PENDAHULUAN
Ruang Lingkup Praktik Konstruksi Batu ini meliputi pengetahuan tentang kerja batu,
mengetahui tentang penerapan K-3 dalam kerja batu, mengidentifikasi macam-macam bahan dan
mampu mengetahui mutu bahan dengan mengeceknya dilapangan, mengetahui macam macam
dari jenis pekerjaan batu, mengetahui dan membedakan jenis ikatan/ pasangan bata, mengetahui
tentang cara menghitung kebutuhan bahan, mengetahui dan mempraktikkan teknik-teknik yang
baik dan benar dalam pekerjaan batu, serta mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang
1
sering terjadi dilapangan ketika pembuatan suatu konstruksi dan mengetahui bagaimana
mengatasi dan memberi solusi yang terbaik.
1.3 Tujuan
Guna memahami lebih jelas laporan konstruksi batu ini, dilakukan dengan cara
mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang, ruang lingkup,
tujuan, manfaat, sumber data dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : DASAR TEORI KERJA BATU
Bab ini berisikan teori uraian penjelasan dan spesifikasi peralatan, bahan, jenis-jenis
pekerjaan, deskripsi teori ikatan bata dan macam-macamnya, perhitungan bahan.
BAB III : PELAKSANAAN PRAKTIKUM KERJA BATU
Bab ini berisikan gambaran dalam pelaksanaan praktikum kerja batu, macam-
macam langkah kerja batu, gambar kerja, dan lain sebagainya.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan
optimalisasi praktikum batu berdasarkan hasil yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
2
BAB II
DASAR TEORI KERJA BATU
Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu
atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan
bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai
hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan nama mortal, yang
mana untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras sehingga
seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
Batu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Batu alam
Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah
satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih dan
memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk, tekstur, dan motifnya
mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat
menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak bujur
sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola ini dapat
disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang dipakai.
Batu paras
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses pembuatannya
dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau, cokelat, dan putih.
Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini
cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika
aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi
membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu diketahui saat
pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat terikat kuat pada dinding.
3
Batu candi
Batu candi Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar.
Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran
yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih
besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar.
Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya sebatas
pemanis ruangan.
Batu kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi rumah.
Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya tidak teratur.
Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang
tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya
hasilnya rapi.
Batu andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya
paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm,
sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini
cocok di segala ruang. Pola yang banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan
struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.
Cementaid mempunyai Coating untuk Batu Alam, selain untuk memproteksi dari
serangan jamur dan lumut, penggunaannya juga dapat memperindah tampilan batu alam,
memperpanjang usianya serta meningkatkan kekuatannya dari kelapukan.
Driceal
Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating Cocok
diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit, dll
Gloscoat
Wetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok diaplikasikan
pada batuan yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air mancur, dll). Diantaranya Batu
Kali, Batu Candi, Batu Andesit, dll
4
2. Batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam dan
dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata, batako, concrete block, paving
block.
Praktek batu adalah sebagian pelaksanaan dari suatu pekerjaan bangunan. Pada
umumnya telah diketahui bahwa dalam melaksanakan pekerjaan suatu bangunan terutama dalam
bangunan gedung. Dikenal beberapa macam jenis pekerjaan, antara lain : Batu, Beton, Besi,
Kayu dsb.
Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan bahan dari batu
atau semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan batu,misalnya : Pengukuran, Pasangan, dan
Finishing.
Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja. Pengertian
dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat menjaga keselamatan
kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan kerja. Perlangkapan yang dapat
digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja antara lain:
Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
5
Sepatu Boot
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang
berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.
6
Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Pelindung Mata
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
7
Baju Praktek.
Pakaian yang digunakan agar badan terlindung dari kotoran kotoran saat berkerja.
Peralatan yang digunakan pada kerja batu sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan
fungsinya masing-masing, dalam pengerjaan kerja batu, peralatan menjadi alat vital untuk
menunjang pekerjaan menjadi lebih baik, selain cara penggunaan yang harus diperhatikan serta
perawatannya. Dibawah ini adalah alat peralatan yang digunakan pada untuk kerja batu,
diantaranya :
Alat Deskripsi Alat
Water pass batang adalah alat yang digunakan untuk
mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis
dalassm posisi rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass
yang digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang
paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang
120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi
kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat
pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun
horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya
terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir
alat terdapat garisan pembagi yang dapat
dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
8
Sendok spesi adalah alat berfungsi sebagai sendok
dalam proses pembuatan pasangan batu bata, plesteran
dan kerja batu lainnya. Dengan penampang yang bulat
dan nyaman serta terbuat dari kayu memudahkan
pekerja untuk menyimpan adukan dalam proses
pasangan batu bata dengan perantara sendok spesi.
9
Cangkul adalah alat yang terbuat dari besi dan
penampangnya panjang dan bulat, serta berfungsi
sebagai alat untuk mengaduk-aduk adukan sehingga
adukan yang terbuat dari pasir + kapur + semen
bercampur secara homogen.
10
Ember adalah alat yang terbuat dari plastic
dan berfungsi sebagai alat untuk membawa pasir
ataupun air.
11
Meteran adalah alat untuk mengukur bidang kerja
dilapangan untuk mencapai kesempurnaan dalam
pelaksanaan.
12
2.4 Bahan Kerja Batu
Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Batu sangat beragam sesuai dengan kebutuhan
dan fungsinya masing-masing, dalam pengerjaan batu ini, bahan merupakan hal yang sangat
penting untuk menunjang pengerjaan menjadi lebih baik, selain cara penggunaan yang harus
diperhatikan serta penyimpanan yang benar akan menunjang kesinambungan pekerjaan batu
selanjutnya, dibawah ini adalah bahan yang digunakan pada waktu pengerjaan batu, diantaranya
:
Kapur
Pengertian Kapur
Kapur ialah suatu bahan yang diperoleh dari
pembakaran batu kapur, baik berupa kapur tohor
maupun berupa kapur padam.
13
Kapur sebagai bahan bangunan
Kapur bangunan merupakan bahan perekat untuk adukan, plesteran, atau memantapkan
badan jalan (stabilitas tanah)
Kapur Pemutih
Untuk memulas tembok / melebur tembok, membuat kapur pemutih yang baik dilakukan
pemadaman basah menjadi batas cair, bubur kapur cair itu, setelah dingin dipakai sebagai cat air,
untuk melebur tembok atau lainnya agar putih warnanya.
Kapur bersifat higroskopis dimana penyimpanannya di lapangan harus dalam ruangan
yang beratap dan berlantai kedap air dan datar, agar mudah dalam pengambilannya. Kapur yang
sudah lama dengan kapur yang baru harus dipisahkan, agar mudah dalam pengambilannya.
Semen Portland
14
Klinker dibuat dari batu kapur (CaCO3), tanah liat dan bahan dasar berkadar besi. Bahan
kapur di Indonesia tersedia melimpah. Kebanyakan pabrik semen dibangun di dekat gunung
kapur. Pembuatan semen portland dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Penambangan di quarry
2. Pemecahan di crushing plant
3. Penggilingan (blending)
4. Pencampuran bahan-bahan
5. Pembakaran (ciln)
6. Penggilingan kembali hasil pembakaran,
7. Penambahan bahan tambah (gipsum)
8. Pengikatan (packing plant)
Pasir
Pengertian Pasir
Pasir adalah salah satu bahan alam yang digunakan pada suatu pekerjaan pasangan batu,
yaitu sebagai bahan pengisi adukan. Pasir bisa didapat dari gunung maupun kali/sungai. Sesuai
dengan sumbernya, maka pasir terdiri dari pasir gunung dan pasir kali/sungai.
Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita dapat memberi alas
terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan waktu pengambilannya juga mudah.
Dan supaya pasir tidak berantakan maka disampingnya dapat kita dampingi dengan bata.
Penyimpanan pasir dilapangan juga harus diberi lantai dari kayu atau dari plat baja, agar pasir
tidak tercampur dengan tanah maupun lumpur. Sebaiknya pasir ditutup dengan terpal agar
terhindar dari air hujan, sebab pasir basah sulit untuk dibuat adukan yang homogen.
15
berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih
ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan
batu bata memiliki daya serap terhadap panas cukup baik sehingga terasa nyaman.
Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik sampai saat
dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari
dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding
kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik
kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita
dapat.
Batu Kali
Pengertian Batu kali
Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan. Khusus untuk plesteran yang berwarna putih, air tidak boleh mengandung
kotoran yang akan memberikan warna pada adukan., misalnya zat besi yang akan
memperlihatkan noda-noda coklat pada plesteran.
Untuk membuat suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, jika air
mengandung zat lain, diusahakan kadarnya harus kecil.
Banyaknya air yang digunakan tergantung pada jenis adukan yang akan dibuat,
keadaan dari pekerjaan, keadaan cuaca dan sebagainya.
Sebagai angka rata-rata campuran air pada adukan berkisar :
Untuk adukan kedap air dari semen kira-kira 22% dari isi bahan yang dicampur
Untuk kedap air dari kapur dan teras kira-kira 20%
Untuk adukan kedap air dari kapur kira kira 8-10%
Air laut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang mengandung
bahan-bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan mengandung larutan asam humus,
sebaiknya jangan digunakan.
16
2.4 Jenis - Jenis Pekerjaan Kerja Batu
3. Pekerjaan Pondasi
Pondasi
Pondasi merupakan suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk
memindahkan beban/bobot /gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam
tanah. Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan
tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup)
dan tugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya
dukung) tidak terlewati.
Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang tidak merata. Dapat
disimpulkan, pengertian pondasi adalah: Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi
meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung
(merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri,
beban yang bekerja serta beban gempa.
17
Pekerjaan plesteran berfungsi untuk :
6. Melindungi dinding bata dari pengaruh cuaca
7. Membuat permukaan batu bata menjadi lebih rata,
halus dan enak dipandang
8. Mengokohkan ikatan pasangan bata
19
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
KERJA BATU
Tujuan :
a) Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan ikatan bata ½ batu dengan
belokan
b) Mahasiswa mampu mempraktikkan pemasangan ikatan bata ½ batu dengan baik dan
benar
c) Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan yang baik dan benar sehingga membentuk
ikatan batu bata yang kuat & kokoh.
d) Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja dalam
pembuatan ikatan bata dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.
20
Langka Kerja :
Pakailah peralatan K-3 yang diperlukan.
Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan.
Atur tata letak bahan dan alat untuk memudahkan dalam pekerjaan.
Sortir batu bata merah yang akan digunakan, diusahakan memiliki ukuran yang sama
untuk memudahkan dalam pemasangan ikatan.
Buat adukan berupa campuran antara pasir (pasir bekas) dan kapur dengan prosentase (4
pasir : ¼ kapur), lalu campurkan juga dengan air secukupnya. Diusahakan penambahan
air pada adukan dilakukan dengan cara sedikit demi sedikit agar mendapatkan tekstur
yang homogen.
Buat dua penanda pemasangan batu bata menggunakan dua buah bata yang di letakkan
kurang lebih seukuran panjang batu bata dari kedua ujung sambungan batu bata yang
ingin dibuat. Gunakan adukan yang tadi sudah dibuat untuk merekatkan dua penanda
dengan lantai, setelah dua penanda di buat, bentangkan line bobbyn.
21
Buat pasangan batu membentuk letter U dengan 7 batu bata secara memanjang dan 1 batu
bata masing-masing pada kedua ujungnya secara melintang
22
Lakukan secara berurutan pada lapis ke 1 lalu lapis kedua dan lakukan sampe 10 lapis
secara berulang-ulang. Gunakan waterpass untuk mengetahui ketegakkan dan sejajar
pada pasangan batu bata.
Bersihkan bagian yang masih belum rapi, dan simpan kembali alat alat yang telah
digunakan dari lokasi kerja
23
Waterpass sebagai alat ukur kerataan dan ketegakan
24
3.2 Praktikum Kerja Batu Kali
25
Syarat syarat umum untuk standar pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut :
Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran
Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil, tanah
mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan dan efek gempa bumi
Mampu menahan unsur kimiawi dalam tanah baik yang organik maupun non organik
Mampu menahan tekanan air
Material
Semua material untuk pekerjaan pondasi batu kali terdiri dari batu pecah dengan ukuran
lebar setiap sisi ± 15 cm.
Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur dan harus keras, tidak mudah retak atau
patah.
Adukan perekat
Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen dan 4 pasir diukur
dalam takaran volume.
Semen yang dipakai adalah Portland semen lokal sesuai item 7.1.1 dan pasir yang dipakai
adalah pasir pasang dan harus bersih dari lumpur dan tanah serta sisa akar. Dimensi serta
elevasi dari pasangan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
Dasar pondasi
Tanah dasar untuk dasar pondasi harus di padatkan sebelum diberi lapisan pasir urug.
Tebal pasir urug harus sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan sloof pondasi batu kali
Material untuk sloof pondasi batu kali terdiri dari beton bertulang. Mutu beton dan
penulangan sloof harus sesuai dengan gambar rencana.
Dimensi serta elevasi dari sloof harus disesuaikan dengan gambar rencana.
Pasangan dinding batu bata diatas sloof diperbolehkan setelah beton sloof berumur 7 hari,
stek besi beton yang tertanam dipondasi batu kali ke sloof beton dimensi dan jaraknya
sesuai gambar rencana.
Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan Semen Tiga
26
Roda.
Syarat - syarat :
Peraturan Semen Portland Indonesia ( SNI.8-1972 ).
Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
Mempunyai sertifikat Uji ( test sertificate ).
Mendapat Persetujuan Perencana / pengawas.Semua semen yang akan dipakai harus dari
satu merk yang sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam - macam jenis/merk
semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim
dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. Dalam pengangkutan
semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup
ventilasinya dan diletakkan tidak kena air , diletakan pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 30 cm dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m atau maximum 10 sak , setiap pengiriman baru harus ditandai dan
dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak , membatu , dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test
lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat
dalam waktu 2 x 24 jam.
Agregat
Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
Tidak Mudah Hancur ( tetap keras ) , tidak porous.
Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran
- kotoran lainnya.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudelaff dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24 %
27
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19- 30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50
%.
Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm , untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Pengawas. Gradasi dari aggregat - aggregat tersebut secara keseluruhan harus
dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja
yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
Aggregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
Air.
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan - pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2-1971) dan diuji oleh
Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung/ pihak
Kontraktor.
Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pembuatan pondasi batu kali :
A. Bahan
1) Pasir : sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran
2) Semen : sebagai bahan perekat pada pembuatan campuran
3) Air : sebagai bahan pengikat hindrolis semen dan pasir
4) Batu kali : sebagai bahan dasar untuk pemasangan batu kali.
B. Alat
1) Gerobak : digunakan sebagai alat pengangkut bahan-bahan
2) Sekrop : digunakan sebagai alat pengambil semen dan pasir
3) Ayakan : digunakan sebagai alat untuk mengayak pasir
4) Cetok : digunakan sebagai alat untuk membantu mengaya pasir.
28
5) Pengaduk molen: digunakan sebagai alat mengaduk campur semen dan Pasir.
6) Bowplank : digunakan sebagai alat untuk menentukan muka tanah
7) Benang : sebagai alat untuk pelurus kadataran sederhana.
8) Timba : sebagai tempat adonan.
A. Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan
tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan
sementara batu- batu kali tersebut sebelum dipasang.
B. Pekerjaan Galian
1. Siapkan alat- alat yang diperlukan
2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyaratkan.
3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
4. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
5. Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
30
3.3 Praktikum Kerja Plesteran Dinding
Sebagaimana yang kita pelajari, plester dinding bata ada teknik dan cara tertentu. Dalam
hal ini yang harus diperhatikan adalah :
Bidang dinding sebelum plesteran dipasang harus bersih.
Adukan yang dipakai harus homogen.
Lapis pertama, lapis ke dua dan finishing maksimum tebalnya 1 ½ - 2 cm.
Permukaan plesteran harus rata dan tegak lurus.
Tujuan :
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pekerjaan plesteran dinding
b.Mahasiswa mampu mempraktikkan pekerjaan plesteran dinding dengan baik dan
benar
c. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan plesteran dinding yang baik dan benar
sehingga fungsi plesteran sebagai penguat ikatan bata dapat berfungsi dengan baik
d.Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja dalam
pembuatan plesteran dinding dan mengetahui bagaimana solusi terbaiknya.
31
Langkah Kerja:
1. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran dinding, cek terlebih dahulu kondisi
pasangan bata, apabila terdapat kotoran yang menempel bersihkan permukaan
batu bata.
2. Persiapkan bahan-bahan seperti mortar, air, dan perlatan seperti sendok spesi,
kotak spesi, waterpass, benang, paku, straight edge, ruskam.
32
6. Pasang benang dadari satu paku ke paku yang lainnya dengan arah vertikal dan
horizontal, untuk mengetahui ketebalan plesteran yang sesungguhnya antara
yang tebal dan yang tipis.
7. Ambil adukan dengan sendok spesi lalu kita kamprotkan kepermukaan dinding
dimulai dari bawah dinding pasangan terus keatas, sampai permukaan bata
tertutup.
8. Siapkan triplek dengan ukuran 3x5 cm dan tebal ± 3 mm untuk dipasang di
plesteran sebagai tanda terlebih dahulu.
9. Buat plesteran dibagian atas dan bawah dengan ukuran ± 8x10 cm dan
ditempel triplek pada permukaan plesteran sebagai titik. Buat 3 titik atas dan
bawah untuk lebih mudah dalam pembuatan kepala plesteran
33
10. Setelah titik itu kering, buat plesteran memanjang sebagai kepala plesteran dipinggir
kanan, kiri, dan tengah. Dan untuk pelontaran adukan dimulai dari bawah dan berakhir
diatas. Ratakan dengan ruskam dan tebal kepala harus sama ketiganya.
11. Setelah kepala plesteran tadi agak kering, lanjutkan memplester bagian yang masih
kosong.
12. Setelah semua bidang itu penuh. Ratakan dengan straight edge, caranya ditempel ke
bagian plesteran dan ditarik ke atas. Iris bagian adukan yang masih terlihat belum rata
dengan menggunakan straight edge.
34
13. Haluskan permukaan dengan cara gosok dengan ruskam, dan cara menggosokannya
dengan arah melingkar, jika plesteran terlalu kering perciklah dengan sedikit air.
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil. Praktek kerja batu
merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi batu, dimana merupakan salah
satu hal pokok dalam pembangunan jalan,gedung jembatan, rumah dan lain-lain.
Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal dan mengerti hal-
hal yang dapat berkaitan dengan konstruksi batu. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat
mengenal alat-alat dan mengerti fungsinya dalam setiap pelaksanaan job.
Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa, dimana dasar-dasar
yang diperoleh dari job-job ditambah dengan teori dapat kita aplikasikan dalam lingkungan
masyarakat dan lingkungan kampus.
4.2 SARAN
36
DAFTAR PUSTAKA
1. untuk mendapatkan suatu bentuk konstruksi yang menjadi satu kesatuan yang
kuat dan tahan lama
2. untuk mendapatkan ikatan yang benar-benar memenuhi syarat konstruksi. baik
37
sebagai dinding, saluran irigasi, ataupun sebagai tembok penahan tanah
3. untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh dan kuat akan tetapi menggunakan
bahan-bahan yang cukup hemat
38