Anda di halaman 1dari 29

PEKERJAAN

BASEMENT
MANAJEMEN
PELAKSANAAN
Anggota
Anggi Khaerani Fatonah
(141111003)
Anneke Mita Zuhriyah (141111004)
Arisha Virgiara Hasana (141111005)
Ayu Kurnilah (141111007)
Elisabeth Samosir (141111010)
Ghina Mudhiah Aswidita
(141111012)
Nova Setiawati (141111023)
Definisi
Bangunan Metoda Pelaksanaan
suatu lingkungan buatan atau Konstruksi
lingkungan binaan yang dibuat suatu rangkaian kegiatan
oleh manusia untuk memenuhi pelaksanaan konstruksi yang
berbagai kebutuhan hidup mengikuti prosedur dan telah
sehari-hari (tempat istirahat, dirancang sesuai dengan
berkumpul bersama keluarga, pengetahuan maupun standar
tempat rekreasi, tempat yang telah diuji cobakan.
mencari nafkah, dll).
Hal Yang Berpengaruh Dalam Metoda
Pelaksanaan Konstruksi
Kondisi dari lokasi proyek
Volume pekerjaan
Keadaan sekitar dari
lokasi proyek
Keadaan jalan akses
untuk material dan
peralatan
Ketersediaan alat
Tingkat kualitas yang
dibutuhkan
Jadwal pelaksanaan
(schedule)
Siteworks

Metoda utama pekerjaan


Konvensional (Bottom-
Up)
Arah kerja
struktur Modern
(Top-Down)
Bekisting, pembesian,
pengecoran

Tempat pengecoran

Khusus Mass Concrete


Konvensional (Bottom Up)
Digunakan pada bangunan gedung
berlantai banyak dengan ruang yang tidak
terbatas.
Pekerjaan proyek dimulai dari bawah ke
atas
Dimulai dari pondasi (penggalian tanah
dengan kedalaman yang direncanakan,
pemancangan pondasi tiang pancang atau
bored pile), pembuatan balok pondasi,
pelat basement dan kolom. Pekerjaan
Tahapan Pekerjaan
1. Mobilisasi peralatan.
2. Pelaksaanaan pondasi tiang.
3. Pelaksanaan dinding penahan tanah.
4. Penggalian dan pembuangan tanah.
5. Dewatering.
6. Poer pondasi.
7 Waterproofing.
8 Tie beam dan pondasi rakit.
9 Dinding basement dan struktur bertahap keatas.
10Lantai basement bertahap keatas
Sistem konvensional
(Bottom-up)
Kekurangan
Pekerjaan penyelesaian proyek bergerak secara vertikal,
mulai dari bawah sampai atap (down-up).
Proses dewatering system akan mengakibatkan
turunnya muka air tanah secara drastis.
Adanya biaya tambahan untuk pemasangan angkur
tanah.
Pemasangan angkur tergantung pada luas areal proyek
dan kondisi di sekitarnya. Time schedule pelaksanaan
pembangunan menjadi panjang.
Ada beberapa tahap awal pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan sehubungan dengan adanya proses galian
tanah
Kekurangan
Adanya biaya tambahan untuk pembuatan dinding
basement sebagai finishing.
Luas area kerja untuk sementara berkurang karena
adanya penggalian tanah.
Setelah selesai pekerjaan dinding basement,
secara pasti luas ruangan di basement akan
berkurang sesuai ketebalan dinding basement
yang digunakan.
Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai dan balok
basement banyak membutuhkan perancah
(scaffolding) dan bekisting.
Kelebihan
Sumber daya manusia yang terlatih sudah
banyak memadai.
Tidak memerlukan teknologi yang tinggi.
Teknik pengendalian pelaksanaan konstruksi
sudah dikuasai
Modern (Top Down)
Biasanya metoda ini digunakan pada proyek
konstruksi yang mempunyai ruang bebas yang
terbatas, akibat adanya bangunan gedung yang telah
ada dilokasi pembangunan.
Dalam hal ini rentannya galian basement terhadap
bahaya longsor apabila dilaksanakan dengan metoda
Bottom-up.
Proses pelaksanaan metode ini diawali dengan
memasang dinding diafragma, kemudian pondasi dan
king post, setelah itu pembuatan plat lantai dasar,
dan ke bawah basemen bersamaan dengan galian.
Tahapan Pekerjaan
1. Penggalian dan pengecoran diaphragm wall.
2. Pengecoran bored pile dan pemasangan king post.
3. Lantai basement satu, dicor di atas tanah dengan lantai kerja.
4. Galian basement satu, dilaksanakan setelah lantai basement satu
cukup strength-nya menggunakan excavator kecil. Disediakan
lubang lantai dan ramp sementara untuk pembuangan tanah galian.
5. Lantai basement dua, dicor diatas tanah dengan lantai kerja.
6. Galian basement dua, dilaksanakan seperti galian basement satu,
begitu seterusnya.
7. Terakhir mengecor raft foundation.
8. King post dicor, sebagai kolom struktur.
9. Bila diperlukan, pelaksanaan basement, dapat dimulai struktur
atas, sesuai dengan kemampuan dariking post yang ada (sistem up
& down).
Sistem Modern (Top-Down)
Kekurangan
Diperlukan peralatan berat yang khusus
Sumber daya manusia terbatas. Masih
sedikit ahli yang berpengalaman untuk
pekerjaan dengan metode ini.
Diperlukan pengetahuan spesifik untuk
mengendalikan proyek
Kelebihan
Waktu pelaksanaan (time schedule) dapat
dipersingkat 10-20% dibandingkan sistem
konvensional.
Biaya pelaksanaan pembangunan dapat diperkecil.
Lahan kerja (luas tanah) yang terbatas tidak
menjadi halangan terlambatnya proses pekerjaan.
Pekerjaan awal dapat dimulai secara bersamaan
tanpa saling menunggu sehingga tidak ada
pekerjaan tunda. Saat proses galian berjalan,
pekerjaan struktur juga bergerak bersamaan.
Kelebihan
Pekerjaan galian tanah dilakukan secara bertahap
ke arah bawah sesuai pelaksanaan di tiap lantai
basement.
Tidak diperlukan tambahan dinding basement untuk
finishing seperti pada sistem retaining wall.
Tidak perlu adanya pekerjaan ground anchorage
sehingga menjadi low cost basement.
Penurunan gedung (settlement) di sebelahnya
diperkecil sehingga pekerjaan berjalan lebih aman.
Keringnya sumur milik penduduk akibat pengurasan
air tanah dapat diminimalkan.
Peralatan
Excavator
Alat serba guna yang dapat digunakan untuk
menggali,
memuat dan mengangkat material. Terutama
digunakan
untuk menggali parit-parit saluran air atau pipa
(pipe line).
Dengan penggantian kelengkapan tambahan
(attachment).
Alat ini dapat juga dipakai untuk memecah batu,
mencabut
tanggul, membongkar aspalan dan lain-lain.
Konstruksi bagian atas dari alat, dimana medan
berada,
dapat berputar 360 derajat, sehingga
memungkinkan alat ini
bekerja di tempat yang relatif sempit sekalipun.
Pada pekerjaan basement excavator digunakan
untuk menggali tanah.
Peralatan
Dump Truck
Dump Truck adalah alat untuk mengangkut
(houling)
berbagai jenis material, pada jarak tertentu,
dari lokasi
pemuatan yang biasanya menggunakan
Loader atau
Excavator, sampai ketempat
pembuangan/penimbunan,
Dump Truk untuk pekerjaan konstruksi yang
pengoperasiannya
melalui jalan umum biasanya kapasitasnya
sekitar 12 sampai
26 Ton. Akan tetapi yang menggunakan jalan
khusus proyek
bisa menggunakan kapasitas yang lebih
besar 30 - 40 Ton.
Peralatan
Loader
Wheel Loader adalah alat pemuat
beroda karet (ban),
penggunaannya hampir sama
dengan Dozer Shovel.
Perbedaannya terletak pada
landasan kerjanya, dimana
landasan kerja untuk whell loader
relatif rata, kering dan kokoh.
Dipergunakan terutama pada
pengoperasian yang dituntut
agar tidak merusak landasan kerja
Peralatan
Bulldozer

Bulldozer adalah traktor beroda rantai, serba guna dan


memiliki kemampuan traksi yang digunakan dorong,
menggusur, mengurug dan sebagainya. Efisien untuk
kondisi medan kerja yang berat sekalipun, seperti
daerah
berbukit, berbatu, berhutan dan sebagainya.
Bulldozer mampu beroperasi pada tanah kering hingga
lembab. Pada kondisi tanah yang sangat lunak (liat
berlumpur), dapat menggunakan swamp bulldozer.
Swamp bulldozer mampu beroperasi di daerah yang
lunak
sampai yang keras. Untuk daerah yang sangat sangat
keras
Bulldozer perlu dibantu dengan ripper dan alat garuk.
Grab type eqiument
Dinding Penahan Tanah (DPT)

Secant Pile
Dinding penahan tanah ini merupakan pile
yang disusun berdempetan sedemikian
rupa untuk mendapatkan daya tahan
tehadap tekanan tanah lateral.
Disebut dengan istilah secant pile karena
memang pile ini saling bersinggungan
satu sama lainnya
(Whramby, 2007).
Dinding Penahan Tanah (DPT)

Sheet Pile
Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif
tipis yang berfungsi untuk menahan tanah
dan menahan masuknya air ke dalam
lubang galian.
Dinding penahan tanah ini biasanya
digunakan pada bangunanbangunan di
pelabuhan misalnya dinding dermaga dan
dok kapal, pada tebing jalan raya atau
tebing sungai, penahan tebing galian
misalnya pada pembuatan pondasi
langsung atau pondasi menerus, dan
pembuatan basement
(Brooks, 2010).
Dinding Penahan Tanah (DPT)

Diaphragma wall
Diaphragm wall adalah suatu konstruksi
penahan tanah yang terbuat dari beton
bertulang.
Diaphragm wall memiliki keuntungan dan
kekurangan dalam pelaksanaannya,
sehingga pertimbangan untuk
menggunakan dinding penahan tanah ini
harus disesuaikan dengan lokasi dan
kondisi proyek yang ada
(Gambin & Chiffoleau, 1991).
Dinding Penahan Tanah (DPT)

Raft Foundation
Pondasi rakit (raft foundation) adalah
pelat beton yang berbentuk rakit melebar
keseluruh bagian dasar bangunan, yang
digunakan untuk meneruskan beban
bangunan ke lapisan tanah dasar atau
batu-batuan di bawahnya
(Hemsley, 2000).
King post
Lumpur Bentonite
komawooooooo
ooh

Anda mungkin juga menyukai