Anda di halaman 1dari 27

TUGAS UTILITAS BANGUNAN

ANALISIS UTILITAS BANGUNAN


GRAND SAE HOTEL

Dosen Pembimbing: Ir. Rachmadi Nugroho, M.T

DISUSUN OLEH :
Ubaidillah Imam Suhardi (I0219090)

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik


Universitas Sebelas Maret
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu bangunan dapat dikatakan berhasil bukan hanya dilihat dari segi kekuatan struktur
maupun segi keindahan estetikanya saja, akan tetapi bangunan juga harus dilengkapi dengan
fasilitas - fasilitas yang menunjang kenyamanan serta keamanan penghuninya. Utilitas
bangunan gedung merupakan suatu kelengkapan konstruksi bangunan yang ditujukan untuk
mendukung aktifitas penghuni di dalamnya hingga penghuni dapat merasa nyaman dan aman.
Maka dari itu utilitas merupakan bagian penting dalam suatu pembangunan selain dari
keindahan dan kekuatan bangunan itu.

Perancangan utilitas menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh arsitek.
Karena keberhasilan suatu bangunan dalam menyediakan keperluan-keperluan pengguna
ditentukan dari perancangan utilitasnya. Utilitas yang dibangun secara tidak terncana justru
membuat aktifitas pengguna menjadi tidak efisien dan bahkan mengganggu.

Objek yang akan dibahas pada makalah ini adalah Bangunan Hotel Grand Sae. Hotel
Grand Sae terletak di Kota Solo. Dalam hal ini, utilitas yang akan dianalisis pada Hotel Grand
Sae terbatas pada sistem air bersih, sistem air kotor, sistem kelistrikan, sistem pengkodisian
udara.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana penerapan sistem utilitas bangunan Hotel Grand Sae Boutique Surakarta ?

2. Apakah utilitas yang ada pada Hotel Grand Sae Boutique Surakarta sudah sesuai dengan
standar tinjauan pustaka yang terkait?

C. Tujuan

Menganalisis sistem utilitas yang terdapat pada bangunan Hotel Grand Sae Boutique
Surakarta dan mengkritik kesesuaian terhadap standar – standar yang ada.
BAB II

TINJAUAN PUSAKA

A. Sistem Transportasi Vertikal


Alat transportasi bangunan merupakan alat yang menunjang dan
memfasilitasi sirkulasi didalam suatu bangunan gedung, terutama gedung
berlantai banyak. Selain itu alat transportasi merupakan sarana prasarana yang
memperlancar pergerakan manusia didalam bangunan tersebut. Transportasi pada
bangunan dapat dibagi secara vertical dan horizontal serta manual dan mekanis.

1. Transportasi Secara Vertikal dan Horizontal

(Diagram 1.1 : transportasi dalam bangunan secara vertical dan horizontal).

▪ TRANSPORTASI VERTIKAL
Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut suatu benda
atau manusia dari bawah ke atas ataupun

sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertical, di antaranya tangga, lift, travator,
escalator, dan dumbwaiter.

▪ TRANSPORTASI HORIZONTAL
Sistem transportasi horizontal merupakan jalur angkut / lalu-lalang antar ruang
dalam satu lantai. Prosentase kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %.
Alat transportasi yang bersifat horizontal ini adalah konveyor dan koridor.
B. Transportasi Manual dan Mekanis

(Diagram 1.2 : transportasi dalam bangunan secara manual dan mekanis.)

▪ TRANSPORTASI MANUAL
Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi tanpa mesin.
Sehingga sistem transportasi yang dipakai berupa tangga dan ramps. Sistem ini pun
tidak perlu mengeluarkan banyak biaya seperti pada sistem mekanis.

▪ TRANSPORTASI MEKANIS
Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut juga dengan
sistem transportasi alat / mesin. Sistem ini tentunya akan mengeluarkan banyak
biaya , diantaranya saat pemesanan, operasionalnya sehari- hari dan biaya untuk
perawatannya. Sistem transportasi mekanis ini berupa eskalator, konveyor, lift dan
eskalator

BAGIAN – BAGIAN

A. Tangga

Tangga merupakan salah satu alat transportasi dalam bangunan yang


menghubungkan antar lantai satu dengan lantai lain dengan system transportasi
manual. Penggunaan tangga pada bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai, biasanya
digunakan sebagai tangga darurat. Tangga pada umumnya memiliki syarat:

1. Kemiringan sudutnya tidak diperbolehkan lebih dari 38˚


2. Jika jumlah anak tangga lebih dari dua belas anak tangga, maka harusmemakai bordes.
3. Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untukdua orang 110-
120cm.
4. Tinggi balustrade sekitar 80-90 cm.

Perhitungan optrede dan antrede mempengaruhi kenyamanan bagi pengguna


tangga agar tidak cepat lelah bagi yang naik dan tidak mudah tergelincir bagi yang
turun. Hal ini juga berkaitan dengan estetika dari bangunan itu sendiri.

Maka, 60 cm < 2p + t < 65 cm

B. Tangga darurat

Keriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat diantaranya:

i. Kemiringan maximum 40˚;

ii. Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m (+100 feet) ;

iii Dilengkapi penerangan yang cukup dengan listrik cadangan menggunakan


baterai selama listrik bangunan dimatikan karena keadaan darurat;

iv. Harus terlindung dengan material tahan api termasuk dinding (beton) dan pintu
tahan api(metal);

v. Suplai udara segar diatur / dialirkan (menggunakanExhaust fan atau Smoke


Vestibule pada puncak / ujung tangga) sehingga pernafasan tidak terganggu;
vi. Dilengkapi peralatan darurat;vii. Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung
ke arah luar gedung;
vii. Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan dengan pintu masuk ke
dalam ruang tangga tersebut.

C. RAMPS
Adapun keriteria dan persyaratan ramps pada sebuah bangunan :
1.Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan Ramps jenis landai ini tidak perlu
menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan lantainya.
2.Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7% dianjurkan
menggunakan bahan penutup lantai anti selip.
3.Ramps curama tau steep dengan kemiringan antara sampai dengan 90% yang
dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip pada permukaan lantai dibuat
kasar. Untuk manusia, dilengkapi dengan railing terutama untuk handicapped /
disabled person

D. Koridor

Koridor merupakan salah satu alat transportasi yang bersifat horizontal


yang tidak menggunakan system mekanik (manual). Beberapa syarat yang harus
dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor adalah :

i. Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah.
ii. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependekmungkin.
c. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna.
d. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama sekali.
e. Cukup terang.

E. Konveyor
Konveyor merupakan suatu
alat transportasi angkut untuk
orang atau barang secara
horizontal.Dipasang dalam
keadaan datar atau sudut
kemiringan kurang dari 10˚.
Alat
ini digunakan
dalam
jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di bandara, terminal,
pabrik. Alat transportasi ini menggunakan system mekanik.

F. LIFT

Lift adalah alat transportasi


vertikal yang digunakan
untuk mengangkut orang
atau barang. Lift terhubung
antar lantai dalam bangunan
bertingkat secara
menerus dengan menggunakan
tenaga mesin (mekanik). Umumnya
digunakan di gedunggedung
bertingkat tinggi; biasanya lebih dari
tiga atau empat lantai.
Gedung-gedung yang lebih rendah
biasanya hanya mempunyai tangga atau escalator.

Persyaratan Umum Lift / elevator

i. Bangunan lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan elevator / lift


ii. Jika menggunakan traction system, dimensi kabel yang dapat digunkan minimum 12 mm
iii. Jumlah kabel minimal 3 buah
iv. Balok pemikul dari baja / beton bertulang
v. Rel Lift dari bahan baja vi. Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat

vii. Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih

viii. Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm

ix Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri

x. Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air


xi. Pintu otomatis
x Panel Control yang jelas pada cabin
xi Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tangga darurat
xii Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan . Tabung lift menerus kepuncak bangunan
xiii Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari petir, air, api

G. Eskalator

Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar lantai, sebagaimana
tangga (manual) yang menghubungkan satu lantai dengan satu lantai yang di atasnya maupun
di bawahnya dengan menggunakan system tangga yang berjalan dengan bertenaga/bergerak
atas bantuan tenagamesin. Secara horizontal dibutuhkan ruang cukup luas untuk fasilitas ini,
karenanya, escalator biasa digunakan pada bangunan yang bersifat public seperti mall,
bandar udara, dll.

Syarat eskalator:
a. Dilengkapi dengan railing,
b. Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator, dan
c. Sebaiknya didesain secara otomatis.

PERLETAKAN ESKALATOR:
a.Paralel. Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan segi arsitektural dan
memungkinkan sudut pandang yang luas.
b.Cross Over. Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau turun saja). Kurang
efisien dalam sistim sirkulasi tetapi bernilai estetis tinggi.
c.Double Cross Over. Perletakan bersilangan antara naik dan turun, sehingga dapat
mengangkut penumpang dengan dalam jumlah lebih banyak.
Gambar: Perletakan escalator

B. Sistem Pemadam Kebakaran


Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api) adalah
suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian
memberiperingatan
(warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan
deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire fighting). Peralatan utama dari sistem
protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm
Control Panel (FACP). MACP berfungsi meneriman sinyala masuk (input signal) dari detector dan
komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).

1. Macam Macam Sistem Pendeteksian

Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu:
a. Non addresable System
Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA menerima
sinyal masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa
pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon
input (masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan / area
supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain.
b. Semi addresable System
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima masukan
(input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan
(baik input maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang
spesifik. Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka
MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya.

Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari:


· Satu lantai dalam bangunan / gedung
· Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah gedung
· Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah gedung
Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala kebakaran, sehingga
dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.
c. Full Addresable System
Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua detector dan
alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses
pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami
kebakaran.

2. Peralatan Utama

a. Pendeteksi

Pendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang bekerja secara otomatis (automatic
Input Device), yaitu:
Heat Detektor(Pengindra panas).. Berdasar cara kerjanya, heat detektor dibagi menjadi 2
jenis, yaitu:
● Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja mendeteksi suhu udara di sekitar casing-
nya (ambiencetemperatur) dengan membandingkannya terhadap suhu setting defaultnya,
misla 57 „ C , 75 „ C dan sebagainya
● ROR (Rate of Rise) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan peningkatan suhu
di sekitar casing-nya. Bila kecepatan peningkatan suhu berjalan lebih lambat dari nilai
settingnya, maka detector ini tidak akan memberikan respon. Smoke Detector (pengindra
asap).

b. MCFA (Main Control Fire Alarm)

MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. (Main Control Fire Alarm)
atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP), berfungsi meneriman sinyal
masuk (input signal)dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector
dan smoke detector).

C. Sistem Perawatan Bangunan


Dalam bangunan bertingkat tinggi, tentunya dalam menangani kebersihan lapisan kulit terluar
bangunan merupakan hal yang juga harus diperhatikan.Alat yang biasanya digunakan untuk
melaukan hal ini adalah dengan gondola. Gondola merupakan suatu alat yang dipasang pada
dinding bangunan bertingkat dan bisa ditunggangi oleh manusia. Menurut Tangoro (1999:119), tipe-
tipe gondola dibedakan berdasarkan ketinggian bangunan:
i. Kurang darri 100, kapasitasnya 200 kg
ii. Antara 100-150, kapasitasnya 300 kg

iii Lebih dari 150, kapasitasnya 400-600 kg

Gambar: Gondola Untuk Sistem Perawatan Bangunan

E. Sistem Telekomunikasi Pengertian


Dalam hubungannya dengan eksisnya sebuah bangunan, maka yang dibahas di sini
adalah komunikasi antar ruang dalam bangunan, maupun komunikasi dari atau luar
bangunan.

i. Komunikasi dari/keluar bangunan, untuk hal ini diperlukan jaringann komunikasi


yang menghubungkan antara sebuah bangunan dengan kantor telepon pusat.
ii. Komunikasi di dalam bangunan, dibutuhkan untuk interaksi aktivitas di dalam
bangunan, dan ini memerlukan jaringan yang berada pada jaringan khusus dalam
bangunan.
Jenis Telekomunikasi Menurut pemakaiannya :
i. Umum, dengan menggunakan radio gelombang pendek/air phone
ii. Pribadi, dengan telephone yang melalui operator
iii. Rahasia, dengan telex yang tidak melalui operator
Menurut arahannya :

i. One way communication (komunikasi satu arah) seperti: TV, radio, sound system, cctv
ii. Two way communication (komunikasi dua arah) seperti: telepon
Menurut medianya :
i. Audio
ii. Video
iii Teletext
iv Telegraph
Menurut gelombang pembawanya :
i. Tanpa kabel (wireless); elektromagnet,cordless, radio telekomunikasi
ii. Dengan kabel (wired); jaringan telepon kota, intercom
BAB III
PEMBAHASAN UTILITAS BANGUNAN GRAND SAE HOTEL

A. Deskripsi Grand Sae Hotel


Grand Sae Hotel merupakan salah satu hotel yang terletak di daerah Laweyan,
Surakarta. Hotel ini hanya berjarak sekitar 3,5 km dari pusat kota, 11,7 km dari Bandara
Adi Soemarmo Solo, dan 750 m dari Stasiun Purwosari Solo. Hotel ini memiliki akses
yang cukup mudah karena tidak terlalu masuk ke dalam gang sempit dan dekat dari
Jalan Slamet Riyadi.

Hotel ini menawarkan fasilitas umum yang cukup lengkap seperti Parkir yang
luas, Keamanan 24 Jam, WiFi gratis di setiap kamar dan di tempat umum, serta Kolam
Renang dan Restoran.

Hotel ini menawarkan tiga jenis kamar yang berbeda, yaitu Kamar Bisnis,
Superior Twin, dan Superior Double. Tiap kamar hanya berbeda ukuran ruangan, dan
jenis kasur yang diterima (Twin atau Double), namun untuk fasilitas kamar yang akan
diterima hampir sama seperti AC sebagai penghawaan didalam kamar, dan juga kamar
mandi didalam kamar.

Dalam perencanaan dan perancangan bangunan diperlukan pemahaman mengenai


objek yang akan dibangun. Objek, bentuk, tujuan, lokasi dan data-data lainnya yang
diperlukan harus dipahami terlebih dahulu agar hasil dari objek yang direncanakan akan
sesuai dari apa yang diharapkan. Tujuan pembangunan suatu objek bangunan merupakan
hal yang penting dan akan berpengaruh sangat besar dalam penentuan konsep ruang dan
bentuk. dan tujuan utama proyek pembangunan Grand Sae Hotel adalah sebagai banguan
komersil.

Dan berikut adalah data dari Grand Sae Hotel Solo.


1. Lokasi Grand Sae Hotel Solo
Grand Sae Hotel ini berlokasi di Jl. Sam Ratulangi No. 18, Kerten,
Laweyan, Kerten, Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57143.

Berikut merupakan batas-batas tapak dari Grand Sae Hotel Solo.


 Utara : Rumah Warga
 Barat : Rumah Warga
 Selatan : Rumah Warga.
 Timur : Rumah Warga.

B. Data Administrasi Grand Sae Hotel Solo

 Nama Proyek : Grand Sae Hotel Boutique Solo


 Lokasi : di Jl. Sam Ratulangi No. 18, Kerten,
Laweyan, Kerten, Surakarta, Kota
Surakarta, Jawa Tengah 57143.
 Fungsi : Hotel Komersil
 Jumlah Lantai : 5 Lantai + 1 Basement
 Pemilik Hotel : Indra Kurniawan
 Konsultan Arsitek : Ir. Gesang Hersan
 Konsultan Struktur : Ir. Y. Lulie, M.T.
 Mekanikal Elektrikal : Ida Ayu Sawitri, S.T.

C. Tinjauan Fisik Grand Sae Hotel Solo


a. Tampilan Bangunan
Fasad Grand Sae Hotel

Sumber :

Tripadvisor.com

Tampilan eksterior bangunan Grand Sae Hotel ini bergaya modern


dan minimalis, dengan menggunakan warna-warna netral seperti putih, dan
krem. Penggunaan jendela yang banyak juga menambah kesan estetis lebih
pada bangunan.

b. Jumlah Lantai Bangunan

Grand Sae Hotel ini memiliki jumlah 6 lantai pada bangunan,


sudah termasuk basement.

LANTAI KETINGGIAN

BASEMENT 3.5 METER

LANTAI 1 4.5 METER

LANTAI 2 4.5 METER


LANTAI 3 4.5 METER

LANTAI 4 4.5 METER

LANTAI 5 4.5 METER

D. Sistem Bangunan Grand Sae Hotel

- Arsitektural

Bangunan Grand Sae Boutique Hotel menampilkan bentuk arisitektur modern


minimalis. Hal tersebut terlihat dari bentuk fasad yang dominan dengan bentuk
geometris segi empat. Dan bangunan ini dilengkapi dengan ornament berbentuk
batik yang membuat hotel ini memiliki kesan khas kota Solo.

- Struktural

Bangunan Struktur bangunan pada Grand Sae Boutique Hotel menggunakan


struktur bangunan rigid frame. Bahan utama penyangga bangunan ini
menggunakan balok beton.

- Utilitas

Utilitas merupakan hal penting dalam sebuah bangunan, karena merupakan


pendukung fungsional bangunan yang ada. Sistem plumbing air bersih, kotor
berada dishaft yang letaknya setiap kamar. Jaringan plumbing vertical yang
berasal dari shaft kemudian beredar keseluruh komponen bangunan secara
horizontal di ruang bawah struktur balok yang tertutupi dengan plafon. Ruang
basement digunakan untuk meletakan sistem pengolahan air bersih.

Dari pembahasan di atas dapat diketahi bahwa bentuk arsitektur dapat terwujud
dengan bantuan sistem struktur yang tepat. Kedua hal tersebut juga harus didukung
dengan utilitas yang baik agar bangunan tersebut fungsional. Maka komponen tadi
dibentuk bersama secara kompak membentuk sebuah sistem bangunan yang dapat
melayani penggunanya dengan baik.
E. Sistem Transportasi Vertikal
Terdapat dua jenis sistem transportasi vertikal pada Hotel Grand Sae ini, yaitu tangga
dan lift yang berada pada satu area. Dimana tangga memiliki bentuk U yang mengelilingi
lift. Elevator pada Hotel Grand Sae ini hanya menghubungkan dari lantai 1 hingga ke lantai
5, sedangkan Tangga menghubungkan dari lantai 1 sampai ke roof top. Pada awalnya, Hotel
Grand Sae ini memiliki satu buah lift barang yang berada pada lantai 1 dan menghubungkan
ke lantai 2 bangunan, namun pihak hotel merasa lift barang tidak terlalu perlu sehingga pada
saat ini lift itu sudah ditiadakan.

Tangga Elevator / Lift

Sumber : Sumber :

Dokumen Pribadi Dokumen Pribadi

Mesin Katrol Elevator pada Peringatan Kapasitas Maksimal

Rooftop Elevator

Sumber : Sumber :

Dokumen Pribadi Dokumen Pribadi


Elevator pada Hotel Grand Sae ini menggunakan sistem Geard / Gearless dengan
mesin lift berada pada roof top bangunan dan Elevator ini memiliki dimensi sebesar 1.5
m x 1.5 m dan dapat menampung hingga 11 orang atau setara dengan 750 kg, jika
muatan dalam Elevator ini melebihi ambang batas maka alarm akan berbunyi dan
Elevator tidak akan tertutup dan tidak berfungsi.

Tangga pada Hotel Grand Sae ini memiliki bentuk letter U yang megelilingi
Elevator, dan Tangga pada Grand Sae ini memiliki dimensi lebar step tangga 25 cm,
tinggi riser 20 cm dan panjang 200 cm, Tangga ini diperuntukan untuk dua arah dan
muat untuk dua sampai tiga orang dengan posisi sejajar.

F. Sistem Pemadam Kebakaran 1.


Tahap Deteksi

Pada setiap ruangan di Hotel Grand Sae ini dilengkapi oleh alat pendeteksi asap
sehingga saat asap pada ruanagan melebihi ambang batas aman maka alat pendeteksi
akan membunyikan alarm. Sedangkan pada dapur alat deteksi yang dipakai dalah
pendeteksi panas/api sehingga pada saat panas/api pada kitchen ini melebihi ambang
batas maka sprinkler akan pecah.

Smoke Detector Sprinkler

Sumber : Sumber :

Dokumen Pribadi Dokumen Pribadi

2. Tahap Pemadaman

Hotel Grand Sae ini memiliki Pompa Hydrant yang terletak pada Basement.
Sumber Hydrant pada Hotel Grand Sae ini dari air kolam renang. Pompa Hydrant
bekerja secara otomatis namun kontrol pada Hydrant akan dioperasikan secara
manual.

Setelah alat pendeteksi asap melebihi ambang batas aman dan alarm berbunyi
maka pemadaman kebakaran akan dilakukan secara manual melalui kotak hydrant
yang berada pada tiap lantai, selain itu juga terdapat dua buah APAR pada tiap
lantainya yang berfungsi untuk membantu pemadaman api. APAR yang terdapat
pada Hotel Grand Sae ini merupakan APAR yang berisikan Gas.

Sedangkan pada kitchen Hotel Grand Sae ini menggunakan sprinkler, pada saat
panas/api pada kitchen ini melebihi ambang batas pendeteksi api maka sprinkler akan
pecah dan akan mengeluakan air untuk memadami api pada ruangan

Pompa Hydrant

Sumber :

Dokumen Pribadi
Sprinkler
Hydrant Box APAR

Sumber : Sumber : Sumber :

Dokumen Pribadi Dokumen Pribadi


Dokumen Pribadi

3. Tahap Penyelamatan

Pada Hotel Grand Sae ini tidak memiliki sistem penyelamatan khusus jika terjadi
kebakaran. Tidak terdapat tangga darurat ataupun helipad. Sehingga jika terjadi
kebakaran para pengunjung harus melewati tangga umum yang tidak mengakses
langsung keluar. Sehingga hal ini cukup membahayakan.

Skema Pendeteksi dan Sprinkler

Sumber : Analalisis Pribadi


Skema Sistem Hydrant

Sumber :

Analalisis Pribadi

G. Sistem Perawatan Bangunan


Perawatan pada Hotel Grand Sae terdapat dua bagian yaitu bagian dalam
bangunan diurus oleh pihak dari hotel sendiri, sedangkan bagian luar bangunan dilakukan
perawatan berkala juga namun oleh pihak ketiga.

Untuk bagian luar bangunan serta hal-hal yang diperlukan seorang teknisi khusus
Grand Sae Boutique Hotel menyewa pihak ketiga untuk merawat bangunannya. Bagian
yang dirawat oleh pihak ketiga antara lain adalah pembersihan kaca yang tidak bisa
dibersihkan melalui bagian dalam gedung sehingga membutuhkan alat dan teknisi
khusus, namun berdasarkan hasil survey tidak terlihat terdapat gondola ataupun rel
gondola untuk membersihkan kaca tersebut. Selain itu pihak ketiga juga melakukan
servis AC secara berkala setiap 3 bulan sekali, dan perawatan terhadap sambungan
telepon atau internet jika terjadi kerusakan.

Perawatan lain yang juga dilakukan oleh pihak ketiga adalah perawatan pada lift.
Setiap satu bulan sekali akan dilakukan pengecekan secara keseluruhan oleh pihak ketiga,
serta pemberian pelumas rel pada lift. Selain perawatan yang dilakukan oleh pihak ketiga,
pihak dari hotel juga ikut merawat bagian lift ini namun hanya sekedar apabila lift
kelebihan muatan atau masalah lain yang menyebabkan lift otomatis akan mati, maka
pihak hotel akan menyalakan kembali melalui panel lift yang ada di rooftop.
Rel Lift Katrol Lift

Sumber : Sumber :

Dokumen Pribadi Dokumen Pribadi

Panel Kontrol Lift

Dokumen Pribadi

Sedangkan untuk di dalam gedung sendiri dilakukan pengecekan pompa dan


hydrant setiap pagi oleh teknisi dari hotel, untuk menghindari kerusakan yang berlebihan.
Selain itu ada pembersihan kolam renang oleh cleaning service minimal seminggu sekali,
namun apabila dirasa dalam waktu kurang dari seminggu kolam renang sudah kotor maka
akan segera dibersihkan. Selanjutnya ada pembersihan kaca atau jendela serta kebersihan
kamar oleh staff house keeping, jendela yang dimaksud adalah jendela kamar yang bisa
dibersihkan melalui dalam kamar atau balkon pada kamar. Selain itu perawatan dalam
bangunan yang dilakukan oleh staff house keeping adalah penggantian wallpaper, namun
hal tersebut dilakukan apabila diperlukan.
Maintenance Kolam Renang

Sumber : Dokumen Pribadi

I. Sistem Komunikasi dan Tata Suara

Sistem komunikasi pada Hotel Grand Sae menggunakan Private Automatic Branch
System atau yang sering disebut dengan PABX. Untuk pengkontrol utama dari sistem
komunikasi berada di Ruang Server yang terletak dibelakang resepsionis. Selanjutnya untuk
telepon dari ruang server akan diteruskan pada ruang kontrol yang ada pada setiap lantai,
setelah itu di distribusikan pada setiap telepon yang ada di kamar. Telepon pada setiap kamar
akan langsung terhubung dengan telepon yang ada pada resepsionis.

Kabel Telpon pd R. Kontrol tiap Lantai Telpon di Kamar

Sumber : Sumber :

Dokumen Pribadi Dokumen Pribadi


Telpon di Resepsionis

Sumber :

Dokumen Pribadi

Kontrol Telpon di R. Server Kontrol Telpon di R. Server

Sumber : Sumber :

Dokumen Pribadi Dokumen Pribadi

Skema Sistem Komunikasi

Sumber :

Analalisis Pribadi

Untuk tata suara sendiri sama halnya dengan sistem komunikasi, ruang kontrol
utama terdapat diruang server. Sumber suara berasal dari mikrofon dan PC Audio yang
kemudian disalurkan ke audio mixer lalu diteruskan ke power amplifier untuk penguatan
suara. kemudian disalurkan pada speaker yang ada di setiap koridor tiap lantai. Namun
pada setiap lantai terdapat kontrol volume yang diletakan di ruang kontrol, sehingga
setiap lantai bisa diatur besar volumenya sesuai kebutuhan.
Sumber Suara (PC) Kontrol Volume tiap lantai

Sumber : Sumber :

Dokumen Pribadi Dokumen Pribadi

Speaker pd Koridor

Sumber :

Dokumen Pribadi

Skema Sistem Tata Suara

Sumber :

Analalisis Pribadi
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

- Sistem Transportasi Vertikal pada Hotel Grand Sae ini menggunakan Elevator dengan
dimensi 1.5 m x 1.5 m dan Tangga berbentuk letter U yang mengelilingi Elevator.

- Sistem Pemadam Kebakaran pada Hotel Grand Sae ini menggunakan Sistem Hydrant yang
menggunakan sumber dari air kolam renang, Pompa Hydrant bekerja secara otomatis
namun Hydrant dioperasikan secara manual. Sprinkler hanya terdapat pada Kitchen dan
Sistem Pendeteksi Asap terdapat pada seluruh ruangan.

- Perawatan Hotel Grand Sae ini dilakukan oleh pihak hotel dan juga pihak ketiga. Pihak
hotel akan memeriksa secara teknis tentang pompa air setiap pagi nya, lalu perawatan
kolam renang setiap dua bulan sekali. Sedangkan pihak ketiga akan melakukan perawatan
hotel seperti pemberian pelumas pada rel lift setiap bulan, service AC setiap tiga bulan.

- Sistem Komunikasi pada Hotel Grand Sae ini menggunakan sistem PABX yang memiliki
ruang server pada lantai 1 dan ruang kontrol tiap lantai, Telepon pada setiap kamar akan
terhubung langsung ke telepon di resepsionis. Sistem Tata Suara pada Hotel Grand Sae ini
menggunakan PC dan Mikrofon sebagai sumber suara lalu didistribusikan ke Speaker tiap
koridor dan tiap lantai melalui power amplifier pada ruang server. Pada setiap lantai juga
terdapat kontrol volume sehingga volume speaker tiap lantai dapat diatur.
B. SARAN

 Tangga Darurat tidak ada pada Hotel Grand Sae, hanya terdapat Tangga yang terletak pada
tengah bangunan sehingga kurang memenuhi syarat dalam sistem pengamanan bangunan.
 Sprinkler sebaiknya digunakan pada setiap ruangan dan selasar untuk memudahkan
evakuasi saat terjadi kebakaran, saat ini Sprinkler hanya berada pada Kitchen.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Nujhatussolihah, J. (2016). STUDI TINGKAT PEMAHAMAN SISTEM UTILITAS BANGUNAN


PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FPTK UPI.
Putra, F. E. (2020). UTILITAS BANGUNAN .
R, A. F., Nathannael, C., Gupita, G., & Gustie, O. (2019). TUGAS UTILITAS BANGUNAN. Hotel
Grand SAE, BAB II, 3-16.

Anda mungkin juga menyukai