Anda di halaman 1dari 72

TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

2. PENGENALAN MATERIAL BETON

Dosen:
Dr. Ir. Saloma, S.T., M.T.

Program Studi Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2022
BAHAN PEMBENTUK BETON

semen air pasta

agregat
pasta mortar
halus

agregat
mortar beton
kasar
BAHAN PEMBENTUK BETON

• semen + air
Mortar • Semen + air +
• semen + air + agregat halus +
agregat halus agregat kasar

Pasta Beton
JENIS-JENIS BETON

Berdasarkan berat beton

Berdasarkan kuat tekan


beton

Berdasarkan penggunaan
bahan additive
JENIS BETON BERDASARKAN BERAT

Lightweight Heavyweigh
• w < 1200 concrete • w = 2400 t concrete
kg/m3 • 1200 < w < kg/m3 • w > 3200
1800 kg/m3 kg/m3
Ultra- Normal-
lightweight weight
concrete concrete
JENIS BETON BERDASARKAN KUAT TEKAN
• fc’ < 20 MPa • fc’ = 20 - 50
MPa

Low- Moderate-
strength strength
concrete concrete

High-
Ultra-high-
strength
strength
concret
concrete
e

• fc’ = 50 - 150
• fc’ > 150 MPa MPa
JENIS BETON BERDASARKAN
PENGGUNAAN BAHAN ADDITIVES

Macro-
• Polymer Fiber-
• Differen DSP Polymer
• Polymer
defect-free
s reinforced
t fibers concrete
• Large concrete
s
(MDF) concrete amount
silica
fume
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIFAT BETON

Water/ Tipe dan Prosedur


Admixtur Perawata
cement komposisi Agregat pencampu
es n (Curing)
(W/C) semen ran
AGREGAT SEMEN

MATERIAL
PEMBENTUK
BETON

AIR ADMIXTURES
1. AGREGAT
AGREGAT
Agregat mengisi 60-80% dari volume beton

Karakteristik kimia, fisik dan mekanik agregat berpengaruh pada sifat


fisik dan mekanik beton yang dihasilkan.

Sifat agregat tergantung dari sifat batuan induk, komposisi kimia dan
mineral, klasifikasi petrografi, berat jenis, kekerasan (hardness),
kekuatan, stabilitas fisik dan kimia, struktur pori, warna, dll.

Berat agregat yang digunakan sangat menentukan berat beton yang


dihasilkan.

Agregat yang baik mempunyai bentuk menyerupai kubus, bersih, keras,


kuat, bergradasi baik dan stabil secara kimiawi.
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT
Pada beton segar (fresh concrete)
• Perilaku beton segar, seperti fluiditas, kekompakan, dan
perilaku rheologi, sangat dipengaruhi oleh jumlah, jenis,
tekstur permukaan, dan ukuran gradasi agregat. Pemilihan
agregat harus memenuhi persyaratan penggunaan akhir,
yaitu, jenis struktur apa yang akan dibangun.

Pada beton yang sudah mengeras


(hardened concrete)
• Selain mengurangi biaya, agregat dalam beton dapat
mengurangi penyusutan dan creep pasta semen. Selain itu,
agregat memiliki pengaruh besar pada kekakuan, berat,
kekuatan, sifat termal, lekatan, dan ketahanan aus beton.
KLASIFIKASI AGREGAT
• Agregat kasar: batas bawah ukuran 4,75 mm atau
ukuran saringan No.4 (ASTM C-33)
Berdasarkan ukuran • Agregat halus: batas bawah ukuran 0,075 mm (No.200),
batas atas ukuran 4,75 mm (No.4)
• Agregat alami
Berdasarkan sumber
• Agregat buatan
• Ultra-lightweight aggregate
Berdasarkan berat • Lightweight aggregate
• Normal-weight aggregate
Berdasarkan bentuk • Rounded, irregular, flaky, angular, elongated, flaky &
partikel elongated.

Berdasarkan tekstur • Glassy, smooth, granular, rough, crystalline,


permukaan honeycombed.

Berdasarkan • Basalt, Flint, Gabbro, Schist, Granit, Gristone,


petrografi Hornfels, Limestone, Porphyry, Quartzite.
UKURAN AGREGAT KASAR DAN HALUS

5-10 mm 10-14 mm 14-20 mm 20 mm

Agregat halus
AGREGAT BUATAN (SYNTHETIC)

a. Foam plastic b. Expanded volcano rock

c. Expanded clay d. Expanded fly ash


KLASIFIKASI BENTUK DAN TEKSTUR

Cubic

Flat, elongated, and flat & elongated


KLASIFIKASI BENTUK DAN TEKSTUR
Bentuk dan tekstur permukaan agregat sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat beton segar,
seperti workability.

Bentuk dan tekstur agregat halus dapat


mempengaruhi kebutuhan air campuran
beton. Semakin banyak kandungan void pada
agregat halus, semakin tinggi kebutuhan air.
Agregat dengan rasio luas permukaan
terhadap volume yang tinggi menurunkan
workability (contoh partikel berbentuk flaky
dan elongated)
Agregat berbentuk flaky menurunkan
durabilitas beton karena cenderung
berorientasi pada satu bidang, sehingga air
dan gelembung udara dapat terbentuk di
bagian bawahnya.
GAYA LEKAT (BOND)

Bentuk dan Semakin kasar


tekstur tekstur, semakin
permukaan besar daya lekat
agregat antara agregat
mempengaruhi dengan matriks
kekuatan beton. semen.
Untuk daya
lekat yang baik Terlalu banyak
akan dijumpai agregat yang
agregat yang pecah
pecah pada menandakan
beton yang diuji agregat terlalu
tekan sampai lemah
kapasitasnya.
MEKANISME LEKATAN (BOND) ANTARA
AGREGAT DENGAN PASTA SEMEN

Ikatan fisik Ikatan kimia


Agregat yang
mengandung silica dapat
Agregat yang mengikat pasta semen
secara kimiawi (reaksi
mempunyai hidrasi pada permukaan
permukaan yang agregat)
kasar dapat Ikatan antara agregat
mengembangkan dengan pasta semen
ikatan yang baik sering menjadi bagian
dengan pasta semen. yang terlemah dari
beton.
KEKUATAN AGREGAT
Kekuatan agregat yang dibutuhkan beton umumnya lebih tinggi dari kekuatan
betonnya sendiri, karena tegangan yang bekerja pada titik kontak masing-
masing agregat biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan tegangan tekan yang
bekerja pada beton.

Agregat dengan kekuatan moderat atau rendah dan yang mempunyai modulus
elastisitas rendah bersifat baik dalam mempertahankan integritas beton pada
saat terjadinya perubahan volume akibat perubahan suhu atas sebab lainnya.

Toughness Hardness
• Daya tahan agregat • Daya tahan
terhadap terhadap keausan
kehancuran akibat agregat
beban impak
SIFAT FISIK AGREGAT
Specific gravity
• Perbandingan massa di udara dari suatu unit volume bahan terhadap massa
air dengan volume yang sama pada temperatur tertentu

Apparent specific gravity


• Perbandingan massa agregat kering yang dioven pada suhu 110°C selama 24
jam terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.

Bulk specific gravity


• Perbandingan massa agregat SSD dan surface dry terhadap massa air dengan
volume yang sama dengan agregat tersebut.

Bulk density
• Massa aktual yang akan mengisi suatu wadah dengan volume satuan.
Parameter ini berguna untuk merubah ukuran massa menjadi volume.

Porositas, permeabilitas dan absorpsi


• Porositas, permeabilitas dan absorpsi agregat mempengaruhi daya lekat
antara agregat dan pasta semen, daya tahan beton terhadap pembekuan dan
pencairan, stabilitas kimia, daya tahan terhadap abrasi dan specific gravity.
GRADASI AGREGAT
• Gradasi dan ukuran agregat maksimum sangat
penting karena besaran ini mempengaruhi
komposisi agregat dalam campuran beton,
kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi,
sifat susut dan durabilitas.
• Agregat yang memenuhi persyaratan batas
gradasi dapat memberikan hasil terbaik.

Unifor
Gap Well- Open
Dense m
graded graded graded
graded
Kandungan air serapan
• Kandungan air yang diserap oleh rongga dalam
agregat.

Kandungan air permukaan


• Kandungan air yang menempel pada permukaan
agregat

Besarnya kandungan air pada agregat perlu diketahui


untuk mengontrol besarnya jumlah air dalam campuran
beton.
KONDISI AGREGAT BERDASARKAN KANDUNGAN AIRNYA

Kering oven • Kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam


(oven dry) campuran beton secara maksimal.

Kering udara • Kondisi agregat yang kering permukaan namun


mengandung sedikit air di rongganya.
(air dry)

Jenuh dengan • Kondisi agregat yang permukaannya kering, namun


semua rongganya berisi air.
permukaan kering
• Dalam campuran beton, agregat kondisi ini tidak
(saturated surface
menyerap atau menyumbangkan air ke dalam
dry) campuran.
• Kondisi agregat dengan kandungan air yang
Basah berlebihan pada permukaannya.
• Agregat dengan kondisi ini akan menyumbangkan
(wet) air ke dalam campuran, bila tidak diperhitungkan
akan merubah rasio air-semen.
ANALISA SARINGAN
• Untuk menentukan gradasi dan distribusi ukuran
agregat

Agregat kasar Agregat halus


BS (mm) ASTM (mm) BS (mm) ASTM (mm)
75 75 5 4,75
63 2,36 2,36
50 50 1,18 1,18
37,5 37,5 600 µm 600 µm
25 300 µm 300 µm
20 19 150 µm 150 µm
12,5
14
10 9,4
MODULUS KEHALUSAN (FINENESS MODULUS)

Fineness modulus adalah jumlah persen kumulatif


yang tertahan pada saringan seri standar dibagi 100.

Seri standar terdiri dari saringan yang masing-


masing mempunyai ukuran 2x ukuran saringan
sebelumnya. (ASTM No. 100, 50, 30, 16, 8, dan 4)

Umumnya fineness modulus dihitung untuk agregat


halus, nilainya berkisar 2,3 – 3,0.

Fineness modulus berguna untuk mendeteksi variasi


kecil pada agregat, yang mempengaruhi workability.
2. SEMEN
PROSES PEMBUATAN SEMEN PORTLAND

Penambangan Pemecahan di Penggilingan


di quarry crushing plant (blending)

Diuji komposisi
Pembakaran Pencampuran
kesesuaian
(kiln) bahan-bahan
spesifikasi

Penggilingan Penambahan
Pengikatan
kembali hasil bahan tambah
(packing plant)
pembakaran (gipsum)
PROSES PEMBUATAN SEMEN PORTLAND
PROSES PEMBUATAN SEMEN PORTLAND

Proses basah
(wet process) Proses kering
(dry process)
PROSES BASAH (WET PROCESS)

Sebelum dibakar bahan dicampur dengan air (slurry) dan


digiling hingga berupa bubur halus.
Proses basah umumnya dilakukan jika yang diolah
merupakan bahan-bahan lunak seperti kapur dan
lempung.

Bubur halus yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan


dalam oven berbentuk silinder yang dipasang miring (ciln).
Suhu ciln ini sedikit demi sedikit dinaikkan dan diputar
dengan kecepatan tertentu.
Bahan akan mengalami perubahan sedikit demi sedikit
akibat naiknya suhu dan akibatnya terjadi sliding di dalam
ciln. Pada suhu 100°C air mulai menguap, pada suhu
850°C karbondioksida dilepaskan. Pada suhu sekitar
1400°C, berlangsung permulaan perpaduan di daerah
pembakaran, di mana akan terbentuk klinker yang terdiri
dari senyawa kalsium silikat dan kalsium aluminat.
Klinker tersebut selanjutnya didinginkan, kemudian
dihaluskan menjadi butir halus dan ditambah dengan
bahan gipsum.
PROSES KERING (DRY PROCESS)

• Proses kering biasanya digunakan untuk jenis batuan yang


lebih keras misalnya untuk batu kapur jenis shale. Pada
proses ini bahan dicampur dan digiling dalam keadaan
kering menjadi bubuk kasar. Selanjutnya, bahan tersebut
dimasukkan ke dalam ciln dan proses selanjutnya sama
dengan proses basah.
TIPE-TIPE SEMEN
• Semen biasa (normal) digunakan untuk beton yang tidak dipengaruhi oleh
TIPE I lingkungan, seperti sulfat, perbedaan suhu yang ekstrim.

• Digunakan untuk pencegahan terhadap serangan sulfat dari lingkungan, seperti


TIPE II untuk struktur bawah tanah

• Beton yang dihasilkan mempunyai waktu perkerasan yang cepat (high early
TIPE III strength).

• Beton yang dibuat akan memberikan panas hidrasi rendah, cocok untuk
TIPE IV pekerjaan beton massa

• Semen ini cocok untuk beton yang menahan serangan sulfat dengan kadar tinggi.
TIPE V
Hydrauli
c Masonr
cement y and
s mortar
Type IP cement
(ASTM
(Portlan s
C1157) Plastic
d-
pozzola cement
Type IS n s Finely-
(Portlancement) ground
d blast cement
furnace s
Blended
slag (ultrafin
hydrauli
cement) e
c Tipe cement
Expansi
cement
s
sem s) ve
en cement
(ASTM s
White
C595) lain Specialt
portlan y
d
nya
cement
cement s
BAHAN MINERAL UTAMA SEMEN

Silica (SiO2)

Lime Alumina
(CaO) (Al2O3)
KOMPOSISI KIMIA TIPIKAL SEMEN PORTLAND

Tetracalcium
Calcium
Tricalcium Dicalcium Tricalcium aluminoferrit
sulfate
silicate silicate aluminate e
dihydrate
(C3S) (C2S) (C3A) (C4AF)
(CSH2)
3CaO.SiO2 2CaO.SiO2 3CaO.Al2O3 4CaO.Al2O3.F
CaSO4.2H2O
e2O3

CaO=C SiO2=S Al2O3=A Fe2O3=F H2O=H


KOMPOSISI OKSIDA SEMEN PORTLAND
CaO
60-67%
SO3 SiO2
1-3% 17-25%

Na2O Al2O3
0,2-1,3% 3-8%

MgO Fe2O3
0,1-4,0% 0,5-6,0%
KARAKTERISTIK SENYAWA KIMIA UTAMA SEMEN

C3S C 2S C3A C4AF


3CaOSiO2 2CaOSiO2 3CaOAl2O3 4CaOAl2O3Fe2O3

Kecepatan reaksi
sedang lambat cepat sedang
dengan air

Pengaruh terhadap
baik jelek baik baik
kekuatan awal

Pengaruh terhadap sangat


baik sedang sedang
kekuatan akhir baik

Panas hidrasi sedang rendah tinggi sedang


PERSENTASE KOMPOSISI SEMEN PORTLAND
Komposisi dalam persen (%)
Karakteristik umum
C3 S C2S C3A C4AF CaSO4 CaO MgO
Semen untuk semua
Tipe I 49 25 12 8 2,9 0,8 2,4
tujuan
Relatif sedikit
pelepasan panas,
Tipe II 46 29 6 12 2,8 0,6 3
digunakan untuk
struktur besar
Mencapai kekuatan
Tipe III 56 15 12 8 3,9 1,4 2,6 awal yang tinggi
pada umur 3 hari
Dipakai pada
Tipe IV 30 46 5 13 2,9 0,3 2,7
bendungan beton
Dipakai pada saluran
dan struktur yang
Tipe V 43 36 4 12 2,7 0,4 1,6
diekspose terhadap
sulfat
SENYAWA KIMIAWI SEMEN YANG BERSIFAT MERUSAK

Kandungan normal (%) Pengaruh


K2O 0,5 – 1,2 Reaksi alkali
Na2O 0,2 – 0,4 Kuat tekan rendah
Performance tidak menentu
MgO 0,5 – 4,0 Unsoundness
P2O5 0,0 – 0,3 Delayed setting
Cl 0 Korosi pada tulangan
F 0,01 – 0,2 Polusi udara
Cr2O5 0,01 – 0,04 Serangan pada kulit
RETAK (CRACK) PADA PERKERASAN BETON
AKIBAT REAKSI ALKALI SILIKA
SIFAT FISIK SEMEN PORTLAND

Waktu
pengikatan
(setting Panas
time) hidrasi

Konsistensi

Kepadata
n atau
berat
Kehalus jenis
an (density)
butiran
KEHALUSAN BUTIRAN
Kehalusan partikel semen merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Semakin halus partikel semen, semakin besar
luas permukaan, maka laju reaksi hidrasi semakin cepat.

Ukuran maksimum partikel semen 0,09 mm (0,0035 in.); 85%


sampai 95% partikel yang lebih kecil dari 0.045 mm (0,0018
in.), dan diameter rata-rata 0,01 mm (0,0004 in.).

Satu kilogram semen portland memiliki sekitar 7 triliun


partikel dengan luas permukaan total sekitar 300 - 400 m2.

Total luas permukaan per satuan berat adalah fungsi dari


ukuran partikel. Dengan demikian, spesifikasi ukuran partikel
didefinisikan dalam hal luas permukaan per satuan berat.
KEHALUSAN BUTIRAN
• Kehalusan butiran semen mempengaruhi proses
hidrasi. Waktu pengikatan (setting time) menjadi
semakin lama jika butir semen lebih kasar. Jika
permukaan penampang semen lebih besar, semen
akan memperbesar bidang kontak dengan air.
Semakin halus butiran semen, proses hidrasinya
semakin cepat, sehingga kekuatan awal tinggi dan
kekuatan akhir akan berkurang.

• Kehalusan butir semen yang tinggi dapat mengurangi


terjadinya bleeding atau naiknya air ke permukaan,
tetapi menambah kecenderungan beton untuk
menyusut lebih banyak dan mempermudah
terjadinya retak susut. Untuk mengukur kehalusan
butir semen digunakan turbidimeter dari Wagner
atau air permeability dari Blaine.
ALAT UJI KEHALUSAN BUTIRAN

Wagner turbidimeter (ASTM


C115)
Blaine air permeability
(ASTM C204) • Luas permukaan semen
• Luas permukaan partikel semen ditentukan dengan mengukur laju
ditentukan dengan mengukur sedimentasi semen tersuspensi
pe rme a bi l i ta s uda ra sa mp e l dalam minyak tanah. Semakin
semen dan menghubungkannya halus partikel semen, semakin
dengan permea bi l itas udara lambat sedimentasi.
KEPADATAN ATAU BERAT JENIS
•(DENSITY)
Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM
adalah 3,15 gram/cm3. kepadatan akan berpengaruh
pada proporsi semen dalam campuran. Menurut
ASTM C-188, untuk pengujian berat jenis dapat
dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask.

KONSISTENSI
• Konsistensi semen portland berpengaruh pada saat
pencampuran awal, yaitu pada saat terjadi
pengikatan sampai pada saat beton mengeras.
Konsistensi yang terjadi tergantung pada rasio antara
semen dan air serta kehalusan dan kecepatan hidrasi.

PANAS HIDRASI
• Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada saat
semen bereaksi dengan air, yang dipengaruhi oleh
jenis semen yang dipakai dan kehalusan butir semen.
PERKEMBANGAN STRUKTUR DALAM PASTA SEMEN

(a) Initial C-S-H phase (b) forming of gels (c) initial set-
development of weak
skeleton

(d) final set- (e) hardening


development of rigid
skeleton
Properties of Hydrated Cement

Compressive
Setting time Soundness Strength of
Mortar
WAKTU PENGIKATAN (SETTING
TIME)
• Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan semen untuk
mengeras, terhitung mulai bereaksi dengan air dan
menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup kaku
untuk menahan tekanan. Pengujian waktu ikat bertujuan
untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pasta dengan konsistensi normal.

Waktu ikat awal Waktu ikat akhir


(initial setting time) (final setting time)
• waktu dari • waktu antara
pencampuran semen terbentuknya pasta
dengan air menjadi semen hingga beton
pasta semen hingga mengeras.
hilangnya sifat plastis.
ALAT UJI SETTING TIME

Vicat (ASTM C191) Gillmore needles (ASTM C266)


SOUNDNESS (ASTM C151)
• Soundness adalah kemampuan pasta semen untuk
mempertahankan volume setelah terjadi setting.
Pengembangan setelah setting disebabkan oleh proses
hidrasi yang tertunda atau lambat akibat semen yang
kurang baik.

Dalam uji ini, pasta semen dikenakan


panas dan tekanan tinggi, kemudian
jumlah ekspansi diukur.

ASTM C150 membatasi ekspansi


autoclave menjadi 0,8%

Alat uji soundness


KUAT TEKAN MORTAR
• Kuat tekan mortar diukur berdasarkan ASTM C109,
dengan benda uji berbentuk kubus 50 mm x 50 mm x 50
mm.
• Mortar terdiri dari semen, air, dan pasir sesuai standar
(ASTM C778).
• Nilai kuat tekan minimum ditentukan oleh ASTM C150
untuk jenis semen yang berbeda pada usia yang berbeda.
3. AIR
AIR
• Air diperlukan untuk pembuatan beton bertulang agar terjadi
reaksi hidrasi dan digunakan untuk membasahi agregat.
• Normalnya, air minum dapat digunakan untuk bahan
campuran beton.
• Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak
boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau
bahan lainnya yang dapat merusak beton dan tulangan.

Konsentrasi maksimum
Kandungan unsur kimia
(ppm)
Chlorida (Cl):
Untuk beton prategang 500
Untuk beton bertulang 1000
Sulfat (SO4) 1000
Alkali (Na2O + K2O) 600
Total solid 50000
4. BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURES)
Mengurangi
atau mencegah
secara preventif Mengurangi
penurunan atau segregasi
perubahan
volume beton.
Menghambat Mengembangka
atau n dan
mempercepat meningkatkan
waktu sifat penetrasi
pengikatan awal

Meningkatkan MANFAAT
workability ADMIXTU Mengurangi
tanpa
menambah atau
RES PADA kehilangan nilai
BETON slump.
mengurangi
kandungan air SEGAR
Menghambat
atau
mengurangi
panas selama Mempercepat
Menghasilkan
pengerasan laju kekuatan
warna tertentu
awal beton pada
pada beton
umur awal.
Mencegah Menambah sifat
korosi yang keawetan beton
terjadi pada atau ketahanan
baja (embedded dari serangan
metal) MANFAAT sulfat

Meningkatkan ADMIXTURES
ketahanan gaya
impact PADA BETON Mengurangi
(berulang) dan kapilaritas air
ketahanan KERAS
abrasi

Menambah Mengurangi
kekuatan ikatan sifat
beton bertulang permeabilitas
Mengontrol
Menghasilkan pengembangan
struktur beton yang
yang baik disebabkan oleh
reaksi dari alkali
KLASIFIKASI ADMIXTURES

2. Chemical
1. Air-entraining
admixtures
agents (ASTM
(ASTM C494 and
C260)
BS 5075)

3. Mineral 4. Miscellaneous
admixtures admixtures
CHEMICAL ADMIXTURES (ASTM C494)
Tipe A:
water
reducing
Tipe G:
admixtures
water
Tipe B:
reducing,
retarding
high range
admixtures
and
retarding

Tipe F:
water Tipe C:
reducing, accelerating
high range admixtures
admixtures

Tipe E: Tipe D:
water water
reducing reducing
and and
accelerating retarding
admixtures admixtures
CHEMICAL ADMIXTURES (ASTM C494)
Tipe A: water reducing admixtures
• Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi
air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu
Tipe B: retarding admixtures
• Retarding admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton. Fungsinya untuk menunda
waktu pengikatan beton (setting time)
Tipe C: accelerating admixtures
• Accelerating admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
Tipe D: water reducing and retarding admixtures
• Water reducing and retarding admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu
dan menghambat pengikatan awal
CHEMICAL ADMIXTURES (ASTM C494)
Tipe E: water reducing and accelerating admixtures
• Water reducing and accelerating admixtures adalah bahan tambah
yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu
dan mempercepat pengikatan awal.

Tipe F: water reducing, high range admixtures


• Water reducing, high range admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu

Tipe G: water reducing, high range and retarding


• Water reducing, high range and retarding admixtures adalah bahan
tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu, dan juga untuk menghambat pengikatan beton
WATER REDUCER MECHANISM

pengelompokan butir semen molekul water reducer


tanpa water reducer

distribusi yang lebih baik dari butiran semen


akibat penggunaan water reducer
SLUMP BETON DENGAN W/C YANG SAMA

tanpa water reducer conventional water reducer

mid-range water reducer high-range water reducer


fungicid
al,
germicid
al, and pumping
insectici aids
dal bonding
permeab admixtur agents
ility- es
reducing grouting
agents agents
damp-
proofing Foaming
agents agents
corrosio Speci
n alty coloring
inhibitor Admi agents
s
workabil xture shrinkag
ity s e
agents reducing
MINERAL ADMIXTURES
Bahan tambah mineral merupakan bahan tambah yang
bertujuan untuk memperbaiki kinerja beton. Bahan
tambahan mineral dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu:

Bahan dengan Bahan pozolan


Bahan bersifat semen
reaktifitas rendah
Bahan ini seperti semen,
Penggunaan bahan ini
yaitu dapat mengeras
semata-mata hanya
bila tersedia air.
un t uk me n i n gk a t k a n
Penggunaan bahan ini B a han i ni t i d a k a ka n
workability (kelecakan),
da pa t me n i n g k a t k a n mengeras sendiri,
misalnya batu kapur,
kekuatan beton, seperti: namun bila tersedia
dolinite, quartz,
hydraulic lime dan blast- s e me n C a ( O H ) 2 a k a n
bentonite, dam lain-lain.
furnace slag. mengalami reaksi,
seperti : silica fume dan
abu terbang.
Memperba
Meningkatk iki kinerja
an daya workability
tahan Menguran
terhadap gi panas
serangan hidrasi
reaksi alkali-
silika
Keuntung
Mempertin an
ggi daya penggun Meningkatk
tahan
terhadap
aan an kekuatan
bahan tekan beton
serangan
sulfat tambah
mineral
Menguran Menguran
gi biaya gi
pekerjaan Mengurang penyusuta
beton i porositas n
dan daya
serap air
dalam
beton
Contoh bahan
Bonding
tambah mineral admixtures
(polymer
latex)

Air
Corrosion
entraining
Silica fume agent
inhibitor

Bahan
tambahan
lainnya
Fly ash Dam
Grouting
proofing
admixtures
admixtures

Expansion
producing
Slag admixtures
SILICA FUME
Specific surface Meningkatkan
= 20 m2/g kebutuhan air
dari campuran
beton
Berupa partikel
sehingga perlu
yang sangat
superplasticize
Mengandung halus dengan
r
85-98% SiO2 ukuran rata-
rata < 0,1µm

Diatur
dalam
ASTM C
1240
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN SILICA FUME DALAM
CAMPURAN BETON
Menghasilkan Meningkatka Memperkecil
beton mutu n daya tahan permeabilita
tinggi beton s
terhadap
serangan
sulfat
Menghamb
at reaksi
alkali-
agregat

Memperk
ecil panas
hidrasi
FLY ASH

Diatur dalam ASTM C618

Class F
• Hasil pembakaran batu bara jenis anthractive/bituminous
• Kandungan CaO rendah (<10%)
• Mempunyai sifat pozzolanik

Class C
• Hasil pembakaran batu bara jenis lignite/sub-bituminous
• Kandungan CaO tinggi (>10%)
• Selain bersifat pozzolanik juga mempunyai sifat seperti semen
Memperbaiki
kelecakan
(workability)
Memperkecil Menurunkan
porositas panas hidrasi

Biaya
Memperkecil Keuntungan produksi
nilai susut
penggunaan fly ash beton murah
pada campuran
beton Meningkatka
Dapat
n daya tahan
menghasilka
terhadap
n beton mutu
serangan
tinggi Meningkatka
Meningkatka sulfat
n daya tahan
n kuat tekan
terhadap
beton jangka
reaksi alkali-
panjang
agregat
SLAG (ASTM C-989)
Meningkatkan
kuat tekan
ultimit
Rasio lentur
Memperkecil dan kuat
porositas dan tekan
penetrasi meningkat
Keuntungan
penggunaan
slag pada Memperkecil
Menurunkan
campuran koefisien
panas hidrasi
beton variasi untuk
yang
kuat tekan
dihasilkan
beton
Memperkecil
Meningkatkan
pengembangan
daya tahan
volume akibat
terhadap sulfat
reaksi alkali-
dan air laut
silika

Anda mungkin juga menyukai