Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Struktur membran adalah struktur yang menggunakan material membran, yang


memikul beban dengan mengalami tegangan tarik (Schodek, 1998). Salah satu jenis
struktur membran adalah struktur tenda. Beberapa bangunan kontemporer seperti
stasiun, bandara, stadion, convention center, dan sebagainya telah menggunakan
struktur tenda yang inovatif dan modern sehingga penggunaan struktur tenda ini kini
tidak lagi terkesan sebagai bangunan semi permanen atau bangunan yang ‘belum
selesai’. Seiring dengan mulai populernya penggunaan struktur tenda dalam arsitektur,
perlu dipahami lebih jauh mengenai apa sesungguhnya yang dimaksud dengan
struktur tenda kaitannya dengan struktur membran, bagaimana cara kerjanya, serta
bagaimana proses konstruksinya hingga menjadi bangunan. Selain itu perlu
ditekankan bagaimana perbedaan antara tenda sebagai material dan tenda sebagai
sistem struktur (tensile structure). Sebab kesalahan pemahaman terhadap keduanya
sering membiaskan pemahaman akademik mengenai struktur tenda. Salah satu cara
untuk membedakannya adalah dengan memperhatikan contoh bangunan yang
menggunakan sistem truktur tenda dan yang hanya menggunakan tenda sebagai
material penutup.

Masyarakat awam umumnya berpendapat bahwa membran atau fabric (kain, PVC,
atau fiberglass) adalah material untuk jenis struktur yang sederhana. Umumnya
material tersebut digunakan dalam bangunan-bangunan yang tidak permanen hingga
semi permanen seperti tenda pramuka, tenda pernikahan, shelter, atap carport,
penutup lapak, ataupun tenda penaung pada pasar tradisional. Padahal di lain pihak,
dunia arsitektur telah mengembangkan penggunaan tenda dan mengaplikasikannya
pada bangunan dengan inovatif. Bangunan-bangunan yang menggunakan material
tersebut juga bukanlah bangunan-bangunan kecil, melainkan bangunan-bangunan
publik berskala besar seperti airport, stasiun, stadion, convention center, hall, dan lain
sebagainya. Kekuatan dan ketahanan bangunan berstruktur membran tersebut juga
terbukti sangat baik. Beberapa produsen material tenda menyatakan bahwa produknya
dapat bertahan hingga 15 tahun (PT. Kattya Tenso Membrane: 2011).
Saat ini, terdapat pemahaman yang bias antara tenda sebagai material dan tenda
sebagai sistem struktur (tensile structure). Ketika seseorang membicarakan struktur
tenda, ada prinsip kerja tertentu yang membedakannya dengan sistem struktur lain.
Akan tetapi ketika tenda digunakan sebagai material, ia dapat dipadukan dengan
berbagai sistem struktur lain, misalnya penopang rangka kaku. Kedua sistem ini
memiliki cara kerja yang berbeda. Perbedaan inilah yang perlu dipahami lebih jauh.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan struktur tenda dan kaitannya dengan struktur
membran?

2. Bagaimana cara kerja struktur tenda (tensile structure) dan struktur rangka kaku?

3. Bagaimana proses konstruksi struktur tenda dengan sistem membran dengan rangka
kaku?

1.3.Tujuan

1. Memahami apa yang dimaksud dengan struktur tenda dengan struktur membran.

2. Mengetahui cara kerja struktur tenda dan struktur membran rangka kaku.

3. Mengetahui bagaimana proses konstruksi struktur tenda dengan struktur


membran rangka kaku.

LANDASAN TEORI

Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban

dengan mengalami terutama tegangan tarik dalam semua arah. Struktur membran

cenderung dapat menyesuaikan diri dengan cara struktur tersebut dibebani sehingga

struktur tidak akan mampu mendukung beban tanpa berubah bentuk.

Contoh sederhana dari struktur membran ini adalah payung. Saat payung

dibuka maka permukaan membran akan mengalami tegangan tarik, yang

menyebabkan tegangan tarik ini adalah rusuk-rusuk serta dukungan batang tekan
pada tangkai payung sehingga payung dapat menahan gaya tekan.

2. Prinsip umum struktur membran

2.1. Gaya-gaya pada permukaan membran

Struktur membran pada dasarnya memikul beban dengan dua cara, yaitu :

Tegangan tarik.

Tegangan tarik pada membran ini bekerja pada lengkung utama (lengkung pada

2 arah utama) yang saling tegak lurus dan tegangan tarik pada dua arah ini

berdasarkan atau serupa dengan sistem pada kabel menyilang. Tegangan tarik

ini berhugungan dengan membran itu sendiri sebagai bidang tipis yang dalam

mendukung atau menerima beban akan mengalami perubahan bentuk.

Tegangan geser tangensial

Tegangan ini dihubungkan dengan terjadinya puntiran atau torsi pada membran.

Antara tegangan tarik dan geser terjadi kerjasama dalam memikul beban.

Beban yang dipikul mengakibatkan tegangan tekan sehingga menjadi

lendutan yang menyebabkan bentuk membran menjadi lengkung. Hal ini

berpengaruh pada kestabilan membran. Membran menjadi tidak tahan terhadap

tekan dan jika terjadi tekanan yang berlebihan akan roboh. Karena itu diperlukan

tegangan tarik pada permukaan membran untuk mendukung beban yang ada.

2.2. Stabilisasi pada membran

Cara stabilisasi pada membran adalah dengan memberikan rangka penumpu pada

membran atau memberi prategang yang diperoleh dari gaya-gaya arah luar pada

perbatasan atau tepian membran atau prategang yang diperoleh dari tekanan udara

pada bagian dalam membran yang mempunyai volume tertutup.

Contoh pemberian prategang dengan gaya dari luar adalah struktur tenda. Stabilisasi
membran ditandai dengan penggunaan kabel-kabel tarik atau pretension sehingga

terjadi tegangan pada membran dengan arah tegak lurus di seluruh permukaannya.

Hal ini disebut juga dengan gaya jacking.

Contoh pemberian prategang yang diperoleh dari tekanan udara pada bagian dalam

membran yang mempunyai volume tertentu adalah struktur pneumatis.

3. Macam – macam struktur membran

3.1. Struktur pneumatik

Struktur pneumatik merupakan struktur membran yang ditegangkan selaput

membrannya dengan memberi tekanan udara internal, di mana tekanan udara

internal dan tekanan udara eksternal berbeda tekanannya.

3.1.1. Prinsip umum struktur pneumatik

Tekanan udara pada bagian dalam menyebabkan terjadinya tegangan tarik

pada permukaan membran. Tekanan udara dalam harus selalu lebih besar daripada

tekanan udara luar, supaya dalam permukaan membran tidak terjadi tegangan tekan

pada saat terjadi pembebanan. Kestabilan diperoleh akibat adanya tegangan tarik

yang terjadi dalam menahan beban. Akibat adanya tekanan udara dalam yang lebih

besar, maka akan menyebabkan membran cenderung untuk terangkat sehingga

perlu diberi ring penahan.

3.1.2. Macam – macam struktur pneumatik

Struktur pneumatik satu lapis (air supported structure)

Merupakan struktur yang ditumpu udara. Struktur ini mempunyai tekanan udara

rendah kurang lebih 3-6 psf. Udara harus dikontrol konstan terus-menerus.

Struktur pneumatik dua lapis (air inflated structure)

Merupakan struktur yang digelembungkan udara. Struktur ini mempunyai


tekanan udara tinggi 30-60 psf, di mana pengontrolan udara dilakukan secara

berkala.

3.2. Struktur net (jaring) dan tent (tenda)

Di dalam struktur net dan tenda terdapat prinsip-prinsip umum yang perlu diketahui

Kelengkungan

Bentuk lengkung pada tenda ditentukan kondisi tumpuan :

- Tumpuan titik atau tumpuan garis

- Tumpuan kaku (rigid) atau fleksibel

- Penempatan tinggi rendah titik tumpuan

Dalam penempatan tumpuan, sebaiknya menghindari permukaan membran

yang datar, karena akan membutuhkan gaya prategang yang besar untuk

mempertahankan bbentuk datar permukaan membran. Gaya prategang tidak

boleh melebihi tegangan ijin membran. Untuk menghindari permukaan yang

datar maka kelengkungan dibuat dalam dua arah yang berlawanan.

Kondisi tumpuan

Tumpuan titik tinggi selalu didukung kolom tekan berujung sendi dan titik rendah

diangker ke tanah. Pada tumpuan titik rendah akan terjadi gaya angkat dan gaya

dorong pada pondasi karena adanya prategang pada membran yaitu dengan

menarik membran menggunakan gaya jacking.

3.3. Pembebanan yang mempengaruhi struktur membran

3.3.1. Beban akibat pengaruh luar

Beban yang diakibatkan pengaruh luar dapat menyebabkan membran

memikul beban. Membran adalah bidang furnikular tipis sehingga tidak mampu

menerima tekan, karena itu kemiringan perlu diperhatikan.


3.3.2. Beban thermal

Beban thermal diakibatkan dari perubahan suhu atau temperatur yang relatif

cukup besar pada struktur bangunan, seperti perubahan suhu siang dan malam.

Perubahan suhu mengakibatkan pemuaian atau penyusutan atau tarikan dan

dorongan pada bagian struktur.

3.3.3. Beban angin

Struktur yang terletak pada jalur perjalanan angin dapat mengakibatkan

pergerakan angin untuk dibelokkan atau dihentikan. Energi kinetik akan berubah

menjadi energi potensial yang menyebabkan tekanan atau hisapan. Kekuatan dari

tekanan atau hisapan ini juga tergantung dari kecepatan angin, bentuk geometri

bangunan, kepadatan udara, orientasi bangunan, kekakuan, posisi bangunan

terbuka atau tertutup.

4. Bahan membran

Bahan membran umumnya berupa lembaran atau bidang yang terdiri atas

anyaman bahan tekstil yang kedap air / udara dan bahan pelapis.

Contoh bahan tekstil :


Anyaman serabut sutera Polyester, Polyamid, dan lain-lain.

Campuran serabut kaca dan logam (fiberglass)

Contoh bahan pelapis :

PVC, Polyisobutylen, dan lain-lain.

Pada dasarnya semua bahan membran mengalami kerusakan dalam batas waktu

tertentu, terutama pada sifat kekakuannya.

5. Penerapan struktur membrane dalam arsitektur

5.1. Music Pavilion di Sun Valley, Idaho, USA, 2008.

Bangunan ini berfungsi sebagai music hall. Struktur bangunan terdiri dari

permanen dan non permanen. Struktur permanen terletak pada bagian panggung

dan fasilitas penunjang, sedangkan non permanen terletak pada bagian atap yang

terbuat dari membran.

Jenis struktur membran yang digunakan adalah struktur tenda, dengan

pendukung tiang lengkung, terletak pada sambungan struktur permanen dan non

permanen pada atap.


Interior bangunan

Eksterior bangunan

Analisa tumpuan sturktur bangunan

Tumpuan pada struktur membran bangunan Sun Valley Pavillion

menggunakan tumpuan titik deskret dengan titik tertinggi pada bidang lengkung.

Sedangkan titik terendahnya dihubungkan kabel menuju ke kolom. Gaya prategang


pada membran diperoleh dengan menarik membran dari titik tertinggi ke titik

terendah (jacking).

5.2. William Hutton Younger Dynamic Earth Centre

Bangunan ini merupakan sebuah paviliun raksasa yang menggunakan

struktur tenda dan berdinding kaca. Denah paviliun ini berbentuk oval dan terletak di

atas bangunan ekshibisi setinggi dua lantai.

Eksterior bangunan

Tampak atas bangunan

Proses konstruksinya adalah dengan membuat jangkar-jangkar disekeliling


profil atap. Jangkar tersebut nantinya akan digunakan untuk menahan susunan kabel

yang menempel pada membran atap. Setelah jangkar dibuat, dibangun tiang-tiang

sebanyak 2 x 4 buah untuk nantinya memberikan gaya jacking. Kemudian disusun

membran dan kabel-kabel di tengah area. Kabel-kabel ditegangkan (diganjal)

dengan tiang-tiang sehingga membran atap terangkat, lalu ujung dari tiap-tiap kabel

tersebut kemudian dikunci pada jang

Anda mungkin juga menyukai