Anda di halaman 1dari 22

Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

1


BETON PRATEGANG
Pengertian prategang pada beton adalah tegangan yang bekerja pada penampang
beton, walau tidak ada beban luar (beban mati dan beban hidup)
Beton prategang saat ini merupakan di samping yang ada bagi jembatan bentang
menengah dan bentang panjang, bagi elemen bangunan tinggi, bentang lebar atap, dan
tipe unik lain sistem struktur konstruksi.
Prategang didefinisikan dalam bentuk yang umum sebagai pra-pembebanan dari
suatu sistem struktur sebelum bekerja beban luar rencana : yang bertujuan bagi
peningkatan performa layanan sistem struktur.
Pada dasarnya, beton prategang merupakan penerapan gaya pratekan pada balok
sedemikian rupa sebelum dikerjakan beban luar, guna meniadakan tegangan listrik serat
beton yang terjadi saat beban luar bekerja.












Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

2

PRINSIP DASAR BETON PRATEGANG
Beton pratekan dapat didefinisikan sebagai beton yang diberikan tegangan tekan
internal sedemikian rupa sehingga dapat meng-eliminir tegangan tarik yang terjadi
akibat beban ekternal sampai suatu batas tertentu.
Ada 3 ( tiga ) konsep yang dapat di pergunakan untuk menjelaskan dan menganalisa
sifat-sifat dasar dari beton pratekan atau prategang :
Konsep Pertama :
Sistem pratekan/prategang untuk mengubah beton yang getas menjadi bahan yang
elastis. Eugene Freyssiinett menggambarkan dengan memberikan tekanan terlebih
dahulu ( pratekan ) pada bahan beton yang pada dasarnya getas akan menjadi
bahan yang elastis. Dengan memberikan tekanan ( dengan menarik baja mutu
tinggi ), beton yang bersifat getas dan kuat memikul tekanan, akibat adanya
tekanan Internal ini dapat memikul tegangan tarik akibat beban eksternal.

Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini :

Akibat diberi gaya tekan ( gaya prategang ) F yang bekerja pada pusat berat
penampang beton akan memberikan tegangan tekan yang merata diseluruh
penampang beton sebaesar F/A, dimana A adalah luas penampang beton tersebut.

Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

3

Akibat beban merata ( termasuk berat sendiri beton ) akan memberikan tegangan
tarik dibawah garis netral dan tegangan tekan diatas garis netral yang besarnya
pada serat terluar penampang adalah :

Tegangan lentur :
I
c M
f
.
=
Dimana : M : momen lentur pada penampang yang ditinjau
c : jarak garis netral ke serat terluar penampang
I : momen inersia penampang.

Kalau kedua tegangan akibat gaya prategang dan tegangan akibat momen lentur
ini dijumlahkan, maka tegangan maksimum pada serat terluar penampang adalah
:
1. Diatas garis netral :
I
c M
A
F
f
total
.
+ = tidak boleh melampaui tegangan
hancur beton.
2. Dibawah garis nertal : 0
.
> =
I
c M
A
F
f
total

Jadi dengan adanya gaya internal tekan ini, maka beton akan dapat memikul
beban tarik.

Konsep Kedua :
Sistem Prategang untuk Kombinasi Baja Mutu Tinggi dengan Beton Mutu
Tinggi.
Konsep ini hampir sama dengan konsep beton bertulang biasa, yaitu beton
rategang
merupakan kombinasi kerja sama antara baja prategang dan beton, dimana beton
menahan betan tekan dan baja prategang menahan beban tarik. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

4



Pada beton prategang, baja prategang ditarik dengan gaya prategang T yang mana
membentuk suatu kopel momen dengan gaya tekan pada beton C untuk melawan
momen akibat beban luar.
Sedangkan pada beton bertulang biasa, besi penulangan menahan gaya tarik T
akibat beban luar, yang juga membentuk kopel momen dengan gaya tekan pada
beton C untuk melawan momen luar akibat beban luar.

Konsep Ketiga :
Sistem Prategang untuk Mencapai Keseimbangan Beban. Disini menggunakan
prategang sebagai suatu usaha untuk membuat keseimbangan gaya-gaya pada
suatu balok. Pada design struktur beton prategang, pengaruh dari prategang
dipandang sebagai keseimbangan berat sendiri, sehingga batang yang mengalami
lendutan seperti plat, balok dan gelagar tidak akan mengalami tegangan lentur
pada
kondisi pembebanan yang terjadi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

5


Suatu balok beton diatas dua perletakan ( simple beam ) yang diberi gaya
prategang F melalui suatu kabel prategang dengan lintasan parabola. Beban
akibat gaya prategang yang terdistribusi secara merata kearah atas dinyatakan :

2
. . 8
L
h F
w
b
=
Dimana : wb : beban merata kearah atas, akibat gaya prategang F
h : tinggi parabola lintasan kabel prategang.
L : bentangan balok.
F : gaya prategang.

Jadi beban merata akibat beban ( mengarah kebawah ) diimbangi oleh gaya
merata
akibat prategang wb yang mengarah keatas.

Inilah tiga konsep dari beton prategang ( pratekan ), yang nantinya dipergunakan
untuk menganalisa suatu struktur beton prategang.





Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

6


METODE PRATEGANGAN

Pada dasarnya ada 2 macam methode pemberian gaya prategang pada beton, yaitu :
Pratarik ( Pre-Tension Method )
Methode ini baja prategang diberi gaya prategang dulu sebelum beton dicor, oleh
karena itu disebut pretension method. Adapun prinsip dari Pratarik ini secara
singkat adalah sebagai berikut :


Tahap 1 : Kabel ( Tendon ) prategang ditarik atau diberi gaya prategang
kemudian diangker pada suatu abutment tetap .
Tahap 2 : Beton dicor pada cetakan ( formwork ) dan landasan yang sudah
disediakan sedemikian sehingga melingkupi tendon yang sudah diberi gaya
prategang dan dibiarkan mengering.
Tahap 3 : Setelah beton mengering dan cukup umur kuat untuk menerima gaya
prategang, tendon dipotong dan dilepas, sehingga gaya prategang ditransfer ke
beton.
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

7


Setelah gaya prategang ditransfer kebeton, balok beton tsb. akan melengkung
keatas sebelum menerima beban kerja. Setelah beban kerja bekerja, maka balok
beton tersebut akan rata.

Pasca tarik ( Post-Tension Method )
Pada methode Pascatarik, beton dicor lebih dahulu, dimana sebelumnya telah
disiapkan saluran kabel atau tendon yang disebut duct. Secara singkat methode ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :


Tahap 1 : Dengan cetakan ( formwork ) yang telah disediakan lengkap dengan
saluran/selongsong kabel prategang ( tendon duct ) yang dipasang melengkung
sesuai bidang momen balok, beton dicor .
Tahap 2 : Setelah beton cukup umur dan kuat memikul gaya prategang, tendon
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

8

atau kabel prategang dimasukkan dalam selongsong ( tendon duct ), kemudian
ditarik untuk mendapatkan gaya prategang. Methode pemberian gaya prategang
ini, salah satu ujung kabel diangker, kemudian ujung lainnya ditarik ( ditarik dari
satu sisi ). Ada pula yang ditarik dikedua sisinya dan diangker secara bersamaan.
Setelah diangkur, kemudian saluran di grouting melalui lubang yang telah
disediakan.
Tahap 3 : Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya prategang
telah ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya
prategang tendon memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas,
akibatnya balok melengkung keatas.

Karena alasan transportasi dari pabrik beton kesite, maka biasanya beton
prategang dengan sistem post-tension ini dilaksanakan secara segmental ( balok
dibagibagi, misalnya dengan panjang 1 _ 1,5 m ), kemudian pemberian gaya
prategang dilaksanakan disite, setelah balok segmental tsb. dirangkai.



















Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

9


DESAIN BETON PRATEGANG


LENTUR

1) Pengaruh prategang
Pemberian gaya prategang pada beton prategang akan memberikan
tegangan tekan pada penampang. Tegangan ini memberikan perlawanan
terhadap beban luar yang bekerja. Gaya prategang diatur sesuai tegangan
ijin dari fiber-fiber kritis. Pengaturan posisi penegangan pada
penampang akan memberikan keuntungan Jebih.
Apabila gaya prategang bekerja tidak pada pusat penampang, tetapi
dengan eksentrisitas, maka ada tambahan tegangan akibat eksentrisitas
tersebut.

Prategang dengan eksentrisitas
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

10


Diagram tegangan

Tegangan akibat prategang, ialah :
W
e P
A
P .
+
Tegangan akibat beban liar termasuk berat sendiri :
W
M

Resultan tegangan di serat tarik dibuat sama dengan nol untuk struktur
fully prestressed (prategang penuh) sementara untuk yang partial prestressed
(prategang sebagian) disesuaikan dengan tegangan ijinnya. Di serat, tekan
tegangan tidak boleh melebihi tekan tegangan yang diij inkan. Dengan
demikian tegangan di serat tertekan adalah:


W
M
W
e P
A
P
F
b
+ + =
.

di mana:
fb tegangan di serat tertekan/bawah (MPa = N/mm
2
),
P gaya prategang (N),
e eksentrisitas penampang (mm),
M momen akibat beban luar (N.mm),
w momen tahan (mm
3
)




Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

11

2) Gaya Gaya pada tendon
Sebagai tambahan dari gaya prategang l ongitudinal yang bekerj a pada
balok prategang pada angkur, gaya transversal (= ke atas) juga dihasilkan
akibat prategang, di mana terdapat curvature (kelengkungan) pada tendon.


Elevasi Suatu Balok Prategang

Gaya yang Dihasilkan dari Prategang

Besamya momen akibat gaya prategang di tengah bentang adalah:
2
. sin .
L
P Mp u =

Diagram Momen Akibat Prategang

3) Metode balancing
Jika tendon dibentuk melengkung maka seluruh panj ang kabel akan
menghasilkan gaya yang searah dengan kelengkungannya ( transverse force =
gaya ke atas).
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

12


Diagram Gaya pada Kabel

Gaya ke atas tersebut adalah gaya terbagi merata yang sama sepanjang
kabel. Untuk kabel yang parabolis dengan kelengkungan yang konstan, jika
harga gaya prategang P konstan maka gaya merata ke atas akibat pratekan
adalah:
8
. 8
.
e P
Kp P Wp = =
Di mana e adalah eksentrisitas kabel dan L panjang bentang. Harga Wp
inilah yang disebut sebagai balanced load.


4) Desain awal untuk lentur

Menurut ketentuan di Indonesia ( SNI 2002), tegangan ijin pada beton
adalah sebagai berikut:

Transfer : Tekan
ci ct
f 60 , 0 = o dan tarik
ci tt
f 25 , 0 = o
Servis : tekan
c cs
f 45 , 0 = o dan tarik
c ts
f 50 , 0 = o

di mana f ci adalah kuat tekan beton pad a saat transfer (pemindahan
gaya prategang), sedangkan f c adalah kuat tekan beton pada saat servis
(pelayanan beban).



Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

13


GESER

1) Geser pada beton prategang
Disamping harus tahan terhadap lentur, struktur juga harus tahan
terhadap mode kegagalan yang lain, seperti geser. Kegagalan geser lebih
berbahaya dari kegagalan lentur, karena geser sering mengakibatkan
keruntuhan tiba-tiba tanpa peringatan terlebih dahulu. Ada 2 macam retak
akiat geser, retak geser web dan retak geser lentur.


Kegagalan akibat geser

1) Retak geser lentur (rasio M dan V menengah)
2) Retak geser web (rasio M dan V rendah)
3) Retak lentur (rasio M dan V tinggi)

Pengaruh gaya pratekan secara longitudinal menghambat terbentuknya
retak akibat geser. Komponen vertikal dan pratekan V
p
bersama-sama dengan
kekuatan geser beton dan tulangan geser V
es
menahan gaya geser akibat beban
luar V.

Vp Ves V + =

Distribusi tegangan geser
v
t pada penampang beton dinyatakan dengan
persamaan:

b I
Q Vcs
v
.
.
= t
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

14

Dimana
V
es
: gaya geser yang diterima beton pada level tertentu
Q : momen statis penampang di atas atau dibawah level tersebut
terhadap sumbu pusat
I : inersia penampang
B : lebar penampang pada level tersebut.

Tegangan geser tersebut menimbulkan tegangan tarik utama (principle
tensile stress) pada bidang diagonal penampang. Besarnya nilai max dan min
tegangan utama adalah:

v t
fy fx
fy fx
f t . 4 ) (
2
1
2
2
+ |
.
|

\
| +
=

Dimana:
fx : tegangan langsung arah x
fy : tegangan langsung arah y
v
t : tegangan geser pada titik yang ditinjau.

Tegangan geser pada beton pratekan

Tegangan akibat beban luar dinyatakan dengan persamaan:
I
y M
I
y e P
A
P
f c
. . .
=
Tegangan geser pada beton prategang terdiri dari tegangan langsung arah
horizontal (
x
) dan vertikal (f
y
), harga tegangan utama f
1
yang berhubungan
dengan
v
t dan f
c
di atas pada komponen beton prategang adalah.
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

15


) 5 , 0 ( ) 5 , 0 (
2 2
fc fc f
v t
+ = t
Harga fc sebenarnya ditentukan oleh perbedaan tegangan langsung
horizontal dan vertikalnya, atau (f
x
-f
y
), tetapi karena umumnya beton
prategang hanya diberi gaya prategang searah dengan sumbu memanjang maka
komponen f
y
= 0.

2) Kuat geser
- Kuat geser web
Untuk menghindari retak geser web adalah dengan memperhitungkan
tegangan tarik utama pada penampang. Penelitian pada balok beton pratekan
menunj1,1kkan bahwa retak geser web pertama kali terjadi bersamaan dengan
terjadinya tegangan tarik utama pada pusat penampang sama . dengan 0,33
c f ' Tetapi karena Vcw adalah tegangan geser nominal dari bukan harga
aktual maka digunakan harga 0,30 . c f ' . Persamaan dari Vcwmenurut SNI
2002 adalah:

ys
w
v
f
s b c f
A
1200
. . ' 75
= nilai
v
A tidak boleh kurang dari
ys
w
v
f
s b
A
.
.
3
1
=

w
p
p ys
pu p
v
b
d
d f
s f A
A .
. . 80
. .
=

- Kuat geser lentur
Retak geser lentur (inclined shear) merupakan kombinasi dari geser dan
lentur di dekat tengah bentang. Hal-hal yang mempengaruhinya yaitu kekuatan
geser penampang yang merupakan fungsi dimensi penampang, mutu bahan
dan momen yang menyebabkan keretakan pertama pada penampang Mcr.
Momen retak ini sebenarnya menyatakan geser akibat beban yang bekerja
ketika retak lentur terj adi . Keretakan terj adi dengan dicapainya modulus
runtuh c f f
r
' . 50 , 0 = . Besarnya kuat geser lentur, menurut SNI 2002,
adalah:
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

16


maks
cr
p w
M
M Vi
Vd d b
c f
Vci
.
. .
20
'
+ + =
Tetapi nilai Vci tidak perlu diambil kurang dari

p w
d b
c f
Vci . .
7
'
=

Sedangkan besamya momen retak Mer dapat dihitung dengan persamaan
SNI 2002:

(
(

+
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
d pe
t
f f
c f
y
I
Mcr
2
'





















Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

17


PUNTIR

1. Puntir pada beton prategang

Beberapa bagian struktur beton pratekan mengalami p:untir di samping
atau bersamaan dengan terj adinya lentur dan geser. Contoh yang paling umum
adalah balok tepi yang menahan pelat di atasnya. Contoh yang lain adalah
balok jembatan dengan penampang box girder. Berikut ini adalah contoh-
contoh balok yang menerima momen puntir.



Balok yang menerima puntir

Jika suatu balok menerima momen puntir, tegangan geser yang
berhubungan dengan tegangan lentur akan meningkatkan tegangan tarik
utama. Jika tegangan tarik utama ini melebihi kekuatan tarik beton maka akan
terjadi retak-retak pada pennukaan balok.
Tahanan puntir suatu penampang beton prategang Tn, dikalikan dengan
faktor reduksi kekuatan harus lebih besar dari momen puntir terfaktor Tu,
atau:

Tn Tu | s
Sedangkan tahanan puntir beton prategang terdiri dari dua komponen.
yaitu tahanan puntir beton dan tahanan puntir tulangan non-prategang.
Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

18



Ts Tp Tn + =

Dimana
Tn : tahanan puntir total penampang beton prategang
Tp : tahanan puntir komponen beton
Ts : tahanan puntir tambahan dari tulangan non-pratekan yang
berupa sengkang dan tulangan memanjang.

Untuk menghitung kebutuhan sengkang dan tulangan memanjang
digunakan persamaan umum tegangan utama sebagai berikut:

2 2
) 5 , 0 ( ) . 5 , 0 (
v t
f c f c f t + =

Sedangkan persamaan umum untuk luas sengkang As yang diperlukan
adalah:

Yi Xi f
s Ts
As
ys
. . . 8 , 0
.
=

Sedangkan kebutuhan tulangan memanjang Am dapat dipenuhi dengan
persamaan umum:
s
y x As
Am
) (
1 1
+
=
dengan As : luas sengkang.

2. Kuat puntir
Menurut SNI 2002, pengaruh momen puntir dapat diabaikan apabila:

c f
fpc
Pcp
Acp
c f
Tu
'
3
1
12
'
2
+
|
|
.
|

\
|
s
|


Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

19

Dimana
Tu : momen puntir terfaktor
Fc : kuat tekan beton karakteristik
Acp : luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton
Pcp : tegangan tekan pada beton
: koef. reduksi kekuatan, untuk puntir =0,75

Untuk struktur statis tak tentu, di mana terj adi pengurangan momen
puntir pada komponen struktumya yang di sebabkan oleh redistribusi gaya-
gaya dalam akibat adanya keretakan, Persamaan di atas dapat dikurangi
menjadi sebesar:

c f
fpc
Pcp
Acp
c f
Tu
'
3
1
3
'
2
+
|
|
.
|

\
|
s
|


Kekuatan puntir dari penampang dengan tulangan sengkang, menurut
SNI 2002, dapat dihitung dengan persamaan:

u cot
. . . 2
0
s
f As A
Tu
ys
=
d i mana :
A0 : luas penampang beton yang menahan penyaluran geser,
As : luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan puntir dalam
daerah dengan j arak s,
fys : tegangan leleh sengkang puntir,
: sudut diagonal tekan pada penerapan analogi rangka untuk
puntir, dengan ketentuan nilainya adalah 30 < < 60. Nilai e boleh
diambil sebesar:
= 45 j ika gaya prategang tidak kurang dari 40% kuat tarik tulangan
longitudinal.
= 3 7,5 j ika gaya prategang efektif tidak kurang dari 40% kuat tarik
tulangan longitudinal.

Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

20

Tulangan memanjang tambahan yang di perlukan untuk menahan puntir
tidak boleh kurang dari:

u
2
cot
|
|
.
|

\
|
=
fyt
fys
Ph
S
As
Am

SNI 2002 j uga menetapkan ketentuan detail tulangan puntir, yaitu:
Tulangan puntir harus terdiri dari tulangan longitudinal dan salah satu
atau lebih dari hal-hal berikut:
- Sengkang tertutup atau sengkang ikat tertutup.
- Jaringan tertutup kawat ]as dengan kawat transversal .
Tulangan sengkang puntir harus diangkur dengan cara:
- Menggunakan kait standar 1 3 5
- Memenuhi syarat penyaluran tulangan badan di kedua ujungnya.


Luas minimum tulangan sengkang tertutup diatur oleh SNI 2002 dengan
persamaan:
fys
S b c f
As Av
w
1200
. . ' 75
2 = +
Dan
fys
S b
As Av
w
3
2 > +

Sedangkan luas tulangan memanj ang minimum d inyatakan dengan
persamaan:

f yt
f ys
Ph
S
As
f
Acp c f
Am
yt
. .
. 12
. ' 5
min
|
.
|

\
|
=

dengan syarat
fys
bw
S
As
6
>

Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

21

Secara teoretis, tegangan puntir penampang retak
cr
t dari balok beton
bertulang akibat puntir mumi kira-kira mendekati harga 0,85 f,. di mana f,
adalah modulus keruntuhan beton. Jika menurut SNI 2002 f, = c f ' . 7 , 0 , maka
c f c f x
cr
' 595 , 0 ' 7 , 0 85 , 0 = ~ t .Untuk komponen struktur beton prategang
menu rut Naaman ( 1 982), besamya
cr
t dapat diestimasi sebesar:

|
|
.
|

\
|
+ =
c f
f c
c f
cr
'
, 10
1 . ' 50 , 0 t

Di mana
A
P
f c = atau tegangan akibat prategang. Kehilangan kekuatan
setelah retak adalah
c cr
t t dimana
cr
t kekuatan puntir penampang retak dan
c
t adalah kekuatan puntir dari beton setelah retak. Harga
c
t menurut Naaman
adalah:


|
|
.
|

\
|
+ = k
c f
f c
c f
cr
'
, 10
1 . ' 50 , 0 t


dengan nilai k dinyatakan dengan persamaan:


05 , 1
4 , 0 75 , 0
h
b
k

=






Tugas beton prategang, Aditta Muliyadin 109130014

22


DAFTAR PUSTAKA

1. Analisis desain struktur beton bertulang, karya amrinsyah nasution, penerbit ITB
2. Konstruksi beton pratekan, karya ir soetoyo, diktat, situs
www.scribd.com/doc/62308459/Diktat-Beton-Prategang .
3. DESAIN PRAKIS BETON PRATEGANG, ANDRI BUDIADI, PENERBIT
ANDI YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai