KONTRUKSI BETON 3
DISUSUN OLEH :
TEKNIK SIPIL 4B
DOSEN PEMBIMBING:
JURUSAN PERTAMBANGAN
PRODI TEKNOOGI RAKAYASA KONTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
TAHUN 2023
Adapun tujuan dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pada mata kuliah konstruksi bangunan sipil. Kami mengucapkan terima
kasih kepada bapak AGUNG ISWANDI, ST, .Selaku dosen mata kuliah Kontruksi
Beton 3 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Beton prategang adalah material yang sangat banyak digunakan dalam konstruksi.
Dengan demikian lulusan dari setiap program teknik sipil harus mempunyai, sebagai
persyaratan minimum, pemahaman mengenai dasar – dasar beton prategang melingkar dan
linear.
Dengan demikian mahasiswa perlu mengetahui lebih dalam tentang beton prategang
sehingga diperlukan pembuatan makalah tentang beton prategang.
1.3 Tujuan
Makalah ini di buat bertujuan untuk mengetahui informasi tentang beton prategang
baik dari sejarah, pengertian, perbedaan maupun cara mendesain.
Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh Eugene Freyssinet seorang insinyur
Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi dan slip pada jangkar
kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia
juga telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang
hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system Freyssinet. Dengan demikian,
Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru sebagai tandingan dari strktur
beton bertulang. Karena penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat
dimanfaatkan seluruhnya dan dengan sistem ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-
struktur yang langsing dan bentang-bentang yang panjang.
Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan sukses oleh
Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet
sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam
mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini,seperti:
YvesGunyon
Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya “ Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau memecahkan
kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang diakibatkan oleh
gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana
dijuluki sebagai “Gaya Parasit” maka Guyon dianggap sebagai yang memberikan dasar
dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.
Y.Lin
T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar di
California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu memperhitungkan
gaya-gaya parast yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963
tentang “ Load Balancing”. Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk
dan gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang telah
ditetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban seimbang ini.. Beban-beban lain diluar
beban seimbang (beban vertikal dan horizontal) merupakan “inbalanced load”, yang
akibatnya pada struktur dapat dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori
struktur biasa. Tegangan akhir dalam penampang didapat dengan menggunakan
tegangan merata akibat “Balanced” dan tegangan lentur akibat “Unbalanced Load”.
Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah
menjurus kepada pemakaian baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana
baja prategang hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari Inbalanced Load. T.Y.
Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat dipakai dengan aman
dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah sebelumnya beton pratekan dianggap
sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi
dikombinasikan dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal,
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan
distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang
terjadi akibat beban eksternal. (ACI).
Dalam definisi lain, beton prategang merupakan beton bertulang yang telah diberikan
tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam akibat beban kerja.
(SNI 03-2847-2002).
Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton dimana tegangan tariknya pada
kondisi pembebanan tertentu dihilangkan atau dikurangi sampai batas aman dengan
pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang digunakan untuk keperluan
ini ditarik sebelumbeton mengeras (pratarik) atau setelah beton mengeras (pascatarik).
Beton dan tulangan baja normal Beton dan baja mutu tinggi
Tulangan tidak memberikan kontribusi terhadap Gaya prategang memberikan kontribusi terhadap
lendutan perlawanan lendutan akibat beban mati dan hidup
Korosi terjadi akibat retak beton Tanpa retak >> tidak terjadi korosi
Beban repetisi tidak mempengaruhi tulangan pada Beban repetisi mempengaruhi tulangan prategang
umur struktur dan umur struktur
Suatu penampang beton bertulang dimana penampang beton yang diperhitungkan untuk
memikul tegangan tekan adalah bagian diatas garis netral (bagian yang diarsir), sedangkan
bagian dibawah garis netral adalah bagian tarik yang tidak diperhitungkan untuk memikul
gaya tarik karena beton tidak tahan terhadap tegangan tarik. Gaya tarik pada beton bertulang
dipikul oleh besi penulangan (rebar). Kelemahan lain dari konstruksi beton bertulang adalah
berat sendiri (self weight) yang besar, yaitu 2.400 kg/m3 , dapat dibayangkan berapa berat
penampang yang tidak diperhitungkan untuk memikul tegangan (bagian tarik).
Untuk mengatasi ini pada beton diberi tekanan awal sebelum beban-beban bekerja,
sehingga seluruh penampang beton dalam keadaan tertekan seluruhnya, inilah yang kemudian
disebut beton pratekan atau beton prategang (prestressed concrete).
Untuk memberikan memberikan gaya konsentris pada beton prategang bisa dilakukan
dengan dua cara yaitu :
Tahap 1: Siapkan bekisting (formwork) yang telah lengkap dengan lubang untuk kabel
tendon (tendon duct) yang dipasang melengkung sesuai bidang momen balok.
Tahap 2 : Setelah beton di cor dan sudah bisa memikul berat sendiri, tendon atau kabel
prategang dimasukkan ke dalam Lubang Tendong (tendon duct), selanjutnya ditarik untuk
mendapatkan gaya prategang. Metode pemberian gaya prategang adalah dengan cara
mengikat salah satu angker, kemudian ujung angker lainnya ditarik (ditarik dari satu sisi).
Tetapi ada pula yang ditarik dikedua sisinya kemudiang diangker secara bersamaan.
Tahap 3 : Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya konsentris telah
ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya konsentris tendon
memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas.
KELEBIHAN
KEKURANGAN
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia karena penggunaan
struktur beton prategang dinilai mempunyai banyak keuntungan antara lain:
1. Strukur lebih ringan, langsing dan kaku.
2. Gaya prategang dapan mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya dapat
mencegah terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan terhadap
lingkungan yang korosif.
3. Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya lintang.
4. Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang akan lebih
ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa dan struktur baja.
5. Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan jaminan kualitas
yang lebih baik kemudian dan kecepatan dalam pelaksanaan konstruksi serta biaya
awal yang lebih rendah.
3.2 Saran
Beton Prategang merupakan kontruksi yang memiliki banyak keuntungan dan sudah
banyak di aplikasikan di Indonesia namun Beton Prategang juga memiliki kerugian. Untuk
itu harus di persiapkan perencanaan yang matang agar tidak terjadi kegagalan konstruksi