DISUSUN OLEH :
M. DIMAS BAIHAQI
1914221005
DOSEN PENGAJAR :
Ir. MUHAMMAD RIDWAN, S.T., M.T., IPP.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
TA 2022 / 2023
MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah,
atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang
terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang,
satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan
karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas,
dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton
memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton
pratekan adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja
berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton biasa.
Beton mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang
tinggi. Akan tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lemah jika
dibebani tarik. Sedangkan baja mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap
beban tarik, tetapi mempunyai kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya
yang langsing (akan mudah mengalami tekuk terhadap beban tekan). Namun,
dengan menempatkan baja dibagian beton yang mengalami tegangan tarik akan
mengeliminasi kekurangan dari beton terhadap beban tarik.
Beton Pratekan adalah beton pratekan yang telah diberikan tegangan tekan
dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban
kerja. Beton pratekan pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan
internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa
sehingga tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan
sampai suatu tingkat yang diinginkan. Pratekan meliputi tambahan gaya tekan
pada struktur untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gaya tarik internal
dan dalam hal ini retak pada beton dapat dihilangkan. Pada beton pratekan,
pratekan pada umumnya diberikan dengan menarik baja tulangan. Gaya tekan
disebabkan oleh reaksi baja tulangan yang ditarik, mengakibatkan
berkurangnya retak, elemen beton pratekan akan jauh lebih kokoh dari elemen
BAB II
PEMBAHASAN
dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian
baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana baja prategang hanya
diperuntukkan guna memikul akibat dari inbalanced load.
Teori “inbalanced load” telah mengakibatkan perkembangan yang sangat
pesat dalam menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung bertingkat tinggi.
Struktur flat slab, struktur shell, dan lain-lain. Terutama di Amerika dewasa ini
boleh dikatakan tidak ada gedung bertingkat yang tidak menggunakan beton
pratekan didalam strukturnya.
T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat
dipakai dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah
sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile)
untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan dengan tulangan baja
biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga dapat memikul dengan baik
perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.
tertentu. Begitupun dengan teori “load balancing” dari T.W. Lin yang ikut
mendorong dipakainya “partial prestressing” karena pertimbangannya kecuali segi
ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.
ditransformasikan dari bahan yang getas menjadi bahan yang elastis dengan
memberikan tekanan (desakan) terlebih dahulu (pratekan) pada bahan tersebut.
Dari konsep ini lahirlah kriteria ”tidak ada tegangan tarik” pada beton. Pada
umumnya telah diketahui bahwa jika tidak ada tegangan tarik pada beton, berarti
tidak akan terjadi retak, dan beton tidak merupakan bahan yang getas lagi
melainkan berubah menjadi bahan yang elastis.
Dalam bentuk yang paling sederhana, ambillah balok persegi panjang yang
diberi gaya prategang oleh sebuah tendon sentris (cgs berimpit cgc), lihat
Gambar 1.1. Akibat gaya prategang F, akan timbul tegangan tekan merata
sebesar :
F
σ = .................................................................................................. (1.1)
A
Jika M adalah momen eksternal pada penampang akibat beban dan berat sendiri
balok, maka tegangan pada setiap titik sepanjang penampang akibat M adalah :
M v
σ= ................................................................................................ (1.2)
I
dimana y adalah jarak dari sumbu yang melalui titik berat dan I adalah momen
inersia penampang. Jadi distribusi tegangan yang dihasilkan adalah:
F M v
σ= ± ....................................................................................... (1.3)
A I
b. Konsep kedua, Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan
beton. Konsep ini mempertimbangkan beton prategang sebagai kombinasi
(gabungan) dari baja dan beton, seperti pada beton bertulang, dimana baja
menahan tarikan dan beton menahan tekanan, dengan demikian kedua bahan
membentuk kopel penahan untuk melawan momen eksternal (Gambar 1.3).
Pada beton prategang, baja mutu tinggi dipakai dengan jalan menariknya
sebalum kekuatannya dimanfaatkan sepenuhnya. Jika baja mutu tinggi ditanam
pada beton, seperti pada beton bertulang biasa, beton disekitarnya akan menjadi
retak berat sebelum seluruh kekuatan baja digunakan (Gambar 1.4). oleh karena
itu, baja perlu ditarik sebelumnya (pratarik) terhadap beton. Dengan menarik dan
menjangkarkan ke beton dihasilkan tegangan dan regangan yang diinginkan
pada kedua bahan, tegangan dan regangan tekan pada beton serta tegangan dan
regangan pada baja. Kombinasi ini memungkinkan pemakaian yang aman dan
ekonomis dari kedua bahan dimana hal ini tidak dapat dicapai jika baja hanya
ditanamkan dalam bentuk seperti pada beton bertulang biasa.
Uraian secara lebih mendetail tentang ketiga konsep diatas akan dibahas pada
bab-bab selanjutnya.
Terlihat bahwa kekuatan penampang beton pratekan enam kali lebih besar
jika dibandingkan dengan beton bertulang.
• Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan dengan berat
baja tulangan biasa (1/5 – 1/3), sehingga berkurangnya beban mati yang
diterima pondasi.
• Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil, karena tidak adanya
retak-retak pada kondisi beban kerja (terhindar dari bahaya korosi).
b. Kerugian
• Dituntut kwalitas bahan yang lebih tinggi (pemakaian beton dan baja
mutu yang lebih tinggi), yang harganya lebih mahal.
• Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih tinggi.
2.5 Material
a. Beton
Beton berkekuatan tinggi adalah perlu di dalam beton prategang oleh karena
materialnya memberikan tahanan yang tinggi dalam tegangan tarik, geser,
pengikatan dan dukungan.
Untuk lebih memahami sifat-sifat dan karakteristik dari beton mutu tinggi,
pembaca hendaknya mempelajari dari peraturan-peraturan tentang beton
yang berlaku.
b. Baja
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum untuk menghasilkan gaya
prategang dan mensuplai gaya tarik pada beton prategang. Yang menjadi
penting juga dalam baja prategang adalah diagram tegangan-regangannya.
Diagram tegangan-regangan baja prategang (mutu tinggi) berbeda dengan
baja beton biasa (lihat Gambar 1.13).
c. Grouting
Grouting dibutuhkan sebagai bahan pengisi selubung baja prategang
(tendon) untuk metode pasca tarik. Untuk metode pratarik tidak dibutuhkan
grouting. Selubung terbuat dari logam yang di galvanisir. Bahan grouting
berupa pasta semen.
d. Temporary Tendon
Temporary tendon atau tendon sementara hanya digunakan pada
girder jembatan dengan sistem pelaksanaan pemasangan balanced
cantilever. Temporary tendon berfungsi sebagai penghubung antar semen
girder yang bersifat sementara sampai seluruh segmen girder terpasang.
a. PC Voided Slab
Precast Concrete Voided slab merupakan girder jembatan yang
menggabungkan fungsi girder sekaligus slab. Girder jenis ini biasanya
digunakan pada jembatan berbentang pendek. Gambar PC Voided slab
dapat dilihat pada Gambar 2.6.1
b. Box Girder
Box girder merupakan bentuk girder yang paling baik untuk
pekerjaan jembatan, karena box girder memiliki keuntungan unik tersendiri
dari bentuk girder lainnya. Box girder dalam spesifikasi produksi tidak
memiliki batasan panjang bentang. Dalam proses tahapan pekerjaan, box
girder terlebih dahulu mengalami proses erection, dan diangkat per-
segmental. Bentuk box girder cukup memenuhi nilai estetika pada
bangunan jembatan sehingga penggunaannya mampu menambah keindahan
kota. Gambar box girder dapat dilihat pada Gambar 2.6.2.
c. PCI Girder
Precast Concrete I girder merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan untuk pekerjaan balok jembatan. Profil PCI girder berbentuk
penampang I dengan penampang bagian tengah lebih langsing dari bagian
pinggirnya. PCI girder memiliki penampang yang kecil dibandingkan jenis
girder lainnya, sehingga biasanya dari hasil analisa merupakan penampang
yang ekonomis.PCI girder juga memiliki berat sendiri yang relatif lebih
ringan per unitnya. Gambar PCI girder dapat dilihat pada Gambar 2.6.3.
d. PCU Girder
Precast Concrete U girder merupakan bentuk / konsep baru yang
mulai dipopulerkan belakangan ini. PCU girder merupakan bentuk box
girder dalam bentuk dan ukuran yang lebih kecil. Tidak seperti PCI girder
yang langsing, PCU girder memiliki bentuk badan yang lebih lebar namun
pada bagian tengah bentangpenampangnya cukup langsing. Bentuk PCU
girder yang mirip dengan box girder cukup memenuhi nilai estetika jika
dibandingkan dengan PCI girder yang kaku dan terlalu tegas. Gambar PCU
girder dapat dilihat pada Gambar 2.6.4.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA