OLEH:
AULIA INDIRA K., ST.MT
3
BOBOT PENILAIAN
• Tugas 15%
• Kehadiran/Presensi 15%
• Evaluasi tengah semester 35%
• Evaluasi akhir semester 35%
KRITERIA PENILAIAN
Nilai Grade Point
A >80 – 100 4
B >65 – 80 3
C >50 – 65 2
D >35 – 50 1
E 0 – 35 0
4
BETO
N
BETON BERTULANG
A. Bahan Susun Beton
PASTA SEMEN
AGREGAT
BETON
1
BETON BERTULANG
B. PERSYARATAN BAHAN SUSUN BETON
Bahan penyusun beton mempengaruhi kualitas beton yang dibuat
PERSYARATAN AIR Gunakan air bersih, tidak mengandung minyak, asam, alkali,
garam-garam, bahan organis, dan bahan lain yang bisa merusak
beton.
PERSYARATAN SEMEN Terdapat 5 jenis semen:
Jenis 1 : Semen Portland untuk penggunaan umum
Jenis 2 : Semen Portland untuk beton tahan sulfat, panas hidrasi sedang
Jenis 3 : Semen Portland untuk beton dengan kekuatan awal tinggi
Jenis 4 : Semen Portland yang memerlukan panas hidrasi rendah
Jenis 5 : Semen Portland yang tahan sulfat
2
*semen yang berbutir halus. Yang bergumpal tidak baik untuk konstruksi
BETON BERTULANG
B. PERSYARATAN BAHAN SUSUN BETON
PERSYARATAN PASIR Berbutir kasar dan tajam,
Diameter 1 mm – 5 mm
tidak mudak lapuk,
tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat keringnya, apabila
lebih dari 5% maka harus dicuci terlebih dahulu.
Tidak menggunakan pasir laut karena mengandung garam
PERSYARATAN KERIKIL Padat, keras, tidak berpori.
Diameter 5 mm – 40 mm
Bersih, tidak mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat keringnya.
Pada keadaan terpaksa, boleh pakai kerikil bulat
** Agregat berpengaruh pada kuat tekan beton. Kekasaran permukaan dan ukuran butir maksimum sangat
berperngaru
2
BETON BERTULANG
D. Adukan Beton
MACAM CAMPURAN:
Semen + Air + Agregat kasar + Agregat halus = Adukan Beton
Semen + Air + Agregat halus = Mortar
Semen + Air = Pasta Semen
JUMLAH PENGGUNAAN AIR
AIR Memudahkan pengerjaan beton (workability)
Jika jumlah air besar = encer, workability tinggi
Jika jumlah air kecil = kental, workability rendah
2
BETON BERTULANG
D. Adukan Beton
JUMLAH PENGGUNAAN AIR
AIR Memudahkan pengerjaan beton (workability)
Jika jumlah air besar = encer, workability tinggi
Jika jumlah air kecil = kental, workability rendah
Jumlah air pada adukan beton (fas/ras/wcr)
bergantung pada perbandingan berat air dengan
berat semen pada campuran adukan (PBI-1971)
yang ditentukan dengan persamaan:
1
memakan waktu cukup lama, memerlukan alat yang serba otomatis.
BETON BERTULANG
F. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BAHAN BETON
KELEBIHAN KELEMAHAN
KUAT TARIK RENDAH SEHINGGA MUDAH
TAHAN AUS DAN TAHA
RETAK, SEHINGGA PERLY DIBERIKAN
KEBAKARAN.
TULANGAN
KUAT MENAHAN GEMPA BUMI, KONSTRUKSI BETON BERAT, SEHINGGA
GETARAN, DAN BEBAN ANGIN. FONDASI HARUS KUAT.
PERLU BIAYA PENGAWASAN UNTUK
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENDAPATKAN BETON DENGAN MUTU YANG
BERBAGAI MACA BENTUK
DIINGINKAN.
KONSTRUKSI.
KONST. BETON TIDAK DAPAT DIPINDAH,
1
BIAYA PEMELIHARAAN SEDIKIT RONGSOKAN BETON TIDAK ADA HARGANYA.
KEKUATAN
BETON DAN
TULANGAN
1. KEKUATAN BETON
A. Kuat Tekan Beton
18
1. KEKUATAN BETON
A. Kuat Tekan Beton
Hubungan tegangan regangan pengujian tekan beton:
20
1. KUAT TEKAN BETON
C. Modulus Elastisitas Beton (
Modulus Elastisitas : besaran yang mengukur “seberapa tidak elastis” suatu bahan
Modulus elastisitas didapatkan dari tangen antara tegangan dan regangan suatu bahan
Modulus elastisitas beton ditentukan berdasarkan berat beton normal ( dan kuat tekan beton dengan
rumus:
21
2. KEKUATAN BAJA TULANGAN
A. Jenis Baja Tulangan
Tulangan yang digunakan pada beton bertulang
dibatasi pada baja tulangan dan kawat baja
Baja tulangan sendiri terbagi atas 2, yaitu tulangan
polos dan tulangan ulir.
Tulangan ulir untuk tulangan longitudinal,
dilambangkan dengan D (ex: D10, D16, …)
Tulangan polos untuk tulangan geser (begel/sengkang),
disimbolkan dengan (,…)
22
2. KEKUATAN BAJA TULANGAN
A. Jenis Baja Tulangan
Diameter nominal tulangan ulir = diameter dari tulangan ulir yang disamakan dengan tulangan polos,
dengan syarat kedua tulangan tersebut memiliki berat per-satuan panjang yang sama
23
2. KEKUATAN BAJA TULANGAN
B. KUAT TARIK TULANGAN BAJA
Baja memiliki kemampuan untuk menahan
tarik pada struktur beton bertulang.
Untuk tulangan longitudinal, (SNI 2847-2019
Tabel 20.2.2.4a)
Untuk sengkang/tulangan geser, (SNI 2847-
2019 Tabel 20.2.2.4a)
Untuk tulangan torsi, (SNI 2847-2013 Tabel
20.2.2.4a)
Modulus elastisitas baja non prategang dipilih
nilai
24
Insert Image
BETON BERTULANG
25
PRINSIP DASAR
BETON
BERTULANG
A. BALOK BETON DAN TULANGAN
1. Balok beton tanpa tulangan
• Jika sebuah balok beton tanpa tulangan diletakkan pada perletakan sederhana (Sendi-roll) dan
diberi beban sebesar P, maka akan timbul momen luar yang menyebabkan beton melengkung ke
bawah (ilustrasi)
• Pada dasarnya, beban pada balok ini ditahan oleh kopel gaya tarik (bagian bawah beton) dan
tekan (bagian atas)
• Semakin mendekati serat atas atau bawah, maka nilai gaya tarik atau tekan akan semakin besar.
• Makin mendekati garis netral, gaya tarik dan tekan akan mendekati nilai 0
• Apabila beban P cukup besar, maka beton tidak akan mampu menahan tarik dan akan terjadi
retak beton pada bagian bawahnya
27
A. BALOK BETON DAN TULANGAN
1. Balok beton tanpa tulangan
28
A. BALOK BETON DAN TULANGAN
2. Balok beton bertulang
• Untuk menahan gaya tarik pada beton, dipasang tulangan baja sedemikian rupa sehingga gaya tarik
dapat secara maksimal ditahan oleh tulangan baja (ilustrasi)
• Bagian balok yang menahan tarik akan ditahan tulangan, bagian yang menahan tekan akan ditahan
oleh beton.
29
A. BALOK BETON DAN TULANGAN
3. Fungsi utama beton dan tulangan
Fungsi beton:
• Menahan beban/gaya tekan
• Menutup tulangan agar tidak berkarat
Fungsi tulangan:
• Menahan gaya tarik
• Mencegak retak beton
30
Insert Image
B. FAKTOR KEAMANAN
1. Faktor beban
• Berkaitan dengan beban luar yang bekerja
• Bergantung pada kombinasi kekuatan
• Kombinasi kuat perlu (U) adalah sebagai berikut:
• Jika komponen hanya menahan beban mati (D):
• U = 1.4D, dengan D = Beban mati (kN, kNm, kN/m)
• Jika komponen menahan beban mati dan hidup (L):
• U = 1.2D + 1.6 L + 0.5 (Lr atau R),
dengan L = beban hidup (kN, kNm, kN/m), Lr = beban hidup atap (kN, kNm, kN/m), R = beban air
hujan (kN, kNm, kN/m)
31
Insert Image
B. FAKTOR KEAMANAN
1. Faktor beban
• Jika komponen menahan beban mati, hidup, dan beban angin, maka diambil nilai terbesar dari:
• U = 1.2 D + 1.6 (Lr atau R) + (1.0 L atau 0.5 W)
• U = 1.2 D + 1.0 W + 1.0 L + 0.5 (Lr atau R)
• U = 0.9 D + 1.0 W
• Pengaruh beban gempa
• 1.2 D + Ev + Eh + L + 0.2S
• 0.9D – Ev + Eh
32
Insert Image
B. FAKTOR KEAMANAN
a. Struktur dengan penampang terkendali tekan (pada saat 1) Komponen struktur tulangan
regangan baja tarik terjauh pada saat regangan beton mencapai spiral,
batas asumsi 0.003 2) Komponen sruktur tulangan
lainnya,
33
C. KEKUATAN BETON BERTULANG
Kuat nominal (Rn)
• Kekuatan komponen penampang yang dihitung sesuai ketentuan, tetapi belum dikalikan faktor reduksi
• Bergantung pada dimensi, jumlah dan letk tulangan
• Dapat diartikan “NILAI KUAT SEBENARNYA” a.k.a kekuatan dari dalam
• Dituliskan dengan Mn (Momen nominal), Vn ( geser nominal), Tn (Torsi nominal), dan Pn (Aksial
nominal)
Kuat desain (Rd)
• Kekuatan komponen setelah dikalikan faktor reduksi
• Dituliskan dengan Md (Momen desain), Vd ( geser desain), Td (Torsi desain), dan Pd (Aksial desain)
• Kuat jenis ini yang akan kita rencanakan dalam perhitungan
34
C. KEKUATAN BETON BERTULANG
• Kekuatan komponen struktur UNTUK MENAHAN BEBAN YANG BEKERJA (beban mati,
beban hidup, dkk)
• a.k.a kekuatan dari luar
• Dituliskan dengan Md (Momen perlu), Vd ( geser perlu), Td (Torsi perlu), dan Pd (Aksial perlu)
• Persyaratan yang harus dipenuhi:
, dimana
35
D. PRINSIP HITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG (ILUSTRASI)
36
Insert Image
E. PEMASANGAN TULANGAN
1. Pemasangan tulangan longitudinal
• Fungsi utama tulangan longitudinal
adalah menahan tarik
• Seluruh komponen yang menahan
tarik (balok, kolom, plat) akan selalu
dipasang tulangan longitudinal pada
daerah yang menahan momen lentur
besar (daerah lapangan).
• Contoh penerapan tulangan
longitudinal (ilustrasi)
37
Insert Image
E. PEMASANGAN TULANGAN
2. Pemasangan tulangan geser
• Retakan pada beton juga dapat bekerja
pada ujung tumpuan akibat gaya
geser/gaya lintang.
• Agar dapat menahan gaya geser, maka
dipasang sengkang/begel
• Pada daerah mendekati tumpuan, gaya
geser yang ditahan besar, sehngga begel
dipasang rapat
• Pada daerah lapang, gaya geser yang
dihasilkan kecil, begel dipasang dengan
jarak lebar (ilustrasi)
38
Insert Image
E. PEMASANGAN TULANGAN
3. Jarak tulangan pada balok (ilustrasi)
39
Insert Image
E. PEMASANGAN TULANGAN
4. Jumlah tulangan maksimum dalam 1 baris (m)
• Karena lebar balok terbatas pada
nilai b (lihat gambar), maka
jumlah tulangan dalam 1 baris
(m) juga terbatas.
• Jika hasil hitungan menunjukkan
jumlah tulangan total (n) >
jumlah tulangan dalam 1 baris,
maka terpaksa tulangan dipasang
di baris berikutnya.
• Nilai m ditentukan dengan:
40
Insert Image
E. PEMASANGAN TULANGAN
4. Jumlah tulangan maksimum dalam 1 baris (m)
• As = luas tulangan tarik,
• As’ = luas tulangan tekan,
• b = lebar penampang balok, mm
• c = jarak garis netral ke tepi serat tekan, mm
• d = tinggi efektiff penampang, mm
• h = tinggi balok, mm
• ds = jarak titik berat tulangan ke tepi serat beton tarik, mm
• ds’ = jarak titik berat tulangan tekan ke serat tekan, mm
• ds1 = jarak titik berat tulangan baris pertama ke tepi serat beton
tarik, mm
• ds2 = jarak titik berat tulangan baris pertama ke baris kedua, mm
41
CONTOH
SOAL
HOMEWORK
TUGAS:
1. Balok beton bertulang berukuran 300/500 sepanjang 6 m dengan tumpuan sederhana mendukung plat
dengan tebal 90 mm seperti pada gambar. Diatas plat bekerja beban hidup . Jika berat beton , hitung Mu
dan Mn balok!
44
TUGAS:
2. Penampang balok dengan ukuran 300/500
dengan bentang 8 m memiliki tumpuan sederhana
sendi roll. Jika diperoleh momen perlu (Mu)
sebesar dan berat beton , Hitung:
45