AIR KOTOR
KLASIFIKASI BERDASARKAN JENIS AIR
BUANGAN :
• Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan
yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung
kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water).
• Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan
yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk
suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas,
maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
• Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan
sistem terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila
di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan
mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
• Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung
gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan
lainnya yang bersifat khusus.
BAGAN ALIR PENULARAN PENYAKIT
o Disamping mencegah penyebaran bakteri pathogen dan telur cacing,
air kotor yang dibuang langsung (tanpa pengolahan terlebih dahulu)
kebadan-badan air akan menyebabkan pencemaran badan air
tersebut, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Faeses yang berada pada air akan diproses oleh bakteri pembusuk
dengan bantuan oxygen menjadi lumpur dan gas
o oxygen yang dibutuhkan diambil dari air.
o Bila faeses yang akan diproses banyak dan air terbatas, maka oxygen
yang dibutuhkan juga banyak, sehingga air akan kekurangan oxygen,
bahkan oxygen yang ada pada air akan habis.
o Kalau oxygen yang ada pada air habis maka proses pembusukan tidak
akan terjadi, hal ini disebut air tersebut telah tercemar.
o Bila air sudah tercemar maka pada air tersebut tidak ada lagi
kehidupan biota air dan warna dari air menjadi hitam, serta
menimbulkan bau yang kurang sedap.
SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH
DOMESTIK (AIR KOTOR)
Tujuan utama membuang air limbah domenstik yaitu
agar supaya bakteri-bakteri pathogen dan telur-telur
cacing yang terdapat pada air limbah domestic tidak
masuk lagi ke dalam perut manusia yang lain dan badan-
badan air tidak tercemar.
Hal ini bisa diatasi dengan cara membuang air limbah
domestic tidak langsung ke badan-badan air, permukaan
tanah, tidak berkontak dengan hewan pembawa dan
tidak berkontak langsung dengan tangan manusia.
Oleh karena itu untuk mengelola air kotor secara
terpusat diperlukan bangunan-bangunan/unit-
unit sebagai berikut :
1. Jaringan rioolering
2. Instalasi Bangunan Pengolahan Air kotor
JARINGAN RIOOLERING
SISTEM BERSATU
Sistem terpisah adalah system pengaliran air kotor dan air hujan secara terpisah, masing-masing
mempunyai saluran tersendiri. Pada saluran ini, saluran harus memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut :
Untuk air hujan : Untuk air kotor :
Saluran terbuka Saluran tertutup
Saluran pendek Saluran panjang
Dasar saluran dangkal Dasar saluran dalam
Untuk saluran air hujan, biaya pembuatannya lebih murah daripada untuk saluran air kotor.
Akan tetapi kalau pada system terpisah, saluran hanya untuk menampung air kotor saja, jadi
dimensi saluran kecil, sehingga biayanya lebih murah.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk daerah dimana hujan
tidak merata sepanjang tahun dan curah hujan besar (seperti di Indonesia), sistem pengaliran air
hujan dan air kotor sebaiknya direncanakan terpisah.
Pengaliran air kotor didalam rioolering secara gravitasi, oleh karena itu kecepatan aliran harus
mempunyai kecepatan minimal untuk mencegah pengendapan, kecepatan minimal aliran air
sebesar 0,50 m/det.
Disamping kecepatan aliran, untuk air kotor disyaratkan juga tinggi aliran air minimal dalam
saluran sebesar 10 cm, karena harus mengalirkan faeses.
SISTEM TERPISAH
SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK ADA 2 (DUA) CARA, YAITU :
Dahulu pembuangan
limbah manusia cukup
dilakukan pada lubang
galian sedalam 4-6 m
untuk dijadikan tempat
pembuangan. (cubluk)
PEMBUANGAN DI
DAERAH PEDESAAN.
air buangan rumah tangga bersifat
organis dan rata-rata mudah
dirombak susunan kimianya oleh
bakteri aerob maupun anaerob.
DASAR-DASAR PERENCANAAN SEPTIC TANK
1. Waktu tinggal (detention time) air kotor didalam septic-tank ditetapkan selama
24 jam (satu hari penuh).
2. Pemakaian air setiap orang setiap hari sebesar 100 liter. (pada seminar on
sewage disposal W.H.O di kandy-Ceylon telah ditetapkan, bahwa agar septic-
tank dapat bekerja dengan baik, diperlukan suatu persediaan air sedikit-
dikitnya 20 imperial gallons atau 91 liter untuk setiap orang seharinya).
3. Volume septic-tank yang paling kecil ditetapkan untuk pemakaian oleh 10
orang sesuai dengan anjuran W.H.O.
4. Untuk ruang penyimpanan Lumpur disediakan 30 liter untuk setiap
pemakai setiap tahunnya. (menurut W.H.O besar ruang lumpur sekurang-
kurangnya 1 cb ft atau sebesar 28,8 liter per capita per tahun).
5. Frekwensi pembuangan lumpur menurut W.H.O antara 1 tahun sampai 4
tahun.
DASAR-DASAR PERENCANAAN SEPTIC TANK
6. Untuk ruang gas dan busa disediakan tempat yang tinginya sekurang-kurangnya
30 cm diatas permukaan air (menurut W.H.O, seminar di Ceylon ruang antara
permukaan air di septic-tank dan tutupnya harus antara 6 inch samapai 1 ft atau
antar 15 cm sampai 30 cm Kedalaman air pada septic-tank sekurang-
kurangnya 0,80 meter.
7. Panjang septic-tank sekurang-kurangnya 1,00 meter. Untuk septic-tank yang
berbentuk bulat, diameter (garis tengah) sekurang-kurangnya 1,00 meter.
8. Lebar septic-tank sekurang-kurangnya 0,80 meter.
9. Untuk septic-tank yang besar, perbandingan antara panjang : lebar sebesar 2
: 1 sampai 3 : 1
10. Beda tinggi antara pipa inlet dan permukaan air di septic-tanak sebesar 7
cm
11. Septic-tank harus dilengkapi dengan : pipa ven, dan lubang pemeriksa yang
berfungsi juga sebagai lubang penyedot.
CONTOH PERHITUNGAN UNTUK
MENENTUKAN VOLUME SEPTIC-TANK.
Soal : Rumah tangga yang dihuni oleh 5 (lima) orang, dan lumpur
dibuang (disedot) setiap 2 (dua) tahun.
• Sarana air limbah skala permukiman dapat menampung air limbah yang
berasal dari kamar mandi, tempat cuci, dan dapur. Air limbah tersebut
dialirkan melalui pipa ke bak kontrol, dari bak kontrol air limbah dialirkan
melalui pipa ke dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
• Bak kontrol sangat penting dalam sistem sanitasi perpipaan. Bak kontrol
berfungsi sebagai tempat memantau kondisi aliran air limbah dalam
perpipaan. Sampah yang terbawa dari dalam rumah tertahan di dalamnya
dan dapat diangkat supaya tidak masuk ke dalam sistem perpipaan yang
dapat menyumbat aliran.
• Air limbah yang ditampung dalam IPAL selama beberapa hari, akan
mengalami penguraian secara biologis, sehingga kualitas air buangannya
(effluent) sudah memenuhi standar yang aman dibuang ke saluran drainase
atau badan air terdekat.
KEUNTUNGAN BAGI
RUMAH TANGGA
Media kerikil/batu pecah Media “Random Packing”. Tipe Sarang Tawon (Cross Flow)
DIAMETER PIPA AIR LIMBAH
Unt
LUAS LAHAN IPAL
Untuk luas lahan IPAL yang dibutuhkan pada sistem pengolahan air limbah
domestik (anaerob) tergantung pada jumlah rumah fasilitas domestik lain
yang dilayaninya, secara umum adalah:
Tabel 6 di atas adalah pendekatan untuk memperkirakan kebutuhan unit pengolahan limbah
domestik dengan proses anaerob skala permukiman. Apabila ingin memperkirakan kebutuhan
lahan untuk skala yang lebih besar, pada prinsipnya tergantung waktu detensi
SISTEM PEMOMPAAN
Sistem pemompaan digunakan sebagai alternatif
terakhir yang bisa dipilih jika sistem pengaliran
secara gravitasi tidak bisa digunakan, untuk sistem
pengelolaan berbasis masyarakat sistem
pemompaan sebaiknya dihindari, kecuali ada
pelatihan/pembinaan khusus untuk operasi dan
pemeliharaannya dari pemerintah daerah.
PERENCANAAN
SAMBUNGAN RUMAH
KEUNTUNGAN
MENGGUNAKAN SISTEM
SEWAGE TREATMENT PLAN
Keuntungan :
• Berupa paket jadi yang siap pasang dilokasi
• Mudah diinstalasi dan dapat dipindah-pindahkan
• Desain dapat disesuaikan dengan spesifikasi
limbah
• Dapat di upgrade untuk menaikan kapasitas
limbah
Kerugian :
• Harga Relatif Mahal
PRINSIP KERJA
• Pertama benda padat dipisahkan dari aliran air kotor
• Lalu benda biologis diubah secara terus menerus sehingga
menjadi massa yang solid dengan menggunakan
indegenus(bakteri dan organisme pembantu)
• Akhirnya benda biologis solid dinetralisir lalu dibuang atau
digunakan kembali.
• Proses akhir air buangan disalurkan ke sungai, teluk,
waduk(danau), rawa, atau bisa juga digunakan untuk irigasi
lapangan golf, jalur hijau atau taman.
• Apabila airnya benar-benar bersih maka air dapat digunakan
sebagai ground water recharge atau untuk tujuan agrikultural.