Beton prategang merupakan beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk
mengurangi tegangan tarik potensial dalam akibat beban kerja. ( SNI 03-2847-2002 )
A. Material
Beton
Beton yang dipakai pada beton prategang umumnya mempunyai kuat tekan 28-55 Mpa
pada umur 28 hari (benda uji silinder). Nilai slump berkisar 50-100 mm dengan faktor air
semen < 0,45
Baja prategang
yang dipakai
untuk beton
prategang
dalam ada tiga
macam, yaitu :
1. Kawat tungal ( Wire ), biasanya digunakan pada beton prategang sistem
pratarik. Kawat tunggal yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi ASTM A
421
Grouting
Grouting dibutuhkan sebagai bahan pengisi selubung baja prategang ( tendon ) hanya
pada metode pasca tarik. Selubung ( duct ) terbuat dari logam yang di galvanisir. Bhan
grouting berupa pasta semen
Anchor ( Angker )
Proses pengangkeran merupakan proses dimana baja prategang diberi pratarik
( pemberian gaya dengan menarik tendon ). Pada pratarik proses pengakeran dilakukan
sebelum beton di cor, sedangkan pada pasca tarik beton dilakukan pada saat beton
sudah cukup umur
Ada banyak jenis beton dalam dunia konstruksi yang penggunaannya berdasarkan dengan kebutuhan
dan karakter beton yang kini makin berkembnag dengan meminimlaisir kemungkinan beton rusak dan
tak terpakai. Beton prategang adalah salah satu jenis beton yang banyak dimanfaatkan dalam
konstruksi.
Bagi yang ingin memahami lebih dalam baik beton normal maupun beton praregang (prestressed
concrete), maka ulasan di bawah ini akan memberikan penjelasan yang lebih spesifik.
Saat kedua material tersebut digabungkna,maka akan tercipta beton prategang. Jenis beton ini
didefinisikan sebagai beton yang diberikan tegangan-tegangan dalam sehingga dapat digunakan
untuk menetralisir berbagai tegangan tertentu yang dihasilkan oleh pembebanan dari luar.
Dari berbagai proses prategang ini, maka akan mampu memberikan tegangan tekan pada beton.
Manfaatnya adalah, beton ini mampu menahan beban luar pada penampang.
Dalam uraian di atas, telah dijelaskan bahwa material beton prategang adalah beton dan baja. Masing-
masing dari kedua material tersebut dibentuk dari berbagai macam material lain yang berbeda.
Beton sendiri memiliki material yang cukup kompleks, meliputi: semen, agregat kasar, agregat halus,
dan air. Semuanya digunakan untuk membentuk beton yang berkekuatan tekan sangat tingi. Nilai kuat
tekan paling umum adalah 40 hingga 45 MPa. Gunanya adalah untuk menahan tegangan tekan yang
ada pada serat beton.
Sedangkan untuk baja yang menjadi elemen dari beton prategang, memiliki beberapa macam, yaitu:
Beton normal dan beton prategang sangatlah berbeda. Pada beton prategang, harus mengalami
proses pembebanan terlebih dahulu. Ada banyak tahapan yang dilakukan, yang mencakup pula
pengecekan untuk mengontrol kondisi dari bagian beton yang diberikan tekanan.
Secara umum, ada dua jenis tahapan pembebanan dalam beton, yaitu:
1. Tahap transfer
Tahap transfer bisa dilakukan saat beton cukup umur. Hal in terjadi pada sistem pasca tarik dengan
melakukan penarikan kabel prategang.Pada tahapan ini, beban yang bekerja meliputi beban dari
sruktur itu sendiri, beban dari pekerja konstruksi yang terlibat dan juga beban dari peralatan yang
digunakan dalam kontruksi pada proses yang bersangkutan.
Proses ini menggunakan beban yang minimum, dengan gaya prategang yang maksimum.
2. Tahap layan
Kondisi ini disebut juga dengan service, yaitu suatu kondisi pada saat beton prategang telah terpasang
dan digunakan sebagai komponen struktur. Bukan hanya beban minimum seperti pada tahap transfer,
pada tahapan layan ini, beban yang diberikan cukup kompleks.
Ada beban luar yang diberikan, seperti halnya beban hidup, angin, gempa yang mungkin terjadi, dan
juga semua beban yang berhubungan dengan strutur tersebut.
Intinya, pada tahap layan, beban yang diberikan adalah beban maksimum dimana kemungkinan
kehilangan gaya prategang sudah diperhitungkan.
Pengurangan gaya prategang ini sendiri dikelompokkan menjadi dua katergori utama, yaitu hilangnya
elastisitas pada saat fabrikasi maupun saat konstruksi dilakukan. Yang kedua adalah kehilangan
prategang karena adanya penambahan umur bangunan. Untuk faktor ini, penyebabnya adalah susut
maupun hilangnya efek temperature serta relaksasi pada baja.
Secara terperinci, kehilangan gaya prategang pada beton prategang bisa disebabkan oleh:
Demikian mengenai pengenalan jenis beton prategang salah satu pelengkap dalam penjualan beton
dari kami, lebih detail dapat anda kunjungi salah satu penawarannya yaitu harga minimix, beton
dengan menggunakan armada truck mini