TUGAS ESKALATOR
Anggota kelompok :
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah penduduk yang terus meningkat dengan luas daratan yang
terbatas, memungkinkan daratan ini akan semakin tenggelam oleh aktipitas
manusia dimuka bumi.kehidupan manusia tidak terlepas dari sarana
transportasi darat, laut maupun udara.transportasi di darat banyak dilakukan
dengan kendaraan,namun tidak dapat diaplikasikan dalam arah vertical dan
wilayah yang sempit seperti gedung misalnya. Oleh karena itu diperlukan
suatu alat pengangkut yang cukup efisien dan efektif dalam melakukan
suatu proses perpindaan yang aman dan cepat.
Escalator merupakan salah satu alat pengangkut dengan kemampuan
angkut yang besar ( 4500 sampai 9000 orang / jam ) sangat cocok
dipergunakan untuk transportasi vertical yang bersipat missal. Escalator
biasanya digunakan dipertokoan, perhotelan,lapangan terbang, pusat-pusat
terminal kereta api dibawah tanah ( Metro, subway di Eropa ),dan lain-lain.
Perencanaan escalator ini harus di sesuaikan dengan kebutuhan,letak
dan lokasi, yang akan menentukan keamanan, mutu pelayanan dan
kenyamanan.
Escalator pada dasarnya memiliki beberapa komponen utama seperti
: rangka struktur, rel, rantai dan roda gigi, anak tangga, dinding penyangga
rel tangan, pegangan tangan, lantai pijak, lantai bergigi, ruang mesin,
pencahayaan, unit penggerak dan peralatan listrik.
1
BAB 2
ESKALATOR
2.1 Macam-macam Eskalator
Eskalator dibagi menjadi 2 macam :
1. Eskalator tunggal
Eskalator untuk satu orang berdiri, dengan lebar 60 cm 81
cm
Kecepatan 0,45 m/s dengan kemampuan daya angkut 170
orang, sedangkan dengan kecepatan 0,60 m/s bisa mencapai
225 orang.
Untuk bangunan perkantoan dan pusat perbelanjaan dengan
luas lantai 10.000 meter persegi.
2. Eskalator jalur ganda
Eskalator untuk dua orang berdiri bersama dalam satu anak
tangga, dengan lebar 100 cm 120 cm
Daya angkut : untuk kecepatan 0,45m/s adalah 340 orang,
sedangkan kecepatan 0,6 m/s bisa mencapai 450 orang.
Untuk bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan
luas lantai 20.000 meter persegi.
2.2 Elemen pada eskalator
Secara umum peralatan escalator terdiri atas :
1. Rangka struktur (frame)
2. Rel (rail)
3. Rantai dan roda gigi (chain & gear)
4. Anak tangga (step)
5. Dinding penyangga rel tangan (balustrade)
6. Pegangan tangan (handrail)
7. Lantai Pijak (landing plates)
8. Lantai Bergigi (combplates)
9. Ruang Mesin
10. Pencahayaan (ligtihting)
11. Unit penggerak (drive unit)
12. Peralatan listrik (electrical parts)
2.2.1 Rangka Struktur/frame
Ada dua jenis rangka struktur, yaitu:
a. Rangka struktur dengan menggunakan solid H-beam.
Pada umumnya rangka struktur dibagi atas tiga bagian:
1. Rangka atas (upper frame)
2. Rangka tengah (middle frame)
3. Rangka bawah (lower frame)
2
Ketiga bagian rangka tersebut dirakit di lokasi pemasangan
dengan menggunakan baut khusus (punch bolt). Keuntungan dari
penggunaan rangka struktur dengan solid H-beam adalah:
1. Memudahkan transportasi (biasa dimasukan dalam container).
2. Memudahkan pengaturan jalan masuk kelokasi pemasangan.
3. Lebih mudah untuk dipindahkan setelah unit dipasang.
Sedangkan kerugiannya:
1. Lebih berat dari rangka struktur konstruksi besi siku.
2. Untuk pemasangannya diperlukan tenaga terampil.
3
2.2.4 Anak Tangga (Step)
Anak tangga merupakan tempat pijakan dari penumpang
escalator dan bagian permukaannya harus selalu dalam keadaan
horizontal pada saat membawa penumpang. Adapun material yang
digunakan harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah
terbakar seperti alumunium, stainless steel dan besi cor.
Untuk memudahkan penumpang dalam membedakan suatu
anak tangga dengan anak tangga yang lain paling tidak bagian depan
dari masing-masing anak tangga harus diberi warna kuning.Ukuran
dari anak tangga ini, pada umumnya :
1. 600 mm, untuk satu orang per anak tangga.
2. 800 mm (permintaan khusus).
3. 1000mm, untuk dua orang per anak tangga.
4
penumpang tidak jatuh atau terseret. Material yang dipergunakan
untuk pegangan tangan ini adalah karet khusus (hypalon) dengan
yang tahan panas, dimana panas tersebut sebagai akibat gesekan-
gesekan, baik yang disebabkan oleh mekanisme penggerak ataupun
oleh geseken antara handrail dengan frame handrail (aluminium).
Untuk mekanisme handrail ini juga dilengkapi dengan
switch pengaman terhadap benda-benda asing yang terjepit. Pada
handrail ( I unit escalator ada 2 handrail ) kelilingnya harus
tersambung secara sempurna,artinya tidak boleh ada sambungan
yang dapat menyababkan macet akibat toleransi dengan frame
handrail yang kecil dan pemuaian akibat panas (sifat zat apa bila
terkena panas akan memuai).Untuk itu diperlukan toleransi kurang
lebih 2 mm,dengan sisi-sisi sampingnya. Panas yang timbul akibat
gesekan adalah antara 40 derajat sampai dengan 45 derajat Celcius
(merupakan panas maksimum untuk kondisi ruangan tanpa AC).
Mekanisme handrail ini menggunakan penggerak utama
berasal dari rol-rol step yang digerakan oleh rantai dan ditekan pula
oleh rol-rol khusus yang menekan handrail sehingga akibat tekanan
tersebut dan adanya putaran dari rol-rol tersebut menyebabkankan
handrail dapat bergerak.
Dalam 1 unit escalator terdiri dari 4 unit rol ( 2 unit untuk
menekan dan menggerakan bagian atas dan 2 unit bagian bawah ),
penggerak handrail dan masing-masing unit mempunyai 4 rol dan 4
unit rol pembalik,yang masing-masing terdiri dari 4 rol.
Bahan rol tersebut adalah besi cor dan dibagian
permukaannya dilapisi oleh karet tahan panas.
5
2.2.7 Lantai Pijak (Landing Plates)
Lantai pijak penting ditempatkan pada bagian masuk dan
keluar escalator dikedua ujung escalator.Lantai selain berpungsi
untuk tempat pijakan masuk dan keluar juga berpungsi sebagai
penutup bagian mekanis escalator,oleh karena itu harus dapat di
buka atau diangkat untuk memudahkan perbaikan escalator.Lantai
ini harus dibuat dari material yang tahan api dan mampu
memberikan kemantapan saat berpijak.
6
2.2.9 Ruang Mesin
Ruang mesin harus mempunyai kelonggaran yang cukup
untuk seseorang melakukan perbaikan atau perawatan bagian-
bagian mekanis dari penggerak escalator. Ventilasi yang tersedia
juga harus cukup agar panas radiasi dari mesin dapat segera keluar.
Pencahayaan juga harus ada pada ruang mesin, lampu-
lampunya harus dilindungi agar tidak mudah pecah terkena alat-alat
atau gerak mekanis komponen-komponen mesin. Pintu-pintu untuk
perawatan dan perbaikan harus mempunyai kunci yang hanya dapat
dibuka oleh orang yang berkepentingan saja sehingga tidak
sembarang orang dapat membukanya.
2.2.10 Pencahayaan
Jaringan listrik untuk pencahayaan pada daerah yang dekat
dengan kaki,pencahayaan pada dinding balustrade,dan pencahayaan
untuk ruang mesin harus terpisah dari jaringan listrik untuk motor
penggerak sehingga jika terjadi kegagalan pada motor atau
komponen lainya,lampu-lampu yang menerangi escalator akan tetap
menyalah.
7
terjadinya kecelakaan pada penumpang,maupun untuk
mencegah kerusakan escalator itu sendiri.
8
c. Panel pengoperasian (operating panel board)
Panel pengoperasian sesuai dengan namanya adalah
untuk menghidupkan atau mematikan escalator,fungsi
yang umum tersedia :
1. Tombol nyala (starting switch)
Tombol nyala harus ditempatkan pada kedua
ujung escalator (atas dan bawah) dan penempatannya
harus sedemikian rupa sehingga saat dinyalakan oleh
operator,ia dapat melihat pergerakan tangga. Tombol
ini sebaiknya menggunakan tipe tombol yang
berpungsi dengan memutar kunci (key operated
switch)
2. Tombol mati (stop switch)
Tombol mati mempunyai warna merah dan
ditempatkan dikedua ujung escalator berdekatan
dengan tombol nyala.Jika tombolini digunakan,maka
ia harus dapat memotong seluruh arus listrik yang
bekerja pada motor penggerak maupun rem.
3. Tombol mati darurat (emergency stop switch)
Tombol darurat ini harus berwarna merah dan
ditempatkan dikedua ujung escalator pada posisi
yang memungkinkan untuk segera dijangkau tetapi
harus pula cukup terlindung dari penyalaan yang
tidak di sengaja.Jika tombol ini ditekan,ia harus
segera mematikan arus yang bekerja pada motor
penggerak maupun pada rem.
4. Tombol pendeteksi rantai putus (broken step-chain
depice)
Tiap escalator harus dilengkapi dengan
tombol yang dapat segera berfungsi mematikan arus
listrik kemotor pengerak dan mengaktifkan rem jika
rantai tangga putus atau teregang melampaui batas
maksimum regangan atau jika gerak rantainya
terganggu.
5. Tombol pendeteksi kegagalan motor penggerak
(broken drive devices).
Jika escalator mempunyai sistem penggerak
menghubungkan motor dengan spoket tanga melalui
transmisi rantai,maka tombol ini harus ditempatkan
pada posisi yang memungkinkannya segera
memotong arus listrik ke motor dan mengaktifkan
rem saat rantai penggerak putus.
9
Untuk cara-cara pengoperasian yang benar, dapat dibaca dari
manual operasi yang diberikan oleh masing-masing pabrik pembuat.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengoperasian
escalator :
a. Pada saat terjadi kebakaran, gempa bumi atau
keadaan darurat lain, hendaknya seluruh escalator
segera dimatikan oleh petugas, blokir jalan masuk /
keluar escalator dan umumkan agar penumpang tidak
menggunakan escalator.
b. Untuk mencegah kerusakan escalator dan juga demi
keselamatan, dianjurkan untuk mematikan escalator
bila :
a. Salah satu pegangan tangan tidak berjalan.
b. Ada bunyi tabrakan / gesekan yang tidak normal.
c. Keluar asap / bau terbakar dari panel control
maupun dari motor atau rem magnet.
d. Ada balustrade kaca yang pecah.
e. Ada salah satu penutup yang lepas.
f. Jumlah penumpang melebihi kapasitas.
c. Adapun hal-hal yang dianjurkan untuk diperhatikan :
a. Dilarang untuk membuang sampah diatas anak
tangga escalator.
b. Anak kecil hendaknya didampingi orang tua.
c. Dilarang duduk diatas anak tangga.
d. Dilarang menaiki / duduk pada pegangan tangan.
e.
2.3 Perhitungan Berat Eskalator
Untuk mengkalkulasikan berat digunakan data-data yang telah
ditentukan sebelumnya, dapat dimulai untuk mengkalkulasikan total jarak
yang ditempuh tangga dan jumlah step- yang dibutuhkan.
a. Total jarak yang ditempuh (S)
10
b. Jumlah step yang dibutuhkan ( Stp )
11
- untuk setiap step 2 orang dewasa ( @ 75 N )
maka jumlah step x 2 = 23 x 2 = 46
Wp2 = 46 x 75 = 3450 N
- Sisa dari kapasitas adalah jumlah anak-anak
60 46 = 14 orang
Jadi ada 14 orang anak ( @ 20 N )
Wp1 = 14 x 20 = 280 N
Maka berat total penumpang Wp
Wp = Wp1 + Wp2
= 280 + 3450
= 3730 N
e. Berat Handrail ( WH )
Data untuk handrail ini tidak ada,sehingga penulis
mengasumsikan berat keseluruhan 1 ( satu ) unit adalah 180 N
f. W Berat rantai ( Wc )
Untuk pemilihan rantai diambil kekuatan tarik yang basar
dan jarak yang tidak terlalu panjang, untuk jaminan kekuatan
sambungan.
H = 180 N
Dipilih tipe HC120040
12
Dari tabel maka didapat data-data sebagai berikut
1. Pitch P = 101,6 mm
2. Berat rata-rata =3,96 kg/m
3. Kekuatan tarik rata-rata = 5400
4. Roller ; Diameter = 47,6 mm
Tebal = 17,8 mm
5. lebar antara roller link dengan plat W = 19,1 mm
6. Lebar antara pin link dengan plat X = 32,8 mm
7. Bushing B = 23,6 m
13
Untuk berat total rantai adalah :
Wc = Jarak tempuh rantai (m) x berat rantai (N/m)
Wc = 22,85 x 5,9 = 135 N/m3
g. Berat Sproket ( W sp total )
Didalam mekanisme escalator ini dibedakan macam sproket
menurut fungsinya :
1. Sproket (Sp1) yang berada pada Reducer dan
berpungsi sebagai penggerak.
2. Sproket (Sp2) adalah sproket yang digerakkan oleh
sproket (Sp1).
3. Sproket (Sp3) dan (Sp4) sebagai penggerak rantai
dan step, bugitu pula dengan sproket yang
digerakkan oleh Sp3 dan Sp4 yaitu Sp5 dan Sp6.
Semua keterangan mengenai sproket diatas dapat dilihat
mekanismenya.
14
2. untuk diameter kepala dari sproket step
3. Sp3 =sp4 = sp5 =sp6 = 670 mm = 0,67 m
15
a. Klarifikasi final specifikasi teknis unit escalator
b. Membuat shop drawing untuk disetujui oleh pihak terkait sebagai
gambar pelaksanaan.
c. Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan.
d. Pembuatan site office untuk penyimpanan sebagian material dan alat
kerja.
2. Pabrikasi
Pelaksanaan pekerjaan pabrikasi, dapat dilaksanakan setelah final
specifikasi teknis dan shop drawing disetujui bersama.
3. Shipment
Pengriman (pengapalan) dilaksanakan setelah seluruh kelengkapan unit
escalator selesai diproduksi, dan diperkirakan 3 (tiga) minggu setelah pengapalan
unit tersebut akan sampai dilokasi proyek.
4. Unit On Site
Pengiriman unit dari pelabuhan tanjung periok ke lokasi proyek secara
bertahap, sesuai kondisi lapangan dengan mengunakan truk container.
Untuk kelancaran pekerjaan tersebut diatas, ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan oleh pihak lain (Kontraktor Sipil), antara lain :
a. Pengadaan lokasi penempatan unit onsite
b. Pengadaan jalan masuk kelokasi penempatan untuk akses truk container
dan forklif.
Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh kontraktor sipil dalam
pembuatan hoistway escalator, antara lain :
Ukuran / dimensi dari hal tersebut diatas telah tercantum dalam shop drawing
escalator.
16
1. Transportasi ke void escalator.
Yaitu pengangkatan unit untuk di letakkan ditempat yang
paling dekat dengan lobang dengan menggunakan Hand Pallet dan
Pallet kotak atau dengan menggunakan forklift.
2. Joint Frame dan Rail
Pekerjaan penyambungan potongan frame dan rail escalator
menjadi satu sebelum diletakkan di pit escalator.peralatan yang
harus disediakan yaitu joice, hand pallet, kunci kunci, peralatan
pengelasan.
3. Wiring dan Koneksi Kabel
Koneksi safety device dan panel escalator serta pemasangan
kabel kabel
4. Erection Frame
Peletakkan Unit Escalator ke dalam void / pit escalator
dengan menggunakan Chain block yang diletakkan di hook yang
disediakan oleh gedung
5. Plumb / Centering
Proses pengukuran level escalator terhadap finishing floor
untuk dipakai sebagai ukuran pemasangan bracket.
6. Pemasangan Bracket
Pekerjaan Pemasangan bracket untuk dudukan kaca
escalator serta outside deck
7. Pemasangan Out Side
Adalah Cover Frame yang dipasang pada sisi luar kaca
escalator
8. Pemasangan Kaca
Pemasangan Kaca escalator dengan posisi menumpang pada
bracket.
9. Pemasangan Handrail
Pemasangan karet pegangan untuk penumpang yang naik di
escalator.
10. Pemasangan Inside Deck dan Skirt Guard
Pemasangan Cover Frame yang dipasang pada sisi dalam
kaca escalator dan pemasangan dinding pembatas step sisi kanan kiri
bagian dalam escalator
11. Testing
Pelaksanaan pengetesan escalator dengan secara bertahap
dengan langkah pertama escalator dijalankan manual,
maintenant,baru sesudahnya dapat dijalankan secara normal.
12. Pemasangan Step
Adalah pemasangan seluruh step ( pijakan kaki penumpang
escalator ) sebelum pelaksanaan running test.
17
13. Commissioning
Proses running test escalator.
14. Reksa Uji
Proses pengujian kelayakan escalator oleh pihak depnaker.
18
LAMPIRAN
19
20
21
22
23