MAKALAH
BETON DAN PRATEGANG
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG FAKULTAS TEKNIK TAHUN
2022/2023
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN…...…………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang….…………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………….2
1.3 Maksud dan tujuan .………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….4
2.1 Sejarah Beton Prategang…………………………………………….4
2.2 Definisi Beton Prategang…………………………………………….6
2.3 Dasar Beton Prategang………………………………………………7
2.4 Material………………………………………………………………14
2.5 Perbedaan Beton Bertulang dan Beton Prategang…………………16
PENDAHULUAN
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah,
atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang
terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu
atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan
karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas,
dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton
memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton pratekan
adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi
menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton biasa.
Beton mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang
tinggi. Akan tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lemah jika
dibebani tarik. Sedangkan baja mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap beban
tarik, tetapi mempunyai kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya yang
langsing (akan mudah mengalami tekuk terhadap beban tekan). Namun, dengan
menempatkan baja dibagian beton yang mengalami tegangan tarik akan
mengeliminasi kekurangan dari beton terhadap beban tarik.
Beton Pratekan adalah beton pratekan yang telah diberikan tegangan tekan
dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
Beton pratekan pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan internal
dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga
tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai suatu
tingkat yang diinginkan. Pratekan meliputi tambahan gaya tekan pada struktur
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gaya tarik internal dan dalam hal
ini retak pada beton dapat dihilangkan. Pada beton pratekan, pratekan pada
umumnya diberikan dengan menarik baja tulangan. Gaya tekan disebabkan oleh
reaksi baja tulangan yang ditarik, mengakibatkan berkurangnya retak, elemen
beton pratekan akan jauh lebih kokoh dari elemen beton pratekan biasa.
Pratekanan juga menyebabkan gaya dalam yang berlawanan dengan gaya luar dan
mengurangi atau bahkan menghilangkan lendutan secara signifikan pada struktur.
Beton yang digunkan dalam beton pratekan adalah mempunyai kuat tekan
yang cukup tinggi dengan nilai f’c min K-300, modulus elastis yang tinggi dan
mengalami rangkak ultimit yang lebih kecil, yang menghasilkan kehilangan
pratekan yang lebih kecil pada baja. Kuat tekan yang tinggi ini diperlukan untuk
menahan tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran tendon, mencegah
terjadinya keretakan.
1.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Penerapan pertama dari beton prategang dimulai oleh P.H. Jackson dari
California, Amerika Serikat. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari kontruksi
beton prategang yang dipakai untuk pelat dan atap. Pada waktu yang hampir
bersamaan yaitu pada tahun 1888, C.E.W. Doehting dari Jerman memperoleh hak
paten untuk memprategang pelat beton dari kawat baja. Tetapi gaya prategang yang
diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang karena rendahnya mutu dan
kekuatan baja. Untuk mengatasi hal tersebut oleh G.R. Steiner dari Amerika Serikat
pada tahun 1908 mengusulkan dilakukannya penegangan kembali. Sedangkan J.
Mandl dan M. Koenen dari Jerman menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya
prategang. Eugen Freyssonet dari Perancis yang pertama-tama menemukan
pentingnya kehilangan gaya prategang dan usaha untuk mengatasinya. Berdasarkan
pengalamannya membangun jembatan pelengkung pada tahun 1907 dan 1927,
maka disarankan untuk memakai baja dengan kekuataan yang sangat tinggi dan
perpanjangan yang besar. Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan sistem
prategang yang pertama dengan bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut Lane
Bridge). Gambar 1.1 Jembatan Walnut Lane, Philadelphia
Sumber : www.phillyhistory.org
Setelah Fresyssinnet para sarjana lain juga menemukan metode-metide
prategang. Mereka adalah G.Magnel (Belgia), Y.Guyon (Perancis), P. Abeles
(Inggris), F. Leonhardt (Jerman), V.V. Mikhailov (Rusia), dan T.Y. Lin (Amerika
Serikat). Sekarang telah dikembangkan banyak sistim dan teknik prategang. Dan
beton prategangan sekarang telah diterima dan banyak dipakai, setelah melalui
banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen beton prategang, misalnya pada
jembatan, komponen bangunan seperti balok, pelat dan kolom, pipa dan tiang
panjang, terowongan dan lain sebagainya. Dengan beton prategang dapat dibuat
betang yang besar tetapi langsing.
= F ........................................................................................................(1.1)
A
Jika M adalah momen eksternal pada penampang akibat beban dan berat sendiri
balok, maka tegangan pada setiap titik sepanjang penampang akibat M adalah :
= M v ................................................................................................ (1.2)
I
dimana y adalah jarak dari sumbu yang melalui titik berat dan I adalah momen
inersia penampang. Jadi distribusi tegangan yang dihasilkan adalah:
= F ± M v ............................................................................................ (1.3)
A I
Bila tendon ditempatkan eksentris (sebesar e), maka distribusi tegangannya
(lihat Gambar 1.2) menjadi :
= F + F e v I + M v.......................................................................... (1.4)
A I I
dimana F e v I adalah tegangan akibat momen eksentris.
b. Konsep kedua, Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan
beton. Konsep ini mempertimbangkan beton prategang sebagai kombinasi
(gabungan) dari baja dan beton, seperti pada beton bertulang, dimana baja
menahan tarikan dan beton menahan tekanan, dengan demikian kedua bahan
membentuk kopel penahan untuk melawan momen eksternal (Gambar 1.3).
Pada beton prategang, baja mutu tinggi dipakai dengan jalan menariknya
sebalum kekuatannya dimanfaatkan sepenuhnya. Jika baja mutu tinggi ditanam
pada beton, seperti pada beton bertulang biasa, beton disekitarnya akan menjadi
retak berat sebelum seluruh kekuatan baja digunakan (Gambar 1.4). oleh karena
itu, baja perlu ditarik sebelumnya (pratarik) terhadap beton. Dengan menarik dan
menjangkarkan ke beton dihasilkan tegangan dan regangan yang diinginkan
pada kedua bahan, tegangan dan regangan tekan pada beton serta tegangan dan
regangan pada baja. Kombinasi ini memungkinkan pemakaian yang aman dan
ekonomis dari kedua bahan dimana hal ini tidak dapat dicapai jika baja hanya
ditanamkan dalam bentuk seperti pada beton bertulang biasa.
Sistem pra-tegang yang akan digunakan harus dipilih dengan memenuhi semua
peraturan yang dipakai di Indonesia. Pada umumnya tidak terdapat perubahan pada
posisi sentroid gaya pra-tegang total sepanjang elemen dan pada besar gaya pra-
tegang efektif akhir sebagaimana yang direncanakan.
1. Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan
dilakukan penarikan kabel prategang. Pada saat ini biasanya yang bekerja
hanya beban mati struktur, yaitu berat sendiri struktur ditambah beban
pekerja dan alat. Pada saat ini beban hidup belum bekerja sehingga momen
yang bekerja adalah minimum, sementara gaya yang bekerja adalah
maksimum karena belum ada kehilangan gaya prategang.
2. Kondisi service (servis) adalah kondisi pada saat beton prategang
digunakan sebagai komponen struktur. Kondisi ini dicapai setelah semua
kehilangan gaya prategang dipertimbangkan. Pada saat ini beban luar pada
kondisi yang maksimum sedangkan gaya pratekan mendekati harga
minimum.
Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan
lama karena, dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang.
Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi lebih tahan terhadap korosif
Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh penampang dipakai
secara efektif.
Terlihat bahwa kekuatan penampang beton pratekan enam kali lebih besar jika
dibandingkan dengan beton bertulang.
Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan oleh pengaruh pratekan yang
mengurangi tegangan tarik utama (akan di bahas lebih lanjut pada tegangan geser
beton prategang). Pemakaian kabel yang melengkung, khususnya dalam untuk
bentang panjang membantu mengurangi gaya geser yang timbul pada penampang
tempat tumpuan.
Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan dengan berat baja
tulangan biasa (1/5 – 1/3), sehingga berkurangnya beban mati yang diterima
pondasi
Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil, karena tidak adanya retak- retak pada
kondisi beban kerja (terhindar dari bahaya korosi).
b. Kerugian
Dituntut kwalitas bahan yang lebih tinggi (pemakaian beton dan baja mutu yang lebih
tinggi), yang harganya lebih mahal.
2.4 Material
a. Beton
Beton berkekuatan tinggi adalah perlu di dalam beton prategang oleh karena
materialnya memberikan tahanan yang tinggi dalam tegangan tarik, geser,
pengikatan dan dukungan.
Dalam daerah angker, yang tegangan-tegangan dukungnya menjadi lebih
tinggi, beton berkekuatan tinggi selalu lebih disukai untuk menghindarkan
pengangkuran yang khusus, sehingga dapat memperkecil biaya.
Pada beton prategang penting untuk mengetahui diagram tegangan-
regangan untuk memperkirakan kehilangan gaya prategang dan juga untuk analisis
penampang
.
Untuk lebih memahami sifat-sifat dan karakteristik dari beton mutu tinggi, pembaca
hendaknya mempelajari dari peraturan-peraturan tentang beton yang berlaku.
b. Baja
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum untuk menghasilkan gaya
prategang dan mensuplai gaya tarik pada beton prategang. Yang menjadi penting
juga dalam baja prategang adalah diagram tegangan-regangannya. Diagram
tegangan-regangan baja prategang (mutu tinggi) berbeda dengan baja beton biasa.
Pada baja prategang diagram tegangan regangannya tidak tetap, tergantung dari
diameter baja dan bentuknya.
Sedangkan pada baja biasa, mempunyai diagram tegangan-regangan yang tetap untuk
setiap diameter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia
karena penggunaan struktur beton prategang dinilai mempunyai banyak keuntungan
antara lain :
1. Strukur lebih ringan, langsing dan kaku.
2. Gaya prategang dapan mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya
dapat mencegah terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan
terhadap lingkungan yang korosif.
3. Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya
lintang.
4. Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang
akan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa
dan struktur baja.
5. Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan jaminan
kualitas yang lebih baik kemudian dan kecepatan dalam pelaksanaan
konstruksi serta biaya awal yang lebih rendah.
3.2 Saran
Beton Prategang merupakan kontruksi yang memiliki banyak keuntungan dan
sudah banyak di aplikasikan di Indonesia namun Beton Prategang juga memiliki
kerugian. Untuk itu harus di persiapkan perencanaan yang matang agar tidak terjadi
kegagalan konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA