Anda di halaman 1dari 22

Beton Prategang

Pendahuluan & Prinsip Dasar

Pendahuluan
Beton : material yang KUAT terhadap TEKAN dan LEMAH terhadap TARIK. Rendahnya tarik retak lentur pada pembebanan yang rendah gaya konsentris atau eksentris diberikan pada arah longitudinal elemen struktural. GAYA LONGITUDINAL GAYA TEKAN yang memberikan PRATEGANG pada penampang SEPANJANG bentang struktural SEBELUM bekerja beban mati & hidup transversal atau beban hidup horisontal transien. Prinsip-prinsip prategang Prategang linier

Beton Prategang menurut ACI adalah beton yang mengalami tegangan internal yang besar dan terdistribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal. Beton prategang menurut SK SNI 03 - xxxx 2002 adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja. Dengan menarik tulangan baja pada sistem prategang akan menghasilkan sistem gaya-gaya dalam yang saling menyeimbangkan, yaitu tegangan tarik pada baja dan tegangan tekan pada beton.

Keuntungan Beton Prategang


Pada batas-batas tertentu, beban mati permanen mampu dilawan dengan menambah eksentrisitas gaya prategang dalam suatu unsur struktur prategang, sehingga pemakaian material lebih ekonomis. Perlawanan terhadap geser yang meningkat juga dimiliki oleh batang beton prategang, yang disebabkan oleh pengaruh prategang itu sendiri, sehingga mengurangi tegangan tarik utama. Khusus batang yang bentangnya panjang, pemakaian kabel yang melengkung membantu mengurangi gaya geser yang terjadi pada penampang di perletakan. Beton prategang memiliki kekenyalan yang besar disebabkan oleh kemampuannya untuk memperoleh bentuknya kembali secara sepenuhnya dari pengaruh-pengaruh yang besar akibat pembebanan yang berlebihan tanpa menderita suatu kerusakan yang serius.

Lanjutan Keuntungan....
Pemanfaatan beton di daerah tarik memberikan penghematan beton sebesar 15%-30%, bahkan untuk bajanya lebih tinggi yaitu sekitar 60%-80% dibandingkan dengan beton bertulang. Lendutan dapat dikontrol, akibat beban mati lendutan dikurangi oleh pengaruh lendutan ke atas akibat gaya prategang. Akibat beban hidup lendutan juga lebih kecil karena keseluruhan penampang bersifat aktif karena mempunyai momen inersia dua atau tiga kali penampang beton retak. Selama penarikan, baja dan beton keduanya memikul tegangan tertinggi yang akan terjadi selama waktu manfaat struktur itu, sehingga bahan telah mampu diberi gaya prategang, beton prategang sangat mungkin memiliki kekuatan yang cukup untuk beban kerjanya.

Kerugian Beton Prategang


Harga material bermutu tinggi lebih mahal. Sistem yang digunakan dalam pengoperasian pemberian prategang itu sendiri menimbulkan tambahan harga. Cetakan untuk beton prategang menjadi lebih kompleks karena geometri penampang biasanya terdiri atas penampang bersayap dengan bebarapa badan tipis. Daktilitas tidak seperti beton bertulang akibat rangkak susut jangka panjang yang dialaminya.

Illustrasi

Prinsip Dasar
Dalam arti yang luas beton prategang adalah beton yang memiliki tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh regangan-regangan internal yang diimbangi sampai batas tertentu. Sedangkan dalam arti yang khusus beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal. Tulangan yang ditarik ini dikenal sebagai tendon. Tendon dapat terdiri dari kawat (wire), untaian kawat (strand) yang dibuat dengan memuntir beberapa kawat secara bersama-sama, kabel yaitu gabungan kawat secara paralel serta batangbatang baja (bar), dimana semuanya adalah baja bermutu tinggi.

Wire

Strand

Untuk menjelaskan dan menganalisa sifat-sifat dasar dari beton prategang diketahui ada tiga prinsip dasar yang satu sama lainnya berbeda-beda, yaitu : 1. Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang elastis. 2. Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dan dengan beton. prategang untuk mencapai 3. Sistem perimbangan beban.

A. Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang elastis.


Eugene Freyssinet adalah tokoh yang menemukan dan mempopulerkan sistem ini dimana ia menyimpulkan bahwa beton pratekan pada dasarnya adalah beton yang ditransformasikan dari bahan yang dapat mudah hancur (fragile) menjadi bahan yang elastis dengan memberikan tekanan terlebih dahulu (pratekan) pada bahan tersebut. Dari konsep ini muncul kriteria tidak ada tegangan tarik pada beton. Bila tidak ada tegangan tarik umumnya tidak akan ada retak pada beton dan juga beton tidak sebagai bahan yang dapat mudah hancur lagi melainkan berubah menjadi bahan yang elastis. Atas dasar pemikiran ini beton digambarkan sebagai benda yang mengalami dua sistem pembebanan yaitu: gaya dalam pratekan dan beban luar, dengan tegangan tarik akibat gaya luar dilawan oleh tegangan tekan akibat gaya pratekan. Begitu juga retak pada beton akibat beban luar dicegah dan diperlambat dengan pratekan yang dihasilkan oleh tendon. Sejauh tidak terjadi retak, tegangantegangan, regangan-regangan, dan lendutan-lendutan pada beton akibat kedua sistem pembebanan dapat dipandang secara terpisah dan bersama-sama bila perlu. Untuk lebih jelasnya kita lihat dalam berbagai kondisi:

1. Balok sederhana berpenampang persegi mendapat gaya sebesar P Bentuk yang paling sederhana, adalah balok persegi panjang yang diberi gaya pratekan oleh sebuah tendon melalui sumbu yang melalui titik berat dan dibebani gaya luar. Gaya tarik pratekan P pada tendon menghasilkan gaya tekan P yang sama pada beton yang juga bekerja pada titik berat tendon. Pada keadaan ini gaya berada pada titik berat penampang beton. Akibat gaya pratekan P, tegangan tekan merata sebesar :
P f = Ac

akan timbul pada penampang seluas Ac

2. Jika balok mendapat beban dari gaya luar

Beban transversal yang bekerja di balok akan menimbulkan momen M pada penampang akibat beban dan berat sendiri balok, maka tegangan pada setiap titik sepanjang penampang akibat M adalah dimana c adalah jarak dari sumbu yang M c f = (1.2) melalui titik berat dan I adalah momen inersia I penampang. Jadi distribusi tegangan yang dihasilkan adalah :

Dapat dilihat adanya tegangan tekan prategang P/Ac mengurangi tegangan lentur tarik Mc/I sebesar yang dikehendaki, mungkin hingga tarik hilang sama sekali (bahkan sampai menjadi tekan), atau tarik masih ada sampai diperkenankan dalam peraturan.

3. Jika P terletak e dari titik pusat massa Dari persamaan 1-3a dan b terlihat kapasitas tegangan tekan balok untuk memikul beban luar akan jauh berkurang dengan pemberian gaya prategang konsentris. Untuk menghindari pembatasan ini, tendon prategangang diletakkan secara eksentris di bawah sumbu netral. Agar timbul tegangan tarik tarik diserat atas akibat prategang. Jika tendon diletakkan sejauh e dari pusat berat beton, maka timbul momen Pe, dan tegangan di tengah bentang menjadi :

Disebabkan penampang pada tumpuan balok tidak memikul momen akibat beban transversal, maka tegangan tarik yang besar di serat atas terjadi akibat gaya prategang eksentris. Untuk membatasi tegangan seperti itu profil eksentrisitas tendon prategang dibuat lebih kecil pada tumpuan daripada di tengah bentang, atau tidak ada sama sekali atau mungkin eksentrisitas tersebut negatif terletak di atas garis cgc. Dalam mendisain elemen beton prategang, Persamaan 1-4a dan b dapat disederhanakan untuk digunakan dalam menghitung tegangan saat pemberain prategang awal dan saat beban kerja. Ada reduksi berupa kehilangan tegangan pada prategang awal Pi dan sesudah kehilangan Pe yang disebut faktor prategang residual (faktor sisa), maka Pi = (1.5) Pe

Sampai jumpa di pertemuan ke-3

Anda mungkin juga menyukai