PRESTRESSED CONCRETE
Pengenalan Umum Beton Prategang
Dibutuhkan :
1. Beton mutu tinggi
2. Baja mutu tinggi
Pengenalan Umum Beton Prategang
PERSYARATAN KEKUATAN
• Susut Beton
Perubahan deformasi beton krn kehilangan
kelembaban yg bertahap.
• Rangkak Beton
Seiring perjalanan waktu.
• Karakteristik Tegangan & Regangan
Berhubungan dengan kekuatan beton dalam
menerima beban. Berhubungan dengan Modulus
Elastisitas
Pengenalan Umum Beton Prategang
Beton bertulang :
Cara bekerja beton bertulang adalah mengkombinasikan
antara beton dan baja tulangan dengan membiarkan
kedua material tersebut bekerja sendiri-sendiri, dimana
beton bekerja
memikul tegangan tekan dan baja penulangan memikul
tegangan tarik. Jadi dengan menempatkan penulangan
pada tempat yang tepat, beton bertulang dapat sekaligus
memikul baik tegangan tekan maupun tegangan tarik.
Pengenalan Umum Beton Prategang
Beton prategang :
Beton Bertulang
• Pada kondisi elastis hanya bagian
penampang diatas garis netral yang
mengalami gaya tekan sedangkan pada
bagian garis netral tidak diperhitungkan
untuk menahan gaya
• Kelemahan lain dari beton bertulang
adalah berat sendiri (bayangkan berapa
besar berat penampang yang tidak
diperhitungkan dalam menahan tarik)
Beton Prategang
Untuk mengatasi hal ini beton diberi tekanan awal pada bagian tariknya
sebelum beban-beban bekerja.
Pengenalan Umum Beton Prategang
Tendon konseutris
Mc
F + M. c’
M. c
FA
Akibat diberi gaya tekan ( gaya prategang ) F yang bekerja pada pusat berat
penampang beton akan memberikan tegangan tekan yang merata diseluruh
penampang beton sebaesar F/A, dimana A adalah luas penampang beton tsb.
Akibat beban merata ( termasuk berat sendiri beton ) akan memberikan tegangan
tarik dibawah garis netral dan tegangan tekan diatas garis netral yang besarnya
pada serat terluar penampang adalah :
Kalau kedua tegangan akibat gaya prategang dan tegangan akibat momen lentur
ini dijumlahkan, maka tegangan maksimum pada serat terluar penampang adalah
:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Kalau kedua tegangan akibat gaya prategang dan tegangan akibat momen lentur
ini dijumlahkan, maka tegangan maksimum pada serat terluar penampang adalah :
a. Diatas Garis Netral :
Konsep Kedua :
Sistem Prategang untuk Kombinasi Baja Mutu Tinggi dengan Beton Mutu Tinggi.
Konsep ini hampir sama dengan konsep beton bertulang biasa, yaitu beton
prategang merupakan kombinasi kerja sama antara baja prategang dan beton,
dimana beton menahan beban tekan dan baja prategang menahan beban tarik.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pengenalan Umum Beton Prategang
Pada beton prategang, baja prategang ditarik dengan gaya prategang T yang
mana membentuk suatu kopel momen dengan gaya tekan pada beton C untuk
melawan momen akibat beban luar. Sedangkan pada beton bertulang biasa,
besi penulangan menahan gaya tarik T akibat beban luar, yang juga membentuk
kopel momen dengan gaya tekan pada beton C untuk melawan momen luar
akibat beban luar.
Pengenalan Umum Beton Prategang
Konsep Ketiga :
Sistem Prategang untuk Mencapai Keseimbangan Beban.
Disini menggunakan prategang sebagai suatu usaha untuk membuat
keseimbangan gaya-gaya pada suatu balok. Pada design struktur beton
prategang, pengaruh dari prategang dipandang sebagai keseimbangan berat
sendiri, sehingga batang yang mengalami lendutan seperti plat, balok dan gelagar
tidak akan mengalami tegangan lentur pada kondisi pembebanan yang terjadi. Hal
ini dapat dijelaskan sbagai berikut :
Suatu balok beton diatas dua perletakan ( simple beam ) yang diberi gaya
prategang F melalui suatu kabel prategang dengan lintasan parabola. Beban
akibat gaya prategang yang terdistribusi secara merata kearah atas dinyatakan :
Dimana :
wb : beban merata kearah atas, akibat gaya prategang F
h : tinggi parabola lintasan kabel prategang.
L : bentangan balok.
F : gaya prategang.
Pengenalan Umum Beton Prategang
METODE PRATEGANGAN
Pada dasarnya ada 2 macam methode pemberian gaya prategang pada beton, yaitu :
Setelah gaya prategang ditransfer kebeton, balok beton akan melengkung keatas sebelum
menerima beban kerja. Setelah beban kerja bekerja, maka balok beton tsb. akan rata.
Pengenalan Umum Beton Prategang
BETOli Dlfi OR
(B)
TEhfiON DILEP.4S
G.A3".4 PPMTEG.DC DFIRSFEP. KE BEION
(C)
Pengenalan Umum Beton Prategang
TAHAP PEMBEBANAN
Beton prategang dua tahap pembebanan, tidak seperti pada beton bertulang
biasa. Pada setiap tahap pembebanan harus selalu diadakan pengecekan atas
kondisi pada bagian yang tertekan maupun bagian yang tertarik untuk setiap
penampang. Dua tahap pembebanan pada beton prategang adalah Tahap
Transfer dan Tahap Service.
1. Tahap Transfer
Untuk metode pratarik, tahap transfer ini terjadi pada saat angker dilepas
dan gaya prategang direansfer ke beton. Untuk metode pascatarik, tahap
transfer ini terjadi pada saat beton sudah cukup umur dan dilakukan
penarikan kabel prategang. Pada saat ini beban yang bekerja hanya berat
sendiri struktur, beban pekerja dan peralatan, sedangkan beban hidup
belum bekerja sepenuhnya, jadi beban yang bekerja sangat minimum,
sementara gaya prategang yang bekerja adalah maksimum karena belum
ada kehilangan gaya prategang.
Pengenalan Umum Beton Prategang
2. Tahap Service
Setelah beton prategang digunakan atau difungsikan sebagai komponen
struktur, maka mulailah masuk ke tahap service, atau tahap layan dari
beton prategang tersebut. Pada tahap ini beban luar seperti live load,
angin, gempa dll, mulai bekerja, sedangkan pada tahap ini semua
kehilangan gaya prategang sudah harus dipertimbangkan didalam analisa
strukturnya.
Pada setiap tahap pembebanan pada beton prategang harus selalu dianalisis
terhadap kekuatan, daya layan, lendutan terhadap lendutan ijin,nilai retak
terhadap nilai batas yang di-ijinkan. Perhitungan untuk tegangan dapat
dilakukan dengan pendekatan kombinasi pembebanan, konsep kopel internal
( internal couple concept ) atau methode beban penyeimbang ( load balancing
method ), yang akan dibahas pada kuliah-kuliah berikutnya.
Pengenalan Umum Beton Prategang
Tahap batas ( limit state ) adalah suatu batas tidak di-inginkan yang berhubungan dengan
kemungkinan kegagalan struktur. Kombinasi pembebanan untuk Tahap Batas Kekuatan
( Strength Limit State ) adalah :
Catatan :
a. Jika ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan didalam perencanaan,
maka pada persamaan 5, 7 dan 9 ditambahkan 1,6 H, kecuali bila akibat tekanan
tanah H akan mengurangi pengaruh beban W dan E, maka pengaruh tekanan tanah
H tidak perlu diperhitungkan.
b. Jika ketahanan terhadap pembebanan akibat berat dan tekanan fluida F
diperhitungkan dalam perencanaan, maka beban fluida 1,4 F harus ditambahkan
pada persamaan 4, dan 1,2 F pada persamaan 5.
c. Untuk kombinasi beban ini selanjutnya dapat dipelajari dalam buku code beton SNI
03 – 2874 – 2002
Perencanaan struktur untuk tahap batas kekuatan ( Strength Limit State ), menetapkan
bahwa aksi design ( Ru ) harus lebih kecil dari kapasitas bahan dikalikan dengan suatu
faktor reduksi kekuatan .
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
Hal-hal yang perlu diketahui :
Kehilangan
Tipe Metode Transfer
Tegangan
Kategori Kehilangan
Tegangan Pre- Post- Interval
Total
Tensioned Tensioned Waktu
Elastic Saat Saat transfer
-
Shortening (ES) transfer Berurutan
Sebelum
Immediate dan Sesudah
Friction (F)
Loss Sesudah transfer
transfer
Anchorage Sesudah Sesudah
Setting Loss (A) transfer transfer
Relaxation of Sesudah Sesudah
Tendon (R) transfer transfer
Time-
Creep of
Dependent - Saat jacking -
Concrete (CR)
Loss
Shrinkage of Saat jacking
- -
Concrete (SH)
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
0
Pj Pi Pe Pe
Jacking Initial Effective Effective
diabaikan
Immediate Loss
Disebabkan akibat adanya elastic shortening (perpendekan pada beton
prategang) dan anchorage slip (slip pada baji angkur)
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
Atau
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
Dimana :
app -— tegangan beton pada level tendon
E -— modulus elastisitas beton
Act = kehilangan regangan
tendon Arr;, = kehilangan
tegangan tendon
Eg -- modulus elastisitas tendon (195.000 Mpa)
Perlu di tekan kan bahwa tegangan beton pada level tendon (ocp) merupkan
tegangan yang diakibatkan oleh sistem prategang itu sendiri ditambah
dengan tegangan akibat beban mati ditengah bentang,
Pada sistem Pasca tarik, perubahan tegangan beton pada level tendon
bervariasi. Sebagai contoj, Jika terdapat 4 tendon yang ditarik secara
bergabtian maka tendon ke-4 tidak akan mengalami kehilangan tegangan
pada beton prategang. Seballiknya, tendon pertama akan mengalami 3 kali
kehilangan tegangan pada beton prategang.
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
Secara cepat, kehilangan rata-rata pada sisrtem pasca tarik untuk beton
prategang dapat dicari melalui persamaan berikut :
Kehilangan ini terjadi akibat friksi antara kabel dan selongsong yang
diilustrasikan pada gambar berikut :
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
Maka, jika koefisien geser friksi dinotasikan dengan simbol μ, kehilangan gaya
prategang akibat friksi sepanjang dx adalah,
Sehingga, kehilangan gaya prategang akibat friksi dapat didekati dengan cara
substitusi persaman 3.5 kedalam persamaan 3.6 sehingga akan didapatkan ,
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
Atau :
Pengenalan Umum Beton Prategang
Atau :
Koef.Wobble, K
Deskripsi Kof.Friksi, μ
(1/mm)
Tendon Dengan Tendon 0,003-0,0049 0,15-0,25
Lekatan
Kawat batang 0,003-0,02 0,08-0,3
Strand 7 wire 0,0016-0,0066 0,15-0,25
Untuk parabola tunggal, maka diperlukan gradien pada titik awal (x=0) dan titik
ujung (x=L) saja, yang hasilnya adalah identik untuk parabola simetris. Namun,
untuk tendon tidak tunggal, penurunan perubahan garis pada transisi perlu
dilakukan menggunakan trigonometeri dan kesaman segitiga pada parabola.
Gambar 3,4 menunjukkan contoh parabola tidak tunggal.
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
Persamaan 3.16 dapat diatur kembali dan akan didapat persamaan berikut :
Waktu yang dipertimbangkan untk kehilangan long term ini adalah sekitar 28 hari
(672 jam). Akibat variabel yang bergantung waktu ini juga, tendon bertambah
panjang seiring dengan waktu seperti yang ditunjukkanpada gambar 3.6 berikut :
Dari penjabaran pada Gambar 3.7, low relaxation strand merupakan suatu proses
pembentukan strand dimana kabel-kabel prategang dililit, kemudian ditarik
sembari dipanaskan. Sedangkan stress relieved strand merupakan suatu proses
pembentukan stand dimana kabel kabel prategang dililit, dipanaskan, kemudian
didinginkan tanpa ditarik. Sehingga, sesuai dengan istilahnya, relasasi yang
dialaimi oleh strand slow relaxation akan lebih rendah sedemikian sehingga gaya
yang hilang akan lebih kecil dibandingkan tendon stress relieved. Sehingga,
penggunaan tendon low relaxation lebih disukai.
Kehilangan tegangan yang dialami tendon yang dibentuk secara stress relieved
dan low relaxation dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
Pengenalan Umum Beton Prategang
Biasanya, tahap tinjauan tersebut dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap pertama
dilakukan pada waktu satu jam sampai dengan 18 jam (saat transfer) dan tahap
kedua dilakukan pada waktu 18 jam – 720 jam.
Tipe Kehilangan Tegangan Prategang
Namun, pasa umumnya beban SIDL (super imposed dead load/ beban mati
tambahan) diberikan diatas struktur setalah adanya DL (dead load/beban mati)
sehingga, kehilangan total menjadi,
Pengenalan Umum Beton Prategang
Maka ;
Pengenalan Umum Beton Prategang
Kemudian, akan dihitung nilai inersia dari penampang tersebut. Inersia tiap bagian
ialah :
Setelah itu, akan dihitung nilai momen maksimum di tengah bentang. Akan dihitung
terlebih dulu beban merata akibat berat sendiri:
Pengenalan Umum Beton Prategang
a. Akan dilakukan pengecekan penampang. Akan dihitung terlebih dahulu nilai Zbmin:
Karena,
Persamaan 4.6:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Persamaan 4.7:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Persamaan 4.8a:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Persamaan 4.8b:
Pengenalan Umum Beton Prategang
1
— 1.6286 x 10 * 1 x 754.255 -F 4.3977 x 10*'
0
!°i
p 66823 x 10*
t ’ N
P; — 5994380.571 N — 5994.3805 N
Pengenalan Umum Beton Prategang
Syarat i:
Syarat ii:
Syarat iii:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Persamaan 4.9:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Persamaan 4.10:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Persamaan 4.11:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Persamaan 4.12a:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Persamaan 4.12b:
Kemudian, bentang balok akan dibagi menjadi 10 bagia. Untuk tiap titik,
akan dihitung nilai e yang bersangkutan. Hasil perhitungan dalam bentuk
tabulasi ialah sebagai berikut:
Pengenalan Umum Beton Prategang
Tabel 4. J [.Jnrr0l› F‹•u si”ble Pei1 asariqaia Teodui Sebelum Oibatasi Fenainpantj
Karena terdapat nilai yang melebihi nilai tersebut, maka akan dicut-off
berddasarkan nilai tersebut. Sehingga, nilai e pada tabel sebelumnya menjad
sebagai berikut:
Pengenalan Umum Beton Prategang
-600
-400
200
400
1000
Terlihat bahwa tendon yang terpasang berada dalam daerah tendon yang feasible.
Pengenalan Umum Beton Prategang