Anda di halaman 1dari 119

JENIS KERUSAKAN

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta


diharapkan mampu memahami dan menerapkan prosedur
pemeriksaan detail jembatan
Indikator keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta


pelatihan diharapkan dapat menentukan jenis
kerusakan pada bahan dan elemen jembatan
Bahan dan Jenis Kerusakannya
Pasangan Batu/bata

  PASANGAN BATU/BATA

101 Pelapukan dan retak

102 Penggembungan atau perubahan bentuk

103 Pecah atau hilangnya bahan


Bahan dan Jenis Kerusakannya
Beton
  BETON
201 Cacat pada beton termasuk terkelupas, sarang lebah,
  berongga, berpori dan kualitas beton yang jelek
202 Keretakan
203 Korosi pada tulangan baja
204 Kotor, berlumut, penuaan atau pelapukan beton
205 Pecah atau hilangnya bahan
206 Lendutan
Bahan dan Jenis Kerusakannya
Baja
  BAJA
301 Penurunan mutu cat
302 Korosi
303 Perubahan bentuk
304 Keretakan
305 Pecah atau hilangnya bahan
306 Elemen yang tidak benar
307 Kabel yang terurai
308 Lepasnya ikatan/sambungan
Bahan dan Jenis Kerusakannya
Kayu
  KAYU
Cacat pada kayu akibat lapuk, serangan serangga,
401
sobek,
  kerusakan mata kayu
402 Pecah atau hilangnya elemen
403 Penyusutan
404 Penurunan mutu pelapis permukaan
405 Lepasnya elemen
Kriteria penilaian jembatan
Kerusakan Pada Pasangan Batu/Bata

Pasangan Bata

Pasangan batu
KERUSAKAN 101
Penurunan Mutu Bata atau Batu dan Retak
KERUSAKAN 101
Penurunan Mutu Bata atau Batu dan Retak

Bata atau batu dapat mengalami penurunan mutu secara tersendiri. Hal ini dapat
terjadi karena :

 Beberapa bahan berbeda mutunya


 Kecelakaan yang merusakkan satu atau lebih bagian bata/batu
 Pengikisan/gerusan sungai atau hujan dapat jadi lebih membahayakan pada
bagian-bagian tertentu.
Retak pada Pasangan batu
 Penurunan pondasi
 Getaran pada struktur
 Beban atau kejut yang berlebihan
Penurunan mutu bata atau pasangan batu

 Penurunan mutu bata atau pasangan batu dinyatakan secara struktur berbahaya
karena terjadinya kerusakan akibat aus (penuaan) atau umur dimana kondisi
ini pasangan bata atau batu sudah rapuh dan secara struktur tidak dapat
dipertanggung jawabkan, dimana umur rencana untuk pasangan bata atau batu
ini secara umum sekitar 10-15 tahun.

 Apabila terjadi kerusakan akibat benturan juga disnyatakan berbahaya karena


berkurangnya dimensi dan kekuatan pasangan batu tersebut yang dapat
menyebabkan retak atau hilangnya sebagian material batu.
KERUSAKAN 102
Permukaan Pasangan yang Menggembung
KERUSAKAN 102
Permukaan Pasangan yang Menggembung

• Permukaan konstruksi pasangan batu/bata


mungkin menggembung atau bergerak keluar.
• Hal ini dapat terjadi pada bagian manapun
pada struktur pasangan bata/batu yang
disebabkan adanya tekanan di belakang
dinding.
• Kerusakan tersebut menjadi berbahaya jika
penggembungan tersebut menyebabkan
retaknya atau lepasnya adukan.
Dinding pelengkung yang lepas dari
pelengkung aslinya
Dinding pelengkung yang lepas dari
pelengkung aslinya
Pergerakan Pondasi
KERUSAKAN 103
Bagian yang Pecah atau Hilang
KERUSAKAN PADA BETON
BETON
Terdiri atas:

SEMEN
AIR
AGREGAT KASAR
AGREGAT HALUS
ADMIXTURE (bahan kimia)
BAHAN TAMBAH MINERAL
(fly ash, pozzolan)

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


BETON
Semen
Pasta
Air
Mortar
Fine aggr. ( Pasir )
Beton

Coarse aggr.( Split )

Kekuatan beton tergantung dengan


faktor air semen ( f.a.s )
SESUAI DENGAN
PROPORSI
RANCANGAN
CAMPURAN
DENGAN ALAT
YANG

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


DIUSULKAN

NILAI SLUMP
JOB MIX HARUS
FORMULA MEMENUHI
SYARAT

KETENTUAN SIFAT
CAMPURAN

KUAT TEKAN
UMUR 7 HARI
STANDAR HARUS 90%
DEVIASI SESUAI TERHADAP 7
TABEL 7.3.1.1) HARI DAN
DAN 7.3.1.2) MEMENUHI
STANDAR
DEVIASI
JIKA TIDAK
MEMENUHI,
HARUS MINTA
SARAN TENAGA
AHLI YANG
KOMPETEN
Struktur Beton
Beton adalah bahan yang keras, awet dan kuat menahan tekanan
tetapi lemah dalam hal tarikan.
Lentur Pada Balok
Gaya Prategang Pada Balok

Lendutan Pada Balok


Jenis-jenis Beton

Beton siklop
 Jenis ini adalah campuran beton mutu minimal 15 MPa dengan
menambahkan batuan yang cukup besar dengan ukuran maksimum 25 cm
untuk membuat fondasi yang berat.
 Jenis beton siklop ini sering digunakan dalam fondasi pada pekerjaan isian
dalam fondasi sumuran.
Jenis-jenis Beton

Beton Tak Bertulang


 Jenis beton tak bertulang ini umumnya digunakan sebagai
lantai kerja dengan mutu fc’ 15 Mpa.
Jenis-jenis Beton
Beton Bertulang
 Beton bertulang adalah beton struktur dengan mutu
antara fc’ 20 MPa sampai lebih dari 45 MPa.
 Beton bertulang adalah beton dengan adanya baja
tulangan yang berfungsi untuk menahan tarik
dalam struktur beton.
 Mutu beton untuk struktur jembatan masuk dalam
kategori mutu sedang.
Jenis-jenis Beton
Beton Pratekan
 Beton pratekan pada umumnya hanya digunakan
pada gelagar bangunan atas atau lantai, kadang-
kadang beton pratekan juga digunakan untuk tiang
pancang.
 Beton pratekan adalah beton yang menggunakan
tendon sebagai bagian yang menahan Tarik dalam
struktur gelagar.
 Beton yang digunakan untuk beton pratekan dalam
spesifikasi disyaratkan mempunyai mutu minimal
dari 45 MPa.
KERUSAKAN 201
Kerusakan-Kerusakan Pada Beton
Mutu beton rendah

 Beton mutu tinggi dengan mutu fc’ ≥ 45 MPa dan umumnya digunakan
untuk beton pratekan
 Beton mutu sedang dengan mutu 20 MPa ≤ fc’ < 45 MPa digunakan untuk
beton bertulang, lantai jembatan, kepala jembatan, pilar dan tiang bor,
isian tiang pancang baja
 Beton mutu rendah dengan mutu 15 MPa ≤ fc’< 20 MPa digunakan untuk
struktur beton tanpa tulangan, beton siklop seta beton yang digunakan
untuk trotoar. Beton mutu rendah dengan mutu fc’ < 15 MPa digunakan
untuk lantai kerja.
Beton Keropos (Honeycombing)

 Beton yang keropos akan terjadi apabila mortar semen yaitu bahan campuran
antara semen, air dan agregat halus tidak mengisi rongga-rongga antara agregat
kasar.

 Akibatnya beton kehilangan ketahanannya seperti adanya udara dan rongga di


dalam beton dan membuat beton tidak kedap, yang mengakibatkan terjadinya
karbonasi dimana pH beton menurun dati pH 13 menjadi 7 atau 8, dan beton
kehilangan daya lindung terhadap baja tulangan yang selanjutnya mengakibatkan
karat pada baja tulangan
Beton keropos

Beton keropos dapat terjadi akibat campuran yang jelek tetapi lebih
umum diakibatkan karena
 cara penanganan yang jelek, seperti kurangnya pemadatan,
 hilangnya cairan beton yang disebabkan acuan yang jelek, dan
 terlalu rapatnya baja tulangan.
 arena campuran beton tidak sesuai dengan proporsi yang disarankan
dalam job mix
Drumminess
 Karat yang ada pada besi tulangan mendorong sebagian permukaan beton
 Perbaikan yang tidak baik bila penambalan yang dilakukan tidak menempel
dengan baik pada bahan dasar dan terjadi lapisan yang terpisah
Rembesan atau Bocoran Kedalam Beton

Rembesan dapat dikenali dengan adanya tanda warna pada


permukaan beton. Kadang-kadang tanda warna tersebut adalah :
 Warna hijau karena ditumbuhi lumut
 Warna putih berkerak atau bahkan membentuk stalaktit berwarna
putih, ini menandakan bahwa terdapat larutan kapur dari semen
yang merembes keluar (atau terbuang)
 Adanya daerah yang basah secara terus menerus.
Mutu Beton yang Jelek

 Kerusakan 201 akibat mutu beton yang rendah dapat mengakibatkan terjadinya
karbonasi yang secara struktur berbahaya, karena pada proses karbonasi terjadi
penurunan pH beton dari 13 menjadi 9 atau bahkan 8, dimana pH ini menurunkan
sifat alkali beton menjadi asam.
 Akibat tingkat keasaman beton, maka baja tulangan cenderuing lebih mudah
berkarat dan kapasitas struktur menjadi berkurang.
 Jadi, pada kerusakan 201 dimana beton mempunyai mutu yang rendah, keroipos
ataupun keropos di bagian dalam struktur sehingga beton berbunyi (druminess)
secara struktur adalah berbahaya
KERUSAKAN 202 - Retak
Retak Struktural

Suatu retak struktural adalah :


 Terbuka dan melebar ketika beban lalu-lintas lewat di atasnya, lebih
sering terjadi di daerah pelat lantai dan gelagar jembatan
 Terus berkembang seiring dengan berlangsungnya pergerakan dan
penurunan, lebih sering terjadi pada bangunan bawah.
Retak Struktural

Retak pada balok dan elemen utama dapat disebabkan oleh :


 Momen (sekitar daerah tengah bentangan)
 Retak ini merupakan retak yang tegak/vertical
 Gaya lintang dekat landasan
 Retak ini biasanya membuat sudut 40 sampai 50 derajat terhadap sumbu
elemen yang bersangkutan.
 Kombinasi momen dan gaya lintang.
Tipe Keruntuhan Atau Retak Structural Pada
Gelagar Beton
Kerusakan 202 (retak), dapat diakibatkan oleh

 beban berlebih,
 karbonasi
 benturan yang menyebabkan spalling (gompal),
 akibat adanya penurunan fondasi sehingga adanya deformasi pada
bagunan atas atau sebagian bangunan bawah,
 gaya prategang yang berlebihan (tidak sesuai dengan persyaratan),
 retak akibat adanya tumbuhan liar,
 maka jenis kerusakan 202 (retak) ini dinilai berbahaya,
Retak susut
Pengukuran dan Pencatatan Retak

 Apabila retak ditemukan maka mereka harus mencatatnya untuk perbaikan dan
memantaunya mengenai apakah retak tersebut berkembang.
 Bilamana retak terlihat bertambah, detail keretakan harus diberi tanda pada
permukaan beton dengan menggunakan spidol yang tahan air untuk
menggambarkan :
 Iokasi retak
 Lebar retak
 Tanggal pengukuran
Alat ukur lebar retak
Retak Akibat Penurunan Fondasi

 Apabila fondasi mengalami penurunan atau bergerak, terjadi banyak


gaya-gaya tambahan dalam struktur beton.
 Retak akibat gaya-gaya tersebut tidak mempunyai pola yang pasti.
 Apabila terjadi penurunan maka ada baiknya untuk memeriksa pada
sekitar bagian atas dan bawah kolom penyokongnya dan pada
bagian tengah kepala pilar untuk kemungkinan terjadinya retakan.
Retak Akibat Karat

 Retak dapat juga terjadi akibat terjadinya karat pada tulangan baja di bawah
permukaan.
 Karena karat tersebut mengembang, itu akan mengangkat permukaan dan
mengakibatkan retak.
 Jika keretakan tersebut tidak diperiksa, maka akan terjadi kerontokan pada beton
 Setiap tulangan yang terbuka/terlihat harus dicatat supaya dapat ditutup
secepatnya
Retak Non Struktural

Retak non struktural atau retak tak bergerak biasanya terjadi pada bagian permukaan
dan umumnya tidak bertambah besar. Beberapa jenis retak ini ada yang berbahaya
tetapi dapat tidak berbahaya.
Terdapat beberapa jenis retak non struktural dan akan dijelaskan mengapa keretakan
tersebut terjadi,
 Retak akibat susut
 Retak permukaan
 Retak-retak struktur
 Retak akibat acuan yang bergerak
Retak Akibat Susut

 Retak akibat susut pada beton biasanya terjadi pada permukaan yang
terbuka dari bagian lantai dan pelat (atau bagian-bagian lain dengan
permukaan yang lebar) dimana akan terjadi kehilangan banyak
kadar air yang disebabkan oleh kelembaban yang rendah, angin,
dan/atau temperatur yang tinggi.
 Susut plastis biasanya terjadi sebelum akhir penyelesaian pekerjaan
sebelum dilakukannya perawatan (curing).
Retak Akibat Susut

 Apabila penguapan kadar air dari parmukaan beton yang baru digelarkan lebih
cepat daripada penggantian oleh kelebihan air dari campuran beton (bleed water)
maka permukaan beton akan mengalami retak susut.
 Akibat adanya tahanan dalam beton dibawah permukaan yang mengering, gaya
tarik akan timbul pada daerah yang lemah, kekakuan plastis beton akan
mengakibatkan retak yang dangkal dan biasanya pendek dan menuju ke segala
arah.
 Retak dapat bermacam-macam sekali panjangnya, lebar dan jaraknya serta
tergantung pada keadaan beton itu sendiri demikian juga kondisi udara, terutama
panas dan angin
Retak Akibat Susut

 Jika susut yang terjadi dibatasi oleh tulangan yang dekat


dengan permukaan, retakan yang terjadi akan pengikuti
pola garis tulangan.
 Retak susut merupakan retak tetap dan tidak dicatat
sebagai jenis kerusakan apabila lebar keretakan tersebut
kurang dari satu milimeter dan panjang kurang dari 300
mm
Retak Permukaan

 Retakan-retakan tersebut tidak lebih dari beberapa milimeter dalamnya dan


disebabkan oleh susut lapis permukaan.
 Bentuk keretakan jenis ini tidak beraturan, sering kali berbentuk segi enam, dan
jaraknya sekitar 60 dan 75 mm, biasanya disebut juga peta pola retakan.
Retak ini biasanya terjadi pada :
 Permukaan yang mengambang atau yang dihaluskan dengan sendok aduk pada
pelat beton
 Permukaan beton yang dibentuk oleh cetakan
 Jenis keretakan ini tidak dianggap sebagai suatu kerusakan.
Retak Akibat Bergeraknya Acuan

 Retak yang diakibatkan oleh bergeraknya acuan tidak


mengikuti pola tertentu dan ini disebabkan karena pada
waktu beton mulai mengeras acuan bergerak.

 Retak akibat bergeraknya acuan dapat menjadi suatu


masalah jika retak tersebut cukup dalam dan
mengakibatkan terlihatnya tulangan.
Retak Akibat Kestabilan Struktur

 Beberapa retak struktur disebabkan karena pergerakan.


 Tetapi apabila Pondasi distabilkan atau dihilangkan penyebabnya
maka keretakan itu tidak akan berkembang.
 Dalam hal ini retak tersebut adalah retak tetap.
 Tetapi keretakan itu perlu dipantau selama dua belas bulan sebelum
retak tersebut dinyatakan benar-benar aktif.
KERUSAKAN 203
Karat pada Besi Tulangan
KERUSAKAN 203
Karat pada Besi Tulangan
 Baja tulangan yang berkarat merupakan masalah yang berbahaya dalam struktur
beton.
 Baja akan berkarat jika tidak dilindungi terhadap air dan udara. Dalam beton
bertulang dan beton pratekan, selimut beton merupakan pelindung baja tulangan
tersebut.
 Jika terjadi retak atau lubang pada beton maka pelindungan terhadap baja dengan
sendirinya akan hilang.
 Apabila baja tulangan mulai berkarat ia akan menggembung maka beton akan
terdorong dan mulai terjadi retak.
 Hal ini memungkinkan udara dan air masuk ke dalam beton sehingga proses
tersebut akan berjalan bertambah cepat.
KERUSAKAN 203
Karat pada Besi Tulangan
Karat akan terjadi dengan lebih cepat jika :
 Dalam lingkungan berair asin
 Adanya kerusakan pada beton
 Tidak cukupnya selimut beton

Karat dapat terjadi dimana saja pada struktur beton bertulang atau beton pratekan. Daerah
yang perlu pemeriksaan khusus ialah :
 Dekat daerah batas air
 Di bawah lantai dan balok
 Di bawah kepala pilar
 Di bawah permukaan yang menggembung atau berongga (drumminess)
KERUSAKAN 203
Karat pada Besi Tulangan
Karat dapat dikenali dengan :
 Besi tulangan yang terbuka dan berkarat
 Terlihat warna karat pada permukaan beton. Penentuan ini harus hati-hati jangan
sampai salah dengan adanya batuan (gravel) yang berwarna karat

Selimut beton minimum yang umum ialah 30 mm. Jika selimut beton tidak cukup
tebal dan menimbulkan masalah karat, hal ini harus dicatat oleh pemeriksa - Alat
penentu tebal selimut beton dapat dipakai untuk mengukur ketebalan selimut beton
tersebut
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen
karena aus dan pelapukan
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen
karena aus dan pelapukan
 Kerusakan 204 yang menunjukkan elemen struktur beton dalam kondisi aus, dan
sejenisnya, dinilai berbahaya, karena dengan meningkatnya daya layan yang
sudah dilaksanakan oleh struktur tersebut, maka kondisi beton secara umum
menurun, walau pada beberapa jenis beton kondisi ini tidak berlaku, yaitu dimana
beton yang mempunyai durabilitas atau kekedapan yang baik.
  
 Untuk kerusakan 204 yang diabkibatkan oleh abrasi, serangan kimia (karbonasi,
chloride, sulfat), benturan, mutu rendah, baja tulangan berkarat, maka hal ini
dinilai berbahaya
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen
karena aus dan pelapukan
 Pada lantai jembatan yang tidak diberi lapisan permukaan aspal, lalu-lintas pada
umumnya dapat menyebabkan keausan pada permukaan lantai.
 Pada beton sangat buruk mutunya, keausan pada permukaan lantai merupakan hal
yang tidak umum, karena pada umumnya sebelum beton tersebut aus, maka
struktur lantai akan retak terlebih dahulu.
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen
karena aus dan pelapukan
Pengikisan (Abrasi)
 Abrasi dapat terjadi pada kolom pilar atau tiang pancang yang
berada di bawah muka air normal.
 Hal ini biasanya terjadi jika aliran sungai membawa pasir atau
batuan kecil.
 Apabila keausan cukup nyata tetapi kadarnya tidak dapat diukur,
maka harus disarankkan pemeriksaan secara khusus.
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen
karena aus dan pelapukan
Terjadi Proses Kimiawi
 Jika terdapat bahan kimia terlarut dalam air sungai, maka hal ini dapat merusak beton. sehingga
beton akan menjadi lunak dan rapuh, atau hilangnya bahan yang halus dan meninggalkan
agregat yang kasar.
 Apabila kerusakan akibat proses kimiawi benar-benar terjadi, maka harus disarankan adanya
pemeriksaan jembatan secara khusus
KERUSAKAN 205
Pecah atau Hilangnya Sebagian dari Beton
KERUSAKAN 205
Pecah atau Hilangnya Sebagian dari Beton
 Elemen beton yang pecah atau gompal (spalling) karena tumbukan kendaraan atau benda
lainnya dinilai berbahaya karena dimensi struktur menjadi berkurang dan sudah tidak sesuai
lagi dengan dimensi yang dirancang untuk dapat menahan beban.
 Untuk kerusakan elemen beton, apakah beton structural maupun non structural dapat dinilai
sebagai kerusakan yang berbahaya. Kerusakan ini adalah kerontokan akibat adanya gaya luar.
 Jika sebagian beton hancur atau hilang dan dapat atau tidak memperlihatkan adanya
kerusakan pada baja tulangan hal ini merupakan kerusakan 205.
 Daerah yang paling dekat dengan lalu lintas merupakan tempat dimana sering mengalami
kerusakan ini.
 Kerusakan akibat tabrakan - contohnya mobil menabrak tiang sandaran dan kerusakan yang
disebabkan oleh balok kayu yang mengapung dan menerjang pilar
KERUSAKAN 205
Pecah atau Hilangnya Sebagian dari Beton
KERUSAKAN 206 – Lendutan
KERUSAKAN 206 – Lendutan

 Lendutan dapat terjadi karena perubahan bentuk dari acuan atau


bekisting pada saat pelaksanaan.
 Tetapi lendutan ini dapat terjadi juga pada saat operasional, yang
disebabkan karena dimensi atau kapasitas gelagar atau struktur yang
tidak memadai akibat beban yang ada, atau disebabkan karena
adanya tumbukan sehingga menimbulkan lendutan pada struktur,
atau karena fondasi mengalami settlement setempat.
 Kerusakan lendutan ini dinilai berbahaya. Untuk keparahan harus
diperiksa besaran lendutan yang terjadi
Kerusakan Pada Baja
Jenis dan lokasi kerusakan pada
struktur baja
Kerusakan pada Baja

Terdapat 5 (lima) permasalahan utama pada jembatan-jembatan baja


yang memerlukan pemeriksaan yaitu:
 Penurunan mutu dari cat dan galvanisasi
 Karat
 Kerusakan pada bagian-bagian baja
 Ikatan/sambungan yang longgar
 Keretakan
KERUSAKAN 301 - Penurunan Mutu dari
Cat dan/atau Galvanis
KERUSAKAN 301 - Penurunan Mutu dari
Cat dan/atau Galvanis
 Baja akan mengalami proses korosi dan menghasilkan karat apabila tidak
dilindungi terhadap udara dan air.
 Struktur Jembatan Baja secara umum dilindungi dengan cat atau galvanis.
 Galvanis adalah suatu lapisan tipis seng yang dilekatkan pada permukaan baja
melalui suatu proses yang khusus yaitu dengan proses hot dip galvanized.
 Umumnya logam yang digalvanis akan berwarna abu-abu atau warna perak
karena galvanis merupakan zinc yang dilelehkan menjadi cairan dan dimana profil
atau batang elemen jembatan dicelupkan pada suhu sekitar 900 derajat C.
 Dengan galvanis logam akan dilindungi untuk jangka waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan cat
KERUSAKAN 301 - Penurunan Mutu dari
Cat dan/atau Galvanis
Secara umum cat harus mempunyai daya lekat yang baik dan mudah dilapiskan pada
permukaan secara merata, memiliki ketebalan dan waktu pengeringan yang tertentu,
tahan terhadap pengaruh sifat kimia dan fisik cuaca.
Berdasarkan fungsinya lapisan cat umumnya terdiri dari :
 Cat dasar, menjamin pelekatan yang baik untuk lapisan berikutnya
 Cat antara, merupakan lapisan pengikat yang merata antara lapisan cat dasar
dengan lapisan cat akhir
 Cat akhir, merupakan permukaan yang halus, licin serta mudah dibersihkan dan
tahan terhadap serangan zat-zat kimia serta mempunyai fungsi estetika
Kategori Korosifitas Lingkungan
Kategori Korosifitas Kehilangan berat/tebal per satuan permukaan
(setelah 1 tahun terekspos)
Contoh tipikal lingkungan
Baja karbon rendah zinc
Berat (g/m2) Tebal (mikron) Berat (g/m2) Tebal (mikron)
C1 – sangat rendah < 10 < 1,3 < 0,7 < 0,1 -
C2- rendah Atmosfer dengan tingkat polutan yang
> 10 s/d 200 > 1,3 s/d 25 > 0,7 s/d 5 > 0,1 s/d 0,7 rendah, umumnya daerah pedesaan

C3 - menengah Lingkungan perkotaan dan industri


dengan polusi sulfur dioksida, area
> 200 s/d 400 > 25 s/d 50 > 5 s/d 15 > 0,7 s/d 2,1 pantai dengan tingkat salinitas rendah

C4 - tinggi Lingkungan industri dan pantai dengan


> 400 s/d 650 > 50 s/d 80 > 15 s/d 30 > 2,1 s/d 4,2 tingkat salinitas menengah
C5 I – sangat tinggi Area industri dengan kelembaban tinggi
(industrial) > 650 s/d 1 dan lingkungan atmosfer yang agresif
> 80 s/d 200 > 30 s/d 60 > 4,2 s/d 8,4
500

C5 M – sangat tinggi Area pantai dan pertambangan dengan


(laut, pantai) > 650 s/d 1500 > 80 s/d 200 > 30 s/d 60 > 4,2 s/d 8,4 tingkat salinitas tinggi
Kategori lingkungan dan air tanah

Kategori lingkungan Contoh lingkungan dan struktur

Lm 1 Air segar Saluran irigasi sungai, PLTA


Lm 2 Air laut atau alir payau Pelabuhan, jetti, bangunan tambang

Lm 3 tanah Pipa baja, tiang pancang baja


Jembatan beton dapat dibagi menjadi 3 bagian untuk proteksi beton yaitu:
Fondasi lm 1 – lm 2 – lm 3
Bangunan bawah dan bangunan atas : C2 – C5M – 1
Daerah splash zone (pasang surut) : system khusus
Kategori Umur Proteksi

No Kategori Umur Proteksi Umur Proteksi Cat


(tahun)

1 Pendek (perkiraan keawetan rendah) 2 s/d 5

2 Sedang (perkiraan keawetan menengah) 5 s/d 15

3 Panjang (perkiraan keawetan tinggi) Lebih dari 15


KERUSAKAN 302 – Karat
KERUSAKAN 302 – Karat

 Karat adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang sudah
mengalami kerusakan berbentuk korosi dan/atau keropos. Sedangkan bagian
logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat.
 Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja
yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut hasil proses
dari korosi.
 Korosi didefinisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan
paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya.
 Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan
berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau
dihentikan sama sekali.
KERUSAKAN 302 – Karat

Tempat-tempat yang harus diperiksa untuk karat yaitu :


 Sudut-sudut
 Tumpukan sampah, kotoran, tanah dan lain-lain dapat
mengumpulkan dan menjebak kelembaban
 Pada daerah yang diberi pelumas (gemuk) seperti pada
perletakan geser, rocker atau perletakan rol
 Pada kabel dan kabel-kabel angker pada jembatan gantung
 Sambungan
KERUSAKAN 303 - Perubahan Bentuk
pada Komponen
KERUSAKAN 303 - Perubahan Bentuk
pada Komponen
 Tumbukan yang diakibatkan oleh kendaraan atau beban kendaraan
atau sampah/kotoran di sungai dapat mengakibatkan kerusakan dan
pembengkokan pada komponen jembatan baja.
 Komponen jembatan baja dapat mengalami kerusakan pada waktu
pengangkutan dan penanganan.
 Kerusakan tersebut dapat berbentuk perubahan bentuk komponen
setempat atau perubahan bentuk komponen secara keseluruhan.
KERUSAKAN 303 - Perubahan Bentuk
pada Komponen
 Perubahan bentuk secara keseluruhan harus ditangani sesuai dengan kepentingannya terkecuali jika
terjadi pada komponen jembatan yang non-struktural seperti sandaran atau rambu-rambu.
 Perubahan bentuk setempat dapat juga merupakan sesuatu yang berbahaya jika pengaruhnya luas
KERUSAKAN 304 – Retak
KERUSAKAN 304 – Retak

 Retak pada komponen baja dapat terjadi karena suatu benturan


akibat kecelakaan (tumbukan kendaraan dan lain-lain) atau adanya
beban berulang.
 Jika hal ini terjadi karena beban berulang maka hal ini merupakan
suatu kelelahan pada logam.
 Retak dapat terjadi pada pada komponen itu sendiri atau pada
sambungan seperti pada las.
KERUSAKAN 304 – Retak

 Retak pada struktur baja secara umum terjadi pada lokasi dimana terjadinya
konsentrasi gaya yang cukup besar seperti titik buhul ujung di atas
perletakan.
 Kerusakan ini terjadi akibat landasan tidak dapat bergerak atau berfungsi,
sehingga gaya pada bagian tersebut terkonsentrasi dan ditahan oleh titik
buhul ujung, dimana terletak sambungan baut.
 Sambungan baut ini akan menahan gaya dan profil baja harus menahan dan
gaya yang terjadi tidak sesuai dengan kondisi beban.
 Untuk mengetahui kondisi retak pada profil, digunakan cairan penetrant
dimana kondisi retak dapat dilihat secara kasat mata.
KERUSAKAN 305 - Komponen yang Rusak atau
Hilang
KERUSAKAN 305 - Komponen yang Rusak atau
Hilang
 Kesalahan dalam pelaksanaan atau konstruksi, kecelakaan atau kerusakan ini dapat dimasukan
dalam komponen yang rusak atau hilang.
 Komponen yang hilang biasanya dapat diketahui dengan adanya tempat sambungan tanpa ada
komponen yang disambung.
 Apabila elemen mengalami kerusakan atau hilang, maka struktur jembatan tidak berfungsi sesuai
dengan seharusnya, dan kapasitas struktur jembatan menurun, maka kondisi ini kerusakan ini
dinilaiberbahaya.
 Tetapi keparahan kerusakan ditinjau dari elemennya, sebagai elemen utama utama atau sekunder.
Sehingga apabila kerusakan ini berada pada elemen sekunder seperti ikatan angin maka dinilai tidak
parah
KERUSAKAN 306 - Elemen yang Salah
KERUSAKAN 306 - Elemen yang Salah

 Kesalahan pemasangan elemen lebih sulit untuk ditentukan tanpa


suatu pengalaman yang cukup luas.
 Pada umumnya pemeriksa jembatan tidak akan memeriksa hal ini.
Meskipun demikian kesalahan pemasangan atau hilangnya elemen
jembatan merupakan suatu hal yang berbahaya dan harus dicatat
untuk diambil tindakan secepatnya.
 Referensi terhadap gambar rencana/panduan pemasangan harus
dibuat jika ada keragu- raguan.
KERUSAKAN 307 - Kabel Jembatan yang Aus
KERUSAKAN 307 - Kabel Jembatan yang Aus

 Kabel dapat ditemui pada struktur jembatan gantung dan jembatan kabel. Kabel-kabel tersebut
merupakan elemen pendukung utama dan harus diperiksa dengan teliti.
 Penurunan mutu kabel pada umumnya disebabkan oleh karat, aus atau kelebihan beban.
Semuanya ini dapat mengakibatkan kabel menjadi lemah.
KERUSAKAN 308 - Sambungan yang
Longgar
KERUSAKAN 308 - Sambungan yang
Longgar
 Sambungan pada konstruksi baja biasanya ada tiga macam : dengan baut, dengan paku keling dan
dengan las.
 Baut mutu sedang masih dapat dikencangkan, tetapi baut mutu tinggi tidak boleh dikencangkan, dan
harus diganti.
 Baut mutu tinggi dapat memikul beban atau gesekan, tapi dalam segala hal bautnya harus diberi
tegangan penuh.
 Semua sambungan yang menggunakan baut mutu tinggi jenis A325, A490, Gr 8.8, Gr 10.9. F.10T,
terletak pada sambungan titik buhul, atau pada sambungan utama struktur rangka baja. Pada
sambungan ikatan angin, pelat kopel atau elemen sekunder secara umum tidak menggunakan baut
mutu tinggi, tetapi menggunakan baut mutu sedang A307.
 Baut mutu tinggi dirancang sebagai baut yang bersifat slip critical friction type, dimana baut diberi
tarikan awal.
BAUT

Gambar 1 : Baut A325 dan A490 set.

Gambar 3 : Baut S10T set.


Gambar 2 : Baut F10T set.
KERUSAKAN 308 - Sambungan yang
Longgar
Pada Jembatan darurat seperti jembatan Bailey kondisi pen dan
penguncinya harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa :
 Klemnya kencang
 Semua pen dan murnya terlepat pada tempatnya
 Semua pengaku atau ikatan angin sudah dikencangkan pada bagian
wartel murnya.
 Semua baut sudah kencang
Kerusakan Pada Kayu
Kerusakan Pada Kayu

Masalah-masalah utama pada kayu ditimbulkan oleh :


 Pembusukan kayu
 Serangan serangga
 Perlemahan sambungan kayu
 Ketidak sempurnaan kayu
 Prosedur perencanaan/konstruksi yang buruk
 Kerusakan-kerusakan khusus
KERUSAKAN 401 - Cacat-Cacat Pada Kayu
KERUSAKAN 402 - Hancur atau Hilangnya
Bahan
KERUSAKAN 402 - Hancur atau Hilangnya
Bahan
Hancur atau hilangnya bahan disebabkan oleh :
 Kecelakaan
 Pelaksanaan yang jelek
 Penurunan mutu dan hancurnya elemen
 Kerusakan akibat api
 Pemotongan
 Kekerasan atau pencurian
KERUSAKAN 403 - Menyusutnya Kayu
KERUSAKAN 404 - Penurunan Mutu Lapisan
Pengaman
KERUSAKAN 405 – elemen yang hilang
Metoda Pemeriksaan Konstruksi Kayu

 Metoda Pemeriksaan Konstruksi Kayu


 Mengorek
 Memukul (Memalu)
 Mendengar
 Membuat Lubang (bor)

Anda mungkin juga menyukai