Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH STRUKTUR BENTANG LEBAR

“RANGKA BIDANG”

TEKNIK ARSITEKTUR

Disusun Oleh :

Avivi Fudafi 201545500178


Sigit Fernandes 201645500154
Edwin Joen KY 201645500233

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Struktur Bentang Lebar


Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan
ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar
secara umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks.
Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada
dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan
modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan
bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan
kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.
Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan
yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah
raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan
kegiatan pameran atau gedung exhibition.

1.2 Struktur Rangka Bidang


Rangka bidang merupakan salah satu dari berbagai macam struktur bentang lebar,
rangka bidang termasuk yang cukup banyak kita jumpai pada bangunan-bangunan di
Indonesia seperti GOR, Auditorium, dan gedung-gedung lainnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Rangka Bidang


Rangka bidang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga
atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah
bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih
batangnya. Setiap elemen tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan
sambungan sendi. Sedangkan batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian rupa
sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubung.

2.2 Bentuk dan Susunan


Rangka bidang berawal dari susunan linier atau batang yang di gabungkan
menjadi segitiga yang stabil sampai membentuk sebuah bidang yang membentang
satu arah, lalu bidang tersebut disusun secara seri atau sejajar yang kemudian akan
menjadi struktur atap pada bangunan bentang lebar.

2.3 Pembebanan dan Tumpuan Beban


Penekanan pada prinsip struktur rangka bidang adalah bahwa struktur hanya
dibebani dengan beban-beban terpusat pada titik-titik hubung agar batang-batangnya
mengalami gaya tarik atau tekan. Bila beban bekerja langsung pada batang, maka
timbul pula tegangan lentur pada batang itu sehingga desain batang sangat rumit dan
tingkat efisiensi menyeluruh pada batang menurun.

2.4 Prinsip Triangulasi


Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka bidang sebagai struktur
pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang
menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk segiempat atau bujursangkar, bila struktur
tersebut diberi beban, maka akan terjadi deformasi masif dan menjadikan struktur tak
stabil. Bila struktur ini diberi beban, maka akan membentuk suatu mekanisme runtuh
(collapse). Struktur yang demikian dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa adanya
perubahan pada panjang setiap batang. Sebaliknya, konfigurasi segitiga tidak dapat
berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk ini stabil.
Pada struktur stabil, setiap deformasi yang terjadi relatif kecil dan dikaitkan
dengan perubahan panjang batang yang diakibatkan oleh gaya yang timbul di dalam
batang sebagai akibat dari beban eksternal. Selain itu, sudut yang terbentuk antara dua
batang tidak akan berubah apabila struktur stabil tersebut dibebani. Hal ini sangat
berbeda dengan mekanisme yang terjadi pada bentuk tak stabil, dimana sudut antara
dua batangnya berubah sangat besar.
Pada struktur stabil, gaya eksternal menyebabkan timbulnya gaya pada batang-
batang. Gaya-gaya tersebut adalah gaya tarik dan tekan murni. Lentur (bending) tidak
akan terjadi selama gaya eksternal berada pada titik nodal (titik simpul). Bila susunan
segitiga dari batang-batang adalah bentuk stabil, maka sembarang susunan segitiga
juga membentuk struktur stabil dan kukuh. Hal ini merupakan prinsip dasar
penggunaan rangka batang pada gedung. Bentuk kaku yang lebih besar untuk
sembarang geometri dapat dibuat dengan memperbesar segitiga-segitiga itu. Untuk
rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya
timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau
tekan ini dapat timbul pada setiap batang dan mungkin terjadi pola yang berganti-
ganti antara tarik dan tekan.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Penyusunan Struktur Rangka Bidang


Sifat gaya (tarik / tekan) batang diagonal dapat ditentukan dengan
membayangkan batang itu tidak ada dan melihat kecenderungan deformasinya. Jadi,
diagonal yang terletak di antara B – F pada rangka batang A mengalami tarik karena
mencegah menjauhnya titik B dan F.
Distribusi gaya batang pada rangka batang tersebut adalah :
C= gaya tekan
T = gaya Tarik
Analogi ’kabel’ atau ’pelengkung’ dapat digunakan untuk menentu-kan sifat (tarik /
tekan) gaya batang. Di dalam rangka bidang, batang FBD dibayangkan
sebagai ’kabel’ yang mengalami tarik. Batang-batang lain berfungsi mempertahankan
keseimbangan konfigurasi ’kabel’ dasar tersebut.

3.2 Membuat Maket Rangka Bidang


Pertama, batang panjang di potong dengan ukuran yang sudah di tentukan.
Kemudian batang tersebut di rangkai menjadi segitiga dan menjadi sebuah bidang.
Seperti gambar dibawah ini.
Kedua, rangka bidang tersebut disusun berdiri secara sejajar sehingga membentuk
sebuah struktur.
BAB IV
ANALISIS ATAU PEMBAHASAN

4.1 Menganalisis Sebuah Bangunan Struktur Rangka Bidang

Kali ini saya mengambil contoh struktur rangka bidang pada bangunan
warehouse atau pabrik. Warehouse atau pabrik adalah milik perusahaan-perusahaan
sebagai tempat penyimpanan barang-barang atau juga sebagai tempat produksi.
Karna itu warehouse perlu bentangan tanpa kolom yang cukup jauh agar tidak
mengganggu proses kerja sehari-sehari, nah pada gambar warehouse diatas terlihat
bangunannya menggunakan struktur rangka bidang.
BAB V
KESIMPULAN

Rangka bidang memerlukan material lebih sedikit dan lebih mudah dalam metode
pembuatannya, sehingga di Indonesia banyak kita jumpai bangunan-bangunan yang
menggunakan sistim rangka bidang sebagai struktur atap bangunannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arsitektur Bentang lebar. https://adampriyadi.wordpress.com/2013/05/24/arsitektur-


bentang-lebar/
Struktur Rangka Batang. http://ronny.blog.upi.edu/struktur-rangka-batang/
Pustaka Teknik Sipil. http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/11/struktur-rangka-
batang.html
Erskine Murray. https://www.erskine-murray.co.uk/insurance/warehouse-insurance

Anda mungkin juga menyukai