Anda di halaman 1dari 14

I.

BATAKO

A. Pendahuluan
Bahan teknik adalah bahan-bahan yang digunakan pada struktur
bangunan, bahan yang digunakan untuk bangunan terdiri dari bahan-bahan atap,
dinding dan lantai, bahan-bahan ini banyak dijumpai pada berbagai kayu dan
logam serta batu, bata, batako, dan beton.
Salah satu bahan bangunan dalam pembuatan dinding dan lantai adalah
batako yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari
komposisi pasir, semen dan air.
Ada 2 cara proses pembuatan batako, yang pertama dengan cara manual
atau tradisional dan yang ke dua dengan cara modern atau menggunakan mesinmesin. Proses pembuatan batako secara manual atau tradisional yaitu dengan
menggunakan perbandingan 5 tras: 1 kapur dan diberi air secukupnya sehingga
mudah untuk di cetak. Proses pembuatan batako secara modern yaitu dengan
menggunakan pasir semen dan air dengan perbandingan 75:20:5 dengan
menggunakan alat mesin sehingga mengurangi produk cacat dari 35% menjadi
20 %.
Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif
pengganti batu bata dan difokuskan sebagai konstruksi-konstruksi dinding
bangunan non struktural.
B. Tujuan
Praktek bertujuan untuk mengetahui Proses pembuatan batak, dan
Macam-macam batako berdasarkan bahan bakunya dan klasifikasinya.
C. Definisi
Batako merupakan salah satu bahan bangunan penyusun untuk dinding
pada bangunan/gedung. Seperti paving block, batako berasal dari kata bata
concrete atau bata beton dalam bahasa teknik sering disebut bataton. Bata ini
tidak dibuat dari tanah liat seperti umumnya bata merah, tetapi campuran bahan
pembuatan batako atau bataton ini layaknya beton, yaitu pasir, semen, kericak
dan air. Beberapa produsen batako ada juga yang memproduksi tanpa

menggunakan kericak, tapi hasilnya kurang bagus jika dibandingkan dengan


batako yang bahan penyusunnya seperti membuat beton.
Batako, pada dasarnya sama dengan paving block, penggunaannya sebagai
penyusun dinding membuat produk batako mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda dari paving block.Dinding difungsikan sebagai penahan gaya horisontal
baik gaya akibat angin maupun gempa. Untuk itu pada struktur bangunan tahan
gempa, dinding tidak diperbolehkan mengalami perubahan bentuk. Apabila
dinding tidak mampu menahan gaya lateral, maka akan terjadi pergeseran yang
akan mengakibatkan gangguan pada balok maupun kolom. Gangguan ini
kemudian bisa berakibat pada kegagalan struktur jika balok maupun kolom pada
bangunan berkualitas jelek.Batako kait (Interlock block) adalah material
penyusun dinding yang mempunyai pengait untuk mengunci pergerakan akibat
gaya. Interlock block merupakan pengembangan dari batako dengan
menambahkan

lips

pada

sisi-sisi

tertentu

sebagai

pengunci.

Makin

berkembangnya pembuatan batako atau bataton saat ini bisa dilihat dari produkproduk bata di pasaran yang sudah menggunakan sistem interlock. Dengan
sistem interlock pemasangan bata lebih cepat, akurat dan presisi.Sementara bata
beton dari segi harga memang lebih mahal dari bata merah biasa.
Keunggulan jenis bata ini yaitu ukuran dan kualitasnya lebih terjamin
karena produksi pabrik. Ukurannya pun cenderung lebih besar dari bata merah,
sehingga jumlah penggunaan

per meter persegi lebih sedikit. Diharapkan

dengan modifikasi bentuk batako atau bata beton dengan sistem interlock dapat
mengurangi kerusakan pada dinding akibat gempa. Runtuhnya dinding akibat
tidak mampunya menahan beban tidak jarang menambah korban tertimpa
reruntuhan pasangan dinding pada saat gempa terjadi. Pada prinsip bangunan
tahan gempa adalah membuat bangunan menjadi sangat kaku. Bangunan yang
kaku akan membentuk suatu bangunan yang solid, sehingga pada saat gaya-gaya
dikenakan pada tiap bidang bangunan tidak terjadi perubahan bentuk yang besar.
Macam-macam Batako Berdasarkan Bahan Bakunya serta klasifikasinya:
Batako tras/putih, Batako putih terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan
air, sehingga sering juga disebut batu cetak kapur trass. Trass merupakan jenis
tanah yang berasal dari lapukan batu-batu yang berasal dari gunung berapi,
warnanya ada yang putih dan ada juga yang putih kecokelatan. Ukuran batako

trass yang biasa beredar di pasaran memiliki panjang 20 cm30 cm, tebal 8

cm10 cm, dan tinggi 14 cm18 cm.


Batako semen, dibuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran dan model
lebih beragam dibandingkan dengan batako putih. Batako ini biasanya
menggunakan dua lubang atau tiga lubang disisinya untuk diisi oleh adukan
pengikat. Nama lain dari batako semen adalah batako pres, yang dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu pres mesin dan pres tangan. Secara kasat mata,
perbedaan pres mesin dan tangan dapat dilihat pada kepadatan permukaan
batakonya. Di pasaran ukuran batako semen yang biasa ditemui memiliki

panjang 36 cm40 cm, tinggi 18 cm20 cm dan tebal 8 cm10 cm.


Batako ringan dibuat dari bahan batu pasir kuarsa, kapur, semen dan bahan
lain yang dikategorikan sebagai bahan-bahan untuk beton ringan. Berat jenis
sebesar 1850 kg/m3 dapat dianggap sebagai batasan atas dari beton ringan
yang sebenarnya, meskipun nilai ini kadang-kadang melebihi. Dimensinya
yang lebih besar dari batako konvensional yaitu 60 cm x 20cm dengan
ketebalan 7 hingga 10 cm menjadikan pekerjaan dinding lebih cepat selesai
dibandingkan bata konvensional.

D. Bahan Dan Alat


1. Bahan utama yang digunakan dalam praktikum batako :
Pasir
Semen
Air
Styrofoam
2. Alat utama yang digunakan dalam praktikum batako :
Pengaduk semen
Cetakan batako
Gelas ukur
Papan
E. Hasil Dan Pembahasan
1. Hasil
Percobaan KePercobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan 4

Perbandingan
1:1
1:1
1:1
1:1

Kebutuhan Air
870 ml
750 ml
875 ml
900 ml

Grafik Kebutuhan Air


x- kebutuhan air
950
900

900
875

850
800

870
f(x) = 794.2 exp( 0.03 x )
R = 0.16
y-percobaan
Exponential (y-percobaan)

750

750

700
650
0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

2. Pembahasan
Batako merupakan salah satu bahan bangunan penyusun untuk
dinding pada bangunan/gedung. Seperti paving block, batako berasal dari
kata bata concrete atau bata beton dalam bahasa teknik sering disebut
bataton. Setalah melakukan praktikum dapat dilihat dalam tabel
perbandingan-perbandingan air yang di butuhkan untuk satu pencetakan
batako.
Keadaan batako pada percobaan pertama dengan kebutuhan air 870 ml
memnghasilkan batako yang tidak baik karena kabutuhan air yang
digunakan terlalu banyak. Karena kebutuhan air yang digunakan terlalu
banyak batako tersebut menjadi lembek sehingga permukaan batako turun
kebawah.
Sedangkan pada percobaan kedua kebutuhan air hanya 750 ml, dengan
kebutuhan air tersbut batako yang dihasilkan cukup baik. Lanjut pada
percobaan ke tiga kebutuhan air yang digunakan 875 ml keadan batako
hampir sama dengan batako pada percobaan pertama. Batako yang dihasil
lembek dan permukaannya turun ke bawah.
Percobaan yang terakhir yaitu percobaan ketiga kebutuhan air yang
digunakan mencapai 900 ml, hal ini terdapat kesalahan dari praktikan karna

pada saat pemberian air, air yang diberikan terlalu banyak sehingga batako
yang dihasilkan sangat lembek dan permukaannya sangat turun kebawah .
Jadi dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada percobaan kedua
yang memiliki kriteria batako yang lumayan baik. Dengan kebutuhan air
750 ml.

II. UJI SLUMP


A. Pendahuluan
Mortar dan beton merupakan keduanya dibentuk dengan menggunakan
tiga jenis bahan utama yang sama, yaitu semen, pasir, dan air. Pada pembuatan
beton selain ketiga elemen tersebut juga ditambahkan agregat kasar. Didalam
pembuatan mortar dan beton selain berpedoman rancangan khusus dan baku
dengan komposisi setiap jenis bahan, juga pedoman pada standar pengujian,
diantaranya ditetapkan oleh Badan Standar Nasional (BSN), American Society for
Testing Materials (ASTM) dan sebagainya. Khususnya di Indonesia, dalam
pengujian beton ada beberapa Standar Nasional Indonesia, antara lain : Revisi SNI
03-1972-1990 : metode pengujian slump beton. Standar ini disusun oleh panitia
teknis bahan kontruksi bangunan dan rekayasa sipi, melalui gugus kerja jembatan
dan bangunan pelengkap jalan pada subpanitia teknis rekayasa jalan dan jembatan.
SNI 03-2458-1991 : metode pengujian pengambilan contoh untuk
campuran beton segar.
B. Tujuan
Praktek bertujuan untuk mengetahui cara uji beton yang digunakan dalam
kegiatan :
Pekerjaan perencanaan pencampuran (komposisi) beton dari semen hidrolis,
Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.
C. Istilah Dan Definisi
1. Beton Segar
Adukan beton yang bersifat plastis yang terdiri dari agregat halus, agregat
kasar semen, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan atau bahan
pengisi.
2. Slump Beton
Penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton yang diukur
segera setelah cetakan uji slump diangkat.
3. Workability Beton
Kemudahan pengerjaan beton segar.
D. Bahan Dan Alat
1. Bahan utama yang dihunakan dalam praktikim uji slump :
6

Semen
Pasir (agregat halus)
Krikil/ koral
Air

2.

Alat utama yang di gunakan dalam praktikm uji slump :


Kerucut abram
Ayakan pasir
Ayakan krikil
Gelas ukur
Ember plastik
Stopwatch
Centong semen
Skopa
Tongkat penusuk.

E. Cara Kerja
1. Siapkan air, semen, pasir (sudah disaring), dan koral (sudah di saring),
2. Siapkan bahan contoh mortar/botan, contoh mortar/beton dibuat sesuai
dengan ketentuan untuk setiap kelompok.sebagai alat bantu gunakan tabel
2.4 dan 2.5 sebagai salah satu pedoman untuk menghitung kebutuhan
setiap jenis elemeen mortar/beton,
3. Basahi cetakan dan letakkan diatas permukaan datar, lembab, tidak
menyerap air dan kaku. Cetakan harus ditahan secara kokoh ditempat
selama pengisian, oleh praktikan yang berdiri diatas bagan injakan.
4. Cetakan/kerucut abram segera diisi bahan mortar/beton sebanyak
sepertiga volume cetakan (ketebalan sekitar 67 mm). Catat waktu mulai
pengisian,
5. kericut abram diisi material adukan beton setinggi 1/3 kerucut abram, lalu
ditusuk2 dgn tongkat sebnyk 25 kali,
6. Dituangkan lagi material adukan beton hingga 2/3 tinggi kerucut abram,
lalu ditusuk-tusuk lagi degan tongkat 25 kali,
7. Tuangkan lagi material beton kedalam krucut abram hingga penuh dan
tusuk-tusuk lagi sebanyak 25 kali,
8. Bersihkan bagian atas dan bagian bawah kerucut abram , lalu pegang sisi
luar dan tarik lurus stabil, ukur tiggi jatuhnya material beton.
F. Hasil Dan Pembahasan
1) Hasil
7

a. Lembar kerja 1
Material : uji slump

Tanggal 09 Desember 2015

Contoh uji
C1
C2

Komposisi
Semen : pasir
Semen : pasir

Kelompok 2
Air yang
ditambahkan(l
)
1.5
1.5

1:1
1:1

b. Lembar kerja 2
3
Volume cetakan : 8,84572 x 10

Contoh
uji

cm3

Perbandingan komposisi
Semen(
Semen

Pasir

C1
1
1
C2
1
1
Perhitungan :
Diketahui : t = 60 cm
D = 10,15 cm
1 galon air = 3,79 l

Kebutuhan bahan
Pasir (

cm3 )

cm3 )

2,9
2,9

4060
4060

Jumlah bahan : semen 8,2 sak, pasir 0,60


0,60
yard3
Semen 1 sak = 40 kg
Hitung kebutuhan a) semen
b) pasir
c) krikil
d) air
jawab :
volume krucur cetakan :
1 2
d .t
3
V1

1
.3,14 .(10,15)2 .60
3

= 6.901,13387 cm

1 2
r .t
3

Air (l)
1,5
1,5

yard3 , krikil

V2

1
2
.3,14 .(5,1) . 3 0
3

3
= 816,714 cm

V 1 - V 2 = 6.901,13387 cm 3 - 816,714 cm3 = 6084,41987


cm

6,084419 x 103
cm

x 10

= 8,84572

yar d 3
a) Semen
1 sak = 40 kg = 8,2 x 40 = 328 kg
=Volume krucut x kebutuhan semen
3
=8,84572 x 10 x 328=2,90139616
8,84572 x 103
=0,0725 sak
=
40
b) Pasir
=Volume krucut x kebutuhan pasir
3

3
= 8,84572 x 10 x 0.60 yard =5,307432 x 10
= 0,005307432
= 0,005307432

yard

= 0,004060 m

= 0,005307432

yard3

yard3

3
3
= 0,004060 m = 4060 cm

= 4060 cm

c) Air
1 galon = 3,79 liter = 3790 ml
Total air : 3790 x 5,5 x 0,0725 = 1511,262 ml =1,5 liter
d) Krikil
=Volume krucut x kebutuhan krikil
3

3
= 8,84572 x 10 x 0.60 yard =5,307432 x 10
= 0,005307432

yard

c. Lembar kerja 3
Contoh uji
C1

Waktu (menit)
1
2
2,5
1
2
2,5

C2

H0 (cm)
30
30
30
30
30
30

H1 (cm)
12
11
11
13
12
11

Keterangan
colleps
colleps
Colleps
colleps
colleps
colleps

Grafik perbandingan waktu dan nilai uji slump.


Nilai
13.5
13
12.5
12
heat1
11.5

head2

11
10.5
10
0.8

1.2 1.4 1.6 1.8

2.2 2.4 2.6

G. Pembahasan
Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk
menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak)dari campuran
beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Kekakuan
dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan.
Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan,
atau cukup air.
Praktek bertujuan untuk mengetahui cara uji beton yang digunakan dalam
kegiatan Pekerjaan perencanaan pencampuran (komposisi) beton dari semen
hidrolik dan Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.
Saat praktikum dilaksanakan didapatkan kendala antara lain tidak pasnya
takaran bahan-bahan yang digunakan tidak sesuai takaran yang ditentukan hal
10

tersebut sangat berpengaruh pada volume adukan yang didapat menjadi sedikit
sehingga harus kembali membuat adonan untuk menambah volume yang kurang
untuk dimasukkan ke dalam kerucut. Kendala Adapun pada saat praktikum
dilaksanakan didapatkan kendala antara lain tidak pasnya takaran bahan-bahan
yang digunakan tidak sesuai takaran yang ditentukan hal tersebut sangat
berpengaruh pada volume adukan yang didapat menjadi sedikit sehingga harus
kembali membuat adonan untuk menambah volume yang kurang untuk
dimasukkan ke dalam kerucut. Kendala yang lainnya adalah kadar air yang teralu
banyak yang mengakibatkan adonan menjadi lembek dan sebaliknkadar air yang
teralu banyak yang mengakibatkan adonan menjadi lembek dan sebaliknya jika
kadar air teralalu sedikit mengakibatkan adonan menjadi keras dan susah untuk di
aduk.
Kendala yang selanjutnya adalah pada saat menusuk-nusuk kerucut
menggunakan besi yang kurang merata sehingga adonan yang ada didalam
kerucut tidak padat,dan pada alas plat haruslah datar agar adonan yang ada pada
catakan kerucut tidak keluar dari bagian bawah. Pada saat pengangkatan cetakan
pun menjadi hal yang sangatlah penting pada uji slump,pada saat pengangkatan
haruslah berhati-hati dan sabar agar adonan tidak runtuh sebelum penelitian.
Dilakukan praktikum uji slump di dapat hasil percobaan pertama dengan
perbandingan kebutuhan pasir, semen dan air yaitu 4060 m3 : 2,9 sak : 1,5 liter.
Percobaan pertama dengan waktu satu menit menghasilkan 12cm yaitu beton
tersebut collapse, waktu dua menit menghasilkan 11cm yaitu beton collapse,
waktu dua setengah menit menghasilkan 11cm beton tersebut collapse juga.
karena dengan kebutuhan air tersebut ternyata adonan mortar atau beton sangat
encer sehingga hasil yang di dapat collapse, dengan 30cm pada H0, 12cm pada
H1nya.
Percobaan kedua dengan waktu satu menit menghasilkan 13cm, dua menit
12cm , dua setengah menit 11cm, dalam waktu-waktu tersebut percobaan uji
slump tersebut hasilnya colleps, dengan perbandingan yang sama dengan
percobaan pertama.

11

III.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Bahan teknik adalah bahan-bahan yang digunakan pada struktur bangunan
2. Keadaan batako pada percobaan pertama dengan kebutuhan air 870 ml
memnghasilkan batako yang tidak baik karena kabutuhan air yang
digunakan terlalu banyak.
3. Jika kebutuhan air yang digunakan terlalu banyak batako tersebut menjadi
lembek sehingga permukaan batako turun kebawah.
4. Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk
menentukan konsistensi/kekakuan

(dapat dikerjakan

atau

tidak)dari

campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat


workability nya.
5. Praktikum uji slump di dapat hasil percobaan pertama dengan perbandingan
kebutuhan pasir, semen dan air yaitu 4060 m3 : 2,9 sak : 1,5 liter.
6. Hasil yang dapat pada uji slumps semuanya collapse.

B. Saran
Sebaiknya penggunaan air pada batako dan uji slump menggunakan
kebutuhan air yang secukupnya agar hasil yang di dapat sesuai dengan keinginan.

12

LAMPIRAN UJI SLUMP

13

LAMPIRAN BATAKO

14

Anda mungkin juga menyukai