Anda di halaman 1dari 3

MLM Marketing Lalang Make-up

Lalang (21) mahasiswa universitas terkemuka di Jakarta terkenal akan ketampanan dan kesupelannya dalam bergaul. Badan yang atletis, dan wajah yang tampan adalah ciri khasnya yang memuatnya diuru banyak wanita cantik di kampus. Namun siapa sangka, dibalik kepopulerannya, ia hanya seorang anak dari keluarga yang pas-pasan hingga ia harus mencukupi kebutuhan dirinya termasuk berusaha membayar uang kuliah dari binis marketing make-up yang ia jalankan diam-diam. Meskipun terkenal ditaksir banyak wanita, tapi Lalang sangat setia dengan pacarnya, yakni Dewi (21) yang juga mahasiswi di kampus yang sama. Dewi tidak tahu latar belakang Lalang, karena Lalang menyembunyikan identitas asliya. Lalang merasa sedikit malu akan asal-usulnya yang terlahir dari keluarga paspasan. Sebisa mungkin ia menyembunyikan semua kehidupannya termasuk profesi sampingannya berjualan make-up dari tempat ke tempat lain. Ia tidak mau jika Dewi tidak mau berpacaran dengannya karena statusnya. Yang Dewi tahu Lalang berasal dari keluarga besar dari Medan yang terkenal mempunyai toko besar di sana. Ia di Jakarta hidup sendiri dan tinggal di kost. Bukan tidak mungkin kehidupan Lalang ada yang tahu. Yakni Yeni (21) mahasiswi satu kampus dengan Lalang dan Dewi. Lalang dan Dewi tinggal bersama di pinggiran kota Jakarta yang tidak begitu elit. Mereka berdua memiliki takdir yang sama, yakni terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Namun Yeni setidaknya lebih beruntung mempunyai Ayah yang berprofesi sebagai supir Bus Way yang gajinya cukup untuk ia kuliah. Yeni dan Lalang seperti kakak beradik. Mereka sangat akrab dan suka bercanda. Lalang meminta Yeni untuk merahasiakan kehidupan aslinya dari banyak orang di kampus, karena menurutnya jika mereka tahu, itu akan merusak kepopulerannya sebagai pria terpopuler di kampus. Yeni menyanggupi. Hubungan asmara Dewi dan Lalang bukan tidak ada rintangan. Dewi yang keturunan orang kaya membuat Lalang bertindak seperti itu. ia sangat mencintainya, jdi ia tidak mau kehilangan Dewi. Tidak mau. Pekerjaannya sebagai salah-satu jaringan marketing make-up membuatnya harus ekstra hati-hati dalam bekerja, termasuk dalam menjajakan dagangannya. Lalang harus membuat banyak alasan pada Dewi dan teman-temannya di kampus agar ia bisa menjajakan dagangannya ke banyak tempat, termasuk tempat ibu-ibu arisan di cafecafe.

Yeni dalam hal ini sering turut membantu Lalang dalam mengelabuhi temantemannya termasuk Dewi. Ia sering beralasan bahwa Lalang dipanggil Ayahnya di kantornya untuk meeting, atau Lalang ada urusan mendadak yang berkaitan dengan Ibunya di Medan, dan sebagainya. Semua langganan lalang ialah Ibu-Ibu. Pada awalnya Lalang malu untuk melakukan pekerjaan itu, namun karena terdesak alasan ekonomi, akhirnya Lalang menerimanya meski berat ia jalani. Lalang yang berbadan besar terkadang harus merayu ibu-ibu dengan bahasa yang bukan style-nya, bahkan terkadang ia harus mencontohkan cara menggunakan make-up kepada pelanggannya dengan gaya centil agar lebih menarik. Kemanapun Lalang pergi, ia selalu membawa tas kecil yang berisikan buku-buku make-up dan banyak make-up untuk dijualnya. Hal itu untuk mengantisipasi ada kabar dari rekan-rekannya mengenai tempat adanya ibu-ibu arisan. Sasaran empuk untuk berjualan. Terkadang lalang harus pintar-pintar membagi waktu untuk berjualan, belajar dan berpacaran. Pernah kaliwaktu semuanya terjadi berbarengan, dimana Dewi mengajaknya makan di cafe, sementara di cafe seberang ada arisan ibu-ibu dan tantetante yang menurutnya sayang untuk tidak melakukan promosi ke mereka, terlebih mereka tajir-tajir dan begitu sangat glamour dengan make yang mereka kenakan. Maka Lalang mengatur siasat, meminta bantuan Yeni untuk menemani Dewi sebentar, sementara Lalang pergi menjual dagangannya dengan alasan bahwa ia sakit perut dan ingin ke toilet. Merasa Lalang pergi begitu sangat lama, Dewi begitu resah dan sedikit kecewa, meskipun Yeni telah menghibur Dewi, namun tetap saja Dewi merasa kecewa. Maka Yeni menghubungi Lalang memberitahu keadaan Dewi yang tengah kecewa berat. Lalang harus bolak-balik memberikan banyak alasan kepada pelanggannya, dan kembali kepada Dewi, namun beberapa lama kemudian Lalang kembali beralasan sakit perut dan kembali ke dagangannya yang laris dserbu banyak pelanggan yang didomonasi tante-tante genit. Ternyata aksinya itu diketahui oleh Rina (21) mahasiswi yang ternyata juga kepikat akan ketampanan Lalang di kampus. Ia merasa tidak ppercaya akan apa yang dilihatnya, ia beranggapan bahwa Lalang ialah gigolo. Rina yang membenci Dewi terang-terangan memberitahu bahwa ada yang aneh dengan Lalang. Ia membbuat Dewi berfikir kenapa Lalang sering kabur jika saat berkencan dengannya, atau pergi menghilang dan tidak aktif saat di telfon. Hal itu membuat Dewi membentuk tim untuk memata-matai Lalang bersama Rina. Mereka menyamar di sebuah cafe yang saat itu ramai oleh tante-tante arisan. Mereka membicarakan akan ada orang yang sangat tampan yang akan membuat mereka puas. Dewi semakin penasaran, dan Rina semakin puas.

Tidak lama kemudian, Lalang datang sambil membawa tas besar. Ia duduk diantara tante-tante yang menggodanya dengan perkataan mesra yang ternyata ditujukan untuk prodak-prodak yang dijajakan lalang. Lalang dengan akting gaya centilnya menjajakan dagangannya yang membuat para tante-tante puas akan hasil yang diperolehnya. Bibir yang seksi, kulit wajah yang mulus dan sebagainya. Dewi merasa sangat terkejut, dan Rina semakin merasa terkejut. Prasangkanya yang Lalang ialah gigolo salah besar. Lalang ialah seorang pria dengan gaya centil berdagang make-up. Ini membuat hati Dewi mencelos. Ia langsung melabrak Lalang, membuatnya begitu sangat malu. Setelah kejadian itu, hubungan Dewi dan Lalang menggantung. Tidak ada kejelasan. Dewi tidak mau berbicara lagi dengan Lalang. Dan gara-gara Rina, seisi kampus tahu bahwa Lalang itu seorang marketing make-up tante-tante arisan dan ia bukan dari keluarga kaya seperti yang diketahui banyak orang di kampus. Yeni, satu-satunya teman Lalang saat ini yang masih begitu setia. Namun ternyata diam-diam, banyak mahasiswi berniat memanggilnya dan membeli make-up darinya, namun karena ia sudah sangat sakit hati dan merasa malu, ia berniat menyudahi semua profesinya, kembali membantu Ibunya berjualan diwarung depan rumahnya. Yeni menjelaskan kepada Dewi tentang apa yang dilakukan Lalang. Lalang berjualan seperti itu juga demi Dewi, ia malu jika terlihat miskin di depannya karena Dewi selalu meminta jalan ke cafe yang banyak menghabiskan uang, belum lagi Lalang harus memenuhi kebutuhan kuliah dan hidupnya. Lalang ialah seorang pekerja yang sangat giat. Dewi tersentuh, ia semakin cinta pada Lalang, ia tidak perduli Lalang itu berlatar belakang keluarga miskin atau apapun, yang ia lihat ialah isi hatinya yang begitu tulus. Dewi menyuruh Yeni untuk membuat Lalang kembali berdagang, disuruhnya Lalang setelah melewati banyak bujukan dari Yeni untuk berdagang ke salah-satu rumah yang menurut Yeni akan mendatangkan banyak keuntungan. Setelah lama berfikir, Lalang mau berjualan, ia mendatangi rumah itu yang ternyata di dalamnya sudah ada Dewi dan keluarganya yang ternyata begitu sangat ramah, di sana juga ada banyak teman kampusnya yang sangat merindukannya, karena Lalang sudah seminggu tidak masuk kampus. Di rumah itu jugalah Dewi menyatakan bahwa Lalang tetap menjadi pacarnya. Ia mengenalkannya pada keluarganya yang juga merestui hubungan mereka.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai