Anda di halaman 1dari 16

 

MAKALAH
BETON DAN PRATEGANG

NAMA : GIGIH PRASETYO


NRP : 112022101
JURUSAN : TEKNIK SIPIL
KELAS : D
TUGAS : BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG FAKULTAS TEKNIK TAHUN
2022/2023

 
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kehadiran Allah SWT yang tela


memberikan Rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya
berhasil menyelesaikan Makalah Relevansi Ilmu Fisika dalam Ilmu
Sipil yang alhamdullilah tepat pada waktunya yang berjudul
“BETON DAN PRATEGANG”

Makalah ini berisikan tentang informasi “BETON DAN


PRATEGANG”atau yang lebih khususnya membahas tentang apa itu
beton dan prategang, apa saja kegunaannya, apa saja  permasalahanya
yang muncul pada beton dan prategang, dan cara mengatasi masalah
tersebut. Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan
informasi yang berguna bagi kita semua.
 
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu keritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
 
Akhir kata saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah  berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita.
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN…...…………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang….…………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………….2
1.3 Maksud dan tujuan .………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….4
2.1 Sejarah Beton Prategang…………………………………………….4
2.2 Definisi Beton Prategang…………………………………………….6
2.3 Dasar Beton Prategang………………………………………………7
2.4 Material………………………………………………………………14
2.5 Perbedaan Beton Bertulang dan Beton Prategang…………………16

BAB III PENUTUP………………………………………………………………18


1. Kesimpulan………………………………………………………………18
2. Saran………………………………………………………………….......
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah,
atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang
terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu
atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan
karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas,
dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton
memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton pratekan
adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi
menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton biasa.

Beton mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang
tinggi. Akan tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lemah jika
dibebani tarik. Sedangkan baja mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap beban
tarik, tetapi mempunyai kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya yang
langsing (akan mudah mengalami tekuk terhadap beban tekan). Namun, dengan
menempatkan baja dibagian beton yang mengalami tegangan tarik akan
mengeliminasi kekurangan dari beton terhadap beban tarik.

Beton Pratekan adalah beton pratekan yang telah diberikan tegangan tekan
dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
Beton pratekan pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan internal
dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga
tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai suatu
tingkat yang diinginkan. Pratekan meliputi tambahan gaya tekan pada struktur
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gaya tarik internal dan dalam hal
ini retak pada beton dapat dihilangkan. Pada beton pratekan, pratekan pada
umumnya diberikan dengan menarik baja tulangan. Gaya tekan disebabkan oleh
reaksi baja tulangan yang ditarik, mengakibatkan berkurangnya retak, elemen
beton pratekan akan jauh lebih kokoh dari elemen beton pratekan biasa.

Pratekanan juga menyebabkan gaya dalam yang berlawanan dengan gaya luar dan
mengurangi atau bahkan menghilangkan lendutan secara signifikan pada struktur.
Beton yang digunkan dalam beton pratekan adalah mempunyai kuat tekan
yang cukup tinggi dengan nilai f’c min K-300, modulus elastis yang tinggi dan
mengalami rangkak ultimit yang lebih kecil, yang menghasilkan kehilangan
pratekan yang lebih kecil pada baja. Kuat tekan yang tinggi ini diperlukan untuk
menahan tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran tendon, mencegah
terjadinya keretakan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah beton prategang ?


2. Apakah itu beton Prategang ?
3. Konsep dasar beton Prategang?
4. Jenis-jenis struktur beton Prategang?
5. Material balok post-tension?
6. Metode pelaksanaan balok post tension?
7. Metode pembuatan?

1.3 Maksud dan Tujuan

Makalah ini di buat bertujuan untuk mengetahui informasi tentang


beton prategang baik dari sejarah, pengertian, perbedaan maupun cara
mendesain.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Beton Prategang

Penerapan pertama dari beton prategang dimulai oleh P.H. Jackson dari
California, Amerika Serikat. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari kontruksi
beton prategang yang dipakai untuk pelat dan atap. Pada waktu yang hampir
bersamaan yaitu pada tahun 1888, C.E.W. Doehting dari Jerman memperoleh hak
paten untuk memprategang pelat beton dari kawat baja. Tetapi gaya prategang yang
diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang karena rendahnya mutu dan
kekuatan baja. Untuk mengatasi hal tersebut oleh G.R. Steiner dari Amerika Serikat
pada tahun 1908 mengusulkan dilakukannya penegangan kembali. Sedangkan J.
Mandl dan M. Koenen dari Jerman menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya
prategang. Eugen Freyssonet dari Perancis yang pertama-tama menemukan
pentingnya kehilangan gaya prategang dan usaha untuk mengatasinya. Berdasarkan
pengalamannya membangun jembatan pelengkung pada tahun 1907 dan 1927,
maka disarankan untuk memakai baja dengan kekuataan yang sangat tinggi dan
perpanjangan yang besar. Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan sistem
prategang yang pertama dengan bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut Lane
Bridge). Gambar 1.1 Jembatan Walnut Lane, Philadelphia

Sumber : www.phillyhistory.org
Setelah Fresyssinnet para sarjana lain juga menemukan metode-metide
prategang. Mereka adalah G.Magnel (Belgia), Y.Guyon (Perancis), P. Abeles
(Inggris), F. Leonhardt (Jerman), V.V. Mikhailov (Rusia), dan T.Y. Lin (Amerika
Serikat). Sekarang telah dikembangkan banyak sistim dan teknik prategang. Dan
beton prategangan sekarang telah diterima dan banyak dipakai, setelah melalui
banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen beton prategang, misalnya pada
jembatan, komponen bangunan seperti balok, pelat dan kolom, pipa dan tiang
panjang, terowongan dan lain sebagainya. Dengan beton prategang dapat dibuat
betang yang besar tetapi langsing.

a). Yves Gunyon


Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya < Beton precontraint= (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau
memecahkan kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang
diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada
struktur yang mana dijuluki sebagai <Gaya Parasit= maka Guyon dianggap sebagai
yang memberikan dasar dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.

b). T.Y. Lin


T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru
besar di California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu
memperhitungkan gaya-gaya parasit yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan
teorinya pada tahun 1963 tentang < Load Balancing=. Dengan cara ini kawat atau
kabel prategang diberi bentuk dan gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian
dari beban rencana yang telah datetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban
seimbang ini. Didalam struktur tidak terjadi lendutan dan karenanya tidak bekerja
momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada penampang struktur bekerja
merata. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban vertikal dan horizontal)
merupakan <inbalanced load=, yang akibatnya pada struktur dapat dihitung dengan
mudah dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan akhir dalam
penampang didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat <balanced= dan
tegangan lentur akibat <unbalanced load=. Tanpa melalui prosedur rumit dapat
dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian
baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana baja prategang hanya
diperuntukkan guna memikul akibat dari inbalanced load.
Teori <inbalanced load= telah mengakibatkan perkembangan yang sangat
pesat dalam menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung bertingkat tinggi.
Struktur flat slab, struktur shell, dan lain-lain. Terutama di Amerika dewasa ini
boleh dikatakan tidak ada gedung bertingkat yang tidak menggunakan beton
pratekan didalam strukturnya.
T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat
dipakai dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah
sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile)
untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan dengan tulangan baja
biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga dapat memikul dengan baik
perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.

2.2 Definisi Beton Prategang


Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
a. Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-
tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga
tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf
yang diinginkan.
b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah diberikan tegangan dalam
untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban
yang bekerja.
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar
dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas
tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Dapat ditambahkan bahwa beton prategang, dalam arti seluas-luasnya, dapat
juga termasuk keadaan (kasus) dimana tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh
regangan-regangan internal diimbangi sampai batas tertentu, seperti pada
konstruksi yang melengkung (busur). Tetapi dalam tulisan ini pembahasannya
dibatasi dengan beton prategang yang memakai tulangan baja yang ditarik dan
dikenal sebagai tendon.
2.3 Konsep Dasar Beton Prategang
Ada tiga konsep yang berbeda-beda yang dapat dipakai untuk menjelaskan
dan menganalisis sifat-sifat dasar dari beton prategang:
a. Konsep pertama: Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang
elastis. Ini merupakan buah pemikiran Eugene Freyssinet yang
memvisualisasikan beton prategang pada dasarnya adalah beton yangditransformasikan
dari bahan yang getas menjadi bahan yang elastis dengan memberikan tekanan (desakan)
terlebih dahulu (pratekan) pada bahan tersebut.
Dari konsep ini lahirlah kriteria =tidak ada tegangan tarik= pada beton. Pada
umumnya telah diketahui bahwa jika tidak ada tegangan tarik pada beton, berarti
tidak akan terjadi retak, dan beton tidak merupakan bahan yang getas lagi
melainkan berubah menjadi bahan yang elastis.
Dalam bentuk yang paling sederhana, ambillah balok persegi panjang yang
diberi gaya prategang oleh sebuah tendon sentris (cgs berimpit cgc), lihat
Gambar 1.1. Akibat gaya prategang F, akan timbul tegangan tekan merata
sebesar :

 = F ........................................................................................................(1.1)
A

Jika M adalah momen eksternal pada penampang akibat beban dan berat sendiri
balok, maka tegangan pada setiap titik sepanjang penampang akibat M adalah :

 = M v ................................................................................................ (1.2)
I

dimana y adalah jarak dari sumbu yang melalui titik berat dan I adalah momen
inersia penampang. Jadi distribusi tegangan yang dihasilkan adalah:
 = F ± M v ............................................................................................ (1.3)
A I
Bila tendon ditempatkan eksentris (sebesar e), maka distribusi tegangannya
(lihat Gambar 1.2) menjadi :
 = F + F e v I + M v.......................................................................... (1.4)
A I I
dimana F e v I adalah tegangan akibat momen eksentris.

b. Konsep kedua, Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan
beton. Konsep ini mempertimbangkan beton prategang sebagai kombinasi
(gabungan) dari baja dan beton, seperti pada beton bertulang, dimana baja
menahan tarikan dan beton menahan tekanan, dengan demikian kedua bahan
membentuk kopel penahan untuk melawan momen eksternal (Gambar 1.3).
Pada beton prategang, baja mutu tinggi dipakai dengan jalan menariknya
sebalum kekuatannya dimanfaatkan sepenuhnya. Jika baja mutu tinggi ditanam
pada beton, seperti pada beton bertulang biasa, beton disekitarnya akan menjadi
retak berat sebelum seluruh kekuatan baja digunakan (Gambar 1.4). oleh karena
itu, baja perlu ditarik sebelumnya (pratarik) terhadap beton. Dengan menarik dan
menjangkarkan ke beton dihasilkan tegangan dan regangan yang diinginkan
pada kedua bahan, tegangan dan regangan tekan pada beton serta tegangan dan
regangan pada baja. Kombinasi ini memungkinkan pemakaian yang aman dan
ekonomis dari kedua bahan dimana hal ini tidak dapat dicapai jika baja hanya
ditanamkan dalam bentuk seperti pada beton bertulang biasa.

c. Konsep ketiga, Sistem prategang untuk mencapai perimbangan beban. Konsep


ini terutama menggunakan prategang sebagai suatu usaha untuk membuat
seimbang gaya-gaya pada sebuah batang (lihat Gambar 1.5 dan Gambar 1.6).
Penerapan dari konsep ini menganggap beton diambil sebagai benda bebas dan
menggantikan tendon dengan gaya-gaya yang bekerja pada beton sepanjang
beton.
Dengan konsep ini dimensi Balok bisa menjadi lebih kecil walaupun dengan
bentangan balok yang cukup panjang.

Sistem pra-tegang yang akan digunakan harus dipilih dengan memenuhi semua
peraturan yang dipakai di Indonesia. Pada umumnya tidak terdapat perubahan pada
posisi sentroid gaya pra-tegang total sepanjang elemen dan pada besar gaya pra-
tegang efektif akhir sebagaimana yang direncanakan.

Tidak seperti beton konvensional, beton prategang mengalami beberapa tahap


pembebanan. Pada setiap tahap pembebanan harus dilakukan pengecekan atas
kondisi serat tekan dan serat tarik dari setiap penampang. Pada tahap tersebut
berlaku tegangan ijin yang berbeda-beda sesuai kondisi beton dan tendon. Ada dua
tahap pembebanan pada beton prategang, yaitu transfer dan service.

1. Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan
dilakukan penarikan kabel prategang. Pada saat ini biasanya yang bekerja
hanya beban mati struktur, yaitu berat sendiri struktur ditambah beban
pekerja dan alat. Pada saat ini beban hidup belum bekerja sehingga momen
yang bekerja adalah minimum, sementara gaya yang bekerja adalah
maksimum karena belum ada kehilangan gaya prategang.
2. Kondisi service (servis) adalah kondisi pada saat beton prategang
digunakan sebagai komponen struktur. Kondisi ini dicapai setelah semua
kehilangan gaya prategang dipertimbangkan. Pada saat ini beban luar pada
kondisi yang maksimum sedangkan gaya pratekan mendekati harga
minimum.

Beton Prategang ( Prestressed concrete ) mempunyai beberapa keunggulan bila


dibandingkan dengan beton konvensional biasa, antara lain:
Kelebihan dari segi teknis :
 Terhindarnya retak terbuka didaerah tarik, sehingga beton prategang akan lebih tahan
terhadap korosi.
 Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
 Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban
rencana bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan
lebih kecil dari pada beton bertulang biasa.
 Efisien karena dimensi penampang struktur akan lebih kecil atau langsing,
sebab seluruh luas penampang dipergunakan secara efektif.
 Jumlah penggunaan baja jauh lebih sedikit dari pada jumlah berat besi
penulangan pada konstruksi beton konvensional biasa.
 Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat.

kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton
prategang itu sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki
beberapa kelebihan antara lain :

 Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
 Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
 Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
 Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan
lama karena, dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang.

Keuntungan dan Kerugian Beton Prategang


a. Keuntungan
Beton prategang memberikan keuntungan-keuntungan teknis besar
dibandingkan dengan konstruksi lainnya (beton bertulang biasa) seperti :

 Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi lebih tahan terhadap korosif
 Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh penampang dipakai
secara efektif.
Terlihat bahwa kekuatan penampang beton pratekan enam kali lebih besar jika
dibandingkan dengan beton bertulang.

 Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan oleh pengaruh pratekan yang
mengurangi tegangan tarik utama (akan di bahas lebih lanjut pada tegangan geser
beton prategang). Pemakaian kabel yang melengkung, khususnya dalam untuk
bentang panjang membantu mengurangi gaya geser yang timbul pada penampang
tempat tumpuan.
 Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan dengan berat baja
tulangan biasa (1/5 – 1/3), sehingga berkurangnya beban mati yang diterima
pondasi
 Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil, karena tidak adanya retak- retak pada
kondisi beban kerja (terhindar dari bahaya korosi).

b. Kerugian

 Dituntut kwalitas bahan yang lebih tinggi (pemakaian beton dan baja mutu yang lebih
tinggi), yang harganya lebih mahal.

 Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih tinggi.


2.4 Material
a. Beton
Beton berkekuatan tinggi adalah perlu di dalam beton prategang oleh karena
materialnya memberikan tahanan yang tinggi dalam tegangan tarik, geser,
pengikatan dan dukungan.
Dalam daerah angker, yang tegangan-tegangan dukungnya menjadi lebih
tinggi, beton berkekuatan tinggi selalu lebih disukai untuk menghindarkan
pengangkuran yang khusus, sehingga dapat memperkecil biaya.
Pada beton prategang penting untuk mengetahui diagram tegangan-
regangan untuk memperkirakan kehilangan gaya prategang dan juga untuk analisis
penampang
.
Untuk lebih memahami sifat-sifat dan karakteristik dari beton mutu tinggi, pembaca
hendaknya mempelajari dari peraturan-peraturan tentang beton yang berlaku.

b. Baja

Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum untuk menghasilkan gaya
prategang dan mensuplai gaya tarik pada beton prategang. Yang menjadi penting
juga dalam baja prategang adalah diagram tegangan-regangannya. Diagram
tegangan-regangan baja prategang (mutu tinggi) berbeda dengan baja beton biasa.

 Pada baja prategang diagram tegangan regangannya tidak tetap, tergantung dari
diameter baja dan bentuknya.
 Sedangkan pada baja biasa, mempunyai diagram tegangan-regangan yang tetap untuk
setiap diameter.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia
karena penggunaan struktur beton prategang dinilai mempunyai banyak keuntungan
antara lain :
1. Strukur lebih ringan, langsing dan kaku.
2. Gaya prategang dapan mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya
dapat mencegah terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan
terhadap lingkungan yang korosif.
3. Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya
lintang.
4. Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang
akan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa
dan struktur baja.
5. Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan jaminan
kualitas yang lebih baik kemudian dan kecepatan dalam pelaksanaan
konstruksi serta biaya awal yang lebih rendah.
3.2 Saran
Beton Prategang merupakan kontruksi yang memiliki banyak keuntungan dan
sudah banyak di aplikasikan di Indonesia namun Beton Prategang juga memiliki
kerugian. Untuk itu harus di persiapkan perencanaan yang matang agar tidak terjadi
kegagalan konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA

 Beton Prategang, Pengertian Beton Prategang, (2009 April)


http://betonprategang.blogspot.co.id/2009/04/pengertian-beton- prategang.html
diakses pada tanggal 26 Oktober 2018

 Academia.edu, Perkembangan Beton Prategang


https://www.academia.edu/9476775/PERKEMBANGAN_BETON_PRATEGA NG
diakses pada tanggal 28 Oktober 2018

 Konstruksi Bangunan, Jenis-jenis Beton dalam Konstruksi, (2013 Maret)


http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/jenis-jenis-beton- diakses pada
tanggal 28 Oktober 2018

 My Zaviere, Sejarah Perkembangan Beton, (2009 Mei)


http://myzavier.blogspot.com/2009/05/sejarah-perkembangan-beton- prategang.html
diakses pada tanggal 28 Oktober 2018

 Teknik Sipil Blog006, Makalah Beton Prategang, (2016 Oktober 2)


https://tekniksipilblog006.wordpress.com/2016/10/02/makalah-beton- prategang/
diakses pada tanggal 28 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai