Dosen Pembimbing :
I Nyoman Susanta, ST., MErg.
Ir. Ciptadi Trimarianto, PhD.
Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT.
Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, MErg.
I Wayan Yuda Manik, ST., MT.
Ni Made Mitha Mahastuti,ST.,MT.
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
Dimas Muchsin Radixia 1504205046
Hasan Shiddiq Mustafa 1504205057
Ryan Ferdian 1504205068
I Ketut Sukuryantha 1504205074
Fathya Itan Jeehan Widodo 1504205075
Varellia Erend 1504205085
Nadya Herdini Putri 1504205088
Dehny Magdalena Simanjuntak 1504205100
I Wayan Agus Prasetya 1504205115
Universitas Udayana
Fakultas Teknik
Teknik Arsitektur
Thn. Ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sains & Utilitas 2
dengan judul Sistem Transportasi Vertikel atau Mekanis pada Bangunan.
Ucapan terima kasih tidak lupa diberikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu melancarkan pembuatan makalah ini, antara lain
1. I Nyoman Susanta, ST., MErg.
2. Ir. Ciptadi Trimarianto, PhD.
3. Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT.
4. Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, MErg.
5. I Wayan Yuda Manik, ST., MT.
6. Ni Made Mitha Mahastuti,ST.,MT.
Serta pihak-pihak lain yang tidak bias kami sebutkan satu persatu. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sains& Utilitas 2, dimana setelah
menyelesaikan tugas ini mahasiswa diharapkan mampu untuk lebih mengetahui dan
memahami system transportasi vertical pada bangunan seperti lift, conveyor, dan lain-
lain.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam laporan ini sehingga penulis
mengharapkan kritik atau saran yang membangun agar dalam penyusunan makalah
berikutnya dapat lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................2
1.3 Tujuan ....................................................................................................2
1.4 Manfaat ..................................................................................................2
BAB II METODE PENELITIAN............................................................................3
2.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................................3
2.2 Metode Analisis .....................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................4
3.1 Pengertian ..............................................................................................4
3.2 Sejarah ...................................................................................................4
3.3 Jenis-Jenis ..............................................................................................5
3.4 Teknologi Terbaru & Studi Kasus pada Bangunan ...............................58
BAB IV KESIMPULAN .........................................................................................78
4.1 Kesimpulan ............................................................................................78
4.2 Saran ......................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................80
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya karya hasil rancangan para arsitek pada dasarnya harus dapat dipakai,
dihuni dan dinikmati oleh manusia sebagai pengguna. Oleh karena itu harus
dapat berfungsi dengan baik tidak hanya indah dipandang sebagai karya seni,
akan tetapi juga harus memperhatikan struktur dan utilitasmya.
Di era yang modern ini, seiring perkembangan teknologi serta pertumbuhan
penduduk yang semakin maju dengan pesatnya, pembangunan bangunan besar
dan bertingkat tinggi semakin mendominasi. Hal ini dikarenakan kebutuhan
ruang semakin meningkat sementara lahan yang tersedia semakin terbatas.
Salah satu masalah yang muncul ketika seorang perancang mimikirkan
suatu perancangan bangunan besar dan bertingkat tinggi adalah masalah
transportasi, khususnya transportasi manusia didalamnya. Sarana transportasi
pada bangunan sangat dibutuhkan untuk mempermudah sirkulasi manusia
sebagai pengguna. Tanpa adanya transportasi di dalam bangunan bertingkat ini,
akan mempersulit hubungan antar lantai atau tingkatannya.
Suatu bangunan yang besar dan bertingkat tinggi memerlukan suatu alat
transportasi (angkut) untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu lintas
di dalam bangunan. Alat transportasi tersebut berkaitan dengan pergerakan
manusia, barang ataupun kendaraan. Dari arah pelayanannya, sistem
transportasi dibedakan menjadi vertikal dan horizontal. Bangunan besar dan
bertingkat tinggi akan banyak menggunakan alat transportasi jenis vertikal
untuk mempermudah hubungan antar lantai dan tingkatannya.
Pada awalnya sistem transportasi pada bangunan hanya berupa transportasi
manual seperti tangga dan ramp yang ada pada bangunan bangunan sederhana.
Namun dengan adanya perkembangan yang menyebabkan kebutuhan akan
bangunan besar dan bertingkat tinggi ini, akan terasa berat jika tetap
menggunakan transportasi manual tersebut. Seiring dengan kebutuhan tersebut
dan perkembangan teknologi di era modern, bangunan besar dan bertingkat
tinggi ini tidak lagi menggunakan sistem transportasi manual tersebut sebagai
alat transportasi utama dalam beraktivitas di dalam gedung. Akan, tetapi
menggunakan sistem transportasi mekanis. Sistem transportasi mekanis ini
dapat diartikan bahwa sistem transportasi yang digunakan sepenuhnya
digerakkan oleh mesin, sehingga akan lebih mempermudah hubungan antar
lantai dan tingkatan pada bangunan bertingkat tinggi. Yang termasuk dalam
transportasi mekanis pada bangunan antara lain, liftt atau elevator, escalator,
conveyor, speedwalk dan lain lain.
Dengan adanya sistem transportasi mekanis ini, bukan berarti penggunaan
sistem transportasi manual tidak digunakan lagi. Biasanya pada bangunan besar
dan tinggi menggunakan sistem transportasi manual sebagai alat transportasi
darurat apabila terjadi kesalahan pada sistem transportasi mekanis. Contohnya
berupa tangga darurat sebagai jalur evakuasi apabila terjadi bencana atau hal
buruk semacamnya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu transportasi mekanis pada bangunan dan jenis jenisnya.
b. Bagaimana sistem kerja liftt atau elevator, escalator, conveyor dan
speedwalk.
c. Bagaimana contoh kasus atau permasalahan yang sering ditemui di
lapangan mengenai system transportasi vertikal atau mekanis
1.3 Tujuan
a. Agar dapat mengetahui dan memahami sistem jaringan utilitas dalam
desain khususnya transportasi mekanis pada bangunan.
b. Memenuhi tugas mata kuliah Sains Bangunan dan Utilitas 2 mahasiswa
arsitektur Universitas Udayana
1.4 Manfaat
a. Dapat mengetahui dan memahami masalah transportasi mekanis dalam
gedung beserta jenis jenisnya.
b. Dapat mengetahui dan memahami sistem kerja liftt atau elevator,
escalator, conveyor dan speedwalk.
c. Dapat mengaplikasikan sistem jaringan utilitas dalam desain khususnya
transportasi mekanis pada bangunan.
BAB II
METODE PEMBAHASAN
2.1 Metode Pengumpulan Data
2.1.1 Pengumpulan Data Sekunder
Studi dilakukan dengan cara mencari buku, majalah, web, atau blog
yang memuat data dan informasi yang berkaitan dengan sistem
transportasi mekanis pada bangunan.
2.2 Metode Analisis
2.2.1 Metode Deskriptif.
a. Dengan menjelaskan, memaparkan tentang teori teori yang
berkaitan dengan sistem transportasi mekanis pada bangunan.
b. Menjelaskan karakteristik objek studi kasus sistem transportasi
mekanis pada bangunan dalam bentuk gambar dan data yang
dijadikan sebagai bahan studi kasus.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat angkut atau
transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang dalam
bangunan tersebut. Alat transportasi merupakan sarana yang dimanfaatkan
manusia dalam memperlancar aktifitas dalam hal ini sirkulasi perpindahan.
Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pada perencanaan bangunan
bertingkat banyak adalah masalah transportasi vertikal, baik yang bersifat
manual: tangga (umum), ramps (darurat), maupun yang bersifat mekanis:
escalator, conveyor, lift (elevator).
TRANSPORTASI
DALAMBANGUNAN
MANUAL MEKANIS
CONVEYOR
biaya dalam prosesnya serta akan memberikan nilai estetika tersendiri dari
penerapannya bagi bangunan tertentu khususnya bangunan komersial seperti
mall, pabrik, hotel, rumah sakit, dan sebagainya.
Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-
13, tenaga manusia dan binatang merupakan tenaga penggerak. Pada tahun 1850
telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru
dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia
oleh Elisha Graves Otis.
3.3 Jenis-Jenis
3.3.1 Liftt
3.3.1.1 Sejarah
Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan
memasuki abad ke-13, tenaga manusia dan binatang merupakan
tenaga penggerak. Pada tahun 1850 telah diperkenalkan elevator
uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru dalam sejarah
elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia
oleh Elisha Graves Otis.
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New
York pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun
1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan
yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers
pada tahun 1867. Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis
telah dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan
department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian
dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama. Era
Pencakar Langit pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin
elevator listrik direct-connected geared pertama yang sangat
sukses.
Pada tahun 1903, Otis Brothers memperkenalkan desain
yang akan menjadi tulang punggung industri elevator, yaitu
elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti
mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada
berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi, termasuk yang
paling menonjol adalah Empire State building dan World Trade
Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN
Tower di Toronto.
Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang
dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian otomatis adalah
Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem
5
Liftt Fir
Bed/Hospital Elevator
Merupakan sebuah Elevator/Liftt yang difungsikan
sebagai alat transportasi vertikal bagi patient stretcher
(brandkar) sehingga membutuhkan dimensi kabin
tertentu.
3.3.1.4 Sistem Penggerak Liftt / Elevator
1) Sistem Gearless
Pada system gearless ( digunakan pada instalasi gedung
dengan ketinggian menengah dan tinggi), mesin berada pada
bagian atas, kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh
beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan
sebuah bobot pengimbang
(counter weight). Bobot kereta
dan counterweight menghasilkan
traksi yang memadai antara puli
katrol dan hoist ropes sehingga
puli katrol dapat menggegam
hoist ropes dan bergerak serta
menahan kereta tanpa selip
berlebihan. Kereta dan
counterweight bergerak
sepanjang rel yang vertikal
Gambar1. Elevator dengan mesin di bawah
Sumber : adit32knsun.blogspot.
agar mereka tidak berayun-
com/2012/08/tugas-transportasi-vertikal.html ayun. Biasanya sistem ini
digunakan pada gedung-
gedung kantor, pertokoan, hotel, apartment, rumah sakit, dan
lain sebagainya.
2) Sistem Hidrolik
10
Governor
Governor adalah alat pengaman, dimana jika
kecepatan liftt melebihi batas-batas yang telah
ditentukan, maka governor ini akan bekerja dan kereta
akan berhenti baik oleh elektrik maupun maupun
mekanik.
Automatic Rescue Drive
Yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN
mendadak mati dan liftt akan berhenti disembarang
tempat setelah lebih dari 15 detik maka ARD akan
bekerja untuk menjalankan liftt ke lantai terdekat.
Setelah liftt sampai pada lantai otomatis liftt akan mati.
Liftt akan normal kembali setelah listrik PLN hidup
kembali.
Governor Tensioner
Merupakan pully berbandul sebagai penegang rope
governor yang terletak di pit.
13
15
17
20
21
3.3.2 Conveyor
Scraper Conveyor
Apron Conveyor
Bucket Conveyor
Bucket Elevator
Keempat jenis elevator tersebut pada dasarnya
menggunakan rantai sebagai alat bantu untuk menggerakkan
material.
24
a. Scraper Conveyor
Harganya murah.
25
b. Apron Conveyor
26
Perawatan murah.
Rangkaian sederhana.
27
Investasi mahal.
Kecepatan rendah.
d. Bucket Elevator
28
29
3) Screw Conveyor
30
4) Pneumatic Conveyor
32
33
b. Tiang Penyangga
Tiang peyangga mempunyai fungsi untuk pondasi
kerangka badan sistem roller conveyor. Kerangka badan ini
didesain sebagai tumpuan roller conveyor terhadap tanah
yang dilalui oleh sistem conveyor.
35
c. Motor Penggerak
Motor penggerak mempunyai fungsi untuk
menggerakkan drive roller agar selalu berputar sesuai
dengan kecepatan yang diinginkan operator. Motor
penggerak ini pada umumnya ditempatkan diujung paling
akhir alur roller conveyor agar bisa menjaga rantai
transmisi tetap tegang.
d. Roller
Roller mempunyai fungsi sebagai pemindah barang
yang akan ditransportasikan. Saat roller berputar
diupayakan tidak bergetar agar tidak merusak barang yang
ditransportasikan. Dimensi roller juga harus sama agar
barang yang diangkut tidak tersendat dan roller dapat
menumpu barang dengan sempurna.
36
37
39
40
41
2) Moving Belt
Pada umumnya dibangun dengan sabuk logam mesh
atau permukaan karet berjalan diatas sebuah rol logam.
Permukaannya mungkin akan terasa padat atau agak
memantul.
Kedua jenis travelator ini memiliki permukaan beralur
untuk mesh dengan combplates di ujungnya. Dan hampir
semua travelator dibangun dengan pegangan tangan, mirip
dengan yang ada di eskalator.
3.3.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Travelator
1) Keungulan dari penggunaan eskalator pada bangunan yaitu:
43
3) Mesin Penggerak
Mesin penggerak diletakkan di bagian atas berupa
motor listrik 3, transmission reducer dan rantai
penggerak yang memutar tangga.
4) Anak tangga
Terbuat dari die cast aluminium alloy yang dibentuk
dengan alur-alur khusus.
5) Moving Handrails
Terbuat dari campuran karet khusus
6) Balustrade
Balustrade biasanya terbuat dari transparant tempered
glass
7) Pengaman / Safety
3.3.4 Escalator
3.3.4.1 Pengertian
45
6
5
10
46
Sedangkan, kerugiannya :
Kerugiannya adalah :
47
b) Rel (rail)
Rel berfungsi untuk mengarahklan gerakan luncuran roda rantai
penggerak anak tangga (step chain roller) dan roda anak tangga(step
roller). Rel harus dipasang dan disetel dengan benar agar gerakan
roda anak tangga dan roda rantai penggerak anak tangga halus dan
lurus, didalam pengoperasiannya rel ini harus diberi pelumas,
material untuk rel ini umumnya besi siku.
c) Rantai dan roda gigi (chain and gear)
48
H a n d ra il
49
50
Panel kontrol
Panel kontrol berfungsi untuk pengatur arah gerak naik dan
turun dan juga berfungsi untuk mematikan atau menghidupkan
motor escalator.
Kontak pengaman
1) Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau
dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di
bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis
dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke
bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak
tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada
dibawah permukaan cleat.
2) Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang
menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan atas.
Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga
yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang
digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan
bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian
ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton
atau baja.
53
54
57
58
2) Eskalator terpanjang
Stasiun Pobedy Park di Jalur-Pokrovskaya Arbatsko dibuka pada
tahun 2003 dan eskalator dengan panjang 126,8 m (413 kaki), atau
sekitar 740 langkah. Dari awal hingga akhir, perjalanan di eskalator
Pobedy Park dapat mengambil hampir tiga menit.
59
3) Eskalator terpendek
Karena ada eskalator yg super panjang, kini yang sebalik nya.
Eskalator di pusat perbelanjaan pabean Okadaya di Kawasaki, Jepang,
misalnya hanya mempunyai panjang 32,8 inci vertikal (83 cm). Kira-
kira 3 langkah bila berjalan kaki.
4) Eskalator tertinggi
Umeda Sky Building di Osaka, Jepang, gedung tertinggi ketujuh
di kota. Dengan tinggi gedung 568 ft (173 m), selesai pada tahun 1993
dan terdiri dari dua menara 40 lantai dengan serangkaian eskalator
menyediakan akses untuk kedua menara tersebut.
60
5) Eskalator tersempit
Eskalator sekitar 16 inci (40
cm) lebar sering kali diinstal oleh
department store dan di daerah
transit (biasanya kereta) stasiun.
Eskalator dibuat lebih sempit,
mengingat melambungnya
obesitas di US.
6) Eskalator lengkung
Eskalator lengkung adalah perkembangan baru dalam arsitektur
infrastruktur yang mungkin sudah terlalu canggih. Sementara rekayasa
visual dan estetika, di balik eskalator berjalan agak melengkung dari
pabrik. Itu tidak berhenti di hotel, mall dan bangunan lainnya yang
61
7) Eskalator spiral
Eskalator Spiral pada dasarnya merupakan perluasan dari teknik
eskalator melengkung - cukup lama untuk melanjutkan kurva dari
sebuah eskalator spiral di atas sendiri. eskalator Spiral telah diinstal
Wheelock Place di Singapura, Saudi Arabia Jeddah, di Landmark
Tower di Jepang, Times Square shopping mall di Hong Kong, Lotte
World di Korea Selatan, Venetian Hotel dan Casino di Macau , Wynn
Las Vegas dan The Forum Toko di Caesars di Las Vegas, Nevada (di
bawah), dan San Francisco Centre di San Francisco, California.
62
8) Eskalator zigzag
Ini adalah eskalator yang paling tidak pernah terdengar keberadaan
nya, eskalator berbentuk zigzag. Jenis eskalator datar diagonal dengan
interval pendek, mungkin untuk mengurangi segala perasaan vertigo
yang dapat dirasakan oleh pengendara. Penjelasan lain berpusat pada
apakah eskalator dibangun melalui tangga yang ada yang naik pada
sudut yang tidak kompatibel dengan fungsi yang tepat dari eskalator.
Eskalator ini berada di Gedung Fuji TV Tokyo.
63
9) Outdoor Escalators
Outdoor eskalator merupakan tantangan tersendiri untuk insinyur,
mereka harus memikirkan termasuk apa yang harus dilakukan jika
terjadi cuaca buruk. Sistem eskalator meliputi panjang gabungan
sebesar 2.626,66 kaki atau 800 meter. Menariknya, eskalator berjalan
hanya dalam satu arah pada waktu, tergantung pada lalu lintas yang
berlaku pada jam sibuk pagi dan sore.
64
Lift ini dibangun tahun 1902 dan ditenagai oleh tenaga uap. ane
baru tahu ada lift di tengah kota kaya gini pake tenaga uap lagi.
65
3) Hammetschwand Lift
66
5) Taipei 101
67
68
Ini adalah salah satu Lift outdoor yang terkenal. Lift ini adalah
penghubung vertikal antara 2 tetangga di kota Oregon. Dibangun
pada tahun 1915, pada saat itu Lift ini ditenagai oleh air. Pada saat
ini Lift tersebut telah diperbarui, dan sekarang menjadi lebih cepat.
69
70
Bangunan ruang luncur harus dibuat dari bahan yang cukup kuat,
tahan api dan tertutup rapat mulai dari lekuk dasar sampai kebagian
teratas (langit-langit) dari ruang luncur.
71
Rel-rel pemandu untuk kereta dan bobot imbang harus terbuat dari
baja dan konstruksi kaku, kecuali rel untuk lift pelayanan
(dumbwaiter) dan lift yang kecepatannya tidak melebihi 30 m per
menit.
Untuk kedalaman lekuk dasar lebih kecil dari 1.20 meter tidak
diharuskan memasang tangga permanen. Hanya orang yang
kompeten dan terlatih saja yang boleh masuk ke lekuk dasar.
Jika selisih kedalamannya lebih besar dari 1,0 meter, harus dipasang
dinding pemisah pelindung setinggi minimal 1,50 meter.
Jika selisih kedalamannya lebih kecil dari 1,0 meter, maka cukup
dipasang pagar (railing) setinggi minimal 0,6 meter.
3.4.6 Pintu lantai perhentian.
Untuk mencegah kecelakaan yang mungkin timbul, diantaranya :
- Tergelincir, terhimpit atau terbentur pada pembukaan pintu;
- Terjerat atau terseret kereta;
- Terjatuh ke dalam ruang luncur;
- Terjepit pintu lantai.
Maka perlu diperhatikan pemasangan sebagai berikut :
a) Kunci kait (interlock) harus dilengkapi dengan kontak arus listrik,
dan bekerja sejalan dengan pengendalian lift, sehingga kereta tidak
dapat bergerak jika salah satu pintu tebuka.
b) Semua jenis pintu (otomatis maupun tidak) harus dilengkapi dengan
kunci kait (interlock) yang menjamin :
c) Kereta tidak dapat bergerak atau melanjutkan gerakannya, kecuali
apabila semua pintu dalam keadaan tertutup rapat dan terkunci.
d) Pintu dapat terbuka jika kereta dalam keadaan berhenti dan
permukaan lantai kereta sama rata dengan lantai pemberhentian,
atau lantai kereta berada dalam batas jarak maksimum 20 cm diatas
atau dibawah dari permukaan lantai perhentian.
e) Pintu-pintu lantai dan pintu kereta harus dapat menutup dengan
rapat dengan cara penekanan oleh gaya pegas atau oleh gaya
gravitasi pemberat.
f) Jarak antara ambang pintu (door sill) kereta dan pintu lantai
(running clearance) harus dibuat tidak lebih dari 35 mm.
73
Dapat dibuka dari dalam atau dari luar kereta arah ke atas.
74
75
20 59 8,0
60 -90 9,5
76
- 25 : 1 untuk governor.
g) Semua roda puli harus beralur khusus untuk penempatan tali
baja. Ukuran alur harus tepat/sesuai guna mencegah tali terjepit
dan/atau tergelincir (slip) terhadap keliling puli.
h) Tali baja pada lif tarikan langsung (drum drive lift) harus cukup
panjang, sehingga pada waktu kereta berada pada batas
perjalanan terakhir, tali baja dalam teromol masih bersisa
sekurang-kurangnya satu setengah belitan pada tabung gulungan.
i) Ujung tali baja pada lif tarikan langsung (drum drive lift) hrus
diamankan dengan soket lonjong dari babit atau dijepit pada
bagian sisi kepingin dari tabung gulungan.
j) Pengikat ujung tali pada kereta dan bobot imbang harus
dikerjakan sesuai prosedur baku dengan teliti dan baik. Dalam
praktek penyambungan tali baja ada 2 sistim yaitu :
- Untuk lif berkecepatan maksimal sampai 45 m/m,
pengikat dapat dengan cara diklem. Jumlah klem
pengikatan baja sekurang-kurangnya 3 buah berjarak 20
cm dan arah baut klem selang seling.
- Untuk lif berkecepatan lebih dari 60 m/m atau lebih,
pengikatn dengan cara ujung tali masuk ke soket dari
baju tempa, lilitan diurai dan di tekuk masuk kedalam
soket, kemudian soket dicor dengan babit.
3.4.9 Perlengkapan pengamanan.
a) Pesawat pengaman kereta (car safety device).
- Setiap kereta, kecuali lif pelayan harus dilengkapi pesawat
pengaman kereta yang dapat memberhentikan kereta dari kelajuan,
apabila terjadi kecepatan lebih.
- Pesawat pengaman kereta yang dipergunakan harus dapat
memberhentikan kereta dengan aman tanpa mengejut.
- Setiap lif harus dilengkapi dengan sebuah governor yang memicu
dan mengatur bekerjanya pesawat pengaman kereta, jika terjadi
kecepatan lebih (overspeed).
- Governor harus disetel dan diuji sehingga pesawat pengaman kereta
bekerja sebelum mencapai prosentase kecepatan lebih tertentu,
sesuai daftar. Jika governor telah dietel dan disegel dari pabrik
pembuatnya, tetap harus diuji keabsahannya.
77
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Alat transportasi dalam gedung merupakan sarana yang dimanfaatkan
manusia dalam memperlancar aktifitas dalam hal ini sirkulasi perpindahan.
Yang termasuk dalam transportasi dalam gedung antara lain, tangga yang
paling konvensional, escalator, konveir serta lift.
Selain tangga permanent, banyak juga yang menggunakan tangga yang
digerakan oleh mesin, disebut, Tangga gerak/ tangga berjalan (Eskalator).
Eskalator bergerak naik atau turun untuk membawa penumpang tanpa harus
melangkah. Eskalator hanya dapat bergerak satu arah saja, naik atau turun.
Apabila menghendaki kedua arah, eskalator dapat dipasangkan secara
pararel, satu untuk naik dan satu untuk turun. Sangat berbahaya bila orang
melangkah ke arah berlawanan dengan arah gerakan tangga ini, karena
mudah tergelincir.
Conveyor adalah satu alat angkut untuk orang ataupun barang dalam
arah mendatar (horizontal). Conveyor hampir mirip dengan Eskalator,
hanya saja dipasang dalam keadaan datar ataupun miring pada derajat< 10.
Alat ini berupa suatu plat tempat ijakan yang terpotong- potong dan
dihubungkan satu sama lain dengan rantai dan dinding sebagai alat
pegangan. Jarak jangkauan alat ini tergantung dari kebutuhan dengan lebar
untuk dua orang.
Lift dapat dipasang pada bangunan bangunan yang tingginya lebih dari
4 lantai karena kemampuan orang untuk naik turun menjalankan tugas atau
keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai 4
lantai.
Menurut fungsinya, lift dibagi menjadi 4, antara lain lift penumpang (
passenger elevator ), digunakan untuk mengangkut manusia,lift barang (
fright elevator ), digunakan untuk mengangkut barang,lift uang/ makanan
(dump waiters ),lift pemadam kebakaran, seringkali lift ini juga difungsikan
untuk mengangkut barang.
Gedung keuangan Negara memiliki dua jenis alat transportasi dalam
banguanan yakni, elevator/lift dan tangga.
Ada du buah lift dengan jenis buatan pabrik yang berbeda yakni merk
otis dari Japan dan fuji yada dari China. Yang mempengaruhi kualitasnya.
78
4.2 Saran
Sarana transportasi dalam gedung sangat diperlukan, apalagi gedung
tersebut merupakan gedung berlantai banyak. Untuk gedung yang terdiri
dari empat lantai keatas ada baiknya menyediakan sarana lift untuk
memperlancar aktifitas. Gedung Keuangan Negara memiliki dua buah lift
yang mencukupi pelayanan eman lantai dalam gedung tersebut. . Lift yang
menggunakan perletakan mesin di atas ini juga sangat baik untuk
digunakan, mengingat Gesung Keuangan memiliki enam tingkatan lantai
Selain lift yang telah memenuhi standart tersebut, adanya tangga yang
cukup nyaman untuk digunakan juga membantu pelayanan transportasi
dalam gedung ini, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pekerja kantor
(bertempat di8 lantai dua dan tiga), yang lebih menggunakan tangga dari
pada lift.Tangga daruratnya pun memiliki akses ke luar, sehingga
mempermudah dalam proses penyelamatan.
79
DAFTAR PUSTAKA
http://utilitasbangunan1.blogspot.co.id/p/blog-page.html
https://buildingutility.wordpress.com/2011/03/28/transportasi-vertikal/
file:///C:/Users/IKS/Downloads/Documents/Sistem%20Transportasi.pdf
http://agungfitrah.blogspot.co.id/2012/09/belt-conveyor.html
https://www.academia.edu/13061558/BELT_CONVEYOR
http://novhan-natanagara.blogspot.co.id/2011/03/alat-transportasi-benda-padat.html
http://arrow-indonesia.com/permasalahan-permasalahan-umum-pada-conveyor-
belt-dan-solusinya/
https://f4iqun.wordpress.com/2007/08/01/perencanaan-instalasi-gedung-bertingkat/
http://conveyorsystem-specialist.blogspot.co.id/2015/01/sejarah-conveyor.html
https://www.academia.edu/23724033/Lift_fix
https://id.wikipedia.org/wiki/Eskalator
80