Anda di halaman 1dari 207

MAKALAH STRUKTUR DAN KONSTRUKSI 1

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur dan Konstruksi


1
Dosen: A. Akhromusyuhada Ma’shum ST.MPd

Nama: Ahmad Amin (321710109)

Kelas: ARS.17.D1

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI


TEKNOLOGI PELITA BANGSA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kehendak-Nya lah Saya selaku penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur dan Konstruksi 1 dan juga untuk
membahas mengenai “Struktur Dan Konstruksi Pada Bangunan”. Dalam
pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik segi isi, teori, dan sistematika
kepenulisan. Maka dari itu karena belum luasnya wawasan penulis, penulis sangat
terbantu bila pembaca memberi kritik dan saran yang bersifat membangun dan
dapat menyempurnakan makalah ini dari segi manapun. Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini
dan untuk masa yang akan datang.

Cikarang, 3 Januari 2019

Penulis

i|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


DAFTAR ISI

Sampul

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3
D. Manfaat ................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
A. PENGERTIAN STRUKTUR DAN KONSTRUKSI.............................................. 4
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR BANGUNAN ................... 15
C. MACAM MACAM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI..................................... 48
D. APLIKASI MATERIAL DALAM STRUKTUR ............................................... 145
PENUTUP ...................................................................................................................... 203
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 203
B. Saran ................................................................................................................... 203
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 204

ii | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arsitektur merupakan produk budaya manusia dalam bentuk bangunan yang


pada awalnya digunakan sebagai tempat untuk bernaung, hidup dan berlindung
dari cuaca dan alam yang mengancam. Kehadiran arsitektur dalam kehidupan
manusia memberikan kontribusi positif yakni sebagai tempat manusia untuk
bertahan hidup juga sebagai sarana manusia untuk melakukan berbagai
aktivitasnya. Prinsip umumnya adalah membangun sesuatu di atas permukaan
tanah sebagai penanda, sebagai ruang yang disiapkan untuk mereka menjadi
kesatuan dalam komunitas
kehidupannya. Maka sebelum jauh melangkah kesana maka langkah awalnya
adalah harus memahami dan mengerti apa itu struktur dan konstruksi dalam
bangunan.

Struktur bangunan merupakan suatu hal yang sangatlah vital (penting) di


dalam arsitektur dan merupakan suatu alat utama dalam pembangunan bangunan
primer. Perkembangan perencanaan arsitektur tidak mungkin tanpa pengetahuan
dasar mengenai struktur bangunan. Di karenakan struktur dan konstruksi
merupakan factor pendukung yang memberikan kekuatan fisik pada bangunan
sehingga struktur itu dapat mampu menahan gaya-gaya yang bersifat merusak
seperti beban dari bangunan tersebut,beban orang, angina, dan gempa). Hal ini
dapat di ibaratkan seperti kerangka pada tubuh manusia yang di gunakan sebagai
penopang tubuh.Beban-beban yang ditopang oleh bangunan ini termasuk juga
berat strukturnya akan disalurkan oleh struktur dan kerangka sebuah bangunan ke
kulit bumi.

1|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


Definisi sederhana tentang struktur dalam hubungannya dengan bangunan
adalah bahwa Struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban dari akibat
penggunaan atau kehadiran bangunan kedalam tanah.

Definisi mengenai konstruksi adalah bentuk-bentuk yang merupkan


transformasi (penggabungan ) dari berbagai struktur dan merupakan suatu
penggabungan gaya-gaya. Konstruksi merupakan penerimaan beban suatu
bangunan yang kemudian di salurkan oleh struktur-strukturnya ke dalam tanah.

Jadi kesimpulannya bahwa struktur dan konstruksi merupakan suatu ilmu


yang mempelajari tentang sarana- sarana untuk penyaluran beban ke dalam tanah
akibat tekanan yang dan beban yang di terima oleh suatu bangunan dan
merupakan gabungan elemen-elemen yang yang menerima beban yang kemudian
diteruskan oleh struktur-struktur untuk di salurkan ke dalam tanah.

Secara singkat sejarah teknik struktur dapat dijelaskan melalui perubahan-


perubahan sistem struktur dari penggunaan desain coba-coba yang digunakan oleh
Mesir dan Yunani kuno hingga sistem struktur canggih yang digunakan saat ini.
Perubahan bentuk struktur berhubungan erat dengan penggunaan material,
teknologi konstruksi, pengetahuan perencana pada perilaku struktur atau analisis
struktur, hingga keterampilan pekerja konstruksinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian struktur dan kosntruksi bangunan ?


2. Bagaimana sejarah dan perkembangan struktur dan konstruksi bangunan ?
3. Apa saja macam-macam struktur dan konstruksi bangunan ?
4. Bagaimana aplikasi material dalam struktur dan konstruksi bangunan ?

2|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian struktur dan kosntruksi bangunan.


2. Mengetahui sejarah dan perkembangan struktur dan konstruksi bangunan.
3. Mengetahui macam-macam struktur dan konstruksi bangunan.
4. Mengetahui aplikasi material dalam struktur dan konstruksi bangunan.

D. Manfaat

1. Manfaat bagi penulis yaitu penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Struktur Konstruksi 1.
2. Manfaat bagi mahasiswa adalah dapat sebagai referensi atas penelitian
selanjutnya.
3. Manfaat bagi masyarakat adalah dapat menambah wawasan mengenai
status hubungan pekerjaan ibu terhadap tumbuh kembang anak.

3|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRUKTUR DAN KONSTRUKSI


A. STRUKTUR BANGUNAN

Seni bangunan atau arsitektur adalah seni sejak adanya manusia dan
disebut seni terikat, karena bangunan gedung dipakai oleh manusia dan bahan-
bahan bangunan yang sifatnya dibatasi kemampuannya. Seni bangunan adalah
seni dan teknik dengan mengikutsertakan faktor-faktor falsafah, religi, tradisi, seni
dan ilmu pengetahuan.

Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada


bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu
keluarga yang bersifat sederhana, ataukah tempat berkumpul atau bekerja bagi
banyak orang, seperti perkantoran, gedung ibadah, hotel, gedung bioskop, stasiun
dan sebagainya. Maka fungsi dari struktur ialah untuk melindungi suatu ruang
tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan alam dan
menyalurkannya semua macam beban ke tanah. Beban-beban yang dipikulnya,
berat bahan dari elemen-elemen beserta berat strukturnya sendiri disalurkan oleh
struktur atau kerangka bangunan kekulit bumi. Kecuali beban tersebut, struktur
harus dapt memikul beban lain akibat dari angin dan gempa bumi.

Struktur Bangunan Gedung adalah oganisasi daripada elemen-elemen


ataupun komponen-komponen bangunan yang mendukung dapat berfungsinya
bangunan gedung dengan baik. Sistem struktur adalah bentuk organisasi daripada
elemen-elemen struktur yang ditujukan untuk menyalurkan beban secara
karakteristik.

4|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi,
sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur
berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen
tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap
bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya
masing-masing.

Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan


dari bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya
ke tanah. Perancangan struktur harus memastikan bahwa bagian-bagian sistem
struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya gravitasi dan beban
bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan aman.

Pembebanan struktur bangunan adalah beraneka ragam dan rumit


(kompleks). Bangunan menampung orang-orang yang hidup, barang-barang yang
dapat dipindahkan, beban angin yang berubah-ubah, berat struktur dan bahan-
bahan bangunan yang statis semuanya dipikul ileh struktur atau kerangka
bangunan dan sisalurkan ketanah melalui pondasi.

Menurut sistem penyaluran bebannya struktur bangunan gedung dibagi


sebagai berikut:

 Struktur Utama adalah organisasi dari elemen-elemen ataupun


komponen- komponen bangunan yang menyalurkan beban ketanah
dan tanpa adanya struktur ini bangunan tidak dapat berfungsi dengan
baik
 Struktur pendukung adalah susunan elemen-elemen ataupun
komponen bangunan yang mendukung struktur utama supaya dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik

Banyak variasi pembebanan pada struktur bangunan. Beban-beban


tersebut diatas dapat ditentukan dan diberi kode atau tanda dalam perencanaan
struktur. Beban dibedakan menjadi:

5|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


 Beban Mati adalah beratnya struktur sendiri.
 Beban hidup adalah berat beban yang dapat berpindah-pindah atau
berubah arah seperti mesin, orang, penyekat fleksibel (partition), air
hujan, salju, dsb.
 Beban Angin.
 Beban Termis.
 Gerakan bangunan akibat gerakan tanah.
 Goyangan bangunan akibat gempa bumi.
 Beban Dinamis.

4 faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan:

1. Estetika, sebagai dasar keindahan dan keserasian bangunan yang


mampu memberikan rasa bangga kepada pemilknya.
2. Fungsional, disesuaikan dengan pemanfaatan dan penggunaannya
sehingga dalam pemakaiannya dapat memberikan kenikmatan dan
kenyamanan.
3. Struktural, mempunyai struktur yang kuat dan mantap yang dapat
memberikan kenikmatan dan kenyamanan.
4. Ekonomis, pendimensian elemen bangunan yang proporsional dan
penggunaan bahan bangunan yang memadai sehingga bangunan
awet dan mempunyai umur pakai yang panjang.

BAHAN-BAHAN UNTUK STRUKTUR BANGUNAN

Batu Alam dan Bata Buatan Batu alam adalah bahan yang tertua dipakai
manusia sejak mulai membangun rumah dan gedung-gedung pada jaman dahulu.
Pengelmpokan batu alam menurut asal jadinya adalah sebagai berikut: Batu-
batuan dari pembekuan lahar. ƒ Batu-batuan dari endapan. ƒ Batu-batuan dari
salah satu yang disebut tadi atau campuran setelah mengalami perubahan.

6|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


Kemudian disusul dengan batu buatan misalnya dari Portland Cement
(PC) dan pasir atau bata dari tanah liat. Guna meringankan berat dinding ada yang
dibuat dengan lubang ditengahnya, dengan lubang kecil biasa disebut dengan
hollow bricks.

Kayu Adalah bahan konstruksi sejak jaman dahulu, kayu dimanfaatkan


juga sebagai bahan penghias interior.

Baja Adalah bahan bangunan yang sangat diperlukan sekali baik sebagai
struktur utama maupun sebagai pendukung tambahan dalam beton bertulang.
Bahan baja dibuat dalam bermacam- macam bentuk dan ukuran untuk elemen-
elemen struktur bangunan. Hal-hal yang kurang menguntungkan perubahan
bentuk relatif (akibat panas ermis), tidak tahan panas api dan korosif, perawatan
memerlukan biaya yang besar.

Alumunium Campuran alumunium pada waktu sekarang belum dapat


mengambil alih semua macam baja sebagai struktur bangunan.

Beton Telah dikenal Bangsa Romawi pada abad sebelum Masehi.

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan
terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety),
dan umur rencana bangunan (durability) (Hartono, 1999).

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban
hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load)
menjadi bahan perhitungan awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan
besar dan arah gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen struktur, kemudian
dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas penampang

7|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing struktur (Gideon dan Takim,
1993).

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Struktur juga dapat didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat
keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok
yang ditempatkan dalam suatu ruang yang didalamnya karakter keseluruhan itu
mendominasi interelasi bagian-bagiannya( Shodek, 1998:3).

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Struktur dianggap sebagai alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi


mekanisme pemikulan beban intern untuk menopang dan memperkuat suatu
konsep arsitektural (Snyder&Catanese,1989:359)

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Pada perencanaan struktur atas ini harus mengacu pada peraturan atau pedoman
standar yang mengatur perencanaan dan pelaksanaan bangunan beton bertulang,
yaitu Standar Tata Cara Penghitungan Struktur Beton nomor: SK SNI T-15-1991-
03, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, Peraturan Perencanaan
Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1983, dan lain-lain (Istimawan,
1999).

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di
atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat,
balok,dinding geser dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang
sangat penting.

Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower structure)dan
struktur atas (upper structure). Struktur bawah (lower structure) yang dimaksud
adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah,
sedangkan yang dimaksud dengan struktur atas (upper structure) adalah struktur

8|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok, plat, tangga.
Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di dalam sebuah
struktur.

Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan
terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety),
dan umur rencana bangunan (durability).

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban
hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load)
menjadi bahan perhitungan awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan
besar dan arah gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen struktur, kemudian
dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas penampang
dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing struktur (Gideon dan Takim,
1993).

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Struktur adalah sebagai tulang kerangka dalam tubuh manusia, maka jika di dalam
tubuh manusia tidak terdapat tulang kerangka bisa kita bayangkan apa yang
terjadi. Demikian juga dengan struktur bangunan, pemahaman akan struktur yang
buruk berakibat pada gagalnya suatu bangunan. Ini terbukti dari beberapa kasus
robohnya bangunan-bangunan yang baru atau belum beberapalama dibuat selain
dari faktor alam adalah lemahnya dibagian struktur (Wonosobo, 29 April 2010
Handi Candra K. P. NIM : 7108001.

Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Struktur adalah badan atau assemblageof tubuh dalam ruang untuk membentuk
sebuah sistem yang mampu mendukung beban (Septana Bagus Pribadi,ST, MT).

9|STRUKTUR dan KONSTRUKSI


Pengertian Struktur menurut Para Ahli

Menurut Prof. Benny H. Hed, struktur adalah bangun (teoritis) yang terdiri atas
unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan. Struktur ada
struktur atas, struktur bawah. Struktur mempunyai sifat: Totalitas, Transformatif,
Otoregul.

B. KONTRUKSI BANGUNAN

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun


prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi
juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek
keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi
Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur
bangunan.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak)


suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan
konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi
merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang
berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur


disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan
pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang
mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang


efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan

10 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada
lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan /
anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan
kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait
dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll.

Sistem Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi

Sistem-sistem struktur pada bangunan merupakan inti kekokohannya


bangunan di atas permukaan tanah. Sistem struktur ini berfungsi menahan dan
menyalurkan beban gaya horizontal dan vertikal secara merata pada sistem-sistem
struktur inti dan struktur pendukung, sehingga bangunan dapat memikul beban
horizontal dan vertikal maupun gaya lateral.
Beberapa faktor dalam perencanaan sistempembangunan struktur
bangunan tinggi adalah :
a. Pertimbangan umum ekonomi
b. Kondisi tanah
c. Rasio tinggi lebar suatu bangunan
d. Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan
e. Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)
f. Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran
g. Pertimbangan peraturan bangunan setempat
h. Ketersediaan dan harga bahan konstruksi utama

11 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pengertian Konstruksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Konstruksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai susunan


(model, tata letak) suatu bangunan atau susuna n dan hubungan kata da lam
kelompok kata. Sedangkan menurut kamus komunikasi, definisi konstruksi adalah
suatu konsep, yakni abstraksi sebagai generalisasi dari hal-hal ya ng khusus, yang
da pat diama ti dan diukur.

Pengertian Konstruksi Menurut Teori

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.


Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal
sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa
area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan
bangun(an) yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur

12 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan.
contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan
lain lain.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu
bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi
dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan
satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Definisi Konstruksi Bangunan Secara Umum.

Konstruksi Bangunan terdiri dari dua suku kata yaitu konstruksi (construction)
yang berarti membangun, sedangkan bangunan yang berarti suatu benda yang
dibangun atau didirikan untuk kepentingan manusia dengan tujuan, biaya dan
waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik
membuat/mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah,
fungsional dan ekonomis.

Pengertian Konstruksi

Susunan dan hubungan bahan bangunan sedemikin rupa sehingga penyusunan


tersebut menjadi satu kesatuan yang dapat menahan beban yang kuat.

Pengertian Konstruksi

Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik dari antar atau
interelemen struktur. 'onstruksi ini memperjelas perancangan bangunan. ujud
perancangankonstruksi dalam bangunan gedung adalah gambar-gambar detail
yang menunjukkan secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya serta
keterangan-keterangannya. Karena bersifat menjelaskan dari solusi disain, maka
rancangan konstruksi sebuah bangunan akan terikat dengan bangunan secara
khusus dan tidak dapat disamakan dengan bangunan lain. Satu konstruksi dalam
perancangan struktur akan menjelaskan bagaimana pertimbangan-pertimbangan

13 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
terhadap aspeklain juga diperhatikan, misalnya penggunaan bahan, ukuran,
kedudukan, cara pengerjaan,finishing dan sebagainya. Tanpa gambar konstruksi
yang jelas bangunan tidak dapat didirikan dengan benar dari berbagai aspek.

Pengertian Konstruksi Bangunan

Konstruksi Bangunan terdiri dari dua suku kata yaitu konstruksi (construction)
yang berarti membangun, sedangkan bangunan yang berarti suatu benda yang
dibangun atau didirikan untuk kepentingan manusia dengan tuj«an, biaya dan
waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik
membuat/mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah,
fungsional dan ekonomis.

Dalam kehidupan sehari-hari kata konstruksi sering disamakan dengan kata


struktur seperti struktur kayu dengan konstruksi kayu, struktur baja dengan
konstruksi baja, dan lain-lain. Kata struktur berarti susunan dari beberapa elemen
(benda) yang membentuk suatu kesatuan yang utuh. Jadi kata struktur berarti
benda sedangkan konstruksi berarti teknik atau cara membuat (rekayasa).
Bangunan dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu :

1. Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain.

2. Bangunan Transportasi yaitu: jalan, jembatan, rel kereta api, terminal,


pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya.

3. Bangunan Air yaitu: bendungan, saluran irigasi, saluran drainase,


bangunan bagi, gorong-gorong dan sebagainya.

4. Bangunan khusus yaitu: anjungan lepas pantai, menara jaringan listrik


tegangan tinggi, menara pemancar radio, TV dan sebagainya.

Pengertian Konstruksi menurut Para Ahli

Sedangkan konstruksi adalah pembuatan atau rancang bangun serta


penyusunannya bangunan. Ervianto, 2002: 9, menjelaskan bahwa konstruksi
merupakan suatu kegiatan mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil

14 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
kegiatan yang berupa bangunan. Dalam artian sederhananya struktur adalah
susunannya dan konstruksi adalah penyusunan dari susunan-susunan, sehingga
dari pengertian tersebut dapat diambil sustu kesimpulan bahwa konsruksi
mencakup secara keseluruhan bangunan dan bagian terkecil atau detail dari
tersebut adalah struktur.

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR


BANGUNAN

Secara singkat sejarah teknik struktur dapat dijelaskan melalui perubahan-


perubahan sistem struktur dari penggunaan desain coba-coba yang digunakan oleh
Mesir dan Yunani kuno hingga sistem struktur canggih yang digunakan saat ini.
Perubahan bentuk struktur berhubungan erat dengan penggunaan material,
teknologi konstruksi, pengetahuan perencana pada perilaku struktur atau analisis
struktur, hingga keterampilan pekerja konstruksinya.

Keberhasilan terbesar para ahli teknik Mesir adalah digunakannya batu-


batu yang berasal dari sepanjang sungai Nil untuk membangun kuil dan piramid.
Karena kemampuan daya dukung batu yang rendah dan kualitas yang sangat tidak
menentu, yang disebabkan adanya retak-retak dalam dan rongga-rongga, maka
bentang balok-balok tersebut harus sependek mungkin untuk mempertahan
kerusakan akibat lentur. Oleh karenanya sistem post-and-lintel yaitu balok batu
masif bertumpu pada kolom batu yang relatif tebal, memiliki kapasitas terbatas
untuk menahan beban-beban horisontal atau beban eksentris vertikal, bangunan-
bangunan menjadi relatif rendah.

Untuk stabilitas kolom harus dibuat tebal, dengan pertimbangan bahwa


kolom ramping akan lebih mudah roboh dibandingkan dengan kolom tebal.
Yunani, lebih tertarik dengan kolom batu dengan penampilan yang lebih halus ,
menggunakan tipe yang sama dengan post-and-lintel sistem pada bangunan
Parthenon. Hingga awal abad 20-an, lama setelah konstruksi post-and-lintel

15 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
digantikan oleh baja dan rangka beton, para arsitek melanjutkan dengan menutup
fasad kuil Yunani klasik pada bagian penerima bangunan-bangunan. Tradisi
klasik jaman Yunani kuno sangat mempengaruhi masa-masa setelah pemerintahan
mundur. Sebagai pembangun berbakat, para teknisi Roma menggunakan struktur
lengkung secara luas, seperti yang sering ditemui dalam deret-deret bentuk
bertingkat pada stadion (coliseum), terowongan air, dan jembatan .
Bentuk lengkung dari busur memungkinkan bentang bersih yang lebih panjang
dari yang bisa diterapkan pada bangunan dengan konstruksi pasangan batu post-
and-lintel.

Stabilitas bangunan lengkung mensyaratkan:


1) seluruh penampang bekerja menahan gaya tekan akibat kombinasi beban-beban
keseluruhan,
2) abutmen atau dinding akhir mempunyai kemampuan yang cukup untuk
menyerap gaya diagonal yang besar pada dasar lengkungan. Orang-orang Roma
mengembangkan metode pembentukan pelingkup ruang interior dengan kubah
batu, seperti terlihat pada Pantheon yang ada di Roma.

Selama periode Gothic banyak bangunan-bangunan katedral megah seperti


Chartres dan Notre Dame, bentuk lengkung diperhalus dengan hiasanhiasan yang
banyak dan berlebihan, bentuk-bentuk yang ada menjadi semakin lebar .
Ruangruang atap dengan lengkungan tiga dimensional juga ditunjukan pada
konstruksi atap-atap katedral. Elemenelemen batu yang melengkung atau disebut
flying buttresses, yang digunakan bersama dengan tiang-tiang penyangga dari
kolom batu yang tebal atau dinding yang menyalurkan gaya dari kubah atap ke
tanah . Bidang teknik pada periode ini menghasilkan pengalaman yang tinggi
berdasar pada apa yang dipelajari ahli bangunan dan mengajarkan pada murid-
muridnya, selanjutnya ketrampilan ini diturunkan pada generasigenerasi
selanjutnya.

Meskipun katedral dan istana-istana megah didirikan selama bebarapa


abad di Eropa tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada teknologi

16 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
konstruksi, hingga diproduksinya besi tuang sebagai bahan komersial pada
pertengahan abad ke-18. Bahan ini memungkinkan ahli teknik untuk mendesain
bangunan dengan sederhana tetapi dengan balokbalok yang kuat, kolom-kolom
dengan penampang yang lebih solid. Hal ini memungkinkan desain struktur yang
ringan dengan bentang yang lebih panjang dan bukaan-bukaan yang lebih lebar.
Dinding penahan yang masif digunakan untuk konstruksi batu yang tidak
memerlukan bentang panjang. Pada akhirnya, baja dengan kemampuan menahan
gaya tarik yang tinggi dan tekan yang besar memungkinkan konstruksi dari
struktur-struktur yang tinggi hingga saat ini untuk gedung pencakar langit
(skyscraper).

Pada akhir abad ke-19, Eifel, seorang ahli teknik perancis yang banyak
membangun jembatan baja bentang panjang mengembangkan inovasi-nya untuk
Menara Eifel, yang dikenal sebagai simbol kota Paris . Dengan adanya
pengembangan kabel baja tegangan tinggi, para ahli teknik memungkinkan
memba-ngun jembatan gantung dengan bentang panjang.

Penambahan tulangan baja pada beton memungkinkan para ahli untuk


mengganti beton tanpa tulangan menjadi lebih kuat, dan menjadikan elemen
struktur lebih liat (ductile). Beton bertulang memerlukan cetakan sesuai dengan
variasi bentuk yang diinginkan. Sejak beton bertulang menjadi lebih monolit yang
berarti bahwa aksi beton dan baja menjadi satu kesatuan unit, maka beton
bertulang memiliki kemampuan yang lebih tidak terbatas. Pengembangan metode
analisis memungkinkan perencana memprediksikan gaya-gaya dalam pada
konstruksi beton bertulang, desain merupakan semi empiris dimana perhitungan
didasarkan pada penelitian pada pengamatan perilaku dan pengujian-pengujian,
serta dengan menggunakan prinsip-prinsip mekanika. Pada awal tahun 1920-an
dengan menggunakan momen distribusi oleh Hardy Cross, para ahli menerapkan
teknik yang relatif sederhana untuk menganalisis struktur. Perencana menjadi
lebih terbiasa menggunakan momen distribusi untuk menganalisis rangka struktur
yang tidak terbatas, dan menggunakan beton bertulang sebagai material bangunan
yang berkembang pesat.

17 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Dikenalnya teknik las pada akhir abad ke-19 memungkinkan
penyambungan elemen baja dan menyederhanakan konstruksi rangka kaku baja.
Selanjutnya, pengelasan menggantikan plat-plat sambung berat dan sudut-sudut
yang menggunakan paku keling.Saat ini perkembangan komputer dan penelitian-
penelitian dalam ilmu bahan menghasilkan perubahan besar dari ahli-ahli teknik
struktur dalam mengembangan pendukung khusus struktur. Pengenalan komputer
dan pengembangan metode matriks untuk balok, pelat dan elemen bidang
permukaan memungkinkan perencana menganalisis struktur yang kompleks
dengan cepat dan akurat.

Struktur Dan arsitektur sebagai sebuah "bentuk", dimulai ketika manusia


memerlukan sebuah perlindungan terhadap alam secara umum dan terhadap cuaca
secara khusus. Tergantung pada kondisi alam yang ada, membuat manusia
memakai gua, membuat tenda dari kulit binatang, dsb-nya untuk tujuan tersebut
diatas. Tenda tersebut, dalam hal ini tentunya harus mempunyai rangka sebagai
tempat perletakannya, dan dapatlah kita sebut sebagai cikal bakal pertama dari
struktur bangunan, utau dengan kata lain dapat disebutkan bahwa keberadaan
struktur adalah sebagai "rangka" dari lingkupan arsitektur.

Sejalan dengan perkembangan peradaban kehidupan manusia sampai


dengan revolusi di bidang industri, teknologi dan ilmu pengetahuan, struktur
arsitektur berkembang pula secara kuantitatif dan kualitatif seperti dari segi
"fungsi" walaupun tidak sebanyak perkembangan dari segi teknologi dan
bahan(material), yang terus diusahakan dengan menelaah batasan-batasan yang
ada sampai sekarang.

Terbatasnya ruang yang dapat dipergunakan akibat konsentrasi manusia


diperkotaan mendorong munculnya teknologi struktur bangunan vertikal dan
bertingkat tinggi baik keatas lantai dasar dan kebawah tanah yang sering disebut
dengan istilah bangunan "pencakar langit".

Pada awalnya kemunculan gedung atau bangunan bertingkat tinggi ini


menimbulkan satu fenomena yang akhirnya dapat diterima masyarakat selama

18 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
masih dalam batasan-batasan yang ada terutama batasan ekonomis. Selain itu,
diperlukan pula pertimbangan perancang bangunan bertingkat tinggi ini terhadap
ruang prilaku, seperti keterpencilan, ketiadaan kontak antar manusia dalam
bangunan dan ketiadaan kontak dengan kehidupan diluar bangunan seperti jalan
dan sebagainya. Untuk itu diperlukan bantuan dari lembaga - lembaga pendidikan
untuk menyelidiki dan menelitinya sehingga dapat memperbaiki kondisi tersebut
diatas.

Sejarah Perkembangan Struktur Konstruksi Bangunan Tinggi

Bangunan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi. Bangunan tinggi


berdasarkan beberapa standar berkisar antara 75 kaki sampai 491 kaki (23 m
hingga 150 m). Sedangkan bangunan yang lebih dari 492 kaki atau 150 m disebut
sebagai bangunan pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki
atau 4 m, sehingga bangunan setinggi 79 kaki atau 24 m memiliki 6 tingkat.

Munculnya bangunan-bangunan tinggi di kota-kota besar di dunia,


disebabkan oleh kebutuhan akan ruang untuk melakukan aktivitas, serta tingginya
harga lahan di pusat kota.

Penemuan bahan bangunan yang ringan dan kuat, seperti alumunium, baja,
berbagai ragam kaca, dan beton bermutu tinggi mengakibatkan orang mempunyai
alternatif pilihan bagi rancangan bangunan tinggi. Perkembangan metode
konstruksi mengakibatkan pembuatan bangunan tinggi dapat dilaksanakan secara
lebih cepat dan ekonomis, sedangkan kemajuan di bidang teknologi informasi dan
komputer menyebabkan para perancang dengan mudah melakukan simulasi
terhadap bangunan tinggi yang akan dibangun.

Di Amerika Serikat, perkembangan bangunan tinggi dimulai akhir abad


ke-19 dengan selesainya pembangunan di gedung St. Paul karya arsitek George B.
Post di Broadway, New York dengan tinggi 19 lantai pada tahun 1984.
Perkembangan bangunan tinggi telah melalui berbagai tahapan gaya rancang

19 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bangunan yang masing-masing menghasilkan bentuk Sky Line kota-kota besar
dan memacu orang-orang untuk merancang bangunan yang lebih tinggi lagi.
Periode perkembangan gaya rancang bangunan tinggi di dunia :

1.1880-1900 Tahapan fungsional (The Functional Period)

2.1900-1920 Periode eklektik (The eclectical period)

3.1920-1940 Art Deco (The Art Deco Period)

4.1950-1970 Gaya Internasional (The International Style Period) dipelopori Miss


van der Rohe

5.1965-1975 Muncul bangunan pencakar langit di Chicago (The Supertall Period)

6.1970-1980 The Social Sky Crapper Period After

7.1980 The Post Modern Period (temuan bahan bangunan baru seperti
alumunium, baja tahan karat, dan kaca)

Sistem Struktur Bangunan Tinggi

Pada dasarnya setiap sistem struktur pada suatu bangunan merupakan


penggabungan berbagai elemen struktur secara 3 dimensi, yang cukup rumit.
Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul secara aman dan efektif
beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui
fondasi. Beban yang bekerja pada bangunan terdiri dari beban vertikal, horizontal,
perbedaan temperatur, getaran, dan sebagainya. Sistem struktur dalam proses
perancangannya selalu menghadapi kendala, di antaranya: persyaratan
arsitektural, sistem mekanikal dan elektrikal, metode konstruksi, dan aspek Dalam
berbagai sistem struktur, baik yang menggunakan bahan beton bertulang, baja
maupun komposit, selalu ada komponen (subsistem) yang dapat dikelompokkan
dalam sistem yang digunakan untuk menahan gaya gravitasi dan sistem untuk
menahan gaya lateral.

20 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bangunan Bertingkat Tinggi

Sebelum abad 19, pembangunan bangunan bertingkat tinggi dimulai


dengan kuil-kuil dipegunungan, piramid, amphitheaters, balai kota, mesjid, gereja
dll, yang dimotivasi oleh unsur politis dan keagamaan, sebagai simbol kekuasaan
dan kepercayaan. Material yang digunakan diawah dengan pemakaian teknologi
baru alam dan kayu, dan di kombinasikan dengan elemen atau sistem struktur
vault, arches, dan konsep balok kolom.

Pada abad 19 dengan adanya pertimbangan dari segi teknis, penggunaan sistem
struktur dinding pendukung untuk bangunan tinggi mulai dilakukan pada
Monadnock Building, 16 Lt., 1891, Chicago, dengan sistem konvensional (pada
bagian base lebar dinding ± 2m, dan semakin keatas semakin kecil dan pada 1855,
rangka besi mulai dikembangkan menjadi sebuah sistem konstruksi (Revolusi
Indusri). Sebagai ekspresi dari lightness dan strength dari sebuah material
konstruksi, konstruksi rangka ini mulai populer dan berkembang menjadi sistem
konstruksi rangka baja. Komponen teknis yang sangat esensial pada bangunan
tinggi pada saat itu adalah :

Struktur, menggunakan rangka baja, dengan kemampuan untuk stabil dari


gaya lateral ekonomi.

Keamanan, untuk ketahanan terhadap bahaya kebakaran

Sirkulasi vertikal (liftlelevators)

Mekanis dan sanitasi, terdiri dari plumbing, pemanas sentral, pencahayaan


buatan, dan ventilasi (AC/pengkondisian udara pada 1920-an)

Evolusi Perkembangan

21 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Evolusi dari bangunan bertingkat tinggi ini (lihat gbr.2) dengan urutan
pada kuantitas lantai dimulai untuk perode pertama pada Equitable life Insurance
Building. 5 Lt.(45 m), 1857, New York, Oilman, sebagai "model" dengan konsep
teknologi rangka secara visual (esetis) tetapi sebenarnya masih memakai sistem
dinding pendukung dan diikuti dengan karakter yang sama pada Marshall Field
Warehouse (bearing-wall, 1887, Chicago, Henry.Hobson Richardson). Bangunan
ini mempunyai proporsi pada fasadenya yang berbentuk arches sehingga membuat
bangunan semakin "tinggi" secara visual.

Rangka baja dipakai secara menyeluruh pada Wainwright Building, 1891,


St Louis, Sullivan, tetapi rangka ini disembunyikan dengan pemakaian kolom
berjarak lebar pada bagian bawah dan memakai "kepala" horizontal yang lebar
pada bagian atas. Pembagian visual fasade menjadi tiga bagian secara jelas ini
tidak dilakukan Sullivan sebagai tuntutan langgan arsitektur pada karya
berikutnya, Guaranty Building, 1895, , Buffalo.

Monadnock Building, 16 Lt., 1891, Chicago, 1. Wellborn Root of


Burnham & Root, masih memakai system struktur dinding pendukung, tetapi
mempunyai desain yang berkualitas dengan penekanan pada struktur dan fungsi,
dan tanpa memakai ornamen-ornamen yang biasa dipakai pada langganan-
langganan sebelumnya.

Material lain yang mulai populer adalah kaca yang dipakai dan diartikan
sebagai perlambang dari lightness sebuah fasade bangunan tinggi (Reliance
Building, 15 Lt. 1894, Chicago, CB. Atwood of Burnham and Co.). Terra cotta
berkesan natural pada fasade dan rangka juga mulai dipakai, yaitu pada Carson
Pirie Scott Dept. Store, 1904, Sullivan. Bangunan ini adalah masterpiece terakhir
dari Sullivan dan tercatat sebagai bangunan berlanggam Modem berkonsep "form
follow function".

22 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pada periode kedua, evolusi bangunan tinggi yang rata-rata terjadi pada
kota Chicago, mulai berpindah ke kola New York, dengan masa pembangunan
yang cepat terutama sebelum perang dunia 1. Hal ini membuktikan bahwa elemen
teknis tidaklagi menjadi esensial bila dihubungkan dengan ketinggian sebuah
bangunan.Struktur konstruksi bangunan tinggi pada periode ini dapat
diklasifikasikan lagi pada dua fase, tergantung pada model bentuk dan langgan,
yaitu fage pertama dengan bentuk menara tunggal dan menara dengan fase,
berlanggan klasik dan Gothic, dan fase kedua dengan bentuk menara set hack
(berfasade lebar, sehingga mengurangi intensitas cahaya dan sirkulasi udara),
berlanggam ArtDeco. Konsentrasi para arsitek sebagai desainer di
Chicago(Chicago Schol) pada ekspresi fungsi dari sebuah bangunan tidak
mempengaruhi desainer di New York, dimana mereka mengacu pada langgam
klasik dan Gothic yang dianggap dapat merefieksikan "kekuatan" Amerika.

Periode ini dimulai dengan bangunan Singer & Metropolitan Life


Insurance, 1908/09, yang bergaya klasik. Dengan langgam Gothic, Woolworth
Building (Cathedral of Commerce), dibangun pada tahun 1913. Secara ideal dapat
bangunan inl dapat mengekspresikan verticality dan kepercayaan terhadap segi
komersial dalam kehidupan masyarakat Amerika.

Semangat para desainer terus terpancing dan terbukti secara revolusioner


dan kontroversial dengan bangunan Eliel Saarinen, 1920, yang bermaterial kaca
dengan desainer arsitek Walter Gropius dan Adolf Meyer serta diselesaikan oleh
Mies van der Rohe. Berbentuk menara setback, seperti sebuah gunung yang
muncul di alas tanah dengan langgam yang berbeda dengan Woolworth Building,
yaitu Art Nouveau. Bangunan ini mengacu pada peraturan pemerintah kota New
York tentang envelope maksimum sebuah bangunan besar pada perkotaan yang
dianggap dapat menghalangi cahaya dan sirkulasi udara tapak disekitar bangunan.
Pada saat itu, pengaturan dan komposisi dari banyak massa sebagai sebuah
simbol, menjadi sangat renting dalam sebuah desain bangunan yang akhirnya
mengacu pada pemakaian langgam ArtDeco.

23 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Chrysler Building, 1930, William van Alen, New York, menekankan
pemakaian langgam ArtDeco pada bagian puncak spiralnya, mensimbolkan
bangunan sebagai sebuah mesin. Secara kontras, Empire State Building, 1931,
Shreve-Lamb-Harmon, memakai bentuk murni, yang secara eksternal tidak
mengekspresikan kompleksitas. Dengan tinggi ± 375 meter, bangunan ini tercatat
sebagai bangunan tertinggi pada masa tersebut.

Pada masa tersebut (1930), juga terjadi peralihan esensi perancangan


kembali pada fungsi, efisiensi dan ekonomis dalam penerapan material struktur.
Daily News Building, 1930, Raymond M. Hood, menerapkan setback yang tak
terputus dan tidak menggunakan "mahkota". Diantara kolom struktur yang ada
dibuat sebuah kolom lain yang tidak diperlukan secara struktural, tetapi dapat
memberikan efek lebih tinggi pada bangunan secara visual. Pada bangunan lain
(McGraw-Hill Building, 1931), Hood juga mencoba bentuk yang lebih murni
dengan permainan garis horizontal pada fasade, yang secara visual, tanpa
diharapkan menciptakan efek komposisi ArtDeco dan memakai "mahkota".Selain
itu, Hood juga mencoba sebuah konsep setback dengan peralihan yang tidak
hanya secara estetis saja, tetapi juga fungsional, teratur dan berhubungan pada
lantai -lantai yang ada sebagai shafl elevator pada gedung RockefeHer Center, 70
Lt., 1933.

Philadelphia Saving Fund Society (PSFS) Building, 1932, Howe dan


Lescaze, Philadelphia, dapat dikatakan sebagai sebuah struktur bangunan tinggi
berbentuk konfigurasi menara yang murni dengan kemampuan menampung beban
dan lantai- lantai melalui kolom-kolom dan balok yang ada. Dengan fasilitas
pengkondisian udara (AC) secara menyeluruh dan material struktur dari baja, serta
integrasi pada struktur eksterior- interior, bangunan ini merupakan penerapan
awal dari langgam International Style.

24 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Modernisme mempengaruhi evolusi bangunan tinggi pada periode ketiga,
yang merupakan kelanjutan langgam bangunan tinggi pada periode pertama di
Chicago. Istilah "skycraper" berubah menjadi "high-rise" dengan atap datar dan
memakai material baja, beton, dll. Perancangan yang dilakukan lebih inovatif,
inventif(terdata), dan eksperimental terhadap material dan teknis bangunan dalam
teknologi dan fungsi. Efisiensi pada struktur ini terbangun pada tahun awal 1970-
an seperti World Trade Center, New York dan Sears Tower, Chicago, yang
keduanya tercatat diatas Empire State Building dalam ketinggian bangunan.

Pada periode keempat, langgam ArtDeco kembali mempengaruhi dan


menjadi sumber inspirasi perancangan bangunan bertingkat tinggi, terutama pada
Late Modernism tahun 1970-an. Selain itu ekspresi robotics dan teknologi ruang
angkasa mutakhir juga mulai diterapkan.

METODE DAN STRUKTUR BANGUNAN TRADISIONAL JEPANG

Awal dari perkembangan arsitektur Budhis di Jepang telah mengalami satu


proses yang evolusioner. Munculnya sekte-sekte baru dalam agama Budha,
berakibat pula pada pembangunan bangunan baru, perubahan kekuasaan,
perkembangan teknologi, dan kesemua hal tersebut dapat memberikan sumbangan
yang beragam, terutama pada detail-detail bangunanya. Perkembangan desain dari
kuil-kuil Budhis yang terdapat di China dan Jepang, merupakan produk yang
sangat kompleks meskipun melalui sebuah proses perubahan yang lambat. Dari
hasil proses tersebut, akhirnya memberikan adanya perpaduan di antaranya,
pengaruh-silang (cross-influences), percampuran (hybridization), perubahan
(alteration), dan keunikan (idiosyncrasies). Dengan adanya perbedaan-perbedaan
itu, akhirnya mereka membuat kodifikasi dan standarisasi, terutama yang

25 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
berkaitan dengan skala dan proporsi. Di China sendiri, desain bangunan pertama
kali dikodifikasi pada abad ke-12 melalui publikasi yang dikeluarkan oleh pihak
pemerintah berupa standarisasi bangunan, yang tujuannya adalah untuk
menggantikan pedoman yang telah ada yang dikeluarkan sekitar abad ke-8.

Dalam arsitektur klasik barat, arsitek telah menggunakan rincian sistem


dari proporsi, dan kebiasaan dari arsitek atau tukang kayu/bangunan (carpenters)
domestik, adalah selalu menggunakan metode-metode proporsi yang sederhana.
Bagaimana pun pendokumentasian dari metode desain dari para tukang
kayu/bangunan adalah sangat langka. Hal ini disebabkan, karena pertimbangan
dari beberapa teknik yang mereka gunakan merupakan rahasia profesi. Hal yang
sama menjadi benar di Jepang, bahwa tukang kayu/bangunan menyembunyikan
metode-metode desain dalam keluarga mereka sebagai rahasia (Larsen,
1994:112). Bila pengetahuan dari kiwari telah dipertimbangkan betul-betul
sebagai rahasia, hal ini dimaksudkan agar dapat diteruskan ke generasi berikutnya.
Memang telah dipertimbangkan oleh beberapa tukang kayu/bangunan, bahwa
publikasi mengenai kiwari ini membahayakan, karena menurut pendapat mereka
arsitektur tidak dapat disimpan atau dicatat semata-mata dalam batas-batas
peraturan yang tegas.

Para arsitek atau tukang kayu/bangunan harus selalu mempertimbangkan


lingkungan di tempat bangunan akan didirikan. Dalam praktek ritual, banyak
permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam mempelajari peralatan
tradisional yang dipergunakan tukang kayu/bangunan dalam merancang bangunan
di Jepang, bahkan juga untuk metode dan teknik. Secara historis, kabut rahasia
metode dan teknik tukang kayu/bangunan yang spesifik sudah terlihat sejak awal
perkembangan arsitektur kuil-kuil sampai dengan bangunan rumah tinggal,
mereka telah menggunakan beberapa ukuran, proporsi, teknik dan metode yang
sangat indah. Kunci dari desain rekonstruksi adalah untuk menemukan formula
proporsi yang asli, dan untuk mengulang kembali harmoni pada beberapa struktur
yang berbeda ukuran dan perencanaan. Secara umum, formula proporsi masuk

26 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dalam dua kategori, yang pertama meliputi proporsi dari site; dan kedua, proporsi
dari komponen bangunan itu sendiri. (Brown, 1989:46) Sebenarnya, pedoman
untuk tukang bangunan/kayu di Jepang standarisasinya telah dimulai sejak periode
Edo (1603~1867). Namun, dalam perkembangannya, sistim proporsi banyak
mengalami perubahan dan perbedaan, dan kesemuanya tergantung pada periode,
wilayah dan workshop (bengkel) perorangan, tetapi pada dasarnya serupa
(Coldrake, 1990:24).

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai desain yang dinamis dari
penempatan proporsi dan ukuran bangunan kuil-kuil dan komposisi bangunannya.
Seberapa besar peran dari metode kiwari dan teknik kiku, yang digunakan sebagai
dasar standard ukuran untuk menentukan ukuran dari keseluruhan rangka
bangunan, proyeksi dari lengkungan atap, tinggi atap, dan lain sebagainya.
Munculnya perubahan modul struktur ke modul spasial dalam desain ruangan
yang memposisikan kolom menurut dimensi dan aransemen dari tatami.
Bagaimana penerapan proporsi dalam bangunan rumah tinggal dan tokonoma
yang menjadi standar ukuran di Jepang sampai saat ini.

PENGGUNAAN PROPORSI DAN UKURAN PADA KUIL-KUIL BUDHA

Pada tahun 552 AD, Budhisme masuk ke Jepang melalui Korea (melalui
kerajaan Paekche), dan kemudian berkembang pesat terutama di kota Nara. Tipe-
tipe bangunan yang ada pada waktu itu merupakan hasil sentuhan para tukang
bangunan/kayu yang berasal dari Korea. Pada awal periode tersebut, ada dua tipe
bangunan, yaitu pagoda (to) untuk menempatkan peninggalan-peninggalan Budha,
dan golden hall/main hall(kondo) untuk menempatkan lukisan-lukisan atau
patung-patung Budha. Bangunan-bangunan tersebut di kelilingi oleh koridor
beratap (kairo) dengan sebuah gerbang (mon) yang sangat menonjol, dan juga
terdapat beberapa bangunan-bangunan pendukungnya. Kuil-kuil yang paling awal
adalah Asuka-dera dan Shitenno-ji, keduanya mengikuti pola simetris dan kaku,

27 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
serta prototip dari China dan Korea. Di dalam bangunannya terdapat berbagai
macam detail, namun pada komposisinya lebih tegas, yaitu dengan adanya pagoda
yang menjulang tinggi, hal ini dinyatakan bahwa peninggalan-peninggalan Budha
adalah betul-betul lebih dipertimbangkan dari patung-patung yang ditempatkan di
dalam bangunan kondo. Denah bangunan-bangunan kuil relatif sederhana, hal ini
disebabkan, karena keterbatasan di dalam menentukan sistem struktur pada balok
dan kolom (post and lintel). Panjangnya kemungkinan berubah walaupun lebarnya
terbatas, tergantung pada jarak balok melintang yang dapat menjangkau tanpa
diberikan tambahan.

Kuil yang paling terkemuka adalah Horyu-ji, di Nara, didirikan pada tahun
607 AD oleh pangeran Shotoku. Pada halaman tengah dari kuil ini terdapat
bangunan dengan struktur kayu yang paling tua di dunia, yang dibangun kembali
setelah mengalami kebakaran. Desain yang dinamis dari bangunan kuil ini telah
ditampilkan dengan baik sekali, akan tetapi prinsip pola simetris yang sama persis
seperti dari negara asalnya sama sekali tidak ambil dengan bebasnya oleh para
tukang bangunan/kayu di Jepang.

Gambar 6. Pola penataan bangunan pada komplek kuil Horyu-ji di kota Nara
Jepang. (Suzuki, 1980)

28 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pada kasus bangunan kondo di kuil Horyu-ji, terbagi ke dalam 5 trave
panjangnya, tetapi masing-masing ukuran dari 3 trave di tengah masing-masing
dengan 9 koma-jaku(unit standard ukuran berasal dari kerajaan Koguryo di Korea,
kurang lebih sama dengan 35 cm), dan 2 trave terakhir masing-masing dengan 6
shaku, dengan demikian rationya menjadi 1:1.5 (Suzuki, 1980:51).

Gambar 2. Denah, tampak depan, dan potongan dari kondo (golden hall/main
hall) kuil Horyu-ji. (Kidder, 1972)

Dalam mendirikan pagoda, tukang bangunan/kayu memakai modul dengan


ukuran .75 koma-jaku. Trave di tengah dari lantai pertama mempunyai ukuran
lebar 10 unit; dua sisi trave masing-masing adalah 7 unit, total luas menjadi 24
unit, atau 18 koma-jaku (kurang lebih 6.4 m). Untuk bagian atas lebar total dari
rangka masing-masing lantai berkurang dengan 3 unit modul. Pada lantai ke dua
trave di tengah ukurannya 9 unit; dua sisi trave masing-masing 6 unit, pada lantai
ke tiga berturut-turut adalah 6 unit dan 5 unit; pada lantai ke empat adalah 4 unit
dan 7 unit; lantai ke lima lebarnya adalah 2 trave, masing-masing trave menjadi 6
unit. Dari permukaan bidang masing-masing lantai berkurang, seperti satu naik ke
atas, akan tetapi ukuran sistem penyangga dan kayu sedikit berubah, dan rangka
kayunya menjadi lebih tidak teratur. Hal ini, disebabkan dengan ketidakteraturan
pada lantai ke lima yang terbagi 2 trave, dan resolusinya adalah, detail-detail
menjadi tidak seimbang. Pertimbangan diberikan dengan sungguh-sungguh adalah

29 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
adanya keseimbangan menyeluruh pada strukturnya, dan hal ini merupakan salah
satu karakteristik arsitektur periode T’ang dari China di abad ke-8.

Gambar 8. Tampak depan dan potongan gojo no to (pagoda lima lantai) pada
kuil Horyu-ji. (Nishi & Hozumi,1986)

Tipe-tipe konstruksi dan teknik dasar yang digunakan semenjak periode


Nara (646~793), dilanjutkan pada periode Heian (794~1185), dan akhirnya
sampai pada periode medieval. Skala dari sebuah bangunan dinyatakan dalam ken,
atau jumlah bay(trave), dan men atau jumlah hishashi. (Parent, 1985:11) Istilah
bay atau trave menandakan jarak antara dua kolom (hashira) yang teratur dari
tengah kolom ke kolom berikutnya. (Suzuki, 1980:22).
Sebagai contoh, denah bangunan 3 trave panjang dan 2 trave lebar dapat
dituliskan dengan 3 x 2, arah panjangnya selalu diberikan di pertama. Selain itu,
lebar dari trave mungkin berubah dari bangunan ke bangunan atau pun juga
dengan bangunan yang sama. (Gambar 4) Kembali mengambil contoh struktur
bangunan 3 x 2, jika deretan kolom ditambah satu, dua, tiga atau pada kesemua
sisinya, maka bangunan tersebut dapat bertambah satu trave. Ruang (space) yang

30 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
tercipta membentuk semacam gang, dan dalam bahasa Jepangnya dinamakan
hisashi. Sebagai pusat ruang, adalah inti dari bangunan yang dinamakan moya.
Untuk menjelaskan sebuah bangunan yang hishasinya telah ditambah dengan
memberikan jumlah dari trave pada moya, maka jumlah dari hishasi menjadi
bertambah. Dengan demikian, 3 trave, 4 sisi berarti moya dengan panjang 3 trave
dengan hishasi bertambah disekeliling moya. (Suzuki,1980:22)

Gambar 9. Denah struktur bangunan. Bangunan dengan trave 3 x 2.


(Suzuki, 1980)

Pada kuil Yakushi-ji yang didirikan tahun 718 AD di kota Nara, sangat
menarik untuk diperhatikan, ditandai dengan komposisi simetris oleh dua pagoda
yang tingginya 33 m, mengapit bangunan kondo. Sebuah aransemen yang
merefleksikan image tambahan bagi pemujaan sebagai penghormatan dari
peninggalan-peninggalan Budha. Pagoda sebelah barat berisi relics (tulang-tulang
peninggalan Budha), sedangkan di sebelah timur terlihat sebagai elemen
keindahan. Di kuil Yakushi-ji, eksisting pagoda di sebelah timur memberikan
keseluruhan informasi yang sangat penting untuk merekonstruksi kembali sebuah
bangunan, tidak hanya pada pagoda di sebelah barat, tetapi juga bangunan lainnya
yang terdapat di halaman utama tersebut.

31 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Seperti data informasi tentang hubungan antara tinggi dan lebar kolom,
antara tinggi kolom dan ukuran dari kumimono (bracket complexes), dan antara
jarak dari lantai utama, detail-detail, bidang lengkung dan dekorasi. Awal dari
investigasi menunjukkan, bahwa pola kuil Yakushi-ji secara keseluruhan telah
ditentukan oleh sebuah sistem proporsi yang sederhana berdasar pada ketinggian
dari satu bangunan pagoda. Ketinggian pagoda, 120 shaku (shaku adalah standard
ukuran Jepang yang berbeda dari setiap periode ke periode, dan dari masing-
masing daerah juga berbeda, tetapi kira-kira sama dengan satu kaki).

Ketentuan jarak dari pagoda meliputi dimensi dari koridor yang


mengelilingi, dan perletakkan dari bangunan lainnya di dalam halaman kuil.
(Brown, 1989:46). Hal itu diperjelas oleh Kidder, (1972:84), bahwa awal dari
bangunan kuil-kuil yang didirikan di Jepang menggunakan komashaku atau Korea
foot sebagai unit ukuran. Kemudian sedikit membesar dibanding ukuran shaku
Jepang, ialah 1.158 dari ukuran Inggris foot.

32 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 10. Denah, potongan dan detail bracket complex (kumimono) pada
pagoda tiga lantai (sanju no to) di bagian timur dari kompleks kuil Yakushi-ji.
(Hirotaro, 1992; Brown, 1989)

Gambar 11. Diagram proporsi pada kompleks kuil Yakushi-ji. Lingkaran-


lingkaran menunjukkan faktor utama yang sangat menentukan, adalah 120
shaku atau dalam ukuran “feet” (jarak dari pondasi sampai ke finial pagoda
yang di sebelah timur). (Brown, 1989)

METODE KIWARI DAN TEKNIK KIKU

Pada periode Asuka (552~645), Nara dan Heian, para tukang


bangunan/kayu menggunakan teknik kiku yang berbeda untuk menentukan
lengkungan dan pertemuan dari rangka atap. Kesempurnaan bentuk dari bangunan
hampir pasti tepat, bila menggunakan metode kiwari (sistem proporsi) dan teknik
kiku (teknik desain untuk bagian atap dan penempatan dari usuk) dalam
desainnya. Khususnya dalam sejarah teknik desain –metode kiwari dan teknik
kiku– adalah elemen paling penting dalam perjalanan sejarah arsitektur Jepang

33 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
(Larsen, 1994:164). Istilah kiwari untuk sistim proporsi arsitektur Jepang telah
diperkenalkan sejak periode Momoyama (1574~1614), kimempunyai arti kayu,
dan wari berarti membelah atau membagi. Kiwari, adalah sebagai pengertian
dasar mengenai ukuran standard, dan tukang bangunan/kayu dapat menentukan
ukuran untuk keseluruhan rangka bangunan, proyeksi dari lengkungan atap, tinggi
atap, dan lain sebagainya. Proporsi tersebut dituliskan dalam sebuah buku
dinamakan kiwarisho, dan bila perancang bangunan mengikuti arahan tersebut
dengan benar, maka dia telah menghasilkan struktur yang sangat berguna. Sebagai
contoh, (Gambar 7) ilustrasi kiwarisho yang menunjukkan proporsi Nagare-
zukuri. Style dari bangunan kuil Shinto ini sebenarnya dibangun dengan
menggunakan beberapa ukuran. Akan lebih berhasil bila sepanjang proporsi dari
unsur yang paling utama, yaitu struktur rangka bangunan saling berhubungan
antara satu dengan lainnya ditata seterusnya dalam satu diagram. (Nishi &
Hozumi,1986)

Dalam praktek tradisional, konstruksi dari bangunan tidak didasarkan pada


gambar-gambar detail arsitektur yang ditentukan oleh teori-teori tertulis, tetapi
pada modul-modul mendasar di dalam praktek tradisional (Coldrake, 1990:24).

Gambar 12. Ilustrasi dari buku proporsi (kiwarisho). (Nishi & Hozumi,1986)

Bagaimana pun juga, kiwari tidak dapat eksis secara bebas, tetapi harus
mempunyai hubungan dengan konstruksi. Rangka bangunan harus dipotong
dalam dimensi-dimensi yang cukup untuk dapat mengambil beban yang

34 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
ditetapkan dan mendukung kekuatan lateral. Untuk itu, hal yang penting adalah,
bahwa tukang bangunan/kayu harus mempunyai pengalaman untuk mampu
menentukan ukuran kerangka bangunan yang berhubungan dengan struktur.
Sebagai tambahan mereka harus mempunyai pengetahuan mengenai sistem
proporsi. Ada beberapa sistem standard dari kiwari, berdasar pada: 1) diameter
dari kolom; 2) jarak dari trave antara kolom ke kolom; dan 3) jarak antara as usuk
(rafters, shi) ke as usuk berikutnya, atau jarak bagian tepi dari satu usuk sampai
ke tepi bagian usuk yang sama berikutnya.
Lebih lanjut, teknik kiku memperbolehkan tukang bangunan/kayu untuk
merekonstruksi rangka dari garis lengkung atap dan bagian atap dengan tepat.
Metode dengan model proporsi dan perhitungan geometris ini berkembang cepat
mulai abad ke-12. Sebagai contoh, penggaris berbentuk L (kane-jaku atau sashi-
gane) dari bahan baja yang digunakan oleh tukang kayu/bangunan Jepang, adalah
merupakan alat yang utama digunakan untuk merancang atap dengan
menggunakan teknik kiku (Larsen, 1994:111). Sejak dahulu alat ini telah
digunakan di Jepang, dan nama kane-jaku diambil dari dokumen di abad ke-8.

Sistem yang terakhir, telah diperkenalkan pada periode Kamakura


(1186~1333), yaitu dengan sistem roku-shi-gake atau sistem “6 dalam 1”, dan erat
hubungannya dengan perkembangan dari teknik kiku. (Gambar 8)

Gambar 13. Salah satu contoh dari metode kiwari. Proporsi diameter kolom
dan ketinggiannya. (Brown, 1989)

35 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Pada periode Kamakura, usuk (rafters) yang terlihat, adalah usuk pada
bagian dasar (jidaruki) dan usuk yang menopang di atasnya (hiendaruki),
mempunyai jarak yang sama pada seluruh bagian dari atap. Usuk-usuk tersebut
diletakkan dalam satu posisi yang telah ditetapkan sebelumnya yang semuanya
berhubungan dengan penempatan kolom. Enam usuk ditata dengan dua usuk,
yang masing-masing diposisikan di atas tiga blok bantalan (bearing block atau
makito) kecil dari satu bracket complex yang disangga oleh satu blok bantalan
yang besar (daito) di atas kolom. Metode untuk membuat jarak dari usuk ini
dinamakan dengan sistem roku-shi-gake. Sistem ini pertama diperkenalkan pada
konstruksi tiga lantai bangunan pagoda Ichijo-ji di tahun 1171. (Gambar 9) Hal
ini, bukanlah suatu kejadian kebetulan, bahwa sistem “6 dalam 1” adalah untuk
memberikan jarak usuk yang pertama muncul dalam konstruksi pagoda, tetapi
disebabkan bahwa pagoda merupakan tipe bangunan yang paling rumit untuk di
desain.

Lebih lanjut untuk memperbaiki desain dari pagoda, tukang


bangunan/kayu di Jepang pada periode medieval telah memperkenalkan, yaitu
jumlah usuk dari atap lantai satu ke atap lantai di atasnya berkurang (gradual
upwards-decreasing). Hal ini, digunakan untuk pagoda dengan dua lantai dan
lima lantai. Metode ini dinamakan isshi-ochi. Normalnya, sebuah pagoda
mempunyai tiga trave, dan pada trave di tengah lebih lebar dibandingkan dua
trave di sisi kanan-kirinya. Idealnya, jumlah dari usuk sebaiknya berkurang
dengan dua dari lantai satu keberikutnya pada trave di tengah, dan dengan satu
usuk setiap trave ke dalam sisi trave-travenya.

36 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 14. Sistem roku-shi-gake dan isshi-ochi. (Larsen, 1994; Hirotaro,
1992)

Ada beberapa pedoman untuk tukang bangunan/kayu dan dikenal dengan


berbagai macam di antaranya seperti, hidensho (“secret hereditary writings”),
hinagata-bon (“pattern books”) dan gijutsusho (“technique books”), dan
kesemuanya itu bukan pedoman untuk “bagaimana membangun” dalam arti
ketrampilan dan keamatiran, namun buku tersebut sampai saat ini digunakan
sebagai petunjuk dan sangat familiar. (Coldrake, 1990:38) Pedoman tersebut
dikemukakan dalam tulisan dan bentuk-bentuk diagramatis sistem proporsi, atau
dikenal dengan kiwari, yang menjadi dasar pekerjaan tradisionil untuk desain
bangunan. Pedoman didasarkan pada kearifan dan pengalaman yang terus-
menerus dari generasi para tukang bangunan/kayu di dalam mengkonstruksi
bangunan. Sebenarnya, pada abad ke-18 dan ke-19 pertimbangan aestetik dari
proporsi telah menjadi lebih penting dibandingkan dengan strukturnya.

Buku pedoman yang lain, adalah buke hinagata (pedoman untuk arsitektur
rumah tinggal bagi para samurai) pertama kali dipublikasikan pada tahun 1655,
merupakan salah satu pedoman penting yang menetapkan standard untuk desain

37 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
arsitektur serta memberikan pengetahuan dan pendekatan desainnya kepada para
tukang bangunan/kayu. Bagian ini, menjelaskan munekado, sebuah lengkungan
pada atap (gable-roof) pada pintu gerbang yang digunakan oleh para aristokrat
(bangsawaan) dan para bhiksu, yang mengungkapkan tipikal blok-blok bangunan
dan metode desainnya. Sebagai contoh, apa yang secara harafiah tertulis di
dalamnya, seperti: lebar dari kedua kolom harus sudah diperhitungkan dengan
sun. Kolom-kolom yang digunakan adalah bulat. Balok lintang yang utama dan
balok lintang tambahan tingginya adalah, 51/2 bu. Permukaan yang terendah
(lebarnya) adalah, 1/3 dari diameter kolom. (Coldrake, 1990:38)

Istilah sun dan bu adalah dikenal sebagai modul blok-blok bangunan,


ruang antara kolom betul-betul dipertimbangkan modul lebarnya menjadi 1 shaku,
lebar kolomnya menjadi 1/10 dari trave. Oleh karena itu, tukang bangunan/kayu
telah mengetahui: “ke dua kolom bulat harus sudah diperhitungkan sebagai 1/10
dari lebar travenya. Tinggi dari balok lintang utama dan tambahan adalah 0.55
dari diameter kolom utama, dan lebarnya adalah 0.34 dari diameter kolom”.

Di Jepang, modul utama dari kolom dan balok adalah trave, kemudian
dibagi ke dalam 6 unit bagian yang dinamakan shaku (feet), lebih lanjut masing-
masing dibagi ke dalam 10 sun (inches). Masing-masing sun terdiri
dari 10 bu, dan masing-masing buterdiri dari 10 rin. Shaku ukuran yang ditandai
dengan unit sun dan bu aslinya masih tersimpan di Shosho-in, di kota Nara.
Panjang 29.6 cm, lebar 3.53 cm dan tebalnya 1 cm. (Kidder, 1972) (Gambar 10)

Oleh karena itu, sebuah kolom lebarnya barangkali 1 shaku, atau 1/6 dari
lebar trave, pada beberapa bangunan panjangnya mungkin berbeda, tergantung
dari tradisi bengkel, fungsi bangunan, atau ukuran dan ketersediaan jenis kayunya.
(Coldrake, 1990:25) Instruksi untuk pedoman bagi para tukang bangunan/kayu di
dalam menetapkan lengkungan dari atap, tertulis sebagai berikut: untuk membuat
lengkungan atap, membagi panjang dari lengkungan ke dalam 10 unit (bu), seperti
terlihat dalam diagram. Membagi lebar dari list plank (barge board) ke dalam 8

38 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
unit bagian di bagian tengah, kemudian naik 10 unit ke ujung tepi dari unit 1.
kemudian turunkan lengkungan menjadi 5 unit pada ujung unit ke-5. (Shoke
Hinagata, 1856) (Gambar 11) Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pintu gerbang adalah di desain menggunakan dua proporsi yang berhubungan
dengan modul, lebar dari trave dan diameter dari kedua kolom. Umumnya, di
dalam praktek ukuran-ukuran yang pasti sangat bervariasi menurut strukturnya.

Gambar 15. Ukuran shaku pada saat ini. (Brown, 1989)

Gambar 16. Pedoman untuk menentukan lengkungan roof gable pada pintu
masuk tempat tinggal para Samurai. (Coldrake, 1990)

39 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
TATAMI SEBAGAI MODUL UNTUK MENDESAIN RUANG

Salah satu yang terkenal dalam arsitektur Jepang adalah, adanya unit yang
disebut ken, yang sama dengan 6 ft, dan disajikan sebagai dasar ukuran. Beberapa
ahli menyatakan, bahwa asal mula ukuran ken dimulai pada awal abad ke-6,
ketika ibukota kekaisaran didirikan di kota Nara. (Harada, 1985:48) Sangatlah
jelas bahwa pada awal sejarahnya, ken (ma) menunjukkan adanya jarak antara dua
kolom dalam sebuah bangunan walaupun banyak macamnya. Dengan beberapa
modifikasi, hasil akhirnya ditunjukkan dengan ukuran yang tertentu di akhir abad
ke-15, dan tatami (kata tatamiberasal dari kata kerja tatamu, yang berarti melipat
atau menumpuk) pada waktu itu sangat umum digunakan. (Harada, 1985:48).

Tatami menjadi modul desain kedua yang penting di abad ke-16 dan abad
ke-17. Keseluruhan lantai ruangan tertutup dengan tatami, kolom adalah
diposisikan menurut dimensi dan aransemen dari tatami. Kebaikan dari prosedur
sebelumnya, adalah meletakkan tatami diantara kolom-kolom yang ada. Area dari
ruang umumnya diekspresikan dalam hubungan dari jumlah tatami. Hal ini,
menandai adanya satu perubahan dari modul struktur ke modul spasial dalam
desain di Jepang. Pendapat tersebut diperjelas oleh Nishi & Hozumi, (1986:77),
bahwa modul lain yang menyumbang interval harmoni adalah tatami, mempunyai
bentuk empat persegi panjang dengan ukuran sekitar satu kali dua meter yang
menutup lantai rumah tinggal dalam bangunan shoin (style dari rumah tinggal
yang berkembang pada akhir abad ke-16)

Tipikal layout rumah Jepang terdiri dari tiga bagian yang berbeda: area
yang ditinggikan letaknya di atas tanah dan ditutup dengan tatami, termasuk
semua ruangan; bagian yang ditinggikan dan menggunakan lantai dari papan
kayu, termasuk koridor, veranda, dan dapur; dan sebagian kecil bagian yang
rendah dan hampir sama ketinggiannya dengan permukaan tanah, termasuk kamar
mandi, bagian dari dapur, dan entrance hall. (Boger, 1964:152) Ukuran dari
ruangan atau beberapa bagian lain dari rumah yang menggunakan tatami,

40 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
demikian juga bagian yang menggunakan lantai papan kayu atau lantai yang
ketinggiannya sama dengan permukaan tanah, adalah didasarkan pada ukuran
tatami sebagai unit ukuran.

Seperti halnya ken, bagaimana pun ukuran tidak terstandarisasi sampai


dengan munculnya tiga dasar ukuran tatami di abad ke-18. Di antaranya, adalah
kyoma (1.970 mm x 909 mm) yang telah digunakan di Kyoto dan yang terbesar
ukurannya. Inakama(1.880 mm x 909 mm) sebagian besar terdapat di wilayah
Kanto (sekarang Tokyo), sementara Edo-tatami (1.757 mm x 879 mm)
berhubungan dengan Edo, kota yang pernah menjadi pusat pemerintahan shogun
Tokugawa di abad ke-17. (Coldrake, 1990:25) Pada kenyataannya, ukuran kyoma
tetap seragam, dan ruangan-ruangan dibuat untuk mengakomodasi jumlah dari
tatami, agar tatami menjadi dapat dipertukarkan dengan yang terdapat di ruangan
lain. Untuk Edo-ma, tatami dibuat untuk masing-masing ruang yang khusus dan
sangat ramping dalam dimensinya, tetapi masing-masing ukuran kira-kira sekitar
6 ft dengan 3 ft. (Harada, 1985:48)

Pada umumnya, ukuran dari kyoma berlaku di wilayah bagian barat


Jepang, dan Edo-ma di wilayah bagian timur. Perbedaan dari kedua standard
tersebut muncul dari kenyataan bahwa unit ken dahulu adalah digunakan untuk
memberikan jarak antar kolom. Di samping itu, pada akhirnya ukuran diambil dari
pusat (as) ke pusat antar kolom. Kenyataannya, pada kyoma ukuran dari tatami,
adalah tetap dan sama, dan ruang dibentuk untuk dapat memuat jumlah yang pasti
dari tatami, sehingga tatami dapat dipertukarkan dengan ruang yang lain.

Meskipun dimensi dari tatami agak berbeda di beberapa tempat, akan


tetapi selalu tetap untuk keseluruhan ruang dalam satu struktur tunggal, dan hal itu
berhubungan dengan trave antar kolom yang secara efektif memberikan satu unit
proporsi. Area dalam ruangan umumnya diekspresikan dengan persyaratan jumlah
isi dari tatami. Ukuran dari ruangan adalah dinyatakan dengan jumlah tatami yang
menutup ruang lantai keseluruhan, ukuran yang umum dari ruangan yang

41 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dikehendaki berturut-turut, 4½, 6, 8, 10, 12, dan 12½ tatami. Dua tatami
diletakkan pada sisi memanjang membentuk 6 ft persegi, adalah 1 tsubo
merupakan unit dari ukuran untuk permukaan (Harada, 1985:48). Hal ini pun
dipertegas oleh Boger, (1964:152), bahwa ukuran sebuah tatami adalah 3 ft X 6 ft.
Keseluruhan area dari sebuah rumah, adalah selalu diberikan dengan istilah tsubo,
terdiri dari 6 X 6 ft. Gagasan demensi dari tatami sedikit berbeda di beberapa
tempat di Jepang, tetapi hal itu selalu konstan untuk keseluruhan ruangan dalam
struktur tunggal, dan berhubungan dengan span antar kolom yang efektif memberi
kesatuan proporsi untuk keseluruhan. (Nishi & Hozumi, 1986:77).

PENERAPAN KIWARIJUTSU DALAM PROPORSI DESAIN YANG


MATEMATIS

Proporsi juga digunakan pada konstruksi dan ukuran dari tokonoma (ceruk
di dalam ruangan utama tempat meletakkan gambar atau ornamen lainnya), rak
bertingkat (staggered shelves) dan almari dinding (closets) pada toko-waki selalu
dipertimbangkan secara hati-hati (Harada, 1985:50). Tokonoma, merupakan ciri
penting dari bangunan rumah tinggal di Jepang, dan barangkali mempunyai
kelebihan dibanding bagian lain dari konstruksi yang ditentukan oleh penetapan
proporsi. Pada umumnya, 1 atau 1½ ken (6 atau 9 ft) panjang dan satu setengah
atau seperempat dari ken ke dalam ukuran umum ruangan (Harada, 1985:50).

Kasus lain dapat dilihat pada perencanan bangunan ruangan tamu (guest
hall) Kojo-in pada kuil Onjo-ji yang ditemukan di dalam buku shomei, yang
isinya mengenai koleksi rahasia dari tukang bangunan/kayu. Ilustrasi ini, adalah
milik dari keluarga Heinouchi Yoshimasa, ahli bangunan/kayu untuk shogun
Tokugawa. Ilustrasi tersebut, dinamakan “Illustration of an old six-by seven by
shuden” yang dibuat pada tahun 1608. (Nishi & Hozumi, 1986:76) Shomei, adalah

42 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pedoman yang paling kuno dan dilengkapi dengan desain, dan tatanan proporsi
(kiwarijutsu). Dalam buku tersebut, Heinouchi menuliskan, bahwa tukang
bangunan/kayu yang ideal, adalah seorang ahli, tidak hanya pandai menggambar
di atas kertas, tetapi juga mempunyai pendapat visual (visual estimation) dan
terampil. Buku tersebut berisi lima bagian, mencakup beberapa hal di antaranya,
pintu gerbang (gate), kuil-kuil shinto, pagoda-pagoda, kuil-kuil Budha, dan rumah
tinggal, dan di bagian akhir dari buku tersebut terdapat shuden plan. (Nishi &
Hozumi, 1986:76-77)

Prinsip desain dengan menggunakan ketergantungan modul-modul kerja


dapat dilihat sebagai berikut. Bila kita memberikan label dengan L sebagai lebar
satu trave, jarak dari as kolom satu ke as kolom berikutnya (umumnya sedikit
lebih pendek tidak lebih dari 2 m), kemudian lebar dari rak bertingkat (staggered
shelves) pun barangkali L, seperti shiki (balok dibagian bawah sebagi rel dari
pintu sorong) sampai pada kamoi(balok di bagian atas sebagai rel dari pintu
sorong) ditetapkannya pintu sorong (sliding screen). Demikian juga decorative
alcove-pun barangkali ditata pada 2 L dan lebar dari kolom adalah 1/10 L.
Membawa sistem ini satu langkah lebih lanjut, bila kita menetapkan 1/10 L sama
dengan a,
kemudian pada siku-siku sudut kolom tersebut berukuran 1/7 a
(dinamakan seven bevel atau 7 siku), atau 1/10 a (sepuluh siku).

Selain itu, mereka membolehkan untuk sedapat mungkin lebar dari sebuah
decorative alcove mungkin tertentu pada 1 L, 1½ L, 2 L, atau lebih, tergantung
pada persyaratan desain dari ruangan.

43 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 17. Proporsi untuk ruang dalam (interior) dan veranda
(teras). (Nishi & Hozumi, 1986)

PROPORSI DAN UKURAN YANG DIGUNAKAN DALAM RUMAH


TINGGAL

Untuk keperluan konstruksi dan proporsi rumah tinggal di Jepang,


ditunjukkan dengan suatu standard yang pasti dalam sebuah konstruksi. Sebagai
contoh, untuk rumah kelas menengah, ukuran-ukuran standard adalah sebagai
berikut: 2.2 ft dari dasar balok yang bersandar di atas pondasi batu sampai pada
bagian atas tatami, 5.8 ft dari permukaan balok lantai dengan tatami sampai pada
bagian atas di bawah sisi bagian balok, adalah sekitar 2 inch tingginya di bawah
uchinori nageshi dengan 4.5 inchtingginya. Kemudian dinding bagian atas yang
pendek dengan atau tanpa ranma(ornamen yang berukir terbuka dan sebagai
ventilasi) dengan 3.4 ft, dan di atasnya adalah tenjo nageshi (balok langit-langit)
3⅜ inch tingginya, di atasnya tenjo mawaribuchimempunyai tinggi 2¾ inch yang

44 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
letaknya bersandar pada langit-langit, umumnya papan tersebut mempunyai
ketebalan kurang dari 0.5 inch. Tinggi langit-langit dari lantai tatamisedikit di atas
10 ft. Standard ukuran dari pintu sorong (sliding screens) yang memisahkan satu
ruangan dengan ruangan yang lain atau koridor, dan dimungkinkan untuk
dipindah-pindahkan agar ruangan menjadi lebih luas, adalah 5.8 ft x 3 ft,
sedangkan partisi antar kolom adalah, 9 ft, 15 ft terkadang 12 ft, dan pada
umumnya dibuat empat pintu dengan lebar dari pintu bervariasi. (Harada,
1985:49-50)

Untuk mendapatkan proporsi yang menyenangkan ukuran dari kolom


adalah ditentukan oleh panjang dan dimensi dari ruang yang digunakan. Dalam
rumah tinggal, kolom-kolom dibuat ukuran 4½ inch persegi jika panjangnya 9 ft;
kemudian 43/4 in persegi untuk panjang 11 ft; 5 inch persegi untuk 12 ft; 5¼ inch
persegi untuk 13 ft; 5½ inch persegi untuk 14 ft; 5¾ inch persegi untuk 15 ft; 6
inch persegi untuk 16 ft; dan 6¼ inch persegi untuk 17 ft. Ukuran dari kolom
menjadi standard untuk seluruh bagian, seperti pondasi dari balok-balok yang
harus 10 persen besarnya, balok lantai harus sama lebarnya, balok bagian atas
menjadi 90 persen untuk lebar dan 35-40 persen untuk tingginya; untuk balok
nageshi yang rendah (di bagian bawah) 80-95 persen untuk tingginya dan balok
nageshi yang atas (di bagian atas) dari 60 sampai 65 persen dari dimensi kolom
untuk tingginya.

45 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 13. Organisasi serta tipikal rumah tinggal di Jepang. (Harada, 1985)

Pada periode Asuka, Nara dan Heian, para tukang bangunan/kayu menggunakan
teknik kiku yang berbeda untuk menentukan lengkungan dan pertemuan dari
rangka atap. Bentuk sempurna dari bangunan secara pasti hamper tepat, bila
menggunakan metode kiwari dan teknik kiku digunakan didalam desain aslinya.
Lebih lanjut, teknik kiku memperbolehkan tukang bangunan/kayu untuk
merekonstruksi rangka dari garis lengkung atap dan bagian atap dengan tepat.
Metode dari model proporsi dan perhitungan geometris ini berkembang cepat
mulai abad ke-12.

Istilah kiwari untuk sistim proporsi arsitektur Jepang telah diperkenalkan


sejak periode Momoyama (1574~1614), ki mempunyai arti kayu, dan wari berarti
membelah atau membagi. Kiwari, adalah sebagai pengertian dasar mengenai
ukuran standard tukang bangunan/kayu untuk dapat menentukan ukuran dari
keseluruhan rangka bangunan, proyeksi lengkungan atap, tinggi atap, dan lain
sebagainya. Pedoman tersebut dibuat dalam tulisan dan dalam bentuk-bentuk
diagramatis sistem proporsi, yang merupakan dasar pekerjaan tradisionil desain

46 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bangunan. Pedoman didasarkan pada kearifan dan pengalaman terus-menerus dari
generasi para tukang bangunan/kayu di dalam mengkonstruksi bangunan.

Tatami menjadi modul desain ke dua yang sangat penting dibandingkan


dengan prosedur sebelumnya, yang meletakkan tatami di antara kolom-kolom
yang ada. Hal ini menandai adanya satu perubahan dari modul struktur ke modul
spasial dalam desain ruangan di Jepang. Meskipun dimensi dari tatami agak
berbeda dibeberapa tempat, tetapi selalu tetap bila menempatkan keseluruhan
ruang dalam satu struktur tunggal, dan hal itu harus berhubungan dengan trave
antar kolom yang secara efektif memberikan satu unit proporsi.

Perencanaan dan layout dari rumah di Jepang telah menghasilkan tidak


hanya sebuah pekerjaan dari keindahan arsitektur, tetapi fleksibilitas dalam
pelaksanaan, manfaat dari berbagai ruangan bagi pemakainya.

Untuk keperluan konstruksi dan proporsi, telah ditunjukkan dengan suatu


standard yang pasti dalam konstruksi rumah di Jepang. Untuk mendapatkan
proporsi yang menyenangkan ukuran dari kolom adalah ditentukan oleh panjang
dan dimensi dari ruangan yang digunakan.

47 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
C. MACAM MACAM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

JENIS SYSTEM STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

1. SISTEM STRUKTUR RIGID FRAME (RANGKA KAKU)

Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari
elemen-elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada
ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen
struktur yang dihubungkan, dengan demikian elemen struktur menerus pada titik
hubung tersebut, seperti halnya balok menerus struktur rangka kaku adalah
struktur statis tak tentu, banyak struktur rangka kaku yang tampaknya sama
dengan sistem post dan bea, tetapi pada kenyataannya struktur rangka ini
mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan sistem post dan beam, hal ini
karena adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik hubung bisa cukup
kaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban lateral pada
rangka, dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang
memperoleh kestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan papan
horizontalnya.

48 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari
balok horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan
menggunakan sambungan kaku (rigid). Sistem Rangka Kaku (Frame) atau sering
disebut sebagai Struktur Portal, banyak digunakan pada bangunan gedung.
Struktur Portal sepintas memiliki konfigurasi bentuk yang sama dengan jenis
Struktur Balok-Kolom, tetapi sebenarnya mempunyai aksi struktural yang berbeda
karena adanya titik hubung atau sambungan yang kaku antara elemen balok dan
elemen kolom. Adanya sambungan ini memberikan kestabilan struktur terhadap
gaya lateral.
Prinsip Rangka Kaku :
 Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka
sederhana adalah dengan membandingkan perilakunya terhadap beban
dengan struktur post and beam.
 Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung,
dimana titik hubung ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada
struktur post and beam.
Kesimpulan
Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen
linier, umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya
oleh joint yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang
dihubungkannya. Kekakuan struktural terletak pada sambungan kaku ( rigid
connection).

2. SISTEM STRUKTUR RIGID FRAME AND CORE


Struktur rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana adanya
penggabungan sistem struktur rangka kaku (rigid frame) an sistem struktur inti
(core). Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur
balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar
pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi dengan
struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi

49 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi
vertikal.
Kelebihan :
 Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid
frame and core menjadi lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi
atau puntir pada bangunan
 Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat
pengawasan dan maintenance yang mudah, serta lebih simple, efisien dan
praktis.
 Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.
Kekurangan :
 Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and core
termasuk baik, namun hanya dapat digunakan pada bangunan dengan
ketinggian kurang dari 50 lantai.
 Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya
penghalang berupa rangka kaku.

Kemampuan menahan beban horizontal dengan sistem inti yang dikombinasi


dengan sistem rangka. Keutuhan dari struktur inti akan membentuk inti sebagai
satu kolom besar dan kokoh yang menguatkan sistem tatanan dalam denah.
Penyelesaian pertama pada struktur dengan beban vertical tersebut dapat
dilakukan dengan sistem struktur pelat dinding sejajar (bearing wall) yang terdiri
dari dinding yang searah saja. Kekakuan terhadap zontal dari sistem struktur pelat
dinding ini juga dapat tercapai dengan sistem tabung inti yang kaku, sehingga
sistem bearing wall jadi kaku. Penyelesaian kedua dengan beban vertkal tersebut
dilakukan dengan sistem struktur massif yang terdiri hanya dari dinding yang
menerima beban. Kekakuan terhadap beban horizontal struktur massif ini dapat
tercapai dengan sistem tabung inti sehingga sistem struktur berkotak menjadi
kaku.

50 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. SISTEM STRUKTUR PARALLEL BEARING WALL

Struktur Paralell bearing wall dapat dibiliang sebagai struktur yang


sistemnya paling tradisional yang telah digunakan pada bangunan high rise.
Struktur ini terdiri dari elemen-elemen struktur vertical yang mengangkut semua
beban langsung menuju pondasi. Pada beberapa titik, daya tekan yang
dikarenakan beban dinding, beban mati, dan beban hidup melampaui daya tahan
dari dinding itu sendiri. Dindingnya menjadi sangat tebal sehingga lantai bawah
menjadi tidak berguna.

Gambar 7.1
Parallel bearing Wall
Sumber: haryanto, 2007

Sistem struktur ini bergantung pada beban yang massif untuk menahan
beban lateral. Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertical yang di pra-tekan
oleh beratnya sendiri sehingga dapat menyerap gaya aksi lateral secara efisien.
Oleh karena sistem tersebut, denah per lantai pada bangunan yang menggunakan
sistem dinding pendukung adalah seragam, serta tidak memerlukan ruang bebas
yang luas sehingga sistem struktur bangunan tinggi ini cocok jika digunakan
untuk bangunan residensial seperti hotel dan apartemen.

51 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Terdapat beberapa jenis sitem struktur dinding pendukung, dan dapat
dikelempokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Sistem struktur dinding melintang.
Sistem struktur ini terbentuk dari dinding-dinding linear yang disusun
secara tegak lurus terhadap panjang bangunan.

Gambar 7.2
Dinding Melintang
Sumber: haryanto, 2007

2. Sistem struktur dinding panjang.


Merupakan dinding-dinding linear yang disusun secara sejajar dengan
panjang bangunan.

52 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. Sistem struktur dua arah.
Sistem struktur ini terdiri dari dinding-dinding linear yang diletakkan
pada kedua arah.

Gambar 7.4
Struktur Dua Arah
Sumber: Sebastian, 2004

Melihat ciri khas sistem struktur dinding pendukung, dimana dindingnya


berperan sebagai penopang, maka penentuan ketebalan dinding juga menjadi
bagian yang penting karena berkaitan dengan berapa beban yang dipikul oleh
dinding per lantai. Jika dipraktekan dalam bangunan tinggi, dinding di lantai
paling bawah biasanya memiliki ketebalan yang paling besar dikarenakan dinding
tersebut menerima paling banyak beban dari lantai-lantai diatasnya. Semakin ke
atas, ketebalan dinding juga biasanya menjadi semakin menipis. Bukaan dinding
seharusnya ditempatkan pada sumbu vertikal yang sama agar dapat terhindar dari
tegangan beban. Beban vertikal diteruskan sebagai momen melalui struktur lantai
langsung ke dinding. Dinding tersebut berperan seperti kolom tipis yang
memanjang.

53 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. SISTEM STRUKTUR BEARING WALL & CORE

Dinding geser yang diletakkan didalam bangunan, misalnya mengelilingi core


yang berfungsi area service, shaft dan tangga darurat yang menyerupai bentuk
kotak atau bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari struktur. Core Bearing Wall
dibuat agar semua alur sistem utilitas, lift, tangga, dll berjalur dengan teratur pada
arahnya, lebih efisien karena pada bagunan tinggi butuh suatu alur yang terarah
agar alirannya tidak mampet dan cepat sampai pada tujuannya, sehingga jikalau
terjadi kerusakan tidak terlalu susah untuk mencari sumber masalahny

54 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
5. SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE

Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua
arah. Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-
arah. Jika pelat dipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga pelat dapat
berdefleksi dalam dua-arah, pelat disebut pelat dua-arah. Pelat dua-arah
merupakan panel-panel beton bertulang yang perbandingan antara panjang dan
lebarnya lebih kecil dari 2 (dua). Pelat dua-arah dapat diperkuat dengan
menambahkan balok di antara kolom, dengan mempertebal pelat di sekeliling
kolom (drop panel), dan dengan penebalan kolom di bawah pelat (kepala kolom /
capital).
Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang
mentransfer beban secara langsung ke kolom pendukung tanpa bantuan balok atau
kepala kolom atau drop panel. Flate plate dapat dibuat dengan cepat karena

55 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bekisting dan susunan tulangan yang sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi
lantai terkecil untuk memberikan persyaratan tinggi ruangan dan memberikan
fleksibilitas terbaik dalam susunan kolom dan partisi. Pelat ini juga memberikan
sedikit penghalang untuk pencahayaan dan ketahanan api yang tinggi karena
hanya ada sedikit sudut-sudut tajam dimana pengelupasan beton dapat terjadi. Flat
plate mungkin merupakan sistem pelat yang paling umum dipakai saat ini untuk
hotel beton bertulang bertingkat banyak, motel, apartemen, rumah sakit, dan
asrama.

Flat plate kemungkinan memunculkan masalah dalam transfer geser


disekeliling kolom. Dengan kata lain , ada bahaya dimana kolom akan menembus
pelat. Oleh karena itu seringkali perlu memperbesar dimensi kolom atau ketebalan
pelat atau menggunakan shear head. Shear head terbuat dari baja I atau kanal
yang ditempatkan dalam pelat melintasi kolom. Meskipun prosedur ini tampak
mahal, bekisting sederhana yang digunakan untuk flat plate biasanya
menghasilkan konstruksi yang ekonomis sehingga biaya ekstra untuk shearhead

56 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
tergantikan. Tetapi untuk beban yang berat atau bentang yang panjang diperlukan
beberapa jenis sistem lantai lain.
Flat slab (pelat slab) termasuk pelat beton dua-arah dengan kapital, drop
panel, atau keduanya. Pelat ini sangat sesuai untuk beban berat dan bentang
panjang. Meskipun bekisting lebih mahal dibandingkan untuk flat plate (pelat
datar), flat slab akan memerlukan beton dan tulangan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan flat plate untuk beban dan bentang yang sama. Flat slab
biasanya ekonomis untuk bangunan gedung, parkir dan pabrik, dan bangunan
sejenis dimana drop panel atau kepala kolom yang terbuka diizinkan.

Pada gambar dibawah, diperlihatkan pelat dua-arah dengan balok. Sistem


lantai seperti ini digunakan karena lebih murah dibandingkan dengan flat plate

57 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
atau flat slab. Dengan kata lain, jika beban atau bentang atau keduanya sangat
besar, ketebalan pelat dan ukuran kolom yang diperlukan untuk flat plate dan flat
slab menjadi besar dan lebih ekonomis jika digunakan pelat dua-arah dengan
balok, meskipun biaya bekisting lebih mahal.

Sistem lantai lainnya adalah waffle slab, yang contohnya pada gambar di
samping. Lantai dibuat dengan menyusun fiberglass persegi atau cetakan logam
dengan sisi-sisi mengecil dan jarak diantaranya, ketika beton dicor di dalam dan
diantara cetakan akan terbentuk waffle. Jarak antar cetakan akan membentuk web
balok. Web ini agak tinggi dan memberikan lengan momen besar untuk tulangan.
Dengan waffle slab, berat beton akan sangat tereduksi tanpa banyak merubah
tahanan momen dari sistem lantai. Seperti halnya dalam flat plate, geser dapat
menjadi masalah dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle biasanya dibuat solid
didekat kolom untuk meningkatkan tahanan geser.

58 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
6. SISTEM STRUKTUR STRUKTUR KANTILEVER
Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat
tumpuan jepit dan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang
menahan beban gavitasi menerima momen negatif pada keseluruhan panjang
balok tersebut. Akibatnya tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas
atau sisi tariknya seperti yang diperlihatkan pada gambar 1 untuk batang seperti
pada gambar, momen maksimum terjadi pada penampang di bagian peletakan.
Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini. Tulangan tidak tidak
dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur pada beton
di sebelah luar tumpuan. Perpanjangan ini disebut sebagai panjang penyaluran
(development length). Panjang penyaluran ini tidak harus lurus seperti yang
diperlihatkan pada gambar, karena tulangan akat dikaitkan pada 90 derajat atau
180 derajat.

59 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar 1.1 Balok Kantilever

Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak dibicarakan, namun
situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus di atas bebarapa
perletakan seperti pada gambar 1.2. Karena tulangan diperlukan pada daerah tarik
balok, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika momen positif
dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada beberapa cara dalam mengatur
letak tulangan untuk menahan momen positif dan negatif pada beban menerus.

60 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
7. SISTEM STRUKTUR INTERSPASIAL (INTERSPASIAL)

Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada


setiap lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas
rangka. Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan
sebagai wadah untuk kegiatan aktivitas lainya.

8. SISTEM STRUKTUR SUSPENSION

Yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel Baja sebagai penggantung


(menahan gaya tarik) suatu konstruksi.
Sistem gantung (suspension)
Sistem ini memanfaatkan bahan secara efisien dengan memanfaatkan
penggantung untuk mendukung beban. Beban grafitasi didukung oleh kabel-kabel
untuk membentuk rangka konsol pada core pusat.
Pada dasarnya sistem gantung ini meniru konstruksi jembatan gantung
pada umunya

61 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Fungsi
a. Digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai
bangunan tinggi.
b. Sistem dengan pembebanan vertikal tidak langsung sistem gantung
(suspension
c. Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah
d. Sistem dengan gantung yang menerus
e. Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa
kelompok lantai

Struktur self supporting boxes

9. STRUKTUR SELF SUPPORTING BOXE


Struktur self supporting boxes atau yang sering disebut struktur box berdiri sendiri
ini adalah struktur cetakan pabrik (pra cetak) yang dibuat berdasarkan pemesanan.

62 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Boks-boks ini ditumpuk seperti bata dengan pola English Bond

sehingga terjadi susunan balok dinding berselang-seling.

63 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
10. SISTEM STRUKTUR RANGKA SELANG-SELING (STAGGERED
TRUSS).

Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap
lantai bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka
begitupun di bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal,
susunan rangka ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara
mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan
plat lantai.

64 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
KONSEP DASAR STAGGERED TRUSS .
Konsep dasar sistem staggered truss yaitu perilaku keseluruhan kerangka
(frame) sebagai balok kantilever ketika sistem diberi beban lateral. Dalam konteks
ini, seluruh kolom yang terletak pada sisi eksterior dari gedung berfungsi sebagai
sayap balok, sementara truss yang membentang dalam arah transversal pada
keseluruhan lebar di antara kolom berfungsi sebagai badan dari balok kantilever.

Sistem staggered truss diibaratkan sebagai kantilever vertikal.

Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari gedung dan biasanya kolom
interior dihilangkan, maka sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar
yang bebas kolom. Pengaturan bergantian dari rangka batang tersusun setinggi
lantai (floor-deep trusses) terletak pada level-level alternatif garis kolom yang

65 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
berdekatan, yang mengijinkan bentang pelat lantai adalah sejarak kedua kolom
yang menjadi tumpuan truss. Sehingga sistem tersebut menyediakan kebebasan
pengaturan fungsi lantai bagi arsitek.

Pola bergantian truss pada sistem struktur

Sistem lantai membentang dari tepi atas salah satu truss ke tepi bawah truss lain
yang berdekatan. Selanjutnya, lantai menjadi komponen utama dari sistem
kerangka struktur yang berperan sebagai suatu diaphragm yang memindahkan
gaya geser lateral dari satu garis kolom ke garis kolom yang lainnya. Jadi
memungkinkan struktur berperilaku sebagai single braced frame, meskipun truss
terletak pada dua bidang yang sejajar.
a. Kolom memiliki momen lentur yang relatif kecil dibandingkan sistem
portal karena adanya aksi kantilever dari sistem double-planar kerangka.
b. Kolom-kolom yang diorientasikan dalam sumbu kuat dapat bermanfaat
untuk menahan gaya lateral dalam arah longitudinal gedung. Staggered
truss dengan panjang lebih dari 15 m selain bermanfaat untuk menahan

66 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
gaya lateral dalam arah transversal gedung, juga bermanfaat memberikan
keleluasaan pengaturan fungsi ruang bagi arsitektural.
c. Lantai membentang pada lebar bentang yang pendek, yang disediakan oleh
bentang spasi dua kolom atau dua truss. Maka, tebal pelat lantai dapat
dibuat seminimal mungkin.
d. Bentang area terbuka yang sangat lebar untuk parkir atau tempat
berkumpul banyak orang adalah dimungkinkan pada level lantai pertama,
karena kolom-kolom berlokasi hanya pada sisi luar gedung.
e. Drift (simpangan antar tingkat) yang terjadi adalah kecil, karena
keseluruhan frame berperilaku sebagai truss kaku dengan beban aksial
langsung bekerja pada seluruh elemen struktur.
f. Struktur baja yang relatif ringan dapat dicapai jika menggunakan baja
mutu tinggi dan sistem kerangka yang efisien

Aksi double-planar pada sistem struktur staggered truss

Sistem staggered truss dapat dijadikan salah satu alternatif struktur bentang lebar
pada gedung bertingkat dengan pertimbangan sebagai berikut:

67 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
11. SISTEM STRUKTUR RANGKA RUANG (SPACE FRAME)

Struktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu sistem
sambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola / ball
joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga
Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa besi hitam
berikut conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan lainnya
dengan ball joint / bola sebagai mediatornya.Ball joint ini dapat terbuat dari baja
padat atau stainless steel. Finishing untuk ball joint dan member yaitu dengan
Elektrostatic powder coating, duco atau hotdip zincalume galvanized
Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:
 Rangka batang bidang
 Piramid dengan dasar segiempat membentuk oktahedron
 Piramid dengan dasarsegitiga membentuk tetrahedron

Gambar . Elemen dasar pembentuk sistem rangka ruang


Sumber : Schodek, 1999

Beberapa sistem selanjutnya dikembangkan model rangka ruang


berdasarkan pengembangan sistem konstruksi sambungannya,antaralain:
 Sistem Mero
 Sistem space deek
 Sistem Triodetic

68 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Sistem Unistrut
 Sistem Oktaplatte
 Sistem Unibat
 Sistem Nodus
 Sistem NS SpaceTruss

Kelebihan dari struktur Space Frame


Struktur space frame memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
1. Salah satu keuntungan yang paling besar dari sebuah struktur space
frame adalah strukturnya yang ringan. Hal ini dikarenakan setiap materi
didistribusikan secara spasial dengan sedemikian rupa sehingga
mekanisme transfer beban bekerja menjadi beban-beban aksial. Akibatnya,
semua bahan di setiap elemen yang dipasang dapat digunakan secara
maksimum. Selain itu juga, struktur space frame saat ini dibangun dengan
bahan baja atau aluminium, dengan berat sendiri bahan yang relatif ringan.
Hal ini menjadi dasar yang sangat penting dalam perencanaan atap
bentang besar.
2. Batang-batang space frame biasanya diproduksi secara massal di pabrik
sehingga dapat memberikan keuntungan sistem industri konstruksi. Space
frame dapat diproduksi secara sederhana melalui prefabrikasi unit, sesuai
dengan ukuran dan bentuk standar yang sering digunakan. Unit-unit
tersebut dapat lebih mudah diangkut dan lebih cepat dirakit oleh tenaga
kerja semi-terampil. sehingga struktur space frame dapat dibangun dengan
biaya yang lebih rendah.
3. Sebuah struktur space frame memiliki kekakuan yang cukup meskipun
memiliki struktur yang ringan. Hal ini disebabkan oleh adanya elemen tiga
dimensi unsur-unsur penyusunnya yang bekerja secara penuh dalam
menahan beban beban terpusat simetris. Struktur space frame juga
memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam tata letak dan posisi
kolom.

69 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. Struktur space frame memiliki bentuk yang fleksibel. Para Arsitek pun
mengakui keindahan visual dan kesederhanaan yang mengesankan dari
struktur space frame.

Kekurangan Struktur Space Frame


1. Mahal. Elemen-elemenya dipesan dari pabrik, sehingga mahal.
2. Tenaga ahlinya masih sedikit. Struktur Space Frame jarang digunakan,
hanya pada bangunan-bangunan tertentu saja. Sehingga ahli dalam bidang
ini masih sedikit.
3. Tidak tahan api. Struktur yang digunakan berbahan dasar logam. Kita tahu
bahwa logam tidak tahan panas, dapat leleh akibat panas

SAMBUNGAN
Sambungan sistem Konstruksi Baja Space Frame berupa baut, mur, ring,
elektroda las harus memenuhil persyaratan sebagai berikut:
 Pengikat sambungan baja ke bukan baja harus terbuat dari baja karbon
yang memenuhi persyaratan ASTM A370
 Pengikat sambungan baja ke baja harus terbuat dari baja karbon yang
memenuhi persyaratan ASTM A325 dan/atau ASTM A490.
 Pengikat sambungan logam yang berlainan (tidak sama) harus terbuat dari
baja tahan korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau
tipe-tipe lainnya dari baja tahan korosi.

12. SISTEM STRUKTUR BELT TRUSS FRAME AND CORE”

Sistem struktur belt truss frame dan core merupakan gabungan dari 2 sistem
struktur dimana sistem struktur belt truss berfungsi mengikat kolom fasade ke inti
sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti. Pengakuan ini dinamai cap

70 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, dan belt trussing apabila
berada di bagian bawahnya.

71 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Denah dan potongan sistem belt trussed frame and core

72 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Denah struktur penempatan rangka pada struktur belt truss serta analisis
model sistem belt truss frame and core

Bagian dari sistem strukrur belt truss yaitu braced core, cap truss dan
coloum exterior

73 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Cara Kerja sistem belt truss frame and core
Rangka yang diperkaku menjadi tidak efisien lagi di atas
ketinggian 40 lantai karena banyak sekali diperlukan bahan untuk
membuat pengaku yang cukup kaku dan kuat. Efisiensi struktur bangunan
akan meningkat sebesar 30% dengan menggunakan rangka sabuk atau belt
truss horisontal untuk mengikat rangka ke inti. Rangka tersebut diikat
secara kaku ke inti dan dihubungkan dengan kolom eksterior. Apabila inti
geser melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang menyalurkan
tegangan-tegangan aksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya kolom-
kolom ini berlaku sebagai strut untuk melawan lendutan dari inti. Artinya,
inti tersebut mengumpulkan gaya geser horisontal, dan rangka sabuk
meneruskan gaya geser vertikal dari inti ke rangka fasade. Dengan
demikian bangunan akan berlaku sebagai suatu kesatuan, serupa dengan
tabung kantilever.

74 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
75 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Perbandingan struktur dengan hanya menggunakan sistem core truss
dengan diperkuat dengan belt trussed frame, sehingga bangunan yang diperkuat
dengan belt truss frame menjadi lebih kaku dan tahan terhadap goncangan.

Jumalah tingkat bangunan yang dapat dibangun dengan rangka baja


berdasar sistem strukturnya. Dapat terlihat sistem belt truss mampu membuat
bangunan hingga sekitar 40 lantai

13. SISTEM STRUKTUR TABUNG(TABULAR SYSTEM)

Sistem tabung(tabular system struktur tabung merupakan struktur yang


mirip tabung dan berdiri seperti cerobong amp. Untuk suatu bangunan tinggi

76 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
struktur tabung ini merupakan struktur yang paling baik digunakan untuk
menahan beban lateral. Contoh gambar sistem tabung

contoh gambar system tabung

a. Tabung Rangka (Frame Tube)

77 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
b. Tabung Pengikat (Musses Tube):
1. Tabung Rangka Kolom Diagonal (Column Diagonal Trussed Tube);
2. Tabung Rangka Lattice (Lattice Mussed Tube)

c. Tabung Penguat Dalam (Interior Braced lithe):


Tabung Dinding Pendukung/Geser Sejajar (tube with Parallel. Shear
Wall);

78 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
14. Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube)

Pengertian Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube) Struktur


Kumpulan Tabung ( Bundeled Tube) atau Struktur Tabung Majemuk adalah
struktur yang menggabungkan antara tabung individual yang satu dengan yang
lain yang didesain menjadi satu kesatuan struktur yang memiliki tabung multiuse
(serbaguna) karena tabung majemuk dapat di Determinasi (pengurangan) pada
tiap ketinggian secara bebas tanpa kehilangan kekuatan strukturnya. Sehingga
seorang Arsitek dalam menerapkan struktur tabung majemuk pada sebuah
bangunan dapat dengan mudah menerapkannya dengan berbagai variasi pada pola
dan layout tiap lantai bangunan. 2.2. Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled
Tube) Sistem struktur kumpulan tabung memiliki konsep struktur dimana tiap
kolom interior bertindak sebagai jaring internal dari struktur kantiliver untuk
menghasilkan peningkatan substansial pada kekakuan terhadap gaya geser.
Kerena penerapan tabung individual di rangka interior dapat menambah Resistansi
terhadap gaya putar/momentum yang terdapat pada bangunan. Sehingga salah satu
cara untuk mengatasi gaya putar/momentum dan meningkatkan kekakuan struktur
adalah dengan menyusun tabung individual menjadi struktur tabular dimana hanya
kolom perimeter yang menahan beban lateral yang terjadi pada bangunan. analisis
system struktur blunded tube Sumber : 3 oktober 2017 (permadi,pdf) 2.3.

79 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled
Tube)

 Kelebihan Struktur Kumpulan Tabung, yaitu :


1. Ketinggian Sistem rangka ini dapat mencapai 100 lantai
2. Desain bundel pada tabung tidak hanya sangat efisien dalam hal ekonomi,
tetapi juga inovatif dalam potensinya untuk formulasi serbaguna dari ruang
arsitektur
3. Sistem kumpulan tabung dapat menghasilkan bentuk bangunan dengan
ketinggian yang ekstrim
4. Lantai yang luas bisa di terapkan pada sistem ini. karena pada sistem ini,
semakin luas pada bagian bawah, maka semakin kuat berdirinya suatu
bangunan.

80 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
5. Bentuk bangunan juga tidak harus terikat pada bentuk kotak seperti halnya
bentuk bangunan pada umumnya. Sistem ini dapat menerapkan berbagai
macam bentuk yang bervariasi.
6. Tiap tabung dapat di potong sesuai dengan keinginan, baik untuk fungsi
tertentu maupun untuk layout lantai bangunan.
7. Kumpulan tabung merupakan Struktur yang sangat kaku, sehingga
kekuatan terhadap bangunan terpercaya.
8. Resistant terhadap gaya putar dan gaya geser.

 Kekurangan Struktur Kumpulan Tabung ( Bundled Tube), yaitu :


1. Pengerjaan tabung yang cukup lama, karena harus merakit tabung-tabung
individu untuk di jadikan satu kelompok tabung.
2. Terdapat kolom interior, sehingga pembagian ruang cukup rumit

SISTEM STRUKTUR DASAR DENGAN ANALISA PERHITUNGAN


YANG LEBIH SEDERHANA

1. Macam - macam sistem struktur

Para arsitektur bertanggung jawab atas kriteria-kriteria fungional


dalam proses desain bangunan gedung. Hal ini dikarenakan bangunan
gedung mempunyai fungsi sebagai tempat berbagai kegiatan manusia
seperti kegiatan perbankan, kegiatan pendidikan, dan lain lain. Dalam
perkembangannya dengan makin sempitnya lahan, maka gedung dibangun
secera vertikal atau berlantai banyak, sehingga inovasi teknologi
konstruksi termasuk metode konstruksi sangat mempengaruhi arsitek
bangunan maupun sistem strukturnya, dalam arti bahwa kriteria fungsional
pada proses desain bagi aristektur berhubungan erat dengan proses
perhitungan analisa struktur untuk sistem struktur yang telah terpilih

81 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Sistem struktur pada bangunan dapat merupakan sistem struktur
padat (solid), panel ataupun box, pelat berlipat, rangka dll, dengan analisa
perhitungan sebagai satu kesatuan (analisa perhitungan yang lebih
kompleks), ataupun sistem struktur dasar dengan analisa perhitungan yang
lebih sederhana

2. Sistem struktur gedung dan jembatan

Sistem struktur pada beberapa jenis bangunan pada umumnya di


bagi 2 yaitu sistem struktur atas dan sistem struktur bawah.

a. Sistem struktur bawah

 Pondasi
 Pengkal/ pilar untuk jembatan
 Tembok penahan tanah untuk basement untuk gedung
 Lantai Basement untuk gedung

b. Sistem struktur atas

 Kolom yang di cor ditempat karena teknologi sambungan pracetak yang


ada di Indonesia belum memungkinkan mengatasi permasalahan beban
lateral akibat gempa yang besar untuk gedung
 Balok di cor ditempat/ pracetak/ pratekan
 Bangunan atas jembatan, rangka, baja, rangka beton , dll
 Pelat lantai/ atap di cor ditempat/ pracetak/pratekan

C. METODA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Metoda konstruksi dalam bangunan gedung dibagi dua bagian,yaitu:

1. Metoda Bottom-up
Metoda ini sering digunakan pada bangunan gedung berlantai
banyak yaitu metoda konstruksi pekerjaan proyek konstruksi yang dimulai

82 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dari bawah ke atas dimulai dari pondasi, basement dan lantai berikutnya,
contohnya pekerjaan pondasi sampai keatas yaitu pekerjaan lantai sampai
pekerjaan atap.

Urutan kegiatan pelaksanaan membangun dengan metoda Bottom-Up


adalah:

 Tahap 1 :
Pekerjaan persiapan pengaturan arus transportasi
 Tahap 2 :
Penggalian tanah
 Tahap 3 :
Pembuatan pondasi
 Tahap 4 :
Pembuatan dinding penahan tanah.
 Tahap 5 :
Pembuatan kolom diteruskan pembuatan lantai dan balok
lantai diatas kolom tersebut secara berulang hingga lantai keatas
sampai atap

2. Metoda Top-Down

Biasanya metoda ini digunakan pada proyek konstruksi yang mempunyai


ruang bebas yang terbatas akibat adanya bangunan gedung yang telah ada dilokasi
pembangunan dalam hal ini rentannya galian basement terhadap bahaya longsor
apabila dilaksanakan dengan metoda Bottom-up.

Urutan kegiatan pelaksanaan membangun dengan metoda Top-Down


• Tahap1 :
Melaksanakan pembongkaran dan pemindahan pondasi lama yang
ada dilokasi proyek dan dilakukan persiapan permukaan tanah pada

83 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
ketinggian yang diinginkan, kemudian dibuat dinding penahan tanah
sementara.
• Tahap 2 :
Dinding diafragma dibangun pada lokasi basement yang
direncanakan, pondasi mulai dikerjakan dan diikuti dengan pemasangan
kolom.

• Tahap 3 :
Pembuatan ke dinding diafragma yang telah dibuat dan diisi
sebagai pengganti dinding penahan tanah sementara yang telah dicabut
kembali
• Tahap 4 :
Penggalian tanah untuk membangun kolom-kolom dimana lantai
dicetak pada tanah bersamaan dengan detail drainase yang diperlukan.

MACAM MACAM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN

1. PONDASI
PONDASI BANGUNAN
Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah
bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai,
namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu
perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keawetan
atau keamanan bangunan adalah pondasi.
Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus
memperhatikan jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor
lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi
pondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang ada di
atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan
tersebut.Dengan demikian, sebaiknya perlu perhitungan matang dan tidak hanya

84 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui, banyak yang membuat
rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat.
Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya,
padahal konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua
menggunakan konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang
dipergunakan untuk membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga
kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi
yang biasa digunakan diwilayah tersebut.
Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Seperti sebagai berikut:
A. Pondasi dangkal
Jenis pondasi dangkal kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,
hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang
sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-
rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari
dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Berikut yang termasuk
pondasi dangkal diantaranya:
• Pondasi Umpak.
Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat,
rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
• Pondasi Batu Bata / rollag bata.
Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata.
Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke
tanah. Pada awalnya pondasi rollagbata merupakan pondasi yang
diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan.
Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama
ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan
waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa
diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk
menahan beban ringan, misalnya pada teras.

85 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Pondasi Batu Kali.
Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali. Pondasi batu
kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah
tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat, pondasi
ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan
ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan
lebar pondasi atas 25 – 30 Cm. Bahan lain yang murah sebagai
alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan
bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton
bongkaran jalan. Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan
untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d
K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat
adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi
rollag bata, tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat.
Ukurannya rata – rata 30 x 30 cm.

86 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Pondasi bor mini (Strauss Pile).
Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan pada
kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang
lapisan tanah kerasnya berada jauh dari permukaan tanah.Pondasi
ini bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau bangunan
dua lantai. Kedalamannya 2 – 5 meter. Ukuran diameter pondasi
mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin bor
atau secara manual.Diatas pondasi bor mini ada blok beton ( pile
cap ).Pile cap ini merupakan media untuk mengikat kolom dengan
sloof.
• Pondasi Plat Kaki / Footplat
Pondasi plat kaki biasa juga disebut sebagai pondasi
telapak. Pondasi telapak adalah pondasi yang berdiri sendiri
dalam mendukung kolom. Pondasi telapak memiliki kedalaman
1,5 – 2 meter, bias dipakai untuk bangunan vertical. Pondasi
ini haeus bertumpu pada tanah keras atau pada tiang pancang.

87 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
B. Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yag meneruskan beban


bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relative jauh dari
permukaan.

Jenis pondasi dalam digunakan untuk menyalurkan beban


bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan
bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor,
kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung
disiplin ilmu atau pasarannya. Sebagai bagian dari pondasi dalam
diantaranya:

 Pondasi Rakit

Pondasi rakit biasa juga disebut raft foundation, adalah


pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang
terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-
kolom jaraknya yang sedemikian dekat di semua arahnya.
Prinsip penepatan pondasi rakit adalahpondasi ini sebaiknya
mendapatkan daya dukung yang besar dan memperluas bidang
sentuh tanah dengan pondasi.

88 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran biasa juga disebut dengan nama pier


foundation, adalah pondasi yang merupakan bentuk peralihan
antara pondasi dangkal dengan pondasi tiang, pondasi ini
dipergunakan bila tanah dasar yang kuat dan terletak pada
kedalaman yang relative dalam.

89 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Pondasi Caisson

Pondasi caisson merupakan pondasi dengan bentuk


persegi empat dan dasar dari pondasi caisson diletakkan pada
lapisan tanah yang cukup keras untuk memikul beban struktur.
Pondasi ini juga biasa dipakai/dipergunakan pada bangunan
yang berada pada daerah/site yang berair.

90 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Pondasi Sarang Laba-Laba

Pondasi sarang laba-laba merupakan pondasi kotak


terbalik, dimana pada bagian bawah kotak tidak tertutup.
Kotak yang kosong diisi dengan tanah atau pasir + batu.Plat
lantai terdiri dari beberapa kotak kecil yang sama, dimana

91 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
setiap sudut kotak ditempatkan tiang. Tiang dalam kotak
dihubungkan dengan bidang diagonal.

Seluruh dinding pondasi merupakan dinding beton


bertulang dan tingginya sama dengan dinding luar. Ruang
kosong dalam kotak setiga diisi dengan tanah atau pasir + batu
sebelum diadakan pengecoran pada lantai dasar.

92 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Pondasi tiang pancang (driven pile).
Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya
sja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang pancang
menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung
ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung
tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang
pancang tidak memerlukan proses pengeboran.

93 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Pondasi tiang bor (bored pile)
adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2
meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan
tinggi.Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor
terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga
menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang
pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan
tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini
berdiameter 20 cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2
atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan


penurunan/settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain
utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa
kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam
perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya

94 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
penurunan total (keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan
diferensial (sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan
masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah
terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi
adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri,
dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-
perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para
ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga
dari kekuatan desainnya.
 Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan
menjad
 Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan
tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
 Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
 Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
 Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
 Gaya gempa
 Gaya angkat air
 Momen
 Torsi.

2. SLOOF
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi
bangunan. Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke
pondasi, sehingga beban yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar
merata. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai pengunci dinding dan
kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Sebagai
tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka
disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan
memberikan angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter.

95 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
namun angka ini dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau
bangunan bertingkat banyak.
Secara singkat, Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan
secara horisontal di atas pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima
suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof
berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal
lantai satu , lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama
menggunakan 4 buah diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel
menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini
gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu.
Secara garis besar sloof merupakan bagian dari beton bertulang
yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Sloof biasanya terbuat
dari konstruksi beton bertulang. Namun berdasarkan konstruksinya ada
beberapa macam sloof, antara lain :
3.1 Konstruksi Sloof dari Kayu.
Pada konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu
(misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk
sebagai balok pengapit. Jika sloof dari kayu terletak di atas
pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok tunggal
3.2 Konstruksi Sloof dari Batu Bata.
Rolag dibuat dari susunan batu bata yang dipasang secara
melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan (1 bagian
portland semen : 4 bagian pasir). Konstruksi rolag tidak
memenuhi syarat untuk membagi beban.
3.3 Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang.
Konstruksi sloof ini dapat digunakan di atas pondasi batu kali
apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan tidak
bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak
dinding kurang lebih 3 m. Ukuran lebar / tinggi sloof beton
bertulang adalah >15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari beton

96 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bertulang juga dapat dimanfaatkan sebagai balok pengikat
pada pondasi tiang.
Adapun fungsi sloof adalah sebagai berikut :
 Sebagai pengikat kolom.
 Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
 Menahan gaya beban dinding.
 Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari
pondasi lajur
3. KOLOM
A. Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen
struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali
dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama
untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah
roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan
meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang
diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar
dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah

97 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi.
Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu
pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat,
harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau
terjadi gempa tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi
adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

B. Jenis-Jenis kolom
Jenis-Jenis kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis
kolom ada tiga:
a. Kolom ikat (tie column)
b. Kolom spiral (spiral column)
c. Kolom komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada
tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral.
Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang
tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi
untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada
tempatnya.
b. Kolom menggunakan pengikat spiral.
Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat
tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan
keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari

98 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi
momen dan tegangan terwujud.
c. Struktur kolom komposit.
Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa
diberi batang tulangan pokok memanjang.
Kolom Utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama
yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah
3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan
apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan
harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal
lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan
begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 –
10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter,
atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15
dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas,
artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal
ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai.
Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan
yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom
harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai
kekakuan yang sama.
Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai
kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom

99 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya
vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal
pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

Kolom dalam bangunan dapat di klasifikasikan, yaitu:

1. Kolom Pendek
Kolom pendek adalah jenis kolom yang kegagalan material
(ditentukan oleh kekuatan material) atau merupakan elemen struktur
yang mempunyai nilai perbandingan antara panjangnya dengan
dimensi penampang melintang relative kecil. Kapasitas pikul beban
kolom pendek tidak tergantung pada panjang kolom dan apabila
mengalami beban berlebihan, kolom pendek pada umumnya akan gagal
karena hancurnya material.

2. Kolom Panjang
Kolom panjang adalah elemen struktur tekan yang semakin
panjang akan semakin langsing yang disebabkan oleh proporsinya.
Perilaku kolom langsing yang mengalami beban tekan sangat berbeda
dengan perilaku kolom pendek. Karakteristik dari kolom panjang
adalah apabila beban tekuk pada kolom mencapai beban tekuk kritis,
kolom akan berada dalam keadaan keseimbangan netral. Dan apabila
kolom mengalami deformasi dari konfigurasi linear, maka akan tetap
pada konfigurasi baru (tidak kembali pada konfigurasi linear). Beban
tekuk adalah beban maksimum yang dapat dipikul oleh kolom.

100 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kolom merupakan elemen vertical struktur kerangka yang berfungsi meneruskan
beban – beban seluruh elemen bangunan ke pondasi

Konsep pembebanan

Beban : atap, lantai, tingkat dan beban berguna

Kolom

pondasi

101 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
jenis – jenis gaya yang membebani sebuah kolom :
 gaya normal / vertical
 gaya lateral / horizontal
 momen ( akibat eksentris gaya )
 puntir

catatan
A. Kerja sama dengan pondasi yang paling ideal adalah bila kolom hanya
meneruskan beban yang tegak lurus dengan titik pusat bumi (sesuai
dengan gravitasi bumi)
B. Bahaya tekuk dapat tejadi akibat ukuran kolom terlalu langsing / kecil
bila dibandingkan dengan tinggi kolom
C. Ada sebutan kolom non structural karena dianggap tidak memikul,
tapi hanya berfungsi menjadi pengaku / pengikat dinding atau
elemen pengisi lainnya
contoh kolom praktis pada beton bertulang
Biasanya, ukurannya kecil saja ( beton bertulang : 12/12) sedangkan
pada kolom, (structural), ukurannya cukup besar dan proporsional
terhadap besarnya beban bahan yang umumnya dipakai :
 beton bertulang
 baja
 kayu
D. Bentuk kolom : (bentuk dasar)

Hubungan Kolom dengan Elemen Struktural lain:


 Pada struktur rangka, hubungan dapat terjadi

102 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Rajid / kaku → jepit
 Tidak rijid / tidak kaku → sendi atau engsel
Hubungan dengan Pondasi

A. Kolom Bahan Beton / bertulang


 Hubungan rijid ( dicor / dibuat sekaligus)
 Hubungan tidak rijid ( sebagai elemen pracetak)

B. Kolom bahan baja


 Rijid ( hubungan dilas atau baut )
 Tidak rijid ( hubungan dibaut)

C. Kolom bahan kayu


 Tidak rijid ( hubungan dipaku, baut dan dipasak)

Hubungan Dengan Balok Kayu

induk
kolom
(hubungan antar kolom )
Struktur balok
rangka
anak ( hubungan antar
balok
balok )

A. Kolom dan balok bahan beton / bertulang


 Hubungan elemen kaku sempurna (beton bertulang dengan cor
ditempat)
 Bila terjadi hubungan tidak kaku (beton pra cetak )
B. Kolom dan balok bahan baja
Sambungan dengan
 Las (hubungan kayu)

103 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Baut (hubungan kaku/tidak kaku)
C. Kolom dan Balok bahan kayu
Sambungan dengan :
 Pasak / baji
 paku
 gigi khusus untuk gaya tekan
 baut merupakan sambungan yang paling kurang efektif memikul
beban
Catatan :
 Profil C ini hanya digunakan untuk bangunan ringan / sederhana
 Bisa berbentuk menutup.
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri.
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan
beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah
roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom
didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah
bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai
dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu
menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke

104 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah
bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau
terjadi gempa tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan.

Ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral.


Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang
tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan
pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral.
Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat
tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan
spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi
cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya
kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan
tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit
Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi
batang tulangan pokok memanjang.

105 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral
ternyata lebih tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu
kolom utama dan kolom praktis.
a. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang
fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya.
Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m,
agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu
besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter,
maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom
utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai
ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-
10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8
buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

b. Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan
juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom
maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-
sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10
begel d 8-20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari
lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh
digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari
struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak
sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil,
sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil.

106 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu
lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom
pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan.
Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom
pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem
dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk
menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom,
boleh ditambah tebalnya.

Dasar - dasar Perhitungan


Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan
kolom:
1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang
bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari
beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau.
Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen
terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.
2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban
tak seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus
diperhitungkan. Demilkian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab
lainnya juga harus diperhitungkan.
3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom,
ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut
menyatu (monolit) dengan komponen struktur lainnya.

4. KONSTRUKSI DINDING BANGUNAN


Pengertian Dinding
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang
melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan
menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan
menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di

107 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding
bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan
(retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu
menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi
terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi,
dinding penanda batas, sertadinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit
dibedakan denganpagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang
gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun
internal suatu bangunan.
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi,
dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban)
dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/
partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk
kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat
dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/
beton pra cetak)

Jenis jenis Dinding


Jenis Jenis dinding dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu,
sebagai berikut:
a. Dinding Batu Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar.
Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka
pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan
Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan

108 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1
batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus
diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi
untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban
struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.
Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan
syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik
pengerjaannya.

b. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu
buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 :
1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari
bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat
plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain

109 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding
batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.

110 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari
pasangan bata,antara lain:
 Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari
hujan.
 Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu
dan tidak boleh direndam dengan air.
 Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu
dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
 Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan
berakhir di tengah – tengah.
 Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri
dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-
lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan
dan persilangan

c. Dinding kayu
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-
rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu
bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan
rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding
struktural.

111 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
d. Dinding kayu biasa
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi
rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun
interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan
vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m,
tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan
dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar

112 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus
memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami pemuaian dan susut.

e. Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang
paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu
juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama
dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat

113 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2
– 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

f. Dinding batu alam


Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau
pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu
bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk
menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk
bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6
pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari

114 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah
cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

5. LANTAI

A. Pengertian Lantai
Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi
dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan
fungsi bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan ruangan-
ruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen
struktural maupun elemen non-struktural dari suatu bangunan.

B. Fungsi lantai
Fungsi lantai antara lain :
 Memisahan ruangan secara mendatar
 Melimpahkan beban kepada balok
 Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah

115 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada bangunan berlantai
banyak
 Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara
 Isolasi terhadap pertukaran suhu
 Pada basement, lantai mencegah masuknya air tanah ke dalam
bangunan

C. Persyaratan lantai
Persyaratan lantai meliputi aspek teknis dan ekonomis :
 Lantai harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk mendukung
beban
 Tumpuan pada dinding / balok harus mencukupi untuk menyalurkan
beban sehingga sekaligus dapat memperkaku struktur bangunan
 Lantai harus mempunyai masa yang cukup untuk meredam getaran
dan mencegah pemantulan suara
 Porositas lantai harus tetap mampu menjadi isolasi pertukaran suhu
dan kelembaban
 Bahan penyusun lantai dapat dipasang dengan cepat
 Lantai setelah berfungsi hanya memerlukan perawatan minimal.
 Lantai harus awet, dapat terus berfungsi seiring dengan umur rencana
bangunan

Beberapa istilah terkait dengan lantai antara lain :


1. Basemant, bagian bangunan (ruangan) yang berada di bawah tanah
2. Sub basement, ruangan di bawah basement
3. Ground floor, lantai pertama di atas permukaan tanah
4. First floor, lantai kedua
5. Storey/story, tingkat bagian bangunan di antara satu lantai dengan
lantai di atasnya

116 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
6. Cellar, ruangan bawah tanah yang dimanfaatkan sebagai gudang

Istilah yang terkait dengan lantai


Jenis-jenis lantai antara lain :
 Lantai tanah
 Lantai kerikil
 Lantai pasangan batu merah kosongan
 Lantai pasangan batu merah dengan pengisi
 Lantai beton tumbuk

117 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Lantai beton bertulang
 Lantai kayu

Jenis penutup lantai antara lain :


1. Lantai ubin/tegel/keramik
 Ubin semen
 Ubin batu alam / marmer / granit
 Ubin keramik (tanah dibakar)
 Ubin kayu / parket,
 Karet, PVC, dll
2. Lantai aspal
 Aspal pulasan
 Aspal beton
 Aspal pasir

Jenis material lantai


Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya
sebagai pertimbangan aplikasi pada ruan
 Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah,
karena diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga
halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan
langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang
ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada
luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti
dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara
estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan
mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya
pandangan estetika.

118 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya
fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh
bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak
membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material
keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di
pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya:
keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya

 Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan
berkelas mewah. Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam
yang terbatas menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan
dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif
besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan
ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya
karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan. Selain mahal
harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara
khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan
material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang
memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.

 Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki
kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit
memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari
bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi,
saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih
beraneka dan harga yang lebih murah.

119 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal
dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami.
Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan
non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan
kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

 Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara
lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai,
banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding
pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca,
meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah,
ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru
menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki
kesan dingin.

Lantai sederhana
 Lantai paling sederhana yang mula-mula dibuat berupa lantai tanah pada
bangunan sederhana atau bangunan sementara
 Tanah dipadatkan secukupnya, kemudian diberi pasir agar tidak melekat /
lengket. Permukaan akan menjadi lebih baik bila pasir dicampur kerikil
dan ditumbuk
 Dapat juga di atasnya diberi pasangan bata merah kosongan (tanpa
perekat) dan hanya siarnya yang diberi spesi.
 Apabila diinginkan menjadi lebih kuat, pasangan bata diberi spesi baik
pada dasar pasangan bata dan pada siar-siarnya.

120 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Lapisan Pada Lantai Sederhana
Lantai dari beton tumbuk
 Lantai dipasang di atas urugan pasir, dengan tebal urugan sekitar 20 cm
 Campuran beton adalah 1 semen : 3 pasir : 6 kerikil
 Lantai tidak diplester, namun pada saat masih basah permukaannya
dihaluskan. Jika diinginkan diplester, diberikan plester setipis mungkin
dan dilakukan pada saat beton masih basah agar tidak terpisah
 Seteleh selesai dicor, permukaan harus dibasahi / digenangi air sekitar 7
hari untuk menghindari retak / pecah.

121 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Untuk bidang lantai yang luas, pengecoran dilakukan dalam kotak-kotak
yang kecil untuk mempermudah pelaksanaan dan perawatannya.

Lantai dengan pasangan ubin / penutup lantai


 Pada lantai dasar, di atas pasir urug diberi plesteran kemudian spesi untuk
merekat ubin
 Pada lantai-lantai bangunan bertingkat, di atas pelat beton diberi lapisan
pasir ± 5 cm, kemudian spesi untuk perekat ubin

122 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Jenis ubin / penutup lantai, tegel, keramik, plastik / PVC, karet, teraso,
marmer / granit, papan kayu / parket
 Pada lantai dengan penutup dari keramik, pemasangan harus dilakukan
dengan cara-cara khusus agar keramik tidak meledak atau pecah serentak.
Beberapa jenis penutup lantai antara lain :
1. Tegel, keramik, marmer/granit, parket, dipasang di atas lapisan pasir
menggunakan perekat spesi campuran semen dan pasir. Ukuran dari
penutup lantai jenis ini bervariasi, 20×20, 30×30, 30×60, 40×40 dll.
Tegel terbuat dari campuran dan pasir. Cara pembuatan dimulai dengan
menuangkan campuran semen khusus ke dalam cetakan, menambahkan
campuran semen dan pasir kemudian dipres menggunakan alat khusus.
Setelah dipress direndam dalam bak perendaman selama 3 hari, kemudian
diangkat dan dikeringkan di rak yang terlindung dari panas matahari
langsung.
2. Marmer dalah bahan alami yang asalnya berupa bongkahan-bongkahan
besar yang dipotong dengan alat khusus agar dapat diangkut ke pabrik. Di
dalam pabrik selanjutnya dipotong dalam ukuran yang diinginkan dan
dipoles / digosok dengan alat sebelum dikirim ke lokasi pembangunan.
3. Parket adalah penutup lantai berupa papan kayu asli atau kayu lapis
dengan ukuran seperti layaknya ubin. Penggunaan penutup lantai parket
biasanya untuk memenuhi nilai estetika khusus. Pemasangan diletakan di
atas plesteran kedap yang rata dan setelah terpasang harus dilapisi dengan
pernis untuk mencegah kontak langsung dengan air.
4. Aspal, biasanya digunakan pada bengkel-bengkel kerja, ruang pabrik,
ruangan olahraga dll. Ada tiga jenis; aspal pulasan, aspal tuang dan aspal
beton. Aspal pulasan dilaksanakan dengan memulaskan aspal panas
menggunakan kuas bertangkai pada permukaan lapisan krikil yang sudah
dipadatkan. Lantai aspal tuang dilaksanakan dengan menuangkan aspal
panas cair ke atas permukaan kerikil yang dipadatkan sehingga dapat
masuk ke celah-celahnya. Aspal beton dibuat dengan memasukkan kerikil

123 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dan pasir kering ke dalam cairan aspal panas dan selanjutnya dituangkan
ke atas permukaan kerikil yang sudah dipadatkan,
5. Keramik dibuat dari tanah olahan yang kemudian dipress dalam cetakan.
Setelah dicetak dan dikeringkan (dianginkan) kemudian dilapisi pada satu
sisinya dengan cairan pasta sebagai lapisan mengkilap, dan selanjutnya
dibakar dalam tungku. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
keramik adalah kesamaan ukuran dan corak/warna dalam satu seri.
Pemasangan keramik memerlukan keahlian khusus terutama untuk
menghindari keramik meledak.
6. Lantai teraso adalah lantai dengan memanfaatkan pecahan batu pualam
sebagai bahan campuran dengan semen. Teraso dapat dicetak seperti
layaknya ubin tegel, atau dapat pula dicampur dan dituangkan langsung di
atas plesteran yang sudah dipersiapkan. Setelah terpasang, baik pada teraso
cetakan maupun yang langsung dituang , dihaluskan dan digosok dengan
alat penggosok khusus untuk memperoleh permukaan yang mengkilap dan
memberikan penampilan yang baik.
7. Lantai karet dapat diperoleh dalam bentuk gulungan dengan panjang 30m,
lebar 1,8m dan tebal 6 s.d. 9 mm. Karet dipasang di atas papan lantai kayu
atau beton dengan bahan perekat khusus. Bila digunakan pada papan lantai
kayu harus diberi hardboard/plywood agar permukannya menjadi rata.
8. Penutup lantai khusus yang lain, antara lain PVC, magnesit, fiber dll.

Konstruksi Lantai
Pada konstruksi lantai, akan lebih banyak membahas lantai pada
bangunan bertingkat. Konstuksi lantai yang dimaksud adalah lantai dengan
konstruksi kayu dan beton bertulang. Pada konstruksi lantai kayu, penutup
lantai juga akan menggunakan penutup lantai dari kayu. Beban-beban akan
lantai didukung oleh balok-balok dari kayu. Pada konstruksi lantai beton
bertulang, penutup lantainya memiliki variasi yang lebih banyak. Pada
gedung bertingkat banyak dengan struktur utama dari beton, lantai dapat
saja didukung oleh balok beton atau balok baja. Pada gedung bertingkat

124 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
banyak dengan struktur rangka baja, lantai juga akan didukung dengan
balok-balok dari baja.

LANTAI KAYU
Konstruksi lantai kayu biasa digunakan pada rumah atau bangunan
kantor maksimal 4 lantai. Penutup lantai kayu menggunakan papan kayu
(parket) yang dipasang di atas rangkaian balok-balok dan papan lantai
dengan menggunakan penyambung paku dan juga ditanam dalam
beton. Selain penutup parket, penutup lantai kayu dapat juga terbuat dari
papan yang panjang, dengan tebal 2 s.d. 3 cm yang dipasang di atas balok-
balok yang dipasang pada arah lebar dari luasan lantai. Maksud
pemasangan adalah untuk memperoleh jarak terkecil sehingga balok yang
digunakan sependek mungkin. Pada luasan yang berbeda perlu dilakukan
peninjauan tersendiri untuk pemasangan balok-baloknya.

Pemasangan balok diatur sebagai berikut :


 Pada bagian tepi ruangan (dekat tembok), balok dipasang pada jarak 5 s.d.
10 cm dari tembok agar air dari tembok tidak langsung mengenai balok.
 Ukuran ruangan setelah dikurangi (2x 5 s.d. 10) dibagi menjadi bagian
yang sama dengan jarak sekitar 75 s.d. 100 cm, tegantung dari ukuran
balok yang akan digunakan.
 Pada beberapa balok dipasang angker pada kesdua sisinya dengan
berselang pada setiap balok dalam satu luasan lantai. Hal ini dimaksdukan
untuk menghindari gerakan mendatar pada saat lantai dibebani.
 Pada tembok yang dapat bergerak bebas, (tembok luar) dipasang angker
yang melalui dua balok. (angker pengubung). Untuk tembok bagian dalam
tidak perlu diberi angker penghubung.
 Untuk luasan lantai yang cukup besar, perlu dilakukan pemecahan
tersendiri dengan perinsip mengusahakan balok yang panjang-panjang
tidak terlalu banyak.

125 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Penyusunan balok pada luasan yang cukup luas

Perletakan papan lantai tergantung pada pemasangan balok-baloknya.

Papan lantai akan tegak lurus dengan balok-baloknya. Bila diinginkan


arah papan lantai yang seragam pada seluruh bangunan, maka pemasangan

126 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
balok tidak bisa mengikuti perinsip mengusahakan jarak
terkecil. Pemasangan balok ada 2 macam:
 Lapisan bersih, bila balok-balok dapat dilihat dari bawah
 Lapisan kotor, balok-balok tidak dapat dilhat dari bawah

Pemasangan angker juga ada dua macam, mengikuti pemasangan


baloknya:
 Lapisan bersih, angker tidak boleh kelihatan dari bawah
 Lapisan kotor, posisi angker bebas karena baloknya tidak telihat

Pemasangan angker
Pada pemasangan balok lapisan bersih, ada dua tipe pemasangan:

127 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Papan lantai terlihat dari bawah, sekaigus berfungsi sebagai langit-
langit (plafond). Di bawah papan lantai diberi langit-langit (plafond)
tersendiri, sehingga akan ada rongga udara. Rongga udara akan berfungsi
menahan suara dari atas, menampung debu yang lolos lewat sela-sela antar
papan lantai. Rongga udara dapat juga diisi dengan gabus yang berfungsi
selain menahan suara juga sebagai penahan suhu. Langit-langit (plafond)
dapat juga diletakan di atas balok sedangkan papan lantai diletakkan di
atas balok tulangan.

128 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
STRUKTUR LAMINATE FLOORING KRONOLOC (NEW
GENERATION)

1. Lapisan Anti Abrasif, Terdiri dari berjuta juta Aluminium Oxide


partikels (bahan terkuat anti gores setelah Berlian), dimana berfungsi
sebagai Pencegah lecet2, goresan2 dan gesekan. Hanya produk Laminate
Flooring yang dilapisi Aluminium Oxide, produk lain seperti : Solid
Flooring/Parket dan Engineering Flooring tidak dilapisi, sehingga untuk
ketahanan terhadap Goresan dan tekanan tidak sebaik Laminate Flooring.

2. Kertas Dekoratif, pada produk KronoLoc menggunakan NWTT (Natural


Wood ToneTehcnology) dimana Designnya tidak terlihat sama satu
dengan lainnya. Produk tanpa WNTT akan terlihat tidak natural(seperti
plastic) karena designnya monoton dan terlihat mirip satu sama lain.

3. Bahan Dasar HDF dengan Kualitas Superior, High Density Fiberboard


(HDF) terbuat dari serbuk kayu keras, dipadatkan dibawah temperatur dan
tekanan tinggi sehingga menghasilkan bahan yang sangat tahan terhadap
tekanan berat dan sangat stabil terhadap temperature dingin/panas.

129 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. Balancing Film untuk Stabilitas Dimensi, yang tidak dapat ditembus
oleh AIR, juga berfungsi menahan uap air dari lantai dasar.

5. PECT(Perfect Equal Centric Tehnology) dengan 2 sisi Laminasi atas


dan bawah membuat papan lantai menjadi Rata dan tidak akan
melengkung pada salah satu sisi sehingga menjadikan permukaan papan
lantai serasa sama dengan kayu Solid waktu diinjak. Produk tanpa PECT
akan mengalami perubahan(melengkung keatas) pada waktu tertentu dan
akan terlihat jelas pada setiap sambungannya.

6. Lapisan GAPSEAL, bahan lilin yang ditambahkan ke seluruh bagian


sambungan membuat tahan terhadap resapan AIR dari permukaan atas &
bawah dan juga berfungsi sebagai pelindung dari kelembaban terhadap
udara. Produk tanpa GAPSEAL akan cepat rusak(mengembung) jika
terjadi masalah pada tumpahan air/bocor dan mudah berjamur pada setiap
sambungannya.

Cara Memasang Lantai Kayu Rumah


1. Perhatikan ukuran ruang tempat Lantai Kayu (Wood Flooring) akan
dipasang. Bila ruang cukup luas, maka dasar lantai perlu diperkuat
strukturnya. Tapi menurut Jhon S.L Chang, General Manager PT Stya
Langgeng Sentosa (Wood Flooring Specialist),ukuran ruang di rumah
termasuk kategori kecil, jadi tidak perlu diperkuat strukturnya.
2. Untuk Lantai Rumah kayu yang berjenis keras, gunakan paku untuk
memperkuat struktur lantai kayu, meskipun penggunaannya tergantung
lokasi.
3. Untuk Lantai Rumah kayu yang bersifat lunak, dasar lantai sebaiknya
dilapisi material lain seperti PE form. Fungsi form adalah pertama sebagai

130 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
flexible joint lantai dan kedua, sebagai adjustment agar air dari bawah
tidak langsung menyerap ke lantai kayu (Flooring Specialist ).

Menurut jenis kayunya, maka ada dua metode pemasangan:


1. Lantai kayu keras
Sebaiknya untuk jenis ini pemasangan dan Desain Lantai kayu
dilakukan sebelum bangunan selesai. Hal itu karena jenis lantai
kayu ini membutuhkan pekerjaan "tambahan", yang acapkali
menyebabkan "lingkungan kerja" menjadi kotor (Flooring
Repair). Sebelum lantai kayu dipasang, maka dasar harus diberi
dempul dulu kemudian dipoles, dan untuk meratakan sambungan
baru lantai harus diberi pelindung (coating).
2. Lantai kayu lunak
Berbeda dengan lantai kayu keras, pemasangan dan Desain
Lantai kayu jenis ini dapat dilakukan pada akhir pekerjaan. Hal ini
mengingat jenis ini umumnya siap pasang (ready made), sehingga
tenggang waktu pemasangan dan pemakaian tidak lama.

6. PELAT LANTAI (FLOOR PLATE)


Pengertian Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
 Besar lendutan yang diinginkan
 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukun
 Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk
berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus

131 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara
balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap
dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran,
tidak diperhitungkan.

Fungsi Plat Lantai


Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya


Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen
(kayu semen).

a. Plat Lantai Kayu


Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang
disatukan menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak
yang luas.
Ukuran umum
1. Lebar papan : 20-30cm
2. Tebal papan : 2-3cm
3. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
4. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
5. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau
ditopang

132 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Keuntungan plat lantai kayu:
 Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
 Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
 Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:


 Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban
ringan
 Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki
dari penghuni atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya
 Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
 Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
 Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
 Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan
hujan), jadi hanya cocok untuk bangunan yang terlindung

b. Plat Lantai Beton


Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama
balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan
diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini
disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada
kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan.
Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus
dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus
mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.

Beberapa persyaratan tersebut antara lain :


 Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm,
sedang untuk plat atap sekurang-kurangnya 7cm;

133 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
 Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari
baja lunak atau baja sedang;
 Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang
tulangan rangkap atas bawah;
 Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan
tidak lebih dari 20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
 Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal
minimum 1cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau
kebakaran;
 Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr +
air, bila untuk lapis kedap air dibuat dari campuran
1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :


 Mampu mendukung beban besar
 Merupakan isolasi suara yang baik
 Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh
dibuat dapur dan km/wc
 Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
 Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan
dapat berumum panjang. Untuk menghindari lenturan yang besar,
maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar, untuk ini
dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi
menambah kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga akan
menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan yang
dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan
menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.

134 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
 Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2
 Beban hidup (untuk bangunan umum ) = 0,250 t/m2
 Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2
 Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2
 Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
 Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2
 Berat jenis beton = 2,4 t/m3

c. Konstruksi plat lantai baja


Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian
besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga
ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan
bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.

d. Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)


Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan
kecil-kecil yang kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm.
Plat lantai yumen ini masih jarang digunakan karena termasuk bahan
bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.

Cara pemasangan yumen :


 Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus
dipasangin kayu bangkirai 5/7dengan panjang yang sudah diatur
dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer itu ditumpangi ringbalk
dan dicor.
 Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu
tersebut lalu dibaut.

135 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
RANGKA ATAP BANGUNAN

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai


penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas,
debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan. Bentuk atap
berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap
hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki
oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-


kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang
yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri
dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi
kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga.
Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka
konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka
batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang
nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami
perubahan.

Pada bagian konstruksi atap terdapat berbagai bagian penting


sebagai pendukung utama berdirinya konstruksi atap tersebut, seperti
berikut

a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-
jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording
meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban
angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.

Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan


arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi
gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording

136 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda
sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau
profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan
dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari
terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga
mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.

Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m,


tinggi 12 cm dan lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar
1,5 s.d.
2,5 m. Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumn
ya akan mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter,
tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan
memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan
tebal sekitar 0,5 cm.

b. Jurai

Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu


atau framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai
dalam dan jurai luar.

c. Sagrod

Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos


dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa
digeser (diperpanjang/diperpendek).

d. Usuk / kaso

Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7
cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm

137 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan
terhubung dengan gording dengan menggunakan paku.

Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku


untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.

e. Reng

Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan


panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan
meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng
atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan
penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penu
tup atapnya (genteng).

f. Penutup Atap

Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap.


Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya
rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan
pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan
struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca)
sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap
air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering
digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat,
plat beton, dan lain-lain.

Kuda-kuda dari type bahan yang dipakai ada sebagian jenis


diantaranya

1. Kuda-kuda berbahan kayu


2. Kuda-kuda berbahan beton
3. Kuda-kuda berbahan pasangan bata
4. Kuda-kuda baja

138 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
A. Baja konvensional iwf, canal, siku

B. Baja ringan

Untuk mengetahui secara detail bentuk ataupun gambaran dari


rencana tersebut yaitu berikut detailnya.

1. Kuda-kuda berbahan kayu

Untuk bentang 15 meter, bentuk seperti bentang 9 meter akan


tetapi di mensi kayu 8/12 di ganti dengan 8/15, sedangkan 5/10 diganti
dengan 6/12.
Gambar di bawah adalah kuda-kuda dari kayu dengan bentang 15 m

SAAT EREXTION KUDA-KUDA DG MENGGUNAKAN 1 BOX

139 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
SELESAI EREXTION

SAMBUNGAN KUDA-KUDA DAN GORDING

140 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
REGEL,RANGKA DINDING,PERTEMUAN KUDA-KUDA
DAN KOLOM

2. Kuda-kuda berbahan beton

141 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
yaitu kuda-kuda yang terbuat dari beton bertulang, pada catatan ini yang kami
tampilkan yaitu kuda-kuda yang biasa dipakai untuk tempat tinggal, dengan jarak
tumpuan bebas 4 mtr., namun jika jarak tumpuan kian lebih 4 mtr., maka
dibutuhkan perhitungan susunan.

3. Kuda-kuda berbahan pasangan bata

kuda-kuda yang terbuat dari pasangan bata umumnya disebut gunungan, serta
kerap dipakai pada atap jenis pelana, atau pada atap jenis lain namun posisi kuda-
kuda diletakan di bagian sedang.

142 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. Kuda-kuda baja dibagi mejadi 2 , yakni :

A. Baja konvensional iwf, canal, siku

Kuda-kuda baja kerap dipakai untuk bangunan pabrik atau gudang, karna bentang
pada tumpuan bias lebi dari 15 mtr., bahan yang dipakai iwf, c ( canal ), l ( siku ).
Dimensi iwf untuk kuda kuda umumnya ( baiknya susunan dihitung ) bentang 15
mtr. menggunakan iwf 200, bentang 20 mtr. menggunakan uwf 250, bentang 25
mtr. menggunakan iwf 275, bentang 30 mtr. iwf 350, dari pengalaman kami
bentang yang sangat besar yaitu 30 mtr.

kuda-kuda iwf 350 bentang 30 meter

143 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
kuda-kuda menggunakan siku

kuda-kuda menggunakan canal

144 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
B. Baja ringan

kuda-kuda baja mudah, terbuat dari baja anti karat, pertarama kali dikembangkan
olen pryda australia, dahulu kerap dimaksud dengan atap pryda, perhitungan cost
yakni m2 luas atap. untuk menentukan atap baja mudah baiknya pakai perusahaan
yang telah populer dibidang atap baja mudah. janganlah asal tentukan, karna atap
baja mudah sistemnya yaitu cremona hingga jika kesalahan saat menyambung
componen dapat menyebabkan fatal.

D. APLIKASI MATERIAL DALAM STRUKTUR


1.Beton
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang
terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari
beton adalah beton semen Portland yang terdiri dari agregat mineral. Nama lama
beton adalah batu cair.
Ingredient Propotions

145 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Coarse Aggregate : 43%
Sand : 34%
Cement + Water : 23%
Apa Itu Agregat?
Agregat dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu agregat alami dan agregat
buatan.
1. Agregat Alami
Merupakan jenis agregat yang terbentuk secara alami oleh alam.
Agregat alami dapat diklasifikasikan menurut sejarah terbentuknya
peristiwa geologi, yaitu agregat beku, agregat sedimen, dan agregat
metamorf. Contohnya: pasir alam (pasir sungai, pasir galian, pasir pantai),
kerikil alami, pumise/batu apung.
2. Agregat Buatan
Merupakan jenis agregat yang dibuat oleh manusia. Agregat mulai
dibuat oleh manusia oleh karena lokasi mendapatkan agregat alami sangat
jauh/jarang atau mungkin juga karena kualitasnya yang lebih baik dari
agregat alami. Agregat buatan dapat berupa: batu pecah, pecahan
bata/genteng, tanah liat bakar, expanded shale, fly-ash, terak dingin, dsb.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih agregat:
 Ukuran (diameter)
 Permukaan
 Kebersihan
 Berat jenis
 Bentu
 Kandungan air
 Ketahanan aus
 Tingkat kekerasan, dsb

Apa Itu Semen?


Semen merupakan suatu bahan utama penyusun beton yang bereaksi
dengan air membentuk pasta semen. Pasta semen inilah yang mengikat agregat-

146 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
agregat kasar dan halus menjadi satu kesatuan yang kompak. Semen yang paling
umum digunakan adalah semen portland. Biasanya dipercayai bahwa beton
mengering setelah pencampuran dan perletakan. Sebenarnya beton tidak menjadi
padat karena air menguap, tetapi karena semen berhidrasi. Proses hidrasi ini
sendiri berlangsung dari arah luar menuju ke dalam.

Apa Fungsi Air?


Air juga merupakan salah satu bahan penyusun dalam pembuatan beton.
Air diperlukan untuk membentuk pasta (bereaksi dengan semen) dan menjadi
bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dalam
proses pengadukan, penuangan, maupun pemadatan. Secara umum air yang
digunakan adalah air bersih yang bebas dari kotoran, bebas dari air laut, bebas dari
gula. Untuk bereaksi dengan semen, air yang dibutuhkan hanya sekitar 25-30%
dari berat semen, namun pada prakteknya bila nilai fas yang didapat kurang dari
0,35 adukan akan sulit dikerjakan. Oleh karena itu, biasanya diambil nilai fas
lebih dari 0,40 yang berarti kelebihan air digunakan sebagai pelumas agar adukan
beton mudah dikerjakan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa jumlah air yang terlalu
banyak dapat menyebabkan kekuatan beton menjadi rendah.
Bahan Tambahan
Bahan tambahan dapat berupa bubuk ataupun cairan yang ditambahkan ke dalam
campuran adukan beton selama pengadukan dengan tujuan untuk mengubah sifat
adukan atau betonnya.
Pengolahan Beton
Pengolahan beton ialah proses pembuatan beton dari pencampuran/pengadukan
bahan-bahan beton, pengangkutan adukan, penuangan adukan, pemadatan adukan,
perataan adukan, dan perawatan selama pengerasan. Pengadukan secara umum
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pengadukan manual dengan
menggunakan tangan maupun pengadukan dengan mesin. Cara pengangkutan
adukan beton akan tergantung pada jumlah adukan yang dibuat dan keadaan
tempat penuangan. Pemadatan adukan beton dilakukan dengan tujuan untuk

147 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
memperkecil pori-pori yang ada di dalam beton. Sedangkan tahap terakhir yaitu
perawatan beton dilakukan dengan menjaga agar permukaan beton selalu lembab.
Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton di lapangan secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa
elemen, yaitu:
1. acuan beton, dihitung dalam meter persegi luas permukaan
2. perancah acuan, dihitung dalam meter persegi luas permukaan yang
ditopang
3. baja tulangan, dihitung dalam berat baja tulangan terpasang
4. pekerjaan beton, dihitung dalam meter kubik volume beton jadi
Pekerjaan Acuan Beton dan Perancahnya
Acuan beton dan perancah merupakan pekerjaan penting dan strategis karena akan
menentukan posisi, alinyemen, ukuran dan bentuk beton yang dicetak. Sesuai
dengan fungsinya maka syarat kekokohan, stabilitas, kerapian acuan dan perancah
sangat menentukan keberhasilan pekerjaan beton secara keseluruhan. Meskipun
demikian tetap saja pekerjaan ini digolongkan sebagai pekerjaan yang sementara
karna acuan berikut perancah akan dibongkar dan disingkirkan setelah beton
mengeras. Pekerjaan acuan dimulai dengan merancang berdasarkan pada bentuk
beton jadi sesuai dengan gambar detail dan spesifikasi teknis dari dokumen
perencanaan. Acuan beton sedapat mungkin dibuat berdasarkan pola rancangan
panel-panel baku berukuran standar yang secara luwes dapat dirakit untuk dipakai
pada bermacam permukaan bidang cetakan. Syarat utama dalam pembuatan acuan
beton adalah rapat air, dimensinya tepat sesuai dengan gambar rencana, lurus dan
rata pada seluruh permukaannya, serta kokoh dalam menopang seluruh beban
termasuk getaran-getaran yang ditimbulkan sewaktu memasang tulangan ataupun
pemadatan beton.

Pekerjaan Baja Tulangan


Pekerjaan baja tulangan diukur berdasarkan pada berat batang baja
tulangan yang dikerjakan. Pelaksanaannya berawal dari daftar bengkkan baja
tulangan yang dibuat berdasarkan gambar perencanaan, yang menggambarkan

148 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
keseluruhan kebutuhan penulangan termasuk seluruh sambungan-sambungannya.
Untuk menjamin kerapian dan kekokohan rangka penulangan harus dilengkapi
dengan memasang perkuatan bantuan berupa penyokong, penopang, atau
penyangga secukupnya pada tempat-tempat tertentu.

Pekerjaan Adukan Beton


Semen yang bereaksi dangan air sebagai material perekat harus dicampur
dan diaduk dengan benar dan merata agar dapat dicapai mutu beton yang baik.
Kekentalan adukan beton harus diawasi dan dikendalikan dengan cara memeriksa
slump pada setiap adukan beton baru. Umumnya pengadukan dilakukan dengan
mesin. Waktu pengadukan tergantung pada kapasitas isi mesin pengaduk, jumlah
adukan, jenis serta susunan butir material dan nilai slump beton.
Apa Itu Slump?
Slump beton adalah besaran kekentalan (viscocity) /plastisitas dan kohesif
dari beton segar. Nilai slump digunakan sebagai petunjuk ketepatan jumlah
pemakaian air dalam hubungannya dengan faktor air semen (fas) yang ingin
dicapai. Faktor air semen selain menentukan sifat mudah dikerjakan, juga
berpengaruh terhadap kekuatan beton yang dihasilkan.
Pengendalian Pekerjaan Pembetonan
Sering terjadi di lapangan kekuatan beton yang diproduksi cenderung bervariasi
dari adukan satu ke adukan berikutnya. Besarnya variasi tersebut bergantung
pada:
(1) variasi mutu bahan (agregat) antar adukan
(2) variasi hasil pengadukan
(3) variasi hasil pemadatan
(4) stabilitas pekerja (fit or tired)
Untuk menjamin kekuatan beton yang baik, maka diperlukan pekerjaan
pengendalian mutu beton, yaitu memantau dan mengevaluasi secara terus-
menerus agar beton yang dibuat di lapangan selalu mempunyai kuat tekan sesuai
yang diharapkan. Bila beton yang dihasilkan kurang memuaskan, maka diperlukan
langkah sbb.

149 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
1. analisis ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya
2. uji tidak merusak (non destructive test), misalnya dengan Schmidt Rebound
Hardness, uji bor inti, dll

Ragam Beton
Beton Konvensional
Merupakan jenis beton semen biasa. Beton ini terdiri atas
campuran kerikil (batu pecah), pasir, dan semen dengan perbandingan
berat 3 : 2 : 1. Biasanya beton ini memerlukan penulangan besi.
Beton Polimer
Beton jenis ini ciptaan Prof. Ir. H. Djuanda Suraatmadja. Beton
polimer memiliki sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultraviolet, tahan
terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta kelebihan lainnya.
Keunggulan lain adalah beton polimer bisa mengeras di dalam air
sehingga bisa digunakan untuk memperbaiki bangunan-bangunan bawah
air.
Satu-satunya kelemahan yang hingga kini belum teratasi adalah
harga beton polimer masih belum bisa lebih rendah dibandingkan dengan
beton semen, kecuali untuk daerah Irian Jaya, di mana harga semen
berlipat-lipat dari harga semen di Pulau Jawa. Karena itu, beton polimer
selama ini lebih banyak digunakan untuk rehabilitasi bangunan yang
rusak. Beton polimer dapat dibedakan atas polymer concrete, polymer
modified concrete (beton biasa tetapi dimofifikasi dengan menggunakan
polimer), polymer impregnated concrete (beton berpori-pori yang
kemudian diisi dengan polimer), dan sulfur polymer concrete (beton yang
dibuat dari pasir, kerikil, belerang, dan polimer).
Beton Geopolimer
Ditemukan oleh Davidovits. Dinamakan demikian karena
merupakan sintesa bahan-bahan alam nonorganik lewat proses
polimerisasi. Bahan dasar utama yang diperlukan untuk pembuatan
material geopolimer ini adalah bahan-bahan yang banyak mengandung

150 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
unsur-unsur silikon dan aluminium. Unsur-unsur ini banyak ditemukan, di
antaranya pada material buangan hasil sampingan industri, seperti
misalnya abu terbang dari sisa pembakaran batu bara. Selama ini, abu
terbang-disebut demikian karena kecilnya ukuran partikel dan karenanya
mudah beterbangan di udara-lebih banyak tidak dimanfaatkan dengan
semestinya ataupun dipakai hanya sebagai bahan timbunan. Penimbunan
yang sembarangan bahkan berpotensi mengancam kelestarian lingkungan,
selain mudah beterbangan dan mengotori udara, partikel-partikel logam
berat yang dikandungnya dengan mudah larut dan mencemari sumber-
sumber air. Untuk melarutkan unsur-unsur silikon dan aluminium, serta
memungkinkan terjadinya reaksi kimiawi, digunakan larutan yang bersifat
alkalis. Material geopolimer ini digabungkan dengan agregat batuan
kemudian menghasilkan beton geopolimer, tanpa menggunakan semen
lagi.
Geopolimer dikatakan ramah lingkungan, karena selain dapat
menggunakan bahan-bahan buangan industri, proses pembuatan beton
geopolimer tidak terlalu memerlukan energi, seperti halnya proses
pembuatan semen yang setidaknya memerlukan suhu hingga 800 derajat
Celsius. Dengan pemanasan lebih kurang 60 derajat Celsius selama satu
hari penuh sudah dapat dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi.
Karenanya, pembuatan beton geopolimer mampu menurunkan emisi gas
rumah kaca yang diakibatkan oleh proses produksi semen hingga tinggal
20 persen saja.
Hasil-hasil riset selama ini telah menunjukkan bahwa beton
geopolimer memiliki sifat-sifat teknik yang amat mengesankan, di
antaranya kekuatan dan keawetan yang tinggi. Sebuah perusahaan beton
pracetak di Australia bahkan sudah mulai memproduksi prototipe beton
geopolimer pracetak dalam bentuk bantalan rel kereta, pipa-pipa beton
untuk saluran pembuangan air kotor, dan lain-lain. Hal yang memberikan
perbedaan cukup penting antara beton geopolimer dengan beton polimer
organik yang sudah lebih dulu diperkenalkan, terutama adalah biaya

151 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pembuatannya. Beton geopolimer bisa diproduksi dengan biaya yang
setara dengan beton biasa, yang jauh lebih murah dibanding biaya untuk
menghasilkan beton polimer organik.
Di dunia material konstruksi, hingga saat ini fokus penelitian-
penelitian yang dilakukan terhadap beton geopolimer ini lebih ditekankan
pada aplikasinya sebagai beton pracetak, mengingat ketelitian yang lebih
tinggi masih diperlukan dalam proses pembuatannya. Di bidang lain,
geopolimer juga sedang diteliti untuk keperluan pembuatan keramik dan
bahan pemasung logam-logam berbahaya.

Penggunaan Beton
Beton telah umum digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur
bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk
pagar/gerbang, semen dalam bata atau tembok blok, dsb.
Pengujian Sifat-Sifat Beton
1. Uji Kuat Tekan Beton
Maksud : menentukan kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda
uji berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan (curing) di laboratorium
maupun di lapangan.
Tujuan : memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin tekan.
2. Uji Slump
Maksud : menentukan slump beton (concrete slump)
Tujuan : idem
3. Uji Los Angeles
Maksud : menentukan ketahanan aus serta ketahanan pecah (keuletan) kerikil
berhubungan dengan kekuatan beton yang akan dibuat.
Nilai yang diperoleh dari hasil pengujian berupa persentase berat antara bagian
yang aus dan berat semula sebelum pengujian.

152 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
4. Uji Rudeloff
Maksud : menentukan ketahanan hancur kerikil yang berhubungan dengan
kekerasan dan kekuatan kerikil.
Kekerasan kerikil berhubungan dengan kekuatan beton yang akan dibuat.
5. Uji Kuat Tarik Beton
Maksud : menentukan nilai kuat tarik beton guna keperluan perencanaan
komponen struktur
Kuat tarik beton adalah tegangan tarik yang menyebabkan keruntuhan benda uji,
dalam satuan MPa.

2. Kayu
Bangunan bukan hanya merupakan sebuah benda yang dapat dipamerkan
oleh pemiliknya, tapi juga merupakan tempat bernaung, bertdeuh dan beraktivitas.
Terlebih lagi sebagian besar aktivitas sehari-hari kita lakukan di dalam ruang.
Dengan pentingnya ruang sebagai bagian dari bangunan itu sendiri maka
pantaslah kita harus teliti dalam memilih material dan bahan bangunan yang baik
dan sesuai dengan kondisi iklim di mana bangunan itu akan berdiri. Kayu
merupakan salah satu bahan bangunan yang berasala dari alam dan sangat sering
digunakan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita
sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan
yang kita inginkan. Selanjutnya akan dibahas mengenai sifat kayu, keuntungan
dan kelemahannya serta cara penggunaan atau sambungannya
a. Apa itu kayu?
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat
ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan

153 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
pemakaian. Mengetahui sifat-sifat dari kayu ini penting sekali dalam industri
pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih
jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi
juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis
yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahalSebagai bahan
konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakaisebelum orang
mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harusmemenuhi
syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan
aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan
keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta mempunyai ukuran
penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.
Salah satu kendala yang ada pada pemakaian kayu hutan tanaman atau hutan
rakyat adalah ukuran dan mutu kayu yang dihasilkan sangat bervariasi sehingga
pemakai seringkali merasa kesulitan dalam memilih jenis dan ukuran yang akan
dipakai. Oleh karena itu perlu adanya upaya lain yaitu
pemasyarakatan/pengenalan jenis dan ukuran kayu yang dihasilkan dari hutan
rakyat tersebut

b. Sifat Kayu
Ada banyak sekali jenis-jenis kayu. Dalam konstruksi dan pemakaian kayu
sebagai bagian dari konstruksi bangunan seseorang harus benar-benar mengetahui
dan memahami sifat-sifat serta jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai
konstruksi bangunan itu sendiri.
Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Mudah didapatkan di toko-toko material.
2. Banyak dikuasai oleh tukang lokal.
3. Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.
Kelebihan-kelebihan dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu sendiri
tentu memberikan keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-

154 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
kelebihannya itu kayu juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan
dari kayu:
1. Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap.
2.Dapat mengembang dan menyusup.
3.Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di
pasaran adalah 4 meter.
4. Harga kayu semakin lama semakin mahal karena semakin berkurangnya stok
kayu dari alam.

Berikut sifat-sifat kayu secara kimiawi:


1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan
suhu udara disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.

Berikut sifat-sifat kayu secara fisik:


1. Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan
zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2
(kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu
semakin berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut
disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi

155 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah
menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu
gubal.
3. Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna
dalam kayu yang berbeda-beda.
4. Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh:
kempas, meranti dll).
5. Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.
Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak,
serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6. Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-
beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.
Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau
kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya
bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8. Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,
dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang
membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama
dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan
(EMC = Equilibrium Moisture Content).
10. Kayu memiliki sifat sendiri terhadap suara:
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.

156 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.
Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai
untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11. Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.
Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu
akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu
mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan
sama dengan daya hantar air.

Sifat-sifat kayu secara mekanik:


1. Kekuatan tarik kayu:
a. Kekuatan tarik kayu sejajar dengan arah serat.
b. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar
arah serat.
2. Kekuatan tekan kayu:
a. Kekuatan tekan kayu sejajar dengan arah serat.
b. Pada semua kayu, kekuatan tegak lurus serat lebih kecil daripada kekuatan
kompresi sejajar arah serat.
3. Kekuatan geser kayu:
a. Kekuatan geser kayu sejajar dengan arah serat kayu.
b. Kekuatan geser kayu tegak lurus arah serat.
c. Kekuatan geser miring.
4. Kekuatan lentur kayu:
a. Kekuatan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Kekuatan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara mendadak.
5. Kekakuan kayu:

157 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan kayu:
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif
besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-
ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk
yang permanen dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan kayu:
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik
atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan
merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Kekuatan belah kayu:
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat
baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah
sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Prosiding PPI Standardisasi melakukan penelitian pada tahun 2009 tentang kadar
air dan kerapatan serat kayu. Kadar air kering udara berkisar antara 11.46-17.18%.
Berdasarkan klasifikasi kerapatan kayu, maka kayu sengon, sengon buto, suren,
mindi dan tata tergolong kayu yang ringan (0.24-0.56 g/cm3) sedangkan sisanya
tergolong kelas sedang (0.56-0.72 g/cm3).

A. Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi dan material bangunan


1. Kayu sebagai konstruksi bangunan

158 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan
perumahan dan struktur bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih
berlimpahnya sumber kayu menyebakan hampir semua struktur bangunan
perumahan, jembatan, bangunan komersial ringan, pabrik dan tiang menggunakan
kayu solid. Sekarang bangunan tersebut lebih banyak menggunakan bahan kayu
struktural yang lebih modern. Misalnya lantai, dinding, atap untuk konstruksi
ringan umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu.
Kayu untuk keperluan bangunan umumnya dari kelas kuat I, II dan III dengan
rasio kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta mempunyai kelas awet I
atau II. Bila dari kelas awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut harus
diawetkan terlebih dahulu.
Penggunaan kayu gergajian secara konvensional untuk bahan bangunan
hanya terbatas untuk dimensi tertentu dan tidak bisa digunakan untuk konstruksi
bangunan yang memerlukan bentangan yang lebar dan tinggi. Untuk mendapatkan
kayu dengan bentangan dan ukuran yang besar sangat sulit, karena bentang dan
ukuran terbesar sesuai dengan ukuran pohonnya. Untuk mengatasi hal itu perlu
dibuat balok glulam yaitu gabungan dua atau lebih papan kayu gergajian yang
direkat dengan menggunakan perekat tertentu dengan arah serat kayunya sejajar
satu sama lain.

2. Lantai (Flooring)
Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain
berksesan setetis yang kental, juga memberikan kesan hangat pada ruangan.
Untuk Hardwood atau kayu daun lebar sangat disukai dan sering digunakan.
Untuk keperluan lantai diperlukan kayu dengan kekerasan tinggi, beberapa
industri mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih kayu yang bercorak indah, kelas
kuat I-III dan kelas awet I-II.

3. Dinding
Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat
ini lebih umum digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel

159 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
eksterior. Sedangkan untuk dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak
diperlukan persyaratan yang tinggi. Untuk pembuatan dinding, selain diperlukan
kayu yang bercorak indah, juga kayu yang stabil dan awet, untuk berbagai
keperluan dipersyaratkan mampu meredam suara (isolator).
a. Kayu gergajian
Kayu gergajian yang telah dicoba dibuat untuk partisi dinding antara lain kayu
karet, mindi, kelapa dan mangium. Partisi dinding yang dibuat dari kayu karet
yang diawetkan dengan boron menunjukkan penampilan yang mirip dengan
ramin. Sedangkan yang dibuat dari kayu mangium menunjukkan menampilan
seperti jati.
b. Kayu lapis
Kayu lapis indah yang dibuat dari venir mangium, tusam, mindi dan mimba dapat
digunakan untuk dinding dengan penampilan yang cukup bagus.
c. Papan mineral
Papan mineral seperti papan gypsum dan papan mineral. Papan semen yang dibuat
dari kayu karet, jeungjing ternyata dapat digunakan untuk pembuatan dinding
bangunan yang tahan lama.

B. Bagaimana bentuk sambungan yang bisa diterapkan pada kayu?


Berikut merupakan jenis-jenis sambungan pada kayu:
a. Sambungan bibir lurus
b. Sambungan miring

Jenis dimensi kayu di pasaran


Ukuran kayu rakyat dalam bentuk kayu gergajian bervariasi untuk setiap jenis
kayu tertentu seperti kayu mahoni yang biasanya dipakai sebagai bahan mebel,
kayu buah sebagai bahan kayu pertukangan dan konstruksi. Hal ini mungkin ini
disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai pemanfaatan kayu rakyat yang

160 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
sesuai dengan tujuan pemakaian atau jenis peralatan yang dimiliki atau dipakai
sangat sederhana.
Kayu yang digergaji yang umumnya berasal dari hutan rakyat, berdiameter kecil
dengan mutu batang yang kurang bagus (bengkok dan porsi gubalnya tinggi).

Kesimpulan
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk
digunakan sebagai material dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan
dan mudah dibentuk sesuai keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang
cukup baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk
kayu sebagai bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan
kelas mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan non struktural.
Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari
tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina
tergolongkelas kuat II-III.
3. Baja
Banyak kita jumpai berbagai bangunan dan jembatan yang menggunakan baja
sebagai struktur utamanya. Contohnya, jembatan kereta api dan jembatan jalan
raya yang melintasi sungai yang cukup lebar. Kemudian ada bangunan pabrik
maupun gudang yang besar. Jembatan terpanjang di Indonesia saat ini, yakni
Jembatan Suramadu, juga menggunakan kabel baja sebagai strukturnya.
Sebenarnya, apa sih struktur baja itu? Apakah dia memiliki keunggulan dibanding
beton?Ada 3 jenis struktur baja yang sering diterapkan sebagai struktur bangunan:

161 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Tipe Rangka atau frame structure

Dengan menyusun batang baja dengan bentuk struktur tertentu, batang baja
mampu memperkuat satu sama lain. Hal ini banyak diterapkan pada struktur atap,
bangunan pabrik, pergudangan, jembatan serta tower BTS (Base Transceiver
Station) operator seluler. Yang populer di dunia, adalah Menara Eiffel, yang
sebagian besar menggunakan batang-batang baja yang disusun secara struktural
hingga bisa berdiri megah hingga kini.

Tipe cangkang atau shell-type structure

162 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Struktur baja tipe cangkang diterapkan pada bangunan stadion, gelora,
maupun bangunan lain yang membutuhkan kubah / dome diatasnya. Salah satu
contoh adalah struktur atap pada Sapporo Dome, salah satu stadion yang dipakai
dalam Piala Dunia 2002.

Tipe suspensi atau suspension-type structure

Suspensi bisa juga disebut tarikan. Baja pada sistem struktur ini menahan beban
dengan kekuatan tarikannya. Contohnya, biasa dimanfaatkan sebagai kabel baja
pada jembatan. Baja memiliki kekuatan tarik yang tinggi, jauh lebih tinggi
dibanding beton. Bila diberi gaya tarikan terus menerus hingga melewati batas
elastisitasnya, baja akan mengalami regangan yang cukup besar sebelum benar-
benar runtuh.
Artinya, gedung berstruktur baja, saat mengalami stress yang hebat -
semisal gempa bumi- tidak akan langsung rubuh. Biasanya akan meregang dulu
(miring), baru kemudian bila gaya sudah melebihi batas kritis, baru bangunan
tersebut akan patah / runtuh. Sama halnya pada struktur jembatan. Hal ini
memberi kesempatan bagi penghuni gedung untuk menyelamatkan diri.

163 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Beda dengan beton biasa yang akan langsung runtuh bila gaya melebihi
batas kritisnya. Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena
memiliki beberapa keunggulan:
1. Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas daripada
beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban
sendiri struktur. Baja sangat cocok diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh
lebih berat dibandingkan baja.
2. Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata.
Beda dengan beton yang merupakan campuran dari beberapa material penyusun,
tidak mudah mengatur agar kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian beton.
3. Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan
terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar
dari korosi.
4. Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup
tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak
melebihi batas elastisitas baja.
5. Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup
tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum
runtuh.
6. Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai
yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah,
hanya tinggal memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan
mempercepat kegiatan proyek.

Meski demikian, baja juga memiliki kelemahan sebagai struktur:


1. Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus agar mutunya
tidak berkurang. Konstruksi baja yang berhubungan langsung dengan udara atau
air harus dicat secara periodik.
2. Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan kerusakan
langsung karena temperatur tinggi. Misalnya saat terjadi kebakaran.

164 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.

Sekarang ini, banyak juga yang memanfaatkan baja ringan sebagai sistem
rangka atap. Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih
awet.
Baja sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi. Jaman
kayu sebagai atap mungkin sudah hampir punah. Mengingat hutan-hutan di
seluruh Indonesia sudah dibabat habis oleh para penebang kayu. Bisa-bisa hutan
kita akan gundul semua bila kita terus menggunakan kayu sebagai bahan
bangunan

5. Batu
Batu memiliki berbagai tekstur, warna, dan kekuatan, sehingga tidak
mengherankan jika Anda menemukan keragaman dalam desain arsitektur dengan
batu sebagai bahan bangunan. Ada sebuah website yang Anda mungkin ingin
melihat jika Anda akan bekerja dengan batu pada konstruksi bangunan. Silahkan
kunjungi
Pengertian Batu Alam sebagai Bahan Bangunan
Bumi terdiri dari banyak lapisan (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan
Penjelasannya). Setiap lapisan memiliki peranan dalam pembentukan bumi. salah
dari lapisan bumi terdiri dari batuan (Baca: Jenis-jenis Batuan Penyusun Lapisan
Bumi – Beku, Sedimen, Metamorf). batuan membentuk bumi baik di dalam
maupun di permukaan bumi. batuan terbentuk melelui banyak cara. Ada yang
melalui pembekuan magma seperti batuan beku, melalui tekanan dan suhu yang
tinggi melalui metamorfosis seperti batuan metamorf, dan melalui proses
sedimentasi seperti batuan sedimen.
Proses sedimentasi adalah proses pengendapan materi sedimen oleh air,
angin, maupun gletser (Baca: Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan
Dampaknya). Sedangkan batuan beku terbentuk melalui proses intrusi dan
ekstrusi magma. Intrusi magma adalah gerakan magma di dalam bumi yang
berherak menuju daerah dengan tekanan lebih rendah, sedangkan ekstrusi magma

165 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
adalah keluarnya magma dari dalam bumi (baca: Pengertian Intrusi Magma
beserta Ekstrusi Magma). proses ini disebut vulkanisme. Vulkanisme adalah salah
satu pembentuk relief muka bumi, dengan tenaga gunung api (baca: Pengertian
Vulkanisme dan Contohnya).
Batuan adalah salah satu elemen pembentuk bumi. Bumi memiliki
berbagai macam batuan. setiap batuan memiliki manfaat bagi kehidupan manusia.
Manfaat tersebut dipakai manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Seperti
batu granit bermanfaat sebagai bahan bangunan, batu marmer untuk interior
rumah, serta berlian sebagai salah satu batu mahal di bumi. selain batu tersebut,
terdapat batu alam yang banyak di pakai untuk kebutuhan interior bangunan.
a. Batu Alam
Pengertian batu alam adalah batuan yang berasal dari alam, dan biasa dipakai
sebagai bagian dari konstruksi bangunan. Batu ini bisa dipakai sebagai fondasi
rumah, bagian dari interior, atau bagian dari eksterior. Semua jenis batuan adalah
batu alam, akan tetapi tidak semua jenis dapat dipakai untuk kebutuhan
konstruksi, atau hiasan di suatu bangunan. Batuan yang dipakai biasanya memiliki
karakteristik yang kuat. Selain itu keindahan serta corak dari batuan tersebut juga
menjadi hal yang menjadi penilaian. Batu alam sendiri terbagi menjadi 3 macam
yaitu batu alam untuk konstruksi, batu alam untuk media, dan batu alam mulia.
1. Batu alam untuk konstruksi adalah batu alam yang biasa dipakai sebagai
fondasi sebuah bangunan. Selain batuan ini memiliki ciri yang kuat
sehingga mampu menopang bangunan.
2. Batu alam untuk media adalah batu alam yang dipakai sebagai bagian dari
interior dan eksterior sebuah bangunan. Batu alam ini memiliki corak dan
nilai seni yang tinggi.
3. Batu alam mulia adalah batu alam yang biasa dipakai sebagai perhiasan.
Batu alam ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, serta memiliki nilai
seni yang tinggi pula.
Selain itu, batu alam yang digunakan sebagai bagian dari sebuah bangunan
dibedakan menjadi tiga, yaitu batu tempel, batu tabur atau batu sikat, dan batu
bentukan.

166 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
1. Batu alam tempel adalah batu alam yang berbentuk pipih. Dalam
pemakaiannya, batu alam ini ditempel di tempat yang dinginkan. Batu
alam ini biasa dijadikan hiasan dinding, atau lantai bangunan.
2. Batu tabur atau batu sikat adalh batuan yang berukuran kecil. Batuan ini
berdiameter antara 0,5 hingga 3 centimeter. Batuan ini dipasang dengan
cara di taburkan, lalu direkatkan. Batuan ini biasa dijadikan lantai pada
halaman atau hiasan koran. Di beberapa taman, batu ini dapat dipakai
sebagai terapi untuk kaki.
3. Batu bentukan adalah batu yang dibentuk sesuai kebutuhan manusia. Batu
ini dapat dibentuk menajdi meja, kursi, patung, atau interior rumah
lainnya.
b. Macam- Macam Batu Alam
Batuan yang ada di bumi dibagi menjadi 3 jenis batuan berdasarkan proses
pembentukannya. Antara lain batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Setiap batuan ini memiliki berbagai jenis batu- batuan. akan tetapi tidak semua
batuan ini dapat dipakai sebagai bagian dari konstruksi sebuah bangunan. Batu
alam yang di pakai sebagai bagian dari konstruksi adalah batuan yang memiliki
kekuatan atau batuan yang memiliki nilai seni yang tinggi. Berikut ini macam-
macam batu alam di lihat dari proses pembentukannya.

1. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terjadi akibat pembekuan magma (Baca:
Batuan Beku : Pengertian, Proses, Jenis dan Contohnya). Magma adalah cairan
panas yang berada di dalam bumi (Baca: Pengertian Magma – Proses dan
Pergerakannya). magma yang ada di dalam bumi, bergerak akibat adanya tekanan
panas yang ada di dalam bumi. Magma ini bergerak ke atas untuk mencari tempat
dengan tekanan yang lebih rendah. Dalam prosesnya, magma akan mengalami
pendinginan dan membeku.
Akibatnya pembekuan ini, terciptalah batuan beku. Batuan beku terdiri dari
dua jenis, yaitu batuan beku dalam dan batuan beku luar. Batuan beku dalam
adalah batuan beku yang pendinginannya berada di dalam bumi. sedangkan

167 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
batuan beku luar adalah batuan yang pendinginannya berada di permukaan bumi.
batuan beku dalam disebut juga batuan instrusi atau platonik. Sedangkan batuan
beku luar disebut sebagai batuan vulkanis. Tidak semua batuan beku dapat dipakai
sebagai bagian dari konstruksi bangunan. Batuan beku yang biasa di pakai sebagai
bagian dari konstruksi rumah antara lain:
1. Batu Andesit: batu ini biasa di pakai dalam candi. Batu ini berwarna abu-
abu dan bisa dipakai sebagai pengeras jalan.
2. Batu Lavastone: batu ini adalah batu candi yang berwarna merah hati.
Batu ini banyak ditemukan di daerah Cirebon. Batu ini sering dipakai
sebagai penghias pagar.

2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi (Baca:
Proses Pembentukan Batuan Beku Intrusif dan Ekstrusif). Proses ini berasal dari
materi sedimen yang mengendap dan mengeras menjadi batu- batuan. batuan
sedimen berasal dari pelapukan batuan beku yang terbawa oleh angin, air, atau
gletser. Pelapukan ini lalu mengendap bersama materi lainnya, seperti pasir,
kerikir, dan sisa- sisa pelapukan makhluk hidup. Materi yang mengendap ini lalu
mengeras, dan menjadi batuan sedimen. Beberapa batuan sedimen yang dipakai
sebagai batu alam adalah:
1. Limestone: batu ini adalah batu yang menjadi asal mula terbentuknya batu
marmer. Batu ini memiliki tekstur yang unik, dan biasa dipakai sebagai
lantai atau perabotan rumah tangga.
2. Sandstone: batu ini memiliki tekstur yang hampir mirip dengan limestone.
Yang membedakan adalah strukturnya yang lebih keras. Di indonesia batu
ini sering disebut sebagai batu palimanan.
3. Konglomerat: adalah batuan sedimen yang memiliki berbagai macam
warna. Warna yang dimiliki oleh batu ini, membuat batu konglomerat
sering dipakai sebagai bagian dari interior rumah.

168 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terjadi akibat adanya tekanan dan
panas akibat adanya proses metamorfosis (Baca: Proses Terbentuknya Batuan
Metamorf dan Jenisnya). Batuan metamorf terbentuk melalui proses kristalisasi
batuan beku, yang mnyebabkan terjadinya perubahan partikel.
Hal ini menyebabkan terjadinya rekristalisasi. Batuan metamorf paling banyak di
pakai dalam bidang konstruksi dan interior. Karena batuan jenis ini memiliki
karakter yang unik akibat penggabungan dari berbagai macam batuan. beberapa
batuan metamorf yang sering digunakan sebagai bau alam adalah:
1. Marmer: batu ini memiliki karakter serta corak yang unik. Batu ini biasa
dipakai sebagai lantai atau hiasan rumah.
2. Templek: batu ini sangat mudah dibentuk menjadi lempengan yang tipis.
Batu ini biasa dijadikan hiasan dinding pada taman, atau lantai untuk di
pinggir kolam. Batu ini sangat tipis, sehingga bisa di tempel dimana saja.
3. Koral sungai: batu ini lebih dikenal dengan batu kali.
4. Koral laut: adalah batuan yang ada di sekitar laut. Batu ini memiliki
karakteristik yang sama dengan koral sungai. Hanya saja warna dari batu
ini lebih bervariasi.

6. Tekstil
Tekstil merupakan bahan dengan potensi besar dalam konstruksi
bangunan. Saat ini banyak arsitek menyukai bereksperimen guna mendapatkan
bentuk-bentuk arsitektur dari tekstil. Anda bisa mendapatkan berita terbaru dari
penemuan tekstil

7. Kaca
Kaca sering digunakan oleh arsitek ketika mereka ingin meningkatkan
pencahayaan alami pada sebuah bangunan. Kaca merupakan bahan favorit dalam
desain arsitek kontemporer. Ada sebuah website yang harus dikunjungi oleh
orang-orang yang ingin belajar tentang kaca materialitas, di sini Kaca adalah
material padat yang merupakan zat cair yang sangat dingin karena molekul-

169 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
molekulnya tersusun seperti air, namun kohesinya membuat bentuknya menjadi
stabil. Hal ini terjadi karena proses pendinginan yang sangat cepat. Ini juga yang
membuat kaca menjadi transparan atau tembus pandang. Kaca adalah amorf (non
kristalin) material padat yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya
juga rapuh atau mudah pecah.
Kaca yang digunakan dalam bangunan bersifat tembus pandang sehingga
dapat meneruskan cahaya dan panas matahari. Namun, dalam aplikasinya, kaca
tidak selalu dibuat tembus padang. Kaca dapat juga dibuat menjadi semi tembus
pandang atau sama sekali tidak tembus pandang.

Kaca biasanya dipasang pada pintu, jendela, dinding, atau bagian


bangunan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meneruskan cahaya matahari ke dalam
bangunan sehingga walaupun tanpa lampu, ruangan bisa terang saat siang hari.
Masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan dapat menghilangkan kelembaban.

170 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Jenis-Jenis Kaca
Jenis kaca yang dapat digunakan untuk bangunan dan rumah tinggal sebenarnya
cukup beragam. Berikut adalah jenis-jenis kaca yang dikaitkan dengan
penggunaanya:
Kaca Bening
Kaca ini sering juga disebut sebagai float glass. Kaca ini tidak berwarna serta
memiliki permukaan yang sangat bersih dan rata. Kaca ini banyak digunakan pada
eksterior maupun interior bangunan, baik rumah tinggal atau gedung bertingkat.
Kaca ini juga dapat digunakan untuk perabot rumah tangga.

Kaca Warna
Kaca ini biasa disebut dengan kaca riben atau tinted glass. Kaca ini merupakan
kaca float yang diberi warna dengan sedikit menambahkan logam pewarna.
Dengan warna pada kaca, maka sifat tembus pandang kaca menjadi lebih rendah
sehingga dapat memberikan privasi kepada penghuninya. Kaca ini lebih banyak
dipakai pada eksterior bangunan, baik untuk pintu, jendela, atau curtain wall.

171 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kaca Es
Kaca es merupakan kaca dengan tekstur pola tertentu pada salah satu sisinya.
Karakter dari kaca ini memberikan efek dekoratif, efek pencahayaan, dan efek
pembayangan yang menarik, serta mampu mereduksi silau secara maksimum.

Kaca Reflektif
Kaca ini merupakan jenis kaca yang mampu memantulkan cahaya dan mereduksi
sifat tembus pandang dari sisi luar sehingga sering juga disebut dengan kaca one

172 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
way. Lapisan kaca ini bersifat memantulkan cahaya dan panas, serta mampu
memberikan penampilan yang mewah.

Kaca Tempered
Secara singkat, kaca tempered merupakan jenis kaca yang memiliki kekuatan
yang sangat tinggi, dibandingkan dengan kaca biasa. Dengan ketebalan yang
sama, kekuatan kaca ini mampu mencapai 3-5 kali lipat dari kekuatan kaca biasa.
Kaca ini tahan terhadap beban angin, tekanan air, benturan, dan perubahan
temperatur yang tinggi (thermal shock). Kaca tempered juga lebih aman karena
akan menjadi butiran halus bila pecah.

173 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kaca Laminated
Kaca ini merupakan jenis kaca dengan tingkat keamanan dan perlindungan yang
tinggi terhadap penghuni. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan pecahnya kaca,
kaca laminated tidak akan berhamburan, tetapi hanya retak dan sangat sulit untuk
ditembus. Karakteristik kaca ini adalah pecahan kaca tidak akan jatuh atau
berhamburan, tetapi tetap melekat pada filmnya, dan kaca akan tetap terpasang
pada rangkanya.

174 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Keunggulan Kaca
1. Sifatnya yang mampu meneruskan cahaya membuat rumah dengan
dinding kaca lebih hemat energi karena pencahayaan pada siang hari
cukup dengan sinar matahari.
2. Mampu memaksimalkan pemandangan di luar ruangan.
3. Walaupun mudah kotor, tetapi mudah juga untuk dibersihkan.
4. Memberikan kesan luas pada ruangan sempit.
5. Memberikan kesan tidak ada sekat antara ruangan satu dengan yang
lainnya.
6. Kedap suara
7. Kedap air
8. Memberikan kesan modern pada hunian
Jenis kaca seperti tinted glass dan glass block dapat memberikan kesan artistik

175 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kekurangan Kaca
1. Harganya cukup mahal, baik dari segi harga material maupun biaya
pemasangan
2. Pemasangannya rumit dan butuh tenaga profesional dengan keahlian dan
teknik tinggi.
3. Tidak tahan terhadap getaran.
4. Beberapa jenis kaca cenderung mudah pecah
5. Dinding kaca tidak termasuk dinding struktural sehingga tidak mampu
menahan beban berlebih.
6. Mudah kotor, dibutuhkan perawatan yang rutin.
7. Jika tergores, sulit untuk memperbaikinya.
8. Jenis kaca bening tidak cocok untuk ruangan privasi.
9. Perlu aksesoris tambahan seperti tirai walaupun hal ini opsional.
10. Jika retak atau pecah tidak bisa diperbaiki, tetapi harus diganti.

176 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Cara Memasang Kaca Tanpa Kusen
 Untuk pemasangan kaca ukuran kecil, persiapan pengerjaan plesteran
dinding harus disekoneng dari dalam ruangan dengan cara tebal dinding
dibagi 2.
 Sekoneng luar harus lebih tinggi dari sekoneng dalam karena kaca akan
dipasangkan dari dalam ruangan.
 Kaca dipasang pada tahap plafon, acian tembok, dan keramik sudah selesai
terpasang
 Pasang kaca yang sudah disiapkan menggunakan lem sealant
 Pergunakan lem sesuai warna kaca
 Pasangkan lem tersebut ke ujung dan pinggiran kaca yang sudah
menempel
 Lakukan pengeleman di luar dan di dalam untuk menjaga tidak ada
bocoran air
 Lem harus tebal
Untuk pemasangan kaca dengan ukuran lebih dari 100x100 cm, harus memakai lis
tempel atau bantalan karet sebelum tahap pengeleman

177 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kisaran Harga Kaca Tahun 2017

178 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
179 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
:

8. Bata
Bata adalah material konstruksi bangunan yang bisa terus menerus
diproduksi. Bata bersifat tahan lama. Bata juga merupakan bahan yang baik bila
Anda ingin menampilkan kesan suasana country pada sebuah gedung. Ada sebuah
website jika Anda ingin mendapatkan semua informasi tentang bata. Silahkan
kunjungi:
1. Batu-bata, Batu, Batako, Beton
Batu Bata Batu bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai
bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai
berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu

180 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu
yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan
secara arsitektur lebih indah.
Batu Bata Merah 1. Umumnya memiliki ukuran: panjang 17 – 23 cm, lebar 7 – 11
cm, tebal 3 – 5 cm. Berat rata-rata 3 kg/biji 2. Bahan baku yang dibutuhkan untuk
pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir ayakan. Untuk dinding
kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 .Untuk dinding yang tidak harus
kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6. 3. Untuk dinding seluas
1 m2, bila menggunakan bata berukuran 23 cm x 17 cm x 5 cm, maka kira-kira
membutuhkan 70 buah batu bata.
Kelebihan dinding bata merah: 1. Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan
pada tembol akibat air hujan. 2. Keretakan relatif jarang terjadi. 3. Kuat dan tahan
lama. 4. Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan dinding bata merah: 1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan
batako dan bahan dinding lainnya. 2. Biaya lebih tinggi.
Proses Pembuatan Batu Bata 1. Tanah liat atau tanah lempung yang masih keras
dicampur dengan abu sisa pembakaran bata dengan perbandingan 1:3, lalu disiram
air secukupnya. 2. Setelah lunak diaduk dengan cangkul kemudian dimasukan
kedalam mesin penggiling. Lempung yang telah lembut segera dicetak
menggunakan mesin. 3. Setelah dicetak kemudian dikeringkan uap airnya selama
sehari dalam oven pengering. Setelah uap air mengering kemudian batu bata
merah setengah jadi tersebut dibakar dengan suhu lebih dari 1000 ° C (1800 ° F)
didalam oven pembakar yang menggunakan berambut atau kayu bakar selama
kurang lebih 5 hari.
jenis-jenis Bata berdasarkan bahan pembuatannya :
1. Batu bata tanah liat Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2
kategori utama, yaitu bata biasa dan bata muka.
a. Bata biasa
memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini digunakan
untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkali disebut dengan
bata merah.

181 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
b. Bata muka
Bata muka memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna
atau corak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka
tidak perlu ditutup lagi dengan semen. Bata muka biasa disebut sebagai bata
imitasi.
Bahan Baku Batu Bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung
yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Adakalanya, kita
melihat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya berbeda disebabkan
karena perbedaan bahan baku tanah yang digunakan serta perbedaan teknik
pembakaran yang diterapkan.
c. Batu bata pasir-Kapur
Sesuai dengan namanya, batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir
dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran sehingga
membentuk bata yang sangat padat. Biasa digunakan untuk bagian dinding yang
terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.

Jenis-jenis Bata berdasarkan proses pembuatannya :


b. Batu bata konvensional Batu bata ini dibuat dengan cara tradisional dan
menggunakan alat-alat yang sederhana. Tanah liat atau tanah lempung yang
telah dibersihkan, diberi sedikit air dan selanjutnya dicetak menjadi bentuk
kotak-kotak. Cetakan batu bata biasanya terbuat dari kayu yang secara
sederhana dibuat menjadi kotak.
c. Batu Bata Press Pembuatan batu-bata ini menggunakan bantuan mesin-mesin.
Hasilnya adalah batu-bata yang memiliki tekstur halus, memiliki ukuran yang
sama dan terlihat lebih rapi.
d. Batu Kali Fondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari
sekumpulan batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu
menggunakan bahan pengikat berupa campuran adukan beton, jenis pondasi
ini merupakan pondasi dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban
tidak terlalu besar seperti rumah tinggal.

182 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
e. Batako
Batako adalah material yang sering digunakan untuk membuat dinding dan
beberapa elemen yang lain sebagai pengganti batu bata. Biasanya pemakaian
batako untuk mendirikan bangunan ini punya alasan karena harganya yang
relatif murah.
Jenis-jenis Batako
1. Batako Putih (Trass) Batako Putih atau disebut juga dengan Batako Tras
umumnya mempunyai ukuran panjang 25 – 30 cm, tebal 8 – 10 cm, dan tinggi 14
– 18 cm.
Batako putih terbuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran
tersebut dicetak, kemudian dibakar. Batako putih ini sering terdapat di daerah
yang tanahnya mengandung banyak kapur, misalnya di daerah pantura Pulau
Jawa. Dalam 1 m2 bidang dinding diperlukan batako putih sebanyak 20-25 buah.
Kelebihan Batako Putih (Trass)
1. Pemasangan batako putih relatif lebih cepat.
2. Harga batako putih relatif murah
Kekurangan Batako Putih (Trass)
1. Batako putih lebih rapuh dan mudah pecah.
2. Batako putih menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok
lembab.
3. Dinding batako putih mudah retak.
4. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, yaitu setiap
bidang dinding seluas 7,5 – 9 m
2. Batako Press Batako Press biasanya mempunyai ukuran panjang 36 – 40 cm,
tebal 8 – 10 cm, dan tinggi 18 – 20 cm.
Batako press terbuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu yang
kemudian dipress, baik press secara manual (menggunakan tangan), maupun press
memakai mesin. Perbedaan antara batako press manual dan batako press mesin
dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Umumnya harga batako press
mesin akan lebih tinggi dari pada batako press manual.
Kelebihan Batako Press

183 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
1. Batako Press lebih kedap air
2. Pemasangan batako press lebih cepat karena ukuran material yang lebih
besar.
3. Batako press membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih sedikit,
yaitu antara 9 – 12 m2 luas bidang dinding
4. Ukuran material batako press lebih presisi dan seragam, hingga
mengurangi pemakaian spesi dan material plester serta aci. 5. Ketersediaan
material batako press relatif terjamin, karena proses pembuatannya tidak
terlalu dipengaruhi oleh musim.
Kekurangan Batako Press
1. Harga batako press relatif lebih mahal dibanding batako tras.
2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
3. Dinding mudah berlubang sebab terdapat lubang pada bagian sisi
dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan perabot pada dinding.
4. Insulasi panas dan suara tidak sebaik dinding batu bata.
BETON
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat. Biasanya
ditambah bahan tambahan yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia
tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia dengan perbandingan tertentu.
Jenis-jenis Beton 1. Beton Ringan Beton ringan adalah beton yang dibuat dengan
beban mati dan kemampuan penghantaran panas yang lebih kecil dengan berat
jenis kurang dari 1800 kg/m3.
Beton Massa Beton massa adalah beton yang dituang dalam volume besar,
yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya beton
massa dimensinya lebih dari 60 cm.
Ferrosemen Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh
dengan cara memberikan suatu tulangan berupa anyaman kawat baja sebagai
pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.
Beton Serat (Fibre Concrete) Beton Serat (Fibre Concrete) adalah bagian
komposit yang terdiri dari dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat

184 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
dalam beton ini berfungsi mencegah retak – retak sehingga menjadikan beton
lebih daktail daripada beton biasa.
Beton Non Pasir (No-Fines Concrete), Beton Non Pasir (No-Fines
Concrete) adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan
cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton yang
menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di
dalam massa beton serta berkurangnya berat jebis beton.
Beton Siklop Beton Siklop adalah beton normal / beton biasa yang
menggunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar dapat
mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak
lebih dari 20 % agregat seluruhnya.
Beton Hampa Beton Hampa adalah beton yang setelah diaduk, dituang,
dan dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara
khusus yang disebut cara vacuum. Air yang tertinggal hanya air yang dipakai
untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
Beton Mortar Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan
perekat, dan air. Mortar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: mortar
lumpur, mortar kapur, dan mortar semen.
Sifat-sifat Beton
A. Beton Segar
1. Workability :Kemudahan pengerjaan
2. Segregation : Kecenderungan butir – butir kerikil untuk memisahkan
diri dari campuran adukan beton.
3. Bleeding : Kecenderungan air untuk naik ke atas (memisahkan diri)
pada beton segar yang baru saja dipadatkan.
Beton Keras
1. Kekuatan Kekuatan beton terutama dipengaruhi oleh banyaknya air dan
semen yang digunakan atau tergantung pada faktor air semen dan derajat
kekompakannya.
2. Keawetan Keawetan beton merupakan lamanya waktu pada material
untuk dapat menjalankan fungsinya.

185 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
3. Penyusutan Penyusutan beton yaitu perubahan volume pada beton yang
tidak mempengaruhi beban.
4. Terpengaruh suhu Harga koefisien pemuaian suhu pada beton berubah-
ubah tergantung banyaknya semen dalam campuran kadar air dan agregat.

Kelebihan Beton Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah
1. Harganya relatif murah
2. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran sehingga biaya perawatannya
rendah
3. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi
4. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan
batu.
5. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan .
Kekurangan Beton
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak.
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah
3. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga
perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak
akibat perubahan suhu.
4. Beton tidak kedap air sehingga air yang membawa kandungan garam dapat
masuk dan merusak beton. 5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus
dihitung secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan
menjadi bersifat daktail terutama pada struktur tahan

9. Kevlar
Kevlar dianggap sebagai material jenis baru. Coba saja Anda bandingkan
dengan material konstruksi lainnya. Kini, popularitas Kevlar semakin meningkat.
Banyak orang mulai memahami bahwa Kevlar
Serat Kevlar adalah merek dagang yang inovatif dari DuPont. Aramid (Kevlar)

186 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
adalah suatu Material yang ditemukan tahun 1964, oleh Stephanie Kwolek,
seorang ahli kimia berkebangsaan Amerika, yang bekerja sebagai peneliti pada
perusahaan DuPont.
Aramid adalah kependekan dari kata aromatic polyamide. Aramid
memiliki struktur yang kuat, alot (tough), memiliki sifat peredam yang bagus
(vibration damping) , tahan terhadap asam (acid) dan basa (leach) dan selain itu
dapat menahan panas hingga 370°C, sehingga tidak mudah terbakar.
Karena sifatnya yang demikian, aramid juga digunakan di bidang pesawat
terbang, tank, dan antariksa (roket).Produk yang dipasarkan dikenal dengan nama
Kevlar. Kevlar memiliki berat yang ringan, tapi 5 kali lebih kuat dibandingkan
besi.
Dengan teknologi tinggi yang menggabungkan antara kekuatan dengan
berat yang cukup ringan untuk membantu meningkatkan kinerja dari berbagai
produk konsumen, industri maupun Militer.
Ringan dan fleksibel adalah sifat kevlar, Kevlar telah berkembang lebih dari
empat dekade dari inovasinya.

Susunan/Struktur Kimia dari Kevlar


Soft body armor umumnya sekarang terbuat dari serat aramid (aramid
fibres)

187 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Gambar: ikatan molekul aramid
Gambar: Anyaman serat ini umumnya dikenal dipasaran dengan nama
Kevlar

Satu lapisan Kevlar tebalnya kurang dari 1 mm , umumnya standar baju


terdiri hingga 32 lapisan dan beratnya bisa mencapai 10 kg

Komposit
Komposit merupakan perpaduan dari dua material atau lebih yang
memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang memiliki propertis
lebih baik dari keduanya. Jika perpaduan ini terjadi dalam skala makroskopis
maka disebut sebagai komposit
Kevlar Komposit
Salah satu yang paling dikenal menggunakan Kevlar adalah pakaian tahan
peluru dalam tubuh. Kevlar Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an dan

188 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
kini digunakan di berbagai macam produk. Serat Kevlar itu sendiri yang memiliki
gaya tarik tinggi, sehingga sangat diperlukan sekali untuk material komposit.
Macam-macam dari nilai Kevlar Komposit
Kevlar kini digunakan di berbagai macam produk Serat itu sendiri yang
memiliki gaya tarik tinggi, sehingga sangat diperlukan sekali untuk material
komposit
Ada tiga macam Kevlar yang digunakan dalam bahan komposit. Kevlar 29
memiliki kekuatan untuk serupa serat kaca dengan berat yang lebih rendah,
Kevlar 49 dan Kevlar 149 dapat digunakan untuk mengurangi berat bahkan lebih.
Mengapa Kevlar tidak digunakan di seluruh bahan komposit? Karna penggunaan
serat Kevlar dalam komposit adalah bahan yang lebih mahal dibandingkan dengan
serat lainnya seperti kaca.

Perbedaan antara 3 Macam nilai Kevlar

Penggunaan komposit Kevlar pasti sangat memperhitungkan dari segi karakter


Bahan Kevlar yang ringan, tidak berat dan kuat. Tapi perlu memperhitungkan
dalam segi biaya dan harga dalam penggunaan bahan Kevlar dikarenakan untuk
penggunaan komposit Kevlar lebih mahal dibandingkan penggunaan bahan
komposit lainnya.
Berdasarkan matrik yang digunakkan Kevlar termasuk dari bagian
Polymer Matrix Composit

Polymer Matrix Composite (PMC):


Jenis fiber yang biasa digunakan
• Glass fiber – fiber glass

189 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
• Carbon fiber – graphitic dan amorphous C
• Aramid fiber – kevlar, highly linear polimer chain

Jenis matriks yang biasa digunakan


• Polyester dan vinyl esters – fiberglass
• Epoxies – aerospace application, stronger, resistance to moisture
• Polimides – high temperature
• High temperature thermoplastic – PEEK<>

Keuntungan dari PMC


• Ringan
• Specific stiffness tinggi
• Specific strength tinggi
• Anisotropy

Aplikasi dari PMC


• Bathroom furniture
• Aerospace
• Construction material, etc

Keunggulan dan Kelemahan


Keunggulan Kevlar:
1. Kekuatan yang sangat luar biasa (cukup tinggi) tapi ringan, Bahkan Kevlar 5x
lebih kuat dari baja (pada bobot ringan yang sama dan dimensi yang sama).
2. Bahan Kevlar yang mempunyai gaya tarik tinggi
3. Struktur dasarnya stabil
4. Konduksi listriknya sangat rendah.
5. Ketahanan pada bahan kimia yang cukup tinggi.
6. Tahan panas dan tahan bakar serta rendah dalam menghantar panas.
Kelemahan Kevlar:
1. Harga Bahan serat Kevlar yang cukup mahal

190 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
10. Bambu
Bambu merupakan bahan yang bagus untuk konstruksi bangunan karena
kuat dan fleksibel. Namun, lokasi geografis adalah salah satu alasan mengapa
bambu tidak terlalu populer dalam desain arsitektur.
Bambu adalah material ringan yang berongga. Banyak orang mengira
bahwa rongga tengah bambu merupakan kelemahan bagi bambu, padahal hal ini
tidak benar. Bambu memang berongga, dan rongga tengah pada bambu
sebenarnya merupakan ciri khas kekuatan bambu dan berfungsi sebagai
bracer.Bracer dapat memperkuat bambu dan membuat elemen yang biasa
digunakan sebagai struktur menjadi lebih ringan dan tidak kaku. Bambu juga
memiliki karakter elastis dan tidak mudah pecah sehingga struktur bambu menjadi
lebih dapat diandalkan.

Pemakaian Bambu Sebagai Bahan Bangunan


1. Sebagai bekisting atau perkuatan dalam proses pencetakan struktur beton
bertulang sesuai dengan bentuk dan ukurannya

191 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
2. Sebagai tiang/kolom rumah; untuk rumah bamboo, sebaiknya dipilih jenis
yang cukup kuat dan umurnya tua sehingga struktur kolom rumah bisa
kuat dan tahan lama
3. Sebagai dinding rumah yang disebut juga dengan istilah gedeg; bentuknya
berupa anyaman kulit atau daging bambu yang sudah diiris dan dihaluskan
4. Pada lantai bangunan dengan cara membelah bambu atau secara utuh
ditata sehingga membentuk lantai yang kuat.
5. Struktur rangka atap, seperti dalam pembuatan kuda-kuda bambu, reng
bambu, usuk bambu dan bagian lainnya sehingga membentuk struktur atap
yang kokoh
6. Sebagai furnitur seperti kursi atau meja bambu
7. Sebagai tiang yang ditancapkan agar tanaman di halaman rumah dapat
berdiri tegak
8. Sebagai pagar rumah dengan cara membelah bambu, kemudian
disambungkan menggunakan alat sambung paku
9. Sebagai pintu rumah
10. Untuk plafon, dijadikan sebagai rangka sekaligus penutup langit-langit
menggunakan lembaran anyaman bambu

192 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Jenis-Jenis Bambu untuk Bangunan
1. Bambu Batu / Petung
Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 20 cm dan panjang 25
meter. Biasanya digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan, bahan industri
pulp dan kertas, kayu lapis, bangunan, mebel, anyaman, peralatan pertanian, dan
peternakan.
2. Bambu hitam, pring wulung, peri laka
Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 14 cm dan panjang 20
meter. Biasanya digunakan untuk bahan pembuatan instrumen musik seperti
angklung, calung, gambang, dan celempung. Jenis ini juga berfungsi untuk bahan
industri kerajinan tangan dan pembuatan mebel karena tahan terhadap hama.
3. Bambu apus, pring apus, peri
Diameter dari bambu jenis ini adalah 4-10 cm. Biasanya ini digunakan sebagai
tanaman pagar penghias. Batangnya juga dapat digunakan sebagai alat pembuatan
pegangan payung, peralatan memancing, kerajinan tangan seperti rak buku,
industri pulp, kertas, dan penghalau angin kencang (wind break)

193 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Keunggulan Bambu
 Menurut penelitian, bambu lebih kuat dari beton dalam struktur
 Memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik
 Mudah dibelah, dipotong, dan dibentuk
 Seratnya elastis, optimal menahan beban tarik, tekan, geser, dan tekuk
 Rupanya artistik
 Relatif murah
 Tidak bersifat polutif
 Ramah lingkungan karena memiliki siklus hidup kurang dari 6 tahun
 Mampu mencegah longsor, erosi, serta banjir
 Ringan
Kelemahan Bambu
 Rentan lapuk, reyot, tidak tahan air hujan dan api
 Rawan terkena hama jamur, lumut, rayap, bubuk, dan sejenisnya
 Umurnya relatif pendek
 Dalam pengerjaannya, ada beberapa hal sulit, seperti teknik
penyambungan antar bambu, atau penyambungan dengan material lain

194 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Teknik Menyambung Bambu Pada Bangunan
1. Teknik pertama, bambu disatukan dengan cara dipaku begitu saja. Sistem
ini sering digunakan pada bambu yang hanya dipakai untuk membuat
tangga darurat saat proses pembuatan bangunan sedang dikerjakan.
2. Untuk konstruksi bangunan, alat penyatunya berupa baut dengan ukuran
minimal 12 mm. Agar tidak mudah pecah, sebelum baut dipasang, bambu
diberi lubang terlebih dahulu dengan cara dibor, baru kemudian baut
dimasukkan dan dilengkapi dengan mur. Baut dapat diganti dengan pasak.
Selain lebih kuat, hasil sambungan dengan cara ini juga lebih
rapi.Kemudian, agar tampilannya terlihat alami, hasil sambungan dapat
ditutup dengan tali ijuk warna hitam atau tali dari serabut kelapa.
3. Teknik ketiga adalah dengan cara membuat lubang pada satu bambu.
Ukurannya disamakan dengan diameter bambu lain yang ingin disatukan.
Lubang tersebut digunakan untuk memasukan bambu kedua agar tidak
mengalami pergeseran. Ada yang lubangnya hanya satu dan ada juga yang
dua sekaligus sehingga posisi bambu yang dimasukan jadi melintang. Agar
posisinya makin kuat, teknik penyambungan ini dapat dilengkapi dengan
paku pasak.
4. Untuk proses penyatuan yang disusun secara berjajar, bisa digunakan
batang bambu yang ukurannya lebih besar. Caranya adalah dengan
menyatukan dua ujung bambu yang ingin disatukan dan disambung.
Kemudian, bamboo tersebut tinggal dimasukan ke dalam batang bambu
lain yang ukurannya lebih besar. Namun, lubang atau rongga yang ada
pada bagian dalam harus punya ukuran diameter yang sama dengan ukuran
diameter luar bambu yang ingin disatukan sehingga ujung bambu tersebut
bisa masuk dan tetap merekat dengan erat dan kencang.

195 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Kisaran Harga Bambu Tahun 2016
 Bambu besar Diameter 10-12 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp.
30.000,-
 Bambu Sedang Diameter 8–9 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp.
25.000,-
 Bambu Kecil Diameter 6–7 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp. 20.000,-
 Bambu Kecil Diameter 4–5 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp. 15.000,-
 Reng Bambu (panjang 6,5 m) / ikat 25 batang : 170.000,-

Bahan Bangunan : Bambu


Dari tabel 4 diperoleh keterangan bahwa rata-rata kandungan pati terendah
adalah bambu apus. Selanjutnya diikuti oleh bambu ulung, bambu petung dan

196 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
bambu ampel. Data tersebut memberikan gambaran bahwa bambu apus
merupakan jenis bambu yang kurang disukai oleh bubuk disbanding jenis lain,
meskipun dalam penggunaan tertentu seperti kebanyakan untuk tiang/kolom
bambu petung merupakan pilihan pertama karena sesuai persatuan batangnya
yang terbentuk secara alami, bambu petung mampu memikul beban yang lebih
besar. Selanjutnya dari hasil penelitian jumlah tangkapan kumbang bubuk selama
setahun dapat disimpulkan bahwa pada bulan April dan Mei atau menurut
penelitian mongso IX (tanggal 30 April sampai 11 Mei), menimbulkan kwantitas
serangan yang kecil. Untuk itu pemotongan bambu dengan berpedoman pada
masa terbang yang tepat, ternyata hanya meningkatkan keawetan bambu.
Sedangkan dengan perlakuan lanjutan berupa pengawetan, keawetan dapat
mencapai lebih lama lagi. Selain itu telah diteliti pula pengaruh makin lama
perendaman (pengawetan tradisional) angka serangan kumbang bubuk makin
berkurang. (gambar 5) Bagaimana cara membuat bambu jadi material yang baik,
bagaimana pengolahannya?

Berikut tips dari Effan Adhiwira, arsitek, yang telah banyak berkecimpung
mengerjakan proyek bangunan bermaterial bambu.
Bambu yang dipilih harus sebaiknya yang sudah matang (4-5 tahun). Dari segi
fisik dapat dilihat dari warna daun, kelopak, dan jika dipukul terdengar bunyi
yang cukup nyaring (tanda sudah tua dan kering).

197 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bahan Bangunan : Bambu
Tanda bambu yang matang bisa juga diukur dengan menggunakan alat
pengukur kepadatan batang (density test ). Alatnya berupa jarum yang
ditembakan ke dalam batang bambu. Cukup akurat, tetapi alatnya masih sangat
mahal.
Setelah ditebang, sebaiknya bambu didiamkan beberapa hari diatas sebuah alas
dengan posisi tegak, alas batu, misalnya. Tujuannya untuk menurunkan semua
cairan alami yang terdapat dalam bambu. Alas berfungsi juga untuk mencegah
kelembaban tanah tidak masuk kembali ke serat batang bambu.
Sebaiknya bambu yang sudah dipilih dibersihkan dari kotoran yang melekat
pada permukaan batang bambu

198 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bambu matang mempunyai kerapatan daging batang yang baik, sehingga
tidak menyebabkan kisut jika sudah kering. Manfaat dan tujuan pengawetan
adalah:
1) Memperpanjang usia komponen bambu,
2) Mencegak kerusakan,
3) Mempertahankan kekuatan dan stabilitas bangunan,
4) Meningkatkan nilai estetis serta,
5) Memberi nilai tambah lain seperti lebih tahan terhadap api (berdasarkan
penelitian, bambu yang diawetkan dengan borates memiliki tingkat "fire
retardant" yang lebih tinggi dari pada yang tidak diawetkan.

Tips mencegah bambu dari serangan rayap.


Anda bisa mengeluarkan zat glukosa --yang digemari rayap-- ke dalam
bambu dengan cairan garam (acid) yang tidak disukai rayap. Metodenya dan
bahannya bisa bermacam-macam. Orang di zaman dahulu merendamkan bambu
ke dalam lumpur sungai atau pantai. Proses ini memerlukan waktu yang cukup
lama ( 3-6 bulan).
Perajin bambu sekarang kebanyakan menggunakan minyak tanah atau oli
bekas sebagai bahas pengawetnya Metode yang sedang dikembangkan sekarang
adalah dengan menggunakan Borax-boric acid, dengan metode kolam
perendaman, vertical soak diffusion(VSD) atau menggunakan injeksi ke setiap
batang bambu.Setelah melalui proses pengawetan, bambu kemudian di keringkan.
Susun bambu secara vertikal dan terlindung dari sinar matahari. Dengan
dikeringkan di luar, kita memanfaatkan aliran udara alami. Proses ini bisa
memakan waktu 2 minggu, tergantung dari cuaca.Setelah kering, bambu bisa
digunakan baik untuk konstruksi bangunan maupun untuk furnitur. Tips merawat
furnitur bambu. 2.Sebaiknya bambu tidak diekspos langsung terkena matahari dan
air hujan.

199 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
Bambu sangat sensitif dengan perubahan suhu mengakibatkan bambu
mudah retak. Keretakan bisa menjalar keseluruh batang bambu karena seratnya
yang lurus.
Bambu jangan langsung bersentuhan dengan tanah karena mengakibatkan
masuknya kelembaban ke dalam serat. Kelembapan tanah bisa menimbulkan
jamur pada batang bambu. Hal ini bisa mengurangi kekuatannya. Tampilan pun
jadi jelek.
Sebaiknya bahan bambu dilapisi cairan finishing (water base) sebagai
bantuan lapisan proteksi, selain itu jika terkena air atau hujan, segera diseka
sehingga tidak memberi kesempatan air dapat meresap ke batang.

Kelebihan bambu
1. Bambu memiliki nilai seni yang tinggi. Adalah sumber daya
pariwisata yang sangat penting. Sebagai pelopor pembuatan rumah
tahan gempa
2. Bentuknya yang lentur saat dibelah, dapat digunakan menjadi
bahan laminasi bsa berbentuk kolom, maupun papan sebagai
pengganti kayu.
3. Bahan Alami yang dapat diperbaharui
4. Sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah
siap tebang)
5. Pada berat jenis yang sama, kuat tarik bambu lebih tinggi
dibandingkan kuat tarik baja mutu sedang.
6. Ringan.
7. Bahan konstruksi yang murah.
Kelemahan bambu
1. Bambu biasanya kurang tahan lama karena mengandung banyak
kanji yang disukai oleh rayap dan menjadi tempat tumbuh yang
baik bagi cendawan akibat suhu dan kelembaban tinggi di daerah
tropis. Bambu memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada
kayu. Tanpa perhatian pada pengawetan maka konstruksi bambu

200 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
tahan lama 2- 3 tahun saja. sedangkan dengan pengawetan dan
pemeliharaan yang memadai dapat tahan lama > 15 tahun. Bambu
harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua, dalam hal terakhi.
2. Memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai bahan bangunan,terutama untuk bahan konstruksi(perlu
proses laminasi).
3. Proses pengerjaan yang rumit untuk menggabungkan bilah-bilah
bambu menjadi satu kesatuan(berbeda dengan proses pengolahan
kayu).
4. Jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai
pangkalnya.

11. Fiber Karbon


Serat karbon menjadi favorit yang terbaru dalam desain arsitektur. Fiber
karbon memiliki kekuatan seperti baja, tetapi dapat dengan mudah dibentuk sesuai
kebutuhan

12. Sel Fotovoltaik


Sel fotovoltaik ini tidak hanya baik untuk membuat tampilan
menyenangkan dalam desain arsitektur, tetapi mereka dapat memberikan energi
alami untuk bangunan. Sel fotovoltaik digunakan untuk selalu ditempatkan di
atap. Sekarang, mereka dapat ditempatkan di mana saja arsitek ingin. Ingin belajar
lebih jauh tentang sel fotovoltaik ini? Silahkan kunjungi Badan Energi
Internasional untuk mendapatkan buku yang menjelaskan bagaimana Anda dapat
menggunakan sel fotovoltaik dalam desain bangunan.

13. Tanah liat


Tidak peduli di mana Anda berada, Anda selalu bisa mendapatkan tanah
sebagai bahan bangunan. Jika Anda suka, Anda dapat membentuk tanah menjadi
berbagai bentuk.

201 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
14. Limbah
Untuk melindungi lingkungan kita dapat mendaur ulang limbah yang kita
produksi setiap hari. Limbah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk desain
arsitektur, misalnya, mengubah botol plastik menjadi gempa dinding tahan.

15. Jerami
Jerami sering digunakan sebagai bangunan materialitas sejak dulu kala. Di
beberapa belahan dunia, masih banyak suku-suku yang menggunakan jerami
untuk rumah mereka. Jerami dapat memberikan perlindungan dari hujan dan
menciptakan lingkungan dengan termal yang pasif.

16. Bahan organik


Jumlah bahan bahan material organik dari hewan dan tumbuhan sangatlah
melimpah di sekitar kita. Sudah saatnya bagi kita untuk menggunakannya sebagai
material bangunan.
Setelah belajar tentang bahan-bahan ini Anda mungkin memiliki ide
menggunakan mereka untuk membangun Anda berikutnya. Jika Anda berada di
KIIC, Suryacipta atau sekitar Jababeka, Anda dapat menghubungi kontraktor
Nikifour, untuk membantu Anda membuat ide-ide Anda menjadi kenyataan
dengan menggunakan bahan-bahan untuk konstruksi bangunan.

202 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, sesuai dengan makalah “Struktur Dan
Konstruksi Bangunan”, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat macam-
macam struktur dan kosntruksi pada bangunan. Selain itu semua bahan yang
menciptakan struktur dan konstruksi berasal dari alam.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini


akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

203 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-beton/struktur-kolom

https://www.ilmutekniksipil.com/category/struktur-bangunan

https://id.scribd.com/doc/301730202/Pengertian-Struktur-Rangka-Kaku

http://www.analisadaily.com/news/read/2011/06/12/3309/efek_rumah_kaca_untu
k_kehidupan_di_bumi/

https://id.scribd.com/doc/269005933/Parallel-Bearing-Wall\

204 | S T R U K T U R d a n K O N S T R U K S I

Anda mungkin juga menyukai