PENDAHULUAN
b. Skop
c. Gerobak
d. Palu
e. Gergaji Mesin
f. Cetakan
g. Timbangan
h. Karung
i. Ember
j. Open
BAB II
DASAR TEORI
liat dan tanah abu yang dibakar dan dibentuk seperti balok sebagai bahan pokok
diperuntukkan untuk kontruksi, dibuat dari tanah liat atau tanpa campuran bahan
lain, dibakar dengan suhu yang tinggi, sehinga tidak mudah hancur bila
direndam.
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat
dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah
menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum dan bambu yang telah
diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara
Batu Bata dalam sebuah bangunan rumah memiliki peranan yang sangat
vital, seindah apapun rumah tanpa batu bata belum bisa dikatakan sebuah rumah.
Namun seiring perkembangan arsitektur, batu bata tak hanya sebatas pelindung
sebuah rumah semata, kini peranan batu bata bergeser kearah yang lebih luas.
Disini akan dikenalkan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk
pekerjaan batu baik itu material utama maupun material dari bahan perekat batu
A. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat
dengan atau tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi
atau pasir. Tanah liat ini dicetak berbentuk balok balok, lalu dibakar
dengan C untuk mengeraskannya, sehingga tidak dapat hancur
temperatur 1050 lagi bila direndam dalam air.
Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari
permukaan tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun
berselang seling empat buah empat buah. Ketinggian penyusunan
max 2 m ini untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya ditutup
dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak terserap oleh bata
merah.
B. Super bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama
dengan bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur
dengan pasir halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh
karenanya super bata mempunyai permukaan halus dengan ukuran yang
sama. Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi berlobang sehingga
dapat menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat dengan
mortar. Karena Super bata mempunyai permukaan yang halus, maka pada
pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran lagi. Dan juga karena
bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat pemasangannya yang
artisrik.
C. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh
masyarakat kita, terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1.
Banyak keuntungan yang dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini,
umpamanya untuk pemasangan 1 m2 dinding lebih sedikit jumlah batu
yang diperlukan, dan juga mengurangi keperluan mortar sampai 30 50
%. Berat pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi bata merah bias 50
% lebih ringan, sehingga tidak diperlukan lagi pondasi yang tidak terlalu
dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang beraneka macam,
sehingga menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah diplester
karena ini sudah cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan
batu cetak ini harus sama dengan komposisi bahan batu cetak itu sendiri,
sehingga dapat menghasilkan ikatan yang baik antara mortar dan batu
cetak.
D. Batako press
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen,
pencetakannya dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat
bahan dan juga untuk isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok
sebelah luar tidak diplester lagi, kecuali bagian dalam dinding.
Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak kurang lebih 6000 tahun yang
lalu (jaman Babilonia). Peningkatan konstruksi kuno terlihat di Mesir, Roma,
Eropa, Inggris, Cina dan Indonesia (kerajaan majapahit dan sriwijaya).
Di Indonesia, sebagian pekerjaan pasangan bata menggunakan bata
merah yang dihasilkan oleh industri kecil, hal ini umumnya kekuatan mutunya
rendah serta memiliki daya serap air yang tinggi. Pembuatan bata merah mutu
tinggi dihasilkan oleh industri besar di buat setelah tahun 1970 (pelita), yaitu bata
bentuk pegal, berlubang atau berongga dan berbentuk bata lapis. Tapi bata jenis
ini jauh lebih mahal dibanding dengan bata industri kecil (4 s/d 7 kali lipat), maka
untuk kontruksi pasangan bata yang umum (dinding rumah tinggal biasa dan
sejenisnya) dipakai hasil industri kecil, meski mutunya kurang lebih 1/3 sampai
dari bata mutu tinggi.
Berbagai jenis bahan bangunan dapat dipergunakan untuk membut
didinding bangunan, tetapi bata merupakan salah satu jenis bahan untuk
pemasangan didnding yang banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan :
Dinding pemasangan bata dapat berfungsi sebagai pembagi ruangan;
Mampu menahan beben;
Isolasi terhadap panas dan suara;
Proteksi terhadap kebakaran dan cuaca;
Relatif merah dan awet;
Dalam bidang datar sangat fleksibel;
Menampilkan permukaan luas yang menarik (estetika).
Sedangkan sifat dinding pasangan bata yang menarik oleh ahli teknik dan
arsitek, sehingga sering digunakan, yaitu :
Kuat tekan dan lentur, kedua gaya ini menyatu menjadi gaya vertical dan
gaya horizontal;
Daya hantar panas yang baik, dapat menahan panas pada pasangannya
(sehingga ruangan tidak panas) kemudian mengeluarkannya pada suhu
rendah;
Daya sekat suara atau kedap suara;
Ketahanan api sampai 600C (sedangkan beton 300C);
Tahan terhadap pemuaian dan penyusutan (tergantung bayak bahan
perekat);
Tahan terhadap daya rembes iar hujan.
Dalam satu pasangan tembok bata, diperlukan kurang lebih 30% adukan
untuk mambuatnya. Dinding tersebut dibuat sedemikian, sehingga memenuhi
syarat kekuatan, keawatan dan stabilitas serta memberikan sifat yang baik
terhadap pengaruh cuaca dimana tembok itu didirikan / dibangun. Juga ditempat
yang memiliki gangguan gempa bumi, sifat tembok itu juga harus tahan terhadap
gaya-gaya horizontal.
Karena pasangan dinding bata merupakan susunan dari bata dan
adukan / mortar, maka sifat dinding tersebut dipengaruhi oleh sifat bata dan
adukan pasangannya. Oleh karena itu pengetahuan mengenai sifat bata, terutama
sifat kekuatannya perlu diketahui sehingga dapat diperkirakan kekuatan dinding
tembok yang akan dibangun / dibuat.
Disamping itu perlu diketahui cara pelaksanaan pekerjaannya, karena
walaupun bahan yang dipakai baik mutunya tetapi bila cara pelaksanaan tidak
benar maka akan menghasilkan tembok yang tidak baik. Oleh karena iti sifat suatu
dinding tembok bata tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
Sifat dari bahan pembuatannya yaitu adukan (sifat mortar) sifat bata yang
dipakai untu pemasangan
Cara pelaksanaan pemasangan bata
BAB III
PEMBAHASAN
B. Tujuan khusus
Mengetahui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )
Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
Mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding dengan tebal bata
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu
D. Analisa Bahan
Dalam menganalisa kebutuhan bahan pada pengerjaan pasangan bata yang harus
di perhitungkan yaitu:
Kebutuhan jumlah pasangan bata yang dipergunakan dalam pasangan
Kebutuhan jumlah tiap bahan pencampuran untuk membuat adukan / spesi
Diketahui :
Panjang pasangan = 4 bata
Tinggi pasangan = 5 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan bata
Panjang pasangan 6 bata = 6 bata + 5 siar
= (6 x 0,20) + (5 x 0,01)
= 1,2m + 0,05 m
= 1,25 m
Tinggi pasangan 5 bata = 6 bata + 6 siar
= (6 x 0,05) + (6 x 0,01)
= 0,3 m + 0.06 m
= 0.36 m
Luas pasangan = panjang x tinggi pasangan
= 1,25 m x 0,36 m
= 0,45 m2
Luas segmen
= (panjang 1 bata + tebal siar) x (tebal 1 bata + tebal siar)
= ( 0,20 + 0,01) x ( 0,05 + 0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2
= 0,249 m2 x 0,10 m
= 0, 0249 m3
Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 x 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan:
E. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 80 cm dari
bidang pekerjan.
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Aduk semen dengan pasir dengan volume yang sudah dihitung dan air
secukupnya
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak
menyerap air semen
5. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek
kedatarannya mengunakan waterpass dan jidar
6. Kemudian hubungkan antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 dengan
menggunakan zidar kemudian di atas zidar letakkan waterpass untuk
mendatarkannya.Dan apabila bata bantu tersebut belum datar apakah itu
terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka yang perlu di rubah dengan
menambah atau mengurangi siar pada salah satu bata bantu tersebut.
Jidar Waterpass
arah dorongan
F. GAMBAR KERJA
JOB II
PASANGAN SIKU-SIKU DINDING BATA & 1 BATA
A. Teori
Pasangan siku-siku dinding dan 1 bata adalah pasangan bata yang
terdiri dari 2 buah dinding yang saling ketemu dan membentuk sudut 90 0 dengan
ketebalan dinding yang satu bata dan yang satunya lagi dinding 1 bata.
B. Tujuan khusus
Dinding B
E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya sebagai berikut :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Pasang bata awal di sisi kanan dan kiri di luar ukuran panjang dinding
pertama dan cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan
menggunakan waterpass. Kemudian pasang line bobbyn.
6. Pasang bata awal di sisi atas dan bawah di luar ukuran panjang dinding
kedua dan cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan
menggunakan waterpass. Kemudian pasang line bobbyn, seperti pada
gambar berikut (tampak atas):
F. Gambar kerja
JOB III
PEMASANGAN ROLLAGH
A. Dasar Teori
Rollagh adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif
pemasangan rollag dapat berbentuk setengah lingkaran, gothic atau cengkeh.
Bentuk lain dapat dibuat sesuai kreasi kita. Syarat pasangan rollag adalah bagian
tengah atu pada as pasangan harus berupa bata hindari berupa siar
B. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat membuat rollagh dengan cara dan teknik perletakan bata
yang benar.
Mahasiswa dapat menggunakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
membuat rollagh.
Mahasiswa dapat mengukur kedataran dari pemasangan bata dengan
menggunakan waterpass.
Mahasiswa dapat memahami fungsi dari pemasangan rollagh.
79,5 cm
80 cm
Perhitungan kebutuhan bata
Luas dinding utuh = panjang x tinggi pasangan
= 2,465 m x 0,795 m
= 1,9597 m2
Luas mal
Luas lingkaran = r2
= x 3,14 x (0,40)2 m
= 0,2512 m2
Luas persegi panjang = panjang x tinggi pasangan
= 0,80 m x [(2 x 0,05 m) + (3 x 0,01 m)]
= 0,80 m x ( 0,10 m + 0,03 m)
= 0,80 m x 0,13 m
= 0,104 m2
Luas mal = Luas lingkaran + Luas persegi panjang
= 0,2512 m2 + 0,104 m2
= 0,3552 m2
Luas pasangan bata = Luas dinding utuh Luas mal
= 1,9597 m2 0,3552 m2
= 1,6045 m2
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2
E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:
5. Pasang 2 buah bata awal dengan bentang sesuai dengan diameter mal,
yaitu 80 cm.
6. Letakkan mal di atas bata tersebut. Namun sebelum memasang mal, mal
terlebih dahulu dilapisis dengan plastik agar pekerjaan lebih rapi serta
peletakkan mal. Hal ini bertujuan agar mal mudah dilepas saat pekerjaan
telah selesai.
7. Pasang sebuah bata awal di sebelah kiri dan kanan mal di luar batas ukuran
waterpass.
9. Bila sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasangi benang di ujung
12. Lakukan pemasangan lapis kedua yang dimulai dari bata setengah.
13. Bila lapis kedua telah selesai dan sudah dicek kedatarannya, lakukan
14. Pada lapis ketiga kita harus menaikkan ukuran siar pada bata yang didekat
pinggir mal. Hal ini bertujuan agar hasil pasangan bata mengikuti bentuk
lengkung mal.
16. Bila pemasangan rollagh telah selesai, tunggu beberapa saat sampai siar
lingkaran tadi dengan cara menarik kayu yang telah diselipkan tadi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Siar tegak antara lapisan 1 dan lapisan 2 tidak boleh bertemu
2.
Ukuran siar biasanya 0,8 s/d 1,2 / 0,1 s/d 1,5 cm
3.
Pada saat memasang. Pasangan harus tegak dan datar
4.
Untuk mengecek kedataran dan ketegakan, kita dapat menggunakan
waterpass
5.
Untuk mengecek kesikuan kita dapat menggunakan plat siku
6.
Adukan semen harus sesuai standar, karena apa bila tidak sesuai standar
pencampuran pasangan bata akan tidak kuat dan mudah roboh
7.
Ada beberapa potongan bata. Antara lain bata ,bata dan bata 1
8.
Ada beberapa pemasangan dinding bata. Antara lain pasangan dinding
bata, pasangan pertemuan 2 dinding sudut dan satu bata, Pasangan
persilangan dua dinding bata dengan pertemuan 1 bata, serta membuar
rollag dan pilaster
9.
Bahan pengikat spesi antara lain pasir, semen dan air
10.
70 % komposisi dalam suatu pasangan terdiri dari bata
B. SARAN
1. Sebaiknya kualitas dari bata ditingkatkan lagi. Karena bata yang kami
pergunakan tidak memiliki rongga untuk memasukan bahan pengikat
(spesi).