Anda di halaman 1dari 12

Tugas CPMK1

FISIKA BANGUNAN
Kalor

Disusun Oleh

Nama : Fitrotil Kamila


NIM : 41218120027
Fak/Jur : Teknik / Arsitektur

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA


Jl. Meruya Selatan No.31, RW.1, Meruya Sel., Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11610
Fisika Bangunan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

BAB II KALOR ......................................................................................... 2

1. Kalor dan Perubahan Pada Benda ...................................................... 2


2. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor ........................................................ 3

BAB III PERPINDAHAN KALOR ........................................................... 4

BAB IV PERPINDAHAN KALOR PADA BANGUNAN ......................... 6

BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

Fitrotil Kamila / 41218120027


ii
Fisika Bangunan (Kalor)

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam dunia arsitektur fisika bangunan sangat penting untuk dipahai sebab
tanpa memahami ilmu fisika bangunan, berarti hasil karya yang diciptakan oleh
seorang arsitek tidak dapat berfungsi dengan maksimal, selain ilmu – ilmu yang lain
seperti mekanika teknik yaitu ilmu tentang perhitungan, estetika bentuk ilmu tentang
keindahan. Sebagai contoh manakala seorang arsitek merancang sebuah bangunan
tanpa memperhitungkan atau memahami tentang ilmu fisika bangunan maka akan
terjadi ketidak nyamanan penghuni, jadi ilmu fisika bangunan berkaitan dengan arsitek
sangatlah penting untuk menciptakan kenyamanan penghuni.

Orang menghabiskan sampai dengan 95 % kehidupannya dalam bangunan,


tergantung iklimnya, untuk bekerja, hidup , atau bermain. Keadaan lingkungan dalam
mempengaruhi produktifitas, kesehatan dan pergeakan orang. Di negara indistri
pengeluaran untuk bangunan mencapai 7 %-10%. Biaya operasi dan pemeliharaan
dapat melebihi investasi umur bangunan. Satu pertiga energi total dikonsumsi
bangunan.

Dalam beberapa dekade terakhir, rekayasa bangunan muncul sebagai disiplin


yang dialamatkan dan mengatur semua faktor-faktor ini untuk menjadi bangunan lebih
efisien, selamat, dan ekonomis. Fisika bangunan (sains bangunan di Amerika Utara)
adalah sebuah tubuh ilmu pengetahuan yang melaksanakan kebanyakan aplikasi
rekayasa bangunan.

Pokok-pokok yang dibahas yaitu mengenai kalor, perpindahan kalor, dan


perhitungan perpindahan kalor pada bangunan.

Fitrotil Kamila / 41218120027


1
Fisika Bangunan (Kalor)

BAB II
KALOR

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat diterima atau dilepaskan oleh
suatu benda, dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Secara
alami, kalor selalu berpindah atau mengalir.

Satuan ukur kalor yaitu kalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air menjadi 10C. Namun,Dalam SI satuan
kalor ialah joule, 1 kalori = 4,2 joule, 1 joule = 0,24 kalori.

Rumus satuan kalor yaitu,

Q : banyaknya kalor yang diperlukan (J)

m : Massa benda (Kg)

c : Kalor Jenis (J Kg C)

▲T : Perubahan suhu ( C )

A. KALOR DAN PERUBAHAN PADA BENDA


1. Kalor dapat mengubah suatu benda
Pada dasarnya , setiap benda yang memiliki suhu lebih dari nol, maka
benda tersebut memiliki Kalor. Kandungan kalor inilah yang menentukan
berapa suhu dari benda tersebut. Apabila sebuah benda dipanaskan, maka
benda tersebut menerima tambahan kalor sehingga suhunya jadi meningkat.
Sedangkan apabila benda tersebut didinginkan maka benda tersebut
melepaskan kalor sehingga suhunya jadi menurun
2. Kalor dapat mengubah wujud zat
Beberapa benda jika tambahkan kalor dalam satuan tertentu, benda
tersebut akan mengalami perubahan wujud. Contohnya; ketika es dipanaskan
(diberi kalor) maka es (dalam wujud padat) itu akan berubah menjadi air (
dalam wujud cair), dan apabila pemanasan terus dilakukan maka air tersebut

Fitrotil Kamila / 41218120027


2
Fisika Bangunan (Kalor)

juga akan menjadi gas. Titik dimana suatu zat akan berubah menjadi Zat Cair
dikenal dengan istilah Titik Cair atau Titik Lebur benda.
B. KALOR JENIS dan KAPASITAS KALOR
Menrut hasil penelitian jika kalor diberikan pada dua jenis benda yang
berbeda, maka akan menghasilkan suhu yang berbeda pula, misalnya minyak
dan air dipanaskan dengan suhu yang beasarnya sama, maka minyak akan
mengalami perubahan suhu 2 kali lebih besar dibandingkan air. Ha l Ini dapat
terjadi karena benda tersebut memilki kalor jenis yang berbeda.

Tabel Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

Fitrotil Kamila / 41218120027


3
Fisika Bangunan (Kalor)

BAB III
PERPINDAHAN KALOR

Perpindahan yaitu sebuah perubahan kedudukan suatu benda setelah bergerak


selama selang waktu tertentu. Perpindahan dapat dikatakan besaran vektor sehingga
selain memiliki besar juga memiliki arah. Perpindahan Panas (Kalor) merupakan suatu
energi yang berpindah yang diakibatkan perbedaan suhu. Panas bergerak dari daerah
bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu rendah. Berikut merupakan macam – macam
perpndahan kalor :
1. Perpindahan kalor secara konduksi
Perpindahan Kalor secara konduksi adalah berpindanya kalor melalui
suatu zat perantara (misal, logam) tanpa dikuti perpindahan partikel – partikel
dari zat tersebut secara permanen. Misanya; kita memanaskan salah satu ujung
logam, maka ujung logam lainnya akan ikut panas mengapa?. karena terjadi
hantaran kalor dari suhu tinggi ke suhu rendah. Ketika salah satu ujung logam
tadi dipanaskan , maka partikel yang terdapat pada ujung logam tersebut akan
bergetar , getaran tersebut akan membuat partikel lain yang terhubung
dengannya ikut bergetar. Sehingga mengakibatkan, seluruh partikel logam ikut
bergetar walaupun hanya satu ujung logam yang dipanaskan, nah hal ini lah
yang menyebabkan terjadinya perpindahan kalor.
2. Perpindahan kalor secara konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi yaitu, perpindahan kalor melalui
perantara suatu zat yang disertai dengan terjadinya perpindahan bagian-bagian
dari zat tersebut. Konveksi ini bisa terjadi pada zat cair atau gas. Ada dua jenis
perpindahan kalor secara konveksi, yaitu :
a. Konveksi Alamiah
Konveksi alamiah adalah konveksi yang dipengaruhi oleh gaya
apung tanpa disertai faktor luar, dan disebabkan oleh karena adanya
perbedaan dari massa jenis suatu benda. Contohnya adalah pada kita
melakukan pemanasan pada air, massa jenis partikel air yang sudah
panas akan naik menjauh dari api dan digantikan dengan segera oleh
partikel air lain yang suhunya lebih rendah . Proses ini lah yang

Fitrotil Kamila / 41218120027


4
Fisika Bangunan (Kalor)

mengakiibatkan seluruh piartikel zat cair (air) tersebut akan panas


sempurna.
b. Konveksi Paksa
Konveksi paksa ialah, konveksi yang terjadi karena adanya faktor
pengaruh dari lluar (seperti tekanan), dan perpindahan kalor
dilakukan dengan cara disengaja/dipaksakan. Artinya aliran panas
kalor dipaksa untuk menuju ke tempat yang ingin dituju dengan
bantuan faktor luar seperti tekanan. Misalnya; pada kipas angin yang
membawa udara dingin ke tempat yang panas, juga radiator mobil
yang memiliki 1 sistem pendingin mesin.
c. Secara Radiasi
Perpindahan kalor secara Radiasi yaitu, proses perpindahan
kalor yang tidak menggunakan zat perantara apapun. Perpindahan
kalor secara radiasi sangat berbeda dengan perpindahan secara
konduksi maupun konveksi. Pada Radiasi, agar terjadinya proses
perpindahan kalor, kedua benda tidak harus bersentuhan sebab kalor
dapat berpindah tanpa melalui zat perantara. Maknanya, kalor
tersebut akan di pancarkan ke semua arah oleh sumber panas, dan
akan mengalir ke semua arah. Contohnya; saat kita dekat dengan api
unggun, dari sudut manapun, maka kita tetap akan merasakan
kehangatan dari sumber api, contoh lainnya, panas sinar matahari
yang sampai ke bumi dan planet – planet lain.

Fitrotil Kamila / 41218120027


5
Fisika Bangunan (Kalor)

BAB IV
PERPINDAHAN KALOR PADA BANGUNAN

Orientasi bangunan terhadap matahari akan menentukan besarnya radiasi


matahari yang diterima bangunan. Semakin luas bidang yang menerima radiasi
matahari secara langsung, semakin besar juga panas yang diterima bangunan.
Dengan demikian, bagian bidang bangunan yang terluas (mis: bangunan yang
bentuknya memanjang) sebaiknya mempunyai orientasi ke arah Utara-Selatan
sehingga sisi bangunan yang pendek, (menghadap Timur – Barat) yang menerima
radiasi matahari langsung. Selai itu, ecepatan angin di daerah iklim tropis panas
lembab umumnya rendah. Angin dibutuhkan untuk keperluan ventilasi (untuk
kesehatan dan kenyamanan penghuni di dalam bangunan). Ventilasi adalah proses
dimana udara ‘bersih’ (udara luar), masuk (dengan sengaja) ke dalam ruang dan
sekaligus mendorong udara kotor di dalam ruang ke luar. Ventilasi dibutuhkan untuk
keperluan oksigen bagi metabolisme tubuh, menghalau polusi udara sebagai hasil
proses metabolisme tubuh (CO2 dan bau) dan kegiatan-kegiatan di dalam bangunan.
Untuk kenyamanan, ventilasi berguna dalam proses pendinginan udara dan
pencegahan peningkatan kelembaban udara (khususnya di daerah tropika basah),
terutama untuk bangunan rumah tinggal. Kebutuhan terhadap ventilasi tergantung
pada jumlah manusia serta fungsi bangunan. Posisi bangunan yang melintang
terhadap angin primer sangat dibutuhkan untuk pendinginan suhu udara. Jenis,
ukuran, dan posisi lobang jendela pada sisi atas dan bawah bangunan dapat
meningkatkan efek ventilasi ilang (pergerakan udara) di dalam ruang sehingga
penggantian udara panas di dalam ruang dan peningkatan kelembaban udara dapat
dihindari.
Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi (lewat dinding, atap,
jendela kaca) dan radiasi matahari yang ditransmisikan melalui jendela/kaca. Radiasi
matahari memancarkan sinar ultra violet (6%), cahaya tampak (48%) dan sinar infra
merah yang memberikan efek panas sangat besar (46%). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa radiasi matahari adalah penyumbang jumlah panas terbesar
yang masuk ke dalam bangunan. Besar radiasi matahari yang ditransmisikan melalui
selubung bangunan dipengaruhi oleh fasade bangunan yaitu perbandingan luas kaca

Fitrotil Kamila / 41218120027


6
Fisika Bangunan (Kalor)

dan luas dinding bangunan keseluruhan (wall to wall ratio), serta jenis dan tebal kaca
yang digunakan.

Fitrotil Kamila / 41218120027


7
Fisika Bangunan (Kalor)

Radiasi matahari yang jatuh pada selubung bangunan dipantulkan kembali dan
sebagian diserap. Panas yang terserap akan dikumpulkan dan diteruskan ke bagian sisi
yang dingin (sisi dalam bangunan). Masing-masinz bahan bangunan mempunyai
angka koefisien serapan kalor (%) seperti terlihat pada tabel berikut. Semakin besar
serapan kalor, semakin besar panas yang diteruskan ke ruangan.

Warna juga berpengaruh terhadap angka serapan kalor. Warna-warna muda memiliki
angka serapan kalor yang lebih sedikit dari pada warna tua. Warna putih memiliki
angka serapan kalor paling sedikit (10%-15%), sebaliknya warna hitam dengan
permukaan tekstur kasar dapat menyerap kalor sampai 95%.

Fitrotil Kamila / 41218120027


8
Fisika Bangunan (Kalor)

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, kalor merupakan salah satu bentuk energi yang
dapat diterima atau dilepaskan oleh suatu benda, dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah. Secara alami, kalor selalu berpindah atau mengalir.dan
kalor ini berpengaruh terhadap kenyamanan thermal pada bangunan.

Fitrotil Kamila / 41218120027


9
Fisika Bangunan (Kalor)

DAFTAR PUSTAKA

1. Jurnal system teknik industry volume 6, No. 3 Juli 2005


2. https://www.bedalyzone.xyz/2010/05/fisika-bangunan-1-dan-2-teknik.html
3. https://machaokaoka.wordpress.com/2015/02/17/kenyamanan-thermal-dan-
visual-di-dalam-dan-di-sekitar-bangunan-di-daerah-tropis-lembab/
4. https://pendidikan.co.id/perpindahan-kalor/

Fitrotil Kamila / 41218120027


10

Anda mungkin juga menyukai