Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STRUKTUR BETON PRATEGANG

DISUSUN OLEH :
M. DIMAS BAIHAQI
1914221005

DOSEN PENGAJAR :
Ir. MUHAMMAD RIDWAN, S.T., M.T., IPP.

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
TA 2022 / 2023
MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Sejarah Beton Prategang ........................................................................... 3
2.2 Definisi Beton Prategang .......................................................................... 6
2.3 Konsep Dasar Beton Prategang ................................................................ 6
2.4 Keuntungan dan Kerugian Beton Prategang ........................................... 10
2.5 Material ................................................................................................... 12
2.6 Concrete Girder ...................................................................................... 14
2.7 Perbedaan Beton Bertulang dan Beton Prategang .................................. 19
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 20
3.2 Saran ........................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 i


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah,
atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang
terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang,
satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan
karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas,
dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton
memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton
pratekan adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja
berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton biasa.
Beton mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang
tinggi. Akan tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lemah jika
dibebani tarik. Sedangkan baja mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap
beban tarik, tetapi mempunyai kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya
yang langsing (akan mudah mengalami tekuk terhadap beban tekan). Namun,
dengan menempatkan baja dibagian beton yang mengalami tegangan tarik akan
mengeliminasi kekurangan dari beton terhadap beban tarik.
Beton Pratekan adalah beton pratekan yang telah diberikan tegangan tekan
dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban
kerja. Beton pratekan pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan
internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa
sehingga tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan
sampai suatu tingkat yang diinginkan. Pratekan meliputi tambahan gaya tekan
pada struktur untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gaya tarik internal
dan dalam hal ini retak pada beton dapat dihilangkan. Pada beton pratekan,
pratekan pada umumnya diberikan dengan menarik baja tulangan. Gaya tekan
disebabkan oleh reaksi baja tulangan yang ditarik, mengakibatkan
berkurangnya retak, elemen beton pratekan akan jauh lebih kokoh dari elemen

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 1


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

beton pratekan biasa. Pratekanan juga menyebabkan gaya dalam yang


berlawanan dengan gaya luar dan mengurangi atau bahkan menghilangkan
lendutan secara signifikan pada struktur.
Beton yang digunkan dalam beton pratekan adalah mempunyai kuat tekan
yang cukup tinggi dengan nilai f’c min K-300, modulus elastis yang tinggi dan
mengalami rangkak ultimit yang lebih kecil, yang menghasilkan kehilangan
pratekan yang lebih kecil pada baja. Kuat tekan yang tinggi ini diperlukan
untuk menahan tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran tendon,
mencegah terjadinya keretakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah beton prategang ?
2. Apakah itu beton Prategang ?
3. Konsep dasar beton Prategang?
4. Bagaimana Perkembangan Penggunaan Beton Prategang?
5. Bagaimana metode pemberian Pratekan dan Pengangkuran Ujung?
6. Keuntungan dan kerugian beton prategang?
7. Bagaimana perbedaan antara beton prategang dan beton bertulang ?

1.3 Maksud dan Tujuan


Makalah ini di buat bertujuan untuk mengetahui informasi tentang beton
prategang baik dari sejarah, pengertian, perbedaan maupun cara mendesain.

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 2


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Beton Prategang


Penerapan pertama dari beton prategang dimulai oleh P.H. Jackson dari
California, Amerika Serikat. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari kontruksi
beton prategang yang dipakai untuk pelat dan atap. Pada waktu yang hampir
bersamaan yaitu pada tahun 1888, C.E.W. Doehting dari Jerman memperoleh hak
paten untuk memprategang pelat beton dari kawat baja. Tetapi gaya prategang yang
diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang karena rendahnya mutu dan
kekuatan baja. Untuk mengatasi hal tersebut oleh G.R. Steiner dari Amerika Serikat
pada tahun 1908 mengusulkan dilakukannya penegangan kembali. Sedangkan J.
Mandl dan M. Koenen dari Jerman menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya
prategang. Eugen Freyssonet dari Perancis yang pertama-tama menemukan
pentingnya kehilangan gaya prategang dan usaha untuk mengatasinya. Berdasarkan
pengalamannya membangun jembatan pelengkung pada tahun 1907 dan 1927,
maka disarankan untuk memakai baja dengan kekuataan yang sangat tinggi dan
perpanjangan yang besar. Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan sistem
prategang yang pertama dengan bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut Lane
Bridge) seperti gambar dibawah ini :

Gambar 1.1 Jembatan Walnut Lane, Philadelphia

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 3


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

Setelah Fresyssinnet para sarjana lain juga menemukan metode-metide


prategang. Mereka adalah G.Magnel (Belgia), Y.Guyon (Perancis), P. Abeles
(Inggris), F. Leonhardt (Jerman), V.V. Mikhailov (Rusia), dan T.Y. Lin (Amerika
Serikat). Sekarang telah dikembangkan banyak sistim dan teknik prategang. Dan
beton prategangan sekarang telah diterima dan banyak dipakai, setelah melalui
banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen beton prategang, misalnya pada
jembatan, komponen bangunan seperti balok, pelat dan kolom, pipa dan tiang
panjang, terowongan dan lain sebagainya. Dengan beton prategang dapat dibuat
betang yang besar tetapi langsing.

a). Yves Gunyon


Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya “ Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau
memecahkan kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang
diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada
struktur yang mana dijuluki sebagai “Gaya Parasit” maka Guyon dianggap sebagai
yang memberikan dasar dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.

b). T.Y. Lin


T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru
besar di California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu
memperhitungkan gaya-gaya parasit yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan
teorinya pada tahun 1963 tentang “ Load Balancing”. Dengan cara ini kawat atau
kabel prategang diberi bentuk dan gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian
dari beban rencana yang telah datetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban
seimbang ini. Didalam struktur tidak terjadi lendutan dan karenanya tidak bekerja
momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada penampang struktur bekerja
merata. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban vertikal dan horizontal)
merupakan “inbalanced load”, yang akibatnya pada struktur dapat dihitung dengan
mudah dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan akhir dalam
penampang didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat “balanced” dan
tegangan lentur akibat “unbalanced load”. Tanpa melalui prosedur rumit dapat

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 4


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian
baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana baja prategang hanya
diperuntukkan guna memikul akibat dari inbalanced load.
Teori “inbalanced load” telah mengakibatkan perkembangan yang sangat
pesat dalam menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung bertingkat tinggi.
Struktur flat slab, struktur shell, dan lain-lain. Terutama di Amerika dewasa ini
boleh dikatakan tidak ada gedung bertingkat yang tidak menggunakan beton
pratekan didalam strukturnya.
T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat
dipakai dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah
sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile)
untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan dengan tulangan baja
biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga dapat memikul dengan baik
perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.

c). P.W. Abeles


P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak
aliran ”full prestressing”, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap
penggunaan beton bertulang biasa dengan menggunakan baja tulangan mutu tinggi.
Penggunaan full prestressing ini tidak ekonomis, menurut berbagai penelitian biaya
struktur dengan beton pratekan dan full prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali
lebih mahal dari pada struktur yang sama tetapi dari beton bertulang biasa dengan
menggunakan tulangan baja mutu tinggi. Dengan demikian timbullah gagasan baru
yang dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk mengkombinasikan prinsip pratekan
dengan prinsip penulangan penampang atau dikenal dengan nama “partial
prestressing”. Yang mana didalam penampang diijinkan diadakannya bagi
tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan baik.
“Partial prestressing” telah disetujui oleh Chief Engineer’s Departement
untuk digunakan pada jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan
tarik boleh terjadi sampai 45 kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan
memasang baja tulangan biasa. Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah
mengakui juga bahwa “partial prestressing” mengembangkan struktur-struktur

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 5


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

tertentu. Begitupun dengan teori “load balancing” dari T.W. Lin yang ikut
mendorong dipakainya “partial prestressing” karena pertimbangannya kecuali segi
ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.

2.2 Definisi Beton Prategang


Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
a. Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-
tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga
tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf
yang diinginkan.
b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah diberikan tegangan dalam
untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban
yang bekerja.
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar
dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas
tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Dapat ditambahkan bahwa beton prategang, dalam arti seluas-luasnya, dapat
juga termasuk keadaan (kasus) dimana tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh
regangan-regangan internal diimbangi sampai batas tertentu, seperti pada
konstruksi yang melengkung (busur). Tetapi dalam tulisan ini pembahasannya
dibatasi dengan beton prategang yang memakai tulangan baja yang ditarik dan
dikenal sebagai tendon.

2.3 Konsep Dasar Beton Prategang


Ada tiga konsep yang berbeda-beda yang dapat dipakai untuk menjelaskan
dan menganalisis sifat-sifat dasar dari beton prategang:
a. Konsep pertama: Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang
elastis. Ini merupakan buah pemikiran Eugene Freyssinet yang
memvisualisasikan beton prategang pada dasarnya adalah beton yang

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 6


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

ditransformasikan dari bahan yang getas menjadi bahan yang elastis dengan
memberikan tekanan (desakan) terlebih dahulu (pratekan) pada bahan tersebut.
Dari konsep ini lahirlah kriteria ”tidak ada tegangan tarik” pada beton. Pada
umumnya telah diketahui bahwa jika tidak ada tegangan tarik pada beton, berarti
tidak akan terjadi retak, dan beton tidak merupakan bahan yang getas lagi
melainkan berubah menjadi bahan yang elastis.
Dalam bentuk yang paling sederhana, ambillah balok persegi panjang yang
diberi gaya prategang oleh sebuah tendon sentris (cgs berimpit cgc), lihat
Gambar 1.1. Akibat gaya prategang F, akan timbul tegangan tekan merata
sebesar :
F
σ = .................................................................................................. (1.1)
A
Jika M adalah momen eksternal pada penampang akibat beban dan berat sendiri
balok, maka tegangan pada setiap titik sepanjang penampang akibat M adalah :
M v
σ= ................................................................................................ (1.2)
I
dimana y adalah jarak dari sumbu yang melalui titik berat dan I adalah momen
inersia penampang. Jadi distribusi tegangan yang dihasilkan adalah:
F M v
σ= ± ....................................................................................... (1.3)
A I

Gambar 2.3.1 Distribusi tegangan beton prategang sentris

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 7


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

Bila tendon ditempatkan eksentris (sebesar e), maka distribusi tegangannya


(lihat Gambar 1.2) menjadi :
F F ev M v
σ = + + ......................................................................(1.4)
A I I
F ev
dimana adalah tegangan akibat momen eksentris.
I

Gambar 2.3.2 Distribusi tegangan beton prategang eksentris

b. Konsep kedua, Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan
beton. Konsep ini mempertimbangkan beton prategang sebagai kombinasi
(gabungan) dari baja dan beton, seperti pada beton bertulang, dimana baja
menahan tarikan dan beton menahan tekanan, dengan demikian kedua bahan
membentuk kopel penahan untuk melawan momen eksternal (Gambar 1.3).
Pada beton prategang, baja mutu tinggi dipakai dengan jalan menariknya
sebalum kekuatannya dimanfaatkan sepenuhnya. Jika baja mutu tinggi ditanam
pada beton, seperti pada beton bertulang biasa, beton disekitarnya akan menjadi
retak berat sebelum seluruh kekuatan baja digunakan (Gambar 1.4). oleh karena
itu, baja perlu ditarik sebelumnya (pratarik) terhadap beton. Dengan menarik dan
menjangkarkan ke beton dihasilkan tegangan dan regangan yang diinginkan
pada kedua bahan, tegangan dan regangan tekan pada beton serta tegangan dan
regangan pada baja. Kombinasi ini memungkinkan pemakaian yang aman dan
ekonomis dari kedua bahan dimana hal ini tidak dapat dicapai jika baja hanya
ditanamkan dalam bentuk seperti pada beton bertulang biasa.

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 8


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

Gambar 2.3.4 Momen penahan internal pada balok beton prategang


dan beton bertulang

Gambar 2.3.5 Balok beton menggunakan baja mutu tinggi

c. Konsep ketiga, Sistem prategang untuk mencapai perimbangan beban. Konsep


ini terutama menggunakan prategang sebagai suatu usaha untuk membuat
seimbang gaya-gaya pada sebuah batang (lihat Gambar 1.5 dan Gambar 1.6).
Penerapan dari konsep ini menganggap beton diambil sebagai benda bebas dan
menggantikan tendon dengan gaya-gaya yang bekerja pada beton sepanjang
beton.

Gambar 2.3.6 Balok prategang dengan tendon parabola

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 9


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

Gambar 2.3.7 Balok prategang dengan tendon membengkok

Uraian secara lebih mendetail tentang ketiga konsep diatas akan dibahas pada
bab-bab selanjutnya.

2.4 Keuntungan dan Kerugian Beton Prategang


a. Keuntungan
Beton prategang memberikan keuntungan-keuntungan teknis besar
dibandingkan dengan konstruksi lainnya (beton bertulang biasa) seperti :

• Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi lebih tahan


terhadap korosif.

Pada beton bertulang,

Pada beton prategang,

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 10


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

• Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh penampang


dipakai secara efektif.
Pada beton bertulang,

Pada beton prategang,

Terlihat bahwa kekuatan penampang beton pratekan enam kali lebih besar
jika dibandingkan dengan beton bertulang.

• Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan oleh pengaruh


pratekan yang mengurangi tegangan tarik utama (akan di bahas lebih
lanjut pada tegangan geser beton prategang). Pemakaian kabel yang
melengkung, khususnya dalam untuk bentang panjang membantu
mengurangi gaya geser yang timbul pada penampang tempat tumpuan.

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 11


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

• Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan dengan berat
baja tulangan biasa (1/5 – 1/3), sehingga berkurangnya beban mati yang
diterima pondasi.
• Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil, karena tidak adanya
retak-retak pada kondisi beban kerja (terhindar dari bahaya korosi).

b. Kerugian
• Dituntut kwalitas bahan yang lebih tinggi (pemakaian beton dan baja
mutu yang lebih tinggi), yang harganya lebih mahal.
• Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih tinggi.

2.5 Material
a. Beton
Beton berkekuatan tinggi adalah perlu di dalam beton prategang oleh karena
materialnya memberikan tahanan yang tinggi dalam tegangan tarik, geser,
pengikatan dan dukungan.

Dalam daerah angker, yang tegangan-tegangan dukungnya menjadi lebih


tinggi, beton berkekuatan tinggi selalu lebih disukai untuk menghindarkan
pengangkuran yang khusus, sehingga dapat memperkecil biaya.

Pada beton prategang penting untuk mengetahui diagram tegangan-regangan


untuk memperkirakan kehilangan gaya prategang dan juga untuk analisis
penampang.

Untuk lebih memahami sifat-sifat dan karakteristik dari beton mutu tinggi,
pembaca hendaknya mempelajari dari peraturan-peraturan tentang beton
yang berlaku.

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 12


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

Gambar 2.5.1 Diagram tegangan-regangan beton menurut Hognestad

b. Baja
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum untuk menghasilkan gaya
prategang dan mensuplai gaya tarik pada beton prategang. Yang menjadi
penting juga dalam baja prategang adalah diagram tegangan-regangannya.
Diagram tegangan-regangan baja prategang (mutu tinggi) berbeda dengan
baja beton biasa (lihat Gambar 1.13).

• Pada baja prategang diagram tegangan regangannya tidak tetap, tergantung


dari diameter baja dan bentuknya.
• Sedangkan pada baja biasa, mempunyai diagram tegangan-regangan yang
tetap untuk setiap diameter.

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 13


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

Gambar 2.5.2 Diagram tegangan-regangan baja

c. Grouting
Grouting dibutuhkan sebagai bahan pengisi selubung baja prategang
(tendon) untuk metode pasca tarik. Untuk metode pratarik tidak dibutuhkan
grouting. Selubung terbuat dari logam yang di galvanisir. Bahan grouting
berupa pasta semen.

d. Temporary Tendon
Temporary tendon atau tendon sementara hanya digunakan pada
girder jembatan dengan sistem pelaksanaan pemasangan balanced
cantilever. Temporary tendon berfungsi sebagai penghubung antar semen
girder yang bersifat sementara sampai seluruh segmen girder terpasang.

2.6 Concrete Girder

a. PC Voided Slab
Precast Concrete Voided slab merupakan girder jembatan yang
menggabungkan fungsi girder sekaligus slab. Girder jenis ini biasanya
digunakan pada jembatan berbentang pendek. Gambar PC Voided slab
dapat dilihat pada Gambar 2.6.1

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 14


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

Gambar 2.6.1 PC Voided Slab

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 15


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

b. Box Girder
Box girder merupakan bentuk girder yang paling baik untuk
pekerjaan jembatan, karena box girder memiliki keuntungan unik tersendiri
dari bentuk girder lainnya. Box girder dalam spesifikasi produksi tidak
memiliki batasan panjang bentang. Dalam proses tahapan pekerjaan, box
girder terlebih dahulu mengalami proses erection, dan diangkat per-
segmental. Bentuk box girder cukup memenuhi nilai estetika pada
bangunan jembatan sehingga penggunaannya mampu menambah keindahan
kota. Gambar box girder dapat dilihat pada Gambar 2.6.2.

Gambar 2.6.2 Box Girder

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 16


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

c. PCI Girder
Precast Concrete I girder merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan untuk pekerjaan balok jembatan. Profil PCI girder berbentuk
penampang I dengan penampang bagian tengah lebih langsing dari bagian
pinggirnya. PCI girder memiliki penampang yang kecil dibandingkan jenis
girder lainnya, sehingga biasanya dari hasil analisa merupakan penampang
yang ekonomis.PCI girder juga memiliki berat sendiri yang relatif lebih
ringan per unitnya. Gambar PCI girder dapat dilihat pada Gambar 2.6.3.

Gambar 2.6.3 PCI Girder

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 17


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

d. PCU Girder
Precast Concrete U girder merupakan bentuk / konsep baru yang
mulai dipopulerkan belakangan ini. PCU girder merupakan bentuk box
girder dalam bentuk dan ukuran yang lebih kecil. Tidak seperti PCI girder
yang langsing, PCU girder memiliki bentuk badan yang lebih lebar namun
pada bagian tengah bentangpenampangnya cukup langsing. Bentuk PCU
girder yang mirip dengan box girder cukup memenuhi nilai estetika jika
dibandingkan dengan PCI girder yang kaku dan terlalu tegas. Gambar PCU
girder dapat dilihat pada Gambar 2.6.4.

Gambar 2.6.4 PCU Girder

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 18


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

2.7 Perbedaan Beton Bertulang dan Beton Prategang

Tabel 2.1 Perbedaan Beton Bertulang dan Beton Prategang


Beton Bertulang Konvensional Beton Prategang
• Beton dan tulangan baja • Beton dan baja mutu tinggi
normal
• Penampang tidak efektif • Penampang efektif bekerja
• Mengalami retak • Tanpa retak
• Gaya geser yang besar > • Sengkang tidak menentukan >
sengkang dapat dipikul oleh
kelengkungan kabel
• Penampang gemuk / lebar > • Penampang ramping > ringan
berat
• Struktur lebih berat • Berat menjadi lebih ekonomis
• Penggunaan beton mutu tinggi • Beton mutu tinggi & baja mutu
> menghasilkan tulangan yang tinggi menghasilkan struktur
banyak yang ekonomis akibat berat yg
berkurang
• Tulangan tidak memberikan • Gaya prategang memberikan
kontribusi terhadap lendutan kontribusi terhadap perlawanan
lendutan akibat beban mati dan
hidup
• Korosi terjadi akibat retak • Tanpa retak >> tidak terjadi
beton korosi
• Beban repetisi tidak • Beban repetisi mempengaruhi
mempengaruhi tulangan pada tulangan prategang dan umur
umur struktur struktur
• Proses produksi >> • Proses produksi >> metoda
konvensional, lebih murah, khusus / rumit, lebih mahal,
penggunaan alat serta pekerja penggunaan alat dan skill
lebih sedikit dan supervisi pekerja khusus dan supervisi
yang konvensional yang ketat, tingkat ketelitian
yang tinggi
• Keruntuhan struktur tanpa • Keruntuhan struktur sebelum
peringatan batas runtuh dapat terdeteksi

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 19


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia


karena penggunaan struktur beton prategang dinilai mempunyai banyak
keuntungan antara lain :
1. Strukur lebih ringan, langsing dan kaku.
2. Gaya prategang dapan mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya
dapat mencegah terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan
terhadap lingkungan yang korosif.
3. Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya
lintang.
4. Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang
akan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang
biasa dan struktur baja.
5. Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan jaminan
kualitas yang lebih baik kemudian dan kecepatan dalam pelaksanaan
konstruksi serta biaya awal yang lebih rendah.

3.2 Saran

Beton Prategang merupakan kontruksi yang memiliki banyak keuntungan


dan sudah banyak di aplikasikan di Indonesia namun Beton Prategang juga
memiliki kerugian. Untuk itu harus di persiapkan perencanaan yang matang agar
tidak terjadi kegagalan konstruksi.

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 20


MAKAL MAKALAH STRUKTUR BETON PRATEGANG AH

DAFTAR PUSTAKA

• Sancrot Wordpress, Beton pratekan,


https://sancrot.wordpress.com/kuliah/beton-pratekan/
di akses pada tanggal 26 Oktober 2018
• Beton Prategang, Pengertian Beton Prategang, (2009 April)
http://betonprategang.blogspot.co.id/2009/04/pengertian-beton-
prategang.html
diakses pada tanggal 26 Oktober 2018
• Academia.edu, Perkembangan Beton Prategang
https://www.academia.edu/9476775/PERKEMBANGAN_BETON_PRATEGA
NG
diakses pada tanggal 28 Oktober 2018
• Konstruksi Bangunan, Jenis-jenis Beton dalam Konstruksi, (2013 Maret)
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/jenis-jenis-beton-
dalam-konstruksi.html
diakses pada tanggal 28 Oktober 2018
• My Zaviere, Sejarah Perkembangan Beton, (2009 Mei)
http://myzavier.blogspot.com/2009/05/sejarah-perkembangan-beton-
prategang.html
diakses pada tanggal 28 Oktober 2018
• Teknik Sipil Blog006, Makalah Beton Prategang, (2016 Oktober 2)
https://tekniksipilblog006.wordpress.com/2016/10/02/makalah-beton-
prategang/
diakses pada tanggal 28 Oktober 2018

M. DIMAS BAIHAQI | 1914221005 21

Anda mungkin juga menyukai