Klasifikasi
Penyebab Utama
Kerusakan disebabkan karakteristik permukaan
Pelepasan butir lapisan permukaan sudah usang
Pelicinan (Polishing) lapisan permukaan aus dan
penggunaan agregat lunak
Abrasi
Pelaksanaan yang
Pengelupasan (scaling) kurang
Kerusakan pada bahan Bahan pengisi sambungan
Kerusakan sambungan
perekat sambungan yang usang
Kerusakan pada ujung Kerusakan susunan dan fungsi
sambungan sambungan
(1). Untuk perbedaan elevasi antar slab < 25 mm, dengan pemberian lapis
perata
(2). Untuk perbedaan elevasi antar slab > 25 mm, dilakukan dengan
penambahan (patching), PPK 3
b) Retak (Cracking)
Pola retak blok berkembang dari retak tunggal atau berbentuk terbuka menjadi retak
saling berhubungan sehingga membentuk jaringan tertutup. Cara mengatasi terjadinya
retak blok, antara lain:
(1). Untuk retak blok dengan lebar retak < 5 mm, penanganannya dengan pengisian
celah retak dengan aspal (crack filling), PPK 1.
(2). Untuk retak blok dengan lebar retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan
rekonstruksi satu slab, PPK 9
Apabila terjadi retak sudut (corner cracking) dan dibiarkan terus dan tidak
dilakukan pemeliharaan perbaikan, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
pada perkerasan jalan beton, seperti:
(1). Untuk retak sudut tanpa terjadi pecah, penanganannya dengan pengisian celah
(crack filling), PPK 1.
(2). Untuk retak sudut yang disertai terjadinya pecah, penanganannya dengan
rekonstruksi parsial, PPK 8.
Bila terjadi retak diagonal (diagonal cracking) dan dibiarkan terus dan tidak
dilakukan pemeliharaan perbaikan, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
pada perkerasan jalan beton, seperti:
(1). Untuk lebar retak < 5 mm, penanganannya dengan pengisian celah retak dengan
aspal (crack filling), PPK 1.
(2). Untuk lebar retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan rekonstruksi setempat (partial
reconstruction), PPK8
Akibat lanjutan dari retak memanjang (longitudinal cracking) bila dibiarkan dan tidak
dilakukan pemeliharaan perbaikan, antara lain:
(2). Untuk lebar retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan rekonstruksi setempat (partial
reconstruction), PPK 8
(2). Untuk kedalaman spalling < 50 mm, penanganannya dengan pelapisan ulang tipis
(surfacing), PPK 7
DAFTAR RUJUKAN
Dinas Pekerjaan Umum. 1991. Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement ) No. 10/T/BNKT/1991 Direktorat Jenderal Bina Marga
.Jakarta.