FISIKA BANGUNAN
Kalor
Disusun Oleh
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia arsitektur fisika bangunan sangat penting untuk dipahai sebab
tanpa memahami ilmu fisika bangunan, berarti hasil karya yang diciptakan oleh
seorang arsitek tidak dapat berfungsi dengan maksimal, selain ilmu – ilmu yang lain
seperti mekanika teknik yaitu ilmu tentang perhitungan, estetika bentuk ilmu tentang
keindahan. Sebagai contoh manakala seorang arsitek merancang sebuah bangunan
tanpa memperhitungkan atau memahami tentang ilmu fisika bangunan maka akan
terjadi ketidak nyamanan penghuni, jadi ilmu fisika bangunan berkaitan dengan arsitek
sangatlah penting untuk menciptakan kenyamanan penghuni.
BAB II
KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat diterima atau dilepaskan oleh
suatu benda, dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Secara
alami, kalor selalu berpindah atau mengalir.
Satuan ukur kalor yaitu kalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air menjadi 10C. Namun,Dalam SI satuan
kalor ialah joule, 1 kalori = 4,2 joule, 1 joule = 0,24 kalori.
c : Kalor Jenis (J Kg C)
▲T : Perubahan suhu ( C )
juga akan menjadi gas. Titik dimana suatu zat akan berubah menjadi Zat Cair
dikenal dengan istilah Titik Cair atau Titik Lebur benda.
B. KALOR JENIS dan KAPASITAS KALOR
Menrut hasil penelitian jika kalor diberikan pada dua jenis benda yang
berbeda, maka akan menghasilkan suhu yang berbeda pula, misalnya minyak
dan air dipanaskan dengan suhu yang beasarnya sama, maka minyak akan
mengalami perubahan suhu 2 kali lebih besar dibandingkan air. Ha l Ini dapat
terjadi karena benda tersebut memilki kalor jenis yang berbeda.
BAB III
PERPINDAHAN KALOR
BAB IV
PERPINDAHAN KALOR PADA BANGUNAN
dan luas dinding bangunan keseluruhan (wall to wall ratio), serta jenis dan tebal kaca
yang digunakan.
Radiasi matahari yang jatuh pada selubung bangunan dipantulkan kembali dan
sebagian diserap. Panas yang terserap akan dikumpulkan dan diteruskan ke bagian sisi
yang dingin (sisi dalam bangunan). Masing-masinz bahan bangunan mempunyai
angka koefisien serapan kalor (%) seperti terlihat pada tabel berikut. Semakin besar
serapan kalor, semakin besar panas yang diteruskan ke ruangan.
Warna juga berpengaruh terhadap angka serapan kalor. Warna-warna muda memiliki
angka serapan kalor yang lebih sedikit dari pada warna tua. Warna putih memiliki
angka serapan kalor paling sedikit (10%-15%), sebaliknya warna hitam dengan
permukaan tekstur kasar dapat menyerap kalor sampai 95%.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, kalor merupakan salah satu bentuk energi yang
dapat diterima atau dilepaskan oleh suatu benda, dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah. Secara alami, kalor selalu berpindah atau mengalir.dan
kalor ini berpengaruh terhadap kenyamanan thermal pada bangunan.
DAFTAR PUSTAKA