Anda di halaman 1dari 45

BETON BERTULANG

OLEH:
AULIA INDIRA K., ST.MT

Program Studi Teknik Sipil


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
REFERENSI
SISTEM
PENILAIAN
OUTLINE
PEMBELAJARA
REFERENSI
• Teori dan Desan Balok Plat Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847 -2013, Ir. H. Ali Asroni,
MT
• Teori dan Desan Kolom, Fondasi, Balok T Berdasarkan SNI 2847 -2013, Ir. H. Ali Asroni, MT
• SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktur
• SNI 2847-2019 Persyaratan Beton Struktur
• SNI 1727-2020 Beban Desain Minimum dan Kriteria terkait untuk Gedung dan Bangunan Lain
• SNI 2052-2017 Baja Tulangan Beton

3
BOBOT PENILAIAN
• Tugas 15%
• Kehadiran/Presensi 15%
• Evaluasi tengah semester 35%
• Evaluasi akhir semester 35%

KRITERIA PENILAIAN
Nilai Grade Point
A >80 – 100 4
B >65 – 80 3
C >50 – 65 2
D >35 – 50 1
E 0 – 35  0

4
BETO
N
BETON BERTULANG
A. Bahan Susun Beton

BETON Bahan yang banyak digunakan di dunia konstruksi (gedung. Jembatan,


bendung, dsb
Berasal dari perkerasan antara campuran air, semen, agregat halus (pasir),
agregat kasar (batu dan kerikil), bahan tambahan (admixture) untuk
memperbaiki kualitas beton.
SEMEN + AIR PASIR +
KERIKIL

PASTA SEMEN
AGREGAT

BETON
1
BETON BERTULANG
B. PERSYARATAN BAHAN SUSUN BETON
Bahan penyusun beton mempengaruhi kualitas beton yang dibuat
PERSYARATAN AIR Gunakan air bersih, tidak mengandung minyak, asam, alkali,
garam-garam, bahan organis, dan bahan lain yang bisa merusak
beton.
PERSYARATAN SEMEN Terdapat 5 jenis semen:
Jenis 1 : Semen Portland untuk penggunaan umum
Jenis 2 : Semen Portland untuk beton tahan sulfat, panas hidrasi sedang
Jenis 3 : Semen Portland untuk beton dengan kekuatan awal tinggi
Jenis 4 : Semen Portland yang memerlukan panas hidrasi rendah
Jenis 5 : Semen Portland yang tahan sulfat

2
*semen yang berbutir halus. Yang bergumpal tidak baik untuk konstruksi
BETON BERTULANG
B. PERSYARATAN BAHAN SUSUN BETON
PERSYARATAN PASIR Berbutir kasar dan tajam,
Diameter 1 mm – 5 mm
tidak mudak lapuk,
tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat keringnya, apabila
lebih dari 5% maka harus dicuci terlebih dahulu.
Tidak menggunakan pasir laut karena mengandung garam
PERSYARATAN KERIKIL Padat, keras, tidak berpori.
Diameter 5 mm – 40 mm
Bersih, tidak mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat keringnya.
Pada keadaan terpaksa, boleh pakai kerikil bulat
** Agregat berpengaruh pada kuat tekan beton. Kekasaran permukaan dan ukuran butir maksimum sangat
berperngaru
2
BETON BERTULANG
D. Adukan Beton

MACAM CAMPURAN:
Semen + Air + Agregat kasar + Agregat halus = Adukan Beton
Semen + Air + Agregat halus = Mortar
Semen + Air = Pasta Semen
JUMLAH PENGGUNAAN AIR
AIR Memudahkan pengerjaan beton (workability)
Jika jumlah air besar = encer, workability tinggi
Jika jumlah air kecil = kental, workability rendah

2
BETON BERTULANG
D. Adukan Beton
 JUMLAH PENGGUNAAN AIR
AIR Memudahkan pengerjaan beton (workability)
Jika jumlah air besar = encer, workability tinggi
Jika jumlah air kecil = kental, workability rendah
Jumlah air pada adukan beton (fas/ras/wcr)
bergantung pada perbandingan berat air dengan
berat semen pada campuran adukan (PBI-1971)
yang ditentukan dengan persamaan:

Jika nilai fas besar, adukan beton akan makin


encer. Begitu (lihat grafik)

Hubungan fas dengan kuat tekan beton


1
(Tjokrodimuljo, 1996)
BETON BERTULANG
E. PENGARUH JUMLAH DAN JENIS SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN
BETON
 PADA NILAI WCR SAMA
 Pada nilai wcr sama, apabila jumlah semen terlalu sedikit
atau terlalu berlebihan, maka kuat tekan betonnya akan
RENDAH.
 Jumlah semen sedikit >> air juga sedikit >> beton sulit
dipadatkan >> kuat tekan rendah.
 Jumlah semen banyak >> air banyak >> beton akan berpori
>> mengurangi kuat tekan

 PADA NILAI SLUMP SAMA


 Pada nilai slump banyak, beton dengan kandungan SEMEN
LEBIH BANYAK >> kuat tekan tinggi.
 Pada nilai slump sama, JUMLAH AIR HAMPIR SAMA
sehingga penambahan semen akan mengurangi nilai fas dan
meningkatkan kuat tekan beton.
Kuat tekan beton berdasarkan jenis
 JENIS SEMEN MEMPENGARUHI KUAT TEKAN semen
1 BETON Lihat grafik di samping >>>>>>
BETON BERTULANG
E. PENGARUH SIFAT AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON
 PADA NILAI WCR SAMA
 Pada nilai wcr sama, apabila jumlah semen terlalu sedikit
atau terlalu berlebihan, maka kuat tekan betonnya akan
RENDAH.
 Jumlah semen sedikit >> air juga sedikit >> beton sulit
dipadatkan >> kuat tekan rendah.
 Jumlah semen banyak >> air banyak >> beton akan berpori
>> mengurangi kuat tekan

 PADA NILAI SLUMP SAMA


 Pada nilai slump banyak, beton dengan kandungan SEMEN
LEBIH BANYAK >> kuat tekan tinggi.
 Pada nilai slump sama, JUMLAH AIR HAMPIR SAMA
sehingga penambahan semen akan mengurangi nilai fas dan
meningkatkan kuat tekan beton.
Kuat tekan beton berdasarkan jenis
 JENIS SEMEN MEMPENGARUHI KUAT TEKAN semen
1 BETON Lihat grafik di samping >>>>>>
BETON BERTULANG
F. PERBANDINGAN CAMPURAN BETON
A. Adukan Beton dengan Perbandingan Volume
 Adukan ini boleh dilakukan untuk mutu beton kurang dari 10 MPa

 Campuran yang ada di lapangan :


 Campuran beton padat = 1:2:4

 Campuran beton konstruksi = 1:2:3

 Campuran beton rapat air = 1:1.5:2.5

 Kelebihan: mudah dalam pelaksanaan, tidak memerlukan tenaga ahli, alatnya


sederhana.
 Kekurangan: hasil kekuatan beton tidak merata.
1
BETON BERTULANG
F. PERBANDINGAN CAMPURAN BETON
A. Adukan Beton dengan Perbandingan Volume
 Adukan ini boleh dilakukan untuk mutu beton kurang dari 10 MPa

 Campuran yang ada di lapangan :


 Campuran beton padat = 1:2:4

 Campuran beton konstruksi = 1:2:3

 Campuran beton rapat air = 1:1.5:2.5

 Kelebihan: mudah dalam pelaksanaan, tidak memerlukan tenaga ahli, alatnya


sederhana.
 Kekurangan: hasil kekuatan beton tidak merata.
1
BETON BERTULANG
F. PERBANDINGAN CAMPURAN BETON

B. Adukan Beton dengan Perbandingan Berat


 Dimana masing-masing bahan susut ditimbang sesuai dengan berat
rencana.
 Untuk gedung penahan gempa, capuran beton dengan perbandingan berat
digunakan untuk mendapatkan mutu beton dg kuat minimum 20 Mpa.
 Kelebihan : kekuatan beton seragam

 Kekurangan : perlu perhitungan campuran oleh orang yang berpengalaman,

1
memakan waktu cukup lama, memerlukan alat yang serba otomatis.
BETON BERTULANG
F. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BAHAN BETON

KELEBIHAN KELEMAHAN
 KUAT TARIK RENDAH SEHINGGA MUDAH
 TAHAN AUS DAN TAHA
RETAK, SEHINGGA PERLY DIBERIKAN
KEBAKARAN.
TULANGAN
 KUAT MENAHAN GEMPA BUMI,  KONSTRUKSI BETON BERAT, SEHINGGA
GETARAN, DAN BEBAN ANGIN. FONDASI HARUS KUAT.
 PERLU BIAYA PENGAWASAN UNTUK
 DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENDAPATKAN BETON DENGAN MUTU YANG
BERBAGAI MACA BENTUK
DIINGINKAN.
KONSTRUKSI.
 KONST. BETON TIDAK DAPAT DIPINDAH,

1
 BIAYA PEMELIHARAAN SEDIKIT  RONGSOKAN BETON TIDAK ADA HARGANYA.
KEKUATAN
BETON DAN
TULANGAN
1. KEKUATAN BETON
A. Kuat Tekan Beton

 Sifat utama beton >> kuat menahan beban tekan


 Kuat tekan beton ( adalah kuat tekan silinder beton
pada usia 28 hari
 Mutu beton dibedakan menjadi 3:
 kurang dari 10 Mpa >> untuk bangunan non struktur (kolom
praktis, balok praktis)
 10 – 20 Mpa >> untuk elemen beton struktur (balok, kolom,
plat, fondasi)
 20 Mpa ke atas >> struktur beton tahan gempa

18
1. KEKUATAN BETON
A. Kuat Tekan Beton
Hubungan tegangan regangan pengujian tekan beton:

• Pada saat beban tekan

Perilaku tegangan linier, retak-retak lekatan sebelum pembebanan sudah


terbentuk akan tetap stabil selama tegangan masih dibawah

• Pada saat beban tekan melebihi

Retak-retak lekatan mulai terbentuk, mulai terjadi deviasi antara


hubungan tegangan dan regangan.

• Pada saat beban tekan


Retak lekatan merambat ke mortar dan membentuk pola retak yang kontinu. Hubungan tegangan regangan
semakin menyimpang.
• Pada saat beban tekan
Beton akan mengalami keruntuhan. Regangan akan mengalami kenaikan sebesar batas retaknya ) 0.003
19
1. KEKUATAN BETON
B. Kuat Tarik Beton

• Hubungan kuat tarik beton bersifat linier.


• Retak yang terjadi akibat pembebanan langsung diikuti oleh keruntuhan
• Kuat tarik beton lebih kecil dari kuat tekannya dengan rumus:

20
1. KUAT TEKAN BETON
C. Modulus Elastisitas Beton (
 Modulus Elastisitas : besaran yang mengukur “seberapa tidak elastis” suatu bahan
 Modulus elastisitas didapatkan dari tangen antara tegangan dan regangan suatu bahan
 Modulus elastisitas beton ditentukan berdasarkan berat beton normal ( dan kuat tekan beton dengan
rumus:

 Untuk beton normal, nilai dapat dihitung dengan:


(SNI Pasal 19.2.2.1)

21
2. KEKUATAN BAJA TULANGAN
A. Jenis Baja Tulangan
 Tulangan yang digunakan pada beton bertulang
dibatasi pada baja tulangan dan kawat baja
 Baja tulangan sendiri terbagi atas 2, yaitu tulangan
polos dan tulangan ulir.
 Tulangan ulir untuk tulangan longitudinal,
dilambangkan dengan D (ex: D10, D16, …)
 Tulangan polos untuk tulangan geser (begel/sengkang),
disimbolkan dengan (,…)

22
2. KEKUATAN BAJA TULANGAN
A. Jenis Baja Tulangan

 Diameter nominal tulangan ulir = diameter dari tulangan ulir yang disamakan dengan tulangan polos,
dengan syarat kedua tulangan tersebut memiliki berat per-satuan panjang yang sama

23
2. KEKUATAN BAJA TULANGAN
B. KUAT TARIK TULANGAN BAJA
 Baja memiliki kemampuan untuk menahan
tarik pada struktur beton bertulang.
 Untuk tulangan longitudinal, (SNI 2847-2019
Tabel 20.2.2.4a)
 Untuk sengkang/tulangan geser, (SNI 2847-
2019 Tabel 20.2.2.4a)
 Untuk tulangan torsi, (SNI 2847-2013 Tabel
20.2.2.4a)
 Modulus elastisitas baja non prategang dipilih
nilai

24
Insert Image

BETON BERTULANG

Sehingga, BETON BERTULANG adalah


“suatu bahan yang menggabungkan


sifat beton yang kuat menahan tekan
dan tulangan baja yang kuat menahan
tarik”

25
PRINSIP DASAR
BETON
BERTULANG
A. BALOK BETON DAN TULANGAN
1. Balok beton tanpa tulangan
• Jika sebuah balok beton tanpa tulangan diletakkan pada perletakan sederhana (Sendi-roll) dan
diberi beban sebesar P, maka akan timbul momen luar yang menyebabkan beton melengkung ke
bawah (ilustrasi)
• Pada dasarnya, beban pada balok ini ditahan oleh kopel gaya tarik (bagian bawah beton) dan
tekan (bagian atas)
• Semakin mendekati serat atas atau bawah, maka nilai gaya tarik atau tekan akan semakin besar.
• Makin mendekati garis netral, gaya tarik dan tekan akan mendekati nilai 0
• Apabila beban P cukup besar, maka beton tidak akan mampu menahan tarik dan akan terjadi
retak beton pada bagian bawahnya

27
A. BALOK BETON DAN TULANGAN
1. Balok beton tanpa tulangan

28
A. BALOK BETON DAN TULANGAN
2. Balok beton bertulang
• Untuk menahan gaya tarik pada beton, dipasang tulangan baja sedemikian rupa sehingga gaya tarik
dapat secara maksimal ditahan oleh tulangan baja (ilustrasi)
• Bagian balok yang menahan tarik akan ditahan tulangan, bagian yang menahan tekan akan ditahan
oleh beton.

29
A. BALOK BETON DAN TULANGAN
3. Fungsi utama beton dan tulangan
Fungsi beton:
• Menahan beban/gaya tekan
• Menutup tulangan agar tidak berkarat
Fungsi tulangan:
• Menahan gaya tarik
• Mencegak retak beton

30
Insert Image

B. FAKTOR KEAMANAN

1. Faktor beban
• Berkaitan dengan beban luar yang bekerja
• Bergantung pada kombinasi kekuatan
• Kombinasi kuat perlu (U) adalah sebagai berikut:
• Jika komponen hanya menahan beban mati (D):
• U = 1.4D, dengan D = Beban mati (kN, kNm, kN/m)
• Jika komponen menahan beban mati dan hidup (L):
• U = 1.2D + 1.6 L + 0.5 (Lr atau R),
dengan L = beban hidup (kN, kNm, kN/m), Lr = beban hidup atap (kN, kNm, kN/m), R = beban air
hujan (kN, kNm, kN/m)

31
Insert Image

B. FAKTOR KEAMANAN

1. Faktor beban
• Jika komponen menahan beban mati, hidup, dan beban angin, maka diambil nilai terbesar dari:
• U = 1.2 D + 1.6 (Lr atau R) + (1.0 L atau 0.5 W)
• U = 1.2 D + 1.0 W + 1.0 L + 0.5 (Lr atau R)
• U = 0.9 D + 1.0 W
• Pengaruh beban gempa
•  1.2 D + Ev + Eh + L + 0.2S
• 0.9D – Ev + Eh 

32
Insert Image

B. FAKTOR KEAMANAN

2. Faktor reduksi kekuatan


• Ketidakpastian kekuatan bahan penyusun dianggap sebagai reduksi kekuatan yang nilainya adalah:

a. Struktur dengan penampang terkendali tarik (pada saat regangan


baja tarik terjauh pada saat regangan beton mencapai batas
asumsi 0.003

a. Struktur dengan penampang terkendali tekan (pada saat 1) Komponen struktur tulangan
regangan baja tarik terjauh pada saat regangan beton mencapai spiral,
batas asumsi 0.003 2) Komponen sruktur tulangan
lainnya,

a. Geser dan torsi


a. Tumpuan pada beton

33
C. KEKUATAN BETON BERTULANG
Kuat nominal (Rn)
• Kekuatan komponen penampang yang dihitung sesuai ketentuan, tetapi belum dikalikan faktor reduksi
• Bergantung pada dimensi, jumlah dan letk tulangan
• Dapat diartikan “NILAI KUAT SEBENARNYA” a.k.a kekuatan dari dalam
• Dituliskan dengan Mn (Momen nominal), Vn ( geser nominal), Tn (Torsi nominal), dan Pn (Aksial
nominal)
Kuat desain (Rd)
• Kekuatan komponen setelah dikalikan faktor reduksi
• Dituliskan dengan Md (Momen desain), Vd ( geser desain), Td (Torsi desain), dan Pd (Aksial desain)
• Kuat jenis ini yang akan kita rencanakan dalam perhitungan

34
C. KEKUATAN BETON BERTULANG
• Kekuatan komponen struktur UNTUK MENAHAN BEBAN YANG BEKERJA (beban mati,
beban hidup, dkk)
• a.k.a kekuatan dari luar
• Dituliskan dengan Md (Momen perlu), Vd ( geser perlu), Td (Torsi perlu), dan Pd (Aksial perlu)
• Persyaratan yang harus dipenuhi:
, dimana

35
D. PRINSIP HITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG (ILUSTRASI)

36
Insert Image

E. PEMASANGAN TULANGAN
1. Pemasangan tulangan longitudinal
• Fungsi utama tulangan longitudinal
adalah menahan tarik
• Seluruh komponen yang menahan
tarik (balok, kolom, plat) akan selalu
dipasang tulangan longitudinal pada
daerah yang menahan momen lentur
besar (daerah lapangan).
• Contoh penerapan tulangan
longitudinal (ilustrasi)

37
Insert Image

E. PEMASANGAN TULANGAN
2. Pemasangan tulangan geser
• Retakan pada beton juga dapat bekerja
pada ujung tumpuan akibat gaya
geser/gaya lintang.
• Agar dapat menahan gaya geser, maka
dipasang sengkang/begel
• Pada daerah mendekati tumpuan, gaya
geser yang ditahan besar, sehngga begel
dipasang rapat
• Pada daerah lapang, gaya geser yang
dihasilkan kecil, begel dipasang dengan
jarak lebar (ilustrasi)

38
Insert Image

E. PEMASANGAN TULANGAN
3. Jarak tulangan pada balok (ilustrasi)

39
Insert Image

E. PEMASANGAN TULANGAN
4. Jumlah tulangan maksimum dalam 1 baris (m)
• Karena lebar balok terbatas pada
nilai b (lihat gambar), maka
jumlah tulangan dalam 1 baris
(m) juga terbatas.
• Jika hasil hitungan menunjukkan
jumlah tulangan total (n) >
jumlah tulangan dalam 1 baris,
maka terpaksa tulangan dipasang
di baris berikutnya.
• Nilai m ditentukan dengan:

40
Insert Image

E. PEMASANGAN TULANGAN
4. Jumlah tulangan maksimum dalam 1 baris (m)
• As = luas tulangan tarik,
• As’ = luas tulangan tekan,
• b = lebar penampang balok, mm
• c = jarak garis netral ke tepi serat tekan, mm
• d = tinggi efektiff penampang, mm
• h = tinggi balok, mm
• ds = jarak titik berat tulangan ke tepi serat beton tarik, mm
• ds’ = jarak titik berat tulangan tekan ke serat tekan, mm
• ds1 = jarak titik berat tulangan baris pertama ke tepi serat beton
tarik, mm
• ds2 = jarak titik berat tulangan baris pertama ke baris kedua, mm
41
CONTOH
SOAL
HOMEWORK
TUGAS:
1. Balok beton bertulang berukuran 300/500 sepanjang 6 m dengan tumpuan sederhana mendukung plat
dengan tebal 90 mm seperti pada gambar. Diatas plat bekerja beban hidup . Jika berat beton , hitung Mu
dan Mn balok!

44
TUGAS:
2. Penampang balok dengan ukuran 300/500
dengan bentang 8 m memiliki tumpuan sederhana
sendi roll. Jika diperoleh momen perlu (Mu)
sebesar dan berat beton , Hitung:

a. Beban hidup yang bekerja pada balok!

b. Momen nominal (Mn) balok!

45

Anda mungkin juga menyukai