelasan menggantikan plat-plat sambung berat dan sudut-sudut
yang menggunakan paku keling.Saat ini perkembangan komputer dan penelitian-
penelitian dalam ilmu bahan menghasilkan perubahan besar dari ahli-ahli teknik
struktur dalam mengembangan pendukung khusus struktur. Pengenalan komputer
dan pengembangan metode matriks untuk balok, pelat dan elemen bidang
permukaan memungkinkan perencana menganalisis struktur yang kompleks
dengan cepat dan akurat.
18 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
masih dalam batasan-batasan yang ada terutama batasan ekonomis. Selain itu,
diperlukan pula pertimbangan perancang bangunan bertingkat tinggi ini terhadap
ruang prilaku, seperti keterpencilan, ketiadaan kontak antar manusia dalam
bangunan dan ketiadaan kontak dengan kehidupan diluar bangunan seperti jalan
dan sebagainya. Untuk itu diperlukan bantuan dari lembaga - lembaga pendidikan
untuk menyelidiki dan menelitinya sehingga dapat memperbaiki kondisi tersebut
diatas.
Penemuan bahan bangunan yang ringan dan kuat, seperti alumunium, baja,
berbagai ragam kaca, dan beton bermutu tinggi mengakibatkan orang mempunyai
alternatif pilihan bagi rancangan bangunan tinggi. Perkembangan metode
konstruksi mengakibatkan pembuatan bangunan tinggi dapat dilaksanakan secara
lebih cepat dan ekonomis, sedangkan kemajuan di bidang teknologi informasi dan
komputer menyebabkan para perancang dengan mudah melakukan simulasi
terhadap bangunan tinggi yang akan dibangun.
19 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bangunan yang masing-masing menghasilkan bentuk Sky Line kota-kota besar
dan memacu orang-orang untuk merancang bangunan yang lebih tinggi lagi.
Periode perkembangan gaya rancang bangunan tinggi di dunia :
7.1980 The Post Modern Period (temuan bahan bangunan baru seperti
alumunium, baja tahan karat, dan kaca)
20 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bangunan Bertingkat Tinggi
Pada abad 19 dengan adanya pertimbangan dari segi teknis, penggunaan sistem
struktur dinding pendukung untuk bangunan tinggi mulai dilakukan pada
Monadnock Building, 16 Lt., 1891, Chicago, dengan sistem konvensional (pada
bagian base lebar dinding ± 2m, dan semakin keatas semakin kecil dan pada 1855,
rangka besi mulai dikembangkan menjadi sebuah sistem konstruksi (Revolusi
Indusri). Sebagai ekspresi dari lightness dan strength dari sebuah material
konstruksi, konstruksi rangka ini mulai populer dan berkembang menjadi sistem
konstruksi rangka baja. Komponen teknis yang sangat esensial pada bangunan
tinggi pada saat itu adalah :
Evolusi Perkembangan
21 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Evolusi dari bangunan bertingkat tinggi ini (lihat gbr.2) dengan urutan
pada kuantitas lantai dimulai untuk perode pertama pada Equitable life Insurance
Building. 5 Lt.(45 m), 1857, New York, Oilman, sebagai "model" dengan konsep
teknologi rangka secara visual (esetis) tetapi sebenarnya masih memakai sistem
dinding pendukung dan diikuti dengan karakter yang sama pada Marshall Field
Warehouse (bearing-wall, 1887, Chicago, Henry.Hobson Richardson). Bangunan
ini mempunyai proporsi pada fasadenya yang berbentuk arches sehingga membuat
bangunan semakin "tinggi" secara visual.
Material lain yang mulai populer adalah kaca yang dipakai dan diartikan
sebagai perlambang dari lightness sebuah fasade bangunan tinggi (Reliance
Building, 15 Lt. 1894, Chicago, CB. Atwood of Burnham and Co.). Terra cotta
berkesan natural pada fasade dan rangka juga mulai dipakai, yaitu pada Carson
Pirie Scott Dept. Store, 1904, Sullivan. Bangunan ini adalah masterpiece terakhir
dari Sullivan dan tercatat sebagai bangunan berlanggam Modem berkonsep "form
follow function".
22 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pada periode kedua, evolusi bangunan tinggi yang rata-rata terjadi pada
kota Chicago, mulai berpindah ke kola New York, dengan masa pembangunan
yang cepat terutama sebelum perang dunia 1. Hal ini membuktikan bahwa elemen
teknis tidaklagi menjadi esensial bila dihubungkan dengan ketinggian sebuah
bangunan.Struktur konstruksi bangunan tinggi pada periode ini dapat
diklasifikasikan lagi pada dua fase, tergantung pada model bentuk dan langgan,
yaitu fage pertama dengan bentuk menara tunggal dan menara dengan fase,
berlanggan klasik dan Gothic, dan fase kedua dengan bentuk menara set hack
(berfasade lebar, sehingga mengurangi intensitas cahaya dan sirkulasi udara),
berlanggam ArtDeco. Konsentrasi para arsitek sebagai desainer di
Chicago(Chicago Schol) pada ekspresi fungsi dari sebuah bangunan tidak
mempengaruhi desainer di New York, dimana mereka mengacu pada langgam
klasik dan Gothic yang dianggap dapat merefieksikan "kekuatan" Amerika.
23 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Chrysler Building, 1930, William van Alen, New York, menekankan
pemakaian langgam ArtDeco pada bagian puncak spiralnya, mensimbolkan
bangunan sebagai sebuah mesin. Secara kontras, Empire State Building, 1931,
Shreve-Lamb-Harmon, memakai bentuk murni, yang secara eksternal tidak
mengekspresikan kompleksitas. Dengan tinggi ± 375 meter, bangunan ini tercatat
sebagai bangunan tertinggi pada masa tersebut.
24 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Modernisme mempengaruhi evolusi bangunan tinggi pada periode ketiga,
yang merupakan kelanjutan langgam bangunan tinggi pada periode pertama di
Chicago. Istilah "skycraper" berubah menjadi "high-rise" dengan atap datar dan
memakai material baja, beton, dll. Perancangan yang dilakukan lebih inovatif,
inventif(terdata), dan eksperimental terhadap material dan teknis bangunan dalam
teknologi dan fungsi. Efisiensi pada struktur ini terbangun pada tahun awal 1970-
an seperti World Trade Center, New York dan Sears Tower, Chicago, yang
keduanya tercatat diatas Empire State Building dalam ketinggian bangunan.
25 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
berkaitan dengan skala dan proporsi. Di China sendiri, desain bangunan pertama
kali dikodifikasi pada abad ke-12 melalui publikasi yang dikeluarkan oleh pihak
pemerintah berupa standarisasi bangunan, yang tujuannya adalah untuk
menggantikan pedoman yang telah ada yang dikeluarkan sekitar abad ke-8.
26 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dalam dua kategori, yang pertama meliputi proporsi dari site; dan kedua, proporsi
dari komponen bangunan itu sendiri. (Brown, 1989:46) Sebenarnya, pedoman
untuk tukang bangunan/kayu di Jepang standarisasinya telah dimulai sejak periode
Edo (1603~1867). Namun, dalam perkembangannya, sistim proporsi banyak
mengalami perubahan dan perbedaan, dan kesemuanya tergantung pada periode,
wilayah dan workshop (bengkel) perorangan, tetapi pada dasarnya serupa
(Coldrake, 1990:24).
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai desain yang dinamis dari
penempatan proporsi dan ukuran bangunan kuil-kuil dan komposisi bangunannya.
Seberapa besar peran dari metode kiwari dan teknik kiku, yang digunakan sebagai
dasar standard ukuran untuk menentukan ukuran dari keseluruhan rangka
bangunan, proyeksi dari lengkungan atap, tinggi atap, dan lain sebagainya.
Munculnya perubahan modul struktur ke modul spasial dalam desain ruangan
yang memposisikan kolom menurut dimensi dan aransemen dari tatami.
Bagaimana penerapan proporsi dalam bangunan rumah tinggal dan tokonoma
yang menjadi standar ukuran di Jepang sampai saat ini.
Pada tahun 552 AD, Budhisme masuk ke Jepang melalui Korea (melalui
kerajaan Paekche), dan kemudian berkembang pesat terutama di kota Nara. Tipe-
tipe bangunan yang ada pada waktu itu merupakan hasil sentuhan para tukang
bangunan/kayu yang berasal dari Korea. Pada awal periode tersebut, ada dua tipe
bangunan, yaitu pagoda (to) untuk menempatkan peninggalan-peninggalan Budha,
dan golden hall/main hall(kondo) untuk menempatkan lukisan-lukisan atau
patung-patung Budha. Bangunan-bangunan tersebut di kelilingi oleh koridor
beratap (kairo) dengan sebuah gerbang (mon) yang sangat menonjol, dan juga
terdapat beberapa bangunan-bangunan pendukungnya. Kuil-kuil yang paling awal
adalah Asuka-dera dan Shitenno-ji, keduanya mengikuti pola simetris dan kaku,
27 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
serta prototip dari China dan Korea. Di dalam bangunannya terdapat berbagai
macam detail, namun pada komposisinya lebih tegas, yaitu dengan adanya pagoda
yang menjulang tinggi, hal ini dinyatakan bahwa peninggalan-peninggalan Budha
adalah betul-betul lebih dipertimbangkan dari patung-patung yang ditempatkan di
dalam bangunan kondo. Denah bangunan-bangunan kuil relatif sederhana, hal ini
disebabkan, karena keterbatasan di dalam menentukan sistem struktur pada balok
dan kolom (post and lintel). Panjangnya kemungkinan berubah walaupun lebarnya
terbatas, tergantung pada jarak balok melintang yang dapat menjangkau tanpa
diberikan tambahan.
Kuil yang paling terkemuka adalah Horyu-ji, di Nara, didirikan pada tahun
607 AD oleh pangeran Shotoku. Pada halaman tengah dari kuil ini terdapat
bangunan dengan struktur kayu yang paling tua di dunia, yang dibangun kembali
setelah mengalami kebakaran. Desain yang dinamis dari bangunan kuil ini telah
ditampilkan dengan baik sekali, akan tetapi prinsip pola simetris yang sama persis
seperti dari negara asalnya sama sekali tidak ambil dengan bebasnya oleh para
tukang bangunan/kayu di Jepang.
Gambar 6. Pola penataan bangunan pada komplek kuil Horyu-ji di kota Nara
Jepang. (Suzuki, 1980)
28 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pada kasus bangunan kondo di kuil Horyu-ji, terbagi ke dalam 5 trave
panjangnya, tetapi masing-masing ukuran dari 3 trave di tengah masing-masing
dengan 9 koma-jaku(unit standard ukuran berasal dari kerajaan Koguryo di Korea,
kurang lebih sama dengan 35 cm), dan 2 trave terakhir masing-masing dengan 6
shaku, dengan demikian rationya menjadi 1:1.5 (Suzuki, 1980:51).
Gambar 2. Denah, tampak depan, dan potongan dari kondo (golden hall/main
hall) kuil Horyu-ji. (Kidder, 1972)
29 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
adanya keseimbangan menyeluruh pada strukturnya, dan hal ini merupakan salah
satu karakteristik arsitektur periode T’ang dari China di abad ke-8.
Gambar 8. Tampak depan dan potongan gojo no to (pagoda lima lantai) pada
kuil Horyu-ji. (Nishi & Hozumi,1986)
30 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
tercipta membentuk semacam gang, dan dalam bahasa Jepangnya dinamakan
hisashi. Sebagai pusat ruang, adalah inti dari bangunan yang dinamakan moya.
Untuk menjelaskan sebuah bangunan yang hishasinya telah ditambah dengan
memberikan jumlah dari trave pada moya, maka jumlah dari hishasi menjadi
bertambah. Dengan demikian, 3 trave, 4 sisi berarti moya dengan panjang 3 trave
dengan hishasi bertambah disekeliling moya. (Suzuki,1980:22)
Pada kuil Yakushi-ji yang didirikan tahun 718 AD di kota Nara, sangat
menarik untuk diperhatikan, ditandai dengan komposisi simetris oleh dua pagoda
yang tingginya 33 m, mengapit bangunan kondo. Sebuah aransemen yang
merefleksikan image tambahan bagi pemujaan sebagai penghormatan dari
peninggalan-peninggalan Budha. Pagoda sebelah barat berisi relics (tulang-tulang
peninggalan Budha), sedangkan di sebelah timur terlihat sebagai elemen
keindahan. Di kuil Yakushi-ji, eksisting pagoda di sebelah timur memberikan
keseluruhan informasi yang sangat penting untuk merekonstruksi kembali sebuah
bangunan, tidak hanya pada pagoda di sebelah barat, tetapi juga bangunan lainnya
yang terdapat di halaman utama tersebut.
31 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Seperti data informasi tentang hubungan antara tinggi dan lebar kolom,
antara tinggi kolom dan ukuran dari kumimono (bracket complexes), dan antara
jarak dari lantai utama, detail-detail, bidang lengkung dan dekorasi. Awal dari
investigasi menunjukkan, bahwa pola kuil Yakushi-ji secara keseluruhan telah
ditentukan oleh sebuah sistem proporsi yang sederhana berdasar pada ketinggian
dari satu bangunan pagoda. Ketinggian pagoda, 120 shaku (shaku adalah standard
ukuran Jepang yang berbeda dari setiap periode ke periode, dan dari masing-
masing daerah juga berbeda, tetapi kira-kira sama dengan satu kaki).
32 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 10. Denah, potongan dan detail bracket complex (kumimono) pada
pagoda tiga lantai (sanju no to) di bagian timur dari kompleks kuil Yakushi-ji.
(Hirotaro, 1992; Brown, 1989)
33 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
(Larsen, 1994:164). Istilah kiwari untuk sistim proporsi arsitektur Jepang telah
diperkenalkan sejak periode Momoyama (1574~1614), kimempunyai arti kayu,
dan wari berarti membelah atau membagi. Kiwari, adalah sebagai pengertian
dasar mengenai ukuran standard, dan tukang bangunan/kayu dapat menentukan
ukuran untuk keseluruhan rangka bangunan, proyeksi dari lengkungan atap, tinggi
atap, dan lain sebagainya. Proporsi tersebut dituliskan dalam sebuah buku
dinamakan kiwarisho, dan bila perancang bangunan mengikuti arahan tersebut
dengan benar, maka dia telah menghasilkan struktur yang sangat berguna. Sebagai
contoh, (Gambar 7) ilustrasi kiwarisho yang menunjukkan proporsi Nagare-
zukuri. Style dari bangunan kuil Shinto ini sebenarnya dibangun dengan
menggunakan beberapa ukuran. Akan lebih berhasil bila sepanjang proporsi dari
unsur yang paling utama, yaitu struktur rangka bangunan saling berhubungan
antara satu dengan lainnya ditata seterusnya dalam satu diagram. (Nishi &
Hozumi,1986)
Gambar 12. Ilustrasi dari buku proporsi (kiwarisho). (Nishi & Hozumi,1986)
Bagaimana pun juga, kiwari tidak dapat eksis secara bebas, tetapi harus
mempunyai hubungan dengan konstruksi. Rangka bangunan harus dipotong
dalam dimensi-dimensi yang cukup untuk dapat mengambil beban yang
34 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
ditetapkan dan mendukung kekuatan lateral. Untuk itu, hal yang penting adalah,
bahwa tukang bangunan/kayu harus mempunyai pengalaman untuk mampu
menentukan ukuran kerangka bangunan yang berhubungan dengan struktur.
Sebagai tambahan mereka harus mempunyai pengetahuan mengenai sistem
proporsi. Ada beberapa sistem standard dari kiwari, berdasar pada: 1) diameter
dari kolom; 2) jarak dari trave antara kolom ke kolom; dan 3) jarak antara as usuk
(rafters, shi) ke as usuk berikutnya, atau jarak bagian tepi dari satu usuk sampai
ke tepi bagian usuk yang sama berikutnya.
Lebih lanjut, teknik kiku memperbolehkan tukang bangunan/kayu untuk
merekonstruksi rangka dari garis lengkung atap dan bagian atap dengan tepat.
Metode dengan model proporsi dan perhitungan geometris ini berkembang cepat
mulai abad ke-12. Sebagai contoh, penggaris berbentuk L (kane-jaku atau sashi-
gane) dari bahan baja yang digunakan oleh tukang kayu/bangunan Jepang, adalah
merupakan alat yang utama digunakan untuk merancang atap dengan
menggunakan teknik kiku (Larsen, 1994:111). Sejak dahulu alat ini telah
digunakan di Jepang, dan nama kane-jaku diambil dari dokumen di abad ke-8.
Gambar 13. Salah satu contoh dari metode kiwari. Proporsi diameter kolom
dan ketinggiannya. (Brown, 1989)
35 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pada periode Kamakura, usuk (rafters) yang terlihat, adalah usuk pada
bagian dasar (jidaruki) dan usuk yang menopang di atasnya (hiendaruki),
mempunyai jarak yang sama pada seluruh bagian dari atap. Usuk-usuk tersebut
diletakkan dalam satu posisi yang telah ditetapkan sebelumnya yang semuanya
berhubungan dengan penempatan kolom. Enam usuk ditata dengan dua usuk,
yang masing-masing diposisikan di atas tiga blok bantalan (bearing block atau
makito) kecil dari satu bracket complex yang disangga oleh satu blok bantalan
yang besar (daito) di atas kolom. Metode untuk membuat jarak dari usuk ini
dinamakan dengan sistem roku-shi-gake. Sistem ini pertama diperkenalkan pada
konstruksi tiga lantai bangunan pagoda Ichijo-ji di tahun 1171. (Gambar 9) Hal
ini, bukanlah suatu kejadian kebetulan, bahwa sistem “6 dalam 1” adalah untuk
memberikan jarak usuk yang pertama muncul dalam konstruksi pagoda, tetapi
disebabkan bahwa pagoda merupakan tipe bangunan yang paling rumit untuk di
desain.
36 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 14. Sistem roku-shi-gake dan isshi-ochi. (Larsen, 1994; Hirotaro,
1992)
Buku pedoman yang lain, adalah buke hinagata (pedoman untuk arsitektur
rumah tinggal bagi para samurai) pertama kali dipublikasikan pada tahun 1655,
merupakan salah satu pedoman penting yang menetapkan standard untuk desain
37 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
arsitektur serta memberikan pengetahuan dan pendekatan desainnya kepada para
tukang bangunan/kayu. Bagian ini, menjelaskan munekado, sebuah lengkungan
pada atap (gable-roof) pada pintu gerbang yang digunakan oleh para aristokrat
(bangsawaan) dan para bhiksu, yang mengungkapkan tipikal blok-blok bangunan
dan metode desainnya. Sebagai contoh, apa yang secara harafiah tertulis di
dalamnya, seperti: lebar dari kedua kolom harus sudah diperhitungkan dengan
sun. Kolom-kolom yang digunakan adalah bulat. Balok lintang yang utama dan
balok lintang tambahan tingginya adalah, 51/2 bu. Permukaan yang terendah
(lebarnya) adalah, 1/3 dari diameter kolom. (Coldrake, 1990:38)
Di Jepang, modul utama dari kolom dan balok adalah trave, kemudian
dibagi ke dalam 6 unit bagian yang dinamakan shaku (feet), lebih lanjut masing-
masing dibagi ke dalam 10 sun (inches). Masing-masing sun terdiri
dari 10 bu, dan masing-masing buterdiri dari 10 rin. Shaku ukuran yang ditandai
dengan unit sun dan bu aslinya masih tersimpan di Shosho-in, di kota Nara.
Panjang 29.6 cm, lebar 3.53 cm dan tebalnya 1 cm. (Kidder, 1972) (Gambar 10)
Oleh karena itu, sebuah kolom lebarnya barangkali 1 shaku, atau 1/6 dari
lebar trave, pada beberapa bangunan panjangnya mungkin berbeda, tergantung
dari tradisi bengkel, fungsi bangunan, atau ukuran dan ketersediaan jenis kayunya.
(Coldrake, 1990:25) Instruksi untuk pedoman bagi para tukang bangunan/kayu di
dalam menetapkan lengkungan dari atap, tertulis sebagai berikut: untuk membuat
lengkungan atap, membagi panjang dari lengkungan ke dalam 10 unit (bu), seperti
terlihat dalam diagram. Membagi lebar dari list plank (barge board) ke dalam 8
38 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
unit bagian di bagian tengah, kemudian naik 10 unit ke ujung tepi dari unit 1.
kemudian turunkan lengkungan menjadi 5 unit pada ujung unit ke-5. (Shoke
Hinagata, 1856) (Gambar 11) Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pintu gerbang adalah di desain menggunakan dua proporsi yang berhubungan
dengan modul, lebar dari trave dan diameter dari kedua kolom. Umumnya, di
dalam praktek ukuran-ukuran yang pasti sangat bervariasi menurut strukturnya.
Gambar 16. Pedoman untuk menentukan lengkungan roof gable pada pintu
masuk tempat tinggal para Samurai. (Coldrake, 1990)
39 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
TATAMI SEBAGAI MODUL UNTUK MENDESAIN RUANG
Salah satu yang terkenal dalam arsitektur Jepang adalah, adanya unit yang
disebut ken, yang sama dengan 6 ft, dan disajikan sebagai dasar ukuran. Beberapa
ahli menyatakan, bahwa asal mula ukuran ken dimulai pada awal abad ke-6,
ketika ibukota kekaisaran didirikan di kota Nara. (Harada, 1985:48) Sangatlah
jelas bahwa pada awal sejarahnya, ken (ma) menunjukkan adanya jarak antara dua
kolom dalam sebuah bangunan walaupun banyak macamnya. Dengan beberapa
modifikasi, hasil akhirnya ditunjukkan dengan ukuran yang tertentu di akhir abad
ke-15, dan tatami (kata tatamiberasal dari kata kerja tatamu, yang berarti melipat
atau menumpuk) pada waktu itu sangat umum digunakan. (Harada, 1985:48).
Tatami menjadi modul desain kedua yang penting di abad ke-16 dan abad
ke-17. Keseluruhan lantai ruangan tertutup dengan tatami, kolom adalah
diposisikan menurut dimensi dan aransemen dari tatami. Kebaikan dari prosedur
sebelumnya, adalah meletakkan tatami diantara kolom-kolom yang ada. Area dari
ruang umumnya diekspresikan dalam hubungan dari jumlah tatami. Hal ini,
menandai adanya satu perubahan dari modul struktur ke modul spasial dalam
desain di Jepang. Pendapat tersebut diperjelas oleh Nishi & Hozumi, (1986:77),
bahwa modul lain yang menyumbang interval harmoni adalah tatami, mempunyai
bentuk empat persegi panjang dengan ukuran sekitar satu kali dua meter yang
menutup lantai rumah tinggal dalam bangunan shoin (style dari rumah tinggal
yang berkembang pada akhir abad ke-16)
Tipikal layout rumah Jepang terdiri dari tiga bagian yang berbeda: area
yang ditinggikan letaknya di atas tanah dan ditutup dengan tatami, termasuk
semua ruangan; bagian yang ditinggikan dan menggunakan lantai dari papan
kayu, termasuk koridor, veranda, dan dapur; dan sebagian kecil bagian yang
rendah dan hampir sama ketinggiannya dengan permukaan tanah, termasuk kamar
mandi, bagian dari dapur, dan entrance hall. (Boger, 1964:152) Ukuran dari
ruangan atau beberapa bagian lain dari rumah yang menggunakan tatami,
40 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
demikian juga bagian yang menggunakan lantai papan kayu atau lantai yang
ketinggiannya sama dengan permukaan tanah, adalah didasarkan pada ukuran
tatami sebagai unit ukuran.
41 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dikehendaki berturut-turut, 4½, 6, 8, 10, 12, dan 12½ tatami. Dua tatami
diletakkan pada sisi memanjang membentuk 6 ft persegi, adalah 1 tsubo
merupakan unit dari ukuran untuk permukaan (Harada, 1985:48). Hal ini pun
dipertegas oleh Boger, (1964:152), bahwa ukuran sebuah tatami adalah 3 ft X 6 ft.
Keseluruhan area dari sebuah rumah, adalah selalu diberikan dengan istilah tsubo,
terdiri dari 6 X 6 ft. Gagasan demensi dari tatami sedikit berbeda di beberapa
tempat di Jepang, tetapi hal itu selalu konstan untuk keseluruhan ruangan dalam
struktur tunggal, dan berhubungan dengan span antar kolom yang efektif memberi
kesatuan proporsi untuk keseluruhan. (Nishi & Hozumi, 1986:77).
Proporsi juga digunakan pada konstruksi dan ukuran dari tokonoma (ceruk
di dalam ruangan utama tempat meletakkan gambar atau ornamen lainnya), rak
bertingkat (staggered shelves) dan almari dinding (closets) pada toko-waki selalu
dipertimbangkan secara hati-hati (Harada, 1985:50). Tokonoma, merupakan ciri
penting dari bangunan rumah tinggal di Jepang, dan barangkali mempunyai
kelebihan dibanding bagian lain dari konstruksi yang ditentukan oleh penetapan
proporsi. Pada umumnya, 1 atau 1½ ken (6 atau 9 ft) panjang dan satu setengah
atau seperempat dari ken ke dalam ukuran umum ruangan (Harada, 1985:50).
Kasus lain dapat dilihat pada perencanan bangunan ruangan tamu (guest
hall) Kojo-in pada kuil Onjo-ji yang ditemukan di dalam buku shomei, yang
isinya mengenai koleksi rahasia dari tukang bangunan/kayu. Ilustrasi ini, adalah
milik dari keluarga Heinouchi Yoshimasa, ahli bangunan/kayu untuk shogun
Tokugawa. Ilustrasi tersebut, dinamakan “Illustration of an old six-by seven by
shuden” yang dibuat pada tahun 1608. (Nishi & Hozumi, 1986:76) Shomei, adalah
42 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pedoman yang paling kuno dan dilengkapi dengan desain, dan tatanan proporsi
(kiwarijutsu). Dalam buku tersebut, Heinouchi menuliskan, bahwa tukang
bangunan/kayu yang ideal, adalah seorang ahli, tidak hanya pandai menggambar
di atas kertas, tetapi juga mempunyai pendapat visual (visual estimation) dan
terampil. Buku tersebut berisi lima bagian, mencakup beberapa hal di antaranya,
pintu gerbang (gate), kuil-kuil shinto, pagoda-pagoda, kuil-kuil Budha, dan rumah
tinggal, dan di bagian akhir dari buku tersebut terdapat shuden plan. (Nishi &
Hozumi, 1986:76-77)
Selain itu, mereka membolehkan untuk sedapat mungkin lebar dari sebuah
decorative alcove mungkin tertentu pada 1 L, 1½ L, 2 L, atau lebih, tergantung
pada persyaratan desain dari ruangan.
43 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 17. Proporsi untuk ruang dalam (interior) dan veranda
(teras). (Nishi & Hozumi, 1986)
44 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
letaknya bersandar pada langit-langit, umumnya papan tersebut mempunyai
ketebalan kurang dari 0.5 inch. Tinggi langit-langit dari lantai tatamisedikit di atas
10 ft. Standard ukuran dari pintu sorong (sliding screens) yang memisahkan satu
ruangan dengan ruangan yang lain atau koridor, dan dimungkinkan untuk
dipindah-pindahkan agar ruangan menjadi lebih luas, adalah 5.8 ft x 3 ft,
sedangkan partisi antar kolom adalah, 9 ft, 15 ft terkadang 12 ft, dan pada
umumnya dibuat empat pintu dengan lebar dari pintu bervariasi. (Harada,
1985:49-50)
45 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 13. Organisasi serta tipikal rumah tinggal di Jepang. (Harada, 1985)
Pada periode Asuka, Nara dan Heian, para tukang bangunan/kayu menggunakan
teknik kiku yang berbeda untuk menentukan lengkungan dan pertemuan dari
rangka atap. Bentuk sempurna dari bangunan secara pasti hamper tepat, bila
menggunakan metode kiwari dan teknik kiku digunakan didalam desain aslinya.
Lebih lanjut, teknik kiku memperbolehkan tukang bangunan/kayu untuk
merekonstruksi rangka dari garis lengkung atap dan bagian atap dengan tepat.
Metode dari model proporsi dan perhitungan geometris ini berkembang cepat
mulai abad ke-12.
46 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bangunan. Pedoman didasarkan pada kearifan dan pengalaman terus-menerus dari
generasi para tukang bangunan/kayu di dalam mengkonstruksi bangunan.
47 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
C. MACAM MACAM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari
elemen-elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada
ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen
struktur yang dihubungkan, dengan demikian elemen struktur menerus pada titik
hubung tersebut, seperti halnya balok menerus struktur rangka kaku adalah
struktur statis tak tentu, banyak struktur rangka kaku yang tampaknya sama
dengan sistem post dan bea, tetapi pada kenyataannya struktur rangka ini
mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan sistem post dan beam, hal ini
karena adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik hubung bisa cukup
kaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban lateral pada
rangka, dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang
memperoleh kestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan papan
horizontalnya.
48 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari
balok horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan
menggunakan sambungan kaku (rigid). Sistem Rangka Kaku (Frame) atau sering
disebut sebagai Struktur Portal, banyak digunakan pada bangunan gedung.
Struktur Portal sepintas memiliki konfigurasi bentuk yang sama dengan jenis
Struktur Balok-Kolom, tetapi sebenarnya mempunyai aksi struktural yang berbeda
karena adanya titik hubung atau sambungan yang kaku antara elemen balok dan
elemen kolom. Adanya sambungan ini memberikan kestabilan struktur terhadap
gaya lateral.
Prinsip Rangka Kaku :
Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka
sederhana adalah dengan membandingkan perilakunya terhadap beban
dengan struktur post and beam.
Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung,
dimana titik hubung ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada
struktur post and beam.
Kesimpulan
Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen
linier, umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya
oleh joint yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang
dihubungkannya. Kekakuan struktural terletak pada sambungan kaku ( rigid
connection).
49 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi
vertikal.
Kelebihan :
Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid
frame and core menjadi lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi
atau puntir pada bangunan
Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat
pengawasan dan maintenance yang mudah, serta lebih simple, efisien dan
praktis.
Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.
Kekurangan :
Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and core
termasuk baik, namun hanya dapat digunakan pada bangunan dengan
ketinggian kurang dari 50 lantai.
Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya
penghalang berupa rangka kaku.
50 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. SISTEM STRUKTUR PARALLEL BEARING WALL
Gambar 7.1
Parallel bearing Wall
Sumber: haryanto, 2007
Sistem struktur ini bergantung pada beban yang massif untuk menahan
beban lateral. Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertical yang di pra-tekan
oleh beratnya sendiri sehingga dapat menyerap gaya aksi lateral secara efisien.
Oleh karena sistem tersebut, denah per lantai pada bangunan yang menggunakan
sistem dinding pendukung adalah seragam, serta tidak memerlukan ruang bebas
yang luas sehingga sistem struktur bangunan tinggi ini cocok jika digunakan
untuk bangunan residensial seperti hotel dan apartemen.
51 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Terdapat beberapa jenis sitem struktur dinding pendukung, dan dapat
dikelempokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Sistem struktur dinding melintang.
Sistem struktur ini terbentuk dari dinding-dinding linear yang disusun
secara tegak lurus terhadap panjang bangunan.
Gambar 7.2
Dinding Melintang
Sumber: haryanto, 2007
52 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. Sistem struktur dua arah.
Sistem struktur ini terdiri dari dinding-dinding linear yang diletakkan
pada kedua arah.
Gambar 7.4
Struktur Dua Arah
Sumber: Sebastian, 2004
53 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. SISTEM STRUKTUR BEARING WALL & CORE
54 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
5. SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE
Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua
arah. Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-
arah. Jika pelat dipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga pelat dapat
berdefleksi dalam dua-arah, pelat disebut pelat dua-arah. Pelat dua-arah
merupakan panel-panel beton bertulang yang perbandingan antara panjang dan
lebarnya lebih kecil dari 2 (dua). Pelat dua-arah dapat diperkuat dengan
menambahkan balok di antara kolom, dengan mempertebal pelat di sekeliling
kolom (drop panel), dan dengan penebalan kolom di bawah pelat (kepala kolom /
capital).
Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang
mentransfer beban secara langsung ke kolom pendukung tanpa bantuan balok atau
kepala kolom atau drop panel. Flate plate dapat dibuat dengan cepat karena
55 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bekisting dan susunan tulangan yang sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi
lantai terkecil untuk memberikan persyaratan tinggi ruangan dan memberikan
fleksibilitas terbaik dalam susunan kolom dan partisi. Pelat ini juga memberikan
sedikit penghalang untuk pencahayaan dan ketahanan api yang tinggi karena
hanya ada sedikit sudut-sudut tajam dimana pengelupasan beton dapat terjadi. Flat
plate mungkin merupakan sistem pelat yang paling umum dipakai saat ini untuk
hotel beton bertulang bertingkat banyak, motel, apartemen, rumah sakit, dan
asrama.
56 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
tergantikan. Tetapi untuk beban yang berat atau bentang yang panjang diperlukan
beberapa jenis sistem lantai lain.
Flat slab (pelat slab) termasuk pelat beton dua-arah dengan kapital, drop
panel, atau keduanya. Pelat ini sangat sesuai untuk beban berat dan bentang
panjang. Meskipun bekisting lebih mahal dibandingkan untuk flat plate (pelat
datar), flat slab akan memerlukan beton dan tulangan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan flat plate untuk beban dan bentang yang sama. Flat slab
biasanya ekonomis untuk bangunan gedung, parkir dan pabrik, dan bangunan
sejenis dimana drop panel atau kepala kolom yang terbuka diizinkan.
57 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
atau flat slab. Dengan kata lain, jika beban atau bentang atau keduanya sangat
besar, ketebalan pelat dan ukuran kolom yang diperlukan untuk flat plate dan flat
slab menjadi besar dan lebih ekonomis jika digunakan pelat dua-arah dengan
balok, meskipun biaya bekisting lebih mahal.
Sistem lantai lainnya adalah waffle slab, yang contohnya pada gambar di
samping. Lantai dibuat dengan menyusun fiberglass persegi atau cetakan logam
dengan sisi-sisi mengecil dan jarak diantaranya, ketika beton dicor di dalam dan
diantara cetakan akan terbentuk waffle. Jarak antar cetakan akan membentuk web
balok. Web ini agak tinggi dan memberikan lengan momen besar untuk tulangan.
Dengan waffle slab, berat beton akan sangat tereduksi tanpa banyak merubah
tahanan momen dari sistem lantai. Seperti halnya dalam flat plate, geser dapat
menjadi masalah dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle biasanya dibuat solid
didekat kolom untuk meningkatkan tahanan geser.
58 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
6. SISTEM STRUKTUR STRUKTUR KANTILEVER
Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat
tumpuan jepit dan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang
menahan beban gavitasi menerima momen negatif pada keseluruhan panjang
balok tersebut. Akibatnya tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas
atau sisi tariknya seperti yang diperlihatkan pada gambar 1 untuk batang seperti
pada gambar, momen maksimum terjadi pada penampang di bagian peletakan.
Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini. Tulangan tidak tidak
dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur pada beton
di sebelah luar tumpuan. Perpanjangan ini disebut sebagai panjang penyaluran
(development length). Panjang penyaluran ini tidak harus lurus seperti yang
diperlihatkan pada gambar, karena tulangan akat dikaitkan pada 90 derajat atau
180 derajat.
59 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 1.1 Balok Kantilever
Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak dibicarakan, namun
situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus di atas bebarapa
perletakan seperti pada gambar 1.2. Karena tulangan diperlukan pada daerah tarik
balok, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika momen positif
dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada beberapa cara dalam mengatur
letak tulangan untuk menahan momen positif dan negatif pada beban menerus.
60 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
7. SISTEM STRUKTUR INTERSPASIAL (INTERSPASIAL)
61 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Fungsi
a. Digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai
bangunan tinggi.
b. Sistem dengan pembebanan vertikal tidak langsung sistem gantung
(suspension
c. Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah
d. Sistem dengan gantung yang menerus
e. Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa
kelompok lantai
62 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Boks-boks ini ditumpuk seperti bata dengan pola English Bond
63 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
10. SISTEM STRUKTUR RANGKA SELANG-SELING (STAGGERED
TRUSS).
Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap
lantai bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka
begitupun di bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal,
susunan rangka ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara
mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan
plat lantai.
64 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
KONSEP DASAR STAGGERED TRUSS .
Konsep dasar sistem staggered truss yaitu perilaku keseluruhan kerangka
(frame) sebagai balok kantilever ketika sistem diberi beban lateral. Dalam konteks
ini, seluruh kolom yang terletak pada sisi eksterior dari gedung berfungsi sebagai
sayap balok, sementara truss yang membentang dalam arah transversal pada
keseluruhan lebar di antara kolom berfungsi sebagai badan dari balok kantilever.
Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari gedung dan biasanya kolom
interior dihilangkan, maka sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar
yang bebas kolom. Pengaturan bergantian dari rangka batang tersusun setinggi
lantai (floor-deep trusses) terletak pada level-level alternatif garis kolom yang
65 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
berdekatan, yang mengijinkan bentang pelat lantai adalah sejarak kedua kolom
yang menjadi tumpuan truss. Sehingga sistem tersebut menyediakan kebebasan
pengaturan fungsi lantai bagi arsitek.
Sistem lantai membentang dari tepi atas salah satu truss ke tepi bawah truss lain
yang berdekatan. Selanjutnya, lantai menjadi komponen utama dari sistem
kerangka struktur yang berperan sebagai suatu diaphragm yang memindahkan
gaya geser lateral dari satu garis kolom ke garis kolom yang lainnya. Jadi
memungkinkan struktur berperilaku sebagai single braced frame, meskipun truss
terletak pada dua bidang yang sejajar.
a. Kolom memiliki momen lentur yang relatif kecil dibandingkan sistem
portal karena adanya aksi kantilever dari sistem double-planar kerangka.
b. Kolom-kolom yang diorientasikan dalam sumbu kuat dapat bermanfaat
untuk menahan gaya lateral dalam arah longitudinal gedung. Staggered
truss dengan panjang lebih dari 15 m selain bermanfaat untuk menahan
66 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
gaya lateral dalam arah transversal gedung, juga bermanfaat memberikan
keleluasaan pengaturan fungsi ruang bagi arsitektural.
c. Lantai membentang pada lebar bentang yang pendek, yang disediakan oleh
bentang spasi dua kolom atau dua truss. Maka, tebal pelat lantai dapat
dibuat seminimal mungkin.
d. Bentang area terbuka yang sangat lebar untuk parkir atau tempat
berkumpul banyak orang adalah dimungkinkan pada level lantai pertama,
karena kolom-kolom berlokasi hanya pada sisi luar gedung.
e. Drift (simpangan antar tingkat) yang terjadi adalah kecil, karena
keseluruhan frame berperilaku sebagai truss kaku dengan beban aksial
langsung bekerja pada seluruh elemen struktur.
f. Struktur baja yang relatif ringan dapat dicapai jika menggunakan baja
mutu tinggi dan sistem kerangka yang efisien
Sistem staggered truss dapat dijadikan salah satu alternatif struktur bentang lebar
pada gedung bertingkat dengan pertimbangan sebagai berikut:
67 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
11. SISTEM STRUKTUR RANGKA RUANG (SPACE FRAME)
Struktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu sistem
sambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola / ball
joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga
Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa besi hitam
berikut conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan lainnya
dengan ball joint / bola sebagai mediatornya.Ball joint ini dapat terbuat dari baja
padat atau stainless steel. Finishing untuk ball joint dan member yaitu dengan
Elektrostatic powder coating, duco atau hotdip zincalume galvanized
Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:
Rangka batang bidang
Piramid dengan dasar segiempat membentuk oktahedron
Piramid dengan dasarsegitiga membentuk tetrahedron
68 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Sistem Unistrut
Sistem Oktaplatte
Sistem Unibat
Sistem Nodus
Sistem NS SpaceTruss
69 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. Struktur space frame memiliki bentuk yang fleksibel. Para Arsitek pun
mengakui keindahan visual dan kesederhanaan yang mengesankan dari
struktur space frame.
SAMBUNGAN
Sambungan sistem Konstruksi Baja Space Frame berupa baut, mur, ring,
elektroda las harus memenuhil persyaratan sebagai berikut:
Pengikat sambungan baja ke bukan baja harus terbuat dari baja karbon
yang memenuhi persyaratan ASTM A370
Pengikat sambungan baja ke baja harus terbuat dari baja karbon yang
memenuhi persyaratan ASTM A325 dan/atau ASTM A490.
Pengikat sambungan logam yang berlainan (tidak sama) harus terbuat dari
baja tahan korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau
tipe-tipe lainnya dari baja tahan korosi.
Sistem struktur belt truss frame dan core merupakan gabungan dari 2 sistem
struktur dimana sistem struktur belt truss berfungsi mengikat kolom fasade ke inti
sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti. Pengakuan ini dinamai cap
70 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, dan belt trussing apabila
berada di bagian bawahnya.
71 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Denah dan potongan sistem belt trussed frame and core
72 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Denah struktur penempatan rangka pada struktur belt truss serta analisis
model sistem belt truss frame and core
Bagian dari sistem strukrur belt truss yaitu braced core, cap truss dan
coloum exterior
73 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Cara Kerja sistem belt truss frame and core
Rangka yang diperkaku menjadi tidak efisien lagi di atas
ketinggian 40 lantai karena banyak sekali diperlukan bahan untuk
membuat pengaku yang cukup kaku dan kuat. Efisiensi struktur bangunan
akan meningkat sebesar 30% dengan menggunakan rangka sabuk atau belt
truss horisontal untuk mengikat rangka ke inti. Rangka tersebut diikat
secara kaku ke inti dan dihubungkan dengan kolom eksterior. Apabila inti
geser melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang menyalurkan
tegangan-tegangan aksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya kolom-
kolom ini berlaku sebagai strut untuk melawan lendutan dari inti. Artinya,
inti tersebut mengumpulkan gaya geser horisontal, dan rangka sabuk
meneruskan gaya geser vertikal dari inti ke rangka fasade. Dengan
demikian bangunan akan berlaku sebagai suatu kesatuan, serupa dengan
tabung kantilever.
74 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
75 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Perbandingan struktur dengan hanya menggunakan sistem core truss
dengan diperkuat dengan belt trussed frame, sehingga bangunan yang diperkuat
dengan belt truss frame menjadi lebih kaku dan tahan terhadap goncangan.
76 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
struktur tabung ini merupakan struktur yang paling baik digunakan untuk
menahan beban lateral. Contoh gambar sistem tabung
77 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
b. Tabung Pengikat (Musses Tube):
1. Tabung Rangka Kolom Diagonal (Column Diagonal Trussed Tube);
2. Tabung Rangka Lattice (Lattice Mussed Tube)
78 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
14. Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube)
79 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled
Tube)
80 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
5. Bentuk bangunan juga tidak harus terikat pada bentuk kotak seperti halnya
bentuk bangunan pada umumnya. Sistem ini dapat menerapkan berbagai
macam bentuk yang bervariasi.
6. Tiap tabung dapat di potong sesuai dengan keinginan, baik untuk fungsi
tertentu maupun untuk layout lantai bangunan.
7. Kumpulan tabung merupakan Struktur yang sangat kaku, sehingga
kekuatan terhadap bangunan terpercaya.
8. Resistant terhadap gaya putar dan gaya geser.
81 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Sistem struktur pada bangunan dapat merupakan sistem struktur
padat (solid), panel ataupun box, pelat berlipat, rangka dll, dengan analisa
perhitungan sebagai satu kesatuan (analisa perhitungan yang lebih
kompleks), ataupun sistem struktur dasar dengan analisa perhitungan yang
lebih sederhana
Pondasi
Pengkal/ pilar untuk jembatan
Tembok penahan tanah untuk basement untuk gedung
Lantai Basement untuk gedung
1. Metoda Bottom-up
Metoda ini sering digunakan pada bangunan gedung berlantai
banyak yaitu metoda konstruksi pekerjaan proyek konstruksi yang dimulai
82 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dari bawah ke atas dimulai dari pondasi, basement dan lantai berikutnya,
contohnya pekerjaan pondasi sampai keatas yaitu pekerjaan lantai sampai
pekerjaan atap.
Tahap 1 :
Pekerjaan persiapan pengaturan arus transportasi
Tahap 2 :
Penggalian tanah
Tahap 3 :
Pembuatan pondasi
Tahap 4 :
Pembuatan dinding penahan tanah.
Tahap 5 :
Pembuatan kolom diteruskan pembuatan lantai dan balok
lantai diatas kolom tersebut secara berulang hingga lantai keatas
sampai atap
2. Metoda Top-Down
83 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
ketinggian yang diinginkan, kemudian dibuat dinding penahan tanah
sementara.
• Tahap 2 :
Dinding diafragma dibangun pada lokasi basement yang
direncanakan, pondasi mulai dikerjakan dan diikuti dengan pemasangan
kolom.
• Tahap 3 :
Pembuatan ke dinding diafragma yang telah dibuat dan diisi
sebagai pengganti dinding penahan tanah sementara yang telah dicabut
kembali
• Tahap 4 :
Penggalian tanah untuk membangun kolom-kolom dimana lantai
dicetak pada tanah bersamaan dengan detail drainase yang diperlukan.
1. PONDASI
PONDASI BANGUNAN
Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah
bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai,
namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu
perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keawetan
atau keamanan bangunan adalah pondasi.
Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus
memperhatikan jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor
lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi
pondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang ada di
atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan
tersebut.Dengan demikian, sebaiknya perlu perhitungan matang dan tidak hanya
84 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui, banyak yang membuat
rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat.
Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya,
padahal konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua
menggunakan konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang
dipergunakan untuk membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga
kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi
yang biasa digunakan diwilayah tersebut.
Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Seperti sebagai berikut:
A. Pondasi dangkal
Jenis pondasi dangkal kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,
hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang
sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-
rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari
dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Berikut yang termasuk
pondasi dangkal diantaranya:
• Pondasi Umpak.
Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat,
rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
• Pondasi Batu Bata / rollag bata.
Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata.
Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke
tanah. Pada awalnya pondasi rollagbata merupakan pondasi yang
diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan.
Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama
ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan
waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa
diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk
menahan beban ringan, misalnya pada teras.
85 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Pondasi Batu Kali.
Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali. Pondasi batu
kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah
tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat, pondasi
ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan
ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan
lebar pondasi atas 25 – 30 Cm. Bahan lain yang murah sebagai
alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan
bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton
bongkaran jalan. Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan
untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d
K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat
adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi
rollag bata, tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat.
Ukurannya rata – rata 30 x 30 cm.
86 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Pondasi bor mini (Strauss Pile).
Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan pada
kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang
lapisan tanah kerasnya berada jauh dari permukaan tanah.Pondasi
ini bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau bangunan
dua lantai. Kedalamannya 2 – 5 meter. Ukuran diameter pondasi
mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin bor
atau secara manual.Diatas pondasi bor mini ada blok beton ( pile
cap ).Pile cap ini merupakan media untuk mengikat kolom dengan
sloof.
• Pondasi Plat Kaki / Footplat
Pondasi plat kaki biasa juga disebut sebagai pondasi
telapak. Pondasi telapak adalah pondasi yang berdiri sendiri
dalam mendukung kolom. Pondasi telapak memiliki kedalaman
1,5 – 2 meter, bias dipakai untuk bangunan vertical. Pondasi
ini haeus bertumpu pada tanah keras atau pada tiang pancang.
87 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
B. Pondasi Dalam
Pondasi Rakit
88 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pondasi Sumuran
89 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pondasi Caisson
90 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pondasi Sarang Laba-Laba
91 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
setiap sudut kotak ditempatkan tiang. Tiang dalam kotak
dihubungkan dengan bidang diagonal.
92 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Pondasi tiang pancang (driven pile).
Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya
sja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang pancang
menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung
ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung
tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang
pancang tidak memerlukan proses pengeboran.
93 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Pondasi tiang bor (bored pile)
adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2
meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan
tinggi.Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor
terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga
menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang
pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan
tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini
berdiameter 20 cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2
atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.
94 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
penurunan total (keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan
diferensial (sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan
masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah
terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi
adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri,
dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-
perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para
ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga
dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan
menjad
Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan
tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
Gaya gempa
Gaya angkat air
Momen
Torsi.
2. SLOOF
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi
bangunan. Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke
pondasi, sehingga beban yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar
merata. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai pengunci dinding dan
kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Sebagai
tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka
disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan
memberikan angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter.
95 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
namun angka ini dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau
bangunan bertingkat banyak.
Secara singkat, Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan
secara horisontal di atas pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima
suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof
berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal
lantai satu , lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama
menggunakan 4 buah diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel
menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini
gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu.
Secara garis besar sloof merupakan bagian dari beton bertulang
yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Sloof biasanya terbuat
dari konstruksi beton bertulang. Namun berdasarkan konstruksinya ada
beberapa macam sloof, antara lain :
3.1 Konstruksi Sloof dari Kayu.
Pada konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu
(misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk
sebagai balok pengapit. Jika sloof dari kayu terletak di atas
pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok tunggal
3.2 Konstruksi Sloof dari Batu Bata.
Rolag dibuat dari susunan batu bata yang dipasang secara
melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan (1 bagian
portland semen : 4 bagian pasir). Konstruksi rolag tidak
memenuhi syarat untuk membagi beban.
3.3 Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang.
Konstruksi sloof ini dapat digunakan di atas pondasi batu kali
apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan tidak
bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak
dinding kurang lebih 3 m. Ukuran lebar / tinggi sloof beton
bertulang adalah >15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari beton
96 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bertulang juga dapat dimanfaatkan sebagai balok pengikat
pada pondasi tiang.
Adapun fungsi sloof adalah sebagai berikut :
Sebagai pengikat kolom.
Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
Menahan gaya beban dinding.
Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari
pondasi lajur
3. KOLOM
A. Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen
struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali
dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama
untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah
roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan
meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang
diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar
dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah
97 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi.
Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu
pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat,
harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau
terjadi gempa tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi
adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
B. Jenis-Jenis kolom
Jenis-Jenis kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis
kolom ada tiga:
a. Kolom ikat (tie column)
b. Kolom spiral (spiral column)
c. Kolom komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada
tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral.
Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang
tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi
untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada
tempatnya.
b. Kolom menggunakan pengikat spiral.
Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat
tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan
keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
98 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi
momen dan tegangan terwujud.
c. Struktur kolom komposit.
Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa
diberi batang tulangan pokok memanjang.
Kolom Utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama
yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah
3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan
apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan
harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal
lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan
begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 –
10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter,
atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15
dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas,
artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal
ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai.
Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan
yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom
harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai
kekakuan yang sama.
Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai
kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom
99 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya
vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal
pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.
1. Kolom Pendek
Kolom pendek adalah jenis kolom yang kegagalan material
(ditentukan oleh kekuatan material) atau merupakan elemen struktur
yang mempunyai nilai perbandingan antara panjangnya dengan
dimensi penampang melintang relative kecil. Kapasitas pikul beban
kolom pendek tidak tergantung pada panjang kolom dan apabila
mengalami beban berlebihan, kolom pendek pada umumnya akan gagal
karena hancurnya material.
2. Kolom Panjang
Kolom panjang adalah elemen struktur tekan yang semakin
panjang akan semakin langsing yang disebabkan oleh proporsinya.
Perilaku kolom langsing yang mengalami beban tekan sangat berbeda
dengan perilaku kolom pendek. Karakteristik dari kolom panjang
adalah apabila beban tekuk pada kolom mencapai beban tekuk kritis,
kolom akan berada dalam keadaan keseimbangan netral. Dan apabila
kolom mengalami deformasi dari konfigurasi linear, maka akan tetap
pada konfigurasi baru (tidak kembali pada konfigurasi linear). Beban
tekuk adalah beban maksimum yang dapat dipikul oleh kolom.
100 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kolom merupakan elemen vertical struktur kerangka yang berfungsi meneruskan
beban – beban seluruh elemen bangunan ke pondasi
Konsep pembebanan
Kolom
pondasi
101 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
jenis – jenis gaya yang membebani sebuah kolom :
gaya normal / vertical
gaya lateral / horizontal
momen ( akibat eksentris gaya )
puntir
catatan
A. Kerja sama dengan pondasi yang paling ideal adalah bila kolom hanya
meneruskan beban yang tegak lurus dengan titik pusat bumi (sesuai
dengan gravitasi bumi)
B. Bahaya tekuk dapat tejadi akibat ukuran kolom terlalu langsing / kecil
bila dibandingkan dengan tinggi kolom
C. Ada sebutan kolom non structural karena dianggap tidak memikul,
tapi hanya berfungsi menjadi pengaku / pengikat dinding atau
elemen pengisi lainnya
contoh kolom praktis pada beton bertulang
Biasanya, ukurannya kecil saja ( beton bertulang : 12/12) sedangkan
pada kolom, (structural), ukurannya cukup besar dan proporsional
terhadap besarnya beban bahan yang umumnya dipakai :
beton bertulang
baja
kayu
D. Bentuk kolom : (bentuk dasar)
102 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Rajid / kaku → jepit
Tidak rijid / tidak kaku → sendi atau engsel
Hubungan dengan Pondasi
induk
kolom
(hubungan antar kolom )
Struktur balok
rangka
anak ( hubungan antar
balok
balok )
103 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Baut (hubungan kaku/tidak kaku)
C. Kolom dan Balok bahan kayu
Sambungan dengan :
Pasak / baji
paku
gigi khusus untuk gaya tekan
baut merupakan sambungan yang paling kurang efektif memikul
beban
Catatan :
Profil C ini hanya digunakan untuk bangunan ringan / sederhana
Bisa berbentuk menutup.
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri.
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan
beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah
roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom
didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah
bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai
dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu
menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke
104 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah
bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau
terjadi gempa tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan.
105 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral
ternyata lebih tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu
kolom utama dan kolom praktis.
a. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang
fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya.
Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m,
agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu
besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter,
maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom
utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai
ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-
10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8
buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
b. Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan
juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom
maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-
sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10
begel d 8-20.
Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari
lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh
digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari
struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak
sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil,
sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil.
106 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu
lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom
pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan.
Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom
pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem
dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk
menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom,
boleh ditambah tebalnya.
107 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding
bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan
(retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu
menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi
terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi,
dinding penanda batas, sertadinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit
dibedakan denganpagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang
gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun
internal suatu bangunan.
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi,
dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban)
dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/
partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk
kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat
dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/
beton pra cetak)
108 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1
batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus
diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi
untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban
struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.
Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan
syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik
pengerjaannya.
b. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu
buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 :
1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari
bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat
plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain
109 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding
batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
110 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari
pasangan bata,antara lain:
Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari
hujan.
Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu
dan tidak boleh direndam dengan air.
Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu
dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan
berakhir di tengah – tengah.
Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri
dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-
lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan
dan persilangan
c. Dinding kayu
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-
rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu
bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan
rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding
struktural.
111 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
d. Dinding kayu biasa
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi
rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun
interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan
vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m,
tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan
dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar
112 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus
memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami pemuaian dan susut.
e. Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang
paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu
juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama
dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat
113 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2
– 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
114 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah
cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
5. LANTAI
A. Pengertian Lantai
Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi
dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan
fungsi bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan ruangan-
ruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen
struktural maupun elemen non-struktural dari suatu bangunan.
B. Fungsi lantai
Fungsi lantai antara lain :
Memisahan ruangan secara mendatar
Melimpahkan beban kepada balok
Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah
115 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada bangunan berlantai
banyak
Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara
Isolasi terhadap pertukaran suhu
Pada basement, lantai mencegah masuknya air tanah ke dalam
bangunan
C. Persyaratan lantai
Persyaratan lantai meliputi aspek teknis dan ekonomis :
Lantai harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk mendukung
beban
Tumpuan pada dinding / balok harus mencukupi untuk menyalurkan
beban sehingga sekaligus dapat memperkaku struktur bangunan
Lantai harus mempunyai masa yang cukup untuk meredam getaran
dan mencegah pemantulan suara
Porositas lantai harus tetap mampu menjadi isolasi pertukaran suhu
dan kelembaban
Bahan penyusun lantai dapat dipasang dengan cepat
Lantai setelah berfungsi hanya memerlukan perawatan minimal.
Lantai harus awet, dapat terus berfungsi seiring dengan umur rencana
bangunan
116 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
6. Cellar, ruangan bawah tanah yang dimanfaatkan sebagai gudang
117 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Lantai beton bertulang
Lantai kayu
118 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya
fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh
bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak
membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material
keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di
pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya:
keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya
Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan
berkelas mewah. Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam
yang terbatas menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan
dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif
besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan
ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya
karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan. Selain mahal
harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara
khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan
material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang
memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.
Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki
kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit
memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari
bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi,
saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih
beraneka dan harga yang lebih murah.
119 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal
dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami.
Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan
non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan
kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.
Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara
lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai,
banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding
pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca,
meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah,
ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru
menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki
kesan dingin.
Lantai sederhana
Lantai paling sederhana yang mula-mula dibuat berupa lantai tanah pada
bangunan sederhana atau bangunan sementara
Tanah dipadatkan secukupnya, kemudian diberi pasir agar tidak melekat /
lengket. Permukaan akan menjadi lebih baik bila pasir dicampur kerikil
dan ditumbuk
Dapat juga di atasnya diberi pasangan bata merah kosongan (tanpa
perekat) dan hanya siarnya yang diberi spesi.
Apabila diinginkan menjadi lebih kuat, pasangan bata diberi spesi baik
pada dasar pasangan bata dan pada siar-siarnya.
120 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Lapisan Pada Lantai Sederhana
Lantai dari beton tumbuk
Lantai dipasang di atas urugan pasir, dengan tebal urugan sekitar 20 cm
Campuran beton adalah 1 semen : 3 pasir : 6 kerikil
Lantai tidak diplester, namun pada saat masih basah permukaannya
dihaluskan. Jika diinginkan diplester, diberikan plester setipis mungkin
dan dilakukan pada saat beton masih basah agar tidak terpisah
Seteleh selesai dicor, permukaan harus dibasahi / digenangi air sekitar 7
hari untuk menghindari retak / pecah.
121 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Untuk bidang lantai yang luas, pengecoran dilakukan dalam kotak-kotak
yang kecil untuk mempermudah pelaksanaan dan perawatannya.
122 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Jenis ubin / penutup lantai, tegel, keramik, plastik / PVC, karet, teraso,
marmer / granit, papan kayu / parket
Pada lantai dengan penutup dari keramik, pemasangan harus dilakukan
dengan cara-cara khusus agar keramik tidak meledak atau pecah serentak.
Beberapa jenis penutup lantai antara lain :
1. Tegel, keramik, marmer/granit, parket, dipasang di atas lapisan pasir
menggunakan perekat spesi campuran semen dan pasir. Ukuran dari
penutup lantai jenis ini bervariasi, 20×20, 30×30, 30×60, 40×40 dll.
Tegel terbuat dari campuran dan pasir. Cara pembuatan dimulai dengan
menuangkan campuran semen khusus ke dalam cetakan, menambahkan
campuran semen dan pasir kemudian dipres menggunakan alat khusus.
Setelah dipress direndam dalam bak perendaman selama 3 hari, kemudian
diangkat dan dikeringkan di rak yang terlindung dari panas matahari
langsung.
2. Marmer dalah bahan alami yang asalnya berupa bongkahan-bongkahan
besar yang dipotong dengan alat khusus agar dapat diangkut ke pabrik. Di
dalam pabrik selanjutnya dipotong dalam ukuran yang diinginkan dan
dipoles / digosok dengan alat sebelum dikirim ke lokasi pembangunan.
3. Parket adalah penutup lantai berupa papan kayu asli atau kayu lapis
dengan ukuran seperti layaknya ubin. Penggunaan penutup lantai parket
biasanya untuk memenuhi nilai estetika khusus. Pemasangan diletakan di
atas plesteran kedap yang rata dan setelah terpasang harus dilapisi dengan
pernis untuk mencegah kontak langsung dengan air.
4. Aspal, biasanya digunakan pada bengkel-bengkel kerja, ruang pabrik,
ruangan olahraga dll. Ada tiga jenis; aspal pulasan, aspal tuang dan aspal
beton. Aspal pulasan dilaksanakan dengan memulaskan aspal panas
menggunakan kuas bertangkai pada permukaan lapisan krikil yang sudah
dipadatkan. Lantai aspal tuang dilaksanakan dengan menuangkan aspal
panas cair ke atas permukaan kerikil yang dipadatkan sehingga dapat
masuk ke celah-celahnya. Aspal beton dibuat dengan memasukkan kerikil
123 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dan pasir kering ke dalam cairan aspal panas dan selanjutnya dituangkan
ke atas permukaan kerikil yang sudah dipadatkan,
5. Keramik dibuat dari tanah olahan yang kemudian dipress dalam cetakan.
Setelah dicetak dan dikeringkan (dianginkan) kemudian dilapisi pada satu
sisinya dengan cairan pasta sebagai lapisan mengkilap, dan selanjutnya
dibakar dalam tungku. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
keramik adalah kesamaan ukuran dan corak/warna dalam satu seri.
Pemasangan keramik memerlukan keahlian khusus terutama untuk
menghindari keramik meledak.
6. Lantai teraso adalah lantai dengan memanfaatkan pecahan batu pualam
sebagai bahan campuran dengan semen. Teraso dapat dicetak seperti
layaknya ubin tegel, atau dapat pula dicampur dan dituangkan langsung di
atas plesteran yang sudah dipersiapkan. Setelah terpasang, baik pada teraso
cetakan maupun yang langsung dituang , dihaluskan dan digosok dengan
alat penggosok khusus untuk memperoleh permukaan yang mengkilap dan
memberikan penampilan yang baik.
7. Lantai karet dapat diperoleh dalam bentuk gulungan dengan panjang 30m,
lebar 1,8m dan tebal 6 s.d. 9 mm. Karet dipasang di atas papan lantai kayu
atau beton dengan bahan perekat khusus. Bila digunakan pada papan lantai
kayu harus diberi hardboard/plywood agar permukannya menjadi rata.
8. Penutup lantai khusus yang lain, antara lain PVC, magnesit, fiber dll.
Konstruksi Lantai
Pada konstruksi lantai, akan lebih banyak membahas lantai pada
bangunan bertingkat. Konstuksi lantai yang dimaksud adalah lantai dengan
konstruksi kayu dan beton bertulang. Pada konstruksi lantai kayu, penutup
lantai juga akan menggunakan penutup lantai dari kayu. Beban-beban akan
lantai didukung oleh balok-balok dari kayu. Pada konstruksi lantai beton
bertulang, penutup lantainya memiliki variasi yang lebih banyak. Pada
gedung bertingkat banyak dengan struktur utama dari beton, lantai dapat
saja didukung oleh balok beton atau balok baja. Pada gedung bertingkat
124 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
banyak dengan struktur rangka baja, lantai juga akan didukung dengan
balok-balok dari baja.
LANTAI KAYU
Konstruksi lantai kayu biasa digunakan pada rumah atau bangunan
kantor maksimal 4 lantai. Penutup lantai kayu menggunakan papan kayu
(parket) yang dipasang di atas rangkaian balok-balok dan papan lantai
dengan menggunakan penyambung paku dan juga ditanam dalam
beton. Selain penutup parket, penutup lantai kayu dapat juga terbuat dari
papan yang panjang, dengan tebal 2 s.d. 3 cm yang dipasang di atas balok-
balok yang dipasang pada arah lebar dari luasan lantai. Maksud
pemasangan adalah untuk memperoleh jarak terkecil sehingga balok yang
digunakan sependek mungkin. Pada luasan yang berbeda perlu dilakukan
peninjauan tersendiri untuk pemasangan balok-baloknya.
125 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Penyusunan balok pada luasan yang cukup luas
126 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
balok tidak bisa mengikuti perinsip mengusahakan jarak
terkecil. Pemasangan balok ada 2 macam:
Lapisan bersih, bila balok-balok dapat dilihat dari bawah
Lapisan kotor, balok-balok tidak dapat dilhat dari bawah
Pemasangan angker
Pada pemasangan balok lapisan bersih, ada dua tipe pemasangan:
127 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Papan lantai terlihat dari bawah, sekaigus berfungsi sebagai langit-
langit (plafond). Di bawah papan lantai diberi langit-langit (plafond)
tersendiri, sehingga akan ada rongga udara. Rongga udara akan berfungsi
menahan suara dari atas, menampung debu yang lolos lewat sela-sela antar
papan lantai. Rongga udara dapat juga diisi dengan gabus yang berfungsi
selain menahan suara juga sebagai penahan suhu. Langit-langit (plafond)
dapat juga diletakan di atas balok sedangkan papan lantai diletakkan di
atas balok tulangan.
128 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
STRUKTUR LAMINATE FLOORING KRONOLOC (NEW
GENERATION)
129 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. Balancing Film untuk Stabilitas Dimensi, yang tidak dapat ditembus
oleh AIR, juga berfungsi menahan uap air dari lantai dasar.
130 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
flexible joint lantai dan kedua, sebagai adjustment agar air dari bawah
tidak langsung menyerap ke lantai kayu (Flooring Specialist ).
131 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara
balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap
dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran,
tidak diperhitungkan.
132 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Keuntungan plat lantai kayu:
Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi
133 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari
baja lunak atau baja sedang;
Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang
tulangan rangkap atas bawah;
Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan
tidak lebih dari 20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal
minimum 1cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau
kebakaran;
Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr +
air, bila untuk lapis kedap air dibuat dari campuran
1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.
134 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2
Beban hidup (untuk bangunan umum ) = 0,250 t/m2
Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2
Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2
Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2
Berat jenis beton = 2,4 t/m3
135 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
RANGKA ATAP BANGUNAN
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-
jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording
meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban
angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.
136 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda
sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau
profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan
dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari
terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga
mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.
b. Jurai
c. Sagrod
d. Usuk / kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7
cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm
137 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan
terhubung dengan gording dengan menggunakan paku.
e. Reng
f. Penutup Atap
138 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
A. Baja konvensional iwf, canal, siku
B. Baja ringan
139 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
SELESAI EREXTION
140 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
REGEL,RANGKA DINDING,PERTEMUAN KUDA-KUDA
DAN KOLOM
141 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
yaitu kuda-kuda yang terbuat dari beton bertulang, pada catatan ini yang kami
tampilkan yaitu kuda-kuda yang biasa dipakai untuk tempat tinggal, dengan jarak
tumpuan bebas 4 mtr., namun jika jarak tumpuan kian lebih 4 mtr., maka
dibutuhkan perhitungan susunan.
kuda-kuda yang terbuat dari pasangan bata umumnya disebut gunungan, serta
kerap dipakai pada atap jenis pelana, atau pada atap jenis lain namun posisi kuda-
kuda diletakan di bagian sedang.
142 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. Kuda-kuda baja dibagi mejadi 2 , yakni :
Kuda-kuda baja kerap dipakai untuk bangunan pabrik atau gudang, karna bentang
pada tumpuan bias lebi dari 15 mtr., bahan yang dipakai iwf, c ( canal ), l ( siku ).
Dimensi iwf untuk kuda kuda umumnya ( baiknya susunan dihitung ) bentang 15
mtr. menggunakan iwf 200, bentang 20 mtr. menggunakan uwf 250, bentang 25
mtr. menggunakan iwf 275, bentang 30 mtr. iwf 350, dari pengalaman kami
bentang yang sangat besar yaitu 30 mtr.
143 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
kuda-kuda menggunakan siku
144 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
B. Baja ringan
kuda-kuda baja mudah, terbuat dari baja anti karat, pertarama kali dikembangkan
olen pryda australia, dahulu kerap dimaksud dengan atap pryda, perhitungan cost
yakni m2 luas atap. untuk menentukan atap baja mudah baiknya pakai perusahaan
yang telah populer dibidang atap baja mudah. janganlah asal tentukan, karna atap
baja mudah sistemnya yaitu cremona hingga jika kesalahan saat menyambung
componen dapat menyebabkan fatal.
145 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Coarse Aggregate : 43%
Sand : 34%
Cement + Water : 23%
Apa Itu Agregat?
Agregat dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu agregat alami dan agregat
buatan.
1. Agregat Alami
Merupakan jenis agregat yang terbentuk secara alami oleh alam.
Agregat alami dapat diklasifikasikan menurut sejarah terbentuknya
peristiwa geologi, yaitu agregat beku, agregat sedimen, dan agregat
metamorf. Contohnya: pasir alam (pasir sungai, pasir galian, pasir pantai),
kerikil alami, pumise/batu apung.
2. Agregat Buatan
Merupakan jenis agregat yang dibuat oleh manusia. Agregat mulai
dibuat oleh manusia oleh karena lokasi mendapatkan agregat alami sangat
jauh/jarang atau mungkin juga karena kualitasnya yang lebih baik dari
agregat alami. Agregat buatan dapat berupa: batu pecah, pecahan
bata/genteng, tanah liat bakar, expanded shale, fly-ash, terak dingin, dsb.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih agregat:
Ukuran (diameter)
Permukaan
Kebersihan
Berat jenis
Bentu
Kandungan air
Ketahanan aus
Tingkat kekerasan, dsb
146 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
agregat kasar dan halus menjadi satu kesatuan yang kompak. Semen yang paling
umum digunakan adalah semen portland. Biasanya dipercayai bahwa beton
mengering setelah pencampuran dan perletakan. Sebenarnya beton tidak menjadi
padat karena air menguap, tetapi karena semen berhidrasi. Proses hidrasi ini
sendiri berlangsung dari arah luar menuju ke dalam.
147 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
memperkecil pori-pori yang ada di dalam beton. Sedangkan tahap terakhir yaitu
perawatan beton dilakukan dengan menjaga agar permukaan beton selalu lembab.
Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton di lapangan secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa
elemen, yaitu:
1. acuan beton, dihitung dalam meter persegi luas permukaan
2. perancah acuan, dihitung dalam meter persegi luas permukaan yang
ditopang
3. baja tulangan, dihitung dalam berat baja tulangan terpasang
4. pekerjaan beton, dihitung dalam meter kubik volume beton jadi
Pekerjaan Acuan Beton dan Perancahnya
Acuan beton dan perancah merupakan pekerjaan penting dan strategis karena akan
menentukan posisi, alinyemen, ukuran dan bentuk beton yang dicetak. Sesuai
dengan fungsinya maka syarat kekokohan, stabilitas, kerapian acuan dan perancah
sangat menentukan keberhasilan pekerjaan beton secara keseluruhan. Meskipun
demikian tetap saja pekerjaan ini digolongkan sebagai pekerjaan yang sementara
karna acuan berikut perancah akan dibongkar dan disingkirkan setelah beton
mengeras. Pekerjaan acuan dimulai dengan merancang berdasarkan pada bentuk
beton jadi sesuai dengan gambar detail dan spesifikasi teknis dari dokumen
perencanaan. Acuan beton sedapat mungkin dibuat berdasarkan pola rancangan
panel-panel baku berukuran standar yang secara luwes dapat dirakit untuk dipakai
pada bermacam permukaan bidang cetakan. Syarat utama dalam pembuatan acuan
beton adalah rapat air, dimensinya tepat sesuai dengan gambar rencana, lurus dan
rata pada seluruh permukaannya, serta kokoh dalam menopang seluruh beban
termasuk getaran-getaran yang ditimbulkan sewaktu memasang tulangan ataupun
pemadatan beton.
148 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
keseluruhan kebutuhan penulangan termasuk seluruh sambungan-sambungannya.
Untuk menjamin kerapian dan kekokohan rangka penulangan harus dilengkapi
dengan memasang perkuatan bantuan berupa penyokong, penopang, atau
penyangga secukupnya pada tempat-tempat tertentu.
149 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
1. analisis ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya
2. uji tidak merusak (non destructive test), misalnya dengan Schmidt Rebound
Hardness, uji bor inti, dll
Ragam Beton
Beton Konvensional
Merupakan jenis beton semen biasa. Beton ini terdiri atas
campuran kerikil (batu pecah), pasir, dan semen dengan perbandingan
berat 3 : 2 : 1. Biasanya beton ini memerlukan penulangan besi.
Beton Polimer
Beton jenis ini ciptaan Prof. Ir. H. Djuanda Suraatmadja. Beton
polimer memiliki sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultraviolet, tahan
terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta kelebihan lainnya.
Keunggulan lain adalah beton polimer bisa mengeras di dalam air
sehingga bisa digunakan untuk memperbaiki bangunan-bangunan bawah
air.
Satu-satunya kelemahan yang hingga kini belum teratasi adalah
harga beton polimer masih belum bisa lebih rendah dibandingkan dengan
beton semen, kecuali untuk daerah Irian Jaya, di mana harga semen
berlipat-lipat dari harga semen di Pulau Jawa. Karena itu, beton polimer
selama ini lebih banyak digunakan untuk rehabilitasi bangunan yang
rusak. Beton polimer dapat dibedakan atas polymer concrete, polymer
modified concrete (beton biasa tetapi dimofifikasi dengan menggunakan
polimer), polymer impregnated concrete (beton berpori-pori yang
kemudian diisi dengan polimer), dan sulfur polymer concrete (beton yang
dibuat dari pasir, kerikil, belerang, dan polimer).
Beton Geopolimer
Ditemukan oleh Davidovits. Dinamakan demikian karena
merupakan sintesa bahan-bahan alam nonorganik lewat proses
polimerisasi. Bahan dasar utama yang diperlukan untuk pembuatan
material geopolimer ini adalah bahan-bahan yang banyak mengandung
150 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
unsur-unsur silikon dan aluminium. Unsur-unsur ini banyak ditemukan, di
antaranya pada material buangan hasil sampingan industri, seperti
misalnya abu terbang dari sisa pembakaran batu bara. Selama ini, abu
terbang-disebut demikian karena kecilnya ukuran partikel dan karenanya
mudah beterbangan di udara-lebih banyak tidak dimanfaatkan dengan
semestinya ataupun dipakai hanya sebagai bahan timbunan. Penimbunan
yang sembarangan bahkan berpotensi mengancam kelestarian lingkungan,
selain mudah beterbangan dan mengotori udara, partikel-partikel logam
berat yang dikandungnya dengan mudah larut dan mencemari sumber-
sumber air. Untuk melarutkan unsur-unsur silikon dan aluminium, serta
memungkinkan terjadinya reaksi kimiawi, digunakan larutan yang bersifat
alkalis. Material geopolimer ini digabungkan dengan agregat batuan
kemudian menghasilkan beton geopolimer, tanpa menggunakan semen
lagi.
Geopolimer dikatakan ramah lingkungan, karena selain dapat
menggunakan bahan-bahan buangan industri, proses pembuatan beton
geopolimer tidak terlalu memerlukan energi, seperti halnya proses
pembuatan semen yang setidaknya memerlukan suhu hingga 800 derajat
Celsius. Dengan pemanasan lebih kurang 60 derajat Celsius selama satu
hari penuh sudah dapat dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi.
Karenanya, pembuatan beton geopolimer mampu menurunkan emisi gas
rumah kaca yang diakibatkan oleh proses produksi semen hingga tinggal
20 persen saja.
Hasil-hasil riset selama ini telah menunjukkan bahwa beton
geopolimer memiliki sifat-sifat teknik yang amat mengesankan, di
antaranya kekuatan dan keawetan yang tinggi. Sebuah perusahaan beton
pracetak di Australia bahkan sudah mulai memproduksi prototipe beton
geopolimer pracetak dalam bentuk bantalan rel kereta, pipa-pipa beton
untuk saluran pembuangan air kotor, dan lain-lain. Hal yang memberikan
perbedaan cukup penting antara beton geopolimer dengan beton polimer
organik yang sudah lebih dulu diperkenalkan, terutama adalah biaya
151 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pembuatannya. Beton geopolimer bisa diproduksi dengan biaya yang
setara dengan beton biasa, yang jauh lebih murah dibanding biaya untuk
menghasilkan beton polimer organik.
Di dunia material konstruksi, hingga saat ini fokus penelitian-
penelitian yang dilakukan terhadap beton geopolimer ini lebih ditekankan
pada aplikasinya sebagai beton pracetak, mengingat ketelitian yang lebih
tinggi masih diperlukan dalam proses pembuatannya. Di bidang lain,
geopolimer juga sedang diteliti untuk keperluan pembuatan keramik dan
bahan pemasung logam-logam berbahaya.
Penggunaan Beton
Beton telah umum digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur
bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk
pagar/gerbang, semen dalam bata atau tembok blok, dsb.
Pengujian Sifat-Sifat Beton
1. Uji Kuat Tekan Beton
Maksud : menentukan kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda
uji berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan (curing) di laboratorium
maupun di lapangan.
Tujuan : memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin tekan.
2. Uji Slump
Maksud : menentukan slump beton (concrete slump)
Tujuan : idem
3. Uji Los Angeles
Maksud : menentukan ketahanan aus serta ketahanan pecah (keuletan) kerikil
berhubungan dengan kekuatan beton yang akan dibuat.
Nilai yang diperoleh dari hasil pengujian berupa persentase berat antara bagian
yang aus dan berat semula sebelum pengujian.
152 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. Uji Rudeloff
Maksud : menentukan ketahanan hancur kerikil yang berhubungan dengan
kekerasan dan kekuatan kerikil.
Kekerasan kerikil berhubungan dengan kekuatan beton yang akan dibuat.
5. Uji Kuat Tarik Beton
Maksud : menentukan nilai kuat tarik beton guna keperluan perencanaan
komponen struktur
Kuat tarik beton adalah tegangan tarik yang menyebabkan keruntuhan benda uji,
dalam satuan MPa.
2. Kayu
Bangunan bukan hanya merupakan sebuah benda yang dapat dipamerkan
oleh pemiliknya, tapi juga merupakan tempat bernaung, bertdeuh dan beraktivitas.
Terlebih lagi sebagian besar aktivitas sehari-hari kita lakukan di dalam ruang.
Dengan pentingnya ruang sebagai bagian dari bangunan itu sendiri maka
pantaslah kita harus teliti dalam memilih material dan bahan bangunan yang baik
dan sesuai dengan kondisi iklim di mana bangunan itu akan berdiri. Kayu
merupakan salah satu bahan bangunan yang berasala dari alam dan sangat sering
digunakan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita
sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan
yang kita inginkan. Selanjutnya akan dibahas mengenai sifat kayu, keuntungan
dan kelemahannya serta cara penggunaan atau sambungannya
a. Apa itu kayu?
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat
ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan
153 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pemakaian. Mengetahui sifat-sifat dari kayu ini penting sekali dalam industri
pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih
jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi
juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis
yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahalSebagai bahan
konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakaisebelum orang
mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harusmemenuhi
syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan
aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan
keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta mempunyai ukuran
penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.
Salah satu kendala yang ada pada pemakaian kayu hutan tanaman atau hutan
rakyat adalah ukuran dan mutu kayu yang dihasilkan sangat bervariasi sehingga
pemakai seringkali merasa kesulitan dalam memilih jenis dan ukuran yang akan
dipakai. Oleh karena itu perlu adanya upaya lain yaitu
pemasyarakatan/pengenalan jenis dan ukuran kayu yang dihasilkan dari hutan
rakyat tersebut
b. Sifat Kayu
Ada banyak sekali jenis-jenis kayu. Dalam konstruksi dan pemakaian kayu
sebagai bagian dari konstruksi bangunan seseorang harus benar-benar mengetahui
dan memahami sifat-sifat serta jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai
konstruksi bangunan itu sendiri.
Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Mudah didapatkan di toko-toko material.
2. Banyak dikuasai oleh tukang lokal.
3. Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.
Kelebihan-kelebihan dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu sendiri
tentu memberikan keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-
154 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
kelebihannya itu kayu juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan
dari kayu:
1. Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap.
2.Dapat mengembang dan menyusup.
3.Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di
pasaran adalah 4 meter.
4. Harga kayu semakin lama semakin mahal karena semakin berkurangnya stok
kayu dari alam.
155 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah
menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu
gubal.
3. Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna
dalam kayu yang berbeda-beda.
4. Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh:
kempas, meranti dll).
5. Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.
Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak,
serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6. Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-
beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.
Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau
kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya
bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8. Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,
dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang
membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama
dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan
(EMC = Equilibrium Moisture Content).
10. Kayu memiliki sifat sendiri terhadap suara:
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.
156 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.
Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai
untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11. Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.
Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu
akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu
mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan
sama dengan daya hantar air.
157 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan kayu:
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif
besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-
ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk
yang permanen dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan kayu:
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik
atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan
merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Kekuatan belah kayu:
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat
baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah
sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Prosiding PPI Standardisasi melakukan penelitian pada tahun 2009 tentang kadar
air dan kerapatan serat kayu. Kadar air kering udara berkisar antara 11.46-17.18%.
Berdasarkan klasifikasi kerapatan kayu, maka kayu sengon, sengon buto, suren,
mindi dan tata tergolong kayu yang ringan (0.24-0.56 g/cm3) sedangkan sisanya
tergolong kelas sedang (0.56-0.72 g/cm3).
158 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan
perumahan dan struktur bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih
berlimpahnya sumber kayu menyebakan hampir semua struktur bangunan
perumahan, jembatan, bangunan komersial ringan, pabrik dan tiang menggunakan
kayu solid. Sekarang bangunan tersebut lebih banyak menggunakan bahan kayu
struktural yang lebih modern. Misalnya lantai, dinding, atap untuk konstruksi
ringan umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu.
Kayu untuk keperluan bangunan umumnya dari kelas kuat I, II dan III dengan
rasio kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta mempunyai kelas awet I
atau II. Bila dari kelas awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut harus
diawetkan terlebih dahulu.
Penggunaan kayu gergajian secara konvensional untuk bahan bangunan
hanya terbatas untuk dimensi tertentu dan tidak bisa digunakan untuk konstruksi
bangunan yang memerlukan bentangan yang lebar dan tinggi. Untuk mendapatkan
kayu dengan bentangan dan ukuran yang besar sangat sulit, karena bentang dan
ukuran terbesar sesuai dengan ukuran pohonnya. Untuk mengatasi hal itu perlu
dibuat balok glulam yaitu gabungan dua atau lebih papan kayu gergajian yang
direkat dengan menggunakan perekat tertentu dengan arah serat kayunya sejajar
satu sama lain.
2. Lantai (Flooring)
Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain
berksesan setetis yang kental, juga memberikan kesan hangat pada ruangan.
Untuk Hardwood atau kayu daun lebar sangat disukai dan sering digunakan.
Untuk keperluan lantai diperlukan kayu dengan kekerasan tinggi, beberapa
industri mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih kayu yang bercorak indah, kelas
kuat I-III dan kelas awet I-II.
3. Dinding
Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat
ini lebih umum digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel
159 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
eksterior. Sedangkan untuk dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak
diperlukan persyaratan yang tinggi. Untuk pembuatan dinding, selain diperlukan
kayu yang bercorak indah, juga kayu yang stabil dan awet, untuk berbagai
keperluan dipersyaratkan mampu meredam suara (isolator).
a. Kayu gergajian
Kayu gergajian yang telah dicoba dibuat untuk partisi dinding antara lain kayu
karet, mindi, kelapa dan mangium. Partisi dinding yang dibuat dari kayu karet
yang diawetkan dengan boron menunjukkan penampilan yang mirip dengan
ramin. Sedangkan yang dibuat dari kayu mangium menunjukkan menampilan
seperti jati.
b. Kayu lapis
Kayu lapis indah yang dibuat dari venir mangium, tusam, mindi dan mimba dapat
digunakan untuk dinding dengan penampilan yang cukup bagus.
c. Papan mineral
Papan mineral seperti papan gypsum dan papan mineral. Papan semen yang dibuat
dari kayu karet, jeungjing ternyata dapat digunakan untuk pembuatan dinding
bangunan yang tahan lama.
160 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
sesuai dengan tujuan pemakaian atau jenis peralatan yang dimiliki atau dipakai
sangat sederhana.
Kayu yang digergaji yang umumnya berasal dari hutan rakyat, berdiameter kecil
dengan mutu batang yang kurang bagus (bengkok dan porsi gubalnya tinggi).
Kesimpulan
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk
digunakan sebagai material dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan
dan mudah dibentuk sesuai keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang
cukup baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk
kayu sebagai bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan
kelas mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan non struktural.
Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari
tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina
tergolongkelas kuat II-III.
3. Baja
Banyak kita jumpai berbagai bangunan dan jembatan yang menggunakan baja
sebagai struktur utamanya. Contohnya, jembatan kereta api dan jembatan jalan
raya yang melintasi sungai yang cukup lebar. Kemudian ada bangunan pabrik
maupun gudang yang besar. Jembatan terpanjang di Indonesia saat ini, yakni
Jembatan Suramadu, juga menggunakan kabel baja sebagai strukturnya.
Sebenarnya, apa sih struktur baja itu? Apakah dia memiliki keunggulan dibanding
beton?Ada 3 jenis struktur baja yang sering diterapkan sebagai struktur bangunan:
161 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Tipe Rangka atau frame structure
Dengan menyusun batang baja dengan bentuk struktur tertentu, batang baja
mampu memperkuat satu sama lain. Hal ini banyak diterapkan pada struktur atap,
bangunan pabrik, pergudangan, jembatan serta tower BTS (Base Transceiver
Station) operator seluler. Yang populer di dunia, adalah Menara Eiffel, yang
sebagian besar menggunakan batang-batang baja yang disusun secara struktural
hingga bisa berdiri megah hingga kini.
162 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Struktur baja tipe cangkang diterapkan pada bangunan stadion, gelora,
maupun bangunan lain yang membutuhkan kubah / dome diatasnya. Salah satu
contoh adalah struktur atap pada Sapporo Dome, salah satu stadion yang dipakai
dalam Piala Dunia 2002.
Suspensi bisa juga disebut tarikan. Baja pada sistem struktur ini menahan beban
dengan kekuatan tarikannya. Contohnya, biasa dimanfaatkan sebagai kabel baja
pada jembatan. Baja memiliki kekuatan tarik yang tinggi, jauh lebih tinggi
dibanding beton. Bila diberi gaya tarikan terus menerus hingga melewati batas
elastisitasnya, baja akan mengalami regangan yang cukup besar sebelum benar-
benar runtuh.
Artinya, gedung berstruktur baja, saat mengalami stress yang hebat -
semisal gempa bumi- tidak akan langsung rubuh. Biasanya akan meregang dulu
(miring), baru kemudian bila gaya sudah melebihi batas kritis, baru bangunan
tersebut akan patah / runtuh. Sama halnya pada struktur jembatan. Hal ini
memberi kesempatan bagi penghuni gedung untuk menyelamatkan diri.
163 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Beda dengan beton biasa yang akan langsung runtuh bila gaya melebihi
batas kritisnya. Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena
memiliki beberapa keunggulan:
1. Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas daripada
beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban
sendiri struktur. Baja sangat cocok diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh
lebih berat dibandingkan baja.
2. Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata.
Beda dengan beton yang merupakan campuran dari beberapa material penyusun,
tidak mudah mengatur agar kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian beton.
3. Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan
terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar
dari korosi.
4. Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup
tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak
melebihi batas elastisitas baja.
5. Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup
tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum
runtuh.
6. Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai
yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah,
hanya tinggal memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan
mempercepat kegiatan proyek.
164 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.
Sekarang ini, banyak juga yang memanfaatkan baja ringan sebagai sistem
rangka atap. Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih
awet.
Baja sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi. Jaman
kayu sebagai atap mungkin sudah hampir punah. Mengingat hutan-hutan di
seluruh Indonesia sudah dibabat habis oleh para penebang kayu. Bisa-bisa hutan
kita akan gundul semua bila kita terus menggunakan kayu sebagai bahan
bangunan
5. Batu
Batu memiliki berbagai tekstur, warna, dan kekuatan, sehingga tidak
mengherankan jika Anda menemukan keragaman dalam desain arsitektur dengan
batu sebagai bahan bangunan. Ada sebuah website yang Anda mungkin ingin
melihat jika Anda akan bekerja dengan batu pada konstruksi bangunan. Silahkan
kunjungi
Pengertian Batu Alam sebagai Bahan Bangunan
Bumi terdiri dari banyak lapisan (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan
Penjelasannya). Setiap lapisan memiliki peranan dalam pembentukan bumi. salah
dari lapisan bumi terdiri dari batuan (Baca: Jenis-jenis Batuan Penyusun Lapisan
Bumi – Beku, Sedimen, Metamorf). batuan membentuk bumi baik di dalam
maupun di permukaan bumi. batuan terbentuk melelui banyak cara. Ada yang
melalui pembekuan magma seperti batuan beku, melalui tekanan dan suhu yang
tinggi melalui metamorfosis seperti batuan metamorf, dan melalui proses
sedimentasi seperti batuan sedimen.
Proses sedimentasi adalah proses pengendapan materi sedimen oleh air,
angin, maupun gletser (Baca: Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan
Dampaknya). Sedangkan batuan beku terbentuk melalui proses intrusi dan
ekstrusi magma. Intrusi magma adalah gerakan magma di dalam bumi yang
berherak menuju daerah dengan tekanan lebih rendah, sedangkan ekstrusi magma
165 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
adalah keluarnya magma dari dalam bumi (baca: Pengertian Intrusi Magma
beserta Ekstrusi Magma). proses ini disebut vulkanisme. Vulkanisme adalah salah
satu pembentuk relief muka bumi, dengan tenaga gunung api (baca: Pengertian
Vulkanisme dan Contohnya).
Batuan adalah salah satu elemen pembentuk bumi. Bumi memiliki
berbagai macam batuan. setiap batuan memiliki manfaat bagi kehidupan manusia.
Manfaat tersebut dipakai manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Seperti
batu granit bermanfaat sebagai bahan bangunan, batu marmer untuk interior
rumah, serta berlian sebagai salah satu batu mahal di bumi. selain batu tersebut,
terdapat batu alam yang banyak di pakai untuk kebutuhan interior bangunan.
a. Batu Alam
Pengertian batu alam adalah batuan yang berasal dari alam, dan biasa dipakai
sebagai bagian dari konstruksi bangunan. Batu ini bisa dipakai sebagai fondasi
rumah, bagian dari interior, atau bagian dari eksterior. Semua jenis batuan adalah
batu alam, akan tetapi tidak semua jenis dapat dipakai untuk kebutuhan
konstruksi, atau hiasan di suatu bangunan. Batuan yang dipakai biasanya memiliki
karakteristik yang kuat. Selain itu keindahan serta corak dari batuan tersebut juga
menjadi hal yang menjadi penilaian. Batu alam sendiri terbagi menjadi 3 macam
yaitu batu alam untuk konstruksi, batu alam untuk media, dan batu alam mulia.
1. Batu alam untuk konstruksi adalah batu alam yang biasa dipakai sebagai
fondasi sebuah bangunan. Selain batuan ini memiliki ciri yang kuat
sehingga mampu menopang bangunan.
2. Batu alam untuk media adalah batu alam yang dipakai sebagai bagian dari
interior dan eksterior sebuah bangunan. Batu alam ini memiliki corak dan
nilai seni yang tinggi.
3. Batu alam mulia adalah batu alam yang biasa dipakai sebagai perhiasan.
Batu alam ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, serta memiliki nilai
seni yang tinggi pula.
Selain itu, batu alam yang digunakan sebagai bagian dari sebuah bangunan
dibedakan menjadi tiga, yaitu batu tempel, batu tabur atau batu sikat, dan batu
bentukan.
166 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
1. Batu alam tempel adalah batu alam yang berbentuk pipih. Dalam
pemakaiannya, batu alam ini ditempel di tempat yang dinginkan. Batu
alam ini biasa dijadikan hiasan dinding, atau lantai bangunan.
2. Batu tabur atau batu sikat adalh batuan yang berukuran kecil. Batuan ini
berdiameter antara 0,5 hingga 3 centimeter. Batuan ini dipasang dengan
cara di taburkan, lalu direkatkan. Batuan ini biasa dijadikan lantai pada
halaman atau hiasan koran. Di beberapa taman, batu ini dapat dipakai
sebagai terapi untuk kaki.
3. Batu bentukan adalah batu yang dibentuk sesuai kebutuhan manusia. Batu
ini dapat dibentuk menajdi meja, kursi, patung, atau interior rumah
lainnya.
b. Macam- Macam Batu Alam
Batuan yang ada di bumi dibagi menjadi 3 jenis batuan berdasarkan proses
pembentukannya. Antara lain batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Setiap batuan ini memiliki berbagai jenis batu- batuan. akan tetapi tidak semua
batuan ini dapat dipakai sebagai bagian dari konstruksi sebuah bangunan. Batu
alam yang di pakai sebagai bagian dari konstruksi adalah batuan yang memiliki
kekuatan atau batuan yang memiliki nilai seni yang tinggi. Berikut ini macam-
macam batu alam di lihat dari proses pembentukannya.
1. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terjadi akibat pembekuan magma (Baca:
Batuan Beku : Pengertian, Proses, Jenis dan Contohnya). Magma adalah cairan
panas yang berada di dalam bumi (Baca: Pengertian Magma – Proses dan
Pergerakannya). magma yang ada di dalam bumi, bergerak akibat adanya tekanan
panas yang ada di dalam bumi. Magma ini bergerak ke atas untuk mencari tempat
dengan tekanan yang lebih rendah. Dalam prosesnya, magma akan mengalami
pendinginan dan membeku.
Akibatnya pembekuan ini, terciptalah batuan beku. Batuan beku terdiri dari
dua jenis, yaitu batuan beku dalam dan batuan beku luar. Batuan beku dalam
adalah batuan beku yang pendinginannya berada di dalam bumi. sedangkan
167 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
batuan beku luar adalah batuan yang pendinginannya berada di permukaan bumi.
batuan beku dalam disebut juga batuan instrusi atau platonik. Sedangkan batuan
beku luar disebut sebagai batuan vulkanis. Tidak semua batuan beku dapat dipakai
sebagai bagian dari konstruksi bangunan. Batuan beku yang biasa di pakai sebagai
bagian dari konstruksi rumah antara lain:
1. Batu Andesit: batu ini biasa di pakai dalam candi. Batu ini berwarna abu-
abu dan bisa dipakai sebagai pengeras jalan.
2. Batu Lavastone: batu ini adalah batu candi yang berwarna merah hati.
Batu ini banyak ditemukan di daerah Cirebon. Batu ini sering dipakai
sebagai penghias pagar.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi (Baca:
Proses Pembentukan Batuan Beku Intrusif dan Ekstrusif). Proses ini berasal dari
materi sedimen yang mengendap dan mengeras menjadi batu- batuan. batuan
sedimen berasal dari pelapukan batuan beku yang terbawa oleh angin, air, atau
gletser. Pelapukan ini lalu mengendap bersama materi lainnya, seperti pasir,
kerikir, dan sisa- sisa pelapukan makhluk hidup. Materi yang mengendap ini lalu
mengeras, dan menjadi batuan sedimen. Beberapa batuan sedimen yang dipakai
sebagai batu alam adalah:
1. Limestone: batu ini adalah batu yang menjadi asal mula terbentuknya batu
marmer. Batu ini memiliki tekstur yang unik, dan biasa dipakai sebagai
lantai atau perabotan rumah tangga.
2. Sandstone: batu ini memiliki tekstur yang hampir mirip dengan limestone.
Yang membedakan adalah strukturnya yang lebih keras. Di indonesia batu
ini sering disebut sebagai batu palimanan.
3. Konglomerat: adalah batuan sedimen yang memiliki berbagai macam
warna. Warna yang dimiliki oleh batu ini, membuat batu konglomerat
sering dipakai sebagai bagian dari interior rumah.
168 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terjadi akibat adanya tekanan dan
panas akibat adanya proses metamorfosis (Baca: Proses Terbentuknya Batuan
Metamorf dan Jenisnya). Batuan metamorf terbentuk melalui proses kristalisasi
batuan beku, yang mnyebabkan terjadinya perubahan partikel.
Hal ini menyebabkan terjadinya rekristalisasi. Batuan metamorf paling banyak di
pakai dalam bidang konstruksi dan interior. Karena batuan jenis ini memiliki
karakter yang unik akibat penggabungan dari berbagai macam batuan. beberapa
batuan metamorf yang sering digunakan sebagai bau alam adalah:
1. Marmer: batu ini memiliki karakter serta corak yang unik. Batu ini biasa
dipakai sebagai lantai atau hiasan rumah.
2. Templek: batu ini sangat mudah dibentuk menjadi lempengan yang tipis.
Batu ini biasa dijadikan hiasan dinding pada taman, atau lantai untuk di
pinggir kolam. Batu ini sangat tipis, sehingga bisa di tempel dimana saja.
3. Koral sungai: batu ini lebih dikenal dengan batu kali.
4. Koral laut: adalah batuan yang ada di sekitar laut. Batu ini memiliki
karakteristik yang sama dengan koral sungai. Hanya saja warna dari batu
ini lebih bervariasi.
6. Tekstil
Tekstil merupakan bahan dengan potensi besar dalam konstruksi
bangunan. Saat ini banyak arsitek menyukai bereksperimen guna mendapatkan
bentuk-bentuk arsitektur dari tekstil. Anda bisa mendapatkan berita terbaru dari
penemuan tekstil
7. Kaca
Kaca sering digunakan oleh arsitek ketika mereka ingin meningkatkan
pencahayaan alami pada sebuah bangunan. Kaca merupakan bahan favorit dalam
desain arsitek kontemporer. Ada sebuah website yang harus dikunjungi oleh
orang-orang yang ingin belajar tentang kaca materialitas, di sini Kaca adalah
material padat yang merupakan zat cair yang sangat dingin karena molekul-
169 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
molekulnya tersusun seperti air, namun kohesinya membuat bentuknya menjadi
stabil. Hal ini terjadi karena proses pendinginan yang sangat cepat. Ini juga yang
membuat kaca menjadi transparan atau tembus pandang. Kaca adalah amorf (non
kristalin) material padat yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya
juga rapuh atau mudah pecah.
Kaca yang digunakan dalam bangunan bersifat tembus pandang sehingga
dapat meneruskan cahaya dan panas matahari. Namun, dalam aplikasinya, kaca
tidak selalu dibuat tembus padang. Kaca dapat juga dibuat menjadi semi tembus
pandang atau sama sekali tidak tembus pandang.
170 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Jenis-Jenis Kaca
Jenis kaca yang dapat digunakan untuk bangunan dan rumah tinggal sebenarnya
cukup beragam. Berikut adalah jenis-jenis kaca yang dikaitkan dengan
penggunaanya:
Kaca Bening
Kaca ini sering juga disebut sebagai float glass. Kaca ini tidak berwarna serta
memiliki permukaan yang sangat bersih dan rata. Kaca ini banyak digunakan pada
eksterior maupun interior bangunan, baik rumah tinggal atau gedung bertingkat.
Kaca ini juga dapat digunakan untuk perabot rumah tangga.
Kaca Warna
Kaca ini biasa disebut dengan kaca riben atau tinted glass. Kaca ini merupakan
kaca float yang diberi warna dengan sedikit menambahkan logam pewarna.
Dengan warna pada kaca, maka sifat tembus pandang kaca menjadi lebih rendah
sehingga dapat memberikan privasi kepada penghuninya. Kaca ini lebih banyak
dipakai pada eksterior bangunan, baik untuk pintu, jendela, atau curtain wall.
171 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kaca Es
Kaca es merupakan kaca dengan tekstur pola tertentu pada salah satu sisinya.
Karakter dari kaca ini memberikan efek dekoratif, efek pencahayaan, dan efek
pembayangan yang menarik, serta mampu mereduksi silau secara maksimum.
Kaca Reflektif
Kaca ini merupakan jenis kaca yang mampu memantulkan cahaya dan mereduksi
sifat tembus pandang dari sisi luar sehingga sering juga disebut dengan kaca one
172 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
way. Lapisan kaca ini bersifat memantulkan cahaya dan panas, serta mampu
memberikan penampilan yang mewah.
Kaca Tempered
Secara singkat, kaca tempered merupakan jenis kaca yang memiliki kekuatan
yang sangat tinggi, dibandingkan dengan kaca biasa. Dengan ketebalan yang
sama, kekuatan kaca ini mampu mencapai 3-5 kali lipat dari kekuatan kaca biasa.
Kaca ini tahan terhadap beban angin, tekanan air, benturan, dan perubahan
temperatur yang tinggi (thermal shock). Kaca tempered juga lebih aman karena
akan menjadi butiran halus bila pecah.
173 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kaca Laminated
Kaca ini merupakan jenis kaca dengan tingkat keamanan dan perlindungan yang
tinggi terhadap penghuni. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan pecahnya kaca,
kaca laminated tidak akan berhamburan, tetapi hanya retak dan sangat sulit untuk
ditembus. Karakteristik kaca ini adalah pecahan kaca tidak akan jatuh atau
berhamburan, tetapi tetap melekat pada filmnya, dan kaca akan tetap terpasang
pada rangkanya.
174 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Keunggulan Kaca
1. Sifatnya yang mampu meneruskan cahaya membuat rumah dengan
dinding kaca lebih hemat energi karena pencahayaan pada siang hari
cukup dengan sinar matahari.
2. Mampu memaksimalkan pemandangan di luar ruangan.
3. Walaupun mudah kotor, tetapi mudah juga untuk dibersihkan.
4. Memberikan kesan luas pada ruangan sempit.
5. Memberikan kesan tidak ada sekat antara ruangan satu dengan yang
lainnya.
6. Kedap suara
7. Kedap air
8. Memberikan kesan modern pada hunian
Jenis kaca seperti tinted glass dan glass block dapat memberikan kesan artistik
175 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kekurangan Kaca
1. Harganya cukup mahal, baik dari segi harga material maupun biaya
pemasangan
2. Pemasangannya rumit dan butuh tenaga profesional dengan keahlian dan
teknik tinggi.
3. Tidak tahan terhadap getaran.
4. Beberapa jenis kaca cenderung mudah pecah
5. Dinding kaca tidak termasuk dinding struktural sehingga tidak mampu
menahan beban berlebih.
6. Mudah kotor, dibutuhkan perawatan yang rutin.
7. Jika tergores, sulit untuk memperbaikinya.
8. Jenis kaca bening tidak cocok untuk ruangan privasi.
9. Perlu aksesoris tambahan seperti tirai walaupun hal ini opsional.
10. Jika retak atau pecah tidak bisa diperbaiki, tetapi harus diganti.
176 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Cara Memasang Kaca Tanpa Kusen
Untuk pemasangan kaca ukuran kecil, persiapan pengerjaan plesteran
dinding harus disekoneng dari dalam ruangan dengan cara tebal dinding
dibagi 2.
Sekoneng luar harus lebih tinggi dari sekoneng dalam karena kaca akan
dipasangkan dari dalam ruangan.
Kaca dipasang pada tahap plafon, acian tembok, dan keramik sudah selesai
terpasang
Pasang kaca yang sudah disiapkan menggunakan lem sealant
Pergunakan lem sesuai warna kaca
Pasangkan lem tersebut ke ujung dan pinggiran kaca yang sudah
menempel
Lakukan pengeleman di luar dan di dalam untuk menjaga tidak ada
bocoran air
Lem harus tebal
Untuk pemasangan kaca dengan ukuran lebih dari 100x100 cm, harus memakai lis
tempel atau bantalan karet sebelum tahap pengeleman
177 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kisaran Harga Kaca Tahun 2017
178 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
179 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
:
8. Bata
Bata adalah material konstruksi bangunan yang bisa terus menerus
diproduksi. Bata bersifat tahan lama. Bata juga merupakan bahan yang baik bila
Anda ingin menampilkan kesan suasana country pada sebuah gedung. Ada sebuah
website jika Anda ingin mendapatkan semua informasi tentang bata. Silahkan
kunjungi:
1. Batu-bata, Batu, Batako, Beton
Batu Bata Batu bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai
bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai
berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu
180 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu
yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan
secara arsitektur lebih indah.
Batu Bata Merah 1. Umumnya memiliki ukuran: panjang 17 – 23 cm, lebar 7 – 11
cm, tebal 3 – 5 cm. Berat rata-rata 3 kg/biji 2. Bahan baku yang dibutuhkan untuk
pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir ayakan. Untuk dinding
kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 .Untuk dinding yang tidak harus
kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6. 3. Untuk dinding seluas
1 m2, bila menggunakan bata berukuran 23 cm x 17 cm x 5 cm, maka kira-kira
membutuhkan 70 buah batu bata.
Kelebihan dinding bata merah: 1. Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan
pada tembol akibat air hujan. 2. Keretakan relatif jarang terjadi. 3. Kuat dan tahan
lama. 4. Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan dinding bata merah: 1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan
batako dan bahan dinding lainnya. 2. Biaya lebih tinggi.
Proses Pembuatan Batu Bata 1. Tanah liat atau tanah lempung yang masih keras
dicampur dengan abu sisa pembakaran bata dengan perbandingan 1:3, lalu disiram
air secukupnya. 2. Setelah lunak diaduk dengan cangkul kemudian dimasukan
kedalam mesin penggiling. Lempung yang telah lembut segera dicetak
menggunakan mesin. 3. Setelah dicetak kemudian dikeringkan uap airnya selama
sehari dalam oven pengering. Setelah uap air mengering kemudian batu bata
merah setengah jadi tersebut dibakar dengan suhu lebih dari 1000 ° C (1800 ° F)
didalam oven pembakar yang menggunakan berambut atau kayu bakar selama
kurang lebih 5 hari.
jenis-jenis Bata berdasarkan bahan pembuatannya :
1. Batu bata tanah liat Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2
kategori utama, yaitu bata biasa dan bata muka.
a. Bata biasa
memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini digunakan
untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkali disebut dengan
bata merah.
181 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
b. Bata muka
Bata muka memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna
atau corak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka
tidak perlu ditutup lagi dengan semen. Bata muka biasa disebut sebagai bata
imitasi.
Bahan Baku Batu Bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung
yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Adakalanya, kita
melihat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya berbeda disebabkan
karena perbedaan bahan baku tanah yang digunakan serta perbedaan teknik
pembakaran yang diterapkan.
c. Batu bata pasir-Kapur
Sesuai dengan namanya, batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir
dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran sehingga
membentuk bata yang sangat padat. Biasa digunakan untuk bagian dinding yang
terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.
182 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
e. Batako
Batako adalah material yang sering digunakan untuk membuat dinding dan
beberapa elemen yang lain sebagai pengganti batu bata. Biasanya pemakaian
batako untuk mendirikan bangunan ini punya alasan karena harganya yang
relatif murah.
Jenis-jenis Batako
1. Batako Putih (Trass) Batako Putih atau disebut juga dengan Batako Tras
umumnya mempunyai ukuran panjang 25 – 30 cm, tebal 8 – 10 cm, dan tinggi 14
– 18 cm.
Batako putih terbuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran
tersebut dicetak, kemudian dibakar. Batako putih ini sering terdapat di daerah
yang tanahnya mengandung banyak kapur, misalnya di daerah pantura Pulau
Jawa. Dalam 1 m2 bidang dinding diperlukan batako putih sebanyak 20-25 buah.
Kelebihan Batako Putih (Trass)
1. Pemasangan batako putih relatif lebih cepat.
2. Harga batako putih relatif murah
Kekurangan Batako Putih (Trass)
1. Batako putih lebih rapuh dan mudah pecah.
2. Batako putih menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok
lembab.
3. Dinding batako putih mudah retak.
4. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, yaitu setiap
bidang dinding seluas 7,5 – 9 m
2. Batako Press Batako Press biasanya mempunyai ukuran panjang 36 – 40 cm,
tebal 8 – 10 cm, dan tinggi 18 – 20 cm.
Batako press terbuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu yang
kemudian dipress, baik press secara manual (menggunakan tangan), maupun press
memakai mesin. Perbedaan antara batako press manual dan batako press mesin
dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Umumnya harga batako press
mesin akan lebih tinggi dari pada batako press manual.
Kelebihan Batako Press
183 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
1. Batako Press lebih kedap air
2. Pemasangan batako press lebih cepat karena ukuran material yang lebih
besar.
3. Batako press membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih sedikit,
yaitu antara 9 – 12 m2 luas bidang dinding
4. Ukuran material batako press lebih presisi dan seragam, hingga
mengurangi pemakaian spesi dan material plester serta aci. 5. Ketersediaan
material batako press relatif terjamin, karena proses pembuatannya tidak
terlalu dipengaruhi oleh musim.
Kekurangan Batako Press
1. Harga batako press relatif lebih mahal dibanding batako tras.
2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
3. Dinding mudah berlubang sebab terdapat lubang pada bagian sisi
dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan perabot pada dinding.
4. Insulasi panas dan suara tidak sebaik dinding batu bata.
BETON
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat. Biasanya
ditambah bahan tambahan yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia
tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia dengan perbandingan tertentu.
Jenis-jenis Beton 1. Beton Ringan Beton ringan adalah beton yang dibuat dengan
beban mati dan kemampuan penghantaran panas yang lebih kecil dengan berat
jenis kurang dari 1800 kg/m3.
Beton Massa Beton massa adalah beton yang dituang dalam volume besar,
yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya beton
massa dimensinya lebih dari 60 cm.
Ferrosemen Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh
dengan cara memberikan suatu tulangan berupa anyaman kawat baja sebagai
pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.
Beton Serat (Fibre Concrete) Beton Serat (Fibre Concrete) adalah bagian
komposit yang terdiri dari dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat
184 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dalam beton ini berfungsi mencegah retak – retak sehingga menjadikan beton
lebih daktail daripada beton biasa.
Beton Non Pasir (No-Fines Concrete), Beton Non Pasir (No-Fines
Concrete) adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan
cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton yang
menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di
dalam massa beton serta berkurangnya berat jebis beton.
Beton Siklop Beton Siklop adalah beton normal / beton biasa yang
menggunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar dapat
mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak
lebih dari 20 % agregat seluruhnya.
Beton Hampa Beton Hampa adalah beton yang setelah diaduk, dituang,
dan dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara
khusus yang disebut cara vacuum. Air yang tertinggal hanya air yang dipakai
untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
Beton Mortar Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan
perekat, dan air. Mortar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: mortar
lumpur, mortar kapur, dan mortar semen.
Sifat-sifat Beton
A. Beton Segar
1. Workability :Kemudahan pengerjaan
2. Segregation : Kecenderungan butir – butir kerikil untuk memisahkan
diri dari campuran adukan beton.
3. Bleeding : Kecenderungan air untuk naik ke atas (memisahkan diri)
pada beton segar yang baru saja dipadatkan.
Beton Keras
1. Kekuatan Kekuatan beton terutama dipengaruhi oleh banyaknya air dan
semen yang digunakan atau tergantung pada faktor air semen dan derajat
kekompakannya.
2. Keawetan Keawetan beton merupakan lamanya waktu pada material
untuk dapat menjalankan fungsinya.
185 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. Penyusutan Penyusutan beton yaitu perubahan volume pada beton yang
tidak mempengaruhi beban.
4. Terpengaruh suhu Harga koefisien pemuaian suhu pada beton berubah-
ubah tergantung banyaknya semen dalam campuran kadar air dan agregat.
Kelebihan Beton Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah
1. Harganya relatif murah
2. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran sehingga biaya perawatannya
rendah
3. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi
4. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan
batu.
5. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan .
Kekurangan Beton
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak.
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah
3. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga
perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak
akibat perubahan suhu.
4. Beton tidak kedap air sehingga air yang membawa kandungan garam dapat
masuk dan merusak beton. 5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus
dihitung secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan
menjadi bersifat daktail terutama pada struktur tahan
9. Kevlar
Kevlar dianggap sebagai material jenis baru. Coba saja Anda bandingkan
dengan material konstruksi lainnya. Kini, popularitas Kevlar semakin meningkat.
Banyak orang mulai memahami bahwa Kevlar
Serat Kevlar adalah merek dagang yang inovatif dari DuPont. Aramid (Kevlar)
186 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
adalah suatu Material yang ditemukan tahun 1964, oleh Stephanie Kwolek,
seorang ahli kimia berkebangsaan Amerika, yang bekerja sebagai peneliti pada
perusahaan DuPont.
Aramid adalah kependekan dari kata aromatic polyamide. Aramid
memiliki struktur yang kuat, alot (tough), memiliki sifat peredam yang bagus
(vibration damping) , tahan terhadap asam (acid) dan basa (leach) dan selain itu
dapat menahan panas hingga 370°C, sehingga tidak mudah terbakar.
Karena sifatnya yang demikian, aramid juga digunakan di bidang pesawat
terbang, tank, dan antariksa (roket).Produk yang dipasarkan dikenal dengan nama
Kevlar. Kevlar memiliki berat yang ringan, tapi 5 kali lebih kuat dibandingkan
besi.
Dengan teknologi tinggi yang menggabungkan antara kekuatan dengan
berat yang cukup ringan untuk membantu meningkatkan kinerja dari berbagai
produk konsumen, industri maupun Militer.
Ringan dan fleksibel adalah sifat kevlar, Kevlar telah berkembang lebih dari
empat dekade dari inovasinya.
187 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar: ikatan molekul aramid
Gambar: Anyaman serat ini umumnya dikenal dipasaran dengan nama
Kevlar
Komposit
Komposit merupakan perpaduan dari dua material atau lebih yang
memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang memiliki propertis
lebih baik dari keduanya. Jika perpaduan ini terjadi dalam skala makroskopis
maka disebut sebagai komposit
Kevlar Komposit
Salah satu yang paling dikenal menggunakan Kevlar adalah pakaian tahan
peluru dalam tubuh. Kevlar Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an dan
188 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
kini digunakan di berbagai macam produk. Serat Kevlar itu sendiri yang memiliki
gaya tarik tinggi, sehingga sangat diperlukan sekali untuk material komposit.
Macam-macam dari nilai Kevlar Komposit
Kevlar kini digunakan di berbagai macam produk Serat itu sendiri yang
memiliki gaya tarik tinggi, sehingga sangat diperlukan sekali untuk material
komposit
Ada tiga macam Kevlar yang digunakan dalam bahan komposit. Kevlar 29
memiliki kekuatan untuk serupa serat kaca dengan berat yang lebih rendah,
Kevlar 49 dan Kevlar 149 dapat digunakan untuk mengurangi berat bahkan lebih.
Mengapa Kevlar tidak digunakan di seluruh bahan komposit? Karna penggunaan
serat Kevlar dalam komposit adalah bahan yang lebih mahal dibandingkan dengan
serat lainnya seperti kaca.
189 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Carbon fiber – graphitic dan amorphous C
• Aramid fiber – kevlar, highly linear polimer chain
190 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
10. Bambu
Bambu merupakan bahan yang bagus untuk konstruksi bangunan karena
kuat dan fleksibel. Namun, lokasi geografis adalah salah satu alasan mengapa
bambu tidak terlalu populer dalam desain arsitektur.
Bambu adalah material ringan yang berongga. Banyak orang mengira
bahwa rongga tengah bambu merupakan kelemahan bagi bambu, padahal hal ini
tidak benar. Bambu memang berongga, dan rongga tengah pada bambu
sebenarnya merupakan ciri khas kekuatan bambu dan berfungsi sebagai
bracer.Bracer dapat memperkuat bambu dan membuat elemen yang biasa
digunakan sebagai struktur menjadi lebih ringan dan tidak kaku. Bambu juga
memiliki karakter elastis dan tidak mudah pecah sehingga struktur bambu menjadi
lebih dapat diandalkan.
191 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
2. Sebagai tiang/kolom rumah; untuk rumah bamboo, sebaiknya dipilih jenis
yang cukup kuat dan umurnya tua sehingga struktur kolom rumah bisa
kuat dan tahan lama
3. Sebagai dinding rumah yang disebut juga dengan istilah gedeg; bentuknya
berupa anyaman kulit atau daging bambu yang sudah diiris dan dihaluskan
4. Pada lantai bangunan dengan cara membelah bambu atau secara utuh
ditata sehingga membentuk lantai yang kuat.
5. Struktur rangka atap, seperti dalam pembuatan kuda-kuda bambu, reng
bambu, usuk bambu dan bagian lainnya sehingga membentuk struktur atap
yang kokoh
6. Sebagai furnitur seperti kursi atau meja bambu
7. Sebagai tiang yang ditancapkan agar tanaman di halaman rumah dapat
berdiri tegak
8. Sebagai pagar rumah dengan cara membelah bambu, kemudian
disambungkan menggunakan alat sambung paku
9. Sebagai pintu rumah
10. Untuk plafon, dijadikan sebagai rangka sekaligus penutup langit-langit
menggunakan lembaran anyaman bambu
192 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Jenis-Jenis Bambu untuk Bangunan
1. Bambu Batu / Petung
Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 20 cm dan panjang 25
meter. Biasanya digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan, bahan industri
pulp dan kertas, kayu lapis, bangunan, mebel, anyaman, peralatan pertanian, dan
peternakan.
2. Bambu hitam, pring wulung, peri laka
Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 14 cm dan panjang 20
meter. Biasanya digunakan untuk bahan pembuatan instrumen musik seperti
angklung, calung, gambang, dan celempung. Jenis ini juga berfungsi untuk bahan
industri kerajinan tangan dan pembuatan mebel karena tahan terhadap hama.
3. Bambu apus, pring apus, peri
Diameter dari bambu jenis ini adalah 4-10 cm. Biasanya ini digunakan sebagai
tanaman pagar penghias. Batangnya juga dapat digunakan sebagai alat pembuatan
pegangan payung, peralatan memancing, kerajinan tangan seperti rak buku,
industri pulp, kertas, dan penghalau angin kencang (wind break)
193 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Keunggulan Bambu
Menurut penelitian, bambu lebih kuat dari beton dalam struktur
Memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik
Mudah dibelah, dipotong, dan dibentuk
Seratnya elastis, optimal menahan beban tarik, tekan, geser, dan tekuk
Rupanya artistik
Relatif murah
Tidak bersifat polutif
Ramah lingkungan karena memiliki siklus hidup kurang dari 6 tahun
Mampu mencegah longsor, erosi, serta banjir
Ringan
Kelemahan Bambu
Rentan lapuk, reyot, tidak tahan air hujan dan api
Rawan terkena hama jamur, lumut, rayap, bubuk, dan sejenisnya
Umurnya relatif pendek
Dalam pengerjaannya, ada beberapa hal sulit, seperti teknik
penyambungan antar bambu, atau penyambungan dengan material lain
194 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Teknik Menyambung Bambu Pada Bangunan
1. Teknik pertama, bambu disatukan dengan cara dipaku begitu saja. Sistem
ini sering digunakan pada bambu yang hanya dipakai untuk membuat
tangga darurat saat proses pembuatan bangunan sedang dikerjakan.
2. Untuk konstruksi bangunan, alat penyatunya berupa baut dengan ukuran
minimal 12 mm. Agar tidak mudah pecah, sebelum baut dipasang, bambu
diberi lubang terlebih dahulu dengan cara dibor, baru kemudian baut
dimasukkan dan dilengkapi dengan mur. Baut dapat diganti dengan pasak.
Selain lebih kuat, hasil sambungan dengan cara ini juga lebih
rapi.Kemudian, agar tampilannya terlihat alami, hasil sambungan dapat
ditutup dengan tali ijuk warna hitam atau tali dari serabut kelapa.
3. Teknik ketiga adalah dengan cara membuat lubang pada satu bambu.
Ukurannya disamakan dengan diameter bambu lain yang ingin disatukan.
Lubang tersebut digunakan untuk memasukan bambu kedua agar tidak
mengalami pergeseran. Ada yang lubangnya hanya satu dan ada juga yang
dua sekaligus sehingga posisi bambu yang dimasukan jadi melintang. Agar
posisinya makin kuat, teknik penyambungan ini dapat dilengkapi dengan
paku pasak.
4. Untuk proses penyatuan yang disusun secara berjajar, bisa digunakan
batang bambu yang ukurannya lebih besar. Caranya adalah dengan
menyatukan dua ujung bambu yang ingin disatukan dan disambung.
Kemudian, bamboo tersebut tinggal dimasukan ke dalam batang bambu
lain yang ukurannya lebih besar. Namun, lubang atau rongga yang ada
pada bagian dalam harus punya ukuran diameter yang sama dengan ukuran
diameter luar bambu yang ingin disatukan sehingga ujung bambu tersebut
bisa masuk dan tetap merekat dengan erat dan kencang.
195 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kisaran Harga Bambu Tahun 2016
Bambu besar Diameter 10-12 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp.
30.000,-
Bambu Sedang Diameter 8–9 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp.
25.000,-
Bambu Kecil Diameter 6–7 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp. 20.000,-
Bambu Kecil Diameter 4–5 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp. 15.000,-
Reng Bambu (panjang 6,5 m) / ikat 25 batang : 170.000,-
196 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bambu ampel. Data tersebut memberikan gambaran bahwa bambu apus
merupakan jenis bambu yang kurang disukai oleh bubuk disbanding jenis lain,
meskipun dalam penggunaan tertentu seperti kebanyakan untuk tiang/kolom
bambu petung merupakan pilihan pertama karena sesuai persatuan batangnya
yang terbentuk secara alami, bambu petung mampu memikul beban yang lebih
besar. Selanjutnya dari hasil penelitian jumlah tangkapan kumbang bubuk selama
setahun dapat disimpulkan bahwa pada bulan April dan Mei atau menurut
penelitian mongso IX (tanggal 30 April sampai 11 Mei), menimbulkan kwantitas
serangan yang kecil. Untuk itu pemotongan bambu dengan berpedoman pada
masa terbang yang tepat, ternyata hanya meningkatkan keawetan bambu.
Sedangkan dengan perlakuan lanjutan berupa pengawetan, keawetan dapat
mencapai lebih lama lagi. Selain itu telah diteliti pula pengaruh makin lama
perendaman (pengawetan tradisional) angka serangan kumbang bubuk makin
berkurang. (gambar 5) Bagaimana cara membuat bambu jadi material yang baik,
bagaimana pengolahannya?
Berikut tips dari Effan Adhiwira, arsitek, yang telah banyak berkecimpung
mengerjakan proyek bangunan bermaterial bambu.
Bambu yang dipilih harus sebaiknya yang sudah matang (4-5 tahun). Dari segi
fisik dapat dilihat dari warna daun, kelopak, dan jika dipukul terdengar bunyi
yang cukup nyaring (tanda sudah tua dan kering).
197 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bahan Bangunan : Bambu
Tanda bambu yang matang bisa juga diukur dengan menggunakan alat
pengukur kepadatan batang (density test ). Alatnya berupa jarum yang
ditembakan ke dalam batang bambu. Cukup akurat, tetapi alatnya masih sangat
mahal.
Setelah ditebang, sebaiknya bambu didiamkan beberapa hari diatas sebuah alas
dengan posisi tegak, alas batu, misalnya. Tujuannya untuk menurunkan semua
cairan alami yang terdapat dalam bambu. Alas berfungsi juga untuk mencegah
kelembaban tanah tidak masuk kembali ke serat batang bambu.
Sebaiknya bambu yang sudah dipilih dibersihkan dari kotoran yang melekat
pada permukaan batang bambu
198 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bambu matang mempunyai kerapatan daging batang yang baik, sehingga
tidak menyebabkan kisut jika sudah kering. Manfaat dan tujuan pengawetan
adalah:
1) Memperpanjang usia komponen bambu,
2) Mencegak kerusakan,
3) Mempertahankan kekuatan dan stabilitas bangunan,
4) Meningkatkan nilai estetis serta,
5) Memberi nilai tambah lain seperti lebih tahan terhadap api (berdasarkan
penelitian, bambu yang diawetkan dengan borates memiliki tingkat "fire
retardant" yang lebih tinggi dari pada yang tidak diawetkan.
199 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bambu sangat sensitif dengan perubahan suhu mengakibatkan bambu
mudah retak. Keretakan bisa menjalar keseluruh batang bambu karena seratnya
yang lurus.
Bambu jangan langsung bersentuhan dengan tanah karena mengakibatkan
masuknya kelembaban ke dalam serat. Kelembapan tanah bisa menimbulkan
jamur pada batang bambu. Hal ini bisa mengurangi kekuatannya. Tampilan pun
jadi jelek.
Sebaiknya bahan bambu dilapisi cairan finishing (water base) sebagai
bantuan lapisan proteksi, selain itu jika terkena air atau hujan, segera diseka
sehingga tidak memberi kesempatan air dapat meresap ke batang.
Kelebihan bambu
1. Bambu memiliki nilai seni yang tinggi. Adalah sumber daya
pariwisata yang sangat penting. Sebagai pelopor pembuatan rumah
tahan gempa
2. Bentuknya yang lentur saat dibelah, dapat digunakan menjadi
bahan laminasi bsa berbentuk kolom, maupun papan sebagai
pengganti kayu.
3. Bahan Alami yang dapat diperbaharui
4. Sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah
siap tebang)
5. Pada berat jenis yang sama, kuat tarik bambu lebih tinggi
dibandingkan kuat tarik baja mutu sedang.
6. Ringan.
7. Bahan konstruksi yang murah.
Kelemahan bambu
1. Bambu biasanya kurang tahan lama karena mengandung banyak
kanji yang disukai oleh rayap dan menjadi tempat tumbuh yang
baik bagi cendawan akibat suhu dan kelembaban tinggi di daerah
tropis. Bambu memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada
kayu. Tanpa perhatian pada pengawetan maka konstruksi bambu
200 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
tahan lama 2- 3 tahun saja. sedangkan dengan pengawetan dan
pemeliharaan yang memadai dapat tahan lama > 15 tahun. Bambu
harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua, dalam hal terakhi.
2. Memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai bahan bangunan,terutama untuk bahan konstruksi(perlu
proses laminasi).
3. Proses pengerjaan yang rumit untuk menggabungkan bilah-bilah
bambu menjadi satu kesatuan(berbeda dengan proses pengolahan
kayu).
4. Jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai
pangkalnya.
201 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
14. Limbah
Untuk melindungi lingkungan kita dapat mendaur ulang limbah yang kita
produksi setiap hari. Limbah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk desain
arsitektur, misalnya, mengubah botol plastik menjadi gempa dinding tahan.
15. Jerami
Jerami sering digunakan sebagai bangunan materialitas sejak dulu kala. Di
beberapa belahan dunia, masih banyak suku-suku yang menggunakan jerami
untuk rumah mereka. Jerami dapat memberikan perlindungan dari hujan dan
menciptakan lingkungan dengan termal yang pasif.
202 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, sesuai dengan makalah “Struktur Dan
Konstruksi Bangunan”, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat macam-
macam struktur dan kosntruksi pada bangunan. Selain itu semua bahan yang
menciptakan struktur dan konstruksi berasal dari alam.
B. Saran
203 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-beton/struktur-kolom
https://www.ilmutekniksipil.com/category/struktur-bangunan
https://id.scribd.com/doc/301730202/Pengertian-Struktur-Rangka-Kaku
http://www.analisadaily.com/news/read/2011/06/12/3309/efek_rumah_kaca_untu
k_kehidupan_di_bumi/
https://id.scribd.com/doc/269005933/Parallel-Bearing-Wall\
204 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I