Anda di halaman 1dari 10

Spesifikasi Teknis

Pembangunan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIK

1 SCOPE PEKERJAAN :
- Pembangunan Dermaga Rakyat Desa Langkoroni Kecamatan Maligano

2 PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Papan Nama Proyek


Papan nama proyek berfungsi sebagai identitas suatu proyek yang sedang berjalan
dan di pasang pada bagian depan lokasi proyek. Pada pekerjaan papan nama proyek,
dibutuhkan 1 lembar Spanduk 120 x 80 cm (dapat di baca dengan jelas dari jarak 5 meter )
yang bagian belakangnya diberi bingkai dari kayu kaso berukuran 4/6 cm dan dicat meni kayu
atau disesuaikan dengan bahan-bahan dan ukuran sesuai dengan analisis harga satuan
pekerjaan dalam kontrak. Dalam pemasangannya, papan nama proyek tersebut diberi tiang
kayu yang cukup kuat.

PEMERINTAH KABUPATEN .......


DINAS PERHUBUNGAN
KEGIATAN : ………………………………………..

PEKERJAAN : ………………………………………..

NO KONTRAK : ………………………………………..

WAKTU PELAKSAAAN : ………………………………………..

SUMBER DANA / NILAI KONTRAK:………………………………………..

KONTRAKTOR PELAKSANA : ………………………………………..

KONSULTAN PENGAWAS : ………………………………………..

Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain
yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki
kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam
kondisi aman sepanjang waktu. Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan
kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan
industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan
Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
2.3. Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke lokasi


(mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai spesifikasi yang
ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat (trailer / truck
besar) atau alat angkut air (ponton).

 Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya kembali


(demobilisasi)
 Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator
yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor
 Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan digunakan kepada
konsultan pengawas lapangan.
 Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

2.4. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


` Pada pelaksanaan proyek pembangunan sebuah dermaga Pengukuran dan
Pemasangan Bouwplank adalah pekerjaan awal saat akan mendirikan bangunan
sebelum kita memulai pekerjaan struktur seperti pondasi dan lainnya.

 Kontraktor harus membuat patok pokok / patok utama untuk setiap unit pekerjaan yang
memerlukan bouwplank.
 Patok tersebut harus diikat ketinggiannya dengan patok yang sudah ada atau terhadap
tinggi patok setempat yang disetujui oleh konsultan pengawas dan hasil pengikatan harus
ditandai dengan cat merah.
 Semua patok / patok bouwplank harus dibuat dari bahan yang kuat dan awet, dipasang
kokoh dan permukaan atasnya rata (waterpass).

Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

2.5. Air Kerja


Spesifikasi Teknis
Air kerja merupakan salah satu bahan bangunan yang sangat penting dalam
Pembangunan
pekerjaan suatu proyek. Untuk pelaksanaan pekerjaan akan mempersiapkan kebutuhan
air kerja. Kebutuhan air didatangkan darisekitar lokasi dengan menggunakan mobil tangki.
Untuk penyediaan air kerja kami akan menempatkan beberapa bak penampungan air
dengan kapasitas 1000 liter dan beberapa drum di dekat lokasi pekerjaan. Air yang
digunakanbersih dari zat-zat kimia atau material – material tertentu yang dapat mengurangi
kualitas pekerjaan.

Cara Pembayaran :
Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

2.6. Direksi Keet dan Barak Kerja

Kantor peroyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari
kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi keet 
Pembangunan tidak di bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun
tetap mengutamakan kenyaman yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan 
yakni Direksi keet dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.

2.7. Laporan Prgres Fisik Mingguan dan Bulanan, MC, Back Up Data, Asbuild Drawing &
Dokumentasi

Pelaporan kemajuan pekerjaan ini dilakukan secara harian yang akan direkapitulasi
dalam laporan mingguan. Format pelaporan kami mengikuti petunjuk dari direksi pekerjaan.
Dalam penyusunan laporan harian serta mingguan harus disertai dengan
dokumentasi (foto) tahapan-tahapan pelaksanaan setiap item pekerjaan sesuai petunjuk
dari direksi pekerjaan. Administrasi yang dimaksud yaitu pengurusan perijinan, pelaporana,
termijn, atau surat menyurat lainya yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.
Dokumentasi dibuat sebanyak lima kali yaitu foto kondisi sebelum pelaksanaan pekerjaan 0
%, foto kondisi pelaksanaan 25 %, 50 %, 75 % dan foto kondisi selesai pelaksanaan.
Penyajian dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dibua dalam album foto ranngkap 4 (empat)
atau secukupnya dengan perlalatan kamera digital.

3. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


3.1. Pekekerjaan Galian Tanah Mekanis
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing
dan pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Pekerjaan
ini mencakup Galian Mekanis 1 m sampai dengan 3 m dengan cara mekanis atau
menggunakan Excavator. Tahapan dari pekerjaan ini adalah :

 Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang telah
ditentukan dan dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batasgalian.
 Pekerjaan semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengelola Teknis
Proyek / Pengawas Lapangan
 Material hasil galian yang memenuhi syarat spesifikasi bisa digunakan
untuk timbunan atas pesetujuan Direksi

 Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan dari lokasi sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan tanah hasil galian harus diratakan dan
dimiringkan menurut petunjuk pengawas
 Galian tanah harus ditimbun diluar bouwplank dan diratakan

3.2. Pekerjaan Urugan Tanah Timbunan Pilihan


Spesifikasi Teknis
Bahan / material timbunan yang dipakai adalah tanah hasil Pembangunan
galian pekerjaan
konstruksi, dan tanah tersebut harus bersih dari kotoran humus, lumpur, pasir, lapukan
kayu dan bahan organik yang dapat merusak hasil akhir mutu pekerjaan itu. Timbunan
harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan dari setiap lapisan setelah dipadatkan
tidak lebih dari 20 Cm dengan menggunakan alat bantu pemadat dengan tenaga manual
sampai mencapai kepadatan yang diharapkan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan oleh direksi teknis.

3.3. Pekerjaan Urugan Pasir

Urugan pasir lapis demi lapis setiap 5 cm disirami dengan air sampai padat dan rata apabila
pekerjaan urugan lebih dari 1 m.
 
Dibawah Pondasi / Lantai harus dengan pasir dengan ketebalan 5 cm sesuai dengan
gambarrencana.

3.4. Pekerjaan Pemadatan Tanah Timbunan


Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan
pengajuan request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Timbunan tanah
disini adalah untuk tanggul dermaga. Material Timbunan yang digunakan diambil dari
bekas galian tanah dan tanah timbunan yang didatangkan yang memenuhi syarat sesuai
spesifikasi.Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
- Dipastikan tanah timbunan terbebas dari kotoran.
- Material timbunan dihampar di lokasi diratakan
- Selanjutnya dilakukan penyiraman air dan pemadatan dengan alat stamper atau alat lain
sesuai kebutuhan.

4. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

4.1. Pek. Pasangan Batu Kosong


Pasangan batu kosong, terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar
sedemikian sehingga semua cocok satu sama lain. Tiap batu mempunyai panjang dan lebar
yang tidak kurang dari 200 mm ha diberi landasan pasir dan diletakkan pada dasar alamiah
sedemikian, sehingga permukaan yang telah sel merupakan bidang yang benar-benar rata.

4.2. Pasangan Batu Gunung, Camp. 1 : 4 (Talud dan Tangga)


Batu yang dipakai harus memenuhi syarat kekerasan dan kepadatan yang disetujui ,
bersih dari kotoran lumpur maupun tanah. Material batu berasal dari sungai atau gunung
dengan ukuran maksimum harus memperhatikan tebal pasangan dan mempunyai berat
antara 6 kg - 25 kg ( batu ukuran kecil tidak boleh dipasang, kecuali untuk batu kunci atas
persetujuan Direksi ).
Pasir harus sama yang disyaratkan untuk batu dengan gradasi dan kekasaran yang
dapat menghasilkan adukan yang baik. Air yang dipakai untuk mencampur adukan harus air
yang

baik dari sumber alam, tidak mengandung garam serta zat organik yang dapat
mengakibatkan kostruksi menjadi korosi atau mudah rusak.
Tempat lokasi atau bekas pasangan lama harus homogen, mempunyai daya dukung kuat dan
stabil, bersih dari segala kotoran yang dapat merusak hasil akhir mutu pekerjaan pasangan batu
pada konstruksi terpasang. Adukan untuk pasangan batu dilaksanakan dengan mekanis atau
manual dengan campuran 1 Pc : 4 Ps ( 1 bagian semen berbanding 4 bagian pasir ) ditambah
air secukupnya.

4.3. Stabilisasi Dengan Pemasangan Geotextile Woven W-250


Adalah sebagai separator/pemisah untuk mencegah terkikisnya dan larutnya Spesifikasi Teknis
lapisan material
Pembangunan
tanah timbunan. Geotextile non woven juga berfungsi untuk mempermudah proses pemadatan
system perkerasan.
Bahan GT-300-Gr, produk yang dikeluarkan telah sesuai dengan peruntukkan/aplikasi lapangan
di bidang mekanika tanah dalam standar uji ASTM D / ISO.
Pelaksanaan Dalam pemasangan geo textile ada 4 langkah yang harus dilakukan secara
bertahap. Berikut adalah 4 langkah dalam memasang geo textile:
 Pemasangan Subgrade/tanah dasar
 membersihkan lokasi dari benda-benda tajam dan benda lainnya yang dapat menghambat
proses subgarade
 ganti tanah dasar yang lunak dengan material yang lebih baik. Hal ini disesuaikan dengan
perencanaan
 pemadatan tanah dasar dengan alat pemadatan yang memadai.
 Penggleran Geotextile dan Penyambungan
 Penggelaran
 Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus digelar secara
melintang dijalan.
 Sesudah itu Geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa
gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan geotextile dapat dil lakukan
secara flesibel (melintang atau memanjang).
 Geotextile dapat dipotong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Hal ini bertujuan
untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan penyambungan.
 Penyambungan Geo Textile
 Penyambungan Geo Textile yang satu ke lainnya dapat dilakukan dengan cara saling
melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (Sewn).
 Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30 cm – 100 cm, langkah ini
tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan
 Penjahitan panel geotextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit portable
atau menggunakan tenaga generator.
 Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja. Panel yang belum di
jahit dapat disiapkan di gudang (workshop) dalam berbagai macam panjang dan lebar yang
diperlukan.
 Penyebaran dan Penempatan Agregat
 Sesudah Geo textile selesai disambung dan rapi, langkah selanjutnya adalah menebar dan
menempatkan agregat yang sudah kita pilih untuk diletakkan diatas geo textile.
 Penempatan agregat dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan agregat, sehingga
lapisan geotextile tidak tergilas langsung oleh roda truk pengangkut agregat maupun alat berat
yang kita gunakan untuk meratakan karena dapat merusak lapisan geotextile.

 Ketebalan agregat disesuaikan dengan perencanaan yang kita buat sebelumnya.


 Material agregat kemudian diratakan, dapat menggunakan alat berat, dozer, dll. Jika lapisan
agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan berlalu lalang diatasnya, khawatir dapat merusak
lapisan geotextile.  Pemadatan Agregat
 Setelah agregat diratakan, agregat tersebut dipadatkan, dapat menggunakan alat berat,
stemper, dll.

4.4. Pekerjaan Plesteran 1 : 3 (Tangga)


Adukan campuran untuk plesteran 1 Pc : 3 Ps, menggunakanSpesifikasi Teknis
tenaga manual
Pembangunan
maupun mekanis dengan ketentuan seluruh media yang dipakai untuk bahan campuran
telah diperiksa dan memenuhi syarat - syarat yang telah ditentukan.

Bidang pasangan batu yang akan diplester harus bersih dari kotoran tanah, lumpur, residu,
sisa campuran dan kotoran lain yang dapat mengurangi daya lekat plesteran. Pada
pekerjaan rehabilitasi, plesteran yang rusak harus dikupas hingga permukaan bidangnya
kasar dan bersih kemudian disiram mortar ( air semen ) agar pekerjaan plesteran baru dapat
melekat kuat menjadi satu kesatuan dengan pasangan / plesteran lama.

4.5. Pekerjaan Plesteran Siar Adukan 1 : 2


Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan
request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Pekerjaan siar dikerjakan setelah
pekerjaan batu belah. Dikerjakan diantara pasangan batu belah yang telah terpasang. Lebar dan
ukuran siar dibuat sama dan disesuikan dengan gambar kerja atau petunjuk Direksi. Sebelum
pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek dengan
sikat kawat. Sebelum ditutup dengan adukan permukaan harus dibasahi. Adukan untuk siaran
harus campuran 1 PC : 2 pasir.

5. PEKERJAAN BETON

5.1. Bekesting
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan
request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume. Bekisting atau cetakan harus
digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan membentuk adukan menurut
garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang
mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi.
Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk bekisting baru bisa dipergunakan jika sudah
mendapat persetujuan dari Pengawas / Konsultan Supervisi. Semua bahan untuk bekisting
harus bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah
kotoran yang melekat dan sejenisnya kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan oleh
Pengawas / Konsultan Supervisi. Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari bahan yang
kuat. Banbu tidak diperbolehkan dipakai untuk tiang-tiang penyangga sekur dan klem, tetapi
harus menggunakan kayu dolken atau kayu lain. Untuk bahan-bahan yang kurang/tidak
memenuhi harus dibuang dan tidak boleh dipakai Kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting
yang menurut Pengawas / Konsultan Supervisi membahayakan atau tidak memadai, maka
bekisting tersebut dapat ditolak oleh Pengawas / Konsultan Supervisi, kami segera
membongkar dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan dan menggantinya
dengan biaya sendiri. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-
konstruksi yang berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa
menahan beban yang diterima. Toleransi yang diijinkan adalah kurang lebih 3 mm. Untuk garis
dan permukaan setelah penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap
beban adukan beton yang masih basah dan getaran. Terhadap beban konstruksi angin
bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui oleh Pengawas / Konsultan
Supervisi sebelum pelaksanaan pengecoran. Celah antara bekisting harus ditutup rapat,
sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar/kebocoran pada sambungan atau
cairan dari beton. Untuk mempermudah pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis
bekisting dengan persetujuan Pengawas / Konsultan Supervisi. Minyak pelumas, baik yang
sudah dipakai atau belum dipakai tidak boleh dipergunakan. Jika disetujui oleh Pengawas /
Konsultan Supervisi, kami mengganti cara pemakaian cetakan besar yang diberi lapisan
plesteran semen dengan beton terbuka tanpa plesteran.

 Acuan terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-sambungannya kedap


terhadap adukan dan kokoh untuk dapat mempertahankan posisinya selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
 Acuan dibuat dan disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibukaSpesifikasi Teknispaksa,
kembali tanpa
tanpa merusak beton. Pembangunan
 Acuan dibasahi dulu agar air adukan tetap sesuai persyaratan atau harus diberi minyak
mineral yang tidak membekas atau dilapisi bahan lain yang disetujui Direksi Teknik.
 Dalam pemasangan begesting tetap berpedoman pada gambar rencana, perhatikan pola
pemasangan.
 Pemasangan begesting sesuai dengan bentuk beton.

Bekisting yang sudah selesai dibuat dan siap untuk pengecoran beton, akan diperiksa oleh
Pengawas / Konsultan Supervisi. Beton tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui
Pengawas / Konsultan Supervisi. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam Sebelumnya, kami memberitahukan Pengawas /
Konsultan Supervisi bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.

5.2. Pembesian
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan
request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume.
 Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu baja U.24 dan ukuran baja tulangan
harus sesuai seperti bestek.
 Sebelum pekerjaan potong bengkok penyetelan dimulai dilakukan dulu pembuatan rencana
potong bengkok (BBS).
 Pemotongan besi menggunakan alat pemotong besi.
 Dalam pemasangan besi tetap berpedoman pada gambar rencana, perhatikan jarak dan
pola pemasangan.
 Saat pelaksanaan dimulai daerah pekerjaan harus dibersihkan dari puing atau kotoran lain
yang menggangu.
 Ikatan pembesian dipakai kawat beton sesuai dengan gambar kerja.
 Pemasangan beton decking pada besi bagian bawah.

5.3. Beton mutu f’c = 14,5 MPa (K 175)


Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan
request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume.
 Sebelum pengecoran beton dimulai, harus mendapatkan ijin dan sepengetahuan pemimpin
kegiatan dan pengawas lapangan, dengan perbandingan adukan beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar kerja.
 Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton yang berubah dari gambar kerja
harus sepengetahuan dan seijin disetujui direksi pekerjaan.
 Saat pembongkaran cetakan beton, harus seijin dan sepengetahuan Direksi Teknik
.
Tahapan Pengecoran
 Siapkan checlist untuk pengecoran.
 Tentukan elevasi dan batas batas pengecoran dengan menggunakan waterpass.
 Bersihkan lokasi cor dengan menggunakan kompresor.
 Test slump, buat kubus beton.
 Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting,
 Padatkan beton dengan alat vibrator.
Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor
penting guna mencapai tujuan pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yg benar yaitu :
a. Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan dicor dan
jarak antar tulangan terkecil.
Vibrator harus dapat dimasukkan ke dalam jaringan/anyaman besi beton dan harus diusahakan
sedikit mungkin menemperlakn vibrator pada besi. Menggetarkan besi beton dapat
mengakibatkan mutu beton yang jelek, dimana terjadi pengumpulan pasir disekita besi, bahkan
apabila besi digetarkan terus menerus akan berakibat lebih kritis karena getaran ini merambat
kebeton disampingnya yang sudah mulai mengeras, sehingga mengakibatkan retak atau
Spesifikasi
terjadinya rongga antar besi dan beton. Rongga ini akan mengakibatkan bahaya Teknis
korosi pada
tulangan. Pembangunan

Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam beton karena akan meyebabkan
segregasidan bleeding terutama untuk beton dengan slump tinggi. Lama penggetaran cukup
antara 10 s/d 15 detik.

Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, keren apabila bekisting tergetar akan
terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat merusakkan bekisting. Jarak minimal ke bekisting
adalah 10 cm.

Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang sama, karena dapat
mengakibatkan rongga-rongga udara di dalam betonnya.

Vibrator harus dimasukkan ke dalam beton yang belum terpadatkan secara tepat dan dicabut
pelan-pelan. Kecepatan memasukkan vibrator diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan
awal pada beton lapisan atas sehingga menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap
dibawahnya. Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan-pelan untuk memberikan
kesempatan vibrator menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan
pencabutanberkisar antara 4 s/d 8 cm/detik.

Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk memudahkan pengaturan sistem
pemadatan dengan vibrator.

Untuk menyambung lapisan bawah dengan lapisan diatasnya, vibrator harus dimasukkan
sebagian (kira-kira 10 s/d 15 cm) ke dalam lapisan di bawahnya agar tercipta lekatan yang
monolik, padat dan menyatu.

Perawatan (curing) beton

Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna maka
diperlukan curing untuk menjaga kelembabannya dan curing harus segera dimulai langsung
setelah selesai perataan. Lamanya curing sekitar 3 hari berturut-turut atau sesuai spesifikasi
mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara antara lain :
 Menyemprotkan dengan lapisan khusus pada permukaan beton.
 Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air.
 Menutupi permukaan beton Plat dengan karung goni basah secara terus menerus

Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum mengecor adalah sebagai berikut:

 Melakukan pemeriksaan bahwa semua kotoran debu, beton lama, dan sebagainya
dibersihkan dari acuan.
 Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar pekerjaan dapat
berlangsung tanpa melanggar

Syarat – syarat Teknik.

 Memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila pengecoran tidak
dapat diselesaikan sebelum gelap.
 Memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop – end bila persediaan beton
terganggu / terlambat.
 Memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda uji bahan atau beton
sesuai dengan Syarat – syarat Teknik.
 memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk pengetar, dalam
kondisi siap pakai.
 Melakukan pengecoran yang disyaratkan
Spesifikasi
Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan direksi dan pengawas Teknis
lapa
Pembangunan

Raha, Mei 2019

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Dinas Perhubungan
Kab. Muna

Drs. H. LA ODE NIFAKI TOE


IP. 19651231 2000030 1 0
Spesifikasi Teknis IV
-1010

Anda mungkin juga menyukai