BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
faktor air semen, usia beton, sifat agregat, jenis dan jumlah semen.
Berikut ini dijelaskan bagaimana pengaruh dari bahan-bahan diatas:
1. Pengaruh fas terhadap kuat tekan beton, pengaruh dari fas
terhadap kuat tekan beton adalah semakin besar nilai fas, maka
semakin rendah kuat tekan beton yang dihasilkan. Dan berlaku
sebaliknya, semakin kecil nilai fas, maka semakin besar kuat tekan
beton.
2. Pengaruh umur terhadap kuat tekan beton,kuat tekan beton ini
akan bertambah sesuai dengan bertambahnya umur beton tersebut.
Tetapi kuat tekan beton ditetapkan pada usia 28 hari. Hal tersebut
karena perubahan kuat tekan beton setelah usia tersebut tidak terlalu
signifikan lagi.
3. Pengaruh jumlah dan jenis semen terhadap kuat tekan beton.
Jumlah kandungan semen yang digunakan pada adukan akan
berpengaruh terhadap kuat tekan beton, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1) Pada fas yang sama, jika jumlah semen yang terlalu sedikit atau
terlalu berlebihan, maka akan diperoleh kuat tekan betonnya
rendah. Pada jumlah semen terlalu sedikit, berarti jumlah air juga
sedikit, sehingga adukan beton sulit dipadatkan dan akibatnya kuat
tekan beton rendah. Demikian pula pada jumlah semen berlebihan,
berarti jumlah air juga berlebihan, sehingga beton mengandung
banyak pori dan akibatnya kuat tekan betonnya menjadi rendah.
2) Pada nilai slump sama, beton dengan kandungan semen lebih
banyak mempunyai kuat tekan lebih tinggi. Hal ini karena pada
nilai slump sama, jumlah air juga hampir sama, sehingga
penambahan semen berarti pengurangan nilai fas, berakibat
penambahan kuat tekan beton. Jenis semen juga berpengaruh
terhadap kuat tekan beton. Dari beberapa percobaan terhadap 5
jenis semen apada adukan beton, ternyata kelima jenis semen
8
2.3 Balok
2.3.1 Pengertian Balok
Balok merupakan elemen struktural yang utamanya memikul
beban lateral. Beban-beban yang bekerja pada balok akan
menghasilkan gaya reaksi pada titik tumpu/perletakan balok. Beban-
beban yang bekerja juga akan menghasilkan gaya geser dan momen
lentur pada balok, Efek total dari semua gaya yang bekerja pada
balok menghasilkan gaya geser dan momen lentur pada balok,
menimbulkan gaya dalam berupa tarikan dan tekanan, dan
menimbulkan lendutan pada balok. Balok dapat berbeda-beda
berdasarkan jenis perletakan, profil (bentuk potongan melintang),
panjang, dan jenis materialnya.
1. Balok sederhana
2. Kaltilever
3. Balok teritisan
11
dari tinggi balok. Balok yang memakai bahan kayu mempunyai tinggi ±
1/20 panjang bentang dan mempunyai lebar 5/3 dari tinggi balok. Balok
yang memakai bahan baja mempunyai tinggi 1/25 bentang. Dimensi balok-
balok tersebut tidak mutlak benar, hanya digunakan sebagai pendekatan
kasar saja pada tahap pra-desain bangunan, karena kondisi diatas masih
tergantung pada jarak antara balok dan besarnya beban/ muatan yang
bekerja pada elemen tersebut.
2.7 Pembebanan
Jenis beban-beban utama yang bekerja dan diperhitungkan pada
stuktur bangunan gedung adalah sebagai berikut:
2.7.1 Beban Mati
Yang dimaksud beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu
gedung yang bersifat tetap, termasuk unsur tambahan serta peralatan tetap
yang merupakan bagian yang tak tak terpisahkan dari gedung itu.Adapun
berat jenis dari masing-masing bahan yang bekerja pada stuktur dari PPIUG
1983 (Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983) yang
diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum RI (DPU RI) adalah sebagai
berikut :
1. Berat penutup atap genting dengan reng dan usuk / kaso per m 2 bidang
atap ........................................................................................(50 kg/m2)
2. Berat plafon dan penggantung langit-langit.............................(7 kg/m2)
3. Berat beton bertulang.........................................................(2400 kg/m2)
4. Berat pasangan 1/2 batu bata.................................................(250 kg/m2)
5. Berat pasangan satu batu bata..............................................(450 kg/m2)
6. Berat penutup lantai dari keramik tanpa adukan....................(24 kg/m2)
peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan (menyatu) dari
gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu sehingga
mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai atap tersebut. Khusus
untuk atap kedalam beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air
hujan,baik akibat genangan maupun tekanan jatuh dari butiran-butiran air
(PPIUG 1983 Pasal 1).
Adapun beban hidup yang bekerja pada lantai gedung menurut
fungsinya masing-masing adalah sebagai berikut:
1. Lantai dan tanggga rumah tinggal........................................(200 kg/m2)
2. Lantai dan tanggga rumah tinggal sederhana.......................(125 kg/m2)
3. Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel,
asrama dan rumah sakit........................................................(250 kg/m2)
4. Lantai ruang olahraga...........................................................(400 kg/m2)
5. Lantai dan balkon dalam untuk ruang pertemuan yang lain yang disebut a
s/d d, seperti masjid, gereja, ruang pagelaran, rauang rapat, bioskop dan
panggung penonton dengan tempat duduk tetap..................(400 kg/m2)
6. Lantai untuk pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, took
buku, ruang alat-alat dan mesin, harus direncanakan terhadap beban
hidup yang ditentukan sendiri minimum..............................(400 kg/m2)
4. Diantara nilai di atas pilih yang terbesar. Beban yang paling terbesar
tersebut yang digunakan dalam perhitungan struktur
ØMn = As*Fy(d-a/2)
18
Dimana d= h.1/2.D
Syarat =r<rb
Dimana:
r = As/Fy*d
=r = 0.00627216
As/Fy*d
dan
= 0.00627216
r=b = r0.0325125
max /0,75
= 0.0325125
Gambar 2.8
Balok
Jarak
Jaraksengkang
sengkangmax
max s s == Av*Fy*d/Vs
Av*Fy*d/Vs
Jarak sengkang
Jarak max ssVc
sengkang max Vc=== 1/6*F'c^0.5*bw*d
1/6*F'c^0.5*bw*d
Av*Fy*d/Vs
= Av*Fy*d/Vs
Vc =
Vc = 1/6*F'c^0.5*bw*d
1/6*F'c^0.5*bw*d
dimana,
dimana,ØVn>Vu
ØVn>Vu
dimana, ØVn>Vu
ØVn>Vu Vn
Vn== Vc+Vs
Vc+Vs
dimana,
Vu
Vu=
Vn = = Geser
Geserultimate
= Vc+Vs
Vc+Vs ultimate
Vn
Vn
Vn=== Geser
Vu Gesernominal
Geser nominalbalok
ultimate balok
Vu = Geser ultimate
Vc
Vc=== Geser
Vn Geserbeton
Geser beton balok
nominal
Vn = Geser nominal balok
Vs
Vs=== Geser
Vc Gesernominal
Geser nominaldrdrtulg.
beton tulg.Geser
Geser
Vc
Ø = Geser beton
=
Vs = Faktor
= Geser reduksi
Geser nominal
nominal dr
dr tulg. 0.75
tulg. Geser
Geser
Vs
dd
dimana:
Vc
Vc== 1/6*F'c^0.5*bw*d
1/6*F'c^0.5*bw*d
dd
Vc =
Vc = 1/6*F'c^0.5*bw*d
1/6*F'c^0.5*bw*d
ØVs
ØVs== Vu-Vc
Vu-Vc
ØVs =
ØVs = Vu-Vc
Vu-Vc
Vn
Vn== Vc+Vs
Vc+Vs
Vn =
Vn = Vc+Vs
Vc+Vs
Jika
JikaØ*Vc
Ø*Vc<< Vu
Vu≤≤3*Ø*Vc
3*Ø*Vc
Jika Ø*Vc
Jika Ø*Vc < < Vu Vu ≤≤ 3*Ø*Vc
3*Ø*Vc
Maka
Makatulangan
tulangangeser
gesersengkang
sengkangharusharusdihitung
dihitung(s)
(s)memenuhi
memenuhisyarat
syarat
Maka tulangan
tulangan geser
geser sengkangs s ≤≤600
sengkang harus600 mm
mm dan
dan
harus dihitung≤≤d/2
dihitung (s)d/2
(s) memenuhi
memenuhi syarat
syarat
Maka
ss ≤≤ 600
600 mm
mm dan
dan ≤≤ d/2
d/2
s smax
max== Av*Fy*d/Vs
Av*Fy*d/Vs AvAv
maxs s=
ss max =≤≤ d/2
d/2
Av*Fy*d/Vs
Av*Fy*d/Vs Av
Av
ss ≤ ≤ d/2
d/2
Syarat
Syarat: : s < d/2 dan < 600 mm
Syarat ::
Syarat
Luas
Luastulangan
tulanganpembantu
pembantuAs' As'
Luas tulangan
tulangan pembantu
pembantu As' == 70%*tulangan
As'As'
As' 70%*tulanganutama
utamaAsAs
Luas
As' =
As' = 70%*tulangan
70%*tulangan utama
utama As As
tulangan
tulanganpem
pembantu
bantu
4D16
4D16
tulangan pem
tulangan pem bantu
bantu
4D 16
4D 16
tulangan
tulangansengkang
sengkang
2D 10-150
2D10-150
tulangan sengkang
tulangan sengkang
2D 10-150
2D 10-150
tulangan
tulanganutam
utamaa
5D10-16
5D 10-16
20
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
4.3.