Anda di halaman 1dari 19

BETON PRATEGANG DAN PRACETAK

( STRUKTUR BETON PRATEGANG )

Dibuat oleh:

LEONARDI TANJUNG (17014010)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
ANGKATAN 2017

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE


MANADO
2020
Kata pengantar

Kami panjatkan puji dan syukur atas pertolongan Allah yang Maha Kuasa,
yang telah di berikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang struktur beton prategang.

    Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
    
   Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
    
    Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
dapat menginspirasi terhadap pembaca.
Daftar isi

Kata pengantar………………………………………………………………………………..

Daftar isi………………………………………………………………………………………

Bab I: pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………....


1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………
1.4 Manfaat penelitian…………………………………………………………………

Bab II : Tinjauan pustaka


2.1 Sejarah perkembangan beton pracetak…………………………………………
2.2 Definisi Beton Prategang………………………………………………………
2.3 Konsep Dasar ………………………………………………………………
2.4 Keuntungan dan kekurangan beton prategang……………………………….
2.5 Tipe tipe beton prategang ………………………………………………….
2.6 jenis metode pemberian gaya konsentris pada beton prategang…………….
2.7 Material Beton Prategang ………………………………………………….
2.8 Contoh beton Prategang ……………………………………………………..

Bab III : Penutup


3.1.kesimpulan…………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin majunya teknologi konstruksi di era modern saat ini dan semakin tinggi
nya penggunaan beton dalam dunia konstruksi, beton prategang bisa dijadaikan sebagai salah
satu solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan beton. Beton prategang memiliki banyak
kelebihan. Berikut penjelasan singkat tentang definisi, konsep, prinsip dan cara kerja, serta
material untuk pembuatan beton prategang.

Menurut ACI (American Concrete Institute), beton prategang merupakan beton yang
mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

Dalam definisi lain, menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998, beton prategang adalah
beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik
potensial dalam akibat beban kerja.

Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton bertulang dimana tegangan tariknya pada
kondisi pembebanan tertentu dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa sampai batas
aman dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang digunakan untuk
keperluan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik) atau setelah beton mengeras (pascatarik).

Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang adalah beton bertulang
mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan keduanya
bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya. Sedangkan, beton prategang
mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”.

Pembuatan beton prategang dicapai dengan cara menarik baja  dan menahannya ke beton, jadi
membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang lebih
baik dari kedua bahan tersebut.

1.2 Rumusan masalah

1. bagaimana sejarah perkembangan beton prategang


2. prinsip – prinsip apa saja yang ada di beton prategang
3. Jenis – jenis prategang
1.3 Tujuan

1. Mengenal sejarah tentang beton prategang

2. mengetahui prinsip yang ada pada beton prategang

3.mengetahui jenis beton prategang

1.4 Manfaat penelitian

1. Mengetahui apa saja yang ada di beton prategang

2. menambah wawasan dalam materi beton prategang


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah perkembangan beton pracetak

Penerapan sistem beton prategang sudah mulai digunakan pada tahun 1886 saat PH.
Jackson dari California, Amerika Serikat membuat konstruksi pelat atap. Kemudian pada tahun
1888, CEW Doehring mendapatkan hak paten untuk penegangan pelat beton dengan kawat baja.
Tetapigaya prategang yang diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang, karena
rendahnya mutu dan kekuatan baja.Untuk mengatasi hal ini oleh G.R. Steiner pada tahun 1908,
diusulkandilakukannya penegangan kembali (USA). Sedangkan J. Mandl dan M. Koenen
dariJerman, menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya prategang.
Pada tahun 1928, Eugene Freyssinet seorang Insinyur dari Perancis berhasilmenemukan
pentingnya kehilangangaya prategang dan usaha untuk mengatasinya.Dan ia berhasil
memberikan pratekan terhadap struktur beton sehinggadimungkinkan untuk membuat desain
dengan penampang yang lebih kecil untukbentang yang relatif panjang.Kesulitan kemudian
timbul dalam perhitungan struktur statis tak tentu, karenapemberian pratekan menimbulkan gaya
tambahan yang sulit diperhitungkan.
Pada1951 Yves Guyon berhasil memberikan solusi atas masalah tersebut.
Perkembanganbeton pratekan berlanjut dengan dikemukakannya Load Balancing Theory oleh
TungYen Lin pada 1963. Teori tersebut telah mendorong perkembangan penggunaan beton
pratekan yang sangat pesatP.W. Abeles dari Inggris kemudian memperkenalkan penggunaan
partial prestressing yang mengijinkan tegangan tarik terbatas pada beton.
Bangunan pertama yang dibangun dengan sistem beton prategang adalah jembatan Walnut
Lane Bridge di Philadelphia dengan bentang 47 m, pada tahun 1940/1950.
Sekarang telah banyak dikembangkan sistem dan teknik prategang. Dan beton prategang
sekarang telah diterima dan banyak dipakai, setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada
setiap elemen struktur ataupun sistem bangunan. Dengan beton prategang dapat dibuat bentang
yang besar tetapi langsing.

2.2 Definisi Beton Prategang

Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan yang berlaku di dalam dunia konstruksi
adalah sebagai berikut:

Menurut ACI (American Concrete Institute), beton prategang merupakan beton yang
mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

Dalam definisi lain, menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998, beton prategang adalah
beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik
potensial dalam akibat beban kerja.

Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton bertulang dimana tegangan tariknya pada
kondisi pembebanan tertentu dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa sampai batas
aman dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang digunakan untuk
keperluan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik) atau setelah beton mengeras (pascatarik).

2.3 Konsep Dasar

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapikekuatan
tariknya relatif rendah. Sedangkan baja adalah suatu material yangmempunyai kekuatan tarik
yang sangat tinggi. Dengan mengkombinasikan betondan baja sebagai bahan struktur maka
tegangan tekan dipikulkan kepada betonsementara tegangan tarik dipikulkan kepada baja, dan
inilah yang disebut denganBeton Bertulang.
Pada struktur dengan bentang yang panjang, struktur bertulang biasa tidak cukup untuk
menahan tegangan lentur sehingga terjadi retak-retak di daerah yang mempunyai tegangan
lentur, geser atau puntir yang tinggi.
Seperti halnya pada beton bertulang, beton prategang juga merupakan struktur komposit
antara dua bahan, yaitu beton dan baja mutu tinggi. Baja yang dipakai disebut tendon yang
dikelompokan dan membentuk kabel.
Seperti sudah diketahui, beton tidak dapat menahan tarik, tetapi dapat menerima tekanan
yang besar. Sedangkan tegangan tarik yang besar selalu terjadi pada strktur yang besar atau
mempunyai bentang besar, atau beban yang berat. Dengan pertimbangan itulah, maka di daerah
yang diperkirakan akan timbul tegangan tarik, dipasang tendon yang diberi tegangan awal. Yang
dimaksudkan dengan tegangan awal disini adalah tegangan tarik.

Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang adalah beton bertulang
mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan keduanya
bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya. Sedangkan, beton prategang
mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”.

Pembuatan beton prategang dicapai dengan cara menarik baja  dan menahannya ke
beton, jadi membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku
yang lebih baik dari kedua bahan tersebut.

2.4 Keuntungan dan kekurangan beton prategang

Beton prategang dan beton bertulang tidak dapat dianggap saling bersaingan,karena
keduanya saling melengkapi dalam fungsi penerapannya. Sejak beton prategang dibuat di pabrik
dan dapat dipakai untuk bentang yang lebih besar, maka beton prategang lebih bersaing terhadap
baja daripada terhadap beton bertulang.
Ini dikarenakan beton lebih mempunyai keuntungan, seperti tahan kebakaran, sifat
isolator yang tinggi, pemeliharaan rendah dan sebagainya. Maka dari itu, strukturbeton prategang
mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan beton bertulang,diantaranya:
a. Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif.
b. Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya
akan lebih kecil dibandingkan dengan pada beton bertulang.
c. Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara efektif.
d. Ketahanan geser dan ketahanan puntirnya bertambah dengan adanya penegangan.
e. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil daripada jumlah berat besi beton biasa.
f. Pada penampang yang diberi penegangan, tegangan tarik dapat dieliminasi karena besarnya
gaya tekan disesuaikan dengan beban yang akan diterima.
Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :

a. Diperlukan kontrol yang lebih ketat dalam proses pembuatan.


b. Kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
c. Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

2.5 Tipe tipe beton prategang


Dalam C.E.B. (Comite Europeen du Beton) ditentukan tiga kelas beton prategang, yaitu :

Kelas 1 : seluruh bagian konstruksi dalam tegangan tekan pada beban kerja.
Kelas 2 : konstruksi monolit yang memperkenankan adanya tegangan tarik yang terbatas, tapi
tidak boleh terlihat retak pada beban kerja.
Kelas 3 :boleh terjadi retak rambut pada beban kerja, tapi besarnya lendutan dibatasi.
Kelas 2A : adalah sub kelas yang merupakan kombinasi dari dua kelas, yaitu kelas 1

Sistem desain ini sesuai dengan anggapan faktor keamanan itu adalah terhadap beban
yang ekstrim. Maka desain untuk beban kerja biasa disesuaikan dengan persyaratan beton kelas
1, dan untuk beban ekstrim pada beton kelas 3. Dalam hal ini kelas 1 juga disebut ,fully
prestressed.

Kelas 1 dan 2 : tidak boleh ada retakan, tetapi pada kelas 2 diperbolehkan retak yanghalus
sekali; kelas 1 dalam keadaan tertekan pada beban kerja. Kelas 3 dan 4 terjadi retakan pada
beban kerja.
Kelas 3 :Prestressed Reinforced Concrete.
Kelas 4:adalah beton bertulang.Kelas 2A seperti pada skema adalah yang paling ideal, sebab
merupakan kondisi kelas 1 pada beban kerja selama berdirinya bangunan, retak sementara terjadi
karena beban kelebihan selama masa yang pendek.

Freyssinet yang berpegang pada beton kelas 1, belakangan memperkenankan adanya


tegangan tarik sebesar 50 kg/cm2 (4,9 N/mm2) pada jembatan yang jarangjarang
mengalami pembebanan ini.
2.6 jenis metode pemberian gaya konsentris pada beton prategang

a. Pemberian Pratarik (Pre-tensioned Prestressed Concrete)


Pada metode pratarik, tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton
dicor. Gaya konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras. Setelah beton cukup keras
tendon dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan. Dalam pembuatan
secara massal, maka metode ini sangatlah cocok.

Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen sebelum pengecoran


beton di sekitarnya. Sebutan pratarik berarti pemberian pratarik pada baja prategang, bukan pada
baloknya. Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan beton pracetak.
Penggambaran sistem pemberian pratarik dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

b. Pemberian Pascatarik (Post Tension) Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah
beton dicor. Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu dipasang selongsong untuk alur dari
tendon. Setelah beton jadi, tendon dimasukkan ke dalam beton melalui selebung tendon yang
sebelumnya sudah dipasang ketika pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton mencapai
kekuatan yang diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan dilakukan maka
selongsong diisi dengan bahan grouting.
2.7 Material Beton Prategang

1. Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen, air dan agregat.
Dengan perbandingan berat campuran yakni, agregat kasar 44%, agregat halus 31%, semen 18%,
dan air 7%. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan yang ideal yang disebut dengan kuat
tekan karakteristik. Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang telah melampaui 95% dari
pengukuran kuat tekan uniaksial yang diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus
ukuran 15x15 cm, atau silnder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang digunakan
dalam pembuatan beton prategang adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi
dengan nilai f’c minimal 30 Mpa.

2. Baja: material baja yang biasa digunakan dalam praktik pembuatannnya adalah sebagai
berikut.
-Kawat PC Wire, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem
pratarik.

-Kawat PC Strand, biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang dengan
sistem pascatarik.

-Kawat PC BAR, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem
pratarik.

Tulangan biasa, yaitu tulangan yang bisa dipakai untuk beton konvensional seperti besi polos dan
besi ulir.

2.8 Contoh beton Prategang

1. PC Voided Slab
Precast Concrete Voided slab merupakan girder jembatan yang menggabungkan fungsi girder
sekaligus slab. Girder jenis ini biasanya digunakan pada jembatan berbentang pendek.

2. Box Girder
Box girder merupakan bentuk girder yang paling baik untuk pekerjaan jembatan, karena box
girder memiliki keuntungan unik tersendiri dari bentuk girder lainnya. Box girder dalam
spesifikasi produksi tidak memiliki batasan panjang bentang. Dalam proses tahapan pekerjaan,
box girder terlebih dahulu mengalami proses erection, dan diangkat per-segmental. Bentuk box
girder cukup memenuhi nilai estetika pada bangunan jembatan sehingga penggunaannya mampu
menambah keindahan kota.

3. PCI Girder

Precast Concrete I girder merupakan bentuk yang paling banyak digunakan untuk
pekerjaan balok jembatan. Profil PCI girder berbentuk penampang I dengan penampang bagian
tengah lebih langsing dari bagian pinggirnya. PCI girder memiliki penampang yang kecil
dibandingkan jenis girder lainnya, sehingga biasanya dari hasil analisa merupakan penampang
yang ekonomis.PCI girder juga memiliki berat sendiri yang relatif lebih ringan per unitnya.

4. PCU Girder
Precast Concrete U girder merupakan bentuk / konsep baru yang mulai dipopulerkan
belakangan ini. PCU girder merupakan bentuk box girder dalam bentuk dan ukuran yang lebih
kecil. Tidak seperti PCI girder yang langsing, PCU girder memiliki bentuk badan yang lebih
lebar namun pada bagian tengah bentang penampangnya cukup langsing. Bentuk PCU girder
yang mirip dengan box girder cukup memenuhi nilai estetika jika dibandingkan dengan PCI
girder yang kaku dan terlalu tegas.

2.9 Tahap mendesain beton prategang

1.memperkirakan tinggi balok


2.menghitung luas penampang beton
3.penentuan letak tendon
4.menghitung gaya prategang
5.cek luas penampang beton
6.perhitungan luas tendon
7.cek penampang
BAB III
KESIMPULAN

beton prategang merupakan beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan
distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang
terjadi akibat beban eksternal.

Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang adalah beton bertulang
mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan keduanya
bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya. Sedangkan, beton prategang
mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”.

Pembuatan beton prategang dicapai dengan cara menarik baja  dan menahannya ke beton, jadi
membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang lebih
baik dari kedua bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai