Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini “ Pengetahuan Teknik Praktik Konstruksi” sangatlah diperlukan, terlebih


semakin berkembang pesatnya jenis material yang ada dipasaran. Berangkat dari kondisi inilah
pengetahuan teknik pemasangan suatu material menjadi semakin meluas. Pengetahuan dan
teknik yang benar ini menjadi faktor terpenting dalam pembuatan suatu konstruksi. Karena pada
dasarnya, teknik yang baik akan mempengaruhi pada kekuatan suatu konstruksi itu sendiri. Tidak
hanya itu, sebagai calon insinyur sipil kita perlu mengetahui permasalahan-permasalahan yang
sering terjadi dilapangan pada saat pembuatan suatu konstruksi, sehingga mampu memberi solusi
dan mengatasinya dengan teknik terbaik berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah didapat
sebelumnya.
Perkembangan berbagai desain dalam suatu konstruksi pula yang menjadi tantangan
bagi seorang insinyur sipil untuk menemukan teknik terbaik dari segi pemasangan, kekuatan dan
spesifikasi dari material sehingga memperkokoh suatu konstruksi itu sendiri. Hal inilah yang
menjadi landasan penting bagi mahasiswa untuk mengetahui teknik yang baik dan benar
mengenai proses pembuatan suatu konstruksi. Praktik Konstruksi Batu merupakan salah satu dari
mata kuliah yang ada di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta. Mahasiswa diharuskan
mempraktikkan secara lansung teori-teori mengenai konstruksi batu yang telah dipelajari. Selain
itu, mahasiswa diberi pengetahuan dasar mengenai proses pembuatan suatu konstruksi. Berbagai
acuan yang harus diperhitungkan dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi
kesalahan yang dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan daripada suatu konstruksi itu
sendiri. Sebagai pemula, pengetahuan perhitungan bahan dan pengenalan jenis-jenis alat &
bahan serta pengecekan kondisi bahan diberikan untuk memudahkan dalam proses pekerjaan
selanjutnya.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Praktik Konstruksi Batu ini meliputi pengetahuan tentang kerja batu,
mengetahui tentang penerapan K-3 dalam kerja batu, mengidentifikasi macam-macam bahan dan
mampu mengetahui mutu bahan dengan mengeceknya dilapangan, mengetahui macam macam
dari jenis pekerjaan batu, mengetahui dan membedakan jenis ikatan/ pasangan bata, mengetahui
tentang cara menghitung kebutuhan bahan, mengetahui dan mempraktikkan teknik-teknik yang
baik dan benar dalam pekerjaan batu, serta mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang

1
sering terjadi dilapangan ketika pembuatan suatu konstruksi dan mengetahui bagaimana
mengatasi dan memberi solusi yang terbaik.

1.3 Tujuan

Tujuan daripada Praktik Kerja Batu ini meliputi :


 Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta melakukan
pengecekan mutu suatu bahan dilapangan
 Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu
 Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan suatu bahan yang diperlukan dalam
pembuatan suatu konstruksi
 Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu yang baik dan
benar
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi pada saat
pembuatan suatu konstruksi serta mampu mengatasinya

1.4 Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas laporan konstruksi batu ini, dilakukan dengan cara
mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang, ruang lingkup,
tujuan, manfaat, sumber data dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : DASAR TEORI KERJA BATU
Bab ini berisikan teori uraian penjelasan dan spesifikasi peralatan, bahan, jenis-jenis
pekerjaan, deskripsi teori ikatan bata dan macam-macamnya, perhitungan bahan.
BAB III : PELAKSANAAN PRAKTIKUM KERJA BATU
Bab ini berisikan gambaran dalam pelaksanaan praktikum kerja batu, macam-
macam langkah kerja batu, gambar kerja, dan lain sebagainya.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan
optimalisasi praktikum batu berdasarkan hasil yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

2
BAB II
DASAR TEORI KERJA BATU

2.1 Pengertian Kerja Batu

Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu
atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan
bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai
hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan nama mortal, yang
mana untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras sehingga
seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
Batu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Batu alam
Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah
satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih dan
memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk, tekstur, dan motifnya
mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat
menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak bujur
sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola ini dapat
disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang dipakai.

Contoh batu alam adalah :

 Batu paras
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses pembuatannya
dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau, cokelat, dan putih.
Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini
cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika
aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi
membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu diketahui saat
pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat terikat kuat pada dinding.

3
 Batu candi
Batu candi Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar.
Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran
yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih
besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar.
Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya sebatas
pemanis ruangan.

 Batu kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi rumah.
Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya tidak teratur.
Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang
tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya
hasilnya rapi.

 Batu andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya
paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm,
sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini
cocok di segala ruang. Pola yang banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan
struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.

Cementaid mempunyai Coating untuk Batu Alam, selain untuk memproteksi dari
serangan jamur dan lumut, penggunaannya juga dapat memperindah tampilan batu alam,
memperpanjang usianya serta meningkatkan kekuatannya dari kelapukan.

Ada 2 Tipe Coating Batu Alam :

 Driceal
Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating Cocok
diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit, dll

 Gloscoat
Wetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok diaplikasikan
pada batuan yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air mancur, dll). Diantaranya Batu
Kali, Batu Candi, Batu Andesit, dll

4
2. Batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam dan
dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata, batako, concrete block, paving
block.

Praktek batu adalah sebagian pelaksanaan dari suatu pekerjaan bangunan. Pada
umumnya telah diketahui bahwa dalam melaksanakan pekerjaan suatu bangunan terutama dalam
bangunan gedung. Dikenal beberapa macam jenis pekerjaan, antara lain : Batu, Beton, Besi,
Kayu dsb.
Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan bahan dari batu
atau semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan batu,misalnya : Pengukuran, Pasangan, dan
Finishing.

2.2 Peralatan Keselamatan Kerja

Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja. Pengertian
dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat menjaga keselamatan
kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan kerja. Perlangkapan yang dapat
digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja antara lain:
 Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.

 Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.

5
 Sepatu Boot
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang
berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

 Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.

6
 Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

 Pelindung Mata
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

 Penutup Telinga (Ear Plug)


Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

7
 Baju Praktek.
Pakaian yang digunakan agar badan terlindung dari kotoran kotoran saat berkerja.

2.3 Peralatan Kerja Batu

Peralatan yang digunakan pada kerja batu sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan
fungsinya masing-masing, dalam pengerjaan kerja batu, peralatan menjadi alat vital untuk
menunjang pekerjaan menjadi lebih baik, selain cara penggunaan yang harus diperhatikan serta
perawatannya. Dibawah ini adalah alat peralatan yang digunakan pada untuk kerja batu,
diantaranya :
Alat Deskripsi Alat
Water pass batang adalah alat yang digunakan untuk
mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis
dalassm posisi rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass
yang digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang
paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang
120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi
kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat
pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun
horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya
terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir
alat terdapat garisan pembagi yang dapat
dipergunakan sebagai alat ukur panjang.

Kotak Spesi adalah alat yang digunakan sebagai


wadah untuk menampung adukan yang terbuat dari
pasir + kapur + air, ukurannya ±1,5m x 1,5m dan
terbuat dari besi. cukup kuat untuk menampung
adukan sebanyak kapasitas alat yang digunakan.

8
Sendok spesi adalah alat berfungsi sebagai sendok
dalam proses pembuatan pasangan batu bata, plesteran
dan kerja batu lainnya. Dengan penampang yang bulat
dan nyaman serta terbuat dari kayu memudahkan
pekerja untuk menyimpan adukan dalam proses
pasangan batu bata dengan perantara sendok spesi.

Penyiku Besi termasuk alat ukur dalam pengerjaan


kerja batu, dengan besi yang membentuk sudut,
menjadikan fungsinya sebagai acuan dalam proses
pembuatan pasangan batu bata yang akan membuat
pasangan sehingga membentuk sudut.

Palu pemotong bata adalah alat untuk memotong batu


bata secara manual.

Benang adalah alat yang terbuat dari kain dengan rupa


yang menggulung membuktikan bahwa benang
berukuran panjang, dan berfungsi sebagai acuan dalam
pengerjaan kerja batu untuk menghasilkan kelurusan
dan keserasian serta keseragaman pada bagian
pekerjaan yang dijalankan.

9
Cangkul adalah alat yang terbuat dari besi dan
penampangnya panjang dan bulat, serta berfungsi
sebagai alat untuk mengaduk-aduk adukan sehingga
adukan yang terbuat dari pasir + kapur + semen
bercampur secara homogen.

Sekop adalah alat yang terbuat dari


lempengan drum bekas, dan berfungsi untuk
mengangkut pasir. Sekop ini terbagi menjadi tiga
bagian yaitu bagian kepala, bagian tengah, dan bagian
pegangan. Pada bagian kepala ini berbentuk
lempengan melebar sebagai bagian utamanya. Pada
bagian tengah merupakan bagian pegangan vertikal
berupa garan yang terbuat dari kayu. Sedangkan pada
bagian pegangan atas / pegangan horizontal ini
berbentuk segitiga.

Ayakan pasir/ kapur adalah alat yang terbuat


dari kawat dengan setiap ujungnya di lapisi kayu agar
kuat dalam proses pengerjaannya, dan berfungsi
sebagai saringan dari pasir sehingga menghasilkan
pasir yang halus untuk menjadi bahan adukan.

Paku, terbuat dari besi dengan bagian ujung


satunya berbentuk lancip dan tajam, menjadikan paku
dapat menancap pada bidang yang diperlukan dan
berfungsi sebagai bagian dari pembuatan garis atau
acuan yang di inginkan.

10
Ember adalah alat yang terbuat dari plastic
dan berfungsi sebagai alat untuk membawa pasir
ataupun air.

Unting-unting adalah alat untuk membantu


dalam pengerjaan pemasangan pasangan batu bata
agar tetap tegak.

Palu digunakan untuk memukul palu agar tertancap


pada papan kayu atau lainnya.

Jidar ( straight edge ) adalah alat yang terbuat dari


kayu dengan panjang ±1.5 meter , dan berfungsi untuk
pekerjaan plesteran dinding supaya rata dan datar.

11
Meteran adalah alat untuk mengukur bidang kerja
dilapangan untuk mencapai kesempurnaan dalam
pelaksanaan.

Ruskam adalah alat yang terbuat dari kayu dengap


panjang ±50 cm, dan berfungsi untuk pekerjaan
plesteran agar tercipta rata dan rapih.

Sendok plesteran alat ini juga terbuat dari plat tipis


dan diberi tinkai kayu dibelakangnya. Berguna untuk
mendrop mortar pada saat memplester dinding dan
juga untuk menghaluskan permukaan plesteran

Tongkat ukur terbuat dari kayu yang berbentuk empat


persegi panjang dengan keempat sisi yang lurus dan
datar. Gunanya adalah untuk menentukan tinggi setiap
lapisan pasangan dan juga pembantu waterpas dalam
menentukan kedataran pasangan

12
2.4 Bahan Kerja Batu
Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Batu sangat beragam sesuai dengan kebutuhan
dan fungsinya masing-masing, dalam pengerjaan batu ini, bahan merupakan hal yang sangat
penting untuk menunjang pengerjaan menjadi lebih baik, selain cara penggunaan yang harus
diperhatikan serta penyimpanan yang benar akan menunjang kesinambungan pekerjaan batu
selanjutnya, dibawah ini adalah bahan yang digunakan pada waktu pengerjaan batu, diantaranya
:
Kapur
Pengertian Kapur
Kapur ialah suatu bahan yang diperoleh dari
pembakaran batu kapur, baik berupa kapur tohor
maupun berupa kapur padam.

Proses terbentuknya kapur :


Umumnya kapur terbentuk dari endapan
secara organic / kimia yang terjadi selama ribuan
tahun dilaut yang dangkal dan jernih yang banyak
terdapat zat makanan bagi makhluk yang hidup serta tidak bergelombang besar dimana
pengendapan makin lama makin banyak, lapis demi lapis dengan peristiwa kimia. Proses
pembuatan kapur secara rinci ialah :
1) Pemilihan dan penggalian
2) Penyiapan dan pemecahan
3) Pembakaran batu kapur
4) Pendinginan
5) Penimbunan kapur tohor
6) Pemadaman kapur tohor
7) Pengayakan kapur padam
8) Pemasaran kapur tohor
9) Pemasaran kapur padam

Kapur sabagai Bahan Bangunan

13
Kapur sebagai bahan bangunan
Kapur bangunan merupakan bahan perekat untuk adukan, plesteran, atau memantapkan
badan jalan (stabilitas tanah)
Kapur Pemutih
Untuk memulas tembok / melebur tembok, membuat kapur pemutih yang baik dilakukan
pemadaman basah menjadi batas cair, bubur kapur cair itu, setelah dingin dipakai sebagai cat air,
untuk melebur tembok atau lainnya agar putih warnanya.
Kapur bersifat higroskopis dimana penyimpanannya di lapangan harus dalam ruangan
yang beratap dan berlantai kedap air dan datar, agar mudah dalam pengambilannya. Kapur yang
sudah lama dengan kapur yang baru harus dipisahkan, agar mudah dalam pengambilannya.

Semen Portland

Pengertian Semen Portland


Semen portland adalah bahan konstruksi yang
paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton.
Menurut ASTM C-150,1985, semen portland
didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan
dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium
silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau
lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan
yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Semen portland yang digunakan di
Indonesia harus memenuhi syarat SII. 0013-81 atau Standar Uji Bahan Bangunan Indonesia
1986, dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar tersebut (PB.1989:3.2-8).
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam pembangunan
fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan menjadi pasta semen. Jika
ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar yang jika digabungkan dengan agregat
kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras
(concrete).

Proses Pembuatan Semen Portland


Semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisi utamanya
adalah kalsium dan aluminium silikat. Penambahan air pada mineral ini menghasilkan suatu
pasta yang jika mengering akan mempunyai kekuatan seperti batu. Berat jenis yang dihasilkan
berkisar antara 3.12 dan 3.16 dan berat volume sekitar 1500 kg/cm3 (Nawy, 1985:9). Bahan
utama pembentuk semen portland adalah kapur (CaO), silica (SiO3), alumina (Al2O3), sedikit
magnesia (MgO), dan terkadang sedikit alkali. Untuk mengontrol komposisinya, terkadang
ditambahkan oksida besi, sedangkan gypsum (CaSO4.H2O) ditambahkan untuk mengatur waktu
ikat semen.

14
Klinker dibuat dari batu kapur (CaCO3), tanah liat dan bahan dasar berkadar besi. Bahan
kapur di Indonesia tersedia melimpah. Kebanyakan pabrik semen dibangun di dekat gunung
kapur. Pembuatan semen portland dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Penambangan di quarry
2. Pemecahan di crushing plant
3. Penggilingan (blending)
4. Pencampuran bahan-bahan
5. Pembakaran (ciln)
6. Penggilingan kembali hasil pembakaran,
7. Penambahan bahan tambah (gipsum)
8. Pengikatan (packing plant)

Pasir
Pengertian Pasir
Pasir adalah salah satu bahan alam yang digunakan pada suatu pekerjaan pasangan batu,
yaitu sebagai bahan pengisi adukan. Pasir bisa didapat dari gunung maupun kali/sungai. Sesuai
dengan sumbernya, maka pasir terdiri dari pasir gunung dan pasir kali/sungai.
Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita dapat memberi alas
terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan waktu pengambilannya juga mudah.
Dan supaya pasir tidak berantakan maka disampingnya dapat kita dampingi dengan bata.
Penyimpanan pasir dilapangan juga harus diberi lantai dari kayu atau dari plat baja, agar pasir
tidak tercampur dengan tanah maupun lumpur. Sebaiknya pasir ditutup dengan terpal agar
terhindar dari air hujan, sebab pasir basah sulit untuk dibuat adukan yang homogen.

Batu Bata Merah


Pengertian Batu Bata

Batu bata sangat akrab dengan kehidupan


kita, berasal dari tanah liat yang dibentuk dengan
cetakan berukuran tertentu kemudian dibakar.Yang
tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari
dinding adalah spesi atau perekat antar bata.
campuran yang baik akan menyebabkan dinding
kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air
dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas
spesi yang digunakan untuk merekatkan bata
semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.
Memiliki kwalitas yang bermacam – macam tergantung bahan yang dibuat serta media
pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada pula yang menggunakan kayu
bakar. Kwalitas pembakaran denbgan kayu bakar memiliki grid yang lebih tinggi atau

15
berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih
ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan
batu bata memiliki daya serap terhadap panas cukup baik sehingga terasa nyaman.
Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik sampai saat
dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari
dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding
kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik
kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita
dapat.

Batu Kali
Pengertian Batu kali

Batu kali adalah batu alam yang terdapat


dasar disungai. Biasanya batu kali digunakan
untuk bahan bangunan terutama pada konstruksi
pondasi. Batu kali biasanya diangkut
menggunakan truk dari tempat pengambilan
menuju proyek. Kegunaan dari batu kali yang
lainnya sebagai lantai pemikul.

Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan. Khusus untuk plesteran yang berwarna putih, air tidak boleh mengandung
kotoran yang akan memberikan warna pada adukan., misalnya zat besi yang akan
memperlihatkan noda-noda coklat pada plesteran.
Untuk membuat suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, jika air
mengandung zat lain, diusahakan kadarnya harus kecil.
Banyaknya air yang digunakan tergantung pada jenis adukan yang akan dibuat,
keadaan dari pekerjaan, keadaan cuaca dan sebagainya.
Sebagai angka rata-rata campuran air pada adukan berkisar :
Untuk adukan kedap air dari semen kira-kira 22% dari isi bahan yang dicampur
Untuk kedap air dari kapur dan teras kira-kira 20%
Untuk adukan kedap air dari kapur kira kira 8-10%
Air laut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang mengandung
bahan-bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan mengandung larutan asam humus,
sebaiknya jangan digunakan.

16
2.4 Jenis - Jenis Pekerjaan Kerja Batu

Semakin hari jenis-jenis pekerjaan kerja batu semakin beragam, dikarenakan


semakin berkembangnya pembangunan dan jenis material yang digunakan. Berikut adalah
beberapa bagian daripada jenis pekerjaan batu itu sendiri, yang meliputi :

3. Pekerjaan Pondasi
Pondasi
Pondasi merupakan suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk
memindahkan beban/bobot /gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam
tanah. Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan
tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup)
dan tugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya
dukung) tidak terlewati.
Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang tidak merata. Dapat
disimpulkan, pengertian pondasi adalah: Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi
meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung
(merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri,
beban yang bekerja serta beban gempa.

4. Macam dan Jenis Pondasi Pada Kerja Batu


Pondasi Batu Kali Adalah pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu kali yang
disusun sedemikian rupa. sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan
meneruskan ke tanah. Pondasi batu kali sendiri membentuk pola trapesium dimana bentuk ini
merupakan bentuk yang paling kokoh dan ekonomis pada pemasangannya.
Pondasi Batu Bata Adalah pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu yang disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan
meneruskanya ke tanah

5. Pekerjaan Plesteran Dinding


Pada mulanya dinding bata tidak diplester,
tapi setelah orang mengamati dan mengalaminya
sendiri, ternyata batu bata mengalami daya hisap
yang tinggi terhadap air sehingga dapat
mengakibatkan ruangan menjadi lembapdan
ruangan akan terasa dingin. Maka akhirnya orang
mulai memikirkan bagaimana mengatasi hal
tersebut, maka ditemukanlah suatu cara yaitu
dinding bata dilapisi spesi setebal < 2 cm, atau lebih dikenal sebagai plesteran.

17
Pekerjaan plesteran berfungsi untuk :
6. Melindungi dinding bata dari pengaruh cuaca
7. Membuat permukaan batu bata menjadi lebih rata,
halus dan enak dipandang
8. Mengokohkan ikatan pasangan bata

Tapi sebagaimana yang sering terjadi dilapangan, dimana


plesteran seringkali mengalami retak-retak. Penyebab dari
masalah ini dapat disebabkan :
 Mutu bahan yang tidak baik
 Komposisi adukan yang kurang tepat
 Teknik pengerjaan yang tidak baik
 Perawatan plesteran yang kurang diperhatikan

Masalah dari keretakan pada dinding plesteran umumnya disebabkan oleh :


 Muka dinding bata yang akan diplester tidak dibersihkan dari kotoran yang
menempel
 Ikatan mortar tidak berjalan semestinya dikarenakan dinding bata dalam keadaan
kering lansung diplester, sehingga air dengan cepatnya diserap oleh batu bata
dengan drastic
 Plesteran terlalu tebal, dan pasangan batu bata tidak rata, bergelombang, cekung
maupun cembung
 Mortar yang sudah diplesterkan masih basah dan digosok dengan ruskam, sehingga
ikatan yang baru terlepas kembali
 Bidang plesteran yang lansung terkena sinar matahari tidak ditutup dengan terpal
atau plastis, sehingga pengeringan terjadi secara drastis.
 Berikut solusi yang dapat dilakukan apabila kita mengalami masalah seperti adanya
keretakan pada pekerjaan plesteran:
 Bersihkan terlebih dahulu permukaan batu bata yang akan diplester
 Agar penyerapan air tidak terlalu drastic, sebaiknya kita percikan air pada
permukaan batu bata yang akan diplester
 Buat mortar dengan komposisi yang benar, sehingga mortar dapat tercampur dengan
homogen
 Plesteran dibuat dengan tiga lapis, lapisan paling dasar digunakan sebagai pengikat
dan penahan cuaca, lapisan ini dibuat dengan komposisi lebih keras.
 Lapisan kedua berfungsi untuk mendatarkan permukaan dinding, adukannya dibuat
lebih lunak
 Lapisan terakhir merupakan lapisan finishing yang berguna untuk meratakan dan
mendatarkan permukaan dinding
 Penggosokan tiap-tiap lapisan dengan ruskam ditunggu hingga sedikit lebih kering
18
Kalau plesteran tersebut terkena sinar matahari secara lansung, ada baiknya ditutupi
dengan kain terpal atau plastic untuk mengurangi penguapan drastic, apabila plesteran
dilakukan didalam ruangan tidak perlu memakai penutup

 Ikatan/ Pasangan Bata


Pengertian Pasangan / Ikatan Bata
Yang dimaksud dengan ikatan/pasangan bata
adalah susunan beberapa buah bata yang disusun secara
vertikal dan dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak
ada siar tegak yang membentuk garis lurus dengan
bahan perekatnya yaitu adukan.
Ikatan bata ½ bt, yaitu dimana tebal pasangan
sama dengan lebar bata yang digunakan.
Ikatan bata 1 bt, yaitu dimana tebal pasangan
sama dengan panjang bata yang digunakan
Ikatan bata 1½ bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan 3 lebar bata + 2 tebal
siar atau 1 panjang bata + 1 lebar bata + 1 tebal siar.

19
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
KERJA BATU

3.1 Praktikum Kerja Batu Bata

 Ikatan Batu Bata ½ bt


Berdasarkan teori sebelumnya, kita mengenal beberapa jenis ikatan batu bata. Untuk
job pertama ini, kita menerapkan jenis ikatan biasa ½ batu, dimana tebal pasangan sama
dengan lebar batu bata. Tidak hanya itu, dalam job ini ditambah dengan belokan pada ikatan
batu bata sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kesikuan antar sudut dalam ikatan.

Tujuan :
a) Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan ikatan bata ½ batu dengan
belokan
b) Mahasiswa mampu mempraktikkan pemasangan ikatan bata ½ batu dengan baik dan
benar
c) Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan yang baik dan benar sehingga membentuk
ikatan batu bata yang kuat & kokoh.
d) Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja dalam
pembuatan ikatan bata dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.

Alat & Bahan :


Alat Bahan
Waterpass Kapur
Cangkul Air
Kotak Spesi Batu bata merah
Sendok spesi Batu bata merah ½
Ember Pasir
Meteran
Benang
Line bobbyn
Mesin Pemotong Batu Bata

20
Langka Kerja :
 Pakailah peralatan K-3 yang diperlukan.
 Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan.
 Atur tata letak bahan dan alat untuk memudahkan dalam pekerjaan.

 Sortir batu bata merah yang akan digunakan, diusahakan memiliki ukuran yang sama
untuk memudahkan dalam pemasangan ikatan.
 Buat adukan berupa campuran antara pasir (pasir bekas) dan kapur dengan prosentase (4
pasir : ¼ kapur), lalu campurkan juga dengan air secukupnya. Diusahakan penambahan
air pada adukan dilakukan dengan cara sedikit demi sedikit agar mendapatkan tekstur
yang homogen.
 Buat dua penanda pemasangan batu bata menggunakan dua buah bata yang di letakkan
kurang lebih seukuran panjang batu bata dari kedua ujung sambungan batu bata yang
ingin dibuat. Gunakan adukan yang tadi sudah dibuat untuk merekatkan dua penanda
dengan lantai, setelah dua penanda di buat, bentangkan line bobbyn.

21
 Buat pasangan batu membentuk letter U dengan 7 batu bata secara memanjang dan 1 batu
bata masing-masing pada kedua ujungnya secara melintang

22
 Lakukan secara berurutan pada lapis ke 1 lalu lapis kedua dan lakukan sampe 10 lapis
secara berulang-ulang. Gunakan waterpass untuk mengetahui ketegakkan dan sejajar
pada pasangan batu bata.
 Bersihkan bagian yang masih belum rapi, dan simpan kembali alat alat yang telah
digunakan dari lokasi kerja

Lapis pertama pada ikatan biasa ½ batu

Lapis kedua pada ikatan biasa ½ batu

23
Waterpass sebagai alat ukur kerataan dan ketegakan

Gambar ikatan bata ½ batu dengan belokan

24
3.2 Praktikum Kerja Batu Kali

 Pengertian Dan Penggunaan Pondasi Batu Kali


Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan batu alam
yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan pengikat berupa campuran
adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi dangkal yang digunakan pada bangunan
dengan beban tidak terlalu besar seperti rumah tinggal.
Untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan biasanya sekitar 25 cm.
dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi sekaligus kokoh.
Pada bagian dasar dari konstruksi pondasi batu kali merupakan lapisan pasir setebal 5-
10 cm yang berfungsi untuk meratakan tanah dasar. Setelah itu baru batu kali dipasang dengan
posisi berdiri. Di antara celah batu tersebut diisi pasir sampai padat sehingga mampu mendukung
beban yang berada di atasnya. Susunan model seperti ini sekaligus berfungsi sebagai drainase
sehingga bisa mengeringkan air tanah yang berada di sekitarnya. Untuk menjaga agar pondasi
batu kali tidak cepat rusak ataupun basah terkena air tanah maka badan pondasi diplester kasar
yang tebalnya sekitar 1,5 cm.

Gambar1.Penampang melintang pondasi batu kali

25
Syarat syarat umum untuk standar pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut :
 Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran
 Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil, tanah
mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan dan efek gempa bumi
 Mampu menahan unsur kimiawi dalam tanah baik yang organik maupun non organik
 Mampu menahan tekanan air

Syarat syarat lain untuk standar pembuatan pondasi sebagai berikut :

 Material
Semua material untuk pekerjaan pondasi batu kali terdiri dari batu pecah dengan ukuran
lebar setiap sisi ± 15 cm.
Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur dan harus keras, tidak mudah retak atau
patah.
 Adukan perekat
Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen dan 4 pasir diukur
dalam takaran volume.
Semen yang dipakai adalah Portland semen lokal sesuai item 7.1.1 dan pasir yang dipakai
adalah pasir pasang dan harus bersih dari lumpur dan tanah serta sisa akar. Dimensi serta
elevasi dari pasangan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
 Dasar pondasi
Tanah dasar untuk dasar pondasi harus di padatkan sebelum diberi lapisan pasir urug.
Tebal pasir urug harus sesuai dengan gambar rencana.
 Pekerjaan sloof pondasi batu kali
Material untuk sloof pondasi batu kali terdiri dari beton bertulang. Mutu beton dan
penulangan sloof harus sesuai dengan gambar rencana.
Dimensi serta elevasi dari sloof harus disesuaikan dengan gambar rencana.
Pasangan dinding batu bata diatas sloof diperbolehkan setelah beton sloof berumur 7 hari,
stek besi beton yang tertanam dipondasi batu kali ke sloof beton dimensi dan jaraknya
sesuai gambar rencana.
 Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan Semen Tiga
26
Roda.
Syarat - syarat :
Peraturan Semen Portland Indonesia ( SNI.8-1972 ).
Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
Mempunyai sertifikat Uji ( test sertificate ).
Mendapat Persetujuan Perencana / pengawas.Semua semen yang akan dipakai harus dari
satu merk yang sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam - macam jenis/merk
semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim
dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. Dalam pengangkutan
semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup
ventilasinya dan diletakkan tidak kena air , diletakan pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 30 cm dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m atau maximum 10 sak , setiap pengiriman baru harus ditandai dan
dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak , membatu , dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test
lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat
dalam waktu 2 x 24 jam.
 Agregat
Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
 Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
 Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
 Tidak Mudah Hancur ( tetap keras ) , tidak porous.
 Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran
- kotoran lainnya.
 Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudelaff dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24 %

27
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19- 30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50
%.
 Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm , untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Pengawas. Gradasi dari aggregat - aggregat tersebut secara keseluruhan harus
dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja
yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
Aggregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

 Air.
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan - pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2-1971) dan diuji oleh
Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung/ pihak
Kontraktor.
Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

 Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pembuatan pondasi batu kali :
A. Bahan
1) Pasir : sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran
2) Semen : sebagai bahan perekat pada pembuatan campuran
3) Air : sebagai bahan pengikat hindrolis semen dan pasir
4) Batu kali : sebagai bahan dasar untuk pemasangan batu kali.
B. Alat
1) Gerobak : digunakan sebagai alat pengangkut bahan-bahan
2) Sekrop : digunakan sebagai alat pengambil semen dan pasir
3) Ayakan : digunakan sebagai alat untuk mengayak pasir
4) Cetok : digunakan sebagai alat untuk membantu mengaya pasir.

28
5) Pengaduk molen: digunakan sebagai alat mengaduk campur semen dan Pasir.
6) Bowplank : digunakan sebagai alat untuk menentukan muka tanah
7) Benang : sebagai alat untuk pelurus kadataran sederhana.
8) Timba : sebagai tempat adonan.

Kelebihan dari pondasi batu kali :


 Pelaksanaan pondasi mudah
 Waktu pengerjaan pondasi cepat
 Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
 Pembuatan relatif murah, jika menggunakan batu kali

Kekurangan dari pondasi batu kali :


 Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
 Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
 Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat

 Metode pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut :

A. Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan
tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan
sementara batu- batu kali tersebut sebelum dipasang.

B. Pekerjaan Galian
1. Siapkan alat- alat yang diperlukan
2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyaratkan.
3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
4. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
5. Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.

C. Pekerjaan Urugan Pasir


29
1. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan.
2. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
3. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug
seperti yang direncanakan.

D. Pekerjaan Pasangan Pondasi


a. Pembuatan profil
1. Pasang patok kayu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). profil dipasang
pada setiap ujung lajur pondasi.
2. Pasang bilah kayu datar pada kedua patok, setinggi profil.
3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik
tengah profil tepat pada tengah- tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil
sesuai tinggi pondasi.
4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar
lebih kuat.
5. Pasang skor, miring pada tebing galian pondasi dan pakukan dengan profil, sehingga
menjadi kuat dan kokoh.
6. Cek ketegakan/ posisi profil dan ukuran- ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,
demikian juga tingginya.

b. Pemasangan Batu Kali


1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan
urugan pasir.
3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
4. Susun batu- batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25
cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu
kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

30
3.3 Praktikum Kerja Plesteran Dinding

Sebagaimana yang kita pelajari, plester dinding bata ada teknik dan cara tertentu. Dalam
hal ini yang harus diperhatikan adalah :
 Bidang dinding sebelum plesteran dipasang harus bersih.
 Adukan yang dipakai harus homogen.
 Lapis pertama, lapis ke dua dan finishing maksimum tebalnya 1 ½ - 2 cm.
 Permukaan plesteran harus rata dan tegak lurus.

Tujuan :
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pekerjaan plesteran dinding
b.Mahasiswa mampu mempraktikkan pekerjaan plesteran dinding dengan baik dan
benar
c. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan plesteran dinding yang baik dan benar
sehingga fungsi plesteran sebagai penguat ikatan bata dapat berfungsi dengan baik
d.Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja dalam
pembuatan plesteran dinding dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.

Alat & Bahan:


Alat Bahan
Waterpass Kapur
Cangkul Air
Kotak Spesi Batu bata merah
Sendok spesi Pasir
Ember
Meteran
Benang
Potongan papan 5 x 3 cm dengan tebal
3mm
Ruskam
Paku
Straigh edge

31
Langkah Kerja:
1. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran dinding, cek terlebih dahulu kondisi
pasangan bata, apabila terdapat kotoran yang menempel bersihkan permukaan
batu bata.
2. Persiapkan bahan-bahan seperti mortar, air, dan perlatan seperti sendok spesi,
kotak spesi, waterpass, benang, paku, straight edge, ruskam.

3. Siram dengan air secukupnya pada permukaan yang akan diplester.

4. Buat adukan encer untuk lapisan pertama ( Slorry Coat )


5. Pasang paku pada keempat sudut bidang dinding, dengan jarak tepi ± 10 cm
dari pingir, dan ± 5 cm dari bawah.

32
6. Pasang benang dadari satu paku ke paku yang lainnya dengan arah vertikal dan
horizontal, untuk mengetahui ketebalan plesteran yang sesungguhnya antara
yang tebal dan yang tipis.

7. Ambil adukan dengan sendok spesi lalu kita kamprotkan kepermukaan dinding
dimulai dari bawah dinding pasangan terus keatas, sampai permukaan bata
tertutup.
8. Siapkan triplek dengan ukuran 3x5 cm dan tebal ± 3 mm untuk dipasang di
plesteran sebagai tanda terlebih dahulu.

9. Buat plesteran dibagian atas dan bawah dengan ukuran ± 8x10 cm dan
ditempel triplek pada permukaan plesteran sebagai titik. Buat 3 titik atas dan
bawah untuk lebih mudah dalam pembuatan kepala plesteran

33
10. Setelah titik itu kering, buat plesteran memanjang sebagai kepala plesteran dipinggir
kanan, kiri, dan tengah. Dan untuk pelontaran adukan dimulai dari bawah dan berakhir
diatas. Ratakan dengan ruskam dan tebal kepala harus sama ketiganya.

11. Setelah kepala plesteran tadi agak kering, lanjutkan memplester bagian yang masih
kosong.
12. Setelah semua bidang itu penuh. Ratakan dengan straight edge, caranya ditempel ke
bagian plesteran dan ditarik ke atas. Iris bagian adukan yang masih terlihat belum rata
dengan menggunakan straight edge.

34
13. Haluskan permukaan dengan cara gosok dengan ruskam, dan cara menggosokannya
dengan arah melingkar, jika plesteran terlalu kering perciklah dengan sedikit air.

14. Tes ketegakan dan kelurusan dengan waterpass.


15. Jangan lupa ukur kedataran dan ketegakan plesteran dengan menggunakan waterpass
batang

35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil. Praktek kerja batu
merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi batu, dimana merupakan salah
satu hal pokok dalam pembangunan jalan,gedung jembatan, rumah dan lain-lain.
Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal dan mengerti hal-
hal yang dapat berkaitan dengan konstruksi batu. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat
mengenal alat-alat dan mengerti fungsinya dalam setiap pelaksanaan job.
Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa, dimana dasar-dasar
yang diperoleh dari job-job ditambah dengan teori dapat kita aplikasikan dalam lingkungan
masyarakat dan lingkungan kampus.

4.2 SARAN

1. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.


2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti.

36
DAFTAR PUSTAKA

Buku “Pedoman Konstruksi Batu” TEDC Bandung


ALIZAR UMB, Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana
SNI SNI 03-2097-1991 tentang kapur untuk bahan bangunan
http://putramahkotaofscout.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-kerja-batu.html
https://www.academia.edu/7189255/LAPORAN_PRAKTIKUM_KERJA_BATU
https://proyeksipil.blogspot.com/2012/.../pondasi-batu-kali-biasa-disebut-juga
https://muse-enterprise.blogspot.com/.../panduan-pondasi-batu-kali-serta.html
https://selametsucses.blogspot.com/
https://eprints.undip.ac.id/28167/1/pengertian_dan_macam_pondasi.pdf
https://www.gambarbangunan.com/pondasi-batu-kali-adalah
https://idebangunan.blogspot.com › Teori Bangunan
https://www.imagebali.net/.../991-jenis-jenis-pondasi-serta-kelebihan-dan-kekurangan
https://www.ngabidin.web.id/.../pekerjaan-pondasi-batu-kali-standart
http://farizprimariopnp.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-pondasi-batu-kali.html
http://zainurwez.blogspot.com/2013/01/makalah-teknologi-konstruksi.html

Pengertian Konstruksi Batu


Yang dimaksud dengan konstruksi batu adalah hubungan atau jalinan antara bahan
batu/bata yang satu dengan lainnya dijadikan adukan sehingga menjadi satu
kesatuan yang kokoh dan kuat untuk menerima beban atau gaya. Konstruksi batu
merupakan sebagian dari bangunan baik itu bangunan, saluran gedung irigasi, dam,
dan tembok penahan tanah

B. Fungsi konstruksi batu di dalam bangunan


Konstruksi batu dipergunakan :

1. di dalam pengerjaan pondasi-pondasi pada bangunan


2. sebagai dinding suatu bangunan, baik itu sebagai dinding pemikul ataupun
pemisah
3. sebagai tembok penahan tanah (pada konstruksi bangunan tembok penahan
tanah)
4. di dalam pekerjaan yang berhubungan dengan dam, saluran irigasi

C. Tujuan konstruksi batu


secara umum konstruksi batu mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. untuk mendapatkan suatu bentuk konstruksi yang menjadi satu kesatuan yang
kuat dan tahan lama
2. untuk mendapatkan ikatan yang benar-benar memenuhi syarat konstruksi. baik

37
sebagai dinding, saluran irigasi, ataupun sebagai tembok penahan tanah
3. untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh dan kuat akan tetapi menggunakan
bahan-bahan yang cukup hemat

38

Anda mungkin juga menyukai