NAMA KELOMPOK:
Asmia Putri Supomo (321720115)
Hendah Habibah (321710003)
Risca Oktafiana (321710036)
Syifa Aulia (321710049)
Yani Suryani (321710113)
KELAS: ARS 17 D1
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas kehendak-Nya lah kami selaku penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Bangunan & Utilitas, dan
juga untuk menambah wawasan mengenai Sistem Transportasi pada Bangunan.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja kami mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik segi isi, teori, dan sistematika
kepenulisan. Maka dari itu karena belum luasnya wawasan kami, kami sangat
terbantu bila pembaca memberi kritik dan saran yang bersifat membangun dan
dapat menyempurnakan makalah ini dari segi manapun. Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari
ini dan untuk masa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Sistem Transportasi pada Bangunan .............................. 3
B. Sistem Transportasi Vertikal ............................................................ 3
C. Sistem Transportasi Horizontal ...................................................... 12
D. Sistem Transportasi Miring ............................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 25
B. Saran ............................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang
digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudahan kemunikasi, dan mobilitas dalam sebuah bangunan.
Seorang Arsitek dalam merancang sebuah bangunan tidak hanya
memerhatikan bentuk dari desain bangunan yang dirancang, melainkan juga
harus bisa mengerti dan memahami utilitas-utilitas yang dibutuhkan dalam
bangunan tersebut agar si penghuni mendapatkan kenyamanan yang diinginkan.
Perancangan utilitas-utilitas tersebut bisa berupa perancangan plambing
dan sanitasi, perancangan pencegahan kebakaran, perancangan penghawaan,
perancangan pencahayaan, perancangan telepon dan CCTV, dan lain-lain.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kini banyak bangunan-bangunan
besar dan tinggi yang didirikan untuk memenuhi setiap kebutuhan manusia.
Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pada perencanaan bangunan baik
bangunan tingkat satu maupun bertingkat banyak adalah masalah transportasi,
baik yang bersifat manual maupun yang bersifat mekanis.
Suatu bangunan besar dan tinggi memerlukan suatu alat/transportasi untuk
memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang didalam bangunan
tersebut. Alat tersebut sifatnya berfungsi sebagai alat pengangkut mobilitas
dalam bangunan
Dari pernyataan di atas, untuk itu kami membuat sebuah makalah yang
berjudul Sistem Transportasi pada Bangunan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Ada berapa jenis sistem transportasi yang dapat digunakan pada bangunan?
2. Apa yang termasuk dalam sistem transportasi vertikal?
3. Apa saja yang termasuk dalam sistem transportasi horizontal?
4. Apa saja yag termasuk dalam sistem transportasi miring?
C. Tujuan
1. Untuk megetahui jenis alat transportasi yang dapat digunakan pada
bangunan.
2. Untuk mengetahui alat yang termasuk dalam sistem transportasi vertikal.
3. Untuk mengetahui alat yang termasuk dalam sistem transportasi miring.
4. Untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sistem Bangunan dan
Utilitas.
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan bagi pembaca
mengenai sistem transportasi pada bangunan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Transportasi Vertikal
Transportasi vertikal, adalah moda transportasi digunakan untuk
mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Salah satu
alat yang termasuk dalam sistem transportasi vertikal ini adalah Elevator, atau
biasa disebut dengan lift. Lift sering dijumpai di gedung perkantoran, rumah
sakit dan hotel.
1. Lift/ Elevator
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung
bertingkat tinggi, biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung
yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift
pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih
penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu
3
Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist
dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.
Lift ini, sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk
mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat
dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena
kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya
mampu dilakukan sampai 4 lantai.
Bagian-bagian Lift/Elevator:
Keterangan :
1. Rangka
7. Pulley
2. Ruangpenumpang(Car-Llift)
8. CounterWeight
3. BoxController
9. Rail
4. MotorUtama
10. Penggulung
5. CarCall
11. Gear Penggulung
6. HallCall
4
Riwayat Elevator/Lift
Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853,
Elisha Graves Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan
lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus.
Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih
digunakan hingga kini.
- Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun
1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan
Norton mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan
membentuk Otis Brothers & Co., pada tahun 1867.
5
Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis
dalam bidang pengendalian otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal,
Peak Period Control, Sistem Autotronik Otis dan Multiple Zoning. Otis
adalah yang terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi komputer dan
perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian elevator
sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi elevator
dan mutu berkendara dalam elevator.
4. Lift Pemadam kebakaran, biasanya lift ini juga berfungsi sebagai lift
barang.
Lift penumpang
Suatu lift penumpang yang interiornya satu bidang atau lebih berupa
kaca tembus supaya dapat menikmati pemandangan luar. Bentuk lift ini
bermacam-macam, ada yang segi lima, segi empat, bulat, dan sebagainya,
6
sesuai dengan perkembangan teknologi dan pertimbangan keindahan.
Demikian juga interior dapat diatur atau diubah sesuai dengan keinginan.
7
Makin tinggi bangunan maka makin tinggi pula kecepatannya.
Namun, kapasitas, jumlah muatan, dan kecepatan untuk masing-masing lift
tidaklah sama, tergantung dari pabrik pembuatnya.
8
tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi
kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga
membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer
energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi
potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan
naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.
Untuk ukuran berat tergantung dari besar dan jumlah penumpang yang
dapat ditampung:
Jumlah Lift
Dalam perencanaan lift, seorang insinyur mekanika/lift harus dapat
menghitung jumlah dalam bangunan tersebut dan dapat membuat desain
kriteria untuk lift tersebut. Untuk menghitung jumlah lift, bangunan harus
9
dapat dibedakan fungsi dan kegunaannya, jumlah luas per lantai, jumlah
tinggi bangunan, jumlah penghuni, besar kecilnya lift dan kecepatan lift.
Beberapa istilah yang dipakai dalam perhitungan jumlah lift:
Keterangan:
I = Waktu menunggu
PHC = Presentase dari jumlah orang yang menggunakan lift terhadap jumlah
penghuni
2. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 1 tingkat jika ada
pengguna manula dan atau difabel.
5. Sebuah lift hanya melayani maksimal 15 lantai agar waktu tunggu tidak
terlalu lama. Tersedia express lift untuk bangunan melebihi 15 lantai
10
(sistem zona lift). Express lift mem-bypass lantai-lantai bawah dan
langsung berhenti di lantai 16, 17, 18, dst.
Jika ada dua deret lift berhadap-hadapan maka lebar lobby dibuat
sekitar 3,5 – 4,5 meter atau dua kali panjang lift. Satu deret lobby sebaiknya
tidak lebih dari 3 buah lift agar calon penumpangnya bisa dengan mudah
melihat lift yang terbuka atau tersedia.
11
sangkar lift pada selang waktu oleh pengatur waktu otomatis naik (Up
Times). Apabila pengatur waktu otomatis menyatakan selesai atau waktu
untuk langkah tersebut selesai maka arus akan terhenti dan sangkar lift
berhenti pada lantai yang diinginkan oleh pengatur waktu tersebut.
- Apabila tombol turun (down Button) ditekan maka arus akan mengalir
pada kumparan turun (down Coil). Setelah kumparan berisi arus,
kumparan akan mengisi arus ke pengatur waktu otomatis turun (down
times) dan semua swich turun (down relay) akan menutup sehingga akan
mengalirkan arus kemotor penggerak. Motor penggerak memutar ke kiri
dan menurunkan sangkar lift pada selang waktu yang ditentukan oleh
pengatur waktu otomatis turun (down times) sampai pengatur waktu
otomatis menyatakan selesai dan sangkar lift terhenti pada lantai yang
diinginkan oleh pengatur waktu otomatis tersebut.
C. Transportasi Horizontal
Sirkulasi horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu
lantai. Persentasi kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %.
1. Konveyor
Konveyor adalah suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah
mendatar/horizontal. Dipasang dalam keadaan datar atau miring pada derajat
tertentu <10°.
Alat ini berupa suatu plat tempat injakan yang terpotong-potong yang
dihubungkan satu sama lain dengan rantai dan dinding sebagai alat pegangan.
Jarak jangkauan tergantung dari kebutuhan dengan lebar untuk maksimal 2
orang.
Oleh karena itu, dapat digunakan untuk mengangkut orang dalam jarak
tertentu (sifatnya untuk menghemat tenaga). Alat ini dapat dipasang pada
tempat-tempat umum, seperti Stasiun Kereta Api, Bus, Bandara, dan Pabrik.
12
D. Transportasi Miring
Sistem transportasi miring merupakan sistem transportasi yang memiliki
sudut kemiringan diatas 10°, tapi tidak lebih dari 90°.
1. Tangga
13
mempunyai fungsi sebagai jalan darurat, direncanakan dekat dengan pintu
keluar, sebagai antisipasi terhadap bencana kebakaran, gempa keruntuhan
dan lain - lain.
14
2. Tangga Darurat
Tangga darurat adalah tangga yang digunakan untuk mengevakuasi
atau menyelamatkan penghuni gedung dari pengaruh bahaya. Seperti
kebakaran dan gempa bumi.
Syarat tangga darurat :
- Letaknya berhubungan dengan dinding luar bangunan dan
mempunyai pintu akses keluar gedung.
- Dilengkapi dengan pintu dari bahan tahan api sekurang-kurangnya
selama 3 jam.
- Pada bagian bordes dilengkapi jendela kaca yang bisa dibuka dari luar
untuk penyelamatan penghuni.
- Dilengkapi cerobong pengisap asap di samping pintu masuk.
- Pada tangga darurat harus dilengkapi dengan lampu peneragnan
dengan supply baterai darurat.
-
Bagian-Bagian dari Stuktur Tangga
1. Pondasi Tangga
Sebagai dasar tumpuan
(landasan) agar tangga tidak
mengalami penurunan,
pergeseran. Pondasi tangga
bisa dari pasangan batu kali,
beton bertulang atau kombinasi
dari kedua bahan dan pada
dibawah pangkal tangga harus
diberi balok anak sebagai
pengaku pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang
besar.
Ibu tangga merupakan bagian dari tangga sebagai konstruksi
pokok yang berfungsi untuk mendukung anak tangga. Material yang
digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton
15
bertulang, kayu, baja, pelat baja, baja profil canal, juga besi.
Kombinasi antara ibu tangga dan anak tangga biasanya untuk ibu
tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak tangga dari
bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu
tangga menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang
menggunakan pelat baja.
2. Anak Tangga
Anak tangga berfungsi sebagai
bertumpunya telapak kaki, dibuat
dengan jarak yang sama dan selisih
tinggi (trap) dibuat, supaya kaki
yang melangkah menjadi nyaman,
enak untuk melangkah, bentuk anak
tangga dapat divariasikan sesuai
selera pemilik atau arsiteknya.
Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal (pijakan
datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak
tangga untuk hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk bagian
vertical langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm. untuk ukuran
tangga darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm. Ukuran lebar
tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga
pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk
tangga servis biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.
16
3. Pagar dan Pegangan Tangga
Pagar tangga atau reilling
tangga adalah bagian dari
struktur tangga sebagai
pelindung yang diletakkan
disamping sisi tangga dan di
pasang pada/ diatas ibu tangga
untuk melindugi agar orang
tidak terpelosok jatuh. Pagar tangga dapat dibuat dengan macam -
macam variasi agar lebih artistik dan pada lantai tingkat disekitar
lubang tangga harus dipasang juga pagar pengaman agar penghuni
tidak terjerumus jatuh. Sedangkan pegangan tangga merupakan
batang yang di pasang sepanjang anak tangga untuk bertumpunya
tangan agar orang turun naik tangga merasa lebih aman, pegangan
tangga bertumpu pada tiang - tiang tangga yang tertanam kuat pada
ibu tangga.
4. Bordes
Bordes dalah pelat datar diantara anak -
anak tangga sebagai tempat beristirahat
sejenak, bordes di pasang pada bagian
sudut tempat peralihan arah tangga yang
berbelok. Untuk rumah tinggal, lebar
bordes antara 80 - 100 cm dan untuk
bangunan umum, lebar bordesnya dibuat
antara 120 - 200 cm. Dapat dibuat dengan
3 model, yaitu Bordes tangga lurus,
bordes tangga L dan bordes tangga U.
17
Macam- Macam Bentuk Tangga
Bentuk tangga dapat disesuaikan
dengan beda tinggi lantai dan
ruangan yang tersedia. Untuk
menambah suasana yang
harmonis dalam ruangan, bentuk
tangga juga sebaiknya dibuat
indah dan serasi dengan interior
ruangan.
Dengan makin majunya tingkat
kebudayaan manusia, perkembangan teknologi yang memproduksi
bahan dan alat bangunan, ide para seniman, maka bentuk tangga makin
lama makin berkembang bervariasi, bahkan dewasa ini bentuk
sudah merupakan seni tersendiri.
18
2.Lebar dan tinggi anak tangga (trap)
Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam,
dan untuk memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu
diperhatikan lebar dan tinggi anak tangga.
19
3.Ukuran ruang tangga:
Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi
lubang ventilasi untuk dapat udara segar dan penerangan alam, agar
menghemat pemakaian listrik pada siang hari.
Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk
tangganya. Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm,
jumlah anak tangga 17 buah dengan bordes.
a).Tangga lurus: Luas ruang tangga = 100 x 548 = 1 x 5,48 = 5,48 m2
b). Tangga siku: Luas ruang tangga = (1 x 2,24) + (1 x 1) + (1 x 2,24) =
5,48 m2
c). Tangga balik:
20
berubah, Jika konstruksi tangga tersendiri yang terpisah dengan struktural
rangka bangunan, dibuatkan pondasi tersendiri rangka tangga tidak
menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.
2. Bahan tangga;
Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.
- Tangga kayu
Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah
kesejukan suasana ruang.
- Tangga beton bertulang
Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur
panjang, bahan tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau
bangunan tingkat rendah atau sampai dengan 4 (empat) lantai.
- Tangga baja
Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar,
biasanya dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan
bentuk lingkar.
- Tangga dari batu alam
Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak
memerlukan perhitungan konstruksi.
c
2. Eskalator
21
Definisi Eskalator
Eskalator adalah tangga berjalan yang terdiri dari pijakan-pijakanyang
pasang pada sabuk yang beputar secara terus menerus. Eskalator atau tangga
jalan adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk
mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke
atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang
digerakkan oleh motor.
Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang
untuk mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak
yang pendek eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan
kaki yang mana menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama
di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel
dan fasilitas umum lainnya.
Keuntungan dari eskalator cukup banyak seperti mempunyai kapasitas
memindahkan sejumlah orang dalam jumlah besar dan tidak ada interval
waktu tunggu terutama di jam-jam sibuk dan mengarahkan orang ke tempat
tertentu seperti ke pintu keluar, pertemuan khusus, dll.
Riwayat Eskalator
Pada tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan Perusahaan
Otis Elevator Co,yang mana dari dia timbullah nama eskalator (yang
diciptakan dengan menggabungkan kata scala, yang dalam bahasa Latin
berarti langkah-langkah (step), dengan elevator).
Bergabungnya Seeberger dan Otis telah menghasilkan eskalator
pertama step type escalator ,untuk umum, dan eskalator itu dipasang di Paris
Exibition 1900 dan memenangkan hadiah pertama. Mr. Seeberger pada
akhirnya menjual hak patennya ke Otis pada tahun 1910. Eskalator lurus dan
melengkung dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric
Corporation telah berhasil mengembangkan eskalator spiral (kenyataannya
lebih cenderung melengkung/curve daripada melingkar/spiral) dan secara
22
eksklusif dijual sejak pertengahan tahun 1980. Eskalator ini dipasang di
Osaka, Jepang pada tahun 1985.
Bagian-bagian Eskalator
1. Tangga (step) terbuat dari alumanium pra cetak dan biasanya di lapisi
dengan karet agar tidak licin saat di injak orang. Tangga di lengkapi
dengan dua buah roda (wheel) yang melekat sepanjang rel. Satu roda
bagian atas tangga melekat pada rel luar (outer rail) yang berfungsi untuk
memandu tangga pada posisinya. Roda yang kedua (return wheel)
melekat diatas rel dalam (inner rail) yang berfungsi sebagai tempat
berjalannya tangga.
2. Pegangan (handrail) merupakan pegangan sekaligus pengaman. Pegangan
ini bergerak sesuai dengan gerakan tangga. Untuk menggerakannya di
gunakan handrail drive.
3. Rantai pemandu (Chain guide) melekat pada roda pengerak (drive gear)
di gerakan oleh motor elektrik yang berfungsi untuk menggerakan tangga
escalator.
4. Motor Elektrik
23
dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan
bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya.
Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.
3. Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk
mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop
tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka anak
tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer
anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari
lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari
bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke
dalam landasan penopang.
Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-
anak tangga mengelilingi bagian ujung dan kemudian menggerakkannya
kembali ke arah yang berbeda. Lintasan overhead berfungsi untuk
memastikan bahwa roda trailer tetap berada di tempatnya saat rantai anak
tangga diputar kembali.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pernyataan di atas, kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Sistem transportasi pada bangunan ada tiga macam, yaitu sistem
transportasi Vertikal, Horizontal, dan Miring.
2. Contoh alat yang menggunakan sistem transportasi vertikal adalah
Elevator atau lift.
3. Contoh alat yang menggunakan sistem transportasi horizontal adalah
konveyor.
4. Contoh alat yang menggunakan sistem transportasi miring adalah tangga
dan eskalator.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, tentunya makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan
makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk
meningkatkan makalah-makalah selanjutnya serta bermanfaat bagi para
pembaca dan khususnya untuk kami.
25
DAFTAR PUSTAKA