PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pelaksanaan pekerjaan kolom yang ditinjau pada pembangunan
ruang kelas dan sarana penunjang relokai smp negeri 1 sentani papua.
Mengunakan mutu beton f’c 19,3 Mpa, mutu baja fy 390 Mpa , jumlah
tulangan 16 D19 dengan dimensi kolom 450 mm x 400 mm.
Dari hasil analisis penulangan pada kolom tersebut diperoleh nilai:
Beban nominal lebih besar dari beban ultimate (Pn>Pu).
Momen nominal lebih besar dari momen ultimate (Mn>Mu)
Penulangan mengunakan besi ulir 16 D19 pada kolom dengan dimensi
450 mm x 400 mm.
Sehingga penulangan pada kolom yang ditinjau aman.
1.3 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan hal-hal yang telah dipaparkan dalam latar
belakang maka masalah yang akan di bahas dapat di rumuskan sebagai
berikut ini :
Meninjau pelaksanaan pekerjaan kolom pada Pembangunan
Ruang Kelas Dan Sarana Penunjang Relokasi SMP Negeri 1
Sentani Papua yang terletak di Jalan Ifar Gunung Sentani, Papua
1. Kekuatan
2. Berat Jenis
Beton normal yang dibuat dengan agregat normal (pasir dan kerikil
normal berat jenisnya antara 2,5 - 2,7) mempunyai berat jenis sekitar 2,3 -
2,4. Apabila dibuat dengan pasir atau kerikil yang ringan atau diberikan
rongga udara maka berat jenis beton dapat berkurang dari 2,0.
3. Modulus Elastisitas
Dengan :
Beton bertulang terdiri dari bahan beton dan baja. Beton dan baja
membentuk material komposit dengan ikatan diantaranya disebut dengan
lekatan (bond).Beton merupakan material yang dapat menahan gaya tekan
(compression)yang besar, tetapi sangat lemah terhadap gaya tarik (kekuatan
tarik beton kecil yang dapat diabaikan). Kekuatan tarik ini diperkuat
(reinforced) oleh tulangan baja (reinforcement).Oleh sebab itu material
komposit ini disebut beton bertulang yang dapat menahan tarik dan
tekan.Beton tanpa tulangan hanya dapat memikul beban yang relatif kecil
karena timbul retak beton akibat tarik.Dengan adanya tulangan baja maka
beton bertulang (baja) dapat menahan beban lentur yang jauh lebih besar
dibandingkan beton tanpatulangan.Beton bertulang merupakan suatu bahan
konstruksi yang dihasilkan dari kombinasi antara beton dengan baja sebagai
tulangan.Kualitas beton sangat tergantung kepada kualitas bahan
penyusunnya.
Beton bertulang bersifat sama dengan sifat bahan penyusunnya yaitu
beton dan baja. Yang dimana, beton memiliki sifat utama yaitu kuat
terhadap beban tekan, akan tetapi beton lemah terhadap beban tarik.
Sedangkan bahan lainnya, yaitu baja memiliki kekuatan yang besar, baik
dalam menahan beban tarik maupun tekan.Akan tetapi, mengingat harga
dari baja yang mahal, maka untuk menghindari penggunaan baja yang besar
serta mendapatkan nilai ekonomis dengan kualitas yang baik, akhirnya
dilakukanlah kombinasi (komposit) antar keduanya sehingga bahan beton
dihitung sebagai penahan beban tekan, sedangkan baja sebagai penahan
beban tarik.
Pada masa sekarang ini, disaat proses pembangunan meningkat pesat,
adanya beton bertulang ini dirasa semakin penting. Banyak aspek
pembangunan yang membutuhkan beton bertulang sebagai struktur
pembentuknya, seperti pada bangunan gedung bertingkat, bangunan
jembatan, jembatan bertingkat (jembatan layang), bendungan, dan bahkan
jalan raya.
Reaksi semen dan air membentuk pasta yang dapat mengikat pasir dan
batu belah menjadi bahan beton yang bersifat keras seperti batu. Proses
pembentukan pasta ini disebut proses HIDRASI. Proses hidrasi
membutuhkan waktu dari lembek sampai dengan keras. Pada saat lembek
adukan beton dapat dicor pada cetakan ( Form Work / Bekisting) yang telah
diberi tulangan baja. Setelah beton mengeras, material komposit beton
bertulang dapat digunakan sebagai elemen struktur ( balok, kolom, dan
pelat) yang dapat menahan beban.
2. Semen
Menurut SII 0031-81 (Tjokrodimuljo: 1996) didalam buku balok dan
pelat beton bertulang (Ali Asroni: 2010), disebutkan bahwa semen yang
dipakai di Indonesia terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:
1) Jenis I : Semen portland untuk penggunaan umum, tidak memerlukan
persyaratan khusus,
2) Jenis II : Semen portland untuk beton tahan sulfat dan mempunyai
panas hidrasi sedang,
3) Jenis III : Semen portland untuk beton dengan kekuatan awal tinggi
(cepat mengeras),
4) Jenis IV : Semen portland untuk beton yang memerlukan panas
hidrasi rendah,
5) Jenis V : Semen portland untuk beton yang sangat tahan terhadap
sulfat.
3. Agregat Halus (Pasir)
Pasir yang digunakan sebagai bahan penyusun beton harus memenuhi
persyaratan berikut:
1) Berbutir tajam dan keras,
2) Bersifat kekal, yaitu tidak mudah lapuk/ hancur oleh perubahan
cuaca, seperti terik matahari dan hujan,
3) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat keringnya,
jika kandungan lumpur lebih dari 5%, maka pasir tersebut harus
dicuci.
4) Tidak boleh digunakan pasir laut (kecuali dengan petunjuk staf ahli),
karena pasir laut ini banyak mengandung garam yang dapat merusak
beton/ baja tulangan.
(Ali Asroni: 2010)
4. Agregat Kasar (kerikil)
Kerikil merupakan agregat kasar yang mempunyai ukuran diameter 5mm
~ 40mm. Sebagai pengganti keriukil dapat pula dipakai batu pecat (split).
Kerikil atau batu pecah yang mempunyai ukuran diameter lebih dari
40mm tidak baik untuk pembuatan beton.
Kerikil atau batu pecah yang digunakan sebagai bahan beton, harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Bersifat padat dan keras, tidak berpori.
2) Harus bersih, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. Jika
kandungan lumpur lebih dari 1%, maka kerikil/batu pecah tersebut
harus dicuci.
3) Pada keadaan terpaksa, dapat dipakai kerikil bulat.
(Ali Asroni: 2010)
2.3 Kolom
2.3.1 Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan
pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total ( total
collapse) seluruh struktur.
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga yaitu:
Kolom ikat (tie column).
Kolom spiral (spiral column).
Kolom komposit (composite column).
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada
tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Struktur Kolom Lateral menggunakan pengikat sengkang lateral.
Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang
tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada
tempatnya. Bentuk penampang kolom bisa berupa bujur sangkar atau
berupa empat persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi ini
merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, mengingat
pembuatannya yang lebih mudah, perencanaannya yang relatif lebih
sederhana serta penggunaan tulangan longitudinal yang lebih efektif
(jika ada beban momen lentur) dari type lainnya.
2. Struktur Kolom Spiral menggunakan pengikat spiral. Kolom ini
mempunyai bentuk yag lebih bagus dibanding bentuk yang pertama di
atas, namun pembuatannya lebih sulit dan penggunaan tulangan
longitudinalnya kurang efektif (jika ada beban momen lentur)
dibandingkan dari type yang pertama di atas. Hanya saja sebagai
pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.
Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk
menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu
mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses
redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa,
dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu
kolom utama dan kolom praktis,
Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi
utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk
rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar
dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan
apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur
bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk
bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/ 20,
dengan tulangan pokok 8 d 12 mm, dan begel d 8-1 0cm ( 8 d 12
maksudnya jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm
maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
Kolom Praktis
Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus
menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom- kolom
portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan
menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap- tiap lapis
lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban
bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Kolom praktis
merupakan struktur kolom yang biasanya terpasang dalam jarak tiga sampai
empat meter pada dinding bangunan. Bahan yang umumnya dipakai adalah
beton, supaya kestabilan dindingnya kuat dan tahan lama. Tanpa kolom
praktis, risiko keruntuhan atau keseluruhan bangunan akan lebih besar.
Rangka struktur dari kolom praktis biasanya berada dalam posisi vertikal
untuk menopang beban balok.
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada
suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya
pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom- kolom menjadi
satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan
meneruskan ke kolom- kolom pendukung.
Gamabar.2.1 Jenis-Jenis Kolom
2.4 Pembebanan
Jenis beban-beban utama yang bekerja dan diperhitungkan pada
stuktur bangunan gedung adalah sebagai berikut:
2.4.1 Beban Mati
Yang dimaksud beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu
gedung yang bersifat tetap, termasuk unsur tambahan serta peralatan tetap
yang merupakan bagian yang tak tak terpisahkan dari gedung itu.Adapun
berat jenis dari masing-masing bahan yang bekerja pada stuktur dari SNI-
1727-2013 (Beban Minimun Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain) yang diterbitkan oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional)
adalah sebagai berikut :
1. Berat penutup atap genting dengan reng dan usuk / kaso per m 2
bidang atap .....................................................................(50 kg/m2)
2. Berat plafon dan penggantung langit-langit......................(7 kg/m2)
3. Berat beton bertulang..................................................(2400 kg/m2)
4. Berat pasangan 1/2 batu bata..........................................(250 kg/m2)
5. Berat pasangan satu batu bata.......................................(450 kg/m2)
6. Berat penutup lantai dari keramik tanpa adukan.............(24 kg/m2)
2.4.2 Beban Hidup
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan suatu gedung, dan termasuk beban pada lantai yang berasal dari
barang- barang yang dapat dipindahkan,mesin-mesin serta peralatan yang
tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan (menyatu) dari gedung dan
dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu sehingga mengakibatkan
perubahan dalam pembebanan lantai atap tersebut.Khusus untuk atap
kedalam beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan,baik
akibat genangan maupun tekanan jatuh dari butiran-butiran air SNI-1727-
2013 (Beban Minimun Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain) yang diterbitkan oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional).
Adapun beban hidup yang bekerja pada lantai gedung menurut
fungsinya masing-masing adalah sebagai berikut:
1. Lantai dan tanggga rumah tinggal.................................(400 kg/m2)
2. Lantai dan tanggga rumah tinggal sederhana................(125 kg/m2)
3. Lantai Restoran.............................................................(480 kg/m2)
4. Lantai Hotel...................................................................(150 kg/m2)
5. Lantai dan Balkon untuk ruang pertemuan...................(480 kg/m2)
6. Lantai untuk pabrik,ruang alat-alat dan mesin..............(400 kg/m2)
Dengan:
Fi adalah bagian dari geser dasar seismik (V) yang timbul di tingkat i,
dalam kilo newton (kN).
Geser tingkat desain gempa (Vx), dalam (kN) harus didistribusikan pada
berbagai elemen vertikal sistem penahan gaya gempa di tingkat yang
ditinjau berdasarkan pada kekakuan lateral relatif elemen penahan
vertikal dan diafragma.
Penentuan As Kolom
Pengecoran Kolom
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi
adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
menahan gaya tekan dan gaya tarik, sehingga disebut sebagai beton
bertulang. Fungsi utama beton adalah untuk menahan gaya tekan dan
menutup besi tulangan agar tidak berkarat, sedangkan fungsi besi tulangan
adalah untuk menahan gaya tarik serta mencegah retak beton agar tidak
melebar. Ada dua jenis tulangan yang dipakai dalam proyek, yaitu:
sebagai berikut:
baja tulangan ulir (deformed bar) D19 dan D16 yang sesuai dengan SNI 03-
ulir atau BJTD, sementara tulangan polos digunakan sebagai tulangan spiral
(tulangan geser) atau sengkang untuk menahan gaya geser. Tulangan utama
baik antara beton dan tulangannya, sehingga struktur bangunan juga akan
lebih kuat. Berdasarkan Spesifikasi Teknis, detail dan pemasangan
pembesian harus sesuai dengan gambar rencana dan standar yang belaku.
Kolom yang di tinjau pada proyek konstruksi ini, yaitu Kolom lantai 2
rencana dan standar yang belaku. Detail tulangan yang digunakan dalam
Besi yang digunakan adalah besi SNI dengan panjang setiap lonjornya
adalah 12 meter. Untuk itu lonjoran besi tersebut harus dipotong serta
untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan
bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah
suatu elemen struktur yang sebelumnya telah dipasang besi tulangan, beton
beton ready mix dahulu. Beton yang akan digunakan dalam proses
pengecoran ini dihasilkan oleh Batching Plant yang berada di dalam area
proyek.
sebagai berikut:
mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul beban sendiri dan beban-
struktur yang didukung cukup kuat di atas penopang, cetakan sisi balok,
girder, kolom, dinding, dan cetakan vertikal yang serupa pada umumnya
cetakan sisi tidak menahan beban selain tekanan lateral beton plastis.
SNI 03-2847-2002 beton harus dirawat pada suhu di atas 10 o dan dalam
tabel konversi beton, pada umur 7 hari beton akan memiliki kuat tekan 70%,
Fungsi plastik adalah menjaga beton agar jika terjadi penguapan maka
proses perawatan beton yaitu plastik yang sesuai dengan peraturan ASTM
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kerja praktek pada pembangunan ruang kelas dan
sarana penunjang relokasi smp negeri 1 sentani papua oleh PT.PUNCAK
BERKAH di simpulkan bahwa.
1. Peerjaan kolom
Kolom yang di gunakan pada proyek ini ada dua type yaitu kolom 450-
400 dan kolom 300-300 yang memiliki mutu beton k225 atau memiliki
kuat tekan 225kg/cm².
4.2 Saran