Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PERPIPAAN

1. Sejarah dan Pengenalan Perpipaan

Menurut sejarah, perpipaan pertama kali digunakan oleh masyarakat china untuk
mengalirkan air ke pertanian pada masa sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Sedangkan
dalam sebuah penelitian arkeologis, pipa dengan flange ditemukan sekitar tahun 2700
sebelum masehi. Uniknya, antar pipa sudah di sambung dengan aspal seperti layaknya sebuah
flange.

Gambar 1. Sistem Perpipaan di Industri

Kembali mengenai sistem perpipaan, dikenal dua istilah yaitu piping dan pipe line.
Walaupun sama sama mengunakan pipa, tapi dua sistem ini berbeda. Piping menghubungkan
fluida satu sistem ke sistem lainya, dan biasanya jaraknya cukup dekat. Sedangakan pipeline
menghubungkan plant (facility) satu dengan yang lainya, dan jaraknya serta ukurannya sangat
besar.

Pipa merupakan suatu peralatan berbentuk silinder yang digunakan untuk menghantar
fluida atau meneruskan tekanan fluida baik berupa gas, cairan, endapan dan partikel halus
lainnya. Pipa dapat terbuat dari bahan-bahan seperti logam, plastik, beton, fiberglass dan
bahan lainnya.
Semakin kompleks suatu pabrik berdampak pada semakin rumitnya sistem perpipaan
yang ada, sehingga untuk merancang suatu sistem perpipaan perlu diperhitungkan dengan
matang berdasarkan klasifikasi, spesifikasi dan standarisasi yang terdaftar dalam bentuk kode
dan simbol yang telah umum dipakai secara internasional, sehingga fluida dapat mengalir
tanpa masalah di sepanjang jalur pipa yang ada.
2. Jenis Jenis Pipa

Untuk melayani jenis-jenis penggunaan dari pipa, maka pipa-pipa telah dibedakan
menjadi beberapa jenis. Berikut hanya beberapa klasifikasi dari keseluruhan klasifikasi pipa,
antara lain :

1. Berdasarkan jenis fluida yang dialirkan.


- Pipa air

- Pipa minyak

- Pipa gas

- Pipa uap
- Pipa udara

- Pipa lumpur

- Pipa drainage

- dan sebagainya

2. Berdasarkan bahan pembuatnya.


- Pipa logam

- Pipa non logam

3. Berdasarkan jenis instalasinya.


- Pipa proses

- Pipa service

- Pipa utilitas

- Pipa kelautan (marine piping)


- Pipa transportasi

- Pipa sipil

- Plumbing
3. Bahan-bahan pipa secara umum

Bahan-bahan pipa yg dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yg
dapat dibagi secara umum sebagai berikut:

1. Carbon steel (Baja Karbon)

Baja diklasifikasikan menurut komposisi kimia yang terkandung di dalamnya. Pipa


baja dan fitting merupakan paduan dari besi (Fe) dan karbon (C), dan mengandung
karbon kurang dari 1,7%. Klasifikasi baja dalam tiga kelompok, yaitu: Carbon steel, low
alloy steel dan high alloy steel.

Baja karbon terdiri dari besi, karbon kurang dari 1,7%, mangan kurang dari
1,65%, sejumlah silikon (Si), aluminium (Al), dan batas kontaminan seperti belerang (S),
oksigen (O), nitrogen (N), dan tidak ada batas minimal yang ditentukan untuk
elemen seperti Al, Cr, Co, Ni, Mo, Ni [ASM, ASTM A 941].

Baja karbon adalah bahan pipa yang paling umum dalam industri power plant,
kimia, proses, hidrokarbon dan pipa industri. Spesifikasi pipa baja karbon
umum digunakan dalam steam operation, air atau udara termasuk ASTM A106 dan
ASTM A53. Baja karbon yang umum untuk apliaksi pipeline adalah pipa API 5L. Baja
ringan adalah baja karbon dengan kandungan karbon kurang dari 0,30%. Baja karbon
menengah memiliki 0,30% sampai 0,60% karbon. Baja karbon tinggi memiliki karbon
diatas 0,6%.

2. Carbon Moly
3. Galvanees

Pipa baja galvanis adalah pipa baja yang telah dilapisi dengan seng. Lapisan ini
melindungi baja dari korosi. Hal ini paling sering digunakan untuk konstruksi di luar
ruangan seperti pagar, pegangan tangan, atau untuk beberapa pipa interior.

Jenis pipa ini bisa dipakai untuk berbagai keperlua, umumnya digunakan sebagai
saluran air namun pipa jenis ini tidak cocok untuk jalur gas. Jadi pipa ini sering disebut
juga pipa air.

Pipa galvanis di era modern lebih umum digunakan untuk aplikasi luar ruangan.
Hal ini paling mungkin dilihat pada pagar chain link atau pegangan tangan tangga. Pipa
galvanis sangat tahan terhadap korosi, yang membuatnya menjadi pilihan yang sempurna
untuk barang atau bahan yang akan terkena unsur-unsur korosif secara teratur.

4. Ferro Nikel

Ferro Nikel merupakan suatu logam paduan (lakur, ajoi) antara besi dan nikel.
Feronikel dihasilkan dari peleburan reduksi bijih nikel oksida atau silikat yang
mengandung besi. Kandungan nikel di dalam lakur bervariasi dari 25 sampai 45 persen.
Feronikel umumnya digunakan sebagai bahan pemadu dalam pembuatan baja, nikel
bersama-sama logam kromium merupakan unsur logam pemandu yang terdapat di dalam
baja tahan karat.

5. Stainless Steel

Stainless Steel (baja tahan karat) adalah jenis baja yang tahan terhadap pengaruh
oksidasi. Stainless steel merupakan logam paduan dari beberapa unsur logam yang
dipadukab dengan komposisi tertentu. Dari perpaduan logam tersebut didapatkan logam
baru dengan sifat atau karakteristik yang lebih unggul dari unsur logam sebelumnya.
5 Karakteristik Stainless Steel yaitu:

1. Persen Krom Tinggi

Stainless Steel memiliki kandungan Chromium minimal 10,5%. Kandungan unsur


chromium ini merupakan pelindung utama dari gejala yang disebabkan pengaruh
kondisi lingkungan.

2. Tahan Karat

Sifat tahan karat stainless steel diperoleh karena adanya kandungan unsur
chromium yang tinggi. Stainless steel memiliki lapisan oksida yang stabil pada
permukaannya sehingga tahan terhadap pengaruh oksigen. Lapisan oksida ini bersifat
self-healing (penyembuhan diri) yang tetap utuh meskipun permukaan benda dipotong
atau dirusak.

3. Low Maintenance & Durable (Minim Perawatan dan Tahan Lama)

Peralatan yang terbuat dari stainless steel tidak membutuhkan perawatan yang
kompleks. Karakteristik stainless steel yang tahan karat membuatnya lebih awet atau
tahan lama dan tidak mudah rusak karena oksidasi.

4. Kekerasan dan Kekuatan Tinggi

Bila dibandingkan dengan baja ringan, stainless steel cenderung memiliki


kekuatan tarik tinggi. Stainless steel duplex memiliki kekuatan tarik lebih tinggi dari
stainless steel austenitik. Kekuatan tarik tertinggi terlihat di martensit (43I) dan nilai
pengeresan presipitasi (17-4 PH). Nilai tersebut dapat memiliki kekuatan dua kali lipat
dari jenis 304 dan 316, stainless steel yang paling umum digunakan.

5. Cryogenic Resistance (Resistensi terhadap Suhu Rendah)

Resistensi cryogenic diukur dengan keuletan atau ketangguhan pada sub nol suhu.
Pada suhu rendah kekuatan tarik stainless steel austenitic lebih tinggi daripada suhu
kamar secara substansial.

Martensitic, ferritic dan baja dengan pengerasan presipitasi sebaiknya tidak


digunakan pada suhu dibawah nol karena ketangguhannya akan turun secara
signifikan pada suhu rendah. Pada beberapa kasus penurunan tersebut terjadi pada
suhu mendekati suhu ruangan.

6. PVC (Paralon)

Pipa PVC terbuat dari bahan thermoplastic polivinil klorida, merupakan jaringan
perpipaan non besi murah dengan beragam kelebihan dan variasi perkembangan. Pipa
PVC terbuat dari polimer thermoplastic (terbuat dari bahan minyak bumi) dengan kode
daur ulang tiga, bernama Polyvinyl chloride atau dalam bahasa kimia (C2H3Cl)n. bahan
ini memiliki karakter murah, mudah dirangkai dan tahan lama.

Penggunaan bahan Polyvinyl chloride sendiri sangan popular atau sekitar 50%
digunakan sebagai material bahan bangunan. Karena sifatnya yang kaku dan kurang
luwes, penambahan bahan plasticizer membuat bahan ini lebih lentur.

Sehingga selain digunakan untuk bahan bangunan, bahan ini kemudian juga
dikembangkan sebagai material pembuat baju, kabel listrik, peralatan rumah tangga,
hingga lahirnya produk pipa bahan PVC modern yang kebanyakan kita kenal seperti
sekarang.

Pipa berbahan PVC sering digunakan untuk saluran air buangan. Bahan ini tahan
terhadap senyawa biologi dan kimia membuat produk pipa ini direkomendasikan
digunakan untuk saluran limbah dan air kotor buangan.

7. Chrom Moly

Chrom Moly terdiri dari Chromium dan Molybdenum. Berdasarkan campuran


kedua bahan itu maka sering disebut Chro-Moly/Chromoly, Cro-mo atau CRMO.
Material ini sangat mirip dengan steel (baja) sehingga sifatnya pun sama yaitu keras,
kaku, sangat kuat namun chromoly lebih ringan dan agak sulit berkarat dari baja biasa.
Ada juga yang mengatakan chromoly nama lain dari baja mungkin dikarenakan masih
satu keluarga dengan baja.
Tube frame ini biasanya berdiameter kecil dan berdinding tipis agar menjadi
ringan tetapi ada juga yang berdinding tebal diperuntukkan bagi big rider yang punya
berat badan melebihi ukuran orang biasa. Karena ratio material chromoly sangat bagus
yaitu antara kekuatan yang baik dan bobot ringan maka material ini dipakai juga pada
senapan AK-47, bangunan, spareparts mobil dan roll cage/bar (konstruksi berbentuk
sangkar untuk melindungi kokpit mobil) pada balap mobil WRC, Grand Touring Race,
Nascar dll.

Sedang bahan-bahan pipa secara khusus dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Vibre Glass

2. Aluminium (Aluminium)

3. Wrought Iron (besi tanpa tempa)

4. Cooper (Tembaga)

5. Red Brass (kuningan merah)

6. Nickel cooper = Monel ( timah tembaga)

7. Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom)

Pemilihan bahan

Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan dan hal
ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian sebagai berikut

1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga

2. Perpipaan untuk industri bahan migas

3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah

4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak

5. Perpipaan untuk proses pendinginan


6. Perpipaan untuk tenaga nuklir

7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas

Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas perlu pula
diketahui Jenis aliran temperatur, sifat korosi, Faktor gaya serta kebutuhan lainnya dari aliran
serta pipanya.

4. Ukuran Pipa

Dalam sebuah sistem perpipaan, kita akan mengenal istilah NPS, Nominal Pipe Size
dan satu lagi adalah DN, yaitu singakatan dari Diameter Nominal. Kedua istilah tersebut
adalah sama, yaitu menunjukan diameter nominal (bukan ukuran sebenarnya) dari sebuah
pipa. Maksudnya nominal adalah seperti ini, kalau kita menyebutkan pipa dua 2 (dua inc)
Maka pipa tersebut memiliki ukuran sekitar dua inc. Namun diameter dalamnya (ID) tidak
mutlak dua inc, nilai dua inc tersebut hanya nominal, bukan ukuran sebenarnya.

Pada awalnya, memang ukurang pipa yang di tunjukan adalah IDnya, yang dikenal
dengan IPS (iron pipe size). Pipa dengan IPS 6, maka ia memiliki nilai diameter pipa sekitar
6 inc, begitu juga untuk ukurang 2 inc, 4 inc dan lain sebagainya. Pada waktu itu, ukuran
ketebalan pipa hanya satu, yang dikenal dengan standard (STD).

Namun dengan meningkatnya pengunaan pipa, terutama untuk pressure yang sangat
tinggi, maka digunakan lah pipa dengan ketebalan yang maximum, yang dikenal dengan extra
strong (XS). Semakin tinggi pressure, maka semakin tebal sebuah pipa. Ketebalah tersebut
didalam sebuah system pemipaan dikenal dengan istilah schedule (SCH).

Jadi, NPS tadi menunjukan Diameter Outside dari sebuah pipa, sedangkan schedule
itu menunjukan ketebalan dari sebuah pipa. So, untuk setiap pipa akan memiliki diameter luar
yang sama, yang nilainya belum tentu sama dengan nominalnya. Hanya untuk nominal diatas
14 in, diameter luar pipa pesis sama dengan nominalnya.
Maksudnya, ketika orang menyebutkan 20 maka ukuran diameter luarnya adalah 20
atau sekitar 20x25.4 mm = 508 mm. Begitu seterusnya untuk pipa di atas 14 in, untuk ukuran
diawah 14 in maka kita harus menghapalkan nilainya.

Nominal pipe size adalah metode untuk memberi nama suatu pipa berdasarkan ukuran
diameternya, lebih tepatnya diameter nominal pipanya dan bukan diameter sebenarnya.
Seperti pernah di singung dalam sejarah dan teori dasar pemipaan, bahwa ukuran pipa di nilai
dari ODnya yang terkadang nilainya tidak sama dengan OD actual pada pipa. OD pipa bisa
mencapai ukuran 78 inc, yaitu kira kira setinggi 1.8 meter jadi orang dewasa bisa masuk
dengan mudah ke dalam pipa tersebut.
NPS merupakan istilah yang banyak digunakan di Amerika utara dengan satuan inci.
Ada satu terminology yang juga menunjukan diameter suatu pipa selain NPS, yaitu DN. DN
yang memiliki kepanjangan Diameter Nominal adalah sama sama menunjukan diameter suatu
pipa, bedanya dengan NPS, Diameter Nominal mengunakan satuan millimeter dan banyak
digunakan oleh Negara Negara di eropa.

Pengertian Pipe Schedule

Jika diameter luarnya (OD) telah di ketahui, terdapat thickness atau ketebalan yang
juga menunjukkan ukuran pipa. Dalam sebuah pipa, ketebalan pipa (wall-thickness) di kenal
dengan sebutan schedule, yang biasanya di singkat dengan sch.

Semakin pipa digunakan dalam pressure dan temperature tinggi, maka akan semakin
tebal dinding pipanya, semakin besar schedule nya. Yang artinya, semakin kecil pula
diameter internal dari pipanya, karena sebagian telah digunakan untuk ketebalan dinding dari
pipanya. Biasanya dikenal dengan 3 jenis schedule, yaitu standard, extra strong (xs) dan
dobel extra strong (xxs).

Nilai schedule pada pipa telah di tentukan oleh ASME, namun yang paling terlihat
bedanya yaitu ketika digunakan material stainless steel degan yang tidak. Untuk material
stainless steel, biasanya mendapatkan akhiran huruf "S" pada schedulenya. Pipa stainless
steel tersedia dalam schedule 5S, 10S, 40S dan 80S. Sedangkan untuk pipa carbonsteel
tersedia dalam schedule 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 140, 160, STD, XS dan XXS.

Pada umumnya ketebalan pipa mempunyai schedule 40, yaitu sama nilainya dengan
schedule STD untuk pipa 1/8 sampai dengan pipa ukuran 10 inc. Sedangkan Nilai Schedule
Extra strong (XS) dengan schedule 80 memiliki ukuran tebal yang sama sampai dengan pipa
ukuran 8 in, pipa yang lebih besar dari itu ukuran tebalnya akan sama sebesar 12.7 mm.
Sedangkan schedule XXS ukurannya lebih besar daripada schedule 160.
Spool atau satuan panjang untuk pipa

Untuk menyebut satuan panjang pipa, biasanya kita mengenal dengan istilah spool.
Satu spool pipa umumnya memiliki panjang 20ft atau sekitar 6 m untuk pipa carbon steel. Di
samping itu, ada pula pipa yang ukuranya lebih panjang lagi, duakali panjang pertama, yaitu
12 meter. Kita mengenalnya dengan sebutan dobel random length, umumnya banyak
digunakan pada piperack.

5. Standar Perpipaan

Integritas sistem perpipaan tergantung pada pertimbangan dan prinsip yang digunakan
dalam desain, konstruksi dan pemeliharaan sistem. Sistem perpipaan yang terbuat dari
banyak komponen seperti pipa, flensa, dukungan, gasket, baut, katup, saringan, fleksibel dan
sendi ekspansi. Komponen dapat dibuat dalam berbagai bahan, dalam berbagai jenis dan
ukuran dan dapat diproduksi dengan standar nasional umum atau sesuai item produsen
proprietary. Beberapa perusahaan bahkan mempublikasikan standar mereka sendiri pipa
internal yang berdasarkan standar nasional dan sektor industri. Piping kode dan standar dari
organisasi standardisasi sebagai ANSI, ASME, ISO, DIN dan lain-lain, adalah yang paling
umum digunakan dalam pipa dan sistem perpipaan spesifikasi. Perbedaan antara kode pipa
dan standar pipa dapat didefinisikan sebagai:

Piping Kode : Kode Piping mendefinisikan persyaratan desain, fabrikasi, penggunaan bahan,
tes dan pemeriksaan pipa dan sistem perpipaan. Sebuah kode memiliki yurisdiksi yang
terbatas didefinisikan oleh kode.

Piping Standar : Piping standar mendefinisikan desain aplikasi dan aturan konstruksi dan
persyaratan untuk komponen perpipaan seperti flensa, siku, tee, katup dll. Sebuah standar
memiliki ruang lingkup terbatas didefinisikan oleh standar.

No Kode Standar Negara Penjelasan


1 AFNOR Perancis Perancis Norma
2 ASME Amerika American Society of Mechanical Engineers
3 ASTM Amerika American Society untuk Pengujian dan
Material
4 DIN Jerman Jerman Norma

5 JIS Jepang Standar Jepang


6 ISO Internasional Organisasi Internasional untuk Standardisasi
7 ANSI American National Standards Institute

6. Warna Pipa & Label (Tanda) Kode Warna Perpipaan

Berikut nama dan contoh warna kode sesuai dengan SPLN 104 : 1993 :
Label (tanda) dan Kode Warna Perpipaan secara umum merujuk pada standar ANSI
A13.1-2007 (American National Standards Institute) dimana terdapat 6 (enam) kode warna
dan label (tanda) perpipaan yang diatur sebagaimana tabel di bawah berikut :

Adapun ukuran label (tanda) berbeda-beda menurut ukuran pipa sebagaimana ada pada tabel
di bawah :
Untuk pipa dengan ukuran kurang dari 3/4 inch direkomendasikan untuk membuat tanda
yang mudah dilihat secara permanen.

Label (tanda) harus mudah dilihat, terdapat di setiap belokan pipa, sambungan pipa, juga pipa
yang melewati dinding serta penempatan label (tanda) dipasang setiap interval 7 meter - 15
meter.

Contoh Pemasangan Label dan Kode Warna Perpipaan Pada Sambungan Pipa
Tabel Warna Pemipaan

Anda mungkin juga menyukai