Anda di halaman 1dari 38

TRUMP WORLD TOWER

Di susun oleh :
Danial Muhammad Fahmi 1904104010097
Jumara Alda 1904104010103
Rahmad Sanju Ramadhana 1904104010109
Sultan Aditya Fairuzzan 1904104010100
Widia Sanova 1904104010096

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang mana telah memberikan rahmat serta
hidayatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah Struktur KOnstruksi Bangunan
3, Shalawat dan Salam saya panjatkan ke pada nabi terakhir di alam yaitu nabi Muhammad S.A.W
yang mana telah membawa umatnya dari zaman kegelapan sehingga zaman terang menerang yang
kita rasakan saat ini.
Saya memberikan rasa hormat yang sangat tinggi dan beribu ucapan terima kasih terhadap dosen
pada matakuliah skb 3 yang mana telah memberikan ilmu yang bermanfat untuk masa depan
kami.
Dalam Penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa penulisan ini masih sangat jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan dami kesempurnaan penulisan dimasa yang akan dating
Demiakianlah, kami mengharapkan dengan penuslian makalah ini dapat memberikan manfaat
serta pembelajaran ke depan dalam masalah struktur dan system pada bangunan Trump World
Tower bagi kami sendiri dan pembaca sekalian.
Wassalamualaikum Wr. Wb
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam Penulisan makalah ini mahasiswa diberikan pemahaman dan pengetahuan serta
menganalisa system struktur pada bangunan yang berlantai banyak secara terinci melalui
diskusi kelompok dengan mengambil beberapa refrensi yang berasal dari berbagai sumber
yang mudah di dapat di buku modul struktur konstruksi bangunan, laman internet serta
beberapa journal internasional

Pada Pembahasan kali ini tim kami memilih untuk mendiskusikan Trump World Tower yang
berada di Manhattan kota New York Amerika Serikat. Yang mana bangunan tersebet
merupakan salah satu iconic pada kota new York.

Struktur harus bisa menanggung gaya gravitasi dan beban bangunann, kemudian
menyangga dan menyalurkannya ke tanah dengan aman. Konstruksi sendiri merupakan
gabungan dari bagian-bagian struktur dan nonstruktur. Konstruksi juga biasa dibilang objek
keseluruhan yang terbentuk dari satu kesatuan struktur-struktur. Konstruksi juga bukan sebatas
membangun, tetapi juga kegatan-kegiatan lain yang terkait dengan proses pendirian bangunan
tersebut. Di bagian bangunan tidak hanya membicarakan tentang struktur dan konstruksinya.
Dalam bangunan perlu membicarakan tentang ruang dan bentuk. Hal ini bertujuan untuk
menunjang lokasi yang tepat, dimana setiap elemen fisik cenderung berada serta bentuk dapat
diperkuat atau dilemahkan oleh bentuk lain. Untuk program-program fungsional pada
bangunan biasanya membutuhkan gabungan beberapa elemen.

1.2 Posisi Penelitian

Studi Kasus pada makalah ini yaitu trump world tower yang berada di kota New York,
Amerika Serikat, USA
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

a. Mengetahui struktur dan konstruksi dari Trump World Tower


b. Mengetahui sistem gaya gravitasi, sistem gaya leteral, sistem pondasi, sistem kolom,
sistem balok, sistem dinding, sistem atap.
c. Mengetahui sistem transpotrasi vertikal pada Trump World Tower
d. Mengetahui karakteristik dan jenis escalator pada Trump World Tower
e. Mengetahui tata letak escalator dari Trump World Tower
f. Mengetahui sistem dari trump tower
g. Mengetahui sistem utilitas Trump World Tower

Tujuan Khusus
- Memenuhi kewajiban tugas Struktur Bangunan Terpadu dengan penulisan makalah ini.
- Pemahaman dalam Struktur pada bangunan tinggi menjadikan refrensi untuk mahasiswa
arsitektur. Dalam megetahui bagaimana proses terbentuknya bangunan 20 lantai lebih.
- Diharapkan dapat menjadi bahan perkuliahan setiap pembahasan bangunan pencakar
langit. Yang terdapat pada kota maju seperti Amerika Serikat.
BAB II, III, IV

KAJIAN TEORI, PEMBAHASAN DAN ANALISA BANGUNAN

STRUKTUR SISTEM
PENGERTIAN SISTEM SISTEM
BANGUNAN
DILATASI UTILITAS
TRANSPORTASI

VERTIKAL

SISTEM GAYA
GRAVITASI
TANGGA/ESCALATOR
SISTEM GAYA
LETERAL LIFT/ESCAVATOR

SISTEM PONDASI

SISTEM KOLOM

SISTEM BALOK

SISTEM DINDING

SISTEM LANTAI

SISTEM ATAP
1.4 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang dipakai adalah Metode Penelitian kualitatif yang mana studi
keperpustakaan adalah kegiatan untuk menhimpun informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang menjadi obyek penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku – buku,
karya ilmiah, tesis, disertasi, ensklopedia, internet dan sumber yang lainnya. Dengan melakukan
studi kepustakaan, penelitian dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran – pemikiran
yang relevan dengan penelitian. Peranan studi kepustakaan sebelum penelitian sangat penting
sebab dengan melakukan kegiatan ini hubungan antar masalah, penelitian yang relevan dan teori
akan menjadi jelas.

1.5 Sistemasi Pembahasan

Bab I

Pendahuluan

Posisi Penelitian Metode Penelitian Sistematika


Latar Belakang Tujuan Penelitian
Pembahasan
BAB II
Kajian Teori
2.1 pengertian
Sebagai seorang arsitek tentu dalam merancang bangunan perlu mengetahui prinsip-prinsip
dan struktur yang akan digunakan pada bangunan tersebut, bagaimana system kerjanya, berapa
besaran spacenya yang harus disediakan untuk ruang yang dibutuhkan. Jangan sampai ada
ruangan yang pasif pada bangunan pencakar langit karena sejatinya ruangan pasif itu paling
mentok untuk bangunan 4 lantai.

Setiap susunan rangka batang struktur atap haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
(Wicaksono, 2011)

Setiap bangunan memiliki system kajian tersensendiri untuk membuat standarisasi


bangunannya. Yang memeliki elemen terperinci dalam setiap struktur yang cukup rumit. Seperti
yang kita ketahui bahwa fungsi bangunan yang berguna untuk manusia adalah untuk memikul
secara dan efektif beban yang berkerja pada bangunan. Serta menyalurkan semua beban pada
bangunan ke pondasi. Adapun beban yang dimiliki bangunan seperti beban vertical dan
horizontal.

Pada pembuatan system structural tersebut memiliki beberapa kendala yang harus diperhatikan
dalam perancangan, yaitu persyaratan arsitektural, mekanikal yang berada pada bangunan serta
elektrikal dan utilitas, dan biaya ekonomi dalam bangunan tersebut.

Dalam berbagai system struktur baik yang menggunakan beton bertulang maupun dengan
dengan baja, selalu ada komponen yang dikelompokan dalam system yang digunakan untuk
menahan gaya gravitasi dan literal.

Setiap gedung terdiri dari elemen struktural ( seperti balok dan kolom ) dan elemennon-
struktural (seperti partisi, plafond, pintu). Elemen – elemen struktural apabila digabungkan akan
menjadi satu sistem struktur. Fungsinya adalah untuk mendukung berat sendiri dan beban luar,
dan untuk menyalurkan gaya-gaya tersebut ke tanah, tanpa menganggu bentuk geometri, kesatuan,
dan daya layan dari struktur secara signifikan. Sebagian besar dari elemen struktur dapat dianalisis
secara sederhana, misalkan elemen satu dimensi (seperti balok, kolom, busur, elemen rangka) atau
elemen dua dimensi (seperti slab, pelat, dan cangkang). Namun, untuk beberapa elemen seperti
shear wall membutuhkan analisa yang lebih mendalam lagi.

2.2 Struktur Bangunan Tinggi

2.2.1. Sistem Gaya Gravitasi

Gaya Gravitasi merupakan gaya Tarik bumi yang berasal dari beban mati dan beban hidup yang
berada pada bangunan.

Struktur lantai yang membentang pada bangunan tinggi memiliki bagian terbesar dari struktur
bangunan sehingga pemilihannya perlu dipahami secara detail dan terperinci melalui:

a. Pertimbangan beban lantai tersendiri, serta dimensi kolom dan pondasinya yang
menguunakan bentang lebar yang besar
b. Kapasitas lantai untuk menopang alat yang digunakan pekerja kontruksi
c. Menyiapkan ruangan untuk alat besar kontruksi bangunan tersebut.
d. Bangunan yang memiliki pertahan terhadap api dan kelembapan.
e. Memungkinkan bagi kesinambungan pekerjaan konstruksi, jika pelaksanaan
pembangunannya membutuhkan waktu yang yang panjang.
Jika pelat merupakan bidang yang panjang (panjangnya lebih besar dari dua kali
lebar), maka lentur pada arah longitudinal akan menjadi tidak berarti, bila
dibandingkan dengan lentur pada arah tranversal, sehingga akan membuat pelat
lantai bereaksi seperti one-way slab.

Two-way ribbed slabs biasanya dikenal dengan waffle slab. Sepanjang sisi
terluar, sistem ini biasanya didukung dengan balok atau dinding pengaku. Waffle
slabs, dapat diletakkan langsung pada kolom, biasanya pelat dibuat padat
langsung dengan kolom.

Pelat rusuk satu arah (one way rib/joist slab) ditumpu oleh rusuk, anak balok yang
jarak satu dengan yang lainnya sangat berdekatan, sehingga secara visual hampir
sama dengan pelat satu arah.

Pelat yang keempat sisinya ditumpu oleh balok dengan perbandingan lx/ly 2,
disebut pelat dua arah, sehingga perhitungan, sehingga perhitungan pelat perlu
dilakukan dengan menggunakan pendekatan dua arah; biasanya dengan
menggunakan table tertentu.

2.2.2. Sistem Gaya Lateral


Hal yang penting pada struktur bangunan tinggi adalah stabilitas dan
kemampuannya untuk menahan gaya lateral, baik yang disebabkan oleh angin atau gempa
bumi. Beban angin lebih terkait pada dimensi ketinggian bangunan, sedang beban gempa lebih
terkait pada massa bangunan.

Kolom pada bangunan tinggi perlu diperkokoh dengan sistem pangakuuntuk dapat
menahan gaya lateral, agar deformasi yang terjadi akibat gaya horizontal tidak melampaui
ketentuan yang disyaratkan (‘P-Effect’).
Pengaku gaya lateral yang lazim digunakan adalah portal penahan momen, dinding geser
atau rangka pengaku.Portal penahan momen terdiri dari komponen (sub-sistem) horizontal
berupa balok dan komponen (sub-sistem) vertikal berupa kolom yang dihubungkan secara
kaku (‘rigid joints’). Kekauan portal tergantung pada dimensi balok dan kolom, serta
proporsional terhadap jarak lantai ke lantai dan jarak kolom ke kolom.Dinding geser
(‘shear wall’) didefinisikan sebagai komponen struktur vertikal yangrelatif sangat kaku.

Dinding geser merupakan dinding padat yang biasanya terletak di inti bangunan atau lubang
lift dan tangga. Dinding geser juga sering diletakkan sepanjang arah tranversal dari bangunan,
baik sebagai dinding eksterior ataupun interior. Dinding ini sangat kaku, menahan beban dengan
melentur. Perpaduan antara portal dan dinding geser sangat memberikan keuntungan, dimana
dinding mengendalikan deformasi dari portal pada lantai – lantai bawah, sedangkan portal
mengendalikan deformasi dari dinding pada lantai atas. Sistem ini biasanya dipakai pada gedung
dengan ketinggian lebih dari 40 lantai.
Penempatan dinding geser dapat dilakukan pada sisi luar bangunan atau pada pusat bangunan,
diding geser yang ditempatkan pada bagian dsalam bangunan biasa disebut dengan inti structural
(structural cored’).

2.2.3 sistem pondasi

Untuk bangunan tinggi memiliki standarisasi yang digunakan dalam pondasi, baik berupa
tiang Panjang maupun tiang bor. Disamping itu kerapnya digunakan pondasi rakit pada basement
bangunan yang kadang diperkuat dengan pondasi tiang.

Dalam setiap perancangan pondasi biasanya dilakukan Analisa tapak serta kekuatan tanah
yang dihitung melalui mesin bangunan. Untuk memahami bahwa bangunan tersebut berdiri
ditanah yang keras atau lembab serta menyesuaikan kondisi alam.

Adapun beberapa jenis pondasi tiang yang ada di dunia, diantaranya Frankie Pile, Baja Profil
'H', Pipa Baja. Namun yang paling sering digunakan adalah tiang pancang beton bertulang
berpenampang bujur sangkar atau pipa beton prategang atau fondasi bor (dengan atau tanpa
selubung casing).

Berikut adalah 3 Jenis Pondasi Tiang pancang yang popular di Indonesia

1. Tiang pancang baja; tiang pancang baja memiliki bentuk persegi Panjang, nama lain dari
tiang pancang baja ini adalah steel pile.
2. Tiang pancang beton; tidak seperti tiang pancang baja yang umumnya berbentuk persegi
Panjang tiang pancang ini memiliki berbagai macam bentuk mulai dari silinder hingga
kotak.
3. Tiang pancang kayu; tiang ini terbuat dari kayu di Kalimantan yang kuat dan tahan
terhadap pelapukan tanah maupun air .

2.2.4. System kolom

Sistem rangka kaku pada umunya berupa grid persegi teratur terdiri dari balok horizontal dan
kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku
(rigid). Prinsip rangka kaku akan ekonomis sampai 30 lantai untuk rangka baja, dan 20 lantai
untuk rangka beton. Beberapa bangunan rangka kaku tipikal diperlihatkan pada gambar
dibawah ini.

Karena kontinuitasnya, maka rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui
lentur dari kolom dan balok seperti gambar 2.10. Sifat menerus dari rangka bergantung pada
tahanan rotasi dari sambungan batang – batang sehingga tidak terjadi peleset.
2. Sistem Struktur Dinding – Balok

Struktur Balok – Dinding yang lazim ditemui adalah sistem rangka interspasial dan berselang
– seling (staggered). Suatu sistem rangka interspasial diperlihatkan pada gambar 2.11(a).
Rangka digunakan pada lantai antara, serta mendukung bagian atas dan bagian bawah pelat
lantai. Ruang bebas yang tercipta pada lantai antara sangat menguntungkan untuk jenis
bangunan tertentu yang memerlukan fleksibilitas dalam perencanaan.
3. Sistem Bangunan Dinding Rangka Geser (Frame-Shear Wall Building System)

Sistem rangka kaku murni tidak praktis untuk bangunan yang lebih tinggi dari 30 lantai,
berbagai sistem telah dicoba untuk menggunakan dinding geser di dalam rangka untuk
menahan beban lateral. Dinding geser terbuat dari beton atau rangka baja, dapat berupa inti
interior tertutup, mengelilingi ruang lift atau ruang tangga, atau bisa juga berupa dinding
sejajar dalam bangunan. Beberapa denah bangunan tinggi tipikal yang menggunakan inti dan
rangka diperlihatkan pada gambar 2.12.

2.2.6. Sistem Dinding


Dinding merupakan elemen vertikal yang terbuat dari batu bata atau beton bertulang.
Dinding dapat disebut bearing walls apabila fungsi utama struktur adalah untuk mendukung beban
gravitasi, dan shear walls, apabila fungsi utamanya adalah menahan beban lateral, seperti beban
angin dan gempa. Ketebalan dari dinding beton bertulang bervariasi dari 125 mm hingga 200 mm,
walaupun untuk ketebalan shear walls bisa lebih besar pada lantai bawah di bangunan bertingkat
tinggi. Dinding yang mengelilingi lubang lift juga biasanya bekerja sebagai shear walls, tetapi
lebih sering disebut sebagai core walls.
2.2.7. Sistem Lantai

Sistem lantai berfungsi untuk mendukung beban gravitasi, baik beban mati maupun beban
hidup yang bekerja padanya, dan menyalurkannya pada system vertikal (portal). Dalam
prosesnya, sistem lantai biasanya menahan lentur, namun terkadang juga menahan kombinasi
antara lentur dan geser. Sistem lantai terbagi menjadi lima jenis sistem struktur sebagai berikut.

a. Sistem Dinding Pemikul Lantai (Wall-Supported Slab System)


Pada sistem ini, pelat lantai, biasanya dengan tebal 100–200 mm, didukung oleh
dinding solid. Sistem ini sering digunakan untuk bangunan bertingkat rendah. Ketika
pelat lantai didukung pada kedua sisinya, seperti terlihat di gambar 2.1 (a), pelat
melentur hanya pada satu arah saja, yang biasa disebut one-way slab. Ketika pelat
didukung pada keempat sisinya, dan setiap dimensinya memiliki perbandingan satu
sama lain, maka pelat akan melentur pada dua arah, ini yang disebut two-way slab,
seperti pada gambar 2.1 (b).

Jika pelat merupakan bidang yang panjang (panjangnya lebih besar dari dua kali
lebar), maka lentur pada arah longitudinal akan menjadi tidak berarti, bila dibandingkan
dengan lentur pada arah tranversal, sehingga akan membuat pelat lantai bereaksi seperti
one-way slab. Jika dinding tersambung dengan lantai, seperti pada gambar 2.1 (c) ,
pelat tidak didukung secara sempurna, sehingga mungkin saja menimbulkan momen
puntir. Dan yang sering digunakan, ialah one-way continuous atau two-way continuous
slabs, tergantung lentur mana yang dominan, apakah terjadi dalam satu atau dua arah.
Dalam sistem ini pelat didukung oleh beberapa dinding pemikul seperti pada gambar
2.1 (d).
b. Sistem Balok Pemikul Lantai (Beam-Supported Slab System)

Pada sistem ini pelat lantai didukung oleh balok. Sistem ini sering digunakan pada
bangunan bertingkat, dan juga untuk struktur portal bertingkat rendah. Beban yang bekerja
pada lantai didukung dan diteruskan ke kolom oleh jaringan balok. Balok yang terhubung
langsung dengan kolom disebut balok induk (primary beams atau girders), sedangkan
balok yang bertumpu pada balok lainnya, bukan kolom, disebut balok anak (secondary
beams).

Seperti juga dinding pendukung, sistem ini dapat digolongkan menjadi twoway
atau one-way, tergantung dari dimensi panel. Jika balok begitu kaku, maka lendutan balok
menjadi tidak diperhitungkan. Namun apabila balok relatif fleksibel, maka lendutan dari
balok harus diperhatikan, dan akan mempengaruhi lendutan pada pelat lantai juga.

c. Ribbed Slab System.

Sistem ini merupakan salah satu sistem slab-beam yang istimewa, karena pelat
merupakan pelat yang tipis (50-100 mm), dan balok, yang disebut ribs, sangat langsing
dan memiliki jarak yang dekat (kurang dari 1,5 m). Balok ribs memiliki ketebalan kurang
lebih 65 mm, dan tinggi tiga atau empat kali ketebalannya Sistem ini juga dapat didesain
dengan one-way atau two-way pattern, dan biasanya merupakan proses cast-in-situ,
walaupun masih memungkinkan jika menggunakan precast.
Two-way ribbed slabs biasanya dikenal dengan waffle slab. Sepanjang sisi terluar, sistem
ini biasanya didukung dengan balok atau dinding pengaku. Waffle slabs, dapat diletakkan
langsung pada kolom, biasanya pelat dibuat padat langsung dengan kolom.

2.2.8. Sistem Atap

Sistem atap berfungsi sebagai elemen primer untuk melindungi ruang-ruang interior
suatu bangunan. Bentuk dan kemiringan atap harus sesuai dengan jenis penutup dan
kemiringan atap harus sesuai dengan jenis penutup atap. Knstruki atap juga harus
mengontrol aliran uap, infiltrasi udara, aliran panas, dan radiasi sinar matahari.
Tergantung pada jenis konstruksi yang ditentukan oleh peraturan kode bangunan, struktur
atapdan pemasangannya mungkin harus dapat menahan penyebaran api.
Seperti halnya sistem lantai, sebuah atap harus diberi struktur agar dapat
membentang sepanjang ruangan dan menopang bebannya sendiriserta beban peralatan
yang disangga dan beban akumulasi hujan dan salju. Atap datar digunakan sebagai dek
juga harus memperhitungkan beban hidup. Sebagai tambahan dari beban gravitasi, bidang
atap ditentukan untuk menahan angin lateral dan gaya seismic, juga gaya angkat angin
dan menyalurkan gaya-gaya ini ke struktur penpang.
Karena beban gravitasi suatu bangunan bermula dari sistem atap, susunan
strukturalnya harus bersesuaian dengan sistem kolom dan dinding penopang dimana
beban-beban disalurkan ke bawah sampai pada sistem pondasi. Pola penopang atap dan
bentangan atap, mempengaruhi susunan ruang interior dan jenis langit-langit yang
ditopang oleh struktur atap. Bentang atap yang panjang dapat menghasilkan susunan
ruang interior yang lebih fleksibel sementara bentangan atap yang lebih pendek dapat
mendefinisikan ruang dengan lebih akurat.

2.3. Sistem Transportasi Vertikal


2.3.1. Tangga/Escalator
2.3.1.1. Karakteristik Eskalator
Eskalator pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20 dalam upaya
memenuhi keinginan untuk dapat mengangkut manusia dalam jumlah banyak
secara berkesinambungan dari lantai bawah ke lantai di atasnya. Sedang ramp
berjalan atau travelator (moving walks) baru diperkenalkan pada sekitar tahun
1950-an. Ramp berjalan/travelator adalah peralatan yang sanggup
menghantarkan manusia ke tempat yang jaraknya cukup jauh dan relatif
mendatar (sudut kemiringan yang kecil).

Pemilihan eskalator dan ramp berjalan didasarkan pada jumlah maksimum


orang yang perlu dipindahkan dalam waktu lima menit (sama halnya dengan
lif). Kemampuan sekelompok eskalator umtuk mengangkut orang harus cocok
dengan waktu tersibuk yang direncanakan. Hal ini perlu dilakukan secara
cermat, terutama untuk aplikasi seperti stasiun kereta api (subway) di mana
pada saat yang bersamaan sejumlah penumpang ke luar dari kereta api dan
ingin secara cepat keluar.

Eskalator dan ramp berjalan digerakkan oleh motor listrik yang berputar
secara tetap dan dilengkapi dengan pegangan tangan yang bergerak sama
cepatnya kecepatan bergeraknya anak tangga/ramp. Kecepatan yang biasa
digunakan adalah antara 0,45 - 0,60 meter/detik, tetapi dengan rancangar
khusus, kecepatan escalator dipercepat di atas 0,70 meter/detik.

Eskalator hanya mempunyai dua jenis, jalur tunggal (untuk satu orang yang
berdiri) dengan lebar 60 cm - 81 cm., dan jalur ganda (untuk dua orang berdiri
dalam satu anak tangga) dengan lebar 100 cm - 120 cm. Kemiringan
maksimum dapat diterima adalah 35o, dengan ketinggian maksimum 20 meler.
Sedangkan ramp berjalan hanya mampu mempunyai ketinggian maksimum
15o, dengan kecepata:r 0,60 sampai 1,33 meter/detik.

Kemampuan eskalator mengangkut orang dapat dilihat pada Tabel 4.7.


Eskalator atau ramp berjalan sangat efektif, jika:
a. Dibutuhkan keseragaman kecepatan lalu lintas orang.
b. Terdapat kesinambungan arus manusia.
c. Mesin penqqerak dapat diubah arah pergerakannya.

Baik escalator mauoun ramp, mempunyai kapasitas untuk memindahkan


orang dalam jumlah banyak.
a. Dapat menggantikan fungsi tangga

b. Tidak membutuhkan waktu tunggu, kecuali pada kondisi lalu lintas


manusia yang sangat padat.
c. Sangat bermanfaat untuk waktu-waktu tertentu kebutuhan lalu lintas
yang dapat meningkat dalam.
d. Dapat mengarahkan arus manusia ke jalur tertentu,
e. Memudahkan orang untuk melihat-lihat sekelilingnya,
f. Perpindahan dari lantai ke lantai berlangsung secara lancer.
g. Menjamin mengalirnya arus lalu lintas pada kecepatan tertentu.
h. MenJadikan lantai basemen aksesibel, sama halnya dengan lantai di
permukaan tanah.
i. Menyediakan titik pemeriksaan (check point) yang efektif.
j. Digunakan untuk penggunaan lif double decker.
k. Digunakan untuk penggunaan lif dengan layanan ganjil genap.
l. Sangat baik untuk jarak vertikal yang tidak terlalu Panjang.

2.3.2.2. Perancangan dan Tata Letak Eskalator.


Untuk bangunan kantor dan pusat perbelanjaan yang jumlah lantainya
kurang dari enam lantai, penggunaan eskalator untuk naik-turun orang sangat
dianjurkan.
- Sepasang eskalator beralur tunggal cocok untuk luas lantai 10.000 m2
- Sepasang eskalator beralur ganda cocok untuk luas lantai 20.000 m2

Untuk kompleks pertokoan, selain perlu disediakan satu lif untuk setiap
10.000 m2 lantai, juga perlu disediakan satu eskalator (alur tunggal) untuk
setiap 3.000 m2 atau satu eskalator (alur ganda) untuk setiap 5.000 m 2 luas
lantai.

Ada tiga macam tata letak eskalator yang sering digunakan: bersilangan,
yaitu sejalan dengan arus manusia yang berputar, dan sejajar dengan arus
manusia menerus.
Tata letak eskalator yang bersilangan merupakan konfigurasi yang paling
seri digunakan, karena menggunakan luasan lantai yang paling sedikit,
efisien dalam penggunaan strukturnya, sehingga biayanya paling murah. Tata
letak paralel lebih mahal dan kurang efisien, namun umumnya digunakan
pada kondisi di mana orang yang ingin diarahkan jumlahnya sangat banyak,
seperti halnya pada terminal udara atau stasiun kereta api.

Kapasitas eskalator dapat dihitung dengan:

N adalah jumlah orang yang diangkut per jam


P adalah jumlah orang per anak tangga
V adalah kecepatan eskalator dalam meter/detik
Cos adalah sudut kemiringan escalator
L adalah lebar anak tangga (antrede) dalam meter
2.2.3.3. Kebutuhan Ruang Eskalator

2.3.2. Lift/Escavator
Dewasa ini, terdapat dua jenis lif yang umum di penggerak (traction lift) danjenis
dengan dongkrak hidrolik (hydraulic lift). Untuk lift dengan motor penggerak,
peletakan mesin dapat beradadiatas ruang luncur (di penthouse).
Karakteristik lift hidrolik:
a. Tidak mengakibatkan tambahan beban di puncak bangunan.
b. Hanya digunakan untuk kecepatan yang relatif rendah.
c. Hanya digunakan untuk melayani lantai yang jumlahnya sedikit.
d. Ada kemungkinan bau minyak merebak ke dalam kereta lift.
e. Sangat baik untuk mengangkut beban berat.
f. Alas lantai kereta dapat berada pada level bangunan secara tepat.
g. Tidak membutuhkan beban pengimbang (counter weight).
h. Menimbulkan suara yang lebih berisik dibandingkan dengan lift yang digerakkan
dengan motor traksi.

Tata letak lift

Tata letak lain yang juga sering dijumpai adalah bentuk Cul-de-Sac (jalan buntu)
dan melingkar.
. Sistem Dilatasi
Dilatasi baik digunakan pada pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang
tinggi, antara bangunan induk dengan bangunan sayap, dan bagian bangunan lain yang
mempunyai kelemahan geometris. Di samping itu, bangunan yang sangat panjang tidak
dapat menahan deformasi akibat penurunan fondasi, gempa, muai susut, karena akumulasi
gaya yang sangat besar pada dimensi bangunan yang panjang, dan menyebabkan
timbulnya retakan atau keruntuhan struktural. Oleh karenanya, suatu bangunan yang besar
perlu dibagi menjadi beberapa bangunan yang lebih kecil, di mana tiap bangunan dapat
bereaksi secara kompak dan kaku dalam menghadapi pergerakan bangunan yang terjadi
(Cambar 3.24). Dalam praktek terdapat beberapa bentuk pemisahan bangunan yang umum
digunakan, di antaranya :
3.7.1. Dilatasi dengan Dua Kolom
Pemisahan struktur dengan dua kolom terpisah (Gambar 3.25) merupakan hal
yang paling umum digunakan, terutama pada bangunan yang bentuknya memanjang
(linear). Perlu diingat bahwa bentang antar kolom pada lokasi di mana dilatasi berada ikut
berubah (menjadi lebih pendek). Oleh sebab itu, terdapat berapa alternatif yang dapat
dilakukan, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.26. Jika dilatasi diperlukan pada dua
arah sisi bangunan, maka akan terjadi penumpukan kolom pada titik tertentu (Gambar
3.27).
3.7.2. Dilatasi dengan Balok Kantilever
Mengingat bentang balok kantilever terbatas panjangnya (maksimal 1/3, bentang
balok induk), maka pada lokasi dilatasi terjadi perubahan bentang antar kolom, yaitu
sekitar 2/3 bentang antar kolom
3.7.3. Dilatasi dengan Balok Gerber
Untuk mempertahankan jarak antar kolom yang sama, maka pada balok kantilever
diberi balok Gerber, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.29. Namun dilatasi dengan
balok Gerber ini jarang digunakan, karena dikuatirkan akan lepas dan jatuh, iika
mengalami deformasi arah horizontal yang cukup besar beban gempa bumi).

3.7.4. Dilatasi dengan Konsol


Meskipun jarak antar kolom dapat dipertahankan tetap sama, namun akibat
adanya konsol, maka tinggi langit-langit didaerah dilatasi menjadi lebih rendah
dibandingkan dibandingkan dengan tinggi langit-langit pada bentang kolom berikutnya.
Dilatasi jenis ini banyak digunakan pada bangunan yang menggunakan konstruksi
prapabrikasi, dimana keempat sisi kolom diberi konsol untuk tumpuan balok prapabrikasi.

2.5. Sistem Utilitas


Penempatan inti bangunan akan berdampak pada kemungkinan penempatan jalur
distribusi jaringan utilitas, baik pada arah vertikal yang berdampak pada run"ungrn denah
bangunan, maupun pada arah horizontal yang berdampak pada potongan bangunan,
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.12.
Selanjutnya, dalam Inti bangunan terdapat sejumlah ruangan yang diatur
sedemikian rupa sehingga jumlah keseluruhan luas inti bangunan tidak melebihi 20%
luas tipikal yang ada. Di samping itv,80% luas tipikal masih perlu dikurangi dengan jalur
sirkulasi horizontal (koridor), sehingga luas efektif bangunan menjadi berkurang.

Sekitar 4% dati luas tipikal digunakan untuk lubang utilitas bagi sistem Mekanika
dan Elektrikal, yang umumnya dibagi atas dua zona distribusi. Pemisahan lubang-luban
bagi ventilasi dan pengkondisian udara dimaksudkan agar tidak terjadi konflik atau
persilangan antar saluran udata (ducting). Untuk dapat digunakan secara maksimal
perbandingan antara panjang dan lebar ruang yang digunakan untuk lubang utilitas
berkisar antara l:2 sampai 1:4. Semua dinding bagi ruangan ini harus menggunakan
bahan yang dapat menahan api sekurang-kurangnya untuk waktu dua jam.

Bangunan-bangunan berikut ini menggambarkan bebarapa contoh integrasi letak


inti bangunan, jalur sirkulasi, alokasi ruang aktif dan penempatan saluran utllitas (shaft)
serta tangga.
Gedung Federal Reserve Bank di Minneapolis, Amerika Serikat yang dirancang
oleh arsitek Birkerts (Gambar 5.13.). Bangunan ini mempunyai tiga inti, dua di ujung
bangunan dan satu di tengah sisi panjang bangunan. Bangunan ini memiliki fleksibilitas
pengaturan tata ruang dalam, mengingat bangunan ini menggunakan struktur jembatan,
sehingga seluruh ruangan bebas kolom.
BAB III
KAJIAN BANGUNAN

3.1. Deskripsi Bangunan

Nama Resmi : Trump World Tower


Juga dikenal sebagai :
Sebelumnya :
Pengembang : Donald Trump
Dibangun : 1999 - 2001
Biaya : $300 milion
Architect : Costas Kondylis
Wind Analysis : Rowan Williams Davies & Irwin Inc. 
Consulting Engineers : Mueser Rutledge
General Contractor : Trump Sales and Leasing 
Insinyur struktural : Penyanyi WSP Seinuk
Contractor :
Subcontractor : Strukturae Plus

Foundations : Mueser Rutledge Consulting Engineers

Project development
Project management :Bovis Lend Lease LMB Inc
Jenis :Residential
Level : 72
Maksimum Tinggi : lantai 89.800 m2 (967.000 kaki persegi)
Lokasi : Midtown Manhattan, New York City
Perusahaan yang terlibat perubahan, konstruksi cangkang: North Berry Concrete
Corporation ( New York City ), arsitek lanskap: Abel Bainnson Butz ( New York City ),
produsen elevator: Otis Elevator Company ( Farmington ), surveyor angin: Rowan
Williams Davies & Irwin Inc. ( Guelph ), pengaduk beton: Quadrozzi Concrete
Corp. ( New York City ), pembuat kaca: Viracon, Inc. ( Owatonna ), kontraktor
umum: Trump Sales and Leasing ( New York City ), konsultan pencahayaan: Kondos
Roberts ( New York City ), desainer interior: Brennan Beer Gorman Monk
Architects ( Washington ), konsultan elevator: Van Deusen & Associates (New
York) ( New York City ), perakit fasad: Flour City International, Inc. ( Johnson City ),
pengembang: The Trump Organization ( New York City ), pemilik: The Trump
Organization ( New York City ), manajemen properti: The Trump Organization ( New
York City ), produsen bekisting: Beeche Systems Corp. ( Scotia ), desainer fasad: Gordon
H. Smith Corp. ( New York City ), konsultan peredam: Motioneering, Inc. ( Guelph ),
pengembang: The Daewoo Group ( Seoul ), pemilik: The Daewoo Group ( Seoul ),
perusahaan penggalian: Mayrich Construction Corp. ( Jersey City ), perusahaan
yayasan: Mayrich Construction Corp. ( Jersey City ), teknik struktur: The Cantor Seinuk
Group Inc. ( New York City ), produsen bekisting: PERI GmbH Formwork and
Scaffolding ( Weißenhorn ), konsultan lingkungan: Cerami & Associates ( New York
City ), insinyur yayasan: Mueser Rutledge Consulting Engineers ( New York City ),
produsen sistem pemeliharaan fasad: MANNTECH Building Maintenance
Systems ( Munich ), manajemen proyek: Bovis Lend Lease LMB Inc. ( New York City ),
produsen bekisting: PERI Formwork Systems, Inc. ( Elkridge ), arsitek: Costas Kondylis
& Partners LLP Architects ( New York City ), peredam peredam: Mesin Kustom
A&H ( Burlington )

3.2. Kajian Struktur Trump World Tower


Konsep yang sangat penting dalam desain bangunan tinggi adalah untuk memikirkan
struktur tidak sebagai rangkaian dinding individu,balok, kolom, dan koneksi tetapi
lebih sebagai satu sistem raksasa.
Ini harus sangat efisien. Setiap bagian beton vertikal harus mampu melawan tidak
hanya gaya gravitasi tetapi juga angin. Struktur harus cukup lebar untuk menjadi
stabil, tapi lantai pelat harus cukup sempit baik untuk dapat digunakan dan untuk
menciptakan ekonomi real estate yang layak untuk klien.
Trump Tower gedung pencakar langit bangunan ini memiliki tinggi 861 kaki (262 m)
dan memiliki 72 lantai yang dibangun (tetapi daftar 90 lantai pada panel lift ) dengan
fasad dinding tirai dari kaca gelap berwarna perunggu. Jendela besar yang dihasilkan
memungkinkan pemandangan East River dan Midtown Manhattan yang luas.
Bangunan ini dibangun dengan beton untuk meningkatkan ketahanan anginnya

3.2.1. Sistem Gravitasi pada Trump World Tower

3.2.2. Sistem Gaya Lateral pada Trump World Tower


Sistem penahan beban lateral dirancang untuk memenuhi kriteria angin dan
seismik dari New York City Building Code. Selain itu, serangkaian pengujian
terowongan angin dilakukan di laboratorium Terowongan Angin RWDI di Kanada
untuk mendapatkan informasi angin yang lebih akurat Sistem lateral terdiri dari
kombinasi tulang punggung tengah, terbuat dari tiga dinding geser yang
terhubung, dihubungkan dengan kolom perimeter. Lokasi dinding geser
merupakan hasil koordinasi yang intens dengan arsitektur untuk memberikan
fleksibilitas pada interior atau tata letak. Untuk efisiensi maksimum, dinding
memiliki kedalaman penuh dalam arah Timur-Barat, di mana dinding tersebut
menahan gaya angin maksimum.
Untuk kekakuan, dinding geser di hubungkan ke kolom perimeter dengan dinding
setinggi 2 tingkat. “sistem sabuk” di ruang mekanik lantai 22 dan “sistem topi” di
atas atap utama adalah tembok setinggi penuh mengelilingi perimenter.

3.2.3. . Sistem Pondasi pada Trump World Tower


3.2.4. Sistem Kolom pada Trump World Tower
Meskipun menara memiliki penampang cakrawala yang konstan, ada empat
denah lantai yang berbeda, dengan bentang dan lokasi kolom yang berbeda, yang
memerlukan sistem transfer seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3 dan 4,
Efek lantai transfer diminimalkan dengan mengkoordinasikan tata letak kolom
untuk memenuhi kebutuhan berbagai desain lantai. Pelat lantai tipikal adalah pelat
datar 8 "(20,3 mm) dengan bentang maksimum 24 '(7,3 m.). Kolom eksterior diberi
jarak dari 16 hingga 20' (4,9 m. Hingga 6,1 m.) Di tengah. untuk ketinggian lantai
bervariasi dari 10'-8 "(3,3 m.) di lantai bertingkat rendah hingga 16'-8" (5,1 m.) di
tingkat penthouse.

3.2.5. Sistem Balok pada Trump World Tower


3.2.6. Sistem Dinding pada Trump World Tower
Penyangga fasad yaitu dinding penahan beban utama dan poros harus ditutup
bersama dengan pelat. Sistem dinding pada bangunan Trump World Tower yaitu
sistem dinding tirai. Sistem dinding tirai adalah bagian luar yang menyelimuti sebuah
bangunan di mana dinding luar bersifat non-struktural, digunakan untuk menjaga
cuaca dan penghuninya masuk. Karena dinding tirai non-struktural, dapat dibuat dari
bahan ringan, dengan demikian mengurangi biaya konstruksi. Bahan dinding tirai
pada fasad tersebut adalah kaca berwarna hitam, ketika kaca digunakan sebagai
dinding tirai, keuntungan pada fasad tersebut ialah cahaya alami dapat menembus
lebih dalam didalam bangunan.

Gambar. Pemasangan Dinding Tirai pada Fasad


Gambar. Dinding Tirai Kaca pada Bangunan

Dinding tirai fasad tidak membawa beban structural dari bangunan selain dari beban
mati sendiri. Dinding mentransfer beban angina lateral yang kebetulan di atasnya ke
struktur bangunan utama melalui koneksi di lantai dan kolom bangunan. Dinding tirai
dirancang pada bangunan ini untuk menahan infiltrasi udara dan air, menyerap
goyangan yang disebabkan oleh angin dan gaya seismic yang bekerja di gedung,
menahan beban angin, dan mendukung gaya berat mati sendiri, dimana mampu
untuk bangunan ini yang mempunyai tinggi 258 m.
Gambar. Trump World Tower pada saat medapatkan cahaya

Gambar. Dinding Tirai Fasad Bangunan dari Dinding Kaca

Sistem dinding tirai biasanya dirancang dengan anggota framing alumunium ekstrusi,
meskipun dinding tirai pertama dibuat dengan rangka baja. Bingkai alumunium
biasanya diisi dengan kaca, yang memberikan bangunan yang sangat menarik, serta
manfaat seperti pencahayaan alami. Namun, efek cahaya pada kenyamanan visual
serta perolehan panas matahari dalam bangunan lebih sulit untuk dikendalikan ketika
menggunakan sejumlah besar kaca yang mengisi. Pengisi lain umum termasuk :
veneer batu, panel logam, louvres, dan jendela atau ventilasi yang bisa digerakkan.
Dinding tirai berbeda dari sistem etalase karena dirancang untuk menjangkau
beberapa lantai, dengan mempertimbangkan persyaratan desain seperti :ekspansi
dan kontraksi termal, membangun goyangan dan gerakan, pengalihan air, dan efiensi
termal untuk pemanasan, pendinginan, dan pencahayaan yang hemat biaya di
gedung.

Gambar. Bekisting self-climbing ACS untuk 22 alat peraga fasad

Gambar. Bekisting dinding VARIO untuk dinding bagian dalam

Dengan menggunakan dua bekisting tersebut tingkat keamanannya tinggi tetapi juga
fakta bahwa dengan sistem panjat sendiri tidak diperlukan lagi crane yang terus
digunakan serta tidak perlu Derek tambahan.
3.2.7. Sistem Lantai pada Trump World Tower
Trump World Tower mempunyai tinggi 258 m dengan jumlah lantai 72, tinggi lantai
756 kaki (230 m), tinggi atap 861 kaki (262 m) dengan jumlah unit 367.

Trump World Tower: hadir di lobi, ruang serbaguna, FT Doorman, penyimpanan tempat
tinggal, taman, klub kesehatan, kolam, teras atap, pusat kebugaran.

3.2.8. Sistem Atap pada Trump World Tower

Anda mungkin juga menyukai