Anda di halaman 1dari 31

BIODATA

Nama

: Arum Puspita Sari

Kelas

: 1SC

NIM

: 061430100050

Jurusan

: D3 Teknik Sipil Politeknik Negri


Sriwijaya Palembang

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN BENGKEL KERJA KAYU

Dibuat untuk memenuhi mata kuliah Labolatorium Kerja Kayu


Semester 1 Jurusan Teknik Sipil

Palembang, 17 Oktober 2014


Dosen Pembimbing,

Drs. Yurpino Wahid

KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum.Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah
saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah LABOLATORIUM KERJA KAYU 1 ini agar dapat memahami
perencanaan dan penyelesaian masalah dalam kerja kayu.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah labolatorium kerja kayu, Bapak Drs.

Yurpino Wahid yang telah memberikan bimbingan teori dan praktek mengenai kerja kayu 1.

Laporan ini saya buat berdasarkan data-data yang telah saya peroleh dilapangan dan laporan ini ditujukan
kepada Mahasiswa Teknik Sipil di dalam mempelajari dan mendalami ilmu tentang kerja kayu.
Semoga isi dari laporan ini dapat menambahkan ilmu pengetahuan tentang Praktek Kerja Kayu. Saya
menyatakan bahwa hasil penulisan tugas ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,saya sebagai penulis
memohon maaf dan saya menerima saran maupun kritik dari para pembaca.
Akhir kata, Demikian pula dengan hasil penulisan tugas ini, jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan di masa mendatang .

Palembang, 17 Oktober 2014


Penulis,

Arum Puspita Sari


061430100050

DAFTAR ISI
Biodata ....................................................................................................

Lembar Pengesahan..................................................................................

Kata Pengantar .................................................................................. ......

Daftar Isi .................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang ......................................................................

I.2. Tujuan dan Manfaat ..............................................................

I.3. Pembantasan Masalah ............................................................

I.4. Metode Pembahasan ..............................................................

BAB II. URAIAN DASAR TEORI


7

II.2. Klasifikasi Kayu ....................................................................

II.3 Teori Kayu ..............................................................................

11

II.1. Pengenalan Bahan .................................................................

II.4 Peralatan-peralatan Kerja Kayu ..............................................

18

A. Kerja Kayu Menggunakan Alat Tangan .............................

18

B. Alat-alat Bantu ....................................................................

24

BAB III. PRAKTEK KERJA KAYU I


Job 1. Latihan Dasar Mengetam dan Menggergaji ......................... 28
Job 2. Pembuatan sambungan Bibir Miring Berkait ....................... 30
Job 3. Membuat Meja Lipat (Terapan Sambungan Ekor Burung, dan
Jari) ................................................................

Sambungan

32

Job 4. Finishing ............................................................................... 36

BAB IV. PENUTUP


IV.1 Kesimpulan .............................................................................. 39
IV.2 Saran ......................................................................................... 39

BAB I
PENDAHULUAN
1

Latar belakang
Praktek kerja kayu I merupakan praktek kerja kayu yang didapat Pada masa perkuliahan di Jurusan

Teknik sipil. Pada praktek kerja kayu I lebih menekankan alat-alat kerja manual. Pembuatan benda kerjanya pun
miniatur (skala kecil). Selama praktek akan diperkenalkan berbagai macam alat pertukangan manual, cara
pemakaian yang benar (sesuai dengan fungsi masing-masing alat).
Pada praktek kerja kayu I disamping pengenalan alat-alat pertukangan manual, juga akan diperkenankan
cara menggergaji kayu yang baik arah melintang serat kayu maupun arah sejajar serat kayu, potongan
mambentuk sudut arak melintang serat kayu, cara mengetam kayu dengan hasil rata, datar, lurus dan siku.
Sehubungan dengan kelanjutan dari praktek kayu sebelumnya yaitu mengetam dan menggergaji kayu.
Disini, kami yaitu mahasiswa dituntut untuk lebih dari mengembangkan kemampuan dasar teknik dari mengetam
dan menggergaji kayu tersebut, yaitu kami dituntun untuk membuat sambungan-sambungan kayu, dan meja lipat
dengan ukuran yang sudah di tentukan.
1.2. Tujuan dan manfaat
Bertujuan untuk memberikan dasar dasar pengguanaan alat / perkakas pertukangan manual dan
dilanjutkan dengan pembuatan benda kerja akan menjadi dasar atau acuan untuk diterapkan pada praktek kerja

kayu serta terampil dalam hal pengelolaan kayu.

Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan ketelitian baik dalam
memotong, mengetam, mengukur kayu agar tidak salah konsepsi, serta kehati-hatian dalam proses pelaksanaan.
Disini perlu di perhatikan agar hal-hal yang tidak diinginkan ini dapat dihindari.
Untuk mendapatkan kekuatan dan konstruksi yang baik dan benar. Dan tujuan dari pekerjaan tersebut
untuk memahami dan mengetahui pekerjaan-pekerjaan pada kerja kayu.
1.3.Pembatasan masalah
Dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana penerapan ilmu kerja kayu di lapangan dan bagaimana
dalam menggunakan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan kerja kayu. Juga bagaimana cara menggunakan
alat-alat mesin maupun manual.
4

Metode pembahasan
Metode pembahasan dilakukan dengan menggunakan suatu metode studi literature, yaitu dengan

mengumpulkan data-data dari berbagai macam buku yang berhubungan dengan permasalahan serta dengan
menggunakan metode pengambilan data-data di lapangan pada saat melaksanakan pekerjaan kayu.

BAB II

URAIAN DASAR TEORI

2.1. PENGENALAN BAHAN


Kayu merupakan salah satu bahan konstruksi yang diperoleh dari tumbuhan di alam, yang juga tidak
hanya merupakan bahan konstruksi pertama, tetapi juga mungkin yang terakhir dalam suatu konstruksi. Kayu
merupakan bahan konstruksi yang dapat diperbaharui. Melihat dan luas dan pentingnya benda-benda yang terbuat
dari kayu maka diperlukan keahlian dan tehnik-tehnik tertentu dalam proses pembuatan benda-benda konstruksi
kayu tersebut.
Konstruksi kayu memiliki kegunaan antara lain sebagai berikut :
1

Sebagai konstruksi berat


Misal : jembatan dan bangunan gedung tinggi

Sebagai konstruksi sedang


Misal : bangunan rumah tinggal

Konstruksi komponen bangunan


Misal : kusen pintu dan kusen jendela, daun pintu dan jendela dan kuda-kuda

Konstruksi komponen bangunan


Misal : meja, lemari, kursi dan lain-lain

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan konstruksi kayu antara lain :
a

Industri bangunan

Teknologi kayu dan bahan-bahan

Alat-alat pengokoh

Pengetahuan alat-alat perkakas dan peralatan mesin

Sambungan-sambungan kayu

Konstruksi rangka atap dan rangka dinding

Finshing
Sebagai pengetahuan dasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guna kesuksesan dalam

pelaksanaan industri bangunan bagi ahli teknik seperti :


a

Pemahaman bahan-bahan bangunan yang digunakan

Pengetahuan praktis tentang konstruksi

Pengetahuan tentang pelaksanaan

Kemampuan dalam merencaana

Menguasai berbagai peralatan yang diperdagangkan di pasaran


Kayu untuk keperluan konstruksi mempunyai sifat yang menguntungkan dan merugikan yaitu :

keuntungan kayu antara lain :


Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh listrik dan bahan kimia

Kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah

Mudah dalam pengerjaan

Kayu dapat meredam getaran

Tidak menghantarkan panas dan listrik

Mempunyai tekstur yang bagus

Mudah didapat dan relatif murah harganya dibandingkan bahan bangunan lain seperti beton dan baja

Bekasnya masih dapat dipakai lagi untuk keperluan lain, misalnya bongkaran kuda-kuda, terutama Jati,
masih dapat digunakan untuk mebeler.

Kerugian-kerugian kayu antara lain :


a

Kurang homogen

Dapat memuai dan menyusut

Mudah terbakar

Perawatannya lebih sulit

Mudah lapuk karena serangga

Mudah dimakan rayap

Bersifat kurang awet dalam keadaan tertentu

Mempunyai cacat-cacat kayu

Kekuatan kayu tidak seragam walaupun dari jenis pohon yang sama.

2.2. KLASIFIKASI KAYU


1. Kelas berdasarkan keawetan
Kelas awet kayu adalah kemampuan daya tahan kayu tehadap situasi tertentu. Berikut adalah tabel kelas
awet kayu :
Kelas awet
a.

Selalu
berhubungan
dengan tanah lembab
b.
Hanya terbuka terhadap
angin
dan
iklim
tetapi
dilindungi terhadap air dan
kelemasan.
c.
Di bawah atap tidak
terkena dengan tanah lembab
dan
dilindungi
terhadap
kelemasan
d.
Seperti
c,
tetapi
terpelihara dengan baik, dicat
Serangan oleh rayap
Serangan oleh bubuk kayu kering

II

III

IV

8 tahun

5 tahun

3 tahun

Sangat
pendek

Sangat
pendek

20 tahun

15 tahun

10 tahun

Beberapa
tahun

Sangat
pendek

Tak
terbatas

Tak
terbatas

Sangat
lama

Beberapa
tahun

Pendek

Tak
terbatas

Tak
terbatas

20 tahun

20 tahun

Tidak

Jarang

Sangat
cepat

Tidak

Tidak

Tak
terbatas
Agak
cepat
Hampir
tidak

Sangat
cepat
Sangat
cepat

2. Kelas berdasarkan kekuatan atau kelas kuat


a

Berat jeins kering udara kayu tersebut

Keteguhan lentur mutlak kayu tersebut

Kelas kuat ditentukan oleh :

Cepat

Keteguhan tekan mutlak kayu tersebut

3. Kelas berdasarkan berat kayu atau kelas berat


Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu benda ditentukan oleh massa dan
volume tertentu.
Kelas berat
a. Sangat berat
b. Berat
c. Agak berat
d. Ringan

Berat jenis
lebih berat dari 0,90
0,75 0,90
0,69 0,75
lebih kecil dari 0,65

Jenis-jenis kayu yang terkenal dalam perdagangan :


1

Kayu jati

Warna coklat muda jika sudah lama terkena cahaya dan udara, warnanya menjadi sawo matang. Banyak
digunakan untuk perabotan rumah tangga dan komponen bangunan.
2

Merbau

Warnaya coklat muda dan jika telah lama akan menjadi coklat tua. Banyak digunakan untuk bangunan di luar
dan atap karena kuat serta tahan terhadap rayap dan pengembangan dan penyusutan kecil.
3

Rasamala

Warnanya merah dan coklat kehitam-hitaman. Banyak digunakan untuk rangka atap, balok, loteng, tiangtiang. Kayu ini tahan terhadap rayap dan jika terlindungi iklim tidak menyebabkan banyak perubahan kadar
lengas terhadap bubuk.
4

Merawan

Warnanya coklat muda yang lama kelamaan menjadi coklat tua. Banyak digunakn untuk bangunan rumah dan
perabotan.
5

Meranti

Terdiri dari dua jenis yakni meranti merah dan meranti putih dan banyak digunakan untuk kasau, reng,
bangunan yang ringan, papan cetakan beton, tiang papan cetakan.
6

Kamper

Berwarna kuning kemerah-merahan dan banyak digunakan pada bangunan-bangunan bawah atap seperti
rangka atap, balok, loteng, papan loteng.
Zeuging
Warnanya putih dan coklat muda dan banyak digunakan untuk bangunan sederhana dan baik sekali untuk
bangunan dengan konstruksi paku namun kayunya agak lunak dan kembang susutnya sangat besar dan tahan

terhadap rayap.

2.3. TEORI KAYU


2.3.1. Persyaratan teknis kayu sesuai dengan kegunaannya
Kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda seperti tingkat kelenturan, susut muai, berat, dan sifat-sifat
lain. Untuk dapat mengatur, menyesuaikan, dan menentukan perlakuan kita terhadap kayu yang akan digunakan,
kita harus dapat memperhitungkan untung ruginya, baik secara ekonomis ataupun secara pengerjaannya.
Berikut ini beberapa persyaratan teknis kayu sesuai penggunaannya :
A. Bangunan (konstruksi)
a

Persyaratan teknis : kuat, kaku, keras, berukuran besar, keawetan tinggi.

Jenis kayu : balau, bengkirai, belangran, jati, kuruing, rasamala, dan sebagainya.

B. Finir (biasa)
a

Persyaratan khusus : berdiameter besar, bulat, bebas cacat, berat sedang.

Jenis kayu : meranti, nyatoh, dan agathis.

C. Finir (lux)
a

Persyaratan teknis : seperti finir biasa tetapi kayu bernilai dekoratif.

Jenis kayu ; jati, eboni, rengas, lasi, dan mahoni.

D. Meubel
a

Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan.

Jenis kayu : jati, eboni, meranti, mahoni, suren dan sonokeling.

E. Lantai
a

Persyaratan teknis : keras, mudah dipaku, cukup kuat, daya abrasi tinggi dan tahan asam.

Jenis kayu : balau, bengkirai, belangeran, jati.

F. Bantalan kereta api


a

Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku dan awet.

Janis kayu : balau, bengkirai, belangeran, ulin.

G. Tiang listrik/telpon
a

Persyaratan teknis : kuat, ringan, awet dan bentuk lurus.

Jenis kayu : balau, jati merbau, lara, ulin

H. Perkapalan
a

Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.

Jenis kayu : ulin, kaur, bengkirai.

I. Patung dan ukiran


Persyaratan teknis : serat lurus, teratur, keras, terkstur halus, tidak mudah patah, warna gelap.

Janis kayu : jati, sonokeling, eboni, melur, salimuli.

J. Moulding
a

Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur lurus, mudah dikerjakan dan dekoratif.

Jenis kayu : jaluntung, meranti, ramin, pulai.

K. Bekisting
a

Persyaratan teknis : ringan, mudah dipaku, mudah dikerjakan.

Jenis kayu : terentang, surem.

2.3.2. Metode pengergajian kayu


Tujuan dari penggergajian ini yaitu merubah kayu dolk yang panjangnya berkisar 4 5 meter menjadi
ukuran-ukuran tertentu.
1. Penggergajian langsung (sawing through/tanguncut)
Kayu dolk diubah menjadi ukuran papan dengan menggergaji sejajar tanpa memutar kayu dolk.
Keuntungannya yaitu cara yang cepat, murah dan mudah dan Kerugiannya yaitu papan akan cenderung
melengkung.
2. Penggergajian memutar (sawing around)
Membelah pada kira-kira pada posisi tangensial terhadap lingkaran tahun. Cara ini menyangkut
pemutaran dolk selama proses penggergajian.
Keuntungannya yaitu tidak mudah pecah ketika dipaku dan tekstur serat kelihatan bagus.
Kerugiannya yaitu cenderung untuk melengkung, cacat kayu kelihatan melintang dipermukaan kayu serta
penyusutan terjadi pada arah melebar.

3. Penggergajian seperempat (quarter sawing)


Penggergajian ini bertujuan untuk mendapatkan papan yang terhidar dari melengkung dan cocok untuk
sambungan lidah dan alur.
Keuntungannya yaitu kayu sedikit mengalami perlengkungan.
Kerugiannya yaitu kayu banyak terbuang oleh penggergajian, cenderung mudah pecah bila dipaku dari
permukaan serta tesktur kayu kurang dekoratif.
2.3.3. Cacat-cacat kayu
Cacat kayu dapat menimbulkan akibat sampingan yang serius terhadap kekuatan, kekakuan dan
keindahan kayu.
Macam-macam cacat kayu setelah penggergajian akibat penyusutan :
Spring yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian tepi/sisi kayu.

Bow (bentuk busur) yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian permukaan.

Cup (bentuk mangkuk) yaitu perubahan bentuk melengkung pada arah melebar kayu.

Twist (melenting) yaitu pemutiran melenting perubahan kayu berlawanan arah pada masing-masing
ujung.

Pecah permukaan (surface checks) yaitu peceh-pecah dangkal yang meluas sepanjang serat kayu baik
yang dipermukaan kayu maupun di ujung-ujung kayu.

Pecah ujung (end split) yaitu pecah yang mulai dari ujung hingga menjalar sepanjang pohon.

Macam-macam cacat alami dari pohon :


a

Mata kayu sehat yaitu mata kayu yang tidak busuk, penampang keras, tumbuh kokoh dan rapat pada kayu,
berwarna sama atau lebih gelap dengan kayu sekitarnya.

Mata kayu lepas yaitu mata kayu yang tidak dapat tumbuh rapat, biasanya pada proses penggergajian
mata kayu mudah lepas dan tidak ada gejala busuk.

Mata kayu busuk yaitu mata kayu yang biasanya bergerombol pada bagian-bagian kayu yang lunak atau
rapuh berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya.

Hati rapuh yaitu cacat kayu yang dapat terjadi karena daya tahan yang patah kemudian patahan ini
membusuk dan menjalar terus masuk ke dalam hati.

Serangga perusak kayu yaitu cacat kayu yang terjadi oleh binatang perusak antara lain : serangga,
kumbang, ulat dan lebah.

Cacat kayu gubal yaitu cacat kayu yang terjadi bila pada saat penebangan belum cukup umur kemudian
dalam jangka waktu yang lama sedang kulitnya tidak dikupas.

Cacat-cacat kayu tersebut dapat mengakibatkan adanya perlemahan pada kayu. Untuk mengatasi perlemahan
tersebut ada beberapa cara yaitu :
a

Mudah terbakar diatasi dengan diberi pelapis seperti cat dan penyimpanannya jauh dari api.

Kembang susut diatasi dengan pemasangan dengan cara berselang-seling.

Mudah lapuk karena serangga diatasi dengan merendam dlam suatu bahan yang dapat mengawetkan serta
disemprot dengan cat.

Tidak homogen diatasi dengan sistem konveksi atau dengan pembelahan kayu.

Tidak tahan terhadap cuaca diatasi dengan menghindari tempat terbuka yang terlindungi dari panas dan
hujan serta penumpukan yang sesuai dnegan ketentuan dan syarat-syaratnya.
MACAM-MACAM CACAT ALAMI DARI POHON

Pecah permukaan

Pecah ujung

Cacat getah dalam

Mata kayu sehat

Mata kayu lepas

Mata kayu busuk

Mata kayu serangga

Cacat kayu gubal

MACAM-MACAM CACAT KAYU AKIBAT


PENGGERGAJIAN DAN PENYUSUTAN

SPRING

BOW

MENGKUNG

PERALATAN-PERALATAN
KERJA KAYU
A. Kerja Kayu Menggunakan Alat-alat Tangan
1

GERGAJI

1.1. Gergaji tangan


Macam-macam gergaji tangan yaitu :
a

Gergaji Pemotong
Gergaji tangan pemotong dipergunakan untuk memotong kayu, dan arah menggergaji adalah tegak lurus

terhadap urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk 4 derajat terhadap permukaan kayu.

b Gergaji Pembelah

Gergaji tangan pembelah dipergunakan untuk membelah kayu dan arah menggergaji searah dengan arah
urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk sudut 60 derajat terhadap permukaan kayu
1.2.Gergaji Punggung
Gergaji punggung terbuat dari baja yang sangat tipis dan pada bagian atasnya atau punggungnya diberi
tulang. Tulang ini gunanya supaya daun gergaji cukup kaku. Gergaji punggung sering digunakan pada
pekerjaan kayu yang kecil-kecil dan yang halus-halus, misalnya pada pembuatan purus, membuat serongan
45 derajat terutama pada pembuatan mebel.
3

Gergaji tarik dan bentang


Di dalam praktek kerja kayu gergaji tarik dan bentang adalah alat untuk memotong dan membelah kayu,
terutama mengiris kayu dolok dan besar menjadi balok-balok atau papan-papan yang dikehendaki.
Gergaji semacam ini terdiri dari sebilah daun gergaji dari baja, yang satu bagian sisinya bergigi tajam.
Gergaji tarik banyak digunakan pada penebangan pohon, memotong kayu yang besar-besar, dan pemotongan
dolok-dolok dan balok yang besar, sedangkan gergaji bentang banyak digunakan untuk membelah doloksolok atau balok yang besar dan pekerjaan mengiris kayu yang lebar-lebar untuk papan
Gergaji bentang ukuran kecil digunakan untuk membelah dan memotong kayu yang berukuaran kecilkecil dan pada pekerjaan membuat sambungn purus daun pintu/jendela.

1.4. Gergaji gerek


Yang dimaksud dengan gergaji gerek pada umumnya adalah untuk menggerek kayu yang berbentuk sisi
lengkung dan cekung atau berbentuk lingkaran, tidak tebatas tipis dan tebalnya kayu yang dikerjakan maupun
jenis kayu papan atau jenis triplex. Punggung daun gergaji derek lebih tipis dari pada gigi-giginya dalam
bentuk tirus ke arah tebalnya. Adapun gunanya yaitu untuk menggergaji sisi kayu yang lengkung dan cekung
seperti pada pekerjaan membuat kaki kursi/meja antik dan memotong garis lubang bulat dengan garis tengah
ukuran besar, seperti pada pekerjaan membuat lubang peti pengeras suara.
2

KETAM

2.1. Ketam pendek kasar (Jack Plane)


Alat ini berguna untuk menghilangkan permukaan kayu yang kasar bekas gergajian atau bekas
pemotongan.
2.2. Ketam pendek halus
Alat ini berguna untuk menghaluskan permukaan kayu yang sudah diketam terlebih dahulu oleh ketam
pendek kasar.
3

Ketam panjang
Alat ini berguna untuk mengetam kayu yang panjang-panjang supaya permukaan kayu itu menjadi lebih

kurus.
Ketam sponing
Ketam sponing terdapat dua macam yaitu :

Ketam sponing tetap, besarnya tidak dapat dirubah. Rumah ketam sponing macam ini mempunyai
berbagai ukuran besarnya, sesuai dengan mata ketam. Ketam ini digunakan untuk membuat sponing untuk
pada posisi sudut yang searah dengan arah urat kayu.

b
3

Ketam sponing dapat diatur berfungsi sama dengan ketam sponing tetap

PAHAT
Pahat ialah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan pemotongan yang bermacam-

macam, maka dibuatlah bentuk-bentuk pahat-pahat yang disesuikan dengan pekerjaan tersebut antara lain :
3.1. Pahat tusuk
-

Gunanya untuk menusuk kayu.

Sudut penajaman dari 30 hingga 35 derajat atau dapat juga dengan ketentuan lain yaitu dua kali tebal pahat.

Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam.

Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya mulai dari 1/8 hingga 5/8 dengan kenaikan masing-masing 1/8 dan
dari sampai dengan 2 dengan kenaikan masing-masing

3.2. Pahat Lubang


-

Pahat lubang terdiri dari :


a

Pahat lubang tipis

Pahat lubang berpunggung

Pahat lubang besar

Kepala tangkai pahat lubang dibuat demikian bentuknya untuk lebih mudahnya bila dipukul dengan palu
kayu.

Pahat lubang tipis gunanya untuk membuat lubang-lubang yang kecil-kecil, seperti halnya membuat lubang
daun jendela atau pintu.

Sudut mata pahat lubang sama dengan pahat tusuk yaitu 30 derajat sampai dengan 35 derajat.

Pahat lubang berpunggung dan pahat lubang besar, dangkal seperti pekerjaan membuat lubang ambang kusen
pintu atau jendela.

Pahat kuku

Guna dari pahat kuku cekung ialah untuk memahat tusuk sisi yang berbentuk cekung.

Pahat cembung digunakan untuk membersihkan sisi-sisi alur yang dibuat bundaran buntu atau pekerjaan
pemahatan lain.

Pahat engsel

Gunanya untuk memahat lubang yang sempit-sempit, seperti memasang engsel bersayap

Pahat ini tidak bertangkai.

Bentuk pahat engsel ini mempunyai tiga punggung yang menonjol, sehingga ada ruangan diatara punggung

itu untuk mengeluarkan sisi pemahatan.

Penggerek (Bor)

Macam-macam jenis penggerek yaitu :


4.1. Penggerek pusat
-

Terdapat sebuah pusat (point) yang menjadi titik pusat penggerekan.

Terdapat pisau muka (spur) sebagai pemotong urat kayu.

Terdapat sebuah pisau gerek yang mengeluarkan sisa kayu yang digerek.

Garis tengah batang gurdi lebih kecil daripada garis tengah badan bagian bawah sehingga lubang betul-betul
lurus.

Pisau muka lebih rendah daripada pisau gerek, untuk mempercepat/melancarkan pengeboran.

Pemakaian penggerek pusat ini, diputar sambil ditekan untuk mendapatkan pengeboran terhadap kayu.

4.2. Penggerek pusat dapat diatur


-

Mempunyai sebuah pusat yang berbentuk ulir sekrup.

Dilengkapi pisau muka sebagai pemotongan urat dan serat kayu yang terpotong.

Terdapat pula pisau gerak yang berfungsi pengeruk sisa kayu yang digerakkan.

Penggerek pilin (Irwin Bor)

4.3. a.Penggerek pilin yang diputar dengan tungkat


-

Mempunyai sebuah pusat yang berbentuk ukuran sekrup.

Terdapat dua buah pisau muka guna memotong urat dan serat kayu.

Terdapat dua buah pisau gerek untuk mengeruk sisa kayu.

Batang berbentuk uliran sekrup dan mempunyai batang yang panjang.

Diameter batang dari atas sampai yang paling bawah sama agar hasil pengerukan lubang lurus.

Pisau muka letaknya lebih rendah dari pisau gerek berfungsi sebagai pemotongan urat kayu.

Bagian atas batang terdapat cincin guna memasukkan tongkat pemutar.

4.3. b. Penggerek pilin yang diputar dengan tangkai penggerek


-

Mempunyai dua buah pisau gerek gunanya ntuk mengeruk kayu yang digerek.

Batangnya berbentuk sekrup.

Diameter batang dari ats hingga ke bawah sama.

Pisau muka letaknya selalu lebih rendah dari pada pisau gerek, gunanya untuk mempercepat pengeboran.

4
-

Penggerek sendok
Tidak mempunyai pusat oleh sebab itu agak sukar juga dalam menentukan suatu titik yang tepat sesuai
dengan yang diinginkan.

Pemakaian pengegerek semacam ini selalu harus ditekan sambil diputar.

Digunakan untuk membuat lubang yang sangat kecil.

Penggerek lilit
Pengerek ini digunakan untuk membuat lubang pada tempat yang kecil.

Mempunyai sebuah pusat sehingga mudah ditempatkan pada suatu titik yang diingikan.

Sisa kayu hasil penggerek dengan mudah terbawa ke atas, karena mempunyai batang yang berkelit-kelit.

Mengasah bor ini dapat dikerjakan pada sisi bagian dalam ataupun pada sisi luar, terutama pada bagian mata
tajamnya.

Penggerek sekerup

4.6. a. Penggerek sekrup bertangkai


-

penggerek ini digunakan untuk menggerek lubang yang kecil-kecil.

Mempunyai sebuah pusat sehingga mudah ditempatkan terhadap sebuah titi yang dikehendaki.

Ditekan sambil diputar dengan tangan.

Sisa kayu hasil pengerekan mudah keluar.

4.6. b. Penggerek sekrup tidak bertangkai


-

batangnya lebih besar dan digerakkan diputar dengan menggunakan tangkai penggerek.

Gunanya untuk menggerek lubang-lubang sambungan pintu dan jendela.

7
-

Penggerek benam
penggerek ini digunakan untuk menggerek serong atau membesarkan lubang guna menempatkan kepala
sekrup sehingga terbenam dan rata pada permukaan kayu.

Diputar dengan tangkai penggerek

Mempunyai pusat sehingga mudah untuk menempatkan titik.

4.8. Tangkai penggerek


4.8. a. Penggerek langsung
-

kepala dan tangannya dibuat dari kayu yang kenyal dan padat. Tangkai dan bagian lainnya dibuat dari besi.

Pada bagian bawahnya dari tangkai, terdapat alat penjepit penggerek yaitu sebuah chuck yang bagian
dalamnya dilengkapi dengan sebuah tabung sekrup yang disebut rahang/raw.

Untuk membuat lubang bersifat langsung.

Untuk membuat lubang yang tegak lurus. Tangkai penggerek diputar dalam posisi yang tegak lurus terhadap
bidang kayu yang akan dibor dengan menggunakan siku-siku.

4.8. b. Tangkai penggerek berderik


-

kepala, tangan-tangan dan tangkai sama betuknya dengan tangkai penggerek langsung.

Tombol dari tangkai penggerek berderik dipasang dalam sebuah aling-aling peluru yang dapat diatur.

Tangkai penggerek berderik dapat diputar ke kanan dan ke kiri.

4.8. c. Tangkai penggerek incar/spiral


-

Selain tangkai penggerek terdapat pula tangkai penggerek incar/spiral yang terdiri dari satu batang lurus dan
bergigi.
Penggerek dapat diputar ke kanan dan ke kiri dengan memutar pegengan bolak-balik.

Tangkai penggerek jenis ini dipakai untuk membuat lubang kecil.

B. Alat-alat Bantu
1

Siku

Ada bermacam-macam jenis siku yaitu :


a. Siku biasa
Gunanya untuk menarik garis lukisan pada kayu pekerjaan di atas permuikaan dengan garis siku (90
derajat) terhadap bidang lain yang telah diberi tanda pating. Juga untuk memeriksa bidang permukaan kayu yang
sedang diketam apa sudah lurus, rata dan siku terhadap bidang lain.
b. Siku serong
Gunanya untuk menarik garis lukisan pada bidang atas kayu pekerjaan dalam bentuk garis miring. Juga
untuk alat pemeriksaan suatu pengetaman yang dibaut miring tehadap bidang tegak.
c. Siku goyang
Guna dari siku goyang ini untuk menarik garis lukisan pada bidang permukaan kayu pekerjaan dalam
bentuk garis sudut 0 hingga 180 derajat.
d. Siku rangka
Siku rangka disebut juga framing square. Seluruh bagian dibuat dari baja berbentuk plat/rata seluruh
bidangnya, dengan sudut siku yang tidak dapat diubah-ubah. Digunakan untuk menarik garis lukisan tegak
terhadap kayu pekerjaan yang berdiri menyudut seperti tangga lurus, kuda-kuda konstruksi papan.
2

Meteran

Ada bermacam-macam bentuk yaitu :


a. Meteran lurus/plat meter
Terbuat dari baja tipis yang panjangnya 30cm, pada kedua sisinya terdapat satuan pengukuran dalam cm,
inchi. Meteran ini digunakan untuk pekerjaan yang kecil dan ringan.
b. Meteran lipat
Suatu meteran yang dapat dilipat dalam 4-8 lipatan, pada umumnya terbuat dari kayu tipis dilengkapi
dengan lipatan engsel dari baja atau kuningan, panjangnya 1-2 meter. Digunakan untuk pengukuran yang agak
panjang dan besar dari dolok kayu yang akan dikerjakan
c. Meteran gulung/rol meter
Seluruh bagian terbuat dari baja atau plastik, di dalam rumahnya terdapat pegas sehingga pita meter dapat
ditarik dan menggulung kembali secara otomatis. Panjangnya 2-5 meter. Digunakan untuk ukuran dari segala
pekerjaan.
3

Potlot dan Kraspen


Potlot tukang kayu bentuknya dibuat lain dari potlot menulis biasa. Bentuk penampang potlot ini

berbentuk bulat telur, termasuk dalam golongan potlot keras. Digunakan untuk menggambar/melukis garis

konstruksi di atas bidang permukaan kayu. Cara meruncingkannya ialah seperti bentuk pahat, sehingga
menggaris dalam satu kali menarik. Adaapun kraspen terbuat dari kawat baja keras dalam bentuk runcing tirus
dan diberi tangkai pemegang dari kayu. Kraspen digunakan untuk menetapkan garis lukis agar hasil pekerjaan
tepat.
4

Palu

Ada bermacam-macam jenis palu yaitu :


a. Palu kayu
Terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan tangkai. Bahan untuk kepala dan tangkainya harus dibuat dari
kayu yang padat dan kenyal sehingga sukar untuk dapat belah . palu kayu digunakan untuk memukul benda kerja
dari kayu.
b. Palu Besi
Menurut bentuknya terdapat dua jenis yaitu :palu pantak dan palu kuku atau disebut palu kaki kambing.
5

Perusut
Perusut tunggal digunakan untuk melukis satu garis sejajar terhadap sisi bidang kayu memanjang yang

telah diketam, sedangkan perusut kembar dapat melukis dua garis sejajar sesuai dengan jarak dua garis yang telah
ditentukan, seperti menarik garis sponing dengan perusut tunggal sedang lebar lubang sambungan dengan perusut
kembar.
6

Obeng

Obeng/pemutar sekrup ada bermacam-macam jenisnya yaitu :


a. Obeng tetap
Obeng tetap adalah obeng yang bersifat tetap tidak dapat diubah.
b. Obeng tangkai penggerek
Bentuk obeng macam ini tidak diberi pegangan seperti obeng tetap, tetapi di atas badannya terdapat
kepala untuk dapat dimasukkan ke dalam chuck yang terdapat pada tangkai penggerek.
7. Jangka
Dibuat dari baja dan pada salah satu kakinya dipasang pensil. Gunanya untuk melukis lingkaran-lingkaran
kecil dan dpat pula digunakan untuk memindahkan ukuran pada bidang permukaan kayu pekerjaan.
8. Kikir kayu
Kegunaannya yaitu untuk mengikir benda-benda pekerjaan yang sulit diketam ataupun dipahat
sehubungan dengan terdapatnya serat-serat kayu yang bolak-balik atau pada bidang permukaan kayu yang

terdapat mata kayu. Alat yang lebih baik dari kikir kayu ialah ketam parud.

9. Penjepit atau klem


Ada 3 macam bentuk klem yaitu :
a. Penjepit panjang
Berukuran dari sampai 2 m panjangnya. Blok penahan dapat digeser-geser dengan dipaksa oleh
sepotong besi bulat ke dalam lubang-lubang yang terdapat pada batang penjepit panjang sedang blok penjepit
didorong oleh uliran yang dipasang pada kepala penjepit dengan diputar menggunakan tangkai pemutar. Alat ini
digunakan untuk merapatkan suatu sambungan kayu yang lebarnya lebih dari 1 m samapai dengan 2 m.

b. Penjepit berbentuk huruf f dan c


Keduanya berfungsi sama sebagai alat penjepit dalam jarak pendek atau sambungan-sambungan pendek
terdiri dari blok penahan tetap dan blok penjepit yang dapat diatur melalui batang ulir yang dihubungkan dengan

tangkai pemutar.

BAB III
PRAKTEK KERJA KAYU 1
JOB I
LATIHAN DASAR MENGETAM DAN MENGGERGAJI
Tujuan:
Pada akhir pelajaran mahasiswa trampil dalam:
Menggunakan perkakas tangan
Mengetam rata, lurus dan siku
Melukis atau memberi tanda gores pada benda kerja
Memotong dan membelah kayu dengan mengunakan gergaji tangan
Intruksi:
Dalam pekerjaan ini dimaksud untuk latihan mengetam dan menggergaji dengan bahan sebatang kayu
ukuran 5/7 x 50cm yang akan diketam menjadi ukuran 4/6 x 50cm.
Priksalah ukuran kayu tersebut dan ketajaman alat-alat tersebut lebih dahulu.
Perlengkapan dan bahan-bahan:
Gergaji tangan pemotong/pembelah
Gergaji punggung
Ketam pendek kasar/halus
Palu besi
Mistar siku atau siku Verstek
Meteran
Pensil/kraspen
Perusut

Bahan kayu kamper uk 50 x 5/7

Langkah-langkah kerja:
1. Pengamatan:
Kita pilih muka yang lebih lebar yaitu muka I sebagai pedoman awal

Mengetam muka kayu I hingga lurus, rata.


Mengecek muka kayu I dengan mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak

ada bayangan.
Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu I.
Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
Kemudian memberi tanda dengan perusut dengan ukuran 6 cm untuk muka kayu III.
Mengetam muka kayu III hingga lurus, rata dan siku terhadap muka kayu II.
Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
Memberi tanda dengan perusut untuk muka kayu IV dengan ukuran 4 cm
Mengetam muka kayu IV hingga lurus, rata dan siku terhadap muka kayu I dan muka kayu III.

2. Melukis bagian-bagian yang akan di gergaji


3. Penggergajian:

Menggergaji belah dengan menggunakan gergaji pembelah

Menggergaji belah dengan menggunakan gergaji punggung

Menggergaji potongan sampai batas lukisan

Menggergaji potong miring sampai batas lukisan

Gambar Kayu yang Sudah diKetam


JOB II
LATIHAN PEMBUATAN SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT

Tujuan :
1. Agar mampu menjelaskan jenis dan fungsi sambungan kayu.
2. Mampu menjelaskan syarat-syarat sambungan kayu.
3. Mampu menggunakan peralatan tangan.
4. Mempu membuat salah satu jenis sambungan kayu pada konstruksi kayu.
Instruksi Umum :
Sambungan ini digunakan jika pada suatu balok, bekerja gaya tarik yang saling berlawanan arah, maka

pada setengah panjang bibir ditarik sehingga dibentuk kait.

Peralatan :
1. gergaji belah

7.

siku-siku

2. gergaji potong

8.

perusut

3. ketam perata

9.

obeng

4. mistar lipat

10.

palu kayu

5. pensil

11.

Pahat

6. klem F

12.

Mistar busur

Bahan yang digunakan :


Kayu papan ukuran 4/6 x 50 cm yang sudah diketam dan siku.
Langkah kerja :
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Melukis benda kerja dengan pensil sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan.
3. Menggergaji miring benda kerja mengikuti garis kerja pada benda kerja.
4. Memahat benda kerja dengan menggunakan pahat pukul kemudian dibantu dengan menggunakan pahat
tusuk.
5. Memasangkan benda kerja A dengan benda kerja B yang telah dibentuk.

6. Memeriksa kembali hasil kerja apabila kurang sempurna.

Gambar sambungan bibir miring

JOB III
Membuat Meja Lipat
(Terapan Sambungan Ekor Burung, dan Sambungan Jari)
Akhir pelajaran mahasiswa akan dapat:
1. Menggunakan perkakas yang dipergunakan/diperlukan
2. Membuat meja dan mengetahui sambungan yang digunakan pada meja
3. Menerangkan fungsi serta sambungan yang digunakan pada meja.
Intruksi umum :
1. Sambungan Ekor Burung
Sambungan ekor burung dimaksudkan untuk menyambung/menghubungkan potongan kayu/papan yang
memerlukan kekuatan yang cukup tinggi terutama untuk gaya tarik pada salah satu arah kayu, dimana bentuk
ekor burung harus terletak pada bagian kayu tersebut.

Sambungan Ekor burung

Perkakas dan bahan :


1. Gergaji belah

9. Siku-siku

2. Gergaji potong

10. Perusut

3. Gergaji punggung

11. Obeng

4. Mistar lipat

12. Palu kayu

5. Pensil

13. Pahat inchi

6. Klem

14. Ketam perata

7. multiplex

15. Baut

8. bor 1 inchi

16. Router

9. kuas

17. Mesin amplas

Langkah Kerja

1. Potonglah papan menjadi 4 bagian, bagian pertama ukuran 5/2.3 x 60 dua potong, kedua 5/2.3 x 45 dua
potong, ketiga 4/2.3 x 30 empat potong, 4/2.3 x 40 dua potong.
2. Ketamlah permukaan papan menjadi lurus ,rata dan siku hingga sesuai dengan ukuran.
3. Jika lebar kayu kurang dari lebar yang di inginkan , maka dapat disambung dengan papan lain sampai
mencapai lebar yang di inginkan .
4. Sambungkan potongan kayu berukuran 5/2.3 x 60 dan 5/2.3 45 menjadi bentuk persegi panjang dengan
menggunakan sambungan jari.
5. Apabila sudah disambung, uji kesikuan dengan menggunakan mistar siku.

6. Kemudian letakkan multiplex dengan kedalaman 0.6cm dari permukaan kayu dengan menggunakan
router sehinggan permukaan kayu dan multipex sejajar.
7. Apabila sudah rata dan halus permukaan samping dan bawah, maka dilanjutkan proses perekatan
menggunakan lem kayu.
8. Masing- masing sisi samping di beri lem secukupnya kemudian lakukan perekatan satu sama lain

menggunakan klem kayu besar.

Gambar alas meja


9. Untuk bagian papan vertikal buat sambungan menggunakan sambungan ekor burung dari potongan kayu
yang tersisa.
10. Lihat kembali kesikuan pada kaki-kaki meja
11. Pastikan kaki meja mempunyai ukuran yangn sama besar.
12. Lemlah sambungan tersebut dengan menggunakan Lem kayu .
13. Untuk medapatkan pemukaan papan yang halus , maka amplaslah bagian papan dengan mesin peamplas.

14. Apabila alas meja dan kaki meja sudah jadi, maka tinggal sambungkan dengan menggunakan bor
berukuran 1 inchi.
15. Beri kemiringan pada kaki meja dengan syarat kemiringan kedua kaki meja sama agar kedudukan meja

seimbang.

Gambar meja lipat


Finishing
Tujuan dari finishing yaitu :
a. Memperindah pekerjaan
b. Melindungi benda kerja terhadap benda cair, cuaca dan sinar.
c. Menarik perhatian bagi yang melihatnya.
Tuntutan hasil finishing yang harus dipenuhi antara lain :
a. Tahan terhadap alkohol, air dan asam.
b. Tahan terhadap goresan.
c. Tahan sinar

d. Tahan panas.

Penghalang daya lekat bahan finishing :


a. Minyak, malam (lilin), damar.
b. Bahan pengawet.
c. Cat, vernis.
d. Kadar air yaang terlalu tinggi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk finishing yang baik :
a. Telitilah warna, serat kayu/finir yang harus diperhatikan.
b. Jika kita memfinishing suatu benda kerja yang traansfaran warna kayu berbeda, misalnnya kayu gubal
hendaknya harus disamakan dahulu.
c. Perubahan warna kayu yang sering disebabkan oleh panas, sinar, air, dan sebagainya, hal ini terjadi pada
jenis kayu yang banyak mengandung zat warna, untuk mengatasi hal tersebut biasanya dilakukan
penutupan dengan bahan dasar .
Tahap-tahap pekerjaan fnishing :
a. Penguasaan permukaan
b. Persiapan finishing
c. Proses finishing
d. Hasil akhir
Penghalusan dan pembersihan benda kerja
a. Pengamplasan
Pekerjaan ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan, memotong serat-serat kayu yang terdiri dan
mendangkal lobang pori-pori. Dalam pengamplasan hendaknya kita perhatikan tingkatan dasar halusnya
suatu benda kerja juga sebaliknya kita hindarkan goresan-goresan partikel amplas tersebut dan sebaiknya
dengan kumparan yang lunak.
b. Pembersihan bekas-bekas lem dengan cara menggunakan air hangat, bekas pensil, kapur dan sebagainya.
c.

Setelah pekerjaan pertama selesai baru dimulai dengan proses finishing.

Proses pengerjaan :
a. Politur
1. Penguasaan permukaan
2. Didasari dengna ulasan politur dengan menggunakan kuas
3. Diamplas
4. Di pop (dengan menggunakan kaos)
5. Pemerataan atau penghalusan dengan cara diamplas basah
6. Di pop lagi lalu perataan dan di pop lagi
7. Pelapisan akhir
8. Mencerahkan

9. Di kit

b. Vernis
1. Penguasaan permukaan
2. Dikuas 1 hingga 2 kali
c. Tek oil
1. Penguasaan permukaan
2. Di kuas 1 hingga 2 kali
3. Diamplas lslu dikuas lagi
d. Cat dengan kuas
1. Penguasaan permukaan

4. Plamir

2. Cat dasar

5. Amplas basah

3. Amplas
e. Cat ducco
1. Penguasaan permukaan
2. Cat dasar
3. Diamplas
4. Plamir
5. Amplas basah
6. Cat ducco
f. Melamic
1. Finishing tanpa wood filler penutupan pori-pori mengandalkan pada sanding sealer (menghasilkan
warna lebih cerah)
2. Finishing dengan wood filler harus rata dan halus kemudian wood filler atau tidak serta
pengamplasan.
3. Sanding sealer dengan menggunakan kaos, kuas serta dengan disemprot.
Syarat-syarat ruang finishing :
a. Penerangan cukup
b. Suhu sekitar 30 derajat
c. Arah udara menuju ke satu arah dengan menggunakan alat penyedot udara
Pengetesan hasil finishing :
a. Reaksi bahan finishing
b. Rekasi unsur-unsur bahan finishing

c. Daya kepekaan bahan

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :

Kayu merupakan bahan bangunan alam yang dapat dengan mudah diperoleh dan juga bisa diperbaharui

Kayu mempunyai banyak kegunaan, mulai dari konstruksi berat sampai cetakan beton pada awan
perancah sampai konstruksi rumah tinggal dan perabotannya

Yang paling utama dalam pekerjaan kayu adalah keselamatan kerja selain itu faktor kecermatan, ketelitian
dan kedisiplinan sanagta membantu dalam proses produksi sebuah benda

Dengan memperhatikan kelemahan kayu, kita dapat lebih cermat untuk membuat suatu konstruksi sesuai
keadaannya

Dengan adanya praktek kerja kayu, mahasiswa mengetahui proses yang ada di kayu yang jika diolah bisa
menjadi sumber penghasilan

Saran :
Utamakan keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan

Bekerjalah dengan cermat, teliti dan konsentrasi

Patuhilah prosedur pelaksanaan yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai