Nama
Kelas
: 1SC
NIM
: 061430100050
Jurusan
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum.Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah
saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah LABOLATORIUM KERJA KAYU 1 ini agar dapat memahami
perencanaan dan penyelesaian masalah dalam kerja kayu.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah labolatorium kerja kayu, Bapak Drs.
Yurpino Wahid yang telah memberikan bimbingan teori dan praktek mengenai kerja kayu 1.
Laporan ini saya buat berdasarkan data-data yang telah saya peroleh dilapangan dan laporan ini ditujukan
kepada Mahasiswa Teknik Sipil di dalam mempelajari dan mendalami ilmu tentang kerja kayu.
Semoga isi dari laporan ini dapat menambahkan ilmu pengetahuan tentang Praktek Kerja Kayu. Saya
menyatakan bahwa hasil penulisan tugas ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,saya sebagai penulis
memohon maaf dan saya menerima saran maupun kritik dari para pembaca.
Akhir kata, Demikian pula dengan hasil penulisan tugas ini, jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan di masa mendatang .
DAFTAR ISI
Biodata ....................................................................................................
Lembar Pengesahan..................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang ......................................................................
11
18
18
24
Sambungan
32
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar belakang
Praktek kerja kayu I merupakan praktek kerja kayu yang didapat Pada masa perkuliahan di Jurusan
Teknik sipil. Pada praktek kerja kayu I lebih menekankan alat-alat kerja manual. Pembuatan benda kerjanya pun
miniatur (skala kecil). Selama praktek akan diperkenalkan berbagai macam alat pertukangan manual, cara
pemakaian yang benar (sesuai dengan fungsi masing-masing alat).
Pada praktek kerja kayu I disamping pengenalan alat-alat pertukangan manual, juga akan diperkenankan
cara menggergaji kayu yang baik arah melintang serat kayu maupun arah sejajar serat kayu, potongan
mambentuk sudut arak melintang serat kayu, cara mengetam kayu dengan hasil rata, datar, lurus dan siku.
Sehubungan dengan kelanjutan dari praktek kayu sebelumnya yaitu mengetam dan menggergaji kayu.
Disini, kami yaitu mahasiswa dituntut untuk lebih dari mengembangkan kemampuan dasar teknik dari mengetam
dan menggergaji kayu tersebut, yaitu kami dituntun untuk membuat sambungan-sambungan kayu, dan meja lipat
dengan ukuran yang sudah di tentukan.
1.2. Tujuan dan manfaat
Bertujuan untuk memberikan dasar dasar pengguanaan alat / perkakas pertukangan manual dan
dilanjutkan dengan pembuatan benda kerja akan menjadi dasar atau acuan untuk diterapkan pada praktek kerja
Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan ketelitian baik dalam
memotong, mengetam, mengukur kayu agar tidak salah konsepsi, serta kehati-hatian dalam proses pelaksanaan.
Disini perlu di perhatikan agar hal-hal yang tidak diinginkan ini dapat dihindari.
Untuk mendapatkan kekuatan dan konstruksi yang baik dan benar. Dan tujuan dari pekerjaan tersebut
untuk memahami dan mengetahui pekerjaan-pekerjaan pada kerja kayu.
1.3.Pembatasan masalah
Dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana penerapan ilmu kerja kayu di lapangan dan bagaimana
dalam menggunakan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan kerja kayu. Juga bagaimana cara menggunakan
alat-alat mesin maupun manual.
4
Metode pembahasan
Metode pembahasan dilakukan dengan menggunakan suatu metode studi literature, yaitu dengan
mengumpulkan data-data dari berbagai macam buku yang berhubungan dengan permasalahan serta dengan
menggunakan metode pengambilan data-data di lapangan pada saat melaksanakan pekerjaan kayu.
BAB II
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan konstruksi kayu antara lain :
a
Industri bangunan
Alat-alat pengokoh
Sambungan-sambungan kayu
Finshing
Sebagai pengetahuan dasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guna kesuksesan dalam
Mudah didapat dan relatif murah harganya dibandingkan bahan bangunan lain seperti beton dan baja
Bekasnya masih dapat dipakai lagi untuk keperluan lain, misalnya bongkaran kuda-kuda, terutama Jati,
masih dapat digunakan untuk mebeler.
Kurang homogen
Mudah terbakar
Kekuatan kayu tidak seragam walaupun dari jenis pohon yang sama.
Selalu
berhubungan
dengan tanah lembab
b.
Hanya terbuka terhadap
angin
dan
iklim
tetapi
dilindungi terhadap air dan
kelemasan.
c.
Di bawah atap tidak
terkena dengan tanah lembab
dan
dilindungi
terhadap
kelemasan
d.
Seperti
c,
tetapi
terpelihara dengan baik, dicat
Serangan oleh rayap
Serangan oleh bubuk kayu kering
II
III
IV
8 tahun
5 tahun
3 tahun
Sangat
pendek
Sangat
pendek
20 tahun
15 tahun
10 tahun
Beberapa
tahun
Sangat
pendek
Tak
terbatas
Tak
terbatas
Sangat
lama
Beberapa
tahun
Pendek
Tak
terbatas
Tak
terbatas
20 tahun
20 tahun
Tidak
Jarang
Sangat
cepat
Tidak
Tidak
Tak
terbatas
Agak
cepat
Hampir
tidak
Sangat
cepat
Sangat
cepat
Cepat
Berat jenis
lebih berat dari 0,90
0,75 0,90
0,69 0,75
lebih kecil dari 0,65
Kayu jati
Warna coklat muda jika sudah lama terkena cahaya dan udara, warnanya menjadi sawo matang. Banyak
digunakan untuk perabotan rumah tangga dan komponen bangunan.
2
Merbau
Warnaya coklat muda dan jika telah lama akan menjadi coklat tua. Banyak digunakan untuk bangunan di luar
dan atap karena kuat serta tahan terhadap rayap dan pengembangan dan penyusutan kecil.
3
Rasamala
Warnanya merah dan coklat kehitam-hitaman. Banyak digunakan untuk rangka atap, balok, loteng, tiangtiang. Kayu ini tahan terhadap rayap dan jika terlindungi iklim tidak menyebabkan banyak perubahan kadar
lengas terhadap bubuk.
4
Merawan
Warnanya coklat muda yang lama kelamaan menjadi coklat tua. Banyak digunakn untuk bangunan rumah dan
perabotan.
5
Meranti
Terdiri dari dua jenis yakni meranti merah dan meranti putih dan banyak digunakan untuk kasau, reng,
bangunan yang ringan, papan cetakan beton, tiang papan cetakan.
6
Kamper
Berwarna kuning kemerah-merahan dan banyak digunakan pada bangunan-bangunan bawah atap seperti
rangka atap, balok, loteng, papan loteng.
Zeuging
Warnanya putih dan coklat muda dan banyak digunakan untuk bangunan sederhana dan baik sekali untuk
bangunan dengan konstruksi paku namun kayunya agak lunak dan kembang susutnya sangat besar dan tahan
terhadap rayap.
Jenis kayu : balau, bengkirai, belangran, jati, kuruing, rasamala, dan sebagainya.
B. Finir (biasa)
a
C. Finir (lux)
a
D. Meubel
a
E. Lantai
a
Persyaratan teknis : keras, mudah dipaku, cukup kuat, daya abrasi tinggi dan tahan asam.
G. Tiang listrik/telpon
a
H. Perkapalan
a
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
J. Moulding
a
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur lurus, mudah dikerjakan dan dekoratif.
K. Bekisting
a
Bow (bentuk busur) yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian permukaan.
Cup (bentuk mangkuk) yaitu perubahan bentuk melengkung pada arah melebar kayu.
Twist (melenting) yaitu pemutiran melenting perubahan kayu berlawanan arah pada masing-masing
ujung.
Pecah permukaan (surface checks) yaitu peceh-pecah dangkal yang meluas sepanjang serat kayu baik
yang dipermukaan kayu maupun di ujung-ujung kayu.
Pecah ujung (end split) yaitu pecah yang mulai dari ujung hingga menjalar sepanjang pohon.
Mata kayu sehat yaitu mata kayu yang tidak busuk, penampang keras, tumbuh kokoh dan rapat pada kayu,
berwarna sama atau lebih gelap dengan kayu sekitarnya.
Mata kayu lepas yaitu mata kayu yang tidak dapat tumbuh rapat, biasanya pada proses penggergajian
mata kayu mudah lepas dan tidak ada gejala busuk.
Mata kayu busuk yaitu mata kayu yang biasanya bergerombol pada bagian-bagian kayu yang lunak atau
rapuh berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya.
Hati rapuh yaitu cacat kayu yang dapat terjadi karena daya tahan yang patah kemudian patahan ini
membusuk dan menjalar terus masuk ke dalam hati.
Serangga perusak kayu yaitu cacat kayu yang terjadi oleh binatang perusak antara lain : serangga,
kumbang, ulat dan lebah.
Cacat kayu gubal yaitu cacat kayu yang terjadi bila pada saat penebangan belum cukup umur kemudian
dalam jangka waktu yang lama sedang kulitnya tidak dikupas.
Cacat-cacat kayu tersebut dapat mengakibatkan adanya perlemahan pada kayu. Untuk mengatasi perlemahan
tersebut ada beberapa cara yaitu :
a
Mudah terbakar diatasi dengan diberi pelapis seperti cat dan penyimpanannya jauh dari api.
Mudah lapuk karena serangga diatasi dengan merendam dlam suatu bahan yang dapat mengawetkan serta
disemprot dengan cat.
Tidak homogen diatasi dengan sistem konveksi atau dengan pembelahan kayu.
Tidak tahan terhadap cuaca diatasi dengan menghindari tempat terbuka yang terlindungi dari panas dan
hujan serta penumpukan yang sesuai dnegan ketentuan dan syarat-syaratnya.
MACAM-MACAM CACAT ALAMI DARI POHON
Pecah permukaan
Pecah ujung
SPRING
BOW
MENGKUNG
PERALATAN-PERALATAN
KERJA KAYU
A. Kerja Kayu Menggunakan Alat-alat Tangan
1
GERGAJI
Gergaji Pemotong
Gergaji tangan pemotong dipergunakan untuk memotong kayu, dan arah menggergaji adalah tegak lurus
terhadap urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk 4 derajat terhadap permukaan kayu.
b Gergaji Pembelah
Gergaji tangan pembelah dipergunakan untuk membelah kayu dan arah menggergaji searah dengan arah
urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk sudut 60 derajat terhadap permukaan kayu
1.2.Gergaji Punggung
Gergaji punggung terbuat dari baja yang sangat tipis dan pada bagian atasnya atau punggungnya diberi
tulang. Tulang ini gunanya supaya daun gergaji cukup kaku. Gergaji punggung sering digunakan pada
pekerjaan kayu yang kecil-kecil dan yang halus-halus, misalnya pada pembuatan purus, membuat serongan
45 derajat terutama pada pembuatan mebel.
3
KETAM
Ketam panjang
Alat ini berguna untuk mengetam kayu yang panjang-panjang supaya permukaan kayu itu menjadi lebih
kurus.
Ketam sponing
Ketam sponing terdapat dua macam yaitu :
Ketam sponing tetap, besarnya tidak dapat dirubah. Rumah ketam sponing macam ini mempunyai
berbagai ukuran besarnya, sesuai dengan mata ketam. Ketam ini digunakan untuk membuat sponing untuk
pada posisi sudut yang searah dengan arah urat kayu.
b
3
Ketam sponing dapat diatur berfungsi sama dengan ketam sponing tetap
PAHAT
Pahat ialah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan pemotongan yang bermacam-
macam, maka dibuatlah bentuk-bentuk pahat-pahat yang disesuikan dengan pekerjaan tersebut antara lain :
3.1. Pahat tusuk
-
Sudut penajaman dari 30 hingga 35 derajat atau dapat juga dengan ketentuan lain yaitu dua kali tebal pahat.
Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam.
Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya mulai dari 1/8 hingga 5/8 dengan kenaikan masing-masing 1/8 dan
dari sampai dengan 2 dengan kenaikan masing-masing
Kepala tangkai pahat lubang dibuat demikian bentuknya untuk lebih mudahnya bila dipukul dengan palu
kayu.
Pahat lubang tipis gunanya untuk membuat lubang-lubang yang kecil-kecil, seperti halnya membuat lubang
daun jendela atau pintu.
Sudut mata pahat lubang sama dengan pahat tusuk yaitu 30 derajat sampai dengan 35 derajat.
Pahat lubang berpunggung dan pahat lubang besar, dangkal seperti pekerjaan membuat lubang ambang kusen
pintu atau jendela.
Pahat kuku
Guna dari pahat kuku cekung ialah untuk memahat tusuk sisi yang berbentuk cekung.
Pahat cembung digunakan untuk membersihkan sisi-sisi alur yang dibuat bundaran buntu atau pekerjaan
pemahatan lain.
Pahat engsel
Gunanya untuk memahat lubang yang sempit-sempit, seperti memasang engsel bersayap
Bentuk pahat engsel ini mempunyai tiga punggung yang menonjol, sehingga ada ruangan diatara punggung
Penggerek (Bor)
Terdapat sebuah pisau gerek yang mengeluarkan sisa kayu yang digerek.
Garis tengah batang gurdi lebih kecil daripada garis tengah badan bagian bawah sehingga lubang betul-betul
lurus.
Pisau muka lebih rendah daripada pisau gerek, untuk mempercepat/melancarkan pengeboran.
Pemakaian penggerek pusat ini, diputar sambil ditekan untuk mendapatkan pengeboran terhadap kayu.
Dilengkapi pisau muka sebagai pemotongan urat dan serat kayu yang terpotong.
Terdapat pula pisau gerak yang berfungsi pengeruk sisa kayu yang digerakkan.
Terdapat dua buah pisau muka guna memotong urat dan serat kayu.
Diameter batang dari atas sampai yang paling bawah sama agar hasil pengerukan lubang lurus.
Pisau muka letaknya lebih rendah dari pisau gerek berfungsi sebagai pemotongan urat kayu.
Mempunyai dua buah pisau gerek gunanya ntuk mengeruk kayu yang digerek.
Pisau muka letaknya selalu lebih rendah dari pada pisau gerek, gunanya untuk mempercepat pengeboran.
4
-
Penggerek sendok
Tidak mempunyai pusat oleh sebab itu agak sukar juga dalam menentukan suatu titik yang tepat sesuai
dengan yang diinginkan.
Penggerek lilit
Pengerek ini digunakan untuk membuat lubang pada tempat yang kecil.
Mempunyai sebuah pusat sehingga mudah ditempatkan pada suatu titik yang diingikan.
Sisa kayu hasil penggerek dengan mudah terbawa ke atas, karena mempunyai batang yang berkelit-kelit.
Mengasah bor ini dapat dikerjakan pada sisi bagian dalam ataupun pada sisi luar, terutama pada bagian mata
tajamnya.
Penggerek sekerup
Mempunyai sebuah pusat sehingga mudah ditempatkan terhadap sebuah titi yang dikehendaki.
batangnya lebih besar dan digerakkan diputar dengan menggunakan tangkai penggerek.
7
-
Penggerek benam
penggerek ini digunakan untuk menggerek serong atau membesarkan lubang guna menempatkan kepala
sekrup sehingga terbenam dan rata pada permukaan kayu.
kepala dan tangannya dibuat dari kayu yang kenyal dan padat. Tangkai dan bagian lainnya dibuat dari besi.
Pada bagian bawahnya dari tangkai, terdapat alat penjepit penggerek yaitu sebuah chuck yang bagian
dalamnya dilengkapi dengan sebuah tabung sekrup yang disebut rahang/raw.
Untuk membuat lubang yang tegak lurus. Tangkai penggerek diputar dalam posisi yang tegak lurus terhadap
bidang kayu yang akan dibor dengan menggunakan siku-siku.
kepala, tangan-tangan dan tangkai sama betuknya dengan tangkai penggerek langsung.
Tombol dari tangkai penggerek berderik dipasang dalam sebuah aling-aling peluru yang dapat diatur.
Selain tangkai penggerek terdapat pula tangkai penggerek incar/spiral yang terdiri dari satu batang lurus dan
bergigi.
Penggerek dapat diputar ke kanan dan ke kiri dengan memutar pegengan bolak-balik.
B. Alat-alat Bantu
1
Siku
Meteran
berbentuk bulat telur, termasuk dalam golongan potlot keras. Digunakan untuk menggambar/melukis garis
konstruksi di atas bidang permukaan kayu. Cara meruncingkannya ialah seperti bentuk pahat, sehingga
menggaris dalam satu kali menarik. Adaapun kraspen terbuat dari kawat baja keras dalam bentuk runcing tirus
dan diberi tangkai pemegang dari kayu. Kraspen digunakan untuk menetapkan garis lukis agar hasil pekerjaan
tepat.
4
Palu
Perusut
Perusut tunggal digunakan untuk melukis satu garis sejajar terhadap sisi bidang kayu memanjang yang
telah diketam, sedangkan perusut kembar dapat melukis dua garis sejajar sesuai dengan jarak dua garis yang telah
ditentukan, seperti menarik garis sponing dengan perusut tunggal sedang lebar lubang sambungan dengan perusut
kembar.
6
Obeng
terdapat mata kayu. Alat yang lebih baik dari kikir kayu ialah ketam parud.
tangkai pemutar.
BAB III
PRAKTEK KERJA KAYU 1
JOB I
LATIHAN DASAR MENGETAM DAN MENGGERGAJI
Tujuan:
Pada akhir pelajaran mahasiswa trampil dalam:
Menggunakan perkakas tangan
Mengetam rata, lurus dan siku
Melukis atau memberi tanda gores pada benda kerja
Memotong dan membelah kayu dengan mengunakan gergaji tangan
Intruksi:
Dalam pekerjaan ini dimaksud untuk latihan mengetam dan menggergaji dengan bahan sebatang kayu
ukuran 5/7 x 50cm yang akan diketam menjadi ukuran 4/6 x 50cm.
Priksalah ukuran kayu tersebut dan ketajaman alat-alat tersebut lebih dahulu.
Perlengkapan dan bahan-bahan:
Gergaji tangan pemotong/pembelah
Gergaji punggung
Ketam pendek kasar/halus
Palu besi
Mistar siku atau siku Verstek
Meteran
Pensil/kraspen
Perusut
Langkah-langkah kerja:
1. Pengamatan:
Kita pilih muka yang lebih lebar yaitu muka I sebagai pedoman awal
ada bayangan.
Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu I.
Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
Kemudian memberi tanda dengan perusut dengan ukuran 6 cm untuk muka kayu III.
Mengetam muka kayu III hingga lurus, rata dan siku terhadap muka kayu II.
Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
Memberi tanda dengan perusut untuk muka kayu IV dengan ukuran 4 cm
Mengetam muka kayu IV hingga lurus, rata dan siku terhadap muka kayu I dan muka kayu III.
Tujuan :
1. Agar mampu menjelaskan jenis dan fungsi sambungan kayu.
2. Mampu menjelaskan syarat-syarat sambungan kayu.
3. Mampu menggunakan peralatan tangan.
4. Mempu membuat salah satu jenis sambungan kayu pada konstruksi kayu.
Instruksi Umum :
Sambungan ini digunakan jika pada suatu balok, bekerja gaya tarik yang saling berlawanan arah, maka
Peralatan :
1. gergaji belah
7.
siku-siku
2. gergaji potong
8.
perusut
3. ketam perata
9.
obeng
4. mistar lipat
10.
palu kayu
5. pensil
11.
Pahat
6. klem F
12.
Mistar busur
JOB III
Membuat Meja Lipat
(Terapan Sambungan Ekor Burung, dan Sambungan Jari)
Akhir pelajaran mahasiswa akan dapat:
1. Menggunakan perkakas yang dipergunakan/diperlukan
2. Membuat meja dan mengetahui sambungan yang digunakan pada meja
3. Menerangkan fungsi serta sambungan yang digunakan pada meja.
Intruksi umum :
1. Sambungan Ekor Burung
Sambungan ekor burung dimaksudkan untuk menyambung/menghubungkan potongan kayu/papan yang
memerlukan kekuatan yang cukup tinggi terutama untuk gaya tarik pada salah satu arah kayu, dimana bentuk
ekor burung harus terletak pada bagian kayu tersebut.
9. Siku-siku
2. Gergaji potong
10. Perusut
3. Gergaji punggung
11. Obeng
4. Mistar lipat
5. Pensil
6. Klem
7. multiplex
15. Baut
8. bor 1 inchi
16. Router
9. kuas
Langkah Kerja
1. Potonglah papan menjadi 4 bagian, bagian pertama ukuran 5/2.3 x 60 dua potong, kedua 5/2.3 x 45 dua
potong, ketiga 4/2.3 x 30 empat potong, 4/2.3 x 40 dua potong.
2. Ketamlah permukaan papan menjadi lurus ,rata dan siku hingga sesuai dengan ukuran.
3. Jika lebar kayu kurang dari lebar yang di inginkan , maka dapat disambung dengan papan lain sampai
mencapai lebar yang di inginkan .
4. Sambungkan potongan kayu berukuran 5/2.3 x 60 dan 5/2.3 45 menjadi bentuk persegi panjang dengan
menggunakan sambungan jari.
5. Apabila sudah disambung, uji kesikuan dengan menggunakan mistar siku.
6. Kemudian letakkan multiplex dengan kedalaman 0.6cm dari permukaan kayu dengan menggunakan
router sehinggan permukaan kayu dan multipex sejajar.
7. Apabila sudah rata dan halus permukaan samping dan bawah, maka dilanjutkan proses perekatan
menggunakan lem kayu.
8. Masing- masing sisi samping di beri lem secukupnya kemudian lakukan perekatan satu sama lain
14. Apabila alas meja dan kaki meja sudah jadi, maka tinggal sambungkan dengan menggunakan bor
berukuran 1 inchi.
15. Beri kemiringan pada kaki meja dengan syarat kemiringan kedua kaki meja sama agar kedudukan meja
seimbang.
d. Tahan panas.
Proses pengerjaan :
a. Politur
1. Penguasaan permukaan
2. Didasari dengna ulasan politur dengan menggunakan kuas
3. Diamplas
4. Di pop (dengan menggunakan kaos)
5. Pemerataan atau penghalusan dengan cara diamplas basah
6. Di pop lagi lalu perataan dan di pop lagi
7. Pelapisan akhir
8. Mencerahkan
9. Di kit
b. Vernis
1. Penguasaan permukaan
2. Dikuas 1 hingga 2 kali
c. Tek oil
1. Penguasaan permukaan
2. Di kuas 1 hingga 2 kali
3. Diamplas lslu dikuas lagi
d. Cat dengan kuas
1. Penguasaan permukaan
4. Plamir
2. Cat dasar
5. Amplas basah
3. Amplas
e. Cat ducco
1. Penguasaan permukaan
2. Cat dasar
3. Diamplas
4. Plamir
5. Amplas basah
6. Cat ducco
f. Melamic
1. Finishing tanpa wood filler penutupan pori-pori mengandalkan pada sanding sealer (menghasilkan
warna lebih cerah)
2. Finishing dengan wood filler harus rata dan halus kemudian wood filler atau tidak serta
pengamplasan.
3. Sanding sealer dengan menggunakan kaos, kuas serta dengan disemprot.
Syarat-syarat ruang finishing :
a. Penerangan cukup
b. Suhu sekitar 30 derajat
c. Arah udara menuju ke satu arah dengan menggunakan alat penyedot udara
Pengetesan hasil finishing :
a. Reaksi bahan finishing
b. Rekasi unsur-unsur bahan finishing
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Kayu merupakan bahan bangunan alam yang dapat dengan mudah diperoleh dan juga bisa diperbaharui
Kayu mempunyai banyak kegunaan, mulai dari konstruksi berat sampai cetakan beton pada awan
perancah sampai konstruksi rumah tinggal dan perabotannya
Yang paling utama dalam pekerjaan kayu adalah keselamatan kerja selain itu faktor kecermatan, ketelitian
dan kedisiplinan sanagta membantu dalam proses produksi sebuah benda
Dengan memperhatikan kelemahan kayu, kita dapat lebih cermat untuk membuat suatu konstruksi sesuai
keadaannya
Dengan adanya praktek kerja kayu, mahasiswa mengetahui proses yang ada di kayu yang jika diolah bisa
menjadi sumber penghasilan
Saran :
Utamakan keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan