NIM : D1031171002
Makul : Bahan Bangunan
Bangunan ini menggunakan 16 buah truss colom yang berfungsi sebagai kolom-kolom
penyangga utama. Setiap kolom 3D ini dibentuk secara pre-fabrikasi dari baja jenis HSS
(Hollow Structural Steel) kelas high-strength dengan 128 titik kontak sambungan las.
Di kiri-kanan struktur utama pun lalu terjalin konstruksi berbagai balok baja silang-menyilang
melengkapi balok 3D girders yang memang ditata berpasang-pasangan diantara setiap
pasangan kolom utama. Untuk penutup atapnya menggunakan panel transparan ETFE.
Beijing National Stadium dibangun dengan biaya 423 juta dollar AS. Pertama kali
diperkenalkan pada Olimpiade Beijing 2008 lalu. Ini merupakan Stadion terbesar di dunia
dengan memakai struktur baja.
Beijing National Stadium atau biasa disebut Bird’s Nest (sarang Burung) merupakan stadion
fenomenal dengan arsitektur yang paling rumit dan unik. Berkapasitas 80.000 tempat duduk,
diresmikan menjelang Olimpiade Beijing 2008. Desainnya merupakan hasil dari sayembara
yang diadakan pada Tahun 2002. Desain bangunan ini terinspirasi dari bentukkan sarang
burung ditengah alam, dalam pola yang terlihat acak.
Keunikan struktur dapat terlaksana karena bantuan dari sistem modularitas pada bagian
elemen strukturnya. Beijing National Stadium mempunyai bentuk elips yang terdiri dari
konstruksi baja yang mendukung terbentuknya fasade menyerupai sarang burung.
Konstruksi baja bukan saja digunakan sebagai elemen arsitektur yang membentuk
bangunan, namun juga merupakan suatu sistem struktur. Ukuran bentang bangunan ini
adalah 335m untuk panjang, 284m untuk lebar dan 69m untuk tinggi.
Burj Khalifa
Burj Khalifa ini dibangun oleh Perusahaan Korea Selatan, Samsung Engineering &
Construction, yang juga mengerjakan Menara Kembar Petronas dan Menara Taipei
101. Samsung Engineering & Construction membangun Burj Khalifa bersama-sama
(joint operation) dengan Besix dari Negeri Belgia dan Arabtec dari UAE. Di bawah
hukum UAE, Kontraktor dan Engingeer, Hyder Consulting, bersama-sama
bertanggungjawab untuk pembangunan Burj Khalifa
Struktur utama Burj Khalifa dibuat dari beton bertulang. Lebih dari 45,000 m3
beton digunakan, dengan berat lebih dari 110,000 ton untuk sistem pondasinya.
Pondasi menggunakan pile cap yang didukung dengan 192 tiang (piles), dengan
diameter tiang sebesar 1.5 meter dengan kedalaman lebih dari 50 meter. Konstruksi
Burj Khalifa menggunakan 330.000 m3 beton dan 55.000 ton besi beton.
Pelaksanaan konstruksinya menghabiskan 22 juta jam kerja (man-hours) Pada
pondasi digunakan beton mutu tinggi dengan permeability yang rendah. Sistem
cathodic protection digunakan untuk menghindari korosi besi beton dari pengaruh air
tanah. Pada bulan Mei 2008 beton yang dapat dipompa sampai ketinggian 606
meter (lantai 156) telah mencapai rekor dunia. Untuk mencapai ketinggian tersebut
digunakan concrete pump khusus.
Konsistensi beton yang digunakan pada proyek ini sangatlah penting.
Sangatlah sulit menciptakan beton yang dapat dialirkan sampai ketinggian 600
meter dan juga harus dapat menyesuaikan dengan temperatur udara tinggi ( dapat
mencapai 50 derajat Celcius ). Untuk mengatasi kondisi ini, beton tidak dicor pada
siang hari. Selama musim panas, pembuatan beton dilakukan dengan
menambahkan es ke dalam campuran dan di cor pada malam hari, pada saat udara
dingin.
Sistem struktur utama Burj Khalifa adalah beton bertulang. Lebih dari 45.000
m3 (58.900 cu yd) dari beton, beratnya lebih dari 110.000 ton (120.000 ST ; 110.000
LT ) digunakan untuk membangun pondasi beton dan baja, yang memiliki 192 tiang,
dengan tiang masing-masing berdiameter 1,5 meter x 43 meter panjangnya terkubur
lebih dari 50 m (164 kaki) dalam. Konstruksi Burj Khalifa digunakan 330.000 m3
(431.600 cu yd) dari beton dan 55.000 ton baja, dan seluruh konstruksi mengambil
22 juta jam kerja, kepadatan tinggi , beton permeabilitas rendah digunakan dalam
dasar-dasar konstruksi Burj Khalifa.
Sebuah sistem proteksi katodik di bawah tanah digunakan untuk
meminimalkan efek yang merugikan dari bahan kimia korosif dalam air tanah
setempat. Pada bulan Mei 2008 beton dipompa keatas konstruksi ke ketinggian 606
m (1988 ft) sampai lantai 156 sehingga mencetak rekor dunia,. Struktur yang tersisa
di atas dibangun dari baja ringan.
132.000 meter persegi dinding tirai façade dari Burj Khalifa terbuat dari
aluminium, silikon, dan kaca. Ini terdiri lebih dari 24.000 panel yang dirancang
khusus untuk menghemat energi. Kinerja tinggi kaca reflektif mereka sangat
mengurangi transmisi panas, yang merupakan fitur penting dalam panas yang
ekstrim dari Dubai.
Lebih dari 40 angin tes terowongan dilakukan pada Burj Khalifa untuk
memeriksa efek angin akan memiliki di menara dan penghuninya. Ini berkisar dari
tes awal untuk memverifikasi iklim angin dari Dubai, untuk model analisis struktur
besar dan tes tekanan fasad, analisis iklim mikro dari efek di teras dan di sekitar
dasar menara. Bahkan kondisi temporer selama tahap konstruksi diuji dengan crane
menara di menara untuk memastikan keselamatan setiap saat.
Stack efek atau efek cerobong merupakan fenomena yang efek desain
bangunan super-tinggi, dan muncul dari perubahan tekanan dan suhu dengan
ketinggian. Studi khusus dilakukan pada Burj Khalifa untuk menentukan besarnya
perubahan yang harus ditangani dalam desain bangunan. Burj Khalifa memiliki 58
elevator dan 8 escalator, serta elevator service/elevator kebakaran yang mampu
menampung hingga 5.500 kg. Setiap elevator berkecepatan tinggi yaitu 60 km/jam
atau 16.7 m/s.
Catatan arsitektur Burj Khalifa menyatakan bahwa berat beton yang
digunakan untuk membangun gedung tersebut setara 100.000 gajah. Adapun jumlah
baja untuk strukturnya setara banyaknya baja pada lima pesawat Airbus 380. Dalam
proses pengerjaan konstruksinya, sekitar 12.000 pekerja dikerahkan untuk
melaksanakan proyek tersebut. Begitu tingginya Burj Khalifa hingga ujung
bangunannya dapat terlihat dari jarak 95 kilometer.
Substruktur
– Konstruksi biasanya dimulai dengan penggalian lubang untuk
pembangunan pondasi. Kedalaman galian tergantung kepada seberapa
dalam bedrock terbentang dan berapa banyak lantai yang akan dibangun
pada bangunan tersebut. Untuk mencegah pergerakan tanah dan untuk
mencegah gangguan resapan air di sekitar pembangunan pondasi, sebuah
dinding diafragma harus dibangun sebelum penggalian dilakukan.
Penggalian dilakukan dengan menggali parit sempit yang dalam sesuai
perimeter yang dirancang untuk pondasi. Setelah parit digali, diisi dengan
tanah slurry ( disini didefinisikan dengan watery clay/ tanah liat berair)
untuk mencegah bangunan dari kerubuhan. Saat parit yang digali telah
mencapai kedalaman yang diinginkan, sangkar baja di masukkan kedalam
parit tersebut (rankaian baja pondasi). Kemudian beton dipompakan ke
dalam parit yang telah berisi rangka baja tersebut — ini akan
menggusur lumpur ringan tadi (watery clay). Dan lumpur tadi digunakan
untuk parit bagian lain.