Pembangunan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIK
1 SCOPE PEKERJAAN :
- Pembangunan Dermaga Rakyat Desa Langkoroni Kecamatan Maligano
2 PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN : ………………………………………..
NO KONTRAK : ………………………………………..
Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
Kontraktor harus membuat patok pokok / patok utama untuk setiap unit pekerjaan yang
memerlukan bouwplank.
Patok tersebut harus diikat ketinggiannya dengan patok yang sudah ada atau terhadap
tinggi patok setempat yang disetujui oleh konsultan pengawas dan hasil pengikatan harus
ditandai dengan cat merah.
Semua patok / patok bouwplank harus dibuat dari bahan yang kuat dan awet, dipasang
kokoh dan permukaan atasnya rata (waterpass).
Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
Kantor peroyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari
kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi keet
Pembangunan tidak di bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun
tetap mengutamakan kenyaman yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan
yakni Direksi keet dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
2.7. Laporan Prgres Fisik Mingguan dan Bulanan, MC, Back Up Data, Asbuild Drawing &
Dokumentasi
Pelaporan kemajuan pekerjaan ini dilakukan secara harian yang akan direkapitulasi
dalam laporan mingguan. Format pelaporan kami mengikuti petunjuk dari direksi pekerjaan.
Dalam penyusunan laporan harian serta mingguan harus disertai dengan
dokumentasi (foto) tahapan-tahapan pelaksanaan setiap item pekerjaan sesuai petunjuk
dari direksi pekerjaan. Administrasi yang dimaksud yaitu pengurusan perijinan, pelaporana,
termijn, atau surat menyurat lainya yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.
Dokumentasi dibuat sebanyak lima kali yaitu foto kondisi sebelum pelaksanaan pekerjaan 0
%, foto kondisi pelaksanaan 25 %, 50 %, 75 % dan foto kondisi selesai pelaksanaan.
Penyajian dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dibua dalam album foto ranngkap 4 (empat)
atau secukupnya dengan perlalatan kamera digital.
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang telah
ditentukan dan dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batasgalian.
Pekerjaan semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengelola Teknis
Proyek / Pengawas Lapangan
Material hasil galian yang memenuhi syarat spesifikasi bisa digunakan
untuk timbunan atas pesetujuan Direksi
Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan dari lokasi sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan tanah hasil galian harus diratakan dan
dimiringkan menurut petunjuk pengawas
Galian tanah harus ditimbun diluar bouwplank dan diratakan
Urugan pasir lapis demi lapis setiap 5 cm disirami dengan air sampai padat dan rata apabila
pekerjaan urugan lebih dari 1 m.
Dibawah Pondasi / Lantai harus dengan pasir dengan ketebalan 5 cm sesuai dengan
gambarrencana.
baik dari sumber alam, tidak mengandung garam serta zat organik yang dapat
mengakibatkan kostruksi menjadi korosi atau mudah rusak.
Tempat lokasi atau bekas pasangan lama harus homogen, mempunyai daya dukung kuat dan
stabil, bersih dari segala kotoran yang dapat merusak hasil akhir mutu pekerjaan pasangan batu
pada konstruksi terpasang. Adukan untuk pasangan batu dilaksanakan dengan mekanis atau
manual dengan campuran 1 Pc : 4 Ps ( 1 bagian semen berbanding 4 bagian pasir ) ditambah
air secukupnya.
Bidang pasangan batu yang akan diplester harus bersih dari kotoran tanah, lumpur, residu,
sisa campuran dan kotoran lain yang dapat mengurangi daya lekat plesteran. Pada
pekerjaan rehabilitasi, plesteran yang rusak harus dikupas hingga permukaan bidangnya
kasar dan bersih kemudian disiram mortar ( air semen ) agar pekerjaan plesteran baru dapat
melekat kuat menjadi satu kesatuan dengan pasangan / plesteran lama.
5. PEKERJAAN BETON
5.1. Bekesting
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan
request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Bekisting atau cetakan harus
digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan membentuk adukan menurut
garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang
mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi.
Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk bekisting baru bisa dipergunakan jika sudah
mendapat persetujuan dari Pengawas / Konsultan Supervisi. Semua bahan untuk bekisting
harus bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah
kotoran yang melekat dan sejenisnya kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan oleh
Pengawas / Konsultan Supervisi. Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari bahan yang
kuat. Banbu tidak diperbolehkan dipakai untuk tiang-tiang penyangga sekur dan klem, tetapi
harus menggunakan kayu dolken atau kayu lain. Untuk bahan-bahan yang kurang/tidak
memenuhi harus dibuang dan tidak boleh dipakai Kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting
yang menurut Pengawas / Konsultan Supervisi membahayakan atau tidak memadai, maka
bekisting tersebut dapat ditolak oleh Pengawas / Konsultan Supervisi, kami segera
membongkar dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan dan menggantinya
dengan biaya sendiri. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-
konstruksi yang berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa
menahan beban yang diterima. Toleransi yang diijinkan adalah kurang lebih 3 mm. Untuk garis
dan permukaan setelah penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap
beban adukan beton yang masih basah dan getaran. Terhadap beban konstruksi angin
bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui oleh Pengawas / Konsultan
Supervisi sebelum pelaksanaan pengecoran. Celah antara bekisting harus ditutup rapat,
sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar/kebocoran pada sambungan atau
cairan dari beton. Untuk mempermudah pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis
bekisting dengan persetujuan Pengawas / Konsultan Supervisi. Minyak pelumas, baik yang
sudah dipakai atau belum dipakai tidak boleh dipergunakan. Jika disetujui oleh Pengawas /
Konsultan Supervisi, kami mengganti cara pemakaian cetakan besar yang diberi lapisan
plesteran semen dengan beton terbuka tanpa plesteran.
Bekisting yang sudah selesai dibuat dan siap untuk pengecoran beton, akan diperiksa oleh
Pengawas / Konsultan Supervisi. Beton tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui
Pengawas / Konsultan Supervisi. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam Sebelumnya, kami memberitahukan Pengawas /
Konsultan Supervisi bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.
5.2. Pembesian
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan
request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume.
Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu baja U.24 dan ukuran baja tulangan
harus sesuai seperti bestek.
Sebelum pekerjaan potong bengkok penyetelan dimulai dilakukan dulu pembuatan rencana
potong bengkok (BBS).
Pemotongan besi menggunakan alat pemotong besi.
Dalam pemasangan besi tetap berpedoman pada gambar rencana, perhatikan jarak dan
pola pemasangan.
Saat pelaksanaan dimulai daerah pekerjaan harus dibersihkan dari puing atau kotoran lain
yang menggangu.
Ikatan pembesian dipakai kawat beton sesuai dengan gambar kerja.
Pemasangan beton decking pada besi bagian bawah.
Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam beton karena akan meyebabkan
segregasidan bleeding terutama untuk beton dengan slump tinggi. Lama penggetaran cukup
antara 10 s/d 15 detik.
Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, keren apabila bekisting tergetar akan
terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat merusakkan bekisting. Jarak minimal ke bekisting
adalah 10 cm.
Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang sama, karena dapat
mengakibatkan rongga-rongga udara di dalam betonnya.
Vibrator harus dimasukkan ke dalam beton yang belum terpadatkan secara tepat dan dicabut
pelan-pelan. Kecepatan memasukkan vibrator diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan
awal pada beton lapisan atas sehingga menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap
dibawahnya. Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan-pelan untuk memberikan
kesempatan vibrator menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan
pencabutanberkisar antara 4 s/d 8 cm/detik.
Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk memudahkan pengaturan sistem
pemadatan dengan vibrator.
Untuk menyambung lapisan bawah dengan lapisan diatasnya, vibrator harus dimasukkan
sebagian (kira-kira 10 s/d 15 cm) ke dalam lapisan di bawahnya agar tercipta lekatan yang
monolik, padat dan menyatu.
Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna maka
diperlukan curing untuk menjaga kelembabannya dan curing harus segera dimulai langsung
setelah selesai perataan. Lamanya curing sekitar 3 hari berturut-turut atau sesuai spesifikasi
mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara antara lain :
Menyemprotkan dengan lapisan khusus pada permukaan beton.
Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air.
Menutupi permukaan beton Plat dengan karung goni basah secara terus menerus
Melakukan pemeriksaan bahwa semua kotoran debu, beton lama, dan sebagainya
dibersihkan dari acuan.
Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar pekerjaan dapat
berlangsung tanpa melanggar
Memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila pengecoran tidak
dapat diselesaikan sebelum gelap.
Memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop – end bila persediaan beton
terganggu / terlambat.
Memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda uji bahan atau beton
sesuai dengan Syarat – syarat Teknik.
memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk pengetar, dalam
kondisi siap pakai.
Melakukan pengecoran yang disyaratkan
Spesifikasi
Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan direksi dan pengawas Teknis
lapa
Pembangunan