Nama : Rizka Mufidatul Ismiyah Prodi/Off.

: S1 Pendidikan Teknik Bangunan/C

NIM : 180521629012 Mata Kuliah : Teknologi Konstruksi Bangunan

Definisi Teknologi Konstruksi Bangunan

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang

diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia, sedangkan konstruksi
merupakan suatu kegiatan membangun sebuah sarana maupun prasarana. Dalam dunia teknik
sipil dan arsitektur, sebuah konstruksi dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada
sebuah area atau beberapa area. Jadi teknologi konstruksi adalah suatu sistem yang digunakan
dalam membangun suatu konstruksi yang sudah ada sebelumnya dan membuat langkah yang
baru guna mempermudah dalam pembuatannya.

Jenis-jenis teknologi konstruksi antara lain adalah:

a. Prefabrikasi
Prefabrikasi adalah teknologi yang memungkinkan pekerja konstruksi dapat
mengetahui lebih banyak tentang proses pembangunan suatu proyek hanya dengan
mengakses melalui aplikasi di telpon seluler.
b. 3D Printing
Teknologi ini memudahkan para desainer bangunan dalam merancang suatu bangunan
serta memudahkan dalam pengecekan ulang bila ada bagian pada desain yang tidak
sesuai, maka dapat dihilangkan dengan mudah.
c. Material bangunan ramah lingkungan
Teknologi ini sangat membantu dalam pencetusan bangunan hijau, material yang ramah
lingkungan membuat bangunan dapat dibangun sesuai konsep yang dirancang.

Salah satu bentuk dari teknologi konstruksi bangunan

adalah munculnya banyak jenis-jenis pondasi, salah satunya
adalah pondasi bore pile. Pondasi bore pile termasuk
kedalam jenis pondasi dalam dikarenakan perbandingan
antara kedalaman pondasi dan diameternya lebih besar sama
dengan 10. Cara pengerjaannya adalah dimulai dengan
pelubangan tanah hingga kedalaman yang dibutuhkan,
setelah itu barulah dilakukan pemasangan tulangan besi,
kemudian dilanjutkan dengan pengecoran beton.
Gambar 1. Pondasi Bore Pile
Pondasi tiang bor/ bored pile umumnya dilakukan
pada tanah yang stabil dan kaku sehingga dapat terbentuk lubang yang stabil dengan
menggunakan bor. Sementara itu, jika tanah pada lokasi mengandung air, maka pipa besi
diperlukan untuk menahan dinding lubang dan pipa ditarik ke atas sewaktu pengecoran beton,
sedangkan untuk tanah keras atau tanah dengan bebatuan lunak, maka dasar tiang bisa
dibesarkan untuk menambah ketahanan dukungan ujung tiang.

Di bidang konstruksi, dikenal 4 jenis pondasi bor pile yakni:

1. Pondasi tiang bor lurus untuk tanah batuan

2. Pondasi tiang bor lurus untuk tanah keras
3. Pondasi tiang bor yang bagian ujungnya diperbesar berbentuk bel
4. Pondasi tiang bor yang bagian ujungnya diperbesar berbentuk trapesium

Gambar 2. Proses Pembuatan Pondasi Bore pile

Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Tiang Bir/ Bored Pile

Kelebihan:

Pada jenis pondasi ini, kedalaman tiang dapat divariasi sesuai dengan kebutuhan
Pemasangan tiang bor bisa menembus bebatuan
Sebelum pengerjaan dapat dilakukan pemeriksaan tanah dan dicocokkan dengan data
laboratorium
Diameter tiang sangat memungkinkan untuk dibuat dalam ukuran besar
Pada jenis pondasi ini, kebutuhan beton dan tulangan dowel pada plat penutup tiang
(pile Cap) dapat dikurangi
Pekerjaan penulangan tak dipengaruhi tegangan pada waktu pengangkutan dan
pemancangan
 Pengerjaan pemasangan tiang tak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang bisa
membahayakan lingkungan serta bangunan yang ada di sekitarnya
Tak ada resiko teejadinya kenaikan muka tanah

Gambar 3. Detail Proses Pembuatan Pondasi Bore Pile

Kekurangan:

Pengecoran beton terbilang cukup sulit karena dipengaruhi air tanah sehingga mutu
beton tidak bisa dikontrol dengan baik
Mutu hasil pengecoran di sepanjang badan tiang bor harus benar-benar terjamin
keseragamannya, jika tidak kapasitas dukung tiang bor menjadi tidak maksimal terlebih
bila tiang bor cukup dalam
Pekerjaan pengeboran yang dilakukan bisa menyebabkan gangguan kepadatan tanah,
terutama jika tanah merupakan jenis tanas berpasir atau jenis tanah berkerikil
Kapasitas dukung tiang menjadi tidak maksimal jika air mengalir ke dalam lubang bor
sehingga memicu gangguan tanah