Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONTRUKSI BETON 3

DISUSUN OLEH :

BAGAS PANDU PUTRA (4062021037)

TEKNIK SIPIL 4B

DOSEN PEMBIMBING:

AGUNG ISWANDI S.T

JURUSAN PERTAMBANGAN
PRODI TEKNOOGI RAKAYASA KONTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
TAHUN 2023

BAGAS PANDU PUTRA


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Adapun judul yang akan dibahas pada tugas ini adalah pekerjaan Pondasi.

Adapun tujuan dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pada mata kuliah konstruksi bangunan sipil. Kami mengucapkan terima
kasih kepada bapak AGUNG ISWANDI, ST, .Selaku dosen mata kuliah Kontruksi
Beton 3 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut


membantu dalam pembuatan tugas ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas


ini, untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, semoga tugas ini dapat beguna bagi kami dan pihak lainnya.

BAGAS PANDU PUTRA


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 RANGKUMAN BETON PRATEGANG

2.1 Sejarah Beton Prategang


2.2 Pengertian Beton Prategang
2.3 Perbedaan Beton Prategang Dan Beton Bertulang
2.4 Kapan Beton Prategang Di Perkenalkan
2.5 Mengapa Digunakan Beton Prategang
2.6 Prinsip Desain Beton Prategang
2.7 Kelebihan Dan Kekurangan Beton Prategang

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAGAS PANDU PUTRA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur beton prategang didisain berdasarkan konsep persamaan keseimbangan


tegangan yg terjadi pada struktur. Dengan memanfaatkan kemampuan beton untuk menahan
gaya tekan yang cukup besar, gaya prategang dapat diberikan ada struktur melalui plat angker
dengan mengunakan tendon prategang.

Beton prategang adalah material yang sangat banyak digunakan dalam konstruksi.
Dengan demikian lulusan dari setiap program teknik sipil harus mempunyai, sebagai
persyaratan minimum, pemahaman mengenai dasar – dasar beton prategang melingkar dan
linear.

Dengan demikian mahasiswa perlu mengetahui lebih dalam tentang beton prategang
sehingga diperlukan pembuatan makalah tentang beton prategang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah beton prategang ?


2. Apakah itu beton Prategang ?
3. Bagaimana perbedaan antara beton prategang dan beton bertulang ?
4. Kapan beton prategang diperkenalkan ?
5. Mengapa digunakan beton prategang?
6. Prinsip desain beton prategang ?
7. Kelebihan dan kekurangan beton prategang

1.3 Tujuan

Makalah ini di buat bertujuan untuk mengetahui informasi tentang beton prategang
baik dari sejarah, pengertian, perbedaan maupun cara mendesain.

BAGAS PANDU PUTRA


BAB II
RANGKUMAN BETON PRATEGANG
2.1 Sejarah Beton Prategang

Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh Eugene Freyssinet seorang insinyur
Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi dan slip pada jangkar
kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia
juga telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang
hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system Freyssinet. Dengan demikian,
Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru sebagai tandingan dari strktur
beton bertulang. Karena penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat
dimanfaatkan seluruhnya dan dengan sistem ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-
struktur yang langsing dan bentang-bentang yang panjang.

Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan sukses oleh
Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet
sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam
mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini,seperti:

 YvesGunyon
Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya “ Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau memecahkan
kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang diakibatkan oleh
gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana
dijuluki sebagai “Gaya Parasit” maka Guyon dianggap sebagai yang memberikan dasar
dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.
 Y.Lin
T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar di
California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu memperhitungkan
gaya-gaya parast yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963
tentang “ Load Balancing”. Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk
dan gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang telah
ditetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban seimbang ini.. Beban-beban lain diluar
beban seimbang (beban vertikal dan horizontal) merupakan “inbalanced load”, yang
akibatnya pada struktur dapat dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori
struktur biasa. Tegangan akhir dalam penampang didapat dengan menggunakan
tegangan merata akibat “Balanced” dan tegangan lentur akibat “Unbalanced Load”.
Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah
menjurus kepada pemakaian baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana
baja prategang hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari Inbalanced Load. T.Y.
Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat dipakai dengan aman
dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah sebelumnya beton pratekan dianggap
sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi
dikombinasikan dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal,

BAGAS PANDU PUTRA


sehingga dapat memikul dengan baik perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan
oleh gempa.
 W.Abeles
P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak aliran”
Full Prestressing”, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap penggunaan beton
bertulang biasa dengan menggunakan baja tulangan mutu tinggi. Penggunaan Full
Prestessing ini tidak ekonomis, menurut berbagai penelitian biaya struktur dengan beton
pratekan dan Full Prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur
yang sama tetapi dari beton bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu
tinggi. Dengan demikian timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles
untuk mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip penulangan penampang atau
dikenal dengan nama “Partial Prestressing”. Yang mana didalam penampang diijinkan
diadakannya bagi tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan baik. “Partial
Prestrssing” telah disetujui oleh Chief Engineer’s Departement untuk digunakan pada
jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan tarik boleh terjadi sampai 45
kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan memasang baja tulangan biasa.
Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah mengakui juga bahwa “Partial
Prestressing” mengembangkan struktur-struktur tertentu. Begitupun dengan teori “Load
Balancing” dari T.W. Lin yang ikut mendorong dipakainya “Partial Prestressing” karena
pertimbangannya kecuali segi ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.

2.2 Pengertian Beton Prategang

Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan
distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang
terjadi akibat beban eksternal. (ACI).

Dalam definisi lain, beton prategang merupakan beton bertulang yang telah diberikan
tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam akibat beban kerja.
(SNI 03-2847-2002).

Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton dimana tegangan tariknya pada
kondisi pembebanan tertentu dihilangkan atau dikurangi sampai batas aman dengan
pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang digunakan untuk keperluan
ini ditarik sebelumbeton mengeras (pratarik) atau setelah beton mengeras (pascatarik).

2.3 Perbedaan Beton Prategang dan Beton Bertulang

Beton Bertulang Konvensional Beton Prategang

Beton dan tulangan baja normal Beton dan baja mutu tinggi

BAGAS PANDU PUTRA


Penampang tidak efektif Penampang efektif bekerja

Mengalami retak Tanpa retak

Sengkang tidak menentukan > dapat dipikul oleh


Gaya geser yang besar > sengkang
kelengkungan kabel

Penampang gemuk / lebar > berat Penampang ramping > ringan

Struktur lebih berat Berat menjadi lebih ekonomis

Beton mutu tinggi & baja mutu tinggi


Penggunaan beton mutu tinggi > menghasilkan
menghasilkan struktur yang ekonomis akibat ber
tulangan yang banyak
yg berkurang

Tulangan tidak memberikan kontribusi terhadap Gaya prategang memberikan kontribusi terhadap
lendutan perlawanan lendutan akibat beban mati dan hidup

Korosi terjadi akibat retak beton Tanpa retak >> tidak terjadi korosi

Beban repetisi tidak mempengaruhi tulangan pada Beban repetisi mempengaruhi tulangan prategang
umur struktur dan umur struktur

Proses produksi >> metoda khusus / rumit, lebih


Proses produksi >> konvensional, lebih murah,
mahal, penggunaan alat dan skill pekerja khusus
penggunaan alat serta pekerja lebih sedikit dan
dan supervisi yang ketat, tingkat ketelitian yang
supervisi yang konvensional
tinggi

Keruntuhan struktur sebelum batas runtuh dapat


Keruntuhan struktur tanpa peringatan
terdeteksi

BAGAS PANDU PUTRA


2.4 Kapan Beton Prategang di Perkenalkan

Suatu penampang beton bertulang dimana penampang beton yang diperhitungkan untuk
memikul tegangan tekan adalah bagian diatas garis netral (bagian yang diarsir), sedangkan
bagian dibawah garis netral adalah bagian tarik yang tidak diperhitungkan untuk memikul
gaya tarik karena beton tidak tahan terhadap tegangan tarik. Gaya tarik pada beton bertulang
dipikul oleh besi penulangan (rebar). Kelemahan lain dari konstruksi beton bertulang adalah
berat sendiri (self weight) yang besar, yaitu 2.400 kg/m3 , dapat dibayangkan berapa berat
penampang yang tidak diperhitungkan untuk memikul tegangan (bagian tarik).

Untuk mengatasi ini pada beton diberi tekanan awal sebelum beban-beban bekerja,
sehingga seluruh penampang beton dalam keadaan tertekan seluruhnya, inilah yang kemudian
disebut beton pratekan atau beton prategang (prestressed concrete).

2.5 Mengapa digunakan Beton Prategang

Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia karena


penggunaan struktur beton prategang dinilai mempunyai banyak keuntungan antara lain :

 Strukur lebih ringan, langsing dan kaku.


 Gaya prategang dapan mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya dapat
mencegah terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan terhadap
lingkungan yang korosif.
 Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya lintang.
 Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang akan lebih
ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa dan struktur baja.
 Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan jaminan kualitas
yang lebih baik kemudian dan kecepatan dalam pelaksanaan konstruksi serta biaya
awal yang lebih rendah.

2.6 Prinsip Desain Beton Prategang

Untuk memberikan memberikan gaya konsentris pada beton prategang bisa dilakukan
dengan dua cara yaitu :

 Pre-tensioned Prestressed Concrete (pratarik), ialah konstruksi dimana tendon


ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton mengeras dan gaya
konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras.
 Post-tensioned Prestressed Concrete (pasca tarik), adalah konstruksi dimana setelah
betonnya cukup keras, barulah dberikan gaya konsentris dengan menarik kabel
tendon. Pre-Tensioning ( Pra Tarik)

BAGAS PANDU PUTRA


Metode ini baja prategang diberi gaya prategang dulu sebelum beton dicor, oleh karena
itu disebut pretension method. Adapun prinsip dari Pratarik ini secara singkat adalah sebagai
berikut :

Tahap 1: Siapkan bekisting (formwork) yang telah lengkap dengan lubang untuk kabel
tendon (tendon duct) yang dipasang melengkung sesuai bidang momen balok.

Tahap 2 : Setelah beton di cor dan sudah bisa memikul berat sendiri, tendon atau kabel
prategang dimasukkan ke dalam Lubang Tendong (tendon duct), selanjutnya ditarik untuk
mendapatkan gaya prategang. Metode pemberian gaya prategang adalah dengan cara
mengikat salah satu angker, kemudian ujung angker lainnya ditarik (ditarik dari satu sisi).
Tetapi ada pula yang ditarik dikedua sisinya kemudiang diangker secara bersamaan.

Tahap 3 : Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya konsentris telah
ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya konsentris tendon
memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas.

2.7 Kelebihan dan kekurangan beton prategang

KELEBIHAN

Beton prategang mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan beton


konvensional, antara lain :
 Beton prategang memiliki risiko mengalami retak terbuka di daerah tarik yang sangat
minim. Hal ini membuat konstruksinya jauh lebih tahan terhadap korosi.
 Karakteristik beton prategang yaitu kedap air. Jenis beton ini sangat bagus digunakan
untuk pelaksanaan proyek pembangunan yang lokasinya dekat dengan perairan.
 Lendutan akhir setelah beban rencana bekerja pada beton prategang lebih kecil daripada
beton bertulang. Penyebabnya yaitu terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang
sebelum beban rencana bekerja.
 Beton prategang mempunyai efisiensi yang tinggi. Dimensi penampang strukturnya akan
lebih kecil dan langsing karena seluruh luas penampangnya dipergunakan secara efektif.
 Jumlah kebutuhan baja untuk pembuatan beton prategang lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah besi penulangan yang digunakan untuk membangun konstruksi beton
konvensional.
 Bangunan yang dibuat menggunakan beton prategang mempunyai ketahanan terhadap
geser dan ketahanan terhadap puntir yang meningkat.
 Volume beton yang digunakan dalam pembuatan beton prategang jauh lebih sedikit.
Manfaatnya adalah kita bisa menghemat anggaran biaya.
 Jumlah besi dan baja yang dipakai untuk produksi beton prategang pun lebih sedikit. Hal
ini berbanding lurus dengan anggaran yang diperlukan untuk membelinya.
 Beton prategang akan semakin lebih menguntungkan apabila dibuat dalam jumlah yang
besar sekaligus.

BAGAS PANDU PUTRA


 Beton prategang hampir tidak membutuhkan biaya khusus untuk pemeliharaan. Beton ini
juga mempunyai daya tahan yang lebih baik.
 Kita bisa menggunakan balok yang ukuran bentangannya lebih panjang memakai konsep
beton prategang. Balok ini sangat dibutuhkan untuk membuat bangunan bentang lebar.
 Waktu pelaksanaan pembangunan konstruksi pun bisa dipercepat dengan pemakaian
beton prategang sebagai material utamanya.
 Beton prategang mampu mengakomodir kemungkinan susut dan rangkak dengan sangat
baik.
 Gaya pratekan yang dimiliki oleh beton prategang dapat mengurangi kecenderungan
terjadinya retak-retak miring.
 Beton prategang dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya lendutan karena bahan
materialnya memiliki kualitas yang tinggi. Penampangnya bisa berfungsi secara penuh.
 Pemakaian tendon yang melengkung pada beton prategang dapat bertindak sebagai
kekuatan yang membantu untuk memikul geser yang lebih konsisten daripada beton
konvensional.

KEKURANGAN

Beton prategang juga mempunyai beberapa kekurangan yang meliputi :


 Harga satuan material untuk membuat beton prategang lebih mahal daripada beton
konvensional. Penyebabnya tidak lain karena mutu material tersebut jauh lebih baik.
 Dibutuhkan proses pengerjaan yang lebih rumit untuk membuat beton prategang. Begitu
pula dengan proses perhitungannya pun membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi.
 Beton prategang memerlukan pengangkeran ujung serta plat landas sebagai salah satu
elemen yang menyusun konstruksinya.
 Pengontrolan di setiap tahap pelaksanaan pembangunan menggunakan prategang
membutuhkan pengawasan yang sangat ketak baik dari segi material, peralatan, maupun
tenaga kerjanya.
 Proses pembuatan beton prategang membutuhkan alat-alat yang lebih canggih. Kita tidak
bisa hanya memakai peralatan seadanya seperti dalam pembuatan beton bertulang.
 Karena pembuatan beton prategang harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai
keahlian yang memadai, maka anggaran untuk upah pekerja juga menjadi lebih tinggi.

BAGAS PANDU PUTRA


BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia karena penggunaan
struktur beton prategang dinilai mempunyai banyak keuntungan antara lain:
1. Strukur lebih ringan, langsing dan kaku.
2. Gaya prategang dapan mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya dapat
mencegah terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan terhadap
lingkungan yang korosif.
3. Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya lintang.
4. Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang akan lebih
ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa dan struktur baja.
5. Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan jaminan kualitas
yang lebih baik kemudian dan kecepatan dalam pelaksanaan konstruksi serta biaya
awal yang lebih rendah.
3.2 Saran
Beton Prategang merupakan kontruksi yang memiliki banyak keuntungan dan sudah
banyak di aplikasikan di Indonesia namun Beton Prategang juga memiliki kerugian. Untuk
itu harus di persiapkan perencanaan yang matang agar tidak terjadi kegagalan konstruksi

BAGAS PANDU PUTRA


DAFTAR PUSTAKA
 https://sancrot.wordpress.com/kuliah/beton-pratekan/
 http://betonprategang.blogspot.co.id/2009/04/pengertian-beton-prategang.html
 https://www.academia.edu/9476775/PERKEMBANGAN_BETON_PRATEGANG
 http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/jenis-jenis-beton-dalam-
konstruksi.html
 https://arafuru.com/m/material/16-kelebihan-dan-6-kekurangan-beton-prategang.html

BAGAS PANDU PUTRA

Anda mungkin juga menyukai