Anda di halaman 1dari 12

BETON PRATEGANG

Dosen Pengampu: Dr. Adnan, ST., MT.


NAMA : NIRMALA SARI
NIM : 220190120
KELAS :D
Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
 Menurut PBI (Pedoman Beton Indonesia) – 1971
DEFINISI BETON Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan
PRATEGANG tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian
rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan
sampai suatu taraf yang diinginkan.
 Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) – 2002

Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah diberikan tegangan


dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat
pemberian beban yang bekerja.
 Menurut American Concrete Institute (ACI)

Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan


besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai
batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
KONSEP DASAR BETON PRATEGANG
Menurut T.Y. Lin dan Burns (1982), Ada tiga kosep dasar yang dipakai untuk menganalisis sifat-sifat dasar dari beton prategang, yaitu:

1)Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang elastis


Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang elastis. Ini merupakan buah pemikiran Eugene Freyssinet yang
memvisualisasikan beton prategang pada dasarnya adalah beton yang ditransformasikan dari bahan yang getas menjadi bahan
elastis dengan memberikan tekanan (desakan) terlebih dahulu (pratekan) pada bahan tersebut. Dari konsep ini lahirlah kriteria
“tidak ada tegangan tarik” pada beton.
Dalam bentuk paling sederhana, balok persegi panjang yang diberikan prategang oleh sebuah tendon yang melalui sumbu yang
melalui titik berat dan dibebani oleh gaya eksternal. Gaya tarik prategang P pada tendon menghasilkan gaya tekan P yang sama
pada beton yang bekerja pada titik berat tendon. Pada keadaan ini gaya berada pada titik berat penampang beton. Akibat gaya
prategang P, tegangan merata sebesar:
F = P/A
Dengan:     P = gaya prategang efektif A = luas penampang
F = tegangan satuan
Akan timbul pada penampang seluas A. jika M adalah momen eksternal pada penampang akibat beban dan berat sendiri balok,
maka tegangan pada setiap titik sepanjang penampang akibat M adalah:
F = (M × Y) / I
Dengan:    F = tegangan satuan Y = jarak dari sumbu yang melalui titik berat
M  = momen pada penampang I   = momen inersia pada penampang
Jadi distribusi tegangan yang dihasilkan adalah:
F = (P / A) ± (M × Y) / I)
Di sini gaya resultan tekan P pada beton bekerja pada titik berat tendon yang berjarak e dari c.g.c. Akibat gaya prategang yang
eksentris, beton dibebani oleh momen dan beban langsung. Jika momen yang dihasilkan oleh system prategang adalah P.e, dan
tegangan-tegangan akibat momen ini adalah:
F = (P × e × y) / I
Dengan, e = eksentrisitas titik berat tendon dari c.g.c (mm)
maka, distribusi tegangan yang dihasilkan adalah:
F=P/A±P.e.y/A±M.y/I
F = P / A (1 ± e / k) ± M / Ak
2) Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan beton mutu tinggi

Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu


tinggi dengan beton. Konsep ini
mempertimbangkan beton prategang sebagai
kombinasi (gabungan) dari baja dan beton, seperti
pada beton bertulang, dimana baja menahan
tarikan dan beton menahan tekanan, dengan
demikian kedua bahan membentuk kopel penahan
untuk melawan momen eksternal.
Pada beton prategang, baja mutu tinggi ditanam
pada beton, seperti pada beton bertulang biasa,
beton di sekitarnya akan menjadi retak berat
sebelum seluruh kekuatan baja digunakan. Oleh
karena itu, baja perlu ditarik sebelumnya
(pratarik) terhadap beton. Dengan menarik dan
menjangkarkan ke beton dihasilkan tegangan dan
regangan pada baja.
Kombinasi ini memungkinkan pemakaian yang
aman dan ekonomis dari kedua bahan dimana hal
ini tidak dapat dicapai jika baja hanya ditanamkan
dalam bentuk seperti pada beton bertulang biasa.
3) Sistem Prategang Untuk Mencapai Keseimbangan Beban

Sistem prategang untuk mencapai keseimbangan


beban. Konsep ini terutama menggunakan prategang
sebagai suatu usaha untuk membuat keseimbangan
gaya-gaya pada sebuah balok. Penerapan dari konsep
ini menganggap beton diambil sebagai benda bebas
dan menggantikan tendon dengan gaya-gaya yang
bekerja pada sepanjang beton.
Suatu balok beton di atas dua perletakan (simple
beam) yang diberi gaya prategang F melalui suatu
kabel prategang dengan lintasan parabola. Beban
akibat gaya prategang yang terdistribusi secara
merata ke arah atas dinyatakan:
Wb    = (8.F.h)/L²
Dimana:
w_b   = Beban merata kearah atas, akibat gaya
prategang F
H      = Tinggi parabola lintasan kabel prategang
L       = Bentangan Balok
F       = Gaya prategang
Jadi beban merata akibat beban (mengarah ke bawah)
diimbangi oleh gaya merata akibat prategang w_b
yang mengarah ke atas.
METODE PEMBERIAN GAYA PRATEGANG
Pada dasarnya ada 2 macam metode pemberian gaya prategang pada beton, yaitu:
1. Pratarik (Pre-Tension Method) 2. Pascatarik (Post-Tension Method)
Pada metode ini, beton dicor lebih dahulu, yang sebelumnya telah disiapkan saluran
Metode ini baja prategang diberi gaya prategang dulu sebelum beton dicor, kabel yang disebut duct. Secara singkat metode ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
oleh karena itu disebut pretension method. Tahap 1: Dengan cetakan (formwork) yang telah disediakan lengkap dengan
Adapun prinsip dari pratarik ini secara singkat adalah sebagai berikut: saluran/selongsong kabel prategang (tendon duct) yang dipasang melengkung sesuai
bidang momen balok, beton dicor.
Tahap 1: Kabel (tendon) prategang ditarik atau diberi gaya prategang Tahap 2: Setelah beton cukup umur dan kuat memikul gaya prategang tendon (kabel)
kemudian diangker pada suatu abutment tetap. prategang dimasukkan dalam selongsong (tendon duct), kemudian ditarik untuk
Tahap 2: Beton dicor pada cetakan (formwork) dan landasan yang sudah mendapatkan gaya prategang. Metode pemberian gaya prategang ini, salah satu ujung
kabel diangker, kemudian ujung lainnya ditarik (ditarik dari satu sisi). Ada pula yang
disediakan sedemikian sehingga melingkupi tendon yang sudah diberi gaya ditarik di kedua sisinya dan diangker secara bersamaan. Setelah diangkur, kemudian
prategang dan dibiarkan mengering. saluran di grouting melalui lubang yang telah disediakan.
Tahap 3: Setelah beton mengering dan cukup umur kuat untuk menerima gaya Tahap 3: Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya prategang
telah ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya
prategang, tendon dipotong dan dilepas, sehingga gaya prategang di transfer prategang tendon memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas, akibatnya
ke beton. balok melengkung keatas.
PENJANGKARAN UJUNG
Pada dasarnya ada 3 prinsip kabel (tendon) dengan mana
baja atau strand (untaian kawat) diangkurkan ke beton:
1) Dengan prinsip kerja pasak yang menghasilkan
penjepit gesek pada tendon.
2) Dengan perletakan langsung dari kepala paku keeling
atau baut yang dibuat pada ujung tendon.
3) Dengan membelitkan tendon ke sekeliling beton.
MATERIAL BETON PRATEGANG
1. Beton

Beton merupakan hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen, air dan agregat. Dengan perbandingan berat campuran yakni,

agregat kasar 44%, agregat halus 31%, semen 18%, dan air 7%. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan yang ideal yang disebut dengan

kuat tekan karakteristik. Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang telah melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan uniaksial yang

diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 15x15 cm, atau silnder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang

digunakan dalam pembuatan beton prategang adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dengan nilai f’c minimal 30 Mpa.
2. Baja: material baja yang biasa digunakan dalam praktik pembuatannnya adalah sebagai berikut.
• Kawat PC Wire, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pratarik.
• Kawat PC Strand, biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang dengan sistem pascatarik.
• Kawat PC BAR, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pratarik.
• Tulangan biasa, yaitu tulangan yang bisa dipakai untuk beton konvensional seperti besi polos dan besi ulir.
CONCRETE GIRDER

1) PC Voided Slab
Precast Concrete Voided slab merupakan girder jembatan yang menggabungkan fungsi girder  sekaligus slab. Girder  jenis ini biasanya digunakan
pada jembatan berbentang pendek
2) Box Girder 
Box girder merupakan bentuk girder yang paling baik untuk pekerjaan jembatan karena box girder memiliki keuntungan unik tersendiri
dari bentuk girder lainnya. Box girder dalam spesifikasi produksi tidak memiliki batasan panjang.
3) PCI Girder 
Precast Concrete I girder merupakan bentuk yang paling banyak digunakan untukpekerjaan balok jembatan. Profil PCI girder berbentuk
penampang I denganpenampang bagian tengah lebih langsing dari bagian pinggirnya PCU Girder 
4) Precast Concrete U girder
merupakan bentuk / konsep baru yang mulaidipopulerkan belakangan ini.PCU girdermerupakan bentukbox girderdalambentuk dan ukuran yang
lebih kecil. Tidak sepertiPCI girderyang langsing
TAHAP PEMBEBANAN

Tidak seperti beton konvensioanl, beton prategang mengalami beberapa tahap pembebanan. Pada setiap
tahap pembebanan harus dilakukan pengecekan atas kondisi serat tekan dan serat tarik dari setiap penampang.
Pada tahap tersebut berlaku tegangan ijin yang berbeda-beda sesuai kondisi beton dan tendon. Ada dua tahap
pembebanan pada beton prategang, yaitu transfer dan service.
 Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan dilakukan penarikan kabel prategang.
Pada saat ini biasanya yang bekerja hanya beban mati struktur, yaitu berat sendiri struktur ditambah beban
pekerja dan alat. Pada saat ini beban hidup belum bekerja sehingga momen yang bekerja adalah minimum,
sementara gaya yang bekerja adalah maksimum karena belum ada kehilangan gaya prategang.
 Tahap service (servis) adalah kondisi pada saat beton prategang digunakan sebagai komponen struktur. tahap
ini dicapai setelah semua kehilangan gaya prategang dipertimbangkan. Pada saat ini beban luar pada tahap
yang maksimum sedangkan gaya pratekan mendekati harga minimum.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BETON PRATEGANG

Keuntungan: Kerugian:
 Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi lebih tahan
 Dituntut kualitas bahan yang lebih tinggi
korosif.
(pemakaian beton dan baja mutu yang lebih
 Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh
penampang dipakai secara efektif. tinggi), yang harganya lebih mahal.
 Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan oleh  Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih tinggi,
pengaruh pratekan yang mengurangi tegangan tarik utama.
Pemakain kabel yang melengkung, khususnya dalam bentang
Panjang mengurangi gaya geser yang timbul pada penampang
tempat tumpuan.
 Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan berat baja tulangan biasa (1/5 – 1/3), sehingga
berkurangnya beban mati yang diterima pondasi.
 Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil, karena tidak
adanya retak-retak pada kondisi beban kerja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai