Oleh:
Dosen Pembimbing:
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
B. Permasalahan dan Persoalan ....................................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN TEORI................................................................................................... 5
A. Pengertian Air Kotor ................................................................................................... 5
B. Jenis Air Kotor ............................................................................................................ 5
C. Sistem Plambing Air Kotor dan Perpipaan ................................................................. 5
D. Fungsi Saluran Pembuangan Air Kotor dalam Bangunan .......................................... 6
E. Klasifikasi Sistem Buangan Air .................................................................................. 7
F. Bagian – Bagian Sistem Pembuangan .......................................................................... 10
BAB III. KESIMPULAN....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk untuk
kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi. Air kotor merupakan air limbah dari sisa
produksi aktifitas manusia. Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung
adalah air kotor yang dibuang melalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa
pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank disalurkan ke riool
kota). Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan pompa hanya
untuik memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang berlokasi di bagian
bawah bangunan (basement) ke unit pengolahan air kotor. Sarana pengalirannya berupa
sistem perpipaan.
Untuk instalasi air kotor dalam pendimensian dan kemiringan pipa direncanakan
harus dapat mengalirkan kotoran padat maupun cair dengan lancar atau tidak terjadi
gangguan pada saat dialirkan. Sistem vein yang direncanakan pada pipa air bekas dan
kotoran harus dapat mengalirkan udara yang diakibatkan oleh efek sifon atau tekanan.
Dalam sistem ini diperlukan perencanaan dengan teknis yang benar (aman untuk
keselamatan dan aman untuk jaringan pipa), kebutuhan air terpenuhi, ekonomis (dalam
segi pendisainan jalur pipa) dan higienis (ditinjau dari segi kesehatan). Perencanaan
sistem plambing yang baik akan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam
penggunaan alat plambing terhadap penghuni digedung tersebut sehingga dengan
sistem di atas gedung yang direncanakan dapat berfungsi dengan baik,dipakai dan
dinikmati oleh pengguna.
Air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk untuk
kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi. Air kotor merupakan air limbah dari sisa
produksi aktifitas manusia. Air dapat dikatakan kotor jika mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Secara fisik: berbau, warnanya keruh, berasa jika diminum.
2. Secara kimia: memiliki kadar pH tinggi, memiliki kandungan mineral yang
tinggi/miskin kandungan mineral.
3. Secara mikrobiologi: terkontaminasi bakteri pantogen.
B. Jenis Air Kotor
1. Air hujan (storm water)
Air hujan berupa air yang berasal dari hujan ditambah dengan debu, pasir, angina,
daun dan lain-lain. Dapat disalurkan melalui saluran terbuka.
2. Grey water
Yaitu air buanagn yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti bak mandi,
watafel, dan lain-lain. Yang tidak mengandung kotoran manusia. Kadar
pencemarannya masih sangat ringan. Disalurkan melalui saluran terbuka bersama-
sama dengan storm water , dapat pula disalurkan melalui saluran tertutup bersama-
sama black water. Grey water dapat disalurkan melalui saluran terbuka
3. Black water
Merupakan air yang mengandung unsure-unsur pencemaran mematikan, misalnya
yang mengandung kotoran manusia (excreta, faeces). Feses mengandung zat
organic, anorganik, bakteri, dan sebagainya. Selain itu, proses pembusukan feses,
terutama di dalam air terus berlangsung sehingga dapat menimbulkan bau yang
kurang baik. Oleh karena itu black water disalurkan melalui saluran tertutup.
Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung adalah air kotor yang
dibuang melalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa pembuangan air kotor ke
tempat pengolahan air kotor (septic tank atau pengolahan air kotor melalui riool kota).
Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan pompa hanya untuik
memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang berlokasi di bagian bawah
bangunan (basement) ke unit pengolahan air kotor. Sarana pengalirannya berupa sistem
perpipaan.
b. Sistem bertekanan yaitu bita saluran umum atau riot kota letaknya lebih tinggi
dari atat-atat plumbing, sehingga air buangan dikumpulkan tertebih dahulu
dalam suatu bak penampung kemudian dipompakan ke riot kota.
4. Menurut Letaknya
a. Sistem pembuangan dalam bangunan
Sistem pembuangan yang tertetak di datam gedung, sampai jarak satu meter dari
dinding tuar bangunan tersebut.
b. Sistem pembuangan di luar bangunan atau riot bangunan
Sistem pembuangan di luar bangunan, di halaman, mulai satu meter dari dinding
paling tuar dari bangunan sampai ke riot kota.
5. Menurut jumlah pipa
a. One Pipe System
• Semua sistem pembuangan (air tinja dan air sabun atau air kotor tainnya)
pada One Pipe System dialirkan melalui satu pipa.
• Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan disebut vent stack.
• Manfaat vent stack adatah untuk menghindari terjadinya cyclone effect
karena sifat pipa merupakan bejana berhubungan.
Karena tujuan utama dari sistem vent ini adalah menjaga agar perangkap tetap
mempunyai sekat air, oleh karena itu pipa vent harus dipasang sedemikian rupa
agar mencegah hilangnya sekat air tersebut. Adapun persyaratan yang harus
dipenuhi dalam sistem plambing antara lain (Soufyan M. Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2000):
Gambar 7. Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa pembuangan
Sumber:http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuang
an+Air+Kotor.pdf
Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing
b. Penangkap
1) Syarat – Syarat Perangkap
Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat
plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan
yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin.
Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang
mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa
sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang.
Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan
minyak, lemak dan sebagainya dari air buangan. Konstruksi penangkap
umumnya juga merupakan ‘perangkap’, karena itu bila telah dipasang
penangkap dilarang memasang perangkap, sebab dapat terjadi
‘perangkap ganda’.
2) Jenis Perangkap
Penangkap Lemak
Kusuma, Yuriadi Ir. (2014). Perancangan Sistem Plambing, Jakarta: Universitas Mercubuana.
http://veronika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46796/6.+Pembuangan+Air+Kotor.pdf
– diakses pada tanggal 16 Oktober 2018
http://www.mandorayub.com/2014/08/sistem-pembuangan-air-kotor-plumbing.html - diakses
pada tanggal 16 Oktober 2018