Anda di halaman 1dari 5

I BETON PRATEGANG TM/MR

II 30 OKTOBER 2019

ASYA RIZKY ILA UTAMI (1707210056)

B-1 PAGI
STRUKUTUR BETON PRATEGANG

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2019-2020
A. Pengertian Beton Prategang
Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
a. Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan
intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan
akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan dalam
untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang
bekerja
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan
distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu
tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

B. Prinsip dan Cara Kerja Beton Prategang


Ada 2 jenis metode pemberian gaya konsentris pada beton prategang, yaitu :
a. Pemberian Pratarik (Pre-tensioned Prestressed Concrete)
Pada metode pratarik, tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu
sebelum beton dicor. Gaya konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras.
Setelah beton cukup keras tendon dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke
beton melalui lekatan. Dalam pembuatan secara massal, maka metode ini
sangatlah cocok.
Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen sebelum
pengecoran beton di sekitarnya. Sebutan pratarik berarti pemberian pratarik pada
baja prategang, bukan pada baloknya. Pemberian pratarik biasanya dilakukan di
lokasi pembuatan beton pracetak.
b. Pemberian Pascatarik (Post-tensioned Prestressed Concrete)
Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor. Sebelum pengecoran
dilakukan terlebih dahulu dipasang selongsong untuk alur dari tendon. Setelah
beton jadi, tendon dimasukkan ke dalam beton melalui selebung tendon yang
sebelumnya sudah dipasang ketika pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton
mencapai kekuatan yang diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan
dilakukan maka selongsong diisi dengan bahan grouting. Proses pemberian
prategang metode pascatarik dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Adapun prinsip dari pascatarik ini secara singkat adalah sebagai berikut :

Tahap 1: Siapkan bekisting (formwork) lengkap dengan lubang untuk kabel


tendon (tendon duct) yang dipasang melengkung sesuai bidang momen balok,
setelah itu beton dicor.
Tahap 2: Setelah beton di cor dan sudah bisa menahan berat sendiri, tendon atau
kabel prategang dimasukkan ke dalam Lubang Tendong (tendon duct), selanjutnya
ditarik untuk mendapatkan gaya prategang. Metode pemberian gaya prategang
adalah dengan cara mengikat salah satu angker, kemudian ujung angker lainnya
ditarik (ditarik dari satu sisi). Tetapi, ada pula yang ditarik pada kedua sisinya
kemudian diangkur secara bersamaan. Setelah diangkur kemudian
dilakukan grouting pada lubang angker tadi .
Tahap 3: Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya konsentris
telah ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya
konsentris tendon memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas,
akibatnya bentuk balok melungkung keatas.
Untuk memudahkan transportasi dari pabrik ke site, maka biasanya beton
prategang dibuat dengan sistem post-tension ini dilaksanakan secara segmental
(balok dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, misalnya perbagian dibuat dengan
panjang 1 sampai dengan 3 m.

C. Material Beton Prategang


1. Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen, air dan
agregat. Dengan perbandingan berat campuran yakni, agregat kasar 44%, agregat
halus 31%, semen 18%, dan air 7%. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan
yang ideal yang disebut dengan kuat tekan karakteristik. Kuat tekan karakteristik
adalah tegangan yang telah melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan uniaksial
yang diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 15x15 cm, atau
silnder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang digunakan dalam
pembuatan beton prategang adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi
dengan nilai f’c minimal 30 Mpa.
2. Baja: material baja yang biasa digunakan dalam praktik pembuatannnya adalah
sebagai berikut.

 Kawat PC Wire, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik.
 Kawat PC Strand, biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang
dengan sistem pascatarik.
 Kawat PC BAR, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik.
 Tulangan biasa, yaitu tulangan yang bisa dipakai untuk beton konvensional seperti
besi polos dan besi ulir.

C. Kelebihan dan Kekurangan Beton Prategang


Beton Prategang (Prestressed concrete) mempunyai beberapa keunggulan bila
dibandingkan dengan beton konvensional biasa, antara lain:
Kelebihan dari segi teknis:

 Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka didaerah tarik akibat beban
kerja. 
 Beton prategang akan lebih tahan terhadap korosi.
 Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
 Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana
bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari pada
beton bertulang biasa.
 Efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih ramping.
 Lebih hemat dalam penggunaan baja.
 Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat.

Kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton prategang
itu sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki beberapa kelebihan antara
lain :

 Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
 Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
 Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
 Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan lama
karena, dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang. 
 Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu pelaksanaan
konstruksi.

Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :

 Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam


proses pembuatan.
 Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
 Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

Anda mungkin juga menyukai