Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS: RSUD KOJA, JAKARTA UTARA

1. Lokasi

Gambar RSUD Koja, Jakarta Utara

RSUD Koja adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas dengan jumlah dokter 66 orang. Rumah
sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. RSUD Koja beralamat
di Jalan Deli no 4, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Rumah sakit ini terdiri dari 16 lantai yang
menyediakan 4 jenis kamar yaitu kamar kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan VIP. Dari keselurahan,
rumah sakit ini dapat menampung 496 pasien. Untuk ruang pelayanan darurat, RSUD Koja
menyediakan ruang ICU, ICCU, HCU, PICU, NICU dan ruang operasi.

2. Struktur
Gedung ini memiliki 16 lantai dengan menggunakan perpaduan struktur antara struktur
core dengan struktur kolom balok. Perpaduan struktur ini dikarenakan jumlah lantai gedung
tersebut yang melebihi lantai 10, untuk bangunan dengan jumlah lantai 4-10 dapat
dipertimbangkan apakah akan diisi core atau tidak tetapi untuk lantai 10 ke atas harus
menggunakan core.

Gambar pengaplikasian struktur core pada bangunan


Core merupakan tempat untuk meletakan transportasi vertical dan sistem mekanis pada  Fleksibilitas ruang: Baik
bangunan dan untuk menambah kekakuan pada bangunan. Penggunaan core didasari atas
 Pemanfaatan lantai dasar: Cukup
pertimbangan kekuatan angin dan beban yang ditumpu, jika ketinggian gedung makin tinggi
maka core semakin besar.  Pencahayaan alami: Baik
Selain menggunakan core, penggunaan kolom dan balok juga menjadi salah satu struktur
 Hubungan utilitas dan atap: Cukup
utama bangunan ini. Kolom merupakan suatu batang vertical yang berfungsi memikul beban dari
balok atau biasa dikatakan sebagai komponen struktur bangunan yang tugas utamanya  Hubungan utilitas di dasar: Cukup
menyangga beban vertical. Sedangkan balok digunakan sebagai penguat bagian horizontal
 Gaya lateral (kekakuan): Kurang
bangunan terhadap beban. Secara teoritis balok biasa disebut sebagai tulangan baja tarik karena
2. Karakteristik Kolom dan Balok
jika kontruksi baja balok menahan beban yang mengakibatkan timbulnya deformasi atau
peregangan maka timbul tegangan yang harus ditahan oleh balok, agar stabilitas terjamin maka  Kolom

balok dari sistem menahan lentur harus kuat menahan tegangan tekan dan tarik. Pengaplikasian kolom untuk menopang beban diatasnya pada bangunan ini
memiliki jarak 6meter secara horizontal serta 8meter dan 3,3meter secara vertikal pada
bangunan ini yang kemudian akan disesuaikan pada penyusunan ruang. Kolom juga akan
difungsikan untuk mewadahi utilitas bangunan ini. Kolom ini bersifat tetap sehingga
harus peletakan ruang harus di maksimalkan agar kolom tidak menjadi pengganggu
pemaksimalan ruang.

Gambar Pemakaian Kolom Balok pada Bangunan RSUD Koja

 Karakteristik Struktur
1. Karakteristik Core

Bentuk core yang tedapat pada bangunan adalah inti tertutup, dimana core pada bangunan
ini mengelilingi lift dengan jumlah inti tunggal yang berada di bagian pinggir dalam gedung yang
berfungsi menahan gaya lateral secara langsung. Letak core tersebut berpengaruh terhadap
beberapa factor yaitu: Gambar Jarak Kolom pada Bangunan RSUD Koja
 Balok

Elemen balok adalah elemen yang paling banyak digunakan dengan pola berulang. Pola
ini menggunakan susunan hirarki balok, dimana beban pada permukaan mula-mula dipikul
oleh elemen permukaan diteruskan ke elemen struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan
ke tumpuan.

3. Material

Material struktur Core, Kolom dan Balok yang diaplikasikan pada Rumah Sakit Umum Daerah Gambar Tampak Samping RSUD Koja
Koja
 Kaca yang diaplikasikan pada RSUD Koja adalah kaca warna yang biasa disebut dengan
 Material pada Struktur Core tinted glass. Tinted glass yang diaplikasikan jenis kaca reflektif yang dilapisi dengan
logam untuk meningkatkan reflesi panas dan cahaya. Kaca ini melindungi pasien dari
Material stuktur inti bangunan menggunakan material non struktural (dinding biasa)
cahaya matahari sehingga pasien nyaman berada didalamnya. Ketebalan kaca yang
menggunakan bahanbatu bata, celcon atau dinding bata hebel dan lain-lain. Material yang sering
diaplikasikan 8 mm dengan warna dark grey dan sisi bagian bawah berwarna dark blue,
digunakan untuk inti struktural yaitu beton dan baja ataupun gabungan keduanya.
semakin tebal kaca warnanya akan semakin gelap dan tingkat penyerapan panas matahari
 Material Pada Struktur Kolom dan Balok akan semakin tinggi. Adanya grille yang diaplikasikan pada bangunan untuk menyalurkan

Menggunakan material balok beton merupakan balok yang biasanya dibuat dengan udara masuk kedalam ruangan. Grille bertujuan agar melindungi kaca dari tabrakan udara

aplikasi besi sebagai tulangannya. Sedangkan balok baja adalah balok induk, balok, kolom baja sehingga udara dialihkan pada sisi horizontal atau sisi vertikal.

structural digunakan untuk membangun rangka bermacam-macam struktur mencakup bangunan


satu lantai sampai gedung pencakar langit berbentuk wide-flange (W) yang lebih efisien secara
struktural.

Material Eksterior pada RSUD Koja

 Aluminium Composite Panel dengan jenis PVDF (Poly Vinyl De Flouride) dengan tebal
4 mm tahan dengan cuaca sehingga warna yang ditampilkan dapat bertahan lebih lama. Gambar Tampak Depan RSUD Kajo

 Spandrail dengan Back Panel penutup elemen samping yang berbahan kaca berwarna
dark blue untuk menambah faktor estetika dan sebagai penghematan energy. Spandrail ini
mempunyai stabilitas tinggi dan tahan pada jangka panjang.
Gambar Ruang Inap Pasien Kelas 3

Gambar Tampak Depan RSUD Kajo dengan Memperlihatkan Spandrail 4. Hubungan Fungsi – Struktur

Material Interior RSUD Koja Rumah sakit merupakan sebuah fasilitas yang merawat orang sakit yang kebanyakan
tidak dapat beraktivitas seperti orang lain dengan sebagaimana mestinya. Karena itu, dalam
 Ruang Operasi atau Bedah
keadaan darurat dan bencana, rumah sakit harus tetap aman, mudah ditangani, dan berfungsi pada
- Material pada lantai: berbahan keramik berwarna abu-abu dan vinil antistatic agar tidak kapasitas maksimum dalam menyelamatkan jiwa. Suatu rumah sakit harus memperhatikan
menyilaukan mata. kelemaha-kelemahan bangunannya sendiri agar bangunan dapat terhindar dari keruntuhan saat
- Material pada dinding: pada elemen samping dengan finishing cat berwarna putih yang terjadi bencana. Bangunan rumah sakit ini harus memiliki struktur yang kuat dan tidak
mudah dibersihkan, tahan bahan kimia dan tidak mudah berjamur atau berbakteri. Warna memberikan dampak buruk baik pada pasien dan pegawai. Pada studi kasus kali ini, RSUD Koja
putih yang diaplikasikan pada dinding runag operasi agar terlihat bersih dan steril. ini menggunakan dua sistem struktur agar bangunan dapat berdiri dengan kokoh yaitu sistem
- Material pada langit-langit: pada finishing elemen atas menggunakan kalsiboard karena bebas struktur core dan sistem struktur kolom dan balok.
100% dari bahan asbes. Kalsiboard ini dibuat dari bahan organic yaitu semen, bahan penguat
Penggunaan struktur core pada RSUD Koja ini digunakan agar bangunan dapat berdiri
dan lem alami sehingga alat-alat untuk operasi mudah digantungkan pada langit-langit.
dengan kokoh dalam menghadapi gejala-gejala alam yang ada pada daerah Jakarta Utara. RSUD
 Ruang Rawat Inap Pasien Koja ini menggunakan sistem core yang diletakan di dalam bangunan. Peletakan core yang
berada di dalam bangunan ini akan memberikan eksentrisitas tekanan angin yang berkurang dan
- Material pada lantai: berbahan keramik dan bertekstur berwarna putih.
memperkecil gaya torsi sehingga membuat bangunan seaman mungkin. Tetapi struktur bangunan
- Material pada dinding: pada elemen samping dengan finishing cat berwarna putih yang
ini juga tidak harus terlalu kokoh karena letak bangunan yang bukan pada daerah rawan gempa.
mudah dibersihkan, tahan bahan kimia dan tidak mudah berjamur atau berbakteri. Warna
Walau begitu, antisipasi tetap harus dilakukan terlebih lagi fungsi bangunan yang merupakan
putih yang diaplikasikan pada dinding ruang inap pasien agar terlihat bersih dan higenis
rumah sakit.
sehingga pasien tidak merasa tertekan dan warna putih juga memberikan kesan kamar yang
cerah. Selain penggunaan struktur core sebagai sistem struktur, RSUD Koja juga menggunakan
- Material pada langit-langit: pada finishing elemen atas menggunakan kalsiboard karena bebas sistem struktur kolom dan balok. Penggunaan sistem struktur ini digunakan untuk memperkuat
100% dari bahan asbes. Kebersihan dari langit-langit juga penting namun untuk ruang inap struktur bangunan rumah sakit ini. Kolom dan balok merupakan struktur yang mampu menahan
pasien dapat diaplikasikan permainan langit-langit. beban berat yang cukup berat baik secara horizontal maupun vertikal. Seperti misalkan beban-
beban yang dihasilkan dari alatalat berat untuk kebutuhan operasi, tempat-tempat tidur pada
ruang rawat inap, dan beban bergerak pengguna gedung. Sehingga penggunaan struktur kolom
dan balok ini juga sangat diperlukan untuk membantu tugas struktur core dalam mempertahankan
kekokohan bangunan.

5. Hubungan Ruang – Struktur

Struktur yang digunakan adalah core dengan kolom dan balok. Peletakan kolom dengan
jarak 8 meter – 3,3 meter – 8meter secara vertikal dan peletakan kolom secara horizontal dengan
jarak 6 meter. Peletakan ini tidak dapat diubah dan harus disesuaikan dengan ukuran ruang yang
harus sudah ditetapkan (modul ruang). Ukuran ruang rawat ini telah diberi modul dengan ukuran
8m x 6m dengan daya tampung 7 tempat tidur dan sebuah toilet (ruang kelas 3).

Gambar Sirkulasi akibat peletakan ruang pada lantai 9 – 16


Gambar Modul Kamar Rawat Inap Kelas 3
Pada lantai 2-3 difungsikan untuk pelayanan umum seperti ruang pemeriksaan dan ruang
Ukuran ruang pemeriksaan dan ruang dokter juga telah diberikan modul-modul tersendiri agar dokter. Ruangan pada lantai ini diletakan pada bagian tengah area lantai sehingga sirkulasi
peletakannya dapat disesuaikan dengan luas area perlantai. Dengan adanya modul ini, maka ruangan berada disekitar lantai (dipinggir area lantai). Kelemahan pada peletakan ini adalah area ruangan
dapat diletakan bagian manapun asal sesuai dengan ukuran yang terdapat pada modul. Peletakannya terganggu akibat peletakan kolom bangunan sehingga luasan ruangan tidak dapat terpakai secara
tergantung pada sirkulasi yang ingin diciptakan. maksimal.

Pada lantai 9 – 16, diisi dengan ruangan rawat inap. Seluruh kamar disusun pada bagian pinggir
gedung sehingga memberikan area sirkulasi sebagai lobi yang menghubungkan seluruh area dengan lift
yang terletak pada core bagunan. Modul ini juga disesuaikan dengan peletakan kolom balok yang
membantu menopang gedung. Dengan begitu, kolom ataupun balok tidak mengahalangi di dalam
ruangan.
Gambar Penataan ruang pada lantai 2 – 3 dan alur sirkulasinya.

6. Hubungan Utilitas – Struktur


Pada studi kasus bangunan tinggi menggunakan RSUD Koja yang tereletak di Jakarta Utara.
Rumah sakit ini menggunakan struktur core serta kolom dan balok. Struktur tersebut kemudian
dihubungkan dengan utilitas yang terdapat di RSUD Koja. Pada objek ini struktur core merupakan
tempat untuk meletakkan lift dan ruang MEP. Peletakan lift dan ruang MEP di core dikarenakan untuk
alasan keamanan utilitas transportasi mekanis.
Gambar Peletakan lift pada core

Gambar Potongan Denah RSUD Koja untuk memperlihatkan letak lift

Sedangkan untuk struktur kolom dan balok digunakan untuk meletakkan sistem utilitas berupa
duckting, springkle, kabel kelistrikan yang kemudian di tutup dengan plafon. Dan untuk penempatan
dumbwaiter diletakkkan di samping kolom dikarenakan untuk keamanan utilitas transportasi mekanis.

Gambar Potongan Denah RSUD Koja


Struktur yang digunakan akan menjadi pertimbangan paling utama untuk sebuah
pembangunan Gedung, terutama rumah sakit. Dikarenakan beban yang dihasilkan dalam rumah
sakit cukup besar seperti alat-alat medis dan penumpukan pasien maka struktur yang baik untuk
digunakan adalah struktur core dan kolom balok. Struktur ini juga dapat mewadahi seluruh
utilitas yang dibutuhkan rumah sakit dengan baik.

Dalam pembangunan rumah sakit, disarankan tidak menggunakan bangunan yang terlalu
tinggi sehingga evakuasi bencana yang mungkin saja terjadi lebih cepat ditangani dan pasien
yang berada dilantai yang cukup tinggi tidak sulit untuk dievakuasi. Apabila tetap pada
penggunaan bangunan tinggi untuk rumah sakit, maka pelayanan sirkulasi harus dipertimbangkan
lebih matang sehingga pasien dan pengunjung dapat dengan mudah keluar dari gedung bila
terjadi bencana.

Gambar Penempatan Dumbwaiter

Gambar Peletakan dumbwaiter kotor untuk alat-alat kesehatan yang telah digunakan

Gambar Peletakan dumbwaiter steril untuk mengangkut alat-alat kesehatan yang telah disterilisasi

Anda mungkin juga menyukai