PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebuah bangunan dapat digunakan jika sudah dilengkapi dengan sistem utilitas.
Utilitas berasal dari kata utility yang berarti kegunaan, dalam dunia arsitektur bangunan,
utilitas bangunan berarti suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untik
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi,
dan mobilitas dalam bangunan.
Dalam perencanaan bangunan, utilitas pada bangunan menjadi salah satu aspek
penting yang harus dituntut kesempurnaanya. Untuk itu perlu diketahui bahwa dalam suatu
proses operasional suatu bangunan, khususnya bangunan bertingkat tidak akan lengkap
atau dengan kata lain tidak akan tidak berfungsi dengan semestinya jika salah satu atau
beberapa system utilitas tidk menunjang atau dengan kata lain system utilitas pada suatu
bangunan merupakan rangkaian item pelengkap yang harus direncanakan sejak awal
sebelum gedung beroprasi dengan semestinya yang merupakan suatu system yang
terintegrasi dan menunjang dalam proses oprasionalnya sesuai dengan fungsi utilitas
masing-masing. System utilitas itu sendiri terdiri dari: sistem plumbing (sistem air bersih,
sistem air panas, sistem air buangan, sistem air hujan), sistem sampah, sistem penghawaan
alami, sistem pencahayaan alami, sistem pengkondisian udara ( AC langsung ), sistem
transportasi bangunan.
Sistem pengkondisian udara ( AC langsung ) adalah salah satu bagian dari system
utilitas bagunan. System pengkondisian udara AC penting karena berguna untuk
membantu menjaga suhu ruangan agar tetap konstan, juga bisa meningkatkan kualitas
udara dalam ruangan dan bisa mengurangi gejala asma dan alergi. AC sekarang telah
menjadi sebuah alat rumah yang sangat diperlukan, terutama untuk mengalahkan hawa
panas terik saat dimusim panas. Tidak hanya merubah hawa panas menjadi sejuk, tetapi
AC juga dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Namun AC bisa menimbulkan
beberapa risiko bagi kesehatan, terutama jika tidak dirawat dan dibersihkan dengan benar.
Jika membahas sistem pengkondisian udara pada suatu bangunan memang perlu
pengkajian secara lebih spesifik terhadap jenis dan fungsi bangunan yang akan
direncanakan, misalnya sistem pengkondisian udara rumah sakit, apartemen, hotel,
perkantoran atau rumah tinggal. Pada makalah ini sistem pengkondisian udara yang akan
dibahas adalah system pengkondisian udara pada rumah tinggal yang berlantai lebih dari
satu.
Berdasarkan pada penjelasan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapatkami
jabarkan diantaranya :
Berdasarkan pada rumusan masalah yang dijabarkan di atas, tujuan penyusunan makalah
ini adalah:
1.4. MANFAAT
2.1. METODE
2.1.1. Rancangan
Dalam observasi ini diambil Rumah Tinggal atau Hunian sebagai objek
penelitian yang berlokasi di jalan Mandalasari V/4 Denpasar sebagai studi
kasus untuk materi kuliah sains dan utilitas 1 pada sistem pengkondisian udara
( AC langsung ).
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini sebagaian besar terdiri dari
data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dan
sebagiannya lagi berupa data kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat atau
uraian dan data dokumentasi berupa foto-foto letak sistem pengkondisian
udara ( AC langsung ) yang ada pada bagian bangunan rumah tinggal.
Hasil laporan ini merupakan hasil olahan data secara kualitatif, kuantitatif
dan deskriftif. Seluruh data diperoleh dari berbagai sumber baik hasil dari
observasi, ataupun studi dokumentasi, dibandingkan dengan literature dan
referensi internet, ditranskripsikan dalam bentuk tulisan dan pendeskripsian.
- Lantai II : 131,25 m2
Kompresor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigeran), jadi refrigeran yang masuk ke dalam
kompresor AC dialirkan ke kondensor yang kemudian dimampatkan di kondensor.
Di bagian kondensor ini refrigeran yang dimampatkan akan berubah fase dari
refrigeran fase uap menjadi refrigeran fase cair, maka refrigeran mengeluarkan kalor
yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigeran. Adapun besarnya kalor
yang dilepaskan oleh kondensor adalah jumlah dari energi kompresor yang
diperlukan dan energi kalor yang diambil evaporator dari substansi yang akan
didinginkan. Pada kondensor tekanan refrigeran yang berada dalam pipa-pipa
kondensor relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigeran yang
berada pada pipa-pipa evaporator.
4. Standing AC.
c. Kompresor sudu
Kompresor jenis ini kebanyakan digunakan untuk lemari es, frezer,
dan pengkondisan udara rumah tangga, juga digunakan sebagai
kompresor pembantu pada bagian tekanan rendah sistem kompresi
bertingkat besar.
c. Evaporative Condensor
Refrigeran pertama kali melepaskan kalorya ke air kemudian air
5. Evaporator (Penguap)
Evaporator adalah komponen pada sistem pendingin yang berfungsi sebagai
penukar kalor, serta bertugas menguapkan refrigeran dalam sistem, sebelum
dihisap oleh kompresor. Panas udara sekeliling diserap evaporator yang
menyebabkan suhu udara disekeliling evaporator turun. Suhu udara yang rendah
ini dipindahkan ketempat lain dengan jalan dihembus oleh kipas, yang
menyebabkan terjadinya aliran udara.
Ada beberapa macam evaporator sesuai tujuan penggunaannya dan
Pada akhir-akhir ini di pasaran mulai berkembang AC sistem split yang telah
dilengkapi dengan inverter. Pada AC split konvensional. motor pada kompresor
akan bekerja pada kecepatan maksimum jika suhu ruangan belum terpenuhi dan
akan mati bila suhu ruangan sudah terpenuhi. Sedangkan arus yang dibutuhkan
motor kompresor untuk start sangat tinggi sehingga menyebabkan biaya listrik
meningkat. Hal inilah yang coba dihindari oleh sistem AC split inverter. Pada
AC split dengan inverter ini hidup dan mati dari motor kompresor diminimalkan,
dengan menggunakan kompresor yang kecepatan motornya dapat berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan. Pada saat suhu ruangan belum mencapai suhu yang
Jikadilihatdaribeberapapersyaratandiatasdengandemikianpemasangan Ac indoor
padarumahinidapatdikatakansudahsessuaidenganpersyaratanpemasangan. Hal
tersebutdapatdibuktikandenganfotodariobservasidiatasletakposisi indoor unit
padaobjekrumahtinggalsudah 15
derajaddibawahatapdandibawahnyatidakadanyabarang-barangbersumberlistrik,
elektronik, computer, dll.
4. JalurPembuangan Air
jalurpembuangan air juga harusdiperhatikansebabjikatidakbenar air
akanmenetesdari indoor unit halinimembuattidaknyaman,
olehkarenaitusaatkitamembuatjalurpembuangan air kitaharusingatbahwa air
mengalirdaritempat yang tinggiketempatlebihrendah.
Dalamhalinipadaobyekobservasisudahmemenuhisyaratyaituletakpembuanganbe
radalebihrendahdanlangsungtersalurkanketanah yang
beradadiluarterasrumahdanlangsungmeresaketanahsehinggapembuangan
airtidakmenggangguestetika.
5. Letakposisi AC terhadapbukaan
Letakposisi AC di setiapruangpadaobyekrumahtinggal yang kami survey
sudahsesuaistandaryaitutidakmenghadapkearahbukaankarenaapabilaletak AC
langsungmenghadapkebukaanmakaudara yang dikeluarkandari AC
Gambar 4.5.1.Denahlantai 1
Letak AC
BTU/hour = (P x L x T x I x E) / 60
*1 Meter = 3,3Feet
Kemudiansesuaikandengantabelkapasitas AC berdasarkanPK :
AC PK = 5.000 BTU/h
AC PK = 7.000 BTU/h
AC 1 PK = 9.000 BTU/h
AC 1 PK = 12.000 BTU/h
AC 2 PK = 18.000 BTU/h
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
2. Bagi para pengguna AC agar tetap melaksanakan perawatan AC secara berkala agar
sistem AC dapat berfungsi sesuai dengan keinginan.
Mc. Guenness, W.J & Stein, B. 1971. Mechanical and Electrical Eguipment for Building.
Fifth Edision. New York, London, Sydney, Torondo, Jhn Wiley and Sons, Inc.