Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengaplikasian Fisika Bangunan

Bangunan merupakan hal yang sangat penting dalam menampung segala aktivitas yang
dilakukan manusia bahkan 90% kegiatan manusia berada dalam sebuah bangunan. Dengan
adanya bangunan, manusia dapat mengerjakan kegiatannya dengan optimal.
Dalam hal kekuatan dan daya tahan suatu bangunan, lingkungan begitu berpengaruh.
Lingkungan memiliki pengaruh besar bagi bangunan mau penghuninya. Pengaruh-pengaruh
lingkungan ini ada yang dampaknya sangat baik maupun buruk bagi penghuni dan
bangunannya sendiri. Pengaruh tersebut antara lain adalah kelembapan.
Kelembaban sangat berpengaruh terhadap bangunan maupun penghuninya. Kelembaban
mampu merusak bahan dan konstruksi suatu bangunan, misal : kelembaban yang tinggi
dapat menumbuhkan tumbuhnya jamur dan lumut, hal ini memudahkan bibit- bibit penyakit
untuk tumbuh dan berkembang biak. Hal ini akan merugikan bagi penghuni bangunan. Maka
dari itu, adanya ventilasi merupakan cara yang ampuh untuk mengontrol kelembaban dalam
bangunan. Pengontrolan kelembaban ini juga dipengaruhi oleh angin. Karena angin dapat
membawa hawa panas atau kelembaban yang tinggi pada sebuah ruangan untuk
menyesuaikan dengan keadaan di luar ruangan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim

Berdasarkan buku “Arsitektur Tropis Lembab”, Iklim adalah kondisi fisik lingkungan
atmosferik yang merupakan karakteristik lokasi, geografi yang yang dipengaruhi oleh
beberapa unsur-unsur suhu udara, kelembapan, curah hujan dan radiasi matahari yang
saling ketergantungan satu sama lain.

a. Suhu udara
Karena posisi Indonesia terletak pada lintang yang rendah, maka Indonesia memiliki
suhu rata –rata tahunan yang tinggi yaitu kurang lebih 26oc. suhu udara di pengaruhi
oleh iklim karena suhu yang tinggi akan mengakibatkan banyak penguapan apalagi
dilihat dari letak geografis Indonesia, memungkinkan adanya penguapan yang besar,
oleh karena itu pada musim kemarau kadang – kadang juga masih banyak hujan.
Dengan demikian tidak ada batas yang jelas antara musim kemarau dan musim
penghujan.
b. Kelembaban udara
Kelembaban udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam hubungannya dengan uap air.
Dalam kaitannya dengan air yang selalu terdapat dalam atmosfer, berupa uap(gas),
butir-butir air atau es yang melayang-layang(awan, kabut). Jumlahnhya sekitar 2%
dari massa seluruh atmosfer. Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar antara hampir
0%-5%. Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan
suhu yang tinggi , maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga
kelembaban udara selalu tinggi.
c. Curah hujan
Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang
tinggi , maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara
selalu tinggi. Kelembaban udara yang tinggi inilah yang akan menyebabkan curah
hujan yang tinggi pula. Meskipun demikian, banyaknya curah hujan di Indonesia juga
dipengaruhi oleh beberapa factor. Diantaranya yaitu :
 Letak daerah konvergensi antartropis
 Bentuk medan dan arah lereng medan
 Arah angin yang sejajar dengan pantai
 Jarak perjalanan angin di atas medan datar
 Posisi geografis daerahnya.

Rata – rata curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2000 mm/tahun.
Daerah yang paling tinggi curah hujannya yaitu daerah baturaden di lereng gunung
slamet dengan rata – rata curah hujan kurang lebih 589 mm/bulan. Daerah yang
paling kering adalah daerah palu, Sulawesi tengah dengan curah hujan rata-rata
kurang lebih 45,.5 mm/bulan.

d. Kebutuhan pangan atau memproduksi pangan


Hal tersebut di pengaruhi iklim karena penting mengingat setiap jenis tanaman pada
berbagai tingkat pertumbuhan memerluhkan kondisi iklim yang berbeda-beda. Hasil
suatu jenis tanaman bergantung pada interaksi antara factor genetic dan factor
lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim, teknologi dan factor
ekonomi. Dari factor lingkungan, maka factor tanah telah banyak dipelajari dan
difahami dibandingkan dengan factor iklim. Dan iklim ini merupakan salah satu
peubah dalam produksi pangan yang sukar di kendalikan. Oleh karena itu dalam
usaha pertanian, pada umumnya cara – cara bertani disesuaikan dengan kondisi
iklim setempat.

3. Elemen-Elemen Iklim

Elemen iklim adalah faktor-faktor iklim yang mempengaruhi perbedaan dan perubahan iklim.
Elemen-elemen tersebut terbagi menjadi tiga, yakni elemen iklim utama/ primer, sekunder
dan tersier. Elemen iklim utama terdiri dari temperatur atmosfer dan presipitasi yang bisa
berbentuk padat (es dan salju) maupun cair (hujan). Elemen iklim sekunder terdiri dari
tekanan atmosfer dan angin (arah dan kecepatannya), sedangkan elemen iklim tersier terdiri
dari kelembapan atmosfer, radiasi matahari (baik lama maupun intensitasnya), dan
penguapan. Perbedaan nilai elemen iklim berakibat pada perbedaan iklim, dan setiap
perubahan elemen iklim akan diikuti oleh perubahan iklim. Untuk mengetahui perubahan
iklim maka diperlukan data sepanjang 30 tahun, suatu standard yang telah ditetapkan oleh
World Meteorological Organization (WMO). Nilai elemen iklim bervariasi bergantung pada
ruang dan waktu sehingga bisa dikatakan bahwa elemen iklim suatu daerah tidak statis
melainkan dinamis.
Kontrol iklim adalah faktor pengendali terhadap perbedaan/perubahan nilai elemen iklim
yang terdiri dari 7 faktor utama dan satu faktor tambahan. Ketujuh faktor utama tersebut
adalah posisi matahari, distribusi daratan dan lautan, daerah sel tekanan rendah dan tinggi
semi permanen, angin dan massa udara, ketinggian tempat, barisan pegunungan dan arus
laut. Sedangkan faktor tambahannya adalah badai. Kontrol iklim yang bekerja pada elemen
iklim akan menentukan jenis dan variasi iklim.

4. Iklim Tapak

Iklim tapak adalah istilah untuk kompleksitas perkiraan dalam lahan yang akan dijadikan
alas bangunan (tempat berdirinya bangunan). Tapak dikatakan mempunyai iklimnya sendiri
bukan berdasarkan letak astronomis secara keseluruhan, tetapi berdasarkan konten-konten
yang ada dalam tapak itu sendiri. Semisal air tanah, sungai, vegetasi, arah angin, rencana
fasad bangunan dengan arah sinar matahari, dan faktor bayangan dari bangunan eksisting
sekitar tapak.
Perancangan arsitektur untuk manusia adalah sebuah pendekatan yang melibatkan
pemakai bangunan dalam proses perancangan. Hal ini hanya dapat diketahui melalui
pengetahuan hubungan antara manusia dengan lingkungan fisik sekitarnya. Oleh karena itu
sebenarnya arsitektur bukan sekedar penciptaan bentuk fisik bangunan saja, namun lebih
dari itu, Menciptakan tempat atau setting untuk manusia dengan semuakonteksnya. Konteks
ini merupakan pengalaman manusia yang melahirkan dan membentuk persepsi. Kebutuhan
akan hubungan antara manusia dengan lingkungannya dapat diungkapkan dengan sains
agar tolak ukurnya lebih pasti. Apabila dapat terungkap secara pasti, maka tindakan
rancangan bangunan yang berdasarkan perkiraan/asumsi dapat dihilangkan atau paling
tidak dikurangi sebanyak mungkin.

Daftar Pustaka

 Djelantik, Bahan Kuliah, Iklim dan Arsitektur, Surabaya Reproduksi Arsitektur ITS
 http://pengayaan.com/10-faktor-yang-mempengaruhi-iklim/
 http://djokowiratmo.blogspot.co.id/2010/10/elemen-iklim-dan-kontrol-iklim.html

Anda mungkin juga menyukai