Dosen Pengampu:
Ir. Moch Husni Dermawan, M. T.
Isna Pratiwi, S.T., M.Ars.
Disusun Oleh:
Ahmad Wahyu Revana 5101417034
Fikri Fuadi Anas 5101417042
Irfansyah Widi H 5101417050
Ade Yulyana 5101417057
i
PRAKATA PENULIS
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan
kami yaitu Nabi Muhammad SAW yang kami nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
dan sehat dari-Nya baik itu berupa sehat fisik maupun sehat akal pikiran,
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga memudahkan
penyusun untuk dapat menyelesaikan laporan hasil observasi yang telah
kami lakukan, berjudul “Laporan Hasil Observasi Utilitas dan Plumbing”.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan laporan
selanjutnya. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
laporan ini seperti kesalahan pengejaan dan lain-lain, penyusun memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata, penyusun mengucap terimakasih
dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan laporan ini untuk menyajikan hasil yang ingin dicapai
setelah observasi dilakukan. Maka, laporan ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana tingkat pemahaman Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Teknik Bangunan terhadap mata kuliah Utilitas dan
Plumbing.
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
2
Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem
plambing pemipaan yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat
hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan
sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan
beberapa aspek berikut:
1. Kesehatan.
2. Penggunaan air.
3. Pengolahan dan pembuangan limbah.
b. Perancangan Pencegahan Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu
bangunan, diperlukan suata cara atau sistem pencegahan
kebakaran karena bahaya kebakaran dapat menimbulkan
kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya
proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan
terganggunya masyarakat. Bahaya kebakaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Bahaya kebakaran ringan
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimanater
dapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan
terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.
2. Bahaya kebakaran berat.
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana
terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan
terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan
panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat.
Perancangan system ini erat kaitannya dengan
sistem plumbing karena agar meminimalisir bahaya
bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-istem
yang melingkupi pengaliran air, sebagai media
pemadaman guna mencegah bahaya kebakaran skala
besar, system pencegahan tersebut diantaranya adalah:
Sistem hidran
Sistem sprinkle
c. Perancangan Pengudaraan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran
hidup dalam rumah tinggal atau bangunan bertingkat,
khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada daerah yang
beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban
udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk
3
mendapatkan udara segar dari aliran udara alam maupun aliran
udara buatan . Perencangan pengudaraan atau penghawaan
adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang
tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.
d. Perancangan Penerangan/pencahayaan
Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung
dimaksudkan agar bangunan tersebut mendapat pencahayaan
dan penerangan yang baik pada siang hari maupun pada
malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaan digunakan
sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 – 2396 –
2001 tentang “Tata cara perancangan system pencahayaan
alami pada bangunan gedung”.
Selain itu dalam perencanaan penerangan atau
pencahayaan juga mempertimbangkan tentang standar
pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03- 6575-2001
tentang “Tata cara perancangan system pencahayaan buatan
pada bangunan gedung”.
e. PerancanganTransportasi dalam bangunan
Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan
suatu alat angkut transportasi untuk memberikan suatu
kenyamanan dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. Alat
transportasi tersebut mempunyai sifat berdasarkan arah
geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertical
berupa elevator, arah horizontal berupa konveyor,arah diagonal
berupa escalator, tetapi di Rumah Ilmu Unnes tidak memiliki
escalator hanya ada lift saja yang berkapasitas 13 orang.
4
BAB 3
HASIL OBSERVASI
5
Lantai 1
Lantai 2
6
Lantai 3
Lantai 5
7
Untuk sanitasi air bersih kami tidak mendapatkan dimana
lokasi tendon dan berapa kapasitas dari tendon maupun
sumber air utamanya.
b. Pencegahan Kebakaran
Di dalam gedung sudah dilengkapi dengan alat pemadam
kebaran di beberapa titik baik di luar, basement, maupun di
dalam area gedung lantai 1 samapai atas. Alat pemadam
kebakaran seperti APAR dan Hydrant Box, tapi kami tidak
menemukan smoke detector terlewat kami amati atau memang
tidak ada.
c. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Penghawaan di dalam gedung Semarang Town Square
sangat baik, ada lokasi atau ruangan yang terbuka langsung ke
udara luar, dan di setiap ruangan dilengkapi dengan AC yang
instalasi di dalamnya didakting dengan rapi namun saying kami
tidak mengetahui kapasitas AC dan foto dari instalasi AC dan
daktingyna.
d. Penerangan/pencahayaan
8
Di gedung Semarang Town Square untuk pencahayaan
baik di malam hari maupun di siang hari memilik
penerangan/pencahayaan yang baik dan memadai untuk
kenyamanan, di siang hari pencahayaan di dalam gedung
mendapatkan cahaya matahari yang cukup baik karena material
dinding mayoritas dari bahan kaca. Dan pada malam hari
gedung ini diinstalasikan penerangan atau lampu yang sudah
LED baik area exit & basement TL, maupun di dalam gedung
dan dilengkapi dengan Genset Back up 100%.
9
1. Transportasi Manual
Tangga Darurat
Ramp
2. Transportasi Mekanis
Eskalator
10
o Sebaiknya didesain secara otomatis.
Lift (elevator)
11
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Hasil observasi dari gedung Semarang Town Square seperti
kebanyakan gedung bertingkat lainnya, sudah pasti memiliki
kelengkapan utilitas dan plumbing yang memadai, karena hal
tersebut merupakan syarat yang wajib untuk kenyamanan penghuni
dari bangunan publik. Kemudian, dari observasi tersebut memiliki
manfaat bagi kami dengan bertambahnya pengetahuan tentang apa
saja yang terdapat pada sistem utilitas dan plumbing pada gedung
bertingkat terutama bangunan publik.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upi.edu/26642/4/S_TB_0905663_Chapter1.pdf
http://mayhendrards.blogspot.com/2011/07/bangunan-bertingkat-banyak-
gedung.html
https://materiarsitektur.blogspot.com/2016/04/utilitas-bangunan-
tinggi.html
13