Anda di halaman 1dari 33

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)

BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN UMUM DAN PETUNJUK UNTUK PENAWAR

Pasal 1
Nama Proyek dan Lingkup Pekerjaan

1.1. Nama Proyek


Proyek pembangunan rumah satu lantai tipe 40
1.2. Sumber Dana
Dana didapatkan dari Bapak Komang (owner)
1.3. Alamat Proyek
Jalan Raya Mondoroko No.3 Singosari
1.4. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pembangunan Rumah Type 40 Lantai 1 meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan & Plesteran
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Pintu, Jendela, BV
6. Pekerjaan Atap dan Penutup Atap
7. Pekerjaan Langit-langit
8. Pekerjaan Lantai
9. Pekerjaan Instalasi Listrik
10. Pekerjaan Kunci, Kaca dan Penggantung
11. Pekerjaan Instalasi Air
12. Pekerjaan Pengecatan

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana


dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-
syarat ini.

Pasal 2
Pihak-Pihak yang Bersangkutan
2.1. Pemberi Tugas
Bapak Komang
Alamat : Perum Bumi Mondoroko Raya blok MIV no. 9
2.2. Konsultan Perencana
CV. LAZUARDY COMPANY
Alamat : Jl. Raya Kademangan No.4 Malang
2.3. Konsultan Pengawas
CV. LAZUARDY COMPANY
Alamat : Jl. Raya Kademangan No.4 Malang
2.4. Kontraktor
CV. LAZUARDY COMPANY
Alamat : Jl. Raya Kademangan No.4 Malang

BAGIAN KEDUA
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

Pasal 3
Jangka Waktu Pelaksanaan
Pelaksaan proyek dilakukan dalam jangka 4 (empat) bulan. Terhitung dari
19 September 2016 sampai 29 Januari 2017.

Pasal 4
Jangka Waktu Pemeliharaan
Jangka pemeliharaan proyek dilakukan selama 4 (empat) bulan setelah
pelaksanaan proyek selesai, terhitung dari 18 September 2016 sampai 18
Desember 2016

Pasal 5
Pengunduran Waktu/Kelambatan Pelaksanaan
5.1. Pengunduran Waktu Karena Kelalaian Kontraktor
Apabila terjadi pengunduran waktu dalam pekerjaan akibat kelalaian
kontraktor, segala kerugian ditanggung oleh kontraktor.
5.2. Pengunduran Waktu Dengan Persetujuan Pihak kesatu
Apabila terjadi pengunduran waktu yang disetuji pihak pertama

Pasal 6
Jaminan Pelaksanaan
6.1. Besarnya Jaminan Pelaksanaan
Besar jaminan pelaksanaan dihitung 5% dari harga proyek dimana dananya
didapat dari pinjaman kontraktor.
6.2. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan
Jaminan pelaksaan berlaku selama 3 bulan dari awal mulai proyek.
6.3. Pengembalian jaminan Pelaksanaan
Jaminan pelaksaan dikembalikan setelah proyek selesai sampai 70%.

Pasal 7
Surat Perintah Mulai Kerja

7.1. Penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja


Surat perintah mulai kerja diterbitkan oleh konsultan berdasarkan
pesetujuan dari semua pihak.
7.2. Penugasan atau Pengoperan Kepada Pihak Ketiga
Penugasan kepada pihak ketiga atau kontraktor dilakukan oleh pihak
pertama selaku owner berdasarkan persetujuan dari pihak kedua atau
konsultan.

Pasal 8
Peraturan Pembayaran
8.1. Uang Muka Kerja
Uang muka kerja dibayarkan oleh pihak pertama kepada pihak ketiga
setelah disepakati semua perjanjian yang ada dan proyek berlangsung 1%.
8.2. Tahap Pembayaran
Tahap pembayaran kepada pihak kedua dilakukan saat proyek berlangsung
30% dan 100%. Tahap pembayaran pada pihak kedua dilakukan saat proyek
berlangsung 30%, 60% dan 100%

Pasal 9
Kenaikan Harga dan Force Majeure
Apabila terjadi kenaikan harga dan force majeure yang tidak terduga, akan
dilakukan rapat minimal dihadiri oleh kontraktor, owner dan konsultan proyek.

Pasal 10
Sanksi dan Denda
10.1. Keterlambatan Penyerahan Pekerjaan
Apabila terjadi keterlambatan penyerahan pekerjaan segala kerugian akan
ditanggung oleh kontraktor.
10.2. Pengunduran Diri
Apabila kontraktor mengundurkan diri ketika proses pekerjaan berlangsung
dan atau pekerjaan belum selesai seperti yang tertulis dalam perjanjian,
maka kontraktor akan mendapat sanksi dan denda sekita 10% dari harga
proyek.
10.3. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi apabila kontraktor, owner ataupun
konsultan, masing- masing atau salah satunya melanggar perjanjian yang
telah disepakati bersama. Pemutusan hubungan kerja dapat dihindari dengan
diadakannya rapat untuk kesekian kalinya, yang dihadiri oleh kontraktor,
owner dan konsultan.

Pasal 11
Pengawasan Pekerjaan
11.1. Prosedur pengawasan
Prosedur pengawasan dilakukan oleh pengawas dari masing – masing
bagian pekerjaan. Pengkoordinasian pengawasan dapat dirundingkan
dengan owner atau diserahkan sepenuhnya kepada pengawas yang ditunjuk
owner ataupun kontraktor. Pengawasan dilakukan secara berkala minimal
satu bulan dua kali.
11.2. Laporan Berkala
Laporan hasil pengawasan diserahkan secara berkala kepada owner
berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan dilapangan. Apabila terjadi
suatu hal yang tidak diinginkan oleh owner pada suatu pekerjaan, dapat
dilakukan rapat yang dihadiri owner, kontraktor, dan konsultan.
11.3. Dokumen Foto
Dokumen foto dapat dilampirkan pada laporan pengawasan untuk
menguatkan hasil pengawasan yang dilakukan.

Pasal 12
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja diserahkan sepenuhnya kepada kontraktor.


Pasal 13

Penyelesaian Perselisihan

13.1. Penyelesaian dengan Musyawarah


Apabila terjadi selisih paham atau miskomunikasi dalam proses pelaksaan
pekerjaan dapat dilakukan musyawarah.
13.2. Penyelesaian melalui Dewan Arbitrase
Penyelesaian melalui Pengadilan

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 14
Tenaga kerja dan Peralatan
14.1. Tenaga kerja
Penyediaan tenaga kerja diserahkan sepenuhnya kepada pihak ketiga melaui
persetujuan pihak pertama maupun kedua. Kapasitas penyediaan tenaga
kerja disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakukan.
14.2. Peralatan
Penyediaan peralatan yang mendukung pekerjaan diserahkan sepenuhnya
kepada pihak ketiga.

Pasal 15
Bahan dan Mutu Pekerjaan
15.1. Jenis dan Mutu Bahan
Semua bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan
bahan yang baru, penggunaan barang bekas dalam komponen kecil maupun
besar sama sekali tidak diperbolehkan.
15.2. Pemakaian Merk Dagang
a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk
didalam Persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai
persyaratan kesetaraan kualitas penampilan (performance) dari bahan /
produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata-kata “atau yang
setara“.
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan
bahan / produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kualitas
penampilan yang setara dengan bahan / produk yang memakai merk
dagang yang disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu
sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas
atas Kesetaraan tersebut.
c. Penggunaan Bahan / Produk yang disetujui sebagai “setara”
tidak dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan
harga dengan bahan produk yang disebutkan merk dagangnya atau
diabaikan.
d. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan,
penggunaan produksi dalam negeri lebih diutamakan.
15.3. Perubahan Pemakaian Merk Dagang
a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk
menggantikan sesuatu bahan / produk lain dengan penampilan yang
setara dengan yang dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi),
perbedaan harga yang ada dengan bahan / produk yang dipersyaratkan
akan diperhitungkan sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena
kegagalan pemborong / suplier seperti dipersyaratkan, maka
perubahan pekerjaan yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh
Direksi / Pengawas dan pemberi tugas sebagai masukan (input) baru
yang menyangkut nilai tambah, maka perubahan pekerjaan
mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.
15.4. Prosedur Pengadaan Bahan Bangunan
Pengadaan bahan bangunan diserahkan sepenuhnya kepada pihak kedua dan
diawasi oleh pihak pertama dan ketiga sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati bersama.
15.5. Persetujuan Bahan
Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan
sangat agar sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan /
diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari direksi / pengawas
atau kesesuaian dari bahan / produk tersebut pada Persyaratan Teknis, yang
mana akan diberikan dalam bentuk tertulis.
15.6. Pemeriksaan Bahan
Untuk menghindari kesalahan / cacat, pemeriksaan bahan dilakukan saat
bahan sampai pada lokasi (sebelum dilakukannya pekerjaan) yang sesuai
dengan Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis.

Pasal 16
Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1. Keppres No. 80 tahun 2003 tentang pengadaan barang dan jasa milik
pemerintah beserta perubahann dan lampiran-lampirannya.
2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming van openbare
werken (AV) 1941.
3. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03
5. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
6. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987
(SKBI-1.2.53.1987)
7. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995
8. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
9. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5
10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
11. Mutu Sirap SNI 03-3527-1994
12. Peraturan Umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
13. Tata cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991
14. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
15. Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972
16. Perturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10
17. Peraturan Plumbing Indonesia
18. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
19. Tata cara Pengacatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
20. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
21. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

Pasal 17
Persiapan Lapangan
17.1. Lingkup Pekerjaan:
Lingkup pekerjaan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan pengamanan lokasi dari segala gangguan.
b. Mengadakan komunikasi dengan yang bersangkutan dalam rencana
pembangunan ini.
c. Mengadakan persiapan tempat penimbunan dan penyiapan bahan.
d. Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pembantu pekerjaan
guna menjamin kelancaran pekerjaan.
e. Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapan.
f. Melakukan pengukuran.
17.2. Bahan-bahan:
Bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan persiapan lapangan
adalah usuk meranti 5/7 dan papan meranti 3/20 untuk andang dan
bouwplank, serta paku, menir/cat untuk tanda as.

17.3. Syarat-syarat pelaksanaan:


1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai, masih dalam keadaan awal setidak-tidaknya difoto
dari 4 arah sebagai laporan fisik sebelum dimulainya pekerjaan.
Sebelum pekerjaan dimulai, maka kontraktor mengadakan persiapan ijin
dan berkoordinasi dengan pemimpin kegiatan.
2. Jalan menuju lokasi kegiatan
Jalan masuk menuju lokasi kegiatan ini melalui jalan yang ada, apabila
jalan ke lokasi belum ada, maka kontraktor harus membuat jalan
maupun jembatan/gorong-gorong dari beton bertulang pada saluran
pintu masuk dan diwajibkan untuk memelihara selama pekerjaan
berlangsung serta mengadakan perbaikan apabila terjadi kerusakan-
kerusakan akibat adanya kegiatan ini.
3. Pekerjaan pengukuran
Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali di lapangan dan
disesuaikan dengan perencanaan site plan. Pengukuran titik sudut harus
dilaksanakan seakurat mungkin, menggunakan waterpass atau
theodolite. Bila terdapat hal-hal yang menyimpang dari gambar
perencanaan, kontraktor harus segera melaporkan kepada perencana atau
konsultan pengawas.
4. Pembersihan Lokasi
Lokasi dimana pekerjaan akan dilaksanakan harus bersih dari bahan-
bahan bangunan, tumbuh-tumbuhan, akar dan lain-lain. Apabila belum,
kontraktor harus membersihkannya.
5. Pemasangan bowplank
a. Menentukan letak sudut-sudut bangunan, dan as-as bangunan
b. Pemasangan bouwplank harus kuat dengan menggunakan papan
meranti 3/20 cm, yang bagian atasnya diketam rata dan bagian
atasnya harus dipasang datar dengan waterpass instrument.
c. Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 1.5
m dari as bangunan.
d. Pemasangan papan bowplank bagian atasnya dipasang sama dengan
papan duga ± 0.00m.

Pasal 18
Pekerjaan Tanah
18.1. Lingkup Pekerjaan:
1. Pekerjaan galian
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi setempat dan pondasi batu kali,
Saluran air serta bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Pekerjaan urugan
a. Urugan tanah bekas lubang galian untuk pekerjaan urugan kembali
untuk pondasi dan lantai kerja keramik.
b. Urugan pasir di bawah pondasi
18.2. Bahan-Bahan:
1. Urugan tanah
a. Bahan urugan tanah berupa tanah urug bersih dari kotoran, humus
dan organism lainnya yang dapat mengakibatkan penyusutan atau
perubahan kepadatan urugan itu sendiri.
b. Tanah urug dapat menggunakan tanah dari bekas galian.
c. Urugan harus dipadatkan lapis demi lapis dengan alat pemadat yang
disetujui Direksi.
2. Pasir
Pasir urug harus berbutir, bergradasi tidak seragam dan tidak boleh
bercampur dengan materi tanah.
3. Umum
Semua bahan urugan yang akan digunakan berupa tanah atau pasir. dan
sebelum digunakan harus ada ijin dari direksi.
18.3. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan Galian
a. Kedalaman galian saluran minimal sesuai dengan gambar.
b. Galian tanah untuk lubang pondasi, kedalamannya harus mencapai
tanah keras atau sekurang-kurangnya sesuai dengan gambar.
c. Lubang galian harus cukup lebar guna mendapatkan ruang kerja
yang cukup dan sisi-sisinya tidak mudah longsor. Pada galian tanah
yang mudah longsor, kontraktor harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang penahan atau cara lain yang disetujui
direksi.
d. Selama pelaksanaan penggalian, harus dibersihkan juga bekas-bekas
akar pokok kayu, longsoran atau benda-benda yang dapat
mengganggu konstruksi padat.
e. Dalam pelaksanaan penggalian, pemasangan pondasi dan pekerjaan
lain di dalam galian harus dihindarkan dari genangan air. Untuk itu
kontraktor harus menyediakan pompa air dengan jumlah yang cukup
untuk menunjang kelancaran pekerjaan tersebut.
2. Pekerjaan Urugan
a. Bila pondasi sudah cukup mengeras, maka pengurugan dapat
dilakukan, yaitu pengurugan sisi bagian samping pondasi dengan
tanah bekas galian.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilaksanakan dengan cara setiap lapis
dengan ketebalan setiap lapis ±25 cm dan dipadatkan dengan
steamper atau vibro.
c. Tanah yang akan diurug harus dalam keadaan terurai, bukan
merupakan bongkahan-bongkahan tanah agar mudah dipadatkan.
d. Tanah bongkahan tidak diijinkan untuk mengurug, disebabkan
apabila terkena air tanah dan terurai mudah menjadi penurunan
lantai.
e. Dalam pelaksanaan pengurugan terutama pasir di bawah lantai dan
area parkir, konraktor harus memperhatikan tingkat kepadatannya,
sehingga tidak akan terjadi penurunan akibat konsolidasi urugan.

Pasal 19
Pekerjaan Pasangan & Plesteran
19.1. Lingkup pekerjaan:
1. Aanstampeng
2. Pondasi batu kali
3. Pekerjaan pasangan bata merah
4. Pekerjaan pasangan trasraam
5. Plesteran Trasram
Plesteran ini dilakukan pada dinding, kaki bangunan setinggi 50 cm,
bak control dan saluran air. Campuran yang digunakan adalah 1pc : 5ps
dengan tebal 1,5 – 2 cm.

6. Plesteran Dinding
Dilakukan pada semua dinding bata merah yang tidak mengandung
resapan air. Campuran yang digunakan adalah 1pc: 5ps dengan tebal 0,5
– 1.5 cm
19.2. Bahan-bahan:
1. Batu kali
Batu kali yang digunakan pada pasangan pondasi batu kali adalah batu
kali dengan ukuran 15/20 cm dan berujung runcing.
2. Batu bata
Batu harus berkualitas baik, ukuran minimal 5 x 11 x 24 cm,
mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya datar,
padat, dan tidak menunjukkan retak-retak dengan kuat tekan minimal
10 kg/cm2, hasil pembakaran kayu. Apabila dilakukan pemeriksaan
dengan menggoreskan ujungnya berkurang akibat aus maksimal 1 cm,
diutamakan hasil pembakaran kayu.
3. Semen Tiga Roda (PC)
Semen Portland harus mempergunakan semen Gresik atau Merk lain
yang sekualitas dan yang digunakan harus satu jenis merk juga untuk
pekerjaan beton bertulang.
4. Pasir Pasang
Pasir pasang berasal dari lokasi setempat, gradasi tidak seragam,
berunjung rincing, bersih dari lumpur dan kotoran lain.
5. Air
Air yang digunakan adalah air bersih dari PDAM.
19.3. Syarat-syarat pelaksanaan:
1. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali & Aanstampeng
a. Pasang anstampeng di bawah pondasi batu kali sebagai landasan
pondasi
b. Pasangan anstampeng tersusun rapat dan sela-selanya diisi dengan
pasir pasang yang disiram dengan air sampai jenuh.
c. Pasang pondasi batu kali dengan perekat 1pc : 4 ps.
2. Perekat untuk pasangan
a. Pencampuran unsur-unsur perekat dicampur berdasarkan pada
perbandingan volume dengan perbandingan setiap unsur perekat
sesuai dengan yang telah ditentukan di atas.
b. Untuk plesteran, pasir yang digunakan harus diayak hingga lembut.
c. Air sebagai bahan pencampur adalah air bersih yang diijinkan.
3. Pasangan bata merah
a. Trasram
Ketentuan Pemasangan bata merah trasram

- dipasang di atas sloof setinggi 20 cm dari lantai


- dipasang untuk saluran air, bak kontrol, dan tempat-tempat lain
yang selalu berhubungan dengan air dan yang dianggap perlu.
Campuran yang digunakan 1pc : 2ps.

b. Dinding
Pasangan dinding bata merah dilaksanakan untuk seluruh dinding
bangunan dengan campuran 1pc : 4ps.

c. Rollag
Pasangan dinding bata merah dilaksanakan untuk seluruh teras
dengan campuran 1pc : 3ps.

Ketentuan umum pekerjaan pasangan batu bata &plesteran :

a. Tebal siar antara 1-1,5 cm dan harus lurus/rata.


b. Batu pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari
jumlah batu merah yang utuh
c. Pasangan tembok batu merah harus dipasang dengan hubungan
(verband) yang baik tegak lurus, siku dan rata.
d. Tinggi pasangan tembok ½ batu hanya diperbolehkan maksimum
tinggi 1 meter untuk setiap hari kerja.
e. Semua voeg/siar di antara pasangan batu pada hari pemasangan
harus dikeruk 1 cm pada bagian luar dan dalam pada hari
pemasangannya dengan rapi.
f. Sebelum dipasang bata harus dibasahi dengan air secukupnya hingga
jenuh agar dapat melekat dengan sempurna.
g. Pemasangan dinding maksimal seluas 9 m2. Bila lebih, maka harus
dipasang kolom praktis.
h. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, maka permukaan dinding
yang akan diplester harus dibasahi terlebih dahulu.
i. Semua pekerjaan plesteran dinding tembok harus rata, halus
merupakan satu bidang tegak lurus dan siku, pekerjaan plesteran
yang telah selesai harus bersih dari retak-retak/noda-noda dan cacat
lainnya.
j. Acian dengan menggunakan air PS, setelah agak kering permukaan
acian digosok dengan kertas semen.
k. Acian beton dan benangan juga dilakukan pada permukaan kolom.
Pasal 20
Pekerjaan Beton
20.1. Lingkup pekerjaan:
Lingkup pekerjaan beton terdiri dari 3, yaitu:
a. Pekerjaan pondasi footplat
b. Pekerjaan bekisting
c. Pekerjaan pembesian
d. Pekerjaan pengecoran/ pembetonan
20.2. Bahan-bahan:
Bahan-bahan yang digunakan dalan pekerjaan beton ini memakai bahan-
bahan seperti:
a. Pondasi footplat
1. Pada pekerjaan pondasi footplat menggunakan bahan beton mutu K-
175.
2. Ukuran tulangan yang digunakan pada bagian plat adalah tulangan
utama ø 12-20, dan tulangan bagi ø8-20
b. Bekisting
1. Pada pekerjaan bekisting, menggunakan kayu kelas IV yang cukup
kering dengan tebal minimal 2 cm dan panil-panil multipleks dengan
tebal minimum 12 mm.
2. Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5/7 sebagai
penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga mampu
mendukung tekanan beton pada saat pengecoran sampai selesai
proses pengikatan.
3. Penyangga (balok, kolom, dll) dapat menggunakan scaffolding
dengan dialasi papan kelas III antara tanah dan penyangga. Dan
pemasangan penyangga setelah tanah dipadatkan.
c. Baja tulangan
1. Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu 24 menurut PBI
1971. Apabila baja tulangan kualitasnya diragukan oleh direksi,
maka kontraktor harus memeriksakan ke lembaga penerbitan bahan
yang diakui atas biaya kontraktor.
2. Ukuran baja tulangan harus seperti dalam gambar, penggantian
dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis
oleh direksi. Bila penggantian dapat disetujui maka luas penampang
yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan dalam gambar atau
perhitungan. Segala biaya yang ditambah oleh penggantian tulangan
terhadap yang digambar, sejauh bukan kesalahan gambar adalah
tanggung jawab kontraktor.
3. Semua baja tulangan harus disimpan di area bebas lembab,
dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian. Semua
tulangan baja harus dilindungi dari segala kotoran dan minyak serta
sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat.
d. Semen Tiga Roda (PC)
Semen Tiga Roda yang dipakai harus dari jenis I menurut Peraturan
Semen Tiga Roda 1972 (NI-8) yaitu semen Gresik atau merek lain
dengan persetujuan tertulis dari direksi.
e. Agregat halus (pasir)
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asal menurut PBI 1971
(NI-2) memenuhi syarat. Pada prinsipnya agregat halus terdiri dari
butir-butir yang tajam dan keras serta bersifat kekal, agregat halus harus
bersih dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap
berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik. Jika meragukan, pasir
tersebut harus dibawa ke laboratorium untuk diperiksa, atau pasir yang
sesuai dengan mix design. Pasir laut tidak boleh digunakan.
f. Agregat kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil dan batu pecah alami
maupun buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu atau yang
sesua dengan mix desain juga harus memenuhi PBI 1971 (NI-2).
g. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air bersih (yang
dapat diminum) dan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkohol,
garam dan bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton/tulangan
baja.
h. Paku
20.3. Syarat-Syarat Pekerjaan:
a. Pekerjaan pondasi footplat
1. Pada pembetonan, campuran yang digunakan adalah campuran K-
175.
Untuk melaksanakan pekerjaan beton dengan mutu-mutu yang
direncanakan untuk pekerjaan kontruksi diatas, maka harus
mengikuti persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971
dengan pengawasan yang ketat terhadap mutu.

2. Perbandingan komposisi adukan ditentukan dengan perbandingan


mix desaign yang dibuat di laboratorium yang ditunjuk oleh direksi,
di mana hasil tersebut akan digunakan patokan dalam pelaksanaan di
lapangan. Biaya mix desaign ditanggung oleh kontraktor.
Pelaksanaan pekerjaan :
- Pada pembuatan lapisan penutup beton, tebal lapisan harus
mendapat persetujuan direksi dan ditetapkan sesuai dengan
ketentuan pada PBI 1971. Dan untuk mendapatkan ketebalan
lapisan penutup beton yang seragam maka harus dibuat beton
ganjal tulangan/beton blok persegi yang dapat diikat terhadap
baja tulangan dengan mutu perekat yang sama dengan suatu
batas yang dicor.
- Pengawasan pekerjaan beton harus dilakukan dengan ketat dan
secara berkala harus dibuat benda uji beton dari slump, untuk
diuji di laboratorium setempat atau yang telah disetujui oleh
direksi.
- Takaran untuk bahan beton harus dilakukan dengan baik agar
mendapatkan hasil yang dikehendaki, semua pengadukan
dilakukan dengan mesin pengaduk.
- Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai dan berhenti pada
suatu bagian yang telah ditentukan oleh direksi atau dengan
pertimbangan syarat konstruksi.
- Adukan yang dituangkan ke dalam cetakan harus dipadatkan
dengan mesin penggetar (vibrator). Penggetaran harus dimulai
pada waktu adukan dituangkan ke dalam cetakan sampai
adukan berikutnya dituangkan kembali. Penggetaran tidak
diperkenankan langsung mengenai tulangan atau bagian-bagian
beton yang sudah mengeras.

b. Pekerjaan Bekisting
1. Bekisting menggunakan kayu Papan tahun yang cukup kering dan
mampu mendukung tekanan beton pada saat pengecoran sampai
selesai saat pengikatan.
2. Sebelum beton dituang, cetakan harus diteliti uantuk memastikan
bahwa cetakan sudah tepat posisinya, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan atau pengembangan saat beton dituang nanti, serta bersih
dari segala macam kotoran.
3. Permukaan terjadi penyerapan air secara merata agar tidak terjadi
penyerapan air dari beton yang baru dituang.
4. Cetakan dapat dibongkar dengan persetujuan direksi lapangan atau
pengawas.
c. Pekerjaan beton
3. Pada pembetonan, campuran yang digunakan adalah campuran beton
K-175.
Untuk melaksanakan pekerjaan beton dengan mutu-mutu yang
direncanakan untuk pekerjaan kontruksi diatas, maka harus
mengikuti persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971
dengan pengawasan yang ketat terhadap mutu.
4. Perbandingan komposisi adukan ditentukan dengan perbandingan
mix desaign yang dibuat di laboratorium yang ditunjuk oleh direksi,
di mana hasil tersebut akan digunakan patokan dalam pelaksanaan di
lapangan. Biaya mix desaign ditanggung oleh kontraktor.
Pelaksanaan pekerjaan :
- Pada pembuatan lapisan penutup beton, tebal lapisan harus
mendapat persetujuan direksi dan ditetapkan sesuai dengan
ketentuan pada PBI 1971. Dan untuk mendapatkan ketebalan
lapisan penutup beton yang seragam maka harus dibuat beton
ganjal tulangan/beton blok persegi yang dapat diikat terhadap
baja tulangan dengan mutu perekat yang sama dengan suatu
batas yang dicor.
- Pengawasan pekerjaan beton harus dilakukan dengan ketat dan
secara berkala harus dibuat benda uji beton dari slump, untuk
diuji di laboratorium setempat atau yang telah disetujui oleh
direksi.
- Takaran untuk bahan beton harus dilakukan dengan baik agar
mendapatkan hasil yang dikehendaki, semua pengadukan
dilakukan dengan mesin pengaduk.
- Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai dan berhenti pada
suatu bagian yang telah ditentukan oleh direksi atau dengan
pertimbangan syarat konstruksi.
- Adukan yang dituangkan ke dalam cetakan harus dipadatkan
dengan mesin penggetar (vibrator). Penggetaran harus dimulai
pada waktu adukan dituangkan ke dalam cetakan sampai
adukan berikutnya dituangkan kembali. Penggetaran tidak
diperkenankan langsung mengenai tulangan atau bagian-bagian
beton yang sudah mengeras.
d. Pekerjaan pembesian
Pemasangan, penyambungan, pemotongan dan pembengkokan harus
sesuai dengan persyaratan dalam PBI.

Pasal 21
Pekerjaan Pintu, Jendela, BV
21.1. Lingkup pekerjaan:
1. Pemasangan kusen pintu dan jendela
2. Pemasangan daun pintu dan jendela
21.2. Bahan-bahan:
Bahan-bahan yang digunakan:
1. Kayu Kamper Kelas Kuat I dengan ukuran 5/15
2. Papan Kamper dengan ukuran 3/30
21.3. Syarat-Syarat Pekerjaan:
Pekerjaan kusen dan daun jendela dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
dan gambar bila diinginkan sesuai dengan petunjuk pengawas
lapangan/direksi teknis.

Pasal 22
Pekerjaan Atap dan Penutup Atap
22.1. Lingkup pekerjaan:
Lingkup pekerjaan atap adalah sebagai berikut:
1. Gording, Nok & Balok tembok
2. Pekerjaan reng & usuk
3. Pekerjaan List plank
4. Pekerjaan penutup atap
5. Pekerjaan bubungan
22.2. Bahan-bahan:
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi atap adalah
rangka kayu dengan berbagai macam ukuran yang digunakan, yaitu
1. Gording, NOK, dan balok tembok menggunakan kayu Meranti ukuran
8/12
2. Lisplank menggunakan kayu Meranti ukuran 2/20.
22.3. Syarat-Syarat Pekerjaan :
1. Penutup atap
Penutup atap menggunakan genteng karang pilang.
2. Bubungan
Bubungan atap menggunakan genteng beton.
3. Rangka atap
a. Pembuatan dan pemasangan reng pada gedung menggunakan rangka
atap kayu..
b. Pada konstruksi ini juga menggunakan usuk dan reng.

Pasal 23
Pekerjaan Langit-langit
23.1. Lingkup pekerjaan:
1. Pemasangan rangka plafond
2. Pemasangan penutup plafond
3. Pemasangan list plafond
23.2. Bahan-bahan:
1. Semua kayu panggantung langit-langit yang baru menggunakan kayu
Meranti dengan menggunakan ukuran 5/7 untuk balok induk dan 4/6
untuk balok anak.
2. Untuk menutupi langit-langit menggunakan plafon Asbes dengan tebal
5 mm ukuran 100 cm x 100 cm permukaan halus dan rata.
3. Untuk list plafond menggunakan list kayu profil dengan ukuran 5/5.
23.3. Syarat-Syarat Pekerjaan:
1. Penutup plafond
a. Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapi dan rata, maka
bidang kayu bagian bawah kayu-kayu penggantung harus diserut
(dipasrah) hingga rata.
b. Permukaan bawah rangka plafond harus rata.
2. Pemasangan plafond
a. Setelah permukaan yang akan dipasang plafond diperiksa, maka
pemasangan penutup plafond dapat dilaksanakan.
b. Pemasangan langit-langit eternity diberi nat 5 mm guna
mendapatkan nat yang lurus dan rata, maka apabila terdapat ujung
yang rata harus diratakan terlebih dahulu.

Pasal 24
Pekerjaan Lantai
24.1. Lingkup pekerjaan:
1. Pemasangan keramik 50 x 50 polos untuk ruang dalam
2. Pemasangan keramik 30 x 30 polos untuk teras
3. Pemasangan keramik 30 x 30 warna/motif untuk kamar mandi
4. Pemasangan dinding keramik motif 20 x 20
24.2. Bahan-bahan:
1. Untuk semua pekerjaan lantai menggunakan keramik ukuran 50 x 50
kecuali pada kamar mandi dan teras menggunakan keramik ukuran 30 x
30.
2. Khusus untuk keramik-keramik yang dimaksud dipesan oleh kontraktor
dan harus mengajukan contoh terlebih dahulu kepada direksi.
3. Sebelum mengadakan pemasangan/ mendatangkan bahan kontraktor harus
mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
24.3. Syarat-Syarat Pekerjaan:
1. Seluruh lantai tegel keramik dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan nat-
natnya dicor dengan semen warna dengan warna sesuai dengan tegel
keramiknya.
2. Pengecoran setelah pemasangan berlangsung 3 (tiga) hari dengan
persetujuan konsultan pengawasan.

Pasal 25
Pekerjaan Instalasi Listrik
25.1. Lingkup pekerjaan:
1. Pemasangan lampu plafond
2. Pemasangan stop kontak, saklar, dan sekring
3. Pemasangan MCB
25.2. Bahan-bahan:
1. Persyaratan umum
Bahan-bahan yang akan dipasang harus baru dan memenuhi persyaratan-
persyaratan bahan yang berdasarkan PUILL 1987, syarat–syarat LMK
dan peraturan-peraturan setempat atau peraturan standar internasional
yang berlaku.

2. Bahan dan peralatan untuk sistem distribusi daya listrik.


a. Panel tegangan rendah serta kelengkapannya.
b. Sirkuit breaker harus merk yang mendapatkan sertifikat PLN atau
LMK.
c. Panel dilengkapi pilot lamp. Warna merah, kuning dan hijau untuk
fase R,S,T dan dilengkapi sekering kecil untuk masing-masing
lampu.
d. Kabel-kabel tegangan rendah dengan jenis dan ukuran yang sesuai
yang dinyatakan dalam gambar dengan merk sekualitas Focus atau
yang skualitas (bersertifikat LMK).
e. Semua bahan dan peralatan harus baru dan sesuai dengan syarat-
syarat yang dimaksud dalam gambar dan RKS dan terlebih dahulu
diajukan contoh-contoh atau brosur-brosur dan shop drawing.
3. Kabel-kabel untuk instalasi penerangan
a. Kabel-kabel instalasi dari kualitas produksi dalam negeri.
b. Merk adalah Focus atau yang semuanya bersertifikat LMK dan telah
disetujui oleh direksi.
c. Jenis dan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar.
4. Pipa-pipa kabel dan persilangan
a. Pipa kabel yang digunakan pipa PVC dengan ukuran yang sesuai
atau minimal diameter 5/8” dan 2” atau secukupnya untuk kabel
tanam dan tidak boleh ada sambungan kabel didalamnya. Khususnya
untuk kabel tertentu (kabel pembagi) di dekat panel digunakan pipa
galvanize.
b. Persilangan-persilangan pipa disambung dengan T doos dengan
bahan PVC dilengkapi dengan tutupnya.
c. Sambungan kabel pada persilangan ditutup dengan dop bahan
keramik atau PVC.
5. Saklar dan stop kontak
a. Armateur-armateur saklar dan stop kontak merk Vimar atau yang
sekualitas.
b. Doos digunakan tipe inbouw (tertanam dalam dinding) dengan bahan
plastik yang khusus yang khusus untuk itu yaitu hubungan doos
dengan saklar tertutup.
6. Titik lampu untuk instalasi penerangan
a. Armateur-armateur lampu produksi dalam negeri dan telah
mendapatkan persetujuan direksi, macam, jenis dan ukuran-ukuran
daya sesuai yang dinyatan dalam gambar.
b. Semua bahan-bahan adalah harus baru dan sesuai dengan syarat-
syarat yang dimaksud dalam gambar dan terlebih dahulu diajukan
contoh, brosur dan shop drawing dan harus diserahkan kepada
direksi, 30 (tiga puluh) hari sebelum pemasangan.
c. XL
- Kotak lampu: terdapat dari plat tebal minimum 0,7 mm cat dasar
tahan karat, kemudian cat akhir dengan warna putih.
- Reflector : sama dengan spesifikasi kotak lampu.
- Fitting : merk Star dan sekualitas.
- Tabung Lampu : Tipe Cool White Toshiba atau Philips.
- Ballast : Ballast Ten atau sekualitas.
- Kondenssator : Kondensator merk Sanyo, Toshiba atau sekualitas
dilengkapi dengan sekering 1 A.
25.3. Syarat-Syarat Pekerjaan:
1. Persyaratan umum
a. Gambar rencana
Gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari peralatan-
peralatan yaitu panel-panel, dll. Penyesuaian harus dilaksanakan di
lapangan, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi di
lapangan.

b. Gambar pelaksanaan
Gambar pelaksanaan yang dibuat oleh instalasi harus diserahakan
kepada direksi setelah pekerjaan selesai, dengan catatannya.

Gambar-gambar untuk pengajuan ke PLN dan gambar jaringan


terpasang, dibuat oleh kontraktor berdasarkan gambar rencana.
Perubahan atas gambar-gambar rencana harus melalui persetujuan
direksi, setelah ada pengajuan tertulis dari kontraktor.

c. Standar dan peraturan pemasangan


Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standar dalam
peraturan umum instalasi listrik 1987 dan standar internasional yang
tidak bertentangan dengan PUIL 1987.

d. Instalator dan tenaga pelaksana


- Surat ijin bekerja harus masih berlaku bagi instalator adalah
klasifikasi C, yang harus dimiliki secara hak oleh kontraktor, satu
copy dari surat ijin tersebut harus diserahkan direksi.
- Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang
koordinator yang ahli dalam bidangnya, bepengalaman dalam
pekerjaan dan serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor
dengan predikat baik. Tenaga-tenaga pekerja harus dipilih hanya
yang berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi
listrik secara umum kuat, aman dan rapi.
2. Sistim distribusi daya listrik
Panel utama tegangan rendah dan sub panel

a. Bahan, dari plat baja tebal 2,3 mm, dicat tahan karat bagian luar dan
dalam sebelum dicat akhir dengan cat oven warna abu-abu.
b. Bentuk fisik panel induk dan sub panel, harus mempunyai pintu yang
dapat dikunci dan handle serta dapat dibuka/ tutup dengan mudah
yang dilengkapi dengan:
- Lampu kecil untuk menunjukkan phase R,S,T berwarna merah,
kuning dan hijau dan saklar untuk mematikan, sesuai dengan daya
yang dibutuhkan.
- Panel kecil induk setidak-tidaknya dipsang meter penunjuk Ampere
dan Voltage.

c. Bus-bar
- Bus-bar netral dan bus-bar pentanahan dipasang pada posisi
berseberangan (atas dan bawah/ kiri dan kanan).
- Bus-bar diberi tanda untuk phase R,S,T nol dan pentanahan
- Bus-bar pentanahan (ground) dihubungkan dengan bagian-bagian
yang harus tidak bertegangan, antara lain: kotak panel atau benda-
benda konduktif.
- Bus-bar yang menghantarkan arus listrik harus dilapisi dengan
bahan yang mencegah oksidasi antara lain “Silver Palted”.
d. Kabel-kabel
- Ujung-ujung kabel bekas (standar) harus mempunyai sepatu kabel
(lug) tipe compression yang sesuai dan ujung-ujung kabel harus
masuk semua ke sepatu kabel.
3. Instalasi penerangan
a. TL dan Armateurnya
TL dan armateur harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar.

- Semua armateur TL yang terbuat dari metal harus mempunyai


terminal pertanahan (grounding) dan ditanamkan dengan kabel
warn kuning strip hijau (PUIL 1987, pasal 720 B.I.).
Penyambungan kabel harus menggunakan terminal kabel.

- Semua lampu flour recent dan lampu discharge lainnya harus


dikompensasi dengan “Power Factor Correction Capacitor” yang
cukup untuk mencapai power faktor sekitar 80%-85%. Kapasitor/
kondensator harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sekering
kecil untuk menghindari bahaya kebocoran kapasitor
(kondensator). Satu TL menggunakan satu kondensator, satu
ballast.

- Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya warna putih


dengan derajat pemantulan yang tinggi.

- Box tempat ballast, kapasitor (kondensator) dudukan starter dan


terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa
sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan
kerja dan umum, teknis komponen lampu itu sendiri. Ventilasi
dalam box harus dibuat dengan sempurna.

- Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem


tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor
(kondenssator). Penyambungan kabel harus menggunakan terminal
kabel.
b. Lampu XL
- Lampu XL dan fitting harus sesuai dengan yang dimaksudkan
dalam gambar-gambar.
- Fitting lampu XL tersendiri dari fitting ebonite untuk daerah tidak
berair dan fitting WD untuk daerah berair.
c. Stop kontak (kontak-kontak)
- Seluruh stop kontak harus memiliki terminal phase netral dan
pertanahan (grounding).
- Pemasangan stop kontak tertanam dalam dinding (inbouw).
- Tinggi pemasangan stop kontak +150 cm, tinggi di bawah +50 cm
harus mempergunakan tutup/ kunci pengaman (WD).
- Semua stop kontak satu phase harus mempunyai rating 10 A/ 16 A
– 250 V/ 380 V.
- Semua kotak-kotak/ stop kontak daya 1 phase dan 3 phase tipe
splash proof/ dust proof, dipasang satu meter dari lantai.
- Semua stop kontak daya harus menggunakan bushing.
- Kabel-kabel daya yang menuju kontak-kontak/ stop kontak dari
bawah lantai/ kabel trench harus dilindungi galvanized steel
conduct pipe (pipa baja khusus instalasi yang digalvanis dan
diklem).
d. Kabel
- Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran, jenis yang
dinyatakan dalam gambar.
- Pemasangan jaringan kabel didalam beton atau dinding
harus dilewatkan dalam pipa dengan pertemuan sambungan pada T
doos yang dapat dibuka.
- Penanaman pipa dilaksanakan sebelum beton dicor, atau sebelum
dinding diplester.
- Tidak diijinkan adanya sambungan kabel didalam pipa.
- Pipa yang ditanam didalam beton diusahakan sewaktu
proses pengecoran beton tidak terjadi kebocoran, sehingga adukan
beton cair masuk kedalam pipa atau kerusakan lainnya akibat
pelaksanaan pengecoran.
- Pipa yang ditanam pada dinding harus diklem dan kuat selama
pelaksanaan pekerjaan plesteran.
- Pemasangan jaringan kabel diatas plafond dapat dengan cara
terbuka (tanpa melalui pipa)
- Pemasangan jaringan terbuka, pada setiap jarak maksimal 1,00 m
harus dipasang pengikat dari porselen dan diikatkan dengan
kencang serta kabel harus tegang.
- Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL
1977 pasang 720 E.I, yaitu:
Merah fasa R

Kuning fasa S

Hitam fasa T

Biru fasa Netral/nol

Kuning strip hijau untuk pentanahan/arde

e. Pengujian dan instalasi


- Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan
fasilitas lainnya untuk menyelenggarakan serangkaian pengujian
terhadap material equipment, serta instalasinya, untuk
memperlihatkan bahwa seluruh pekerjaan sudah dilaksanakan
dengan baik, memenuhi segala persyaratan dan apa yang
dimaksudkan. Semua pengujian diselenggarakan atas biaya
kontraktor.
- Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi, sebelum
dan sesudah dipasang: tes insulasi, tes kontinuitas, dengan
disaksikan oleh Direksi dan dicatat hasilnya.
- Sebelum pengujian diadakan antara lain pemeriksaan-
pemeriksaan berikut:
 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang
dimaksud.
 Pemeriksaan kekuatan mekanis.
 Pemeriksaan kontinuitas rangkaian

Pasal 26
Pekerjaan Kunci, Kaca dan Penggantung
26.1. Lingkup pekerjaan:
1. Pemasangan kunci pintu
2. Pemasangan engsel pintu
3. Pemasangan engsel jendela
4. Pemsangan grendel jendela
5. Pemsangan grendel Pintu
6. Pemasangan kaca jendela
26.2. Bahan – bahan:
1. Kunci Tanam biasa
2. Engsel kuningan pintu
3. Engsel kuningan jendela
4. Grendel biasa (kecil) jendela
5. Grendel biasa (besar) pintu
6. Kaca dengan ketebalan 5 mm
26.3. Syarat-syarat pekerjaan:
1. Pemasangan kunci pintu tanam dibuat satu persatu di masing-masing
pintu menggunakan kunci pintu yang berkualitas baik.
2. Pemasangan engsel pintu dipasang sebanyak 3 buah di setiap daun
pintu dan pemasangan engsel jendela dipasang sebanyak 2 buah di
setiap daun jendela, dan menggunakan kualitas engsel yang baik.
3. Pemasangan grendel jendela di pasang di setiap jendela 1 buah,
terletak disisi bawah dalam jendela.
4. Pemasangan grendel pintu di pasang di setiap pintu 1 buah, terletak di
bagian daun pintu yang terbuka.

Pasal 27
Pekerjaan Instalasi Air
27.1. Lingkup pekerjaan:
1. Kloset duduk dan shower
2. Pemasangan pipa air bersih
3. Pemasangan pipa air kotor
4. Bak kontrol
5. Sumur resapan
6. Septictank
7. Saluran air
27.2. Bahan-bahan:
1. Closed duduk Lux
2. Jet Washer
3. Floor Drain plastic
4. Washtafel Toto L529V1 Pedestal Lavatory
5. Pipa PVC Ø 3/4 “
6. Pipa PVC Ø 4 “
7. Pipa PVC Ø 6 “
8. Kran air
9. Sumur resapan
10. Septictank + Resapan
27.3. Syarat-Syarat Pekerjaan:
1. Penyambungan dengan perlengkapannya, sesuai dengan petunjuk
lapangan.
2. Pemasangan semua sistem perpipaan air bersih untuk distribusi dari
pipa utama sampai alat-alat plumbing bangunan lengkap dengan
sambungan-sambungan tikungan dan perlengkapan lainnya yang
diperlukan.
3. Pemasangan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan jaringan
air bersih.
4. Pipa-pipa dipasang dimasukkan didalam permukaan dinding batu
merah, sedalam sama dengan tebal plesteran.
5. Pemasangan pipa-pipa drainase langsung di salurkan ke riool yang di
setiap sudutnya ada penampung bak kontrol yang nantinya dibuang ke
resapan.

6. Setiap bahan pipa (panjang utuh), fitting, fixture-fixture dan peralatan


yang akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda atau
merek yang jelas dari pabrik pembuatnya, fitting-fitting dan fixture yang
tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti dan tanggung jawab
kontraktor.
7. Bahan-bahan, peralatan-peralatan tambahan yang disediakan harus baru
dan dapat diterima.
8. Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa cabang-cabang untuk distribusi
air sampai ke fixture baik yang ditanam didalam tanah, ditanam didalam
dinding maupun yang ditempatkan diatas langit-langit dibuat dari pipa
putih yang digalvanisir atau gip kelas medium dari bermacam-macam
ukuran sesuai dengan ukuran yang dinyatakan didalam gambar,
produksi dalam negeri dengan kualitas terbaik dipilih salah satu dari
produksi Wavin/ Vinilon/ Maspion-SNI.
9. Talang tegak menggunakan pipa PVC tipe AW kelas medium produksi
PVC tipe Vinilon/ Maspion-SNI.
10. Bahan dan peralatan sambungan dipakai dari mutu terbaik, kualitas dan
produksi yang sama dengan pipa yang digunakan serta telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
11. Peralatan dan material yang akan dipakai atau dipasang harus diajukan
contohnya kepada Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pemasangan
atau pemakaian dapat berlangsung setelah mendapatkan persetujuan
dari Konsultan pengawas.

Pasal 28
Pekerjaan Pengecatan
28.1. Lingkup pekerjaan:
1. Pengecatan bidang kayu baru
2. Pengecatan tembok baru
3. Pengecatan langit-langit
28.2. Bahan-Bahan:
1. Cat meni kayu
2. Plamir
3. Cat minyak
4. Cat meni tembok
5. Cat dasar kayu
6. Cat dasar tembok
7. Cat tembok biasa Nippon
8. Cat tembok Nippon weathershield
28.3. Syarat – syarat pekerjaan:
1. Pengecatan kayu ,sebelum di cat kayu kusen diamplas sampai halus
Kemudian di plamir 1 lapis, kemudian di cat satu lapis cat dasar, dan
kemudian 3 lapis cat penutup.
2. Pengecatan kayu kusen dibuat warna yang sama dengan daun pintu
Tapi warna di buat lebih gelap dari daun pintu.
3. Pengecatan tembok, sebelum di cat harus sudah dalam keadaan rata
dan halus.
Kemudian di plamir 1 lapis, kemudian di cat satu lapis cat dasar, dan
kemudian 2 lapis cat penutup.
4. Pengecatan kolom timbul dibuat warna yang sama dengan tembok
Tapi warna di buat lebih gelap dari tembok.

Pasal 29
Penutup
29.1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini untuk
menguraikan bahan – bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau
kalimat “diadakan oleh pemborong atau diselenggarakan pemborong”,
maka hal ini dianggap seperti betul – betul disebutkan, jika ternyata uraian
tersebut masuk dalam pekerjaan.
29.2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian
yang betul–betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum
disebut dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini harus
diselenggarakan oleh pemborong dan dianggap seperti benar – benar
disebutkan.
29.3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak
adanya maka tetap diadakan / dikerjakan pemborong.
29.4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan
konsultan perencana.
-

Anda mungkin juga menyukai