bangunan
sistem transportasi pada bangunan
BAB I
PENDAHULUAN
dipakai, dihuni dan dinikmati oleh manusia sebagai pengguna, oleh karena itu harus
dapat berfungsi dengan baik, tidak hanya indah dipandang sebagai suatu karya seni,
b. Sasaran
Mengetahui dan memahami system transportasi dalam gedung dan jenis – jenisnya.
1.6 Metodologi
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Sekunder
Studi yang dilakukan dengan cara : mencari buku atau majalah yang memuat
gedung.
Dilakukan dengan cara survey obyek kasus, dalam hal ini Gedung Keuangan Negara ,
Propinsi NTT.
Metode Analisis
Metode deskriptif.
dalam bentuk gambar – gambar yang dijadikan sebagai bahan studi kasus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat angkut/transportasi untuk
memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang dalam bangunan tersebut. Alat transportasi
merupakan sarana yang dimanfaatkan manusia dalam memperlancar aktifitas dalam hal ini
sirkulasi perpindahan.
Alat transportasi dibagi atas dua garis besar yakni di dalam gedung dan di luar gedung.
Yang termasuk di luar gedung antara lain jalan, baik itu jalan setapak ataupun jalan raya,
kendaraan dan sebagainya. Tetapi yang akan dibahas disini adalah transportasi di dalam gedung,
khususnya untuk gedung bertingkat. Transportasi pada gedung bertingkat diantaranya;
Transportasi vertical, berupa elevator atau lazim dikenal dengan nama lift.
Horizontal, berupa konveyor.
Diagonal, berupa tangga dan escalator.
2.1 Tangga (stairs)
Dalam merencanakan tangga terdapat beberapa unsur yang paling penting dan patut
Aman dalam hal ini tangga yang direncanakan dibuat dengan konstruksi yang
kokoh sehingga mampu menampung beban manusia saat menapaki tangga. Disebut
nyaman apabila, tangga mudah dilalui dan tidak membuat orang mudah lelah maupun
bosan saat menapakinya. Tangga selain aman dan nyaman, semestinya dibuat
mendukung tampilan ruang secara keseluruhan, baik itu proposi ukuran maupun
satu lantai dengan lantai di atasnya, sehingga berfungsi sebagai jalan untuk naik dan
menggunakannya.
Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan ruang lain, agar orang yang naik turun tangga
Apabila tangga ditujukan sebagai jalan darurat, pada perencanaannya harus diletakan
dekat pintu keluar, agar bila terjadi bencana, penghuni lantai atas dapat turun
b) Ibu tangga
Ibu tangga merupakan bagian konstruksi pokok yang berfungsi mendukung anak tangga.
Ibu tangga dapat merupakan konstruksi yang menjadi satu dengan rangka bangunanya, tetapi
boleh juga dibuat terpisah, tergantung cara mana yang dianggap paling menguntungkan.
c) Anak tangga.
Anak tangga adalah bagian dari tangga yang berfungsi untuk bertumpunya telapak kaki.
Anak tangga dipasang secara teratur, agar aman dilalui oleh pengguna. Bentuk dan lebar serta
selisih tinggi masing- masing anak tangga harus dibuat sama.
Anak tangga dapat dibuat secara terus menerus bersambungan dari bawah sampai atas.
Bila menghendaki variasi bentuk lain, anak tangga dapat juga dibuat secara terpisah dengan
bentuk sesuai selera.
d) Pagar tangga.
Pagar tangga adalah pelindung di samping sisi tangga untuk melindungi pemakai agar
tidak terpeleset jatuh atau untuk pegangan saat menaiki tangga tersebut.
Pada sisi tangga yang berbatasan langsung dengan tembok tidak perlu memasang pagar
tangga, tapi disisi lain yang bebas harus diberi pagar.
Bentuk pagar tangga dapat dibuat dengan berbagai motif, yang paling sederhana cukup
dibuat dari papan yang dipakukan pada tiang- tiang yang ditanam pada anak tangga. Apabila
menghendaki bentuk yang artistic, bisa digunakan kayu yang diukir atau batang baja kecil yang
dibentuk berbagai bentuk.
e) Pegangan Tangga
Pegangan tangga adalah batang yang dipasang sepanjang anak tangga sebagai tempat
bertumpunya tangan bagi orang yang naik turun tangga agar merasa aman.
Bentuk dan ukuran pegangan dibuat agar terasa enak dan pas oleh genggaman telapak
tangan. Bentuk yang umum dibuat adalah bulat atau oval dengan diameter 4-5 cm, bila dipakai
bentuk persegi ukurannya adalah 4x6 cm.
Pegangan tangga dipasang bertumpu pada tiang-tiang pagar tangga. Untuk menahan
dorongan orang pada pegangan tangga, maka tiang- tiang ini harus ditanam kuat pada anak
tangga atau ibu tangga, agar tidak mudah roboh ke samping.
Pada sisi yang berbatasan dengan dinding, pegangan tangga dapat bertumpu pada begel
yang ditanam pada dinding. Sela bebas antara pegangan tangga dengan dinding minimal 4 cm,
agar tangan tidak sampai bergesekan dengan dinding. Tinggi pegangan tangga dibuat 80 cm
diukur dari permukaan anak tangga.
f) Bordes
Bordes adalah plat datar diantara anak- anak tangga, berguna sebagai tempat untuk
beristirahat sejenak ketika melakukan aktifitas naik turun tangga. Dari segi kenyamanan, aturan
baku pembuatan tangga, setiap ketinggian maksimum 12 anak tangga ( setinggi 1,5 – 2 m) harus
dibuat bordes (landing).
Bordes dapat dipasang pada tangga lurus yang terlalu panjang atau pada sudut sebagai
tempat peralihan arah tangga yang berbelok. Bordes dapat dibuat lebih dari satu, apabila arah
berbelok tangga lebih dari dua kali.
Lebar bordes ideal untuk bangunan rumah tinggal, 80- 100 cm, sementara untuk
bangunan umum 120-200 cm.
a) Tangga Lurus
Merupakan bentuk tangga paling konvensional dan mudah dikerjakan. Model tangga dari
bawah langsung menuju ke atas dalam satu garis/ arah. Lebar ruang tangga yang dibutuhkan
hanya selebar anak tangga saja, tapi memanjang sesuai jumlah anak tangganya. Tangga lurus
cocok digunakan untuk beda tinggi lantai yang kecil.
Tangga lurus biasanya digunkan pada rumah luas, berbentuk memanjang seperti lorong
yang beratap sedang/ rendah. Dalam pengaplikasiannya, tangga lurus membutuhkan tempat yang
lebih banyak secara horizontal. Penggunaan bentuk ini menghasilkan ruang bawah tangga yang
cukup luas sehingga dapat dimanfaatkan menjadi ruang tertentu.
c) Tangga Lengkung
Tangga lengkung mempunyai nilai seni yang tinggi, tapi untuk membuatnya cukup sulit
dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Kesalahan kecil yang dibuat menghasilkan bentuk yang
gagal dan membuat suasana ruang menjadi jelek.
Kekuatan konstruksi tangga lengkung terletak pada bagian pangkal bawah dan ujung atas,
dibagian tengah tidak diberi tumpuan, hal ini dimaksudkan untuk menjaga nilai seninya agar
tidak hilang dan menonjolkan bentuk kelengkungannya.
d) Tangga Siku
Tangga siku adalah tangga lurus yang berbelok arah atau mengalihkan arahnya dengan
menggunakan bordes. Arah beloknya dapat satu kali atau lebih tergantung kebutuhan.
Tangga siku dipakai apabila kebutuhan ruang yang panjang tidak tersedia.
Bordes diletakan pada sudut pertemuan arah. Ruang bawah Bordes dapat dimanfaatkan
sebagai gudang atau km/wc, dengan syarat tinggi dibuat minimal 2m atau lebih. Ada suatu
konstruksi tangga yang bordesnya tidak mempunyai tumpuan, jadi seolah- olah melayang.
Kekuatan konstruksinya terletak pada pangkal dan ujung atas dengan dukungan jepit- jepit. Jadi
bordes yang dihasilkan merupakan konstruksi Cantilever. Tangga ini dinamakan konstruksi
”Tangga Layang” (free standing stairs).
e) Tangga Lingkar (spiral)
Tangga lingkar mempunyai poros. Porosnya terletak ditengah sebagai pusat lingkaran,
semua anak tangga melekat pada poros ini hanya pada suatu sisi, sedangkan sisi lainya bebas,
jadi merupakan konstruksi Cantilever.
Bentuk poros dapat berupa lingkaran atau segi delapan, berdiri tegak diatas pondasi yang
lebar dan berat agar mempunyai kekuatan dan kestabilan sebagai pendukung anak- anak tangga.
Tangga lingkar cocok dipakai untuk tangga pribadi atau tangga darurat, tidak
memerlukan ruang banyak jadi cukup menghemat ruang.
Konstuksi Tangga
Selain diperhatikan nilai estetisnya, tangga yang dibuat harus memiliki konstruksi yang kuat
dan stabil. Tangga merupakan jalan penghubung ke lantai tingkat jadi, kerusakan pada tangga
berarti menutup jalan ke atas.
Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, hanya saja akan
mengalami kerugian apabila terjadi penurunan pada bangunan menyebabkan perubahan sudut
kemiringan tangga.
Bila konstruksi tangga dibuat terpisah secara structural dengan rangka bangunannya, dapat
dibuatkan pondasi sendiri, rangka tangga tidak menempel pada dinding, tapi diberi sela kurang
lebih 5 cm.
4) Balok induk kedua sisi; sturuktur utama ada disebelah kiri dan kanan.
5) Badan tangga sebagai struktur utama; perkuatan tangga ada disetiap bagian pada badan tangga
yang saling menyatu menjadi satu kesatuan yang utuh.
Material Tangga.
Tangga kayu, paling mudah dikerjakan dan cukup murah harganya. Bahannya ringan sehingga
tidak membutuhkan rangka pendukung yang besar. Bentuk bahan yang alami dapat menambah
kesejukan suasana ruang.
Tangga beton bertulang, bentuknya dapat menambah kesan mewah pada ruangan. Konstruksi
yang kuat dan awet menjamin tidak cepat rusak. Bahan tahan api, sangat cocok untuk bangunan
umum dan bangunan berlantai tiga atau lebih.
Tangga baja dapat memberi kesan fulturistik. Penonjolan dengan permainan warna mencolok
dan dominan, sehingga menjadi vocal point pada ruangan tesebut.
Hitungan Tangga.
Tangga yang aman dan nyaman berarti sipemakai tidak merasa khawatir saat berjalan naik turun
tangga. Merencanakan tangga yang nyaman harus memperhatikan syarat dan hitungan dalam
merencanakan tangga.
1) Anak Tangga
o Panjang anak tangga.
Untuk rumah tinggal, panjang anak tangga dapat dibuat 80cm, untuk bangunan umum 120cm-
200cm,bila tangga menghubungkan ruangan yang jarang dilalui lebarnya cukup 60cm-70cm.
Panjang anak tangga dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah orang yang berdiri sejajar/
berpapasan dengan satu anak tangga:
- Untuk 1 Orang :lebar diambil 60cm-70cm.
- Untuk 2 Orang :2 X60cm=120cm
- Untuk 3 Orang :3X60cm=180cm
Rumus :
Panjang tangga = ( (h2 – h1)/t – 1 ) x l
Contoh perhitungan:
Panjang tangga:
= ( 300/15-1) x 25)
= 19 x 25
=475 cm atau 4,75 m
Selain tangga permanent, banyak juga yang menggunakan tangga yang digerakan oleh
mesin, disebut, Tangga gerak/ tangga berjalan (Eskalator). Eskalator merupakan suatu alat
angkut yang menitikberatkan pada pengangkutan orang dari lantai bawah kea rah miring lantai
diatasnya.
Eskalator bergerak naik atau turun untuk membawa penumpang tanpa harus
melangkah. Harga dan biaya operasional escalator ini cukup mahal, sehingga hanya efektif
diaplikasikan pada bangunan komersil.
Eskalator hanya dapat bergerak satu arah saja, naik atau turun. Apabila menghendaki
kedua arah, eskalator dapat dipasangkan secara pararel, satu untuk naik dan satu untuk turun.
Sangat berbahaya bila orang melangkah ke arah berlawanan dengan arah gerakan tangga ini,
karena mudah tergelincir.
Ukuran Standar
Umumnya Eskalator dipasang dengan kemiringan >10 atau sesuai standart
perbandingan antara datar dan ketinggian 30° – 35°. Panjang Eskalator disesuaikan dengan
kebutuhan; lebar untuk 1 orang 60cm. dan untuk 2 orang 100cm – 120cm.
Menurut peraturan yang diterapkan di Inggris, sudut ketinggian dieskalator dibatasi hingga 30°,
apabila tangga tidak lebih dari 6 M dan kecepatan 0,5 m/dtk.
Dalam keadaan tertentu sudut tersebut tidak boleh lebih dari 30º . Menurut standar
Inggris (BS), lebar tangga max 1050 cm dan minimal 600cm.
Struktur Eskalator terdiri atas kerangka baja yang ditumpu dibagian bordes atas maupun bawah.
Kapasitas Eskalator
Hal ini terkait dengan kecepatan orang untuk melangkah ke Eskalator, dimana
kecepatan melangkah ini tergantung pada lebar eskalator. Kecepatan eskalator 0,75 m/dtk
sehingga peningkatan kecepatan Eskalator akan memperbesar kapasitasnya.
Berikut adalah daftar yang memperlihatkan perkiraan kapasitas Eskalator yang
digunakan dalam satu bangunan dan pemakaian teratur.
2.2 Conveyor
Conveyor adalah satu alat angkut untuk orang ataupun barang dalam arah mendatar
(horizontal). Conveyor hampir mirip dengan Eskalator, hanya saja dipasang dalam keadaan datar
ataupun miring pada derajat <10°.
Alat ini berupa suatu plat tempat ijakan yang terpotong- potong dan dihubungkan satu
sama lain dengan rantai dan dinding sebagai alat pegangan. Jarak jangkauan alat ini tergantung
dari kebutuhan dengan lebar untuk dua orang.
Ukuran berat tergantung besar dan jumlah penumpang yang dapat ditampung :
4 orang – berat 320 kg
8 orang – berat 630 kg
13 orang – berat 1000 kg
Karena pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi bangunan 4 lantai ke atas, maka
system yang digunakan adalah gearless.
KOMPONEN LIFT (RUMAH LIFT)
Rumah lift dapat dibagi menjadi tiga bagian :
Lift pit, tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban
pengimbang. Karena letaknya paling bawah, lift pit harus dibuat dari dinding yang tidak rembes
air. Ukuran luas dan kedalaman tergantung dari ukuran kereta dan kedalamannya dipengaruhi
oleh kecepatan lift dan tingginya bangunan.
Ruang luncur (Hoistway), tempat meluncurnya sangkar atau kereta lift, tempat pintu – pintu
masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban pengimbang (counter weight), dan tempat
meletakan rel – rel peluncur dari kereta lift dan beban pengimbang. Ruang luncur terbuat dari
dinding beton atau bata dengan rangka – rangka tertentu, kecuali untuk lift pemadam kebakaran.
Ukuran ruang luncur tergantung dari ukuran kereta lift dan dapat diberi bukaan – bukaan untuk
pintu lift. Pintu lift ini sangat mempengaruhi harga lift, mengingat jumlah pintu lift tergantung
dari kebutuhan.
Setiap pintu lift diberi tombol – tombol untuk tempat pemberhentian kereta lift dan didalamnya
juga terdapat tombol – tombol yang berhubungan dengan pintu di luar.
Tipe – Tipe Hoistway dengan Keretanya.
Ruang mesin, tempat meletakan mesin/motor traksi lift, dan tempat panel control (mengatur
jalannya kereta). Ruangan ini dilengkapi pengatur udara yaitu exhauster atau alat pendingin,
yang berfungsi mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu panas sehingga tidak mempengaruhi
kerja panel – panel mesin.
PERLETAKAN LIFT
Lift sebagai tempat penghubung antara ruang bawah dan ruang atas merupakan suatu
tempat yang harus mudah dicapai dari ruangan – ruangan disekitarnya. Oleh karena itu
penempatan lift harus tepat sehingga dapat melayani ruangan dibawah dan diatasnya, mudah
terlihat, mudah dicapai dan tidak mengganggu segi arsitektur.
Ada beberapa cara meletakan lift dalam suatu bangunan, antara lain :
Lift dipasang berdampingan, jumlah lift yang dipasang maximal 3 unit.
Lift dipasang berhadapan,apabila jumlah lift lebih dari 3 unit. Ketika lift dirancang berhadapan
timbul maslah mengenai jarak antara lif – lift yang berhadapan, solusinya dengan mengatur
sesuai dengan fungsi dan keguanaan dari bangunan tersebut.
Keterangan :
L = Beban puncak kereta
a = Luas per lantai bangun
c = 5 x N x P x 0,3 = 1,5 NP
N = Jumlah kereta dalam bangunan
P = Kapasitas orang per kereta ( individual car capacity )
= 80% x Jumlah penumpang dalm kereta
n = Jumlah lantai Bangunan.
b = Luas lantai bersih perorang
HC =
RTl
300. P
=
Keterangan :
I = Waktu menunggu (Interval/waiting Time)
HC = Kapasitas pengangkutan yang dipengaruhi oleh ukuran dan frekuensi (Handling
Capacity)
RT = waktu yang diperlukan oleh kereta dari dasar sampai puncak dan kembali ke dasar
(Round Trip Time)
Apabila, satu zone area hanya dilayani satu lift maka, waktu menunggu sama
dengan waktu perjalanan bolak – balik lift.
3. Waktu Perjalanan Bolak – Balik Lift (Round Trip Time)
Round trip time tidak dapat dipastikan secara mutlak,sebab perjalanan lift antar lantai
pasti tidak akan mencapai kecepatan yang mencapai kemampuan lift itu sendiri dan pada
perjalanan lift non stop, kecepatan kemampuannya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa
lantai.
Secara pendekatan, Round Trip Time terdiri dari :
a. Penumpang memasuki lift di lantai dasar yang memerlukan waktu 1,5 detik/org dan untuk lift
dengan kapasitas (m) perlu waktu……………………………………………………… 1,5 m
detik
b. Pintu lift menutup kembali…………………………… 2 detik
c. Pintu lift membuka disetiap lantai……………… (n-1) 2 detik
d. Penumpang meninggalkan lift disetiap lantai dalam 1 zone sebanyak (n-1) lantai :
(n-1)X m/n-1 X 1,5 detik………………………………… 1,5 detik
e. Pintu lift menutup kembali disetiap lantai
tingkat. …………………………………………………………… (n-2)2 detik
f.
2(n-1)h
s
Perjalanan Bolak – balik dalam 1 zone…………
Keterangan :
T = waktu perjalanan bolak – balik lift
h = tinggi lantai sampai dengan lantai
s = Kecepatan rata – rata lift
n = jumlah lantai dalam satu zone
m = kapasitas lift
PHC = Persentase empiris terhadap penghuni bangunan yang
terangkat dalam 5 menit pertama pada jam sibuk.
BANGUNAN PHC BP
Kantor 5 – 13 % 6 – m2/org
Apartemen 5–7% 1,5 m2/org
Hotel 10 – 15 % 1,3 m2/org
Contoh Soal untuk Menghitung Kebutuhan Lift
Suatu bangunan bertingkat, berfungsi sebagai tempat bangunan umum.
Jumlah lantai : 14 lantai
Luas Lantai : 1.200 m2/lantai
Tinggi lantai ke lantai : rata – rata 4 m
Standar perhitungan kereta lift yang digunakan :
PHC untuk bangunan umum = 5 – 13 % max
D untuk bangunan umum 6 – 10 m2 untuk setiap orang pada luas bangunan atau 6 – 8 m2 untuk
setiap orang pada luas bangunan setelah dikurangi luas core . (fasilitas bangunan)
Kecepatan kereta untuk kecepatan bangunan 14 lantai = 180 – 120 m/menit.
Kapasitas penumpang (tipe 21) 21 orang
Jumlah penumpang = 80% X 21 org = 17 0orang
Rumus yang digunakan
1. Beban puncak lift
L = PHC ( a – c )n
b
= 5% (1.200 – 1.,5Nx17) x14
6
= 140 – 2,975 N
2. Daya angkut satu kereta dalam 5 menit
HC = 5 x 60 x P
RT
= 300 P
RT
3. Round Trip time
Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
Penumpang masuk 1,5 detik x 17 org = 22,5 detik
Pintu Lift menutup kembali = 2 detik
Pintu lift membuka di setiap lantai
(n-1) x 2 detik = (14-1)x 2 detik = 26 detik
Penumpang meninggalkan kereta di setiap lantai
= 1,5 detik x 17 orang = 25,5 detik
Pintu lift menutup kembali di setiap lantai
= (n-1) x 2 detik = (14-1)x 2 detik = 26 detik
Perjalanan Kereta pulang pergi
= 2 (n-1)t 2(14-1)4m
s 3,5 = 29,7 detik
Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
Sehingga RT = 140,2 detik
4. Daya angkut N kereta dalam 5 menit
HCN = 300 P.N
RT
= 300x 17x N
140,2
= 36,37 N
5. Persamaan L = H
L = H
PHC ( a – c )n = 300 P.N
b RT
sehingga :
N = 3,55 ~ 4
Jadi, jumlah lift untuk melayani suatu bangunan umum 14 lantai dengan
luas lantai 1200 m2/lantai adalah 4 buah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Alat transportasi dalam gedung merupakan sarana yang dimanfaatkan manusia dalam
memperlancar aktifitas dalam hal ini sirkulasi perpindahan. Yang termasuk dalam transportasi
dalam gedung antara lain, tangga yang paling konvensional, escalator, konveir serta lift.
Syarat – syarat peletakan tangga
Letak tangga harus dibuat mudah dilihat dan dicari oleh orang yang akan menggunakannya.
Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan ruang lain, agar orang yang naik turun tangga
Apabila tangga ditujukan sebagai jalan darurat, pada perencanaannya harus diletakan
dekat pintu keluar, agar bila terjadi bencana, penghuni lantai atas dapat turun langsung
Enam struktur pendukung tangga antara lain, pondasi tangga, ibu tangga, anak
Selain tangga permanent, banyak juga yang menggunakan tangga yang digerakan
oleh mesin, disebut, Tangga gerak/ tangga berjalan (Eskalator). Eskalator bergerak
naik atau turun untuk membawa penumpang tanpa harus melangkah. Eskalator hanya
dapat bergerak satu arah saja, naik atau turun. Apabila menghendaki kedua arah,
eskalator dapat dipasangkan secara pararel, satu untuk naik dan satu untuk turun.
Sangat berbahaya bila orang melangkah ke arah berlawanan dengan arah gerakan
Ada du buah lift dengan jenis buatan pabrik yang berbeda yakni merk otis dari Japan dan
4.2 SARAN
Sarana transportasi dalam gedung sangat diperlukan, apalagi gedung tersebut merupakan
gedung berlantai banyak. Untuk gedung yang terdiri dari empat lantai keatas ada baiknya
menyediakan sarana lift untuk memperlancar aktifitas. Gedung Keuangan Negara memiliki dua
buah lift yang mencukupi pelayanan eman lantai dalam gedung tersebut. . Lift yang
menggunakan perletakan mesin di atas ini juga sangat baik untuk digunakan, mengingat Gesung
Keuangan memiliki enam tingkatan lantai
Selain lift yang telah memenuhi standart tersebut, adanya tangga yang cukup
nyaman untuk digunakan juga membantu pelayanan transportasi dalam gedung ini, hal ini dapat
dilihat dari banyaknya pekerja kantor (bertempat di8 lantai dua dan tiga), yang lebih
menggunakan tangga dari pada lift.
Tangga daruratnya pun memiliki akses ke luar, sehingga mempermudah dalam proses
penyelamatan.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
3 comments:
1.
Reply
2.
Saya mau tanya, untuk data penaksiran jumlah penghuni dalam gedung, sumber nya dari
mana ?
Reply
3.
Reply
Load more...
Home
Subscribe to: Posts (Atom)
About Me
Zky Bee
View my complete profile
Simple theme. Theme images by fpm. Powered by Blogger.