Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH UTILITAS BANGUNAN

SISTEM UTILITAS AIR KOTOR

Oleh:

Adelvin Marscha A. I0214002


Adnanrizal R I0214004
Agung Nugroho I0214007

Dosen Pembimbing:

Ir. Suparno, M.T

PRODI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
B. Permasalahan dan Persoalan ....................................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN TEORI................................................................................................... 5
A. Pengertian Air Kotor ................................................................................................... 5
B. Jenis Air Kotor ............................................................................................................ 5
C. Sistem Plambing Air Kotor dan Perpipaan ................................................................. 5
D. Fungsi Saluran Pembuangan Air Kotor dalam Bangunan .......................................... 6
E. Klasifikasi Sistem Buangan Air .................................................................................. 7
F. Bagian – Bagian Sistem Pembuangan .......................................................................... 10
BAB III. KESIMPULAN....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk untuk
kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi. Air kotor merupakan air limbah dari sisa
produksi aktifitas manusia. Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung
adalah air kotor yang dibuang melalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa
pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank disalurkan ke riool
kota). Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan pompa hanya
untuik memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang berlokasi di bagian
bawah bangunan (basement) ke unit pengolahan air kotor. Sarana pengalirannya berupa
sistem perpipaan.

Untuk instalasi air kotor dalam pendimensian dan kemiringan pipa direncanakan
harus dapat mengalirkan kotoran padat maupun cair dengan lancar atau tidak terjadi
gangguan pada saat dialirkan. Sistem vein yang direncanakan pada pipa air bekas dan
kotoran harus dapat mengalirkan udara yang diakibatkan oleh efek sifon atau tekanan.
Dalam sistem ini diperlukan perencanaan dengan teknis yang benar (aman untuk
keselamatan dan aman untuk jaringan pipa), kebutuhan air terpenuhi, ekonomis (dalam
segi pendisainan jalur pipa) dan higienis (ditinjau dari segi kesehatan). Perencanaan
sistem plambing yang baik akan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam
penggunaan alat plambing terhadap penghuni digedung tersebut sehingga dengan
sistem di atas gedung yang direncanakan dapat berfungsi dengan baik,dipakai dan
dinikmati oleh pengguna.

B. Permasalahan dan Persoalan


1. Permasalahan
Bagaimana sistem utilitas air kotor dalam sebuah bangunan?
2. Persoalan
a. Apa pengertian dari air kotor?
b. Apa saja jenis air kotor?
c. Bagaimana sistem plambing air kotor dan pemipaan?
d. Apa saja fungsi saluran pembuangan air kotor dalam bangunan?
e. Apa saja klasifikasi sistem buangan air kotor?
f. Apa saja bagian-bagian sistem pembuangan air kotor?
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
sistem utilitas air kotor dalam bangunan beserta proses pembuangan dan cara kerja dari
sistem tersebut.
BAB II. TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Air Kotor

Air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk untuk
kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi. Air kotor merupakan air limbah dari sisa
produksi aktifitas manusia. Air dapat dikatakan kotor jika mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Secara fisik: berbau, warnanya keruh, berasa jika diminum.
2. Secara kimia: memiliki kadar pH tinggi, memiliki kandungan mineral yang
tinggi/miskin kandungan mineral.
3. Secara mikrobiologi: terkontaminasi bakteri pantogen.
B. Jenis Air Kotor
1. Air hujan (storm water)
Air hujan berupa air yang berasal dari hujan ditambah dengan debu, pasir, angina,
daun dan lain-lain. Dapat disalurkan melalui saluran terbuka.
2. Grey water
Yaitu air buanagn yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti bak mandi,
watafel, dan lain-lain. Yang tidak mengandung kotoran manusia. Kadar
pencemarannya masih sangat ringan. Disalurkan melalui saluran terbuka bersama-
sama dengan storm water , dapat pula disalurkan melalui saluran tertutup bersama-
sama black water. Grey water dapat disalurkan melalui saluran terbuka

3. Black water
Merupakan air yang mengandung unsure-unsur pencemaran mematikan, misalnya
yang mengandung kotoran manusia (excreta, faeces). Feses mengandung zat
organic, anorganik, bakteri, dan sebagainya. Selain itu, proses pembusukan feses,
terutama di dalam air terus berlangsung sehingga dapat menimbulkan bau yang
kurang baik. Oleh karena itu black water disalurkan melalui saluran tertutup.

C. Sistem Plambing Air Kotor dan Perpipaan

Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung adalah air kotor yang
dibuang melalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa pembuangan air kotor ke
tempat pengolahan air kotor (septic tank atau pengolahan air kotor melalui riool kota).
Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan pompa hanya untuik
memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang berlokasi di bagian bawah
bangunan (basement) ke unit pengolahan air kotor. Sarana pengalirannya berupa sistem
perpipaan.

Bahan pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


1. Tidak mudah bocor
2. Tahan terhadap asam
3. Tahan terhadap cuaca (untuk pipa di luar gedung)

Adapun pipa-pipa yang digunakan dalam sistem plambing ini adalah :


1. Pipa cabang mendatar, yaitu pipa pembuanagn mendatar yang menghubungkan
pipa pembuangan alat plambing dengan pipa tegak air buangan. Pipa pembuangan
mendatar harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup, sesuai dengan
banyaknya dan jenis air buangan yang harus dialirkan. Biasanya
kemiringangannya sebesar 2%.
2. Pipa tegak, yaitu pipa pembuangan air kotor yang menghubungkan pipa cabang
mendatar dengan pipa saluran pembuangan gedung.
3. Saluran pembuangan gedung, yaitu bagian jaringan pipa terendah dari sistem
pembuangan air kotor yang menerima air kotor dari seluruh jaringan pipa air kotor
dan menyalurkannya ke tempat pengolahan. Kemiringannya sebesar 0,5%-4%.
4. Pipa ven, yaitu pipa yang dipasang untuk sirkulasi udara ke seluruh bagian system
pembuangan air kotor dan mencegah terjadinya kerja sifon dan tekanan balik.

D. Fungsi Saluran Pembuangan Air Kotor dalam Bangunan


1. Fungsi kenyamanan.
Sebagai bagian dari sebuah bangunan, saluran air kotor berfungsi sebagai
penunjang kegiatan yang sedang berlangsung dalam bangunan.
2. Fungsi estetika.
Dengan adanya jaringan saluran pembuangan air kotor, maka penampilan fisik
bangunan akan lebih estetis karena secara keseluruhan penampilan bangunan akan
lebih teratur.
3. Fungsi utilitas.
Saluran pembuangan air kotor merupakan suatu saluran yang berfungsi sebagai
pengangkut bahan-bahan limbah dari kegiatan yang sedang berlangsung dalam
suatu bangunan.
E. Klasifikasi Sistem Buangan Air
1. Menurut Jenis Buangan
a. Sistem Pembuangan Air Tinja
Merupakan sistem pembuangan dari kloset/peturasan yang berasal dari dalam
gedung, yang dikumpulkan dan dialirkan dalam bangunan bersama-sama.
b. Sistem Pembuangan air bekas pakai/air sabun
Merupakan sistem pembuangan air dimana air bekas pakai dalam gedung
dikumputkan dan dialirkan ke luar bangunan.
c. Sistem Pembuangan Air Hujan
Adalah sistem pembuangan dimana hanya air hujan dari atap gedung dan tempat
lainnya dikumpulkan dan dialirkan ke luar bangunan.
d. Sistem Pembuangan Air Khusus
Merupakan sistem buangan yang dikhususkan bagi air buangan yang apabila
ditinjau dari segi pencemaran lingkungan sangat berbahaya, terutama jika air
buangan tersebut langsung disaturkan datam riot kota tanpa proses
pengamanan/pengolahan lebih dahutu. Oleh karena itu perlu disediakan
peratatan khusus untuk mengolahnya sesuai persyaratan, sebelum dibuang ke
riot kota.
e. Sistem Pembuangan dari Air Berlemak dari Dapur
Merupakan sistem pembuangan dari dapur secara umum sebenarnya dapat
dimasukkan datam riot kota tanpa proses pengamanan terlebih dahulu.
2. Menurut Cara Pembuangan Air Kotor
a. Sistem pembuangan campuran
Sistem pembuangan dimana segala jenis air buangan dikumpulkan ke dalam
satu saluran dan dialirkan ke luar gedung, tanpa memperhatikan jenis air
buangannya.
b. Sistem pembuangan terpisah
Sistem pembuangan dimana segata jenis air buangan dikumpulkan dan dialirkan
ke luar gedung secara terpisah.
c. Sistem pembuangan air secara tak langsung
Sistem pembuangan air dimana air buangan dari beberapa lantai gedung
bertingkat digabungkan datam satu kelompok.
3. Menurut Cara Pengalirannya
a. Sistem gravitasi, yaitu air buangan mengatir dari tempat yang lebih tinggi secara
grafitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.

Gambar 1. Sistem Gravitasi


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuangan+Air+K
otor.pdf

b. Sistem bertekanan yaitu bita saluran umum atau riot kota letaknya lebih tinggi
dari atat-atat plumbing, sehingga air buangan dikumpulkan tertebih dahulu
dalam suatu bak penampung kemudian dipompakan ke riot kota.

Gambar 2. Sistem Bertekanan


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuangan+Air+K
otor.pdf

4. Menurut Letaknya
a. Sistem pembuangan dalam bangunan
Sistem pembuangan yang tertetak di datam gedung, sampai jarak satu meter dari
dinding tuar bangunan tersebut.
b. Sistem pembuangan di luar bangunan atau riot bangunan
Sistem pembuangan di luar bangunan, di halaman, mulai satu meter dari dinding
paling tuar dari bangunan sampai ke riot kota.
5. Menurut jumlah pipa
a. One Pipe System
• Semua sistem pembuangan (air tinja dan air sabun atau air kotor tainnya)
pada One Pipe System dialirkan melalui satu pipa.
• Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan disebut vent stack.
• Manfaat vent stack adatah untuk menghindari terjadinya cyclone effect
karena sifat pipa merupakan bejana berhubungan.

Gambar 3. Sistem Pembuangan One Pipe System


Sumber: slideplayer.info/slide/12357060/

b. Two Pipe System


• Pada Two Pipe System,. air tinja dan air kotor/air sabun dipisahkan
pembuangan dengan dua jenis pipa.
• Soil pipe mengalirkan air tinja, waste pipe mengalirkan air kotor selain air
tinja.

Gambar 4. Sistem Pembuangan Two Pipe System


Sumber: slideplayer.info/slide/12357060/
c. Single Stack System
• Pada Single Stack System, air tinja dan air kotor / air sabun dipisahkan
pembuangan dengan dua jenis pipa pada aliran mendatar, sedangkan pipa
vertikal menjadi satu.
• Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan sering disebut sebagai vent
stack.
• Keuntungan sistem ini adalah memudahkannya pengontrolan pipa mendatar
bila terjadi gangguan/kebuntuan dalam saluran. Selain itu, pipa tegak yang
berupa vent stack cukup satu buah saja, biasa dianggap menguntungkan.
• Sistem ini banyak digunakan di Indonesia.

Gambar 5. Sistem Pembuangan Single Stack System


Sumber: slideplayer.info/slide/12357060/

F. Bagian – Bagian Sistem Pembuangan


1. Alat – alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub,
wastafel, bak – bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
2. Pipa – pipa pembuangan
Ukuran pipa ini harus sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap
alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap,
jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak
lebih dari 60 cm.

Gambar 6. Pipa Pembuangan


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuangan+Air+K
otor.pdf
3. Pipa vent
Pipa vent atau sistem vent merupakan bagian penting dalam sistem suatu
pembuangan, sedangkan tujuan dari sistem vent ini antara lain (Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000):
a) Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan;
b) Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan;
c) Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan.

Karena tujuan utama dari sistem vent ini adalah menjaga agar perangkap tetap
mempunyai sekat air, oleh karena itu pipa vent harus dipasang sedemikian rupa
agar mencegah hilangnya sekat air tersebut. Adapun persyaratan yang harus
dipenuhi dalam sistem plambing antara lain (Soufyan M. Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2000):

a) Kemiringan pipa vent


Pipa vent harus dibuat dengan kemiringan cukup agar titik air yang terbentuk
90
atau air yang terbawa masuk kedalamnya dapat mengalir secara gravitasi ke pipa
pembuangan.
b) Cabang pada pipa vent
Dalam membuat cabang pipa vent harus diusahakan agar udara tidak akan
terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas manapun. Pipa vent untuk
cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan secara vertikal pada
bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut, jika terpaksa dapat
disambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45o terhadap vertikal. Syarat ini
bertujuan untuk mencegah masuknya air buangan pada pipa yang dalam
keadaan penuh ke dalam pipa vent.
c) Letak bagian mendatar pipa vent
Dari tempat sambungan pipa vent dengan cabang mendatar pipa air buangan,
pipa vent tersebut harus dibuat tegak sampai sekurang-kurangnya 150 mm di
atas muka air banjir alat plambing tertinggi yang dilayani oleh vent tersebut,
sebelum dibelokkan mendatar atau disambungkan kepada cabang
pipa vent. Walaupun demikian cukup banyak ditemukan keadaan di mana
terpaksa dipasang pipa vent di bawah lantai. Pipa vent semacam itu melayani
pipa cabang mendatar air buangan dan dari tempat sambungannya dengan
cabang mendatar tersebut pipa vent hanya dibuat pendek dari sambungannya
dari arah tegak kemudian langsung dibelokkan mendatar masih dibawah lantai
(tetapi letaknya masih berada di atas cabang mendatar tersebut).
d) Ujung pipa vent
Ujung pipa vent harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang tidak
menimbulkan gangguan kesehatan.
4. Perangkap dan penangkap ( interceptor )
a. Perangkap
1) Syarat – Syarat Perangkap
 Kedalaman air penyekat berkisar antara 50 – 100 mm.
 Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga tak terjadi
pengendapan atau tertahannya kotoran dalam perangkap.
 Konstruksi perangkap harus sederhana sehingga mudah di perbaiki bila
ada kerusakan dan dari bahan tak berkarat.
 Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat
menghambat aliran air.
2) Jenis Perangkap
 Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa pembuangan

Gambar 7. Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa pembuangan
Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuang
an+Air+Kotor.pdf
 Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing

Gambar 8. Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuang
an+Air+Kotor.pdf
 Perangkap yang di pasang di luar gedung

Gambar 9. Perangkap yang di pasang di luar gedung


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuang
an+Air+Kotor.pdf

b. Penangkap
1) Syarat – Syarat Perangkap
 Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat
plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan
yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin.
 Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang
mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa
sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang.
 Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan
minyak, lemak dan sebagainya dari air buangan. Konstruksi penangkap
umumnya juga merupakan ‘perangkap’, karena itu bila telah dipasang
penangkap dilarang memasang perangkap, sebab dapat terjadi
‘perangkap ganda’.
2) Jenis Perangkap
 Penangkap Lemak

Gambar 10. Penangkap Lemak


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuang
an+Air+Kotor.pdf

 Penangkap Bahan Bakar dan Minyak pada Bengkel

Gambar 11. Penangkap Bahan Bakar dan Minyak pada Bengkel


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuang
an+Air+Kotor.pdf
 Penangkap Pasir
Digunakan pada tempat cuci kaki di kolam renang atau tempat mandi di
pantai, dimana air buangannya mengandung tanah atau pasir.
Penangkap pasir atau tanah ini juga dipasang pada saluran terbuka air
hujan di luar gedung. Prinsip kerjanya adalah mengendapkan tanah atau
pasir, karena itu mulut dari pipa pembuangan dari penangkap terletak di
muka air dalam penangkap seperti konstruksi over-flow.
 Penangkap Plastik, Rambut, dll

Gambar 12. Penangkap Plastik, Rambut, dll.


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuang
an+Air+Kotor.pdf
5. Bak penampung dan tangki septic
Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air kotor, tetapi lebih
ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor buangan dari bangunan ditempat
yang tidak terjangkau oleh riol umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah
mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara
pengendapan. Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran
baku menjadi lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara
gravitasi dan diresapkan ke tanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang
secara berkala dengan bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah
setempat. Dengan demikian tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah
dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.
a. Sistem Pembuangan dengan Tangki Septic

Gambar 13. Sistem Pembuangan dengan Tangka Septic


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuangan+Air+K
otor.pdf
b. Komponen Sistem Pembuangan

Gambar 14. Komponen Sistem Pembuangan


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuangan+Air+K
otor.pdf
c. Syarat Jarak Komponen Tangki Septic

Gambar 15 Syarat Jarak Komponen Tangki Septic


Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuangan+Air+K
otor.pdf
BAB III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Yuriadi Ir. (2014). Perancangan Sistem Plambing, Jakarta: Universitas Mercubuana.

http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuangan+Air+Kotor.pdf
– diakses pada tanggal 16 Oktober 2018

http://www.mandorayub.com/2014/08/sistem-pembuangan-air-kotor-plumbing.html - diakses
pada tanggal 16 Oktober 2018

https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/air-kotor - diakses pada tanggal 16 Oktober


2018

Anda mungkin juga menyukai